Keringat membasahi kening gadis kecil, ia terus berjalan menyusuri setiap rumah untuk pergi bersekolah, dari usianya yang masih belia ia sudah mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pun membantu ekonomi Adellin chaa dan Robert Don mereka bibi dan pamannya.
Lynelle, nama gadis Cantik itu. Memiliki mata berwarna biru yang indah, rambut coklat ke emasan bibir tipis berwarna merah merekah, Memiliki lesung dagu serta hidung mancung dan pipi chubby.
Diumurnya yang masih muda aura kecantikan Lynelle sudah terpancar, dan membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona dan jatuh hati.
Lynelle anak tunggal dari pasangan Ti mothee dan Kiyya Neetha orang tuanya meninggal saat Lynelle menginjak umur 10 tahun.
Lynelle sekarang berumur 18 tahun, selepas pulang sekolah ia pergi bekerja di Cafe sebagai pencuci piring dan mengantarkan pesanan Lynelle harus menghidupi dirinya semenjak kepergian kedua orang tuanya.
Meski begitu ia masih ada Adellin dan Robert yang merawat. Lynelle tidak mau terlalu merepotkan bibi dan pamannya akhirnya Lynelle pun inisiatif untuk bekerja.
"Lynelle tolong antara ke meja nomer 5" ucap Betarisa sang pemilik Cafe
"Oke Mme" jawab Lynelle
"Permisi tuan, silahkan dinikmati" ucap Lynelle sambil tersenyum manis
"Hmmm.." jawab pria tampan sambil tak acuh. Lynelle pun kembali ke dapur
"Siapa dia?"
"Dia Lynelle tuan"
"Apa dia karyawan baru?"
"Dia sudah bekerja 1 tahun disini"
"Cari tau tentang gadis tadi" mendengar ucapan majikannya sang asisten pun mengangguk.
Ya dia adalah Evrard Kenneth orang paling berpengaruh di Prancis dan sang asisten Pierre.
**
Mobil mewah berhenti disebuah mansion. Lalu keluar lah pemuda tampan dengan kacamata hitam bertengger di hidung bangir, lalu ia masuk ke mansion milik nya.
Para pelayan sudah berjejer rapih untuk menyambut sang majikan. Lalu pelayan menunduk hormat saat Evrard melewati mereka. Evrard lalu masuk ke dalam lift dan memencet angka 2 dimana kamarnya berada
Ting
Ceklek
Huhhhh
Evrard menghempaskan tubuhnya diatas kasur empuk miliknya kasur berukuran king size, dengan sprai selembut sutra dan selimut tebal.
Bayangan wajah Lynelle kembali terlintas,walau ia pura-pura tak peduli tapi ia mengagumi kecantikan Lynelle tanpa polesan make up.
Evrard mengusap wajah dengan kasar,lalu ia bangkit dari kasurnya lalu membuka semua pakaian nya kemudian berlalu ke kamar mandi.
Evrard berendam di dalam bathtub, aroma sabun pun menguar menenangkan pikiran nya, ia memejamkan mata. Setelah merasa cukup Evrard pun mulai menggosok tubuhnya dan beralih ke shower untuk membilas tubuhnya. Ia melilitkan handuk di pinggangnya. Lalu menuju walk in closed, setelah berpakaian ia turun ke lantai bawah lalu menuju ke ruang makan.
Ting
Tap
Tap
"Silahkan tuan"ucap Meyya
"Hemmm" ujar Evrard sambil mengangguk. Lalu ia menikmati makanan nya.
Meyya adalah kepala pelayan, tapi bagi Evrard Meyya bukanlah hanya sekedar pelayan, tapi seperti keluarga nya sendiri, Meyya sudah bekerja 25 tahun pada keluarga Kenneth.
*****
Ceklek
"Huh akhirnya nyampe juga" ucap Lynelle sembari mendaratkan bokong nya di kursi usang
"Baru pulang sayang?" tanya Adlline ,Lynelle menoleh dan tersenyum
"Iya"
"Sudah makan,bibi masak makanan kesukaan kamu"
"Iya kah?" Adellin Mengangguk dan beranjak diikuti Lynelle dibelakang
"Wahh, emmm harum sekali bibi, terima kasih"
******
Pagi menyapa cahaya menyusup dari celah kamar,dan memberi kehangatan para insan yang masih bergelung di ranjang
Plap
Perlahan pria tampan membuka matanya,ia menghela nafas panjang dan melirik jam diatas nakas.
Evrard memiliki rahang kokoh , hidung bangir ,bibir tipis sexy, alis tebal, mata berwarna hijau dengan iris hitam, sorot mata tajam dan rambut lurus tertata rapi berwarna hitam, dan rambut depan menutupi dahinya,membuat kaum hawa jatuh cinta bila melihat nya
Setelah berdiam diri cukup lama, Evrard pun bangkit, meraih handuk nya dan gegas kekamar mandi
****
Tap
Tap
Evrard mengenakan kemeja putih,dipadukan jas hitam dan celana pun hitam ia berlalu ke meja makan, untuk sarapan
"Pagi tuan silahkan"ucap Meyya Evrard pun mengangguk menanggap
"Pagi tuan"sapa Pierre dan ia duduk bersebelahan dengan tuannya
"Ya,ayo kita sarapan" ujar Evrard
"Ya tuan" mereka pun makan dengan tenang
Evrare meletakkan alat makan ya dan ia membersihkan mulutnya dengan tisu, melihat itu Pierre gegas menghabiskan makanannya.
"Habiskan dulu saja Pierre"
"Tidak tuan,saya sudah selesai"
Evrard pun bergeming dan ia melangkah kan kakinya keluar dari mansion dan menuju mobil mewahnya, Pierre membuka kan pintu mobil dan ia berjalan memutar ke arah kemudi.
Pierre melirik tuannya dari kaca spion, wajah Evrard terlihat kacau seperti banyak pikiran tapi tidak mengurangi kadar ketampanan nya
***
Evrard sampai di kantor nya, saat memasuki lobby banyak karyawan menunduk hormat ,Evrard pun tak acuh dan terus melangkah kan kakinya
Ting
Ceklek
"Apa jadwalku hari ini"
"Siang nanti ada pertemuan di Cafe'OV dengan putri Louis"
"Cihh,apa dia menggunakan anaknya untuk menarik perhatian ku"
"Saya rasa begitu tuan,apa anda akan menemuinya?"
"Ya, kita lihat apa yang akan di lakukan wanita itu" ucap Evrard sambil tersenyum penuh arti
"Oh ya kau sudah mendapatkan informasi?
"Ya,dia Lynelle Cheverlyn pasangan Ti mothee dan Kiyya Neetha, sekarang yatim piatu, orang tuanya meninggal saat ia umur 10 tahun sekarang tinggal bersama bibi dan pamannya, mereka tinggal di rumah kumuh tuan, Lynelle sebelum bekerja dicafe anda ia bekerja dibeberapa kedai makan, menetap di tempat anda karena gajinya lumayan besar ia sekolah menggunakan uang hasil bekerja dan juga membantu perekonomian bibi dan pamannya
"Hemm menarik,aku ingin wanita itu menjadi milikku Hmm
"ya tuan"ia sangat paham arti dari milikku dalam hidup Evrard
Dilain tempat...
"Dad apa Evrard mau bertemu dengan ku?" Tanya Anne
"Tentu saja sayang, tidak ada yang bisa menolakmu,apa lagi kau pewaris tunggal keluarga Louis"ucap Vlerio
"Aku ragu Dad, tahu sendiri kan dia susah ditaklukkan wanita"
"Ya maka dari itu kau harus mendapatkan perhatian khusus dari nya" mendengar itu Anne pun tersenyum kecut.
* *
"Huft,aku paling tidak suka menunggu"ujar Evrard hendak beranjak tapi ada suara menahannya
"Mm maaf tuan saya telat"ujar Anne sambil tersenyum genit dan menggoda
"Lain kali jangan telat, saya tidak suka itu"
"Ya Evrard,tidak apakah aku panggil namamu"
"Ya"
"Oke langsung saja" Lalu mereka berbincang sangat serius,
"Gimana,apa kau setuju tawaranku? Tanya Anne sambil memgerlingkan matanya dan sesekali menurunkan baju hingga dadanya terlihat
"Menarik tapi aku ingin imbalan lain"ujar Evrard menyeringai
"Tentu saja! sembari mendekati Evrard dan mencium pipinya jawab Anne dengan senyum bangga
"Ya aku akan kabari lagi nanti"ucap nya sembari beranjak dari duduknya lalu meninggalkan Cafe
Ternyata tidak sulit menaklukkan mu Evrard,aku pastikan kau akan bertekuk lutut padaku
____
"Kita kembali ke kantor tuan?
"Tidak aku ingin pulang saja, kau handle semuanya"
"Baik tuan" Pierre pun putar arah kembali ke mansion
Sepekan pun berlalu
Hari ini Evrard akan menjalankan rencana nya dengan Anne ia sudah tampil dengan pakaian formal nya seperti biasa.
Pierre menunduk diikuti pengawal lainnya dan setelah sang tuan masuk, baru ia masuk diikuti supir dan beberapa pengawal dimobil berbeda.
Mobil berhenti disebuah restoran turun lah pria tampan ia disambut dengan hangat oleh pelayan di restoran itu, kaki panjang nya menyusuri tempat itu dan ia masuk ke ruangan VVIP.
Saat masuk ia sudah disuguhi pemandangan yang bisa membangkitkan gairah **** pria, Anne sudah duduk manis di sofa ia menggunakan gaun berwarna merah bertali spaghetti, dengan belahan dada rendah dipadukan sepatu hak tinggi berwarna hitam, rambut diikat rapi menampilkan leher jenjang yang putih bersih.
Anne pun menyambut Evrard, ia mencium pipi lelaki itu tak lupa Anne pun menyapa Pierre dan mereka makan bersama lalu berbincang.
"Jadi apa yang kau inginkan sebagai imbalan nya Tuan Kenneth" ucap Anne sambil menyentuh dara bidang pria itu
"Aku ingin tubuhmu nona,apa kau bersedia??"
"Tentu saja sayang apapun akan ku berikan"
"Benarkah, bagaimana kalau aku ingin perusahaan ayahmu apa kau mau memberikan nya?"
"Hahaha kau ini,aku kan pewaris tunggal bila kau menikah dengan ku kau bisa milikinya sayang"
"Aku tidak tertarik tentang pernikahan"ucap Evrard sambil melepaskan tangan Anne dari dadanya.
"Kau sangat sensitif tentang pernikahan apa karena wanita itu?
"Stop, bahas yang lain!"
Wajah Evrard berubah masam sorot matanya menajam seperti ingin memangsa.
"Oke oke aku tidak akan membahas nya"
Lalu Evrard memberi kode pada asistennya untuk keluar dari ruangan Pierre pun paham dan gegas meninggalkan ruangan.
Dua sejoli itu melakukan aktivitas pasangan suami-istri tak lupa Evrard memakai karet ajaibnya.
Peluh membasahi tubuh dua sejoli itu nafasnya masih tidak beraturan, Evrard meraih baju miliknya dan gegas keluar dari ruangan.
"Apa kita langsung pulang"
"Ya"
"Tolong Tuan jangan sita rumah kami, hanya ini rumah kami punya" Adellin memohon
"Maaf nyonya, tapi ini perintah dari tuan saya. Jika anda ingin rumah ini, maka lunasi dulu hutang Ti motthe pada kami" ujar Rach suruhan Evrard
"Tapi Timo sudah meninggal, kenapa jadi membebankan saya, saya gatau apa²"
Lynelle terpaku mendengar perkataan bibi dan beberapa orang berbaju hitam itu.
"Maaf tuan, hutang apa ya? Dady saya berhutang kepada siapa?"
"Timotthe berhutang pada tuan saya 100 juta euro. Rumah ini harus saya sita. Sisanya anda bisa cicil"
"Apa tidak ada cara lain?"
"Ada" sahut pria dari belakang, Lynelle pun menoleh ke sumber suara
"Tuan" para bodyguard pun membungkukkan badannya
"Caranya yaitu kau harus bekerja pada saya"
"Bekerja dengan anda?"
"Ya jadi pelayan saya" ujar Evrard sambil membuka kaca mata hitamnya, sorot matanya menghujam jantung Lynelle.
"Hmm, apa saya bekerja dengan tuan, rumah ini tidak akan disita?" Tanya Lynelle takut-takut
"Ya, kalo kau bersedia menjadi pelayan dan tinggal di rumah ku" ucap Evrard sambil menyeringai.
"S-saya bersedia tuan"
"Ly apa kau yakin?" tanya Adellin sambil berbisik
"Ya bibi, aku tidak mau semakin merepotkan bibi. Tidak apa nanti aku akan sering menjenguk"
"Tapi Ly, kau tau dia siapa?dia orang berbahaya" ujarnya memperingati
"Bibi tenang saja aku akan baik-baik saja" walau ia pun ragu
"Cepat, aku tak suka menunggu" ucap Evrard sambil berlalu ke mobil
"Ayo nona, jangan buat tuan marah" ucap Karl
"Tapi aku belum berkemas"
"Tidak usah, nanti akan disediakan semua keperluan anda"
"Sebentar" Lynelle beralih ke Adlline
"Bibi aku pergi dulu ya jaga diri baik-baik salam pada paman Robert"
"Ya Ly kamu juga hati-hati" sambil memeluk Lynelle
"Ayo nyonya muda" ujar Rach Lynelle pun mengikuti para bodyguard
Mobil pun melaju, Lynelle pun memandangi rumah bibinya tak terasa air matanya pun menetes.
"Tidak usah menangis, jangan jadi wanita cengeng" ucap Evrard dingin dengan tatapan menusuk.
"M-maaf tuan" Lynelle pun cepat menghapus air mata nya dan menunduk.
***
Begitu tiba dimansion Lynelle tercengang dengan pemandangan didepannya rumah besar seperti istana karena tak layak disebut rumah.
"Ayo, tak usah norak begitu" Lynelle pun tersadar dan wajahnya memerah menahan malu lalu mereka masuk.
Lynelle pun semakin dibuat ternganga oleh perabotan didalamnya, begitu berkelas dan semua dihiasi berlian. Ukurannya pun besar-besar disudut kiri ia melihat sebuah pigura terpampang foto tuanya itu dan beberapa foto keluarga . Lynelle pun memasuki lift.
Ceklek
Ia semakin tercengang lagi saat memasuki kamar, Tempat tidur king size, dan beberapa perabot berkilau bertabur berlian apalagi ia melihat koleksi jam tangan mewah, dan berbagai macam jenis lainnya yang tak bisa Lynelle jelaskan.
"Ini kamar ku?"
"Bukan, ini kamar kita!" ucap Evrard sambil menaik turunkan alisnya.
"M-maksudnya?"
"Kurasa tak perlu dijelaskan"
"Tapi tuan, tak apa kita sekamar, nanti saya tidur dimana?"
Evrard pun menunjuk kasurnya, Lynelle pun membola dan menggelengkan kepalanya.
"Kau bisa tidur disofa kalau tidak mau tidur bersamaku" Evrard pun beralih ke Walk in closet, membuka semua pakaiannya dan barlalu ke kamar mandi.
Sedangkan Lynelle, dia masih melamun memikirkan yang terjadi, apa dia harus tidur seranjang dengan tuannya yang dingin itu, membayangkan nya saja sudah buat dia merinding.
Setengah jam berlalu, Evrard pun selesai mandi. Dia melirik Lynelle yang melamun
"Kau tidak mandi?"
"Oh ah ya aku mau— " ucapan Lynelle terhenti
Kala melihat Evrard hanya memakai handuk di pinggang, ia melihat bentuk tubuh pria dihadapannya. Dada bidang dengan perut kotak-kotak, kulit putih bersih dan air menetes dari rambutnya membuat dia semakin mempesona.
Lynelle menelan ludah dengan susah payah, ketika kesadaran nya kembali Lynelle pun segera membalikkan badannya.
"Tuan kenapa keluar seperti itu" Evrard mun mengerutkan dahinya
"Aku memang selalu seperti ini" jawabnya tak acuh lalu beralih ke walk in closet mengambil baju tidurnya.
Setelah dipastikan Evrard beranjak, Lynelle pun gegas ke kamar mandi, setelah beberapa menit Lynelle pun selesai mandi dan memakai bathrobe. Dia terpikir sesuatu Lynelle pun melongokkan kepalanya.
"Ada apa?"
"Mm, aku tidak membawa baju ganti"
"Menyusahkan saja" Evrard pun menelepon seseorang.
"Tunggu saja, orangku akan membawakan baju ganti untukmu"
"Terimakasih tuan" ucap Lynelle sambil tersenyum. Evrard pun mencebikan bibirnya
Tok
Tok
Ceklek
"Ini tuah pesanan anda" ujar Feyy salah satu pelayan dimansionnya
"Hmmm" Evrard pun menutup pintunya kembali
"Nih pakai, jangan banyak protes"
"Ya tuan" Lynelle pun kembali menutup pintu kamar mandinya, Lynelle mengeluarkan baju yang ada di paper bag, ia memicingkan mata nya. Lalu mengangkat baju itu tinggi-tinggi.
Astaga, baju apa ini kenapa kurang bahan begini menerawang pula apa dia sengaja ya. Dengan terpaksa ia memakai baju harem itu lalu dilapisi dengan bathrobe nya.
Ceklek
Lynelle keluar dengan gugup, Evrard mengerutkan keningnya.
"Kenapa kau tak pakai baju dariku"
"A-aku pakai kok tuan tapi–" Evrard pun menaikan sebelah alisnya.
"Mmm, aku malu bajunya sexy sekali" Evrard tersenyum devil, memang itu tujuannya.
"Buka bathrobe mu atau kau tidur diluar"
"T-tapi tuan.."
"Gada tapi tapian" ujarnya galak Lynelle pun bergidik, ia pun melepaskan bathrobe nya perlahan dan ia gantungan.
Melihat pemandangan itu Evrard pun menelan ludah nya, pemandangan yang membuat gairah. Dada penuh membusung, paha mulus terekspos sempurna, leher jenjang dan kulit seputih susu.
"Mon Cheri" Evrard berucap lirih
Lynelle ternganga apa itu ditunjukkan untuknya
"Kenapa bengong ayo tidur sudah malam"
"Ya monsiuer" Evrard pun bergeming, Lynelle pun merebahkan tubuhnya di ranjang.
Lynelle pun membungkus tubuhnya dengan selimut, ia malu berpakaian seperti ini. Tapi apa boleh buat, Lynelle pun memejamkan mata untuk menuju ke alam mimpi.
Evrard pun membuka mata nya, ia pura-pura tidur, Evrard memandangi wajah wanita dihadapannya. Evrard pun menyentuh pipi Lynelle mengelus lembut pipi chubby,pandangan pria itu turun ke bibir, bibir tipis berwarna merah seperti buah Cherry perlahan dia menempelkan bibirnya ke bibir Lynelle, lelaki itu memejamkan mata menikmati bibir lembut milik Lynelle lalu perlahan ******* lembut bibir itu.
Serasa cukup Evrard pun melepaskan pagutan, dia memeluk tubuh mungil itu dan memejamkan mata
Pagi pun tiba Lynelle membuka matanya ia melirik ke samping, kosong ternyata pria itu ada di walk in closet.
"Sudah bangun Cheri" sapa Evrard. Lynelle pun terdiam
"Kenapa?" tanya Evrard
"Kenapa tuan memanggilku seperti itu?" Evrard tersenyum mendengar perkataan Lynelle.
"Karena sekarang kau jadi wanitaku"
"Cepat mandi kita sarapan" Lynelle pun mengangguk
***
Dimeja makan Lynelle dilayani dengan baik oleh para penghuni dirumah itu.
"Makan yang banyak kau tampak kekurangan gizi" Lynelle pun tersenyum kecut, bagaimana mana ia tak kekurangan gizi, energinya ia gunakan untuk menghidupi 3 orang dan untuk biaya sekolahnya ia harus pandai mengatur uang.
"Terima kasih monsiuer"
"Hem"
Setelah selesai sarapan Evrard pun gegas pergi ke kantornya.
"Tuan tunggu!" Evrard menghentikan langkahnya dan berbalik
"T-tugasku apa disini?"
"Tugasmu menyambutku pulang dan melayaniku, kau paham?" Lynelle pun mengangguk ragu.
"Good,ayo Pierre"
"Ya tuan"
"Apa kau sudah mengerjakan apa yang ku suruh?
"Sudah tuan, saya sudah melaporkan ke polisi atas kecurangan tuan Louis pun juga membuat perusahaan nya bangkrut
"Bien,On peut toujours compter sur vous"
"Ah, merci monsieur" ujar Pierre sambil tersenyum
"Kau boleh pergi"
"Baiklah,tuan permis"
Evrard memandangi wajah cantik Lynelle di galeri ponsel nya,dia memotret wanita itu diam-diam, seulas senyum pun terbit dibibir sexy pria itu
Flashback
. "Tuan apa kita akan culik nyonya muda?"
"Jangan,aku ingin kau bawa dia baik-baik agar tidak membenciku"
"Hmm, bagaimana kalau ayahnya pura-pura berhutang pada anda tuan?"
"Dia memang berhutang padaku Pierre
"Ah ya, maaf tuan saya tidak tau" ujarnya sambil menunduk.
"Memang tidak banyak hanya 1juta euro, kau tagih menjadi 100juta euro, dengan begitu dia akan kebingungan, datangi rumahnya ancam akan menyita rumah itu apa kau paham"
"Paham tuan"
Kau sangat cantik Cherie, bahkan tanpa polesan make up sekali pun.gumam Evrard
****
Tok
Tok
"Nyonya muda, ayo kita turun sebentar lagi tuan Evrard sampai dimansion ia ingin kau yang menyambut"
"Ya sebentar" teriak Lynelle
Saat Lynelle turun ia sudah melihat pelayan sudah berjejer rapih dibalik pintu lalu Lynelle pun menghampiri.
"Nyonya muda, kau baris paling depan"ucap Meyya Lynelle pun mengangguk lalu ia beralih ke depan
Tak berselang lama, tampak lah seorang pria tampan yang mereka tunggu tiba, dia menyunggingkan senyum yang dimata Lynelle sangat menyeramkan. Para pelayan pun membungkukkan badan termasuk Lynelle. Pria itu pun berjalan melewati mereka, saat akan masuk kedalam lift Evrard menyahut.
"Cheri kenapa masih disitu ,ayo ke kamar layani aku!" Setelah mengatakan itu Evrard menghilang dari pandangan mereka
Ceklek
"Siapkan aku air hangat untuk mandi" ucap Evrard saat Lynelle memasuki kamar
"Ya tuan" Lynelle pun gegas melakukan apa yang disuruh
"Sudah tuan, pun sudah mencampur dengan sabun cair"
"Ayo kita mandi bersama" goda Evrard sambil menaikkan satu alisnya
"Apa, t-idak tuan saya sudah mandi" ujar Lynelle gelagapan, Evrard pun tersenyum geli kemudian berlalu ke kamar mandi.
Huft
Lynelle menghela nafas lega, dia pun segera menyiapkan pakaian santai untuk pria tadi, lalu dia bertolak ke dapur menyiapkan makanan untuk tuannya.
"Sedang apa nyonya muda?" tanya Meyya tiba tiba-tiba
"Astaga,kau mengagetkan saja" Meyya pun tersenyum
"Saya ingin memasak untuk tuan Evrard apa Mere bisa bantu?"
"Tidak usah masak nyonya semua sudah tersedia"
"Mmm, begitu ya. Ohya kita belum berkenalan aku Lynelle.. nama Mere siapa?"
"Saya Meyya Nyonya, tidak usah panggil ibu panggil nama saja"
"Itu sangat tidak sopan aku akan memanggil mu Mere" Meyya pun mengangguk,saat asyik berbincang tiba-tiba suara keras pun terdengar.
"Cherie sedang apa?" tanya Evrard tiba-tiba. Meyya pun terkejut lalu segera membungkuk
"M-maaf tuan tadi nyonya—"
"Aku tak bertanya padamu!" Meyya pun mengatupkan bibirnya dan menunduk
"Maaf tuan ini salah saya, saya tadi mau memasak untukmu"
"Begitu?tak perlu memasak sayang, sudah ada pelayan yang mengerjakannya. Tugasmu hanya menungguku pulang, dan melayaniku didalam kamar apa kau paham" Lynelle pun mengangguk.
"Yasudah kita makan, Cheri bisa kau ambilkan untukku?"
"Tentu!" Lynelle dengan sigap menyendok nasi dan beberapa lauk kedalam piring lalu ia berikan pada Evrard
"Terimakasih moncheri"
"Sama-sama Monsiuer" Lynelle pun mengambil makanan untuknya.
"Buka mulut" ucap Evrard sembari mengarah kan sendok kedepan mulut Lynelle
"T-tapi tuan .." Lynelle pun mengalihkan pandangannya ke sekeliling, nampak para pelayan dan 3 pengawal berdiri mengawasi mereka.
"Tak usah kau hiraukan mereka, ayo buka mulut" dengan ragu Lynelle pun menerima suapan dari tuannya
Tanpa mereka sadari seseorang yang melihat itu mengepalkan tangannya
Kau beruntung sekali gadis kecil,akan ku pastikan kau tak akan betah tinggal dimansionon ini dan memiliki Evrard
****
Ting
Tong
Ceklek
"Silahkan masuk nyonya" ucap Meyya
"Ya terimakasih"
"Permisi nyonya" sapa seorang wanita saat Lynelle sedang bersantai diruang tamu
"Ya, ada apa?"
"Perkenalkan saya Alice, saya diperintahkan oleh Tuan Evrard untuk membawa baju beserta sepatu dan kebutuhan anda nyonya"
"Mm, apa kau tak salah"
"Tidak nyonya, apa nyonya bisa menunjukkan kamar anda agar pegawai saya menata barang-barang ini"
"Ayo" ucap Lynelle pun, melangkah diikuti oleh Alice dan pegawainya
Mereka akhirnya menuju kamar, sampai dialam kamar para pekerja mulai menyusun barang-barang dari mulai dress, pakain tidur, pakaian santai, pakaian dalam, sepatu dan beberapa pernak pernik perempuan kedalam walk in closet. Lynelle pun tercengang kala melihat barang mewah tersebut, ia tak habis pikir kenapa tuannya membelikan semua ini untuknya.
"Nyonya pakai gaun dan sepatu ini, dipilih langsung oleh tuan Evrard"
"Mmm"ucap Lynelle menurut Lynelle pun gegas memakai gaun itu.
Gaun tanpa lengan berbelahan dada rendah, berwana pink lembut dengan panjang dibawah lutut, dihiasa beberapa taburan berlian di bagian belahan dada. Dipadukan sepatu hak berwarna hitam. Tampak cantik dipakai oleh Lynelle
"Cantik sekali, sini nyonya saya make up dulu sebentar lagi tuan akan menjemput anda" ucapan Alice membuat Lynelle pun tersipu
Kurang dari sejam Lynelle pun selesai dimake up, rambut di sanggul dengan rapi. Di dihiasi jepit rambut Kupu-kupu dan beberapa helai rambut dibiarkan teruarai manambah kesan anggun dan girly.
"Sempurna" ujar Alice sambil menjentikkan jari nya
Lynelle melihat dirinya dari pantulan cermin,ia pun tak percaya dirinya berubah drastis
"Saya permisi dulu nyonya,nanti pelayan akan kesini untuk menjemput anda" Lynelle pun mengangguk, lalu Alice pergi diikuti ole beberapa pegawainya.
Tok
tok
"Nyonya muda, tuan sudah menunggu anda dibawah" Lynelle pun bangkit dan mengikuti langkah pelayan itu
Tap
Tap
Suara sepatu hak beradu dengan lantai, membuat pria tampan menoleh sejenak Evrard terpana akan kecantikan Lynelle hari ini. Tak salah ia menjadikan Lynelle sebagai wanitanya.
Lynelle pun sudah berdiri dihadapan Evrard, tetapi pria itu masih terpesona oleh kecantikan wanita dihadapan nya ini. Kala kesadaran nya kembali Evrard pun berdehem.
"Ekhemm, kau cantik sekali"
"Terimakasih tuan" ujar Lynelle tersipu
Evrard pun mengulurkan tangan untuk digenggam,Lynelle pun menyambut. Mereka berjalan ke arah mobil, disana sudah ada Pierre sang asisten kepercayaan nya dan tiga bodyguard andalan yang bernama Delico, Rach, Luck dan puluhan anak buah Evrard
Lynelle dan Evrard memasuki mobil mewah milik Evrard dikursi belakang sedangkan Pierre di kursi depan dan Rach yang mengemudikan Disusul oleh Delico,Luck dan beberapa bodyguard lainnya mobil yang ditumpangi Lynelle dikawal 4 mobil dibelakang nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!