NovelToon NovelToon

Aku Menjadi Monacrh Untuk Menguasai Menara

Bab 1 Prolog

Pada awal tahun 2074 bumi diguncang oleh sebuah peristiwa yang sangat mengejutkan penduduknya, dan itu adalah kiamat yang mana mendatangi mereka, kiamat tersebut bukan berupa sebuah kehancuran ataupun kedatangan mahluk asing akan tetapi kiamat tersebut adalah sebuah kemunculan menara yang menyerap energy kehidupan planet bumi untuk dijadikan makanan bagi jutaan planet yang ada didalam menara tersebut, karena kejadian tersebut pohon-pohon mulai layu dan bermatian, hewan-hewan baik yang tinggal didarat, laut, ataupun udara semuanya tewas karena tidak dapat bertahan hidup dimuka bumi yang mati seperti itu. Para manusia yang mana adalah penduduk utama bumi mulai menggila dan mereka mulai putus asa, kebanyakan dari mereka melakukan bunuh diri karena menyerah pada nasib dan takdi, ada juga yang berdoa pada tuhan mereka agar dapat diselamatkan, lalu ada yang tidak menyerah dan memikirkan cara untuk lepas dari kiamat tersebut.

Dan pada saat itu juga menara mulai memberikan umat manusia dimuka bumi sebuah kesempatan, dan itu adalah ujian tutorial yang mana harus mereka lakukan dilantai 0 bumi yang mana telah dikategorikan sebagai dunia yang telah mati, orang-orang yang terpilih akan mendapatkan senjata ataupun sebuah kekuatan super yang dapat membantu mereka untuk bertahan hidup. Sementara itu mereka yang tidak terpilih menjadi player akan diubah bentuk tubuhnya, dan mereka menjadi sosok monster paling rendah yang ada dimenara yaitu Zombie, para Zombie tersebut menjadi sebuah ujian bagi mereka yang terpilih, dan saat itu juga mereka yang dapat bertahan hidup akan mulai memasuki menara dan menjadi seorang pendaki yang akan mendaki menara sampai puncaknya.

Pada malam itu sebuah negara yang mana telah hancur dan juga telah dilupakan namanya, 7 orang terpilih terlihat sedang dikepung oleh ratusan Zombie yang mana mendatangi mereka dari segala arah, akan tetapi disaat itu “Srrast... Crrastt... Krrast...” mereka sama sekali tidak panik dan bahkan dapat menghadapi ratusan Zombie tersebut. Kelompok mereka terdiri dari 4 pria dan 3 wanita yang mana salin menjaga satu sama lainnya, dan disana terlihat sangat jelas seorang yang mana menggunakan pedang dua tangan adalah pemimpin kelompok tersebut.

“Semuanya ikuti aku, kita akan masuk kedalam bangunan untuk mempersempit serangan mereka” kata ketua kelompok tersebut, dia adalah seorang pria gagah berani dengan tinggi 175 cm dan dengan mata biru keputihan miliknya dia memiliki aura sangat megah.

Menggunakan pedang miliknya pimpinan kelompok tersebut “Srraanggs...” mengalirkan sebuah cahaya biru kebilah pedang miliknya, dan dengan cahaya biru itu “Wusshhkkk...” dia menyerang para Zombie yang ada didepannya “Bommshkk...” serangannya sangatlah kuat sehingga membuat puluhan Zombie hancur lebur dalam sekali serangan. Lalu disaat melihat ketua mereka yang mana telah membuat celah untuk mereka “Fusshkk...” kelompok itu mulai maju dipimpin ketua mereka untuk maju kesebuah bangunan tua yang terbengkalai tersebut, disana pintu bangunan itu telah rusak dan kelompok orang tersebut dengan mudah memasuki bangunan itu.

“Riana sekarang gunakan sihir api milikmu” kata ketua dari kelompok tersebut.

“Siap ketua....” balas salah satu dari 3 perempuan yang mana ada didalam kelompok itu, dia adalah sesosok perempuan dengan rambut hitam lurus yang cantik, dengan wajah garang dan dingin miliknya dia terlihat elegant dan juga sangat mempesona.

Saat itu juga “Srrahhkk...” perempuan bernama Riana itu kemudian mengumpulkan cahaya biru ditangannya telapak tangnanya, dan “Burrnn...” cahaya biru tersebut langsung berubah menjadi sebuah bola api sekecil bola baseball, dan dengan satu lemparan “Wusshk...” bola api tersebut lagnsung melesat dengan cepat kearah para Zombie tersebut “Boomshkk...” karena bola api tersebut para Zombie yang ada disana langsung terbakar. “Burrnn....” karena mayat-mayat dari para Zombie yang terbakar itu, para Zombie lainnya yang berusaha untuk memasuki bangunan tersebut juga mulai terbakar dan menyebabkan rantai kebakaran pada tubuh Zombie itu dan membuat mereka semua terbakar habis.

Beberapa menit kemudian ke 7 orang yang mana telah bersiaga sedari tadi akhirnya dapat bernafas lega, itu karena para Zombie yang telah mengepung mereka telah tewas terbunuh dan menjadi abu karena terbakar oleh sihir api dari Riana tersebut.

“Haaah-haaah... untuk sekarang kita akan istirahat disini, setelah mana dan juga stamina kita pulih maka kita akan kembali ke grup kita” kata pimpinan kelompok tersebut.

“Apa kau yakin Reza, aku merasa kalau tempat ini sama sekali tidak aman” kata seorang salah satu dari 4 pria selain Reza ( ketua ) di kelompok tersebut, dia memiliki badan kekar dan kulit kecoklatan dia juga menggunakan senjata perisan dan palu satu tangan untuk melawan para Zombie tersebut dan membantu mereka menghadang setiap serangan yang ada.

“Aku tahu maksudmu Aldo, akan tetapi kita tidak bisa terus berjalan karena teman kita yang lainnya telah kelalahan, jika kita melanjutkan perjalanan dengan kondisi seperti ini maka ada kemungkinan kita akan kehilangan salah satu diantara kita” kata Reza.

“Cih.... aku mengerti” kata Aldo yang mana merasa sedikit kesal dengan keputusan dari Reza.

Reza kemudian duduk didekat dilantai bangunan tersebut “Dussk...” dia juga menyandarkan tubuhnya pada dinding bagunan tersebut, dan saat Reza menutup matanya dia mulai mengingat kembali apa yang telah terjadi pada dunia atau lebih tepatnya apa yang telah terjadi pada bumi pada saat itu juga. Pada saat itu Reza mulai terbangun dikontrakan miliknya, dia mengontrak sebuah rumah bersama dengan teman semasa kecilnya yang bernama Rey, mereka berdua mendapatkan behasiswa kuliah dari desa mereka dan berangkat kekota untuk kuliah.

Dan pada saat itu Reza yang mana biasanya bangun lebih pagi dari Rey langsung membuatkan sarapan untuk Rey dan meninggalkan dirinya, dan ketika Rey telah bangun dia menyadari kalau dirinya telah terlambat.

“Sialan... Reza itu kenapa dia tidak membangunkanku” kata Rey, dia adalah salah satu dari 4 pria yang mana ada dikelompok Reza dan tidak seperti Reza dan juga Aldo, Rey bukanlan seorang pria yang atletis dan juga termasuk orang yang sulit untuk berinteraksi dengan orang lainnya, dia memiliki tinggi 168 cm dan juga memiliki rambut hitam berponi untuk menutupi matanya yang berwarna berbeda satu sama lain ( Merah dimata kiri dan hitam dimata kanannya ). Karena matanya tersebut Rey sering sekali diejek oleh teman-temannya didesa pada waktu itu, dan hanya Rezalah yang menjadi teman dekatnya yang mau berteman dengan dirinya, Rey memang tidak atletis dan juga tidak berbakat dalam berkomunikasi namun dia memiliki kepintaran diatas rata-rata yang mana membuat dirinya dapat menamati kuliah satu tahun lebih awal dari Reza.

“Uggghkk... padahal kalau aku datang lebih awal maka nilaiku akan bagus dan sempurna, sialan Reza itu dia memang sengaja ingin menjatuhkan rekor nilai sempurnaku” kata Rey yang kesal pada Reza yang tidak membangunkan dirinya saat itu.

Saat itu Rey sedang terburu-buru untuk tidak terlambat didalam kelasnya, namun dia tidak bisa berlari dengan cepat dan malah terlambat, dan didalam kelas terlihat sangat jelas kalau Reza sedang menahan tawa milihat Rey sedang dimarahi oleh dosen yang mana sedang mengajar waktu itu. Setelah membuat janji kalau tidak akan terlambat lagi Rey kemudian langsung duduk disebelah Reza, dan dia melihat kalau Reza pada waktu itu sedang menahan tawa dengan mulutnya.

“Kalau kau mau tertawa yang keras aja sekalian” kata Rey, dia berbicara berbisik-bisik pada Reza.

“Kenapa kau marah itu salahmu sendiri bukan, siapa suruh gak bisa bangun pagi” kata Reza yang mana membalas perkataan Rey dengan berbisik juga.

Pada saat itu juga kelas telah selesai dan kemudian Rey yang mana masih marah pada Reza mendiami Reza selama kelas berlangsung, dan ketika mereka keluat Reza kemudian menendang kaki dari Rey namun “Busshk...” Rey langsung melompat kedepan untuk menghindari tendangan kaki Reza.

“Sialan kau, apa kau pikir bisa menyerangku seperti itu” kata Rey yang mana melihat Reza dengan tatapan kesal.

“Hahah... memang sudah seperti ini seharusnya” kata Reza yang senang melihat kalau Rey mau berbicara pada dirinya lagi.

Namun saat itu keadaan telah berubah “Trunnggstt...” sebuah terompet dibunyikan dan suaranya menggema keseleuruh dunia, “Krrakk...” disaat yang bersamaan juga retakan diatas langit muncul menandakan kedatangannya.

Bersambung.....

Bab 2 Akhir dari sebuah Awal yang baru

Didalam sebuah tempat misterius yang mana terlihat sangat besar dan juga megah, tempat itu sangat gelap yang ada disana hanyalah sosok bayangan pria dengan tinggi 3 meter, dia mengeluarkan cahaya biru kehijauan dari matanya, kemudian dia melihaat planet bumi dan menatapnya dengan tatapan yang tajam.

“Sudah waktunya untuk memanen dunia itu” kata sosok pria tersebut.

Dengan sebuah terompet yang mana ada dipinggannya “Trronggstt...” dia meniupkannya dengan sangat kuat, suara terompet tersebut kemudian menggema keseluruh planet bumi dan disaat itu juga “Krrasskk... Trrasskk...” batas antar dimensi yang ada dibumi langsung retak dan hancur “Traanggss...” kemudian bukan hanya itu saja. Dari balik retakan tersebut terlihat sebuah mata-mata bercahaya dan, “Roaarr... Roaarr... Grroaarr...” mahluk-mahluk dengan bentuk aneh langsung melayang keluar dari retakan tersebut.

Para orang-orang yang melihat hal tersebut menggunakan HP milik mereka untuk memvidiokan kejadian tersebut, dan karena mereka tidak mengefakuasikan diri mereka “Fussshhkk...” para monster aneh tersebut kemudian mulai menyerang para warga bodoh yang tidak melarikan diri tersebut, “Roaar... Crrastt...” dengan mulut dan taring mereka para monster itu kemudian menyerang seluruh manusia yang ada didunia. Karena kejadian itu juga “Tratatataskk.. Bomshkk...” para tentara dari setiap negara mulai bertindak, mereka mulai menyerang para monster aneh yang berterbangan diseluruh dunia tersebut.

Sementara itu Rey dan juga Reza melihat sosok monster aneh yang mana terlihat seperti sosok kepala singa dengan tentakel-tentakel sebagai tubuhnya, monster itu mengeluarkan cakar disetiap tentakel miliknya “Fusshkk...” kemudian monster itu dengan cepat langsung melesat kearah Rey dan juga Reza.

“Ayo lari” kata Reza yang mana langsung berlari.

Disaat itu Reza dan juga Rey mulai berlari namun karena Rey memiliki fisik yang lemah, dirinya sudah hampir terkejar oleh monster aneh tersebut dan disaat dia melihat kearah belakangnya “Crraakk...” monster itu telah membuka mulutnya untuk melahap Rey.

“Aaah... monster itu sudah sangat dekat, kalau aku lihat lagi dia hanya berjalan lurus saja kalau begitu mari kita coba teoriku” pikir Rey yang mana masih bisa berpikir tetap tenang dikeadaan seperti itu.

“Busshkk...” dengan cepat Rey kemudian langsung melompat kedalam kelas kosong yang ada disebelahnya, “Trraaskk...” dia melompat sambil mendobrak masuk pintu kelas tersebut, dia mengingat kalau kelas tersebut memiliki sebuah masalah dengan penguncian pintunya dan menjadi kelas yang dibiarkan terbuka saat itu. Dan ketika Rey melompat masuk kedalam kelas tersebut monster itu sama sekali tidak mengejarnya, sementara itu Reza yang melihat apa yang dilakukan oleh Rey “Busshkk...” langsung juga melompat dari kearah luar lantai tiga bangunan kampus tersebut, dan dengan tangannya “Tassskk...” dia menangkap sebuah jendela terbuka dibangunan kampus tersebut “Wushkk...” dengan mudah dia masuk kedalam sebuah ruangan lantai dua bangunan kampus tersebut.

“Roaaarr....” sementara itu ketika monster itu melihat kearah depan lagi, dia melihat kalau Rey dan juga Reza tidak ada didepannya dan “Fussshkk...” dengan cepat dia langsung terbang untuk mencari manusia yang lain untuk dia mangsa.

“Haaah-haaah.... Haaah-haaah.... aku berhasil selamat, tetapi bagaimana dengan Reza dari apa yang aku lihat dia melompat kebawah tadi” pikir Rey yang mana langsung keluar dari dalam ruangan kelas tersebut.

Dan saat Rey melihat kearah bawah dari tempat Reza melompat barusan, dia melihat kalau Reza masih baik-baik saja sambil melambaikan tangannya keluar dari jendala ruangan tersebut, melihat hal itu Rey merasa sedikit lega karena meliha sahabatnya tersebut masihlah hidup.

“Haaah... aku lupa dia memiliki fisik seorang monster, mari kita turun untuk menemuinya” pikir Rey yang mana berjalan turun kelantai dua untuk bertemu dengan Reza.

Saat sampai diruangan tersebut Rey menyadari kalau Reza sedang berada didalam ruangan istirahat pengajar kampus, dan “Tok... Tok... Tok...” dengan sopannya Rey langsung mengetuk pintu tersebut. “Crraak... Krrakk...” Reza kemudian membuka pintu itu dengan tubuhnya yang baik- baik saja, melihat kalau Reza baik-baik saja setelah melakukan lompatan esktrim tersebut Rey menyadari kalau temannya itu bukanlah manusia biasa.

“Yoo... kau masih hidup rupanya” kata Reza.

“Yaah... gerakannya simpel dan hampir sama seperti didalam game, mereka hanya bergerak maju untuk menyerang mangsa didepan mereka, jadi kita hanya tinggal bergerak kesamping untuk menghindari tangkapan merek” kata Rey.

“Hmm... jadi begitu, kalau begitu maka kita harus coba ini” kata Reza.

Reza kemudian mengambil sebuah sapu yang ada diruangan tersebut “Traaak...” dia kemudian mematahkan ujung sikat sapu tersebut, “Srringgss...” lalu dia mengambil pisau cutter yang ada dimeja pengajar disana, “Srraakk...” setelah itu dia mengikatkan pisau tersebut diujunga yang dipatahkan dan dia akhirnya mendapatkan sebuah tombak sederhana.

“Dengan ini item pertahanan tombak cutter legendaris didapatkan” kata Reza yang mana menirukan suara notifikasi game RPG lama.

“Hahah... gak lucu” kata Rey.

“Trrukk...” ditempat itu para pengajar yang ada disana telah melarikan diri, dan hampir tidak ada satupun orang yang ada didalam ruangan tersebut.

“Tutup pintunya dulu, aku akan mencari barang-barang yang dapat kita bawa” kata Rey.

Dengan cepat Rey kemudian mengambil kotak P3K yang ada disana, dia lalu juga mengambil dua botol alkohol obat yang ada disebelah kota P3K tersebut, setelah itu “Trrukk... Trrukk... Trrukk...” Rey memeriksa seluruh laci meja para pengajar tersebut dan menemukan satu kotak rokok dan pemantik api didalamnya.

“Ini mungkin bisa kita gunakan” kata Rey.

“Sejak kapan kau merokok...??” tanya Reza yang merasa penasaran.

“Aku tidak merokok, hanya saja ini mungkin dapat kita gunakan disaat genting” kata Rey.

Setelah itu mereka berdua lalu keluar dari ruang istirahat pengajar kampus tersebut, dan disana Rey dan juga Reza mulai berjalan perlahan-lahan keluar dari ruangan tersebut, mereka melihat ada banyak mayat berserakan dan semuanya mati karena tubuh mereka tercabik-cabik karena serangan monster aneh yang berterbangan tersebut.

“Ugghhkk.... padahal aku sudah sering lihat yang seperti ini didalam game, tetapi yang asli itu memang berbeda dan juga baunya sangat menyengat” pikir Rey yang mana merasa ingin muntah ditempat tersebut.

Dan disaat itu Rey dan Reza berjalan sampai melihat tangga untuk turun, namun disebelah tangga tersebut “Crrast... Krraausst... Glllupps...” terlihat jelas sosok monster gurita terbang sedang melahap mayat-mayat manusia yang mana adalah mahasiswa dan mahasiswi yang ada dikampus tersebut.

“Cih... nampaknya tidak ada cara lain lagi, kita harus melawannya untuk bisa kabur dari tempat ini” kata Reza.

“Bagaimana dengan tangga yang satunya lagi...??” tanya Rey.

“Kau lupa kalau itu hancur saat monster yang mengejar kita turun dari langit” kata Reza, dia mengingatkan apa yang terjadi saat monster gurita berkepala singa tersebut turun dari langit dan menghancurkan bangunan kampus mereka termasuk salah satu tangga untuk turun disana.

“Yah... kalau begitu mau bagaimana lagi, apa kau sudah siap” kata Rey yang mana memegang sebuah botol alkohol obat yang dia bawa tadi.

“Aku siap kapanpun juga” kata Reza yang mana telah bersiap dengan tombak miliknya.

Bersambung.....

Bab 3 Akhir dari sebuah Awal yang baru bagian 2

Dijalan raya pada saat itu orang-orang mulai berlarian kesana kemari karena dikejar dan diserang oleh sosok monster gurita dengan kepala harimau besar tersebut, mereka menyerang menggunakan kepala mereka yang mana memiliki taring-taring tajam, sementara mereka yang mana terlistas didekatnya akan tercabik-cabik oleh kuku-kuku tajam yang ada disetariap ujung tentakel miliknya. “Dorst... Dorst... Dorst...” disaat itu banyak pihak berwajib yang mana mencoba untuk menyerang monster tersebut, akan tetapi “Trasks... Trasks... Trasks...” walaupun senjata mereka dapat menembus tubuh monster tersebut, namun “Roaaarr...” monster itu sangatlah kuat dan juga cepat “Srrast... Srrast...” dan dengan mudahnya dia menghabisi orang-orang yang mana menembakki dirinya.

Dan sekarang ini Rey dan juga Reza terlihat sedang bersiap untuk menghadapi monster gurita yang mana sedang melahap bangkai mangsanya, saat itu juga Rey telah menyiapkan sebuah botol kaca yang telah terisi dengan alkohol obat yang mana dia dapatkan didalam tempat penyimpanan obat, lalu menggunakan kain sisa yang didapatkan dia memasukkan kain tersebut kedalam tutup botolnya. Dengan perlahan-lahan mereka berdua langsung mendekati monster itu dan pada saat itu juga, “Grr...” monster itu mulai merasakan hawa keberadaan mereka berdua.

“Sekarang saatnya” pikir Rey.

“Criks... Criks... Criks...” menggunakan pemantik ditangan kanannya Rey kemudian menyalakan api pada kain yang dia ikatkan pada botol akohol tersebut, “Fusshkk...” dia langsung melemparkan botol alkohol itu kearah kepala monster tersebut “Trasskk... Burrnnt...” dengan cepat api mulai menyebar keseluruh tubuh monster itu. “Rooarr... Grroaar...” karena kesakitan oleh api yang mana menyebar ketubuhnya monster itu menggeliat-liat sambil berusaha untuk memadamkan api ditubuhnya, namun disaat yang bersamaan dia melihat Rey yang mana telah menyerangnya menggunakan botol alkohol tersebut.

“Grrr...” marah dan juga kesal karena oleh serangan Rey barusan, “Fusshtt...” menggunakan tentakel miliknya monster gurita tersebut berusaha untuk menyerang Rey, disaat yang bersamaan Reza yang mana memiliki insting dan juga saraf motorik yang diatas rata-rata manusia biasa, “Trraakk...” langsung mendorong Rey kearah sampingnya “Busshhkk...” dan disaat yang bersamaan dia langsung melesat kearah monster gurita itu menggunakan tombak miliknya. Dengan satu hentakan kakinya dia langsung dengan cepat berada didekat kepala singa monster gurita tersebut, dan menggunakan tombaknya “Crrastt...” Reza langsung menusuk mata dari monster gurita tersebut.

“Krraaooorr... Grroaarr...” kesakitan oleh serangan dari Reza tersebut monster gurita itu langsung berusaha untuk terbang “Fusshkk... Busshkk...” namun karena luka-lukanya dia tidak bisa terbang dengan benar, Rey yang mana melihat kesempatan itu langsung menyalakan botol alkohol kedua miliknya “Burrnn...” dan menggunakan botol alkohol tersebut “Trrask... Burrnnst...” dia menyerang kembali monster gurita itu. “Roaar... Grroaar...” api ditubuh monster gurita itu semakin membesar, dan bersama dengan jeritannya waktu mulai berlalu dan disaat api tersebut telah padam monster gurita itu telah berhenti bersuara dan juga telah berhenti bergerak.

“Apa dia telah mati....??” kata Rey yang mana merasa penasaran.

“Tunggu sebentar” kata Reza, disaat itu “Taaskk...” Reza langsung mengambil tombak miliknya yang mana masih tersangkut dimata monster tersebut.

Lalu dengan kuatnya “Crrastt...” Reza langsung menarik tombak itu dari mata monster gurita berkepala singa itu, pada saat yang bersamaan Rey menyadari adanya cahaya keputihan dari arah kepala singa dari monster gurita itu. Merasa penasaran dengan hal itu “Srringgs...” Rey langsung menggunakan pisau cutter yang dia ambil diruang istirahat dosen tersebut, “Srrast... Crrastt...” pada saat itu dia tampa ragu-ragu membelah kepala monster gurita itu.

“Hei-hei... kau sedang apa....??” tanya Reza.

“Pada saat seperti ini sudah biasa bukan kalau kita mengambil item yang dijatuhkan oleh monster yang kita kalahkan” kata Rey.

“Serius kawan kau pikir ini game apa” kata Reza.

Namun pada saat itu juga “Trringgs...” Rey menarik sebuah kristal berwarna putih sebesar kelingking dari kepala monster gurita tersebut, melihat hal itu Reza kemudian mulai tertarik melihat kristal tersebut.

“Hahaha... apa kubilang, ini adalah item rampasan pertama kita” kata Rey.

“Sialan nampaknya aku akan kehilangan akal sehatku mulai dari sekarang” kata Reza.

Beberapa menit kemudian menggunakan kreatifitas dan juga keberanian mereka, Rey dan Reza mulai membedah monster gurita tersebut, mereka menggunakan kulit kepala singa monster yang besar terebut untuk menjadi sebuah perisai kecil sepanjang 160 cm dengan lebar 4 cm. Perisai itu dipakai oleh Rey yang mana akan bergerak dibelakang, sementara itu Reza sendiri mendapatkan tombak baru dengan menggunakan salah satu kuku tajam yang ada diujung tentakel monster gurita tersebut, tombaknya sekarang ini jauh lebih tajam dari sebelumnya karena “Srrakss...” dengan sekali serangan dia dapat dengan mudah membelah batu menggunakan tombak miliknya sekarang.

“Baiklah sekarang mari kita keluar” kata Reza yang mana memimpin jalan mereka berdua.

Disaat yang bersamaan dari atas kampus mereka sebuah kamera pengawas bulat yang mana trasparan dan tidak bisa dilihat oleh mata, memperhatikan gerakan dari Rey dan juga Reza, dan dia yang mana melihat dari kamera tersebut adalah sosok yang mana telah meniupkan terompet tersebut.

“Hmm... menarik juga, tidak kusangka akan ada yang dapat mengalahkan serangga air hitam dengan cara seperti itu, kelihatannya aku akan mendapatkan beberapa player menarik dari planet mati ini” kata sosok tersebut, dia tidak hanya memperhatikan Rey dan juga Reza akan tetapi dia telah memperhatikan ribuan orang dari seluruh bumi disaat yang bersamaan dengan sebuah layar monitor besar.

Sementara itu Rey dan juga Reza tidak mengetahui kalau ada orang-orang yang mana melihat mereka, orang tersebut bersembunyi didalam sebuah rungan dan melihat kalau Rey dan juga Reza berhasil mengalahkan monster gurita tersebut dan memiliki sebuah ide jahat dipikirannya. Sementara itu Rey dan juga Reza terlihat sedang berjalan menuju kearah parkiran kampus mereka, dan disana terlihat jelas ada cukup banyak monster gurita yang sedang melawan para petugas keamanan yang mana menggunakan senjata untuk melawan mereka.

“Monster sialan, kemari kau akan aku habisi kau” kata petugas keamanan tersebut, dia memegang sebuah pisau ditangan kanannya dan sebuah tongkat patahan sapu ditangan kirinya.

“Hei... lihat itu bukankah itu satpam kampus kita, aku tidak mengira kalau dia akan seberani itu” kata Reza.

“Kau tidak tahu dia itu dulunya adalah mantan tentara, katanya dia dikeluarkan dari tentara karena tidak stabil dan menyerang atasannya sendiri, namun terlepas dari itu dia dikenal karena kemampuan bela dirinya yang mana lebih kuat dari para tentara biasanya” kata Rey.

“Dari mana kau tahu hal itu...??” tanya Reza.

“Arsip internet kampus punya segalanya, dan lagi penjagaan arsip itu sama sekali tidak terlalu bagus dan lemah untuk ditembus” kata Rey.

“Anak ini jangan bilang kalau dia meretas jaringan internet kampus dan membaca lembar-lembar rahasia disana, pantas saja nilai anak ini sangat tinggi” pikir Reza.

Sementara itu satpam tersebut “Trrunggs... Trrunggs... Trrunggs...” terlihat menepis serangan tentakel ujung tajam monster gurita tersebut menggunakan tongkat ditangan kanannya, lalu saat itu juga monster gurita tersebut langsung menurunkan ketinggian melayangnya dan disaat itulah “Busshkk...” satpam itu langsung melesat kearah kepala singa besar dari monster gurita tersebut. Menggunakan pisau miliknya satpam itu langsung mengincar celah dari tentakel monster gurita tersebut, “Fussht... Fussht...” tentakel-tentakel itu lalu menggeliat dan terlihat berusaha untuk menyerang petugas satpam tersebut akan tetapi “Crrastt....” dengan pisau miliknya satpam itu berhasil menusuk bagian dalam dari monster gurita tersebut dan “Kiieee... Roaarr...” monster gurita itu langsung menjerit kesakitan dan tewas ditempat.

“Haaah... itu yang kau dapatkan ketika menyerang orang-orangku” kata petugas satpam tersebut.

Bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!