NovelToon NovelToon

Dokter Itu Masa Laluku.

Episode 1 Surabaya

...Ada beberapa komen yang sudah dari tahun kemarin yang ternyata ingin kelanjutan dari Novel Takdir Cinta datang untuk Kiara & Kevin....

...Jujur banyak kesulitan untuk membuat Novel ini berlanjut. Tetapi karena masih ada yang ingin lanjutannya karena memang di Novel yang pertama masih gantung. Maka saya akan melanjutkannya....

...Sangat banyak kesulitan untuk membuat Novel ini dan saya juga takut kurang peminatnya bahkan sudah setahun lebih dan saya hanya bisa janji dan ini saya menepati janji saya....

...Jadi mohon dukungannya untuk Novel lanjutan ini. Biar saya semangat untuk menulisnya dan semoga saja bisa happy ending kali ini....

...Mohon suport dari pada readers semua semoga bisa berhasil dan lebih baik dari season pertama....

...Like, komen, vote.🙏🙏🙏🙏🙏🙏...

Pastinya harus baca dulu Novel sebelumnya tentang kisah Kevin dan Kiara.

Surabaya.

Tring-tring-tring.

Bunyi alarm berdering di atas nakas. Tangan panjang, mulus cantik meraba nakas untuk mengambil alarm kecil itu dan langsung mengangkatnya.

Gadis cantik yang megerjap-ngerjap kan matanya membuka matanya dengan sipit untuk melihat jarum jam yang ada di alarm tersebut di sampingnya.

"Masih jam 7," gumamnya kembali meletakkan alarm tersebut dan kembali memejamkan matanya.

"Kiara bangun sudah siang, Kiara!" teriak suara yang begitu khas yang sepertinya menjadi alarm kedua untuk membangunkannya membuat wanita yang bernama Kiara itu langsung tersentak dengan matanya yang terbuka dengan cepat.

Ceklek.

Pintu kamarnya terbuka dan seorang wanita cantik yang dari usianya sangat muda menghela napasnya melihat Kiara yang masih berada di atas tempat tidur.

"Ayo bangun Kiara, ini sudah siang," ucap wanita itu.

"Mama masih ngantuk," ucap Kiara dengan rengekannya yang ternyata wanita yang membangunkannya adalah mamanya Sahila yang awet muda.

"Bagaimana mungkin kamu bisa mengatakan mengantuk. Makanya kalau tidur itu jangan malam-malam. Ayo cepat bangun, kamu harus kerumah sakit," tegas Sahila pada putri nya itu.

"Tapi mah," protes Kiara.

"Kiara cepat jangan pakai tapi-tapian," tegas Sahila pada Kiara.

"Iya-iya," sahut Kiara dengan terpaksa. Katanya iya-iya. Tetapi masih tetap memejamkan matanya dan malah memiringkan tubuhnya yang ingin melanjutkan aktivitas tidurnya.

"Kiara!" bentak Sahila yang lagi-lagi mengejutkan Kiara dan kali ini Kiara harus terduduk dengan mamanya yang membentaknya.

"Mama bikin kaget Kiara aja deh, bagaimana kalau jantung Kiara copot," sahut Kiara dengan matanya yang terbuka lebar.

"Makanya kalau di bilangi sekali bangun harus bangun. Jangan buang-buang waktu ayo cepat bangun!" tegas mamanya dengan melipatkan tangannya di dadanya.

"Iya-iya," sahut Kiara.

"Jangan iya-iya aja, cepat mandi," tegas Sahila pada Kiara.

"Iya mama cantik," sahut Kiara yang dengan malasnya turun dari tempat tidur dengan mengacak-acak rambutnya menuju kamar mandi.

"Anak sekarang malas-malasan nya minta ampun sudah dewasa juga. Tetapi tiap hari harus di bangunkan, memang dasar anak sekarang nggak bisa di kasih tau. Zaman semakin aneh," oceh Sahila geleng-geleng kepala

Sahila bahkan membersihkan tempat tidur anak ke-3nya itu. Ya sebagai ibu rumah tangga yang mengurus anak 5 sejak dulu tanpa ada pembantu memang tidak masalah untuk Sahila. Dan bahkan sampai detik ini di saat semua anak-anaknya sudah dewasa dia juga bahkan terus mengurus anak-anak uang yang masih tinggal bersamanya dan suaminya.

**********

Kiara yang selesai mandi, langsung berganti pakaian dengan memakai celana panjang berbahan scuba dan blouse putih yang di masukkan kedalam celana. Rambutnya di biarkan di gerai dengan panjang sampai bahunya dan wajah cantiknya hanya di beri polesan make up tipis.

Kalau wanita cantik ya mau diapain aja sudah sangat cantik. Jadi tanpa makeup pun sudah cantik.

Kiara mengambil, ponselnya dan juga tasnya lalu langsung keluar dari kamarnya menuruni anak tangga. Seperti biasa sudah ada keluarganya yang memulai sarapan, ada ayah dan ibunya Sahila dan Danu. Ada adik kembarnya Zavier dan Ziva yang sedang sarapan bersama.

"Pagi kak Kiara!" Sapa Zavier.

"Pagi," sahut Kiara menarik kursi dan langsung duduk dengan mengambil setangkap roti dan memberinya selai Nutella kesukaannya.

"Tumben nggak sarapan pakai buah?" tanya Ziva yang tidak melihat kebiasaan kakaknya itu.

"Lagi ingin beda," jawab Kiara yang sudah mengunyah rotinya itu.

"Kamu lembur lagi tadi malam Kiara?" tanya Danu sang ayah.

"Ya iyalah pah, makanya Kiara bangunnya susah," sahut Sahila yang menjawab pertanyaan itu.

"Mama bangun jam segitu aja sudah menjadi masalah," sahut Kiara.

"Ya jadi masalah dong. Jangan di biasakan bangun siang-siang," ucap Sahila mengingatkan.

"Iya mah," sahut Kiara dengan nada terpaksa.

"Memang kamu belakangan ini sering lembu papa lihat," ucap Danu diam-diam sering memperhatikan kegiatan anaknya dan pasti bukan hanya Kiara saja

"Bagaimana tidak lembur pah, ada Dokter yang tidak bisa sift malam. Jadi mau tidak mau harus Kiara yang menggantikannya," jawab Kiara.

"Ya namanya juga menjadi seorang Dokter kak Kiara. Kalau kata orang Dokter itu tidak seperti manusia biasa. Kehidupannya sulit dan terutama untuk waktu yang tidak bisa di tentukan," sahut Ziva.

"Iya kamu benar. Tetapi mau bagaimana lagi. Bukan hanya Dokter semua profesi punya tugas masing-masing," sahut Kiara dengan mengunyah sarapannya.

"Lalu bagaimana Kiara untuk pemindahan kamu ke Jakarta. Apa jadi?" tanya Sahila.

"Jadi mah, tinggal mengurus semua berkas-berkasnya dan Kiara akan di pindahkan ke Jakarta, katanya sih dalam bulan ini," jawab Kiara.

"Kerumah sakit mana kak?" tanya Ziva.

"Belum tau, belum ada info," jawab Kiara.

"Ya rumah tambah sepi deh, sudah kak Rachel dan kak Rangga tinggal di Jakarta dan sekarang kak Kiara mau ke Jakarta lagi," sahut Zavier yang tampak lesu.

"Namanya juga tugas, kamu kan tau sendiri. Bukan kali ini aja kakak di oper-oper rumah sakit, sebelum-sebelumnya juga sering pindah sana, pindah sini," sahut Kiara yang terlihat pasrah saja.

"Zavier Jakarta dan Surabaya tidak terlalu jauh, jadi jangan berlebihan. Dulu juga kakak kamu sering tinggal di luar negri. Jadi ini bukan hal yang lumrah," ucap Danu.

"Iya sih pah, mama dan papa sih yang tidak mengijinkan Zavier dan Ziva kuliah di Jakarta. Jadi kita seharusnya bisa di sana," sahut Zavier.

"Sudahlah Terima aja apa adanya. Kalian berdua itu harus menjaga mama dan papa dengan baik di sini," tegas Kiara.

"Iya-iya," sahut Zavier dan Ziva serentak.

"Ya sudah kita doakan kakak kamu dapat rumah sakit terbaik di Jakarta dan semoga dapat tugas tetap dan tidak pindah sana-sani lagi," ucap Danu dengan harapannya.

"Amin," sahut semuanya dengan serentak.

***********

Jakarta / Perusahaan Lexus.

Mobil mewah berhenti di depan Perusahaan ternama Grup Lexus Mitra yang itu yang pasti tidak bisa di jelaskan lagi bagaimana group Lexus berdiri dan berkembangnya grup Lexus. Group Lexus Mitra yang pasti bukan hanya Perusahaan saja. Tetapi nama Lexus itu sudah di kenal dari perumahan mewah, rumah sakit, hotel dan lain-lain. Kalau mau tau lebih detailnya bisa di baca kembali di novel takdir cinta Kiara dan Kevin.

Seperti biasa jika mobil mewah yang dapat di kenali itu berhenti. Salah satu bodyguard yang berdiri di depan pintu Perusahaan. Langsung membuka pintu. Sebelah tapak kaki langsung menginjakkan tanah sampai kedua telapak kaki dengan sepatu mahal itu menginjak tanah Perusahaan dan Pria tampan yang keluar dari mobil itu.

Kevin Alex Vino Winata pria tampan yang memakai kaca mata itu yang sekarang berusia 31 tahun. Tetap cuek dan menunjukkan aura di dinginnya yang tetap menjadi impian setiap wanita yang ingin memilikinya. Bagaimana tidak selain sempurna secara fisik juga sempurna dari materi dan yang lain-lainnya. Yang pasti siapa yang tidak menginginkan Kevin untuk menjadi pendamping para para wanita. Pria aja pasti suka melihat Kevin.

Lalu apa sekarang Kevin masih tetap sendiri?

Begitu turun dari mobil. Kevin melangkahkan kakinya dengan khas dirinya yang sangat dingin dan wajahnya yang datar yang melangkah dan pasti setiap orang yang berpapasan dengannya harus menundukkan kepala untuk menyapa Kevin. Dan Kevin tidak membalas sapaan itu dan hanya datar saja tanpa ekspresi.

Tidak lama sampai di ruangannya. Kevin yang sejak tadi di ikuti sekretarisnya Shela

"Berikan jadwal ku!" titah Kevin. Shela mengangguk dan memberikan agenda hitam pada Kevin untuk melihat jadwalnya yang padat.

"Tuan ada juga makan malam bersama dengan nona Monica," ucap Shela mengingatkan jadwal Kevin yang tidak tertulis dalam agenda.

"Aku tidak bisa pergi. Masih banyak pekerjaan," jawab Kevin dengan melepas kaca mata anti radiasinya yang menolak tawaran makan malam itu.

"Tetapi ini perintah tuan Mitra Winata dan makan malam itu juga di hadiri keluarga Nona Monica," sahut Shela membuat Kevin diam sejenak, lalu menghela napasnya dengan menutup agenda tersebut.

"Jam berapa?" tanya Kevin.

"Jam 7 malam," jawab Shela.

"Atur jadwalnya agar tidak bentrok," ucap Kevin dengan berat.

"Baik tuan," sahut Shela, "kalau begitu saya permisi suku!" ucap Shela yang langsung undur diri dengan menundukkan kepalanya Lalu pergi dari Kevin.

Kevin menyandarkan tubuhnya ke jok bangku kerjanya dengan memijat kepalanya sembari membuang napasnya dengan perlahan kedepan.

Apakah Kevin Pria yang masih sama dengan dulu yang tidak berani menantang ayahnya. Mitra Winata yang tidak akan pernah bisa di tentang, di bantah dan tidak akan ada yang berani kepada-nya dan apa dia masih tetap patuh dan tetap mengikuti peraturan ayahnya walau dia tidak menyukainya dan apakah Kevin masih robot yang di arahkan Mitra Winata seperti 4 tahun lalu.

Bersambung

Episode 2 Makan malam

Surabaya.

Setelah Kiara menyelesaikan tugasnya di rumah sakit. Kiara kembali ke rumahnya dan untung malam ini Kiara tidak lembur dan Kiara bisa cepat tidur dan tidak akan lama bangun seperti yang sebelum-sebelumnya yang membuat mamanya marah Kiara memasuki rumahnya setelah turun dari mobil.

Di ruang TV ada Ziva yang selonjoran di sofa sembari memakan kripik kentang sembari menonton berita.

"Tuan Mitra Winata sudah menjadi ketua Presiden Perusahaan bisnis manca Negara selama puluhan tahun. Lalu tahun ini nama itu akan berpindah karena pensiunnya tuan Mitra Winata dalam bisnis. Lalu apakah keturunan Mitra Winata bisa mempertahankan posisi itu untuk tetap menjadikan Grup Lexus Mitra menjadi no 1,"

"Putranya Kevin Alex Vino Winata yang di calonkan menggantikan tuan Mitra Winata apa mampu mendapat gelar itu dengan persaingan yang sangat ketat karena banyak pengusaha-pengusaha muda yang menjadi saingannya dan salah satunya Ramon Hartono anak pengusahaan tambang Kalimantan yang juga sekarang memiliki anak perusahaan di mana-mana dan tidak kalah dengan Lexus.

" 2 kandidat yang akan bersaing untuk menjadi presiden Perusahaan bisnia. Kevin Alex Vino Winata dan Ramon Hartono yang keduanya sama-sama kuat. Lalu siapa di antara ke-2nya yang mampu mencuri hati masyarakat?"

Ziva begitu serius menonton berita masalah bisnis tersebut yang pasti itu Maslaah orang-orang kaya yang penuh dengan bisnis dan politik.

"Aku pikir presiden itu untuk kepala negara. Ternyata ada juga presiden untuk kepala bisnis," gumam Ziva yang baru mendengar istilah dari kata tersebut.

"Ziva!" tegur Kiara.

Ziva yang kaget langsung mematikan telivisi yang mendengar suara Kiara.

"Eh kak Kiara," sahut Ziva yang langsung duduk dan terlihat sangat gugup.

"Kamu sedang lihat apa. Kok serius amat?" tanya Kiara heran.

"Oh nggak, nggak lihat apa-apa. Hanya berita saja," jawab Ziva yang masih gugup.

"Kakak baru pulang?" tanya Ziva mengalihkan.

"Iya ini baru sampai," jawab Kiara.

"Oh begitu," sahut Ziva yang tersenyum.

"Ya sudah kakak naik dulu ya," ucap Kiara pamit. Ziva hanya menganggukan kepalanya dan setelah Kiara menjauh Ziva menghela napas kedepan dengan mengusap-usap dadanya.

"Semoga saja kak Kiara tidak melihat apa-apa," batin Ziva yang masih spot jantung yang sepertinya tidak boleh kakaknya tau hal itu.

*********

Jakartaku/ Restaurant Jepang.

Di sinilah pertemuan Kevin dengan Monica yang tadi di katakan Sekretarisnya itu. Tidak hanya Monica dan Kevin yang makan malam bersama. Tetapi ada Mitra Winata dan Janika istri ke-2 nya dan ada juga orang tua Monica.

Kalau orang kaya dan terpandang makan malamnya seperti itu terlihat elegan dengan cara makan yang berbeda dan pasti sangat berkelas dengan menikmati makanan sembari mengobrol dan pasti hanya seperlunya saja.

"Makan malam kita ini kali ini sekalian untuk membicarakan pernikahan Kevin dan juga Monica," sahut Mitra Winata yang membuat Kevin sampai berhenti memotong steak gara-gara papanya yang cukup mengejutkan.

Monica bahkan menyadari hal itu dan melihat kearah Kevin tanpa ekspresi dan bahkan tidak berpendapat yang menghela napas berat dan kembali melanjutkan makannya.

"Itu yang kami pikirkan tuan. Kita memang harus melangsungkan pernikahan Monica dan juga Kevin," sahut Pria yang di pastikan ayah dari Monica.

"Benar tuan Sadewa. Saya sudah memikirkan hal itu dengan matang dan berita ini akan keluar secepatnya pada media dan ini bisa menambah suara masyarakat untuk kepercayaan mereka kepada Kevin," sahut Mitra Winata.

Pasti segala sesuatu yang di putuskannya berhubungan dengan bisnis dan memanfaatkan masalah pribadi Kevin dan Monica untuk ambisi Mitra Winata untuk tetap Perusahannya yang akan menjadi no satu.

"Ya saya setuju itu," sahut Sadewa.

"Pah, tapi untuk menikah, itu terlalu cepat, soalnya aku masih banyak pekerjaan dan masih baru memulai karir di dunia modeling. Jadi Monica belum ada kepikiran untuk kesana," sahut Monica yang mengeluarkan pendapatnya dan sepertinya dia juga tidak ingin buru-buru untuk menikah dengan Kevin.

"Papa mengerti Monica. Tetapi tidak ada salahnya. Jika kamu dan Kevin tunangan dulu. Hubungan kalian harus di publis secepatnya seperti apa yang di katakan tuan Winata tadi," ucap Sadewa.

"Benar kata papa kamu Monica. Orang-orang harus tau hubungan kalian. Agar para lelaki dan wanita yang berharap pada kamu dan Kevin segera mundur," sahut Rossa sang mama dengan selorohan sedikit yang mengundang tawa kecil.

Namun Monica masih melihat Kevin yang tampak cuek dan bahkan tidak berpendapat sedikit pun tidak mengiyakan dan tidak ada penolakan juga. Mungkin Kevin merasa tidak ada gunanya. Karena keputusan tetap ada pada Winata.

"Aku akan bicarakan dengan Kevin nanti mah. Karena aku sama Kevin masih belum pernah membicarakan hal itu dan kami akan bicara nanti," ucap Monica yang ingin mengakhiri pembicaraan yang tidak nyaman itu.

"Baik Monica. Tidak ada masalah dengan hal itu, Kevin juga terlihat santai," sahut Mitra Winata, Monica hanya tersenyum tipis.

Dratt-dratt-Dratttt. Ponsel yang di sebelah tangan Monica berdering. Monica melihatnya panggilan masuk pada ponselnya dan langsung dengan cepat membalikkan ponsel itu yang sepertinya tidak ingin di lihat siapa-siapa.

"Kenapa tidak di angkat Monica?" tanya Janika istri pertama Mitra Winata.

"Ohhh, tidak apa-apa. Hanya klien saja. Nanti saja di angkat," jawab Monica yang langsung mematikan ponselnya dengan tersenyum, "mari kita lanjutkan maka," ucap Monica tersenyum dengan menghela napas dan yang lain kembali makan dengan pembahasan topik yang berganti.

Dan Kevin sebenarnya merasa lega dengan jawaban Monica karena jelas hubungan dan rencana pernikahan itu bukan keinginannya dan pasti hanya berhubungan dengan bisnis keluarga dan itu sudah sudah di ketahui Kevin.

************

Setelah selesai makan malam dengan bersama keluarga Monica. Kevin mengantarkan Monica pulang dan pasti juga bersama supir dan Kevin dan Monica yang duduk di belakang.

"Aku tau kamu tidak menginginkan hubungan ini," ucap Monica di tengah keheningan mereka sejak tadi.

"Jika sudah tau, kenapa masih bertahan," sahut Kevin dengan suara datarnya yang hanya melihat kedepan tanpa melihat lawannya bicara.

"Aku hanya ingin melihat bagaimana kamu menghadapi semuanya," jawab Monica.

"Itu hanya membuang waktumu. Sudah tahun jangan-jangan membuang waktu lebih banyak," ucap Kevin.

"Tapi bagiku tidak masalah dan aku merasa tidak rugi dan seperti yang aku katakan aku hanya ingin melihat mu bertindak dan menghadapinya semuanya dengan seperti apa," ucap Monica dengan santai. Kevin tidak menanggapi lagi apa yang di katakan Monica dan sepertinya dia juga tidak peduli dengan apa yang di katakan Monica dengan kata yang biasa di dengarnya.

Kevin melihat ke arah jendela dan hanya melihat gedung-gedung tinggi di Jakarta, gedung pencakar langit. Tidak ada lagi pembicaraan di dalam mobil itu hening dan tanpa ada pembicaraan seperti tidak ada hubungan apa-apa di antara keduanya yang terlihat dingin dan hanya diam.

Bersambung

Episode 3 Keberangkatan.

2 Minggu kemudian.

Kiara hari ini harus terbang ke Jakarta. Karena sudah mendapatkan surat tugas dari tempatnya bekerja. Yang pasti Kiara akan di antar ke-2 orang tuanya dan juga sepasang adik kembarnya ke Bandara.

"Ya sudah ma, pa, Kiara berangkat dulu ya. Doakan Kiara semoga Kiara baik-baik aja di sana. Semoga menjadi Dokter yang hebat," ucap Kiara yang mencium punggung tangan sang mama dan bergantian dengan papanya.

"Pasti Kiara. Mama dan papa akan mendoakan kamu terus. Kamu baik-baik ya di sana," ucap Sahila dengan mengusap-usap pucuk kepala Kiara.

"Iya mah," jawab Kiara, "Zavier, Ziva kakak pergi ya. Kamu jaga mama dan papa. Jangan bandel-bandel dan kuliah yang benar," ucap Kiara dengan penuh penekanan dan penegasan.

"Iya kak Kiara. Kakak juga kerja yang benar," sahut Zavier.

"Itu pasti," sahut Kiara.

"Oh iya titip salam ya sama kak Rachel dan kak Rangga," ucap Ziva.

"Itu pasti Ziva. Kakak akan menyampaikan salam kalian. Ya sudah pesawatnya sudah mau take off kita berangkat dulu," ucap Kiara pamit.

Kiara melambaikan tangannya sebelum berlalu dari keluarganya yang juga melambaikan tangan itu. Sampai Kiara yang berjalan sangat jauh dan sudah tidak terlihat lagi barulah keluarganya meninggalkan Bandara.

**************

Pesawat.

Kiara yang berada di dalam pesawat yang duduk di samping jendela dengan mengunakan ear phone di telinganya dan melihat-lihat kejendela melihat tumpukan awan yang sangat indah.

"Permisi nona! Apa nona butuh sesuatu?" tanya pramugari pada Kiara. Kiara langsung membuka earphonenya agar suara pramugari tersebut kedengaran.

"Oh itu ," sahut Kiara, "Hmmm saya hanya butuh minum saja, apa boleh?" tanya Kiara yang sangat sungkan jika menyulitkan orang lain.

"Pasti boleh nona, tolong tunggu sebentar," ucap pramugari itu dengan ramah.

"Baiklah," sahut Kiara yang tersenyum dan pramugari itu langsung memberikan air minum untuk Kiara.

"Terima kasih mbak," sahut Kiara.

"Sama-sama. Jika butuh sesuatu lagi. Beritahu kami," ucap pramugari itu dengan ramah.

"Baik mbak," sahut Kiara yang mengangguk dengan tersenyum dan pramugari itu langsung pergi.

Kiara menghela napasnya dan kembali melihat keluar jendela.

"Aku sekarang di pindahkan ke Jakarta. Aku tidak tau setelah di Jakarta akan di pindahkan kemana lagi. Beginilah kalau baru menjadi Dokter. Baru satu tahun berkarir di dunia Dokter dan masih harus di pindahkan sana-sini dan belum bisa tetap di rumah sakit. Arggh tidak apa-apa. Jalani saja mau berapa bulan. Masih mending di Jakarta. Dari pada waktu itu di Papua, seperti tidak hidup rasanya," batin Kiara yang bergerutu di dalam hatinya.

Kiara memang belum lulus dalam ujian residen kedokteran. Jadi wajar jika dia harus di pindahkan kesana kemari. Tetapi Kiara sangat menjalaninya. Lagian di usianya yang masih 23 tahun masih sangat wajar jika belum menjadi Dokter tetap dan Dokter specialis. Karena semua masih bertahap dan Kiara menjalani tahap demi tahap dengan baik.

Kiara terus melihati tumpukan awan yang sangat indah yang membuat matanya lama-lama sayu dan hanya melihat awan saja mampu membuat Kiara memejamkan matanya dengan perlahan yang mungkin sebenarnya dia sangat mengantuk.

*********

Jakarta

Setelah perjalanan yang tidak dari Surabaya ke ke Jakarta yang tidak terlalu jauh. Akhirnya Kiara sampai di Bandara Sukarno Hatta.

Kiara yang menyeret kopernya yang berjalan dan dengan langkah yang cantik yang tetap menggunakannya earphone. Namun earphonenya sudah di letakkan di lehernya dan tidak di telinganya lagi.

Kiara menghentikan langkahnya dengan mengeluarkan handphone dari tasnya dan Kiara melihat kontak yang mungkin ingin menelpon seseorang untuk menjemputnya.

"Kiara!" Belum sempat menelpon tiba-tiba suara teriakan terdengar di telinganya, suara wanita yang khas dan Kiara membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Kak Rachel," sahut Tiara yang tersenyum yang langsung berlari dan menghampiri kakaknya dengan menyeret kopernya dan mereka berdua langsung berpelukan dengan erat.

"Hmmmm, kangen banget," ucap Kiara yang memeluk erat kakaknya itu yang memang sangat merindukan sang kakak.

"Pasti bohong, jangan lebay," sahut Rachel yang tidak percaya. Tetapi tetap saja memeluk adiknya itu.

"Aku serius tau kakak. Aku benar-benar sangat kangen sama kakak," sahut Kiara yang masih memeluk erat dan Rachel juga pasti kangen. Hanya saja sejak dulu kakak beradik itu selalu saja gengsian hingga sekarang.

Akhirnya kedua kakak beradik itu saling melepas pelukan mereka dengan mereka berdua sama-sama tersenyum.

"Kamu tambah cantik!" puji Rachel.

"Tumben muji," sahut Kiara dengan bibirnya yang manyun.

"Tapi boong," sahut Rachel yang ternyata hanya bercanda.

"Isssss, menyebalkan," sahut Kiara dengan kesal.

"Sudah-sudah sekarang sebaiknya kita berdua pulang. Kamu pasti capek," ucap Rachel.

"Oke," sahut Kiara dan mereka langsung pergi dengan mereka yang saling merangkul satu sama lain dan langsung menuju mobil.

*********

Perjalanan dari bandara ketempat yang di ajak Rachel ternyata tidak terlalu jauh. Hanya 30 menit dan mereka berhenti di depan toko roti dengan berlantai 2 yang di beri nama family cake. Mereka masih di dalam mobil dan Kiara melihat kearah toko kue tersebut.

"Ayo Kiara turun!" ajak Rachel yang sudah membuka sabuk pengamannya dan keluar dari mobil dan Kiara menganggukan kepalanya dan menyusul Rachel.

"Kamu pasti kaget ya dengan perubahan toko kue kita ini. Ya siapa dulu yang mengelolanya," sahut Rachel menyombongkan dirinya dengan merasa bangga dengan toko kue yang sudah di kelolah nya dengan baik.

Namun tampaknya Kiara tidak terlalu mendengarkan apa yang di katakan Rachel. Kiara malah fokus ke sebrang jalan dengan melihat perpustakaan yang pastinya tidak asing baginya.

"Jika ingin mengatakan kakakmu yang cantik ini sudah berubah dan lebih mandiri tidak apa-apa Kiara puji saja. Telinga ku ini pasti akan mendengarnya," sahut Rachel yang melihat kearah Kiara yang malah bengong entah apa yang di pikirkan Kiara.

"Astaga aku dari tadi bicara tidak di dengarkan sama sekali, oleh anak ini," gumam Rachel geleng-geleng dengan menghela napasnya dan langsung menghampiri Kiara.

"Jangan bengong aja, ayo buruan masuk," sahut Rachel yang langsung menarik tangan Kiara dan membawanya masuk kedalam rumah untuk segera beristirahat dan Kiara lagi-lagi hanya mengikut saja.

*********

Akhirnya Kiara dan Rachel pun memasuki toko roti yang 2 lantai tersebut. Banyak pengunjung yang nongkrong di dalamnya yang menikmati berbagai macam desert dan jenis-jenis roti-roti yang enak di sana. Ada juga beberapa pelayan dengan memakai seragam khas toko tersebut.

"Bagaimana Kiara berubah kan tempatnya. Sekarang lebih luas dan lebih baik dan kamu harus tau tempat ini menjadi populer di kalangan masyarakat terutama untuk anak-anak muda, sangat keren bukan," ucap Rachel lagi-lagi tetap menyombongkan dirinya.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!