NovelToon NovelToon

CINTA DARI SANG, KOMANDAN BAYANGAN

1. Pertama

"Abang ... tolong terima aku jadi kekasihmu! " Teriak seorang gadis menggunakan seragam putih abu-abu.

"Siapa kau? " Tanya seorang pria menggunakan baju loreng yang baru saja turun dari mobil.

"Abang, bukankah kau yang menyelamatkanku saat aku hampir jatuh dari tebing. " jawab gadis itu.

"Apa yang kau bicarakan?, tebing?, untuk apa aku di sana? " Pria itu merasa konyol dengan ucapan gadis sma itu.

"Aku ingat namamu adalah Baratha! " Ujar gadis itu menunjuk papan nama didada pria itu.

"Omong kosong, pergi dari hadapanku! " Tegas Bara pada gadis berseragam putih abu-abu itu.

Gadis itu terus berusaha mengingatkan kejadian di tebing itu, bahwa Baratha yang sudah menyelamatkan. Gadis itu sudah 2 bulan berturut-turut mencari di mana tempat tinggal Baratha. Setelah ketemu malah orangnya lupa.

Wanita itu terus berbicara sampai mengikuti Bara masuk ke dalam Kediamannya. Melihat orang asing masuk, gadis itu langsung dihadang oleh beberapa pasukan khusus.

Gadis itu menghentikan langkahnya karena banyak senjata mengarah ke tubuhnya.

"Jangan sampai aku melihat gadis gila ini! " Perintah Baratha.

"Nona, mohon maaf ini kediaman Panglima, anda tidak bisa sembarangan menerobos! " Ujar salah satu dari mereka.

"Aku kenal dengan komandanmu, aku ini kekasihnya, tapi kami sedang bertengkar, apa kau bisa membantuku memberikan ini pada komandanmu? " Gadis itu memberikan sebuah kotak hadiah pada salah satu dari bawahan Baratha.

Gadis itu sangat percaya diri saat berbohong.

Hadiah itu di terima, gadis itu diminta untuk segera meninggalkan kediaman Panglima.

"Katakan padanya aku tidak akan menyerah. " Masih berbicara meski sudah didorong keluar.

"Maaf nona anda harus segera pergi!" Pinta anak buah Baratha.

"Kalian harus ingat, namaku adalah Kirana, aku calon nyonya kalian!" Teriak gadis yang bernama Kirana itu dengan sangat lantang.

Anak buah Baratha langsung menutup gerbang dengan rapat.

Hadiah itu segera diberikan pada Baratha oleh bawahannya. Bara menerima hadiah itu, karena memang agak penasaran, dari sekian banyak wanita yang mengejarnya, gadis barusan agak lain.

"Panglima, Nona tadi mengaku kekasih anda, dia bilang jika kalian sedang bertengkar. " Ujar anak buah Bara menyampaikan.

"Pfffffffft ... " Bara cukup terhibur.

Hal itu membuat bawahannya agak terkejut, sangat jarang ada yang bisa membuat atasannya itu tertawa.

" Tadi gadis itu meneriakan namanya. " lanjutnya.

"Siapa? " Bara rupanya sangat penasaran.

" Kirana. " Jawab anak buah Baratha.

" Ok." Baratha menggeleng kepala dan masuk ke dalam kediamannya.

"Bar,kenapa kau tersenyum?" Tanya Manggala yang sedang duduk di sofa. Manggala menggunakan pakaian yang sama karena mereka adalah 2 orang yang menjadi satu.

"Tidak." Bara meletakkan hadiahnya di atas meja.

"Apa itu? " Gala sangat penasaran, dengan kotak pink yang di bawa oleh Baratha.

Gala membuka kotak itu, ternyata isinya adalah gelang giok putih. Gala tidak asing dengan gelang itu. Tapi Gala lupa dia pernah melihat di mana.

Baratha menceritakan gadis aneh yang dia temui barusan di depan.

" Aku memiliki daya ingat yang tinggi, sekilas saja aku akan mengingatnya, dia mengarang cerita begitu hebat untuk mendekatiku. " ujar Bara.

"Berhentilah membicarakan wanita, berlatih saja untuk menjadi kuat agar aku tidak perlu menjadi bayanganmu lagi." Tegas Gala melempar kotak itu pada Bara.

"Tidak mau, apa kau sudah menyelesaikan masalah perbatasan Gal? " tanya Bara.

"Sudah, kau tinggal hadir untuk pencitraan saja!" Jawab Gala segera bangkit dari duduknya.

"Terimakasih Gal, tanpamu aku tidak akan bisa mencapai dititik ini, karna menjadi Panglima adalah impianku! " Gala termasuk separuh jiwanya.

"Ehm, aku pergi. " ujar Gala.

"Kemana?, aku hari ini free kita pergi jalan yuk! " ajak Bara.

Gala menolaknya, karena Gala tidak suka nongkrong tidak bermanfaat, dia lebih suka berlatih dan terus berlatih.

Akhirnya Baratha pun ikut.

"Kau hanya ingin menemui anak asuhmu bukan?, kau terlalu keras padanya Gal." ujar Bara.

" Mendiang ibunya, menitipkannya padaku sejak dia lahir, aku akan menjaganya seumur hidupku, itu caraku menjaganya. " Ujar Gala.

"Dia masih punya abangnya, jangan kau habiskan waktumu untuk Lily! " Ujar Baratha membujuk Gala.

...----------------...

Hai semua kalian sehat bukan?

itu penggalan cerita ketika mereka dewasa

alurnya Flashback ya.

...----------------...

Saat itu Manggala Dickson, atau biasa orang - orang terdekatnya memanggilnya Gala, Gala tumbuh bersama dengan Baratha Narashima Putra tertua dari Jendral Petter, keduanya menjadi sahabat yang tak terpisahkan seperti persahabatan ayah mereka.

Bara memiliki adik perempuan bernama Deya Narashima. Deya adalah anak yang terlalu aktif tidak bisa diam, kerjaannya hanya mencari masalah dengan Bara, karna kedua kakak-beradik ini tidak pernah akur.

Saat itu Bara dan Gala berumur kurang lebih 9 tahun dan Deya berusia 7 tahun.

"Deya, kau sembunyikan di mana celana dalamku yang bergambar Spiderman? " Teriak Bara marah-marah karena celana Spiderman itu adalah celana favorit Bara.

"Kenapa tanya Deya? " Deya berpura-pura tidak tahu.

Keduanya sudah ribut di pagi hari, membuat Jendral Petter naik darah

"Astaga, ini jam berapa kalian sudah ribut? " Jendral Petter menengahi keduanya.

" Bar-bar,ayo berangkat! " Teriak Gala dari pintu luar.

" Ya bentar ... " Teriak Bara.

"Pah, Deya menyembunyikan ****** ***** Bara lagi. "

"Deya cepat kembalikan! " tegas Petter.

"Deya tidak tahu, Pah." Jawab Deya tidak mengaku.

"Pah, lihat dia pasti berbohong." Bara terus mendesak adiknya.

Sementara Gala sudah terbiasa dengan keributan yang tidak berfaedah antara kakak dan adik itu. Jika bukan sepatu, pasti tas, jika bukan tas pasti, buku, jika bukan buku pasti seragam, sekarang ****** *****.

"Bara bukankah mama membelikan banyak ****** *****, pakai saja yang ada." Bujuk Suzy pada putra tertuanya.

"Tidak, aku mau yang Spiderman! " Bara sangat kukuh pada pendiriannya.

Petter langsung melepas ikat pinggangnya yang terpasang.

"Cepat kalian berdua menghadap papah! " bentak Petter.

"Suamiku, tenanglah ... " Suzy mencoba menenangkan suaminya yang sudah tensi tinggi.

"Ulurkan tangan kalian! " Tegas Petter dengan urat.

Petter mengayunkan sabuknya ke tangan anak-anaknya secara bergantian, karena keduanya sangat egois.

" Huaaaaaa ... " Deya berlari keluar dan langsung memeluk Gala. Deya mengadukan kekejaman papahnya pada Gala, yang Deya anggap sebagai abangnya, melebihi Barata.

" Abang papa galak." Deya merengek sambil memeluk erat Gala.

"Kau menyembunyikan ****** ***** Bara di mana? " tanya Bara.

" Aku tidak sembunyikan." Deya masih bersikukuh dengan jawabannya.

Gala terus membujuk Deya, agar mengaku, akhirnya Deya pun mengaku.

"Aku pakaikan celana abang ke Odie! " Ujar Deya tanpa rasa bersalah.

Semua terkejut dengan jawaban Deya.

Odie adalah anjing setia milik Gala, anak dari anjing setia ayahnya yang bernama Mikel, tapi Mikel sudah tiada disaat Gala berusia 4 tahun, Gala dan Odie sejak kecil juga tidak terpisahkan. Odie, Gala, Bara dan Deya mereka selalu berempat, tapi Odie hanya akan patuh pada perintah Gala.

"Suuuuiiiitttt. " Gala memanggil Odie. Tak lama Odie pun datang dengan mengenakan ****** ***** milik Bara.

" Sialan kau Deya, bagaimana bisa kau pinjamkan celana dalamku pada Odie." Bara benar - benar selalu dibuat kesal oleh adik kandungnya itu.

"Abang jangan marah, kita kan berempat berteman, Odie pinjam sebentar nanti di kembalikan! " Ujar Deya dengan entengnya.

Gala langsung melepas ****** ***** bergambar Spiderman itu dari Odie dan melemparkan pada Bara.

"Kau mau terlambat? " ujar Gala.

Bara langsung melemparkan ****** ******** ke tempat cucian.

"Aku mau pakai yang baru saja." Bara segera masuk ke kamarnya.

"Dari tadi kek? "

Memang sangat mengesalkan untuk Gala punya sahabat begini modelnya.

Petter segera meminta maaf pada Gala, atas kelakuan anak-anaknya itu.

Setelah mereka siap, mereka pun pergi bersekolah berempat berjalan kaki, Odie juga ikut sekolah.

Meskipun mereka anak seorang perwira yang bergelimang harta, mereka terdidik sederhana, tidak ada kemewahan dalam hidup mereka.

"Anakmu itu loh, suka sekali menjahili abangnya, sudah bawa pada ayah saja, dia sangat nakal! " Ujar Petter pada istrinya.

" Jangan suamiku, bagaimana pun dia juga anak kita, hal seperti itu wajar bukan? "

Suzy sangat berpihak pada Deya, tapi Petter sangat kesal pada anak-anaknya yang selalu ribut. Kesabaran Petter setipis tisue menghadapi anak-anaknya.

Tantan yang mendengar keributan tetangga sebelahnya pun datang, sudah bisa ditebak keduanya akan meributkan persoalan anak mereka lagi.

Padahal keributan mereka setiap pagi adalah hal yang sangat diimpikan dikeluarganya. Sebenarnya Panglima sangat menginginkan anak perempuan, sedangkan Jendral sebenarnya tidak ingin menambah anak lagi, dia hanya ingin membesarkan Bara menjadi anak yang lebih hebat dari dirinya. tapi malah lahirlah Deya yang membuat hari - harinya sangat tidak damai.

Tapi justru kelahiran Deya membuat keluarga Leon sangat bahagia karena mereka sangat menginginkan satu lagi anak perempuan, tapi memang Tantan sudah tidak bisa melahirkan lagi, jadi mereka menganggap Deya seperti putrinya sendiri.

2. Tentang Ibumu

"Kalian jika tidak mau mengurus Deya, biarkan Deya kami rawat. " Ujar Tania sangat bersemangat.

"Sama saja Tan, kalau masih satu lingkup!" ujar Petter.

"Iya juga sih, tak terasa anak kita sudah tumbuh besar sekarang, sekarang Gala seperti tidak membutuhkanku, padahal dulu tidak melihat wajahku sedetik saja menangis, sekarang dia sangat mandiri. " keluh Tantan.

"Begitulah menjadi orang tua, kita hanya sebentar bisa menggenggam mereka." Suzy juga merasakan hal yang sama meskipun anak-anaknya terlalu ribut.

"Kalau begitu aku berangkat. " Petter pun segera berangkat dinas.

Seperti biasa, setiap pagi kedua sahabat itu selalu menghabiskan waktu berdua, sambil menunggu anak-anaknya pulang sekolah.

"Panglima dan Gala tidak akur juga." ujar Tantan.

"Tapi tidak seheboh anak-anakku, untunglah tetanggaku cuma kamu seorang, jika hidup di kampung kami akan diusir, karena membuat ketidak nyamanan hidup." Ujar Suzy menggeleng kepala.

Tantan tertawa lepas, karena memang benar, Tantan hanya memiliki satu tetangga tapi seperti sepuluh kampung. Kediaman Jenderal sangat ramai dengan pertengkaran kecil. Sedang kediaman Panglima sangat sepi dan menegangkan saat terjadi pertengkaran. Leon dan putranya akan saling mendiamkan saat tidak cocok.

"Kita punya permasalahan masing-masing, yang terpenting semua itu bukan masalah besar." Suzy menghibur sahabatnya.

Tapi memang benar yang dikatakan Suzy.

Setelah puas berbincang mereka pun pergi jalan, entah ke salon, ke tempat Anton atau mengunjungi Maya dibutiknya.

Mereka pun bergegas pergi ke tempat tujuannya, setelah anak-anak mereka bersekolah, mereka baru bisa memiliki waktu untuk merawat tubuh mereka, mereka merasakan kedamaian setelah anak-anak mereka sudah cukup mandiri. Karena kedua sahabat itu menerapkan cara yang sama dalam mendidik anak mereka, mereka saling membantu satu sama lain.

Di sekolah.

Pukul 2 siang, Deya, Odie , Gala dan Bara, keluar dari gerbang sekolah.

"Tuan muda. " Terlihat 2 orang pria tampan turun dari mobil.

"Oh Uncle Jack, Uncle Dex." Ujar Gala mengenali kakak angkat ibunya.

"Tampan sekali keponakan kita Dex." Jack langsung memeluk Gala. Sedangkan Dex memeluk Bara.

"Ya Jack,mereka menuruni ketampanan kita!" Dex sangat bangga dengan keponakan-keponakannya.

"Uncle, kenapa kalian hanya menyanjung abang Bar-bar dan Abang Gal? " Deya protes

"Siapa yang tidak menyanjung putri cantik ini." Jack langsung menggendong Deya, yang sangat menggemaskan.

"Uncle, ada apa? tumben ke sini? " tanya Gala.

"Tentu saja, Bos Jimmy sangat merindukan kalian bertiga. " jawab Jack.

"Oggg ... " Oddie protes karena tidak dianggap.

"Oh, astaga kalian berempat maksudnya." sambung Jack.

"Ayah tidak mengijinkan Gala bertemu dengan om Jimmy, Uncle. " ujar Gala.

"Om katakan pada om Jimmy, kami akan ke sana besok pagi." Sambung Bara tanpa berpikir.

" Hei, besok kita -- "

Bara langsung membungkam mulut Gala dengan cepat.

"Uncle Dex dan Jack, besok kami libur, kami akan mengunjungi Tante dan Om Jimmy! " Sahut Bara yang masih membungkam mulut Gala.

Jack dan Dex pun mengangguk, akhirnya mereka berempat diantar pulang sampai di rumah dengan selamat.

"Sampai jumpa besok Uncle-uncle. " Mereka berempat melambaikan tangan. Setelah Jack dan Dex pergi, Gala menghentikan langkahnya.

" Siapa bilang besok kita libur? " Gala memperjelas maksud Bara, yang sudah tertebak tidak baik.

"Besok kita bolos saja, biarkan Deya yang membuatkan kita surat ijin, dia bisa meniru tulisan orang lain dan tanda tangan. " Ujar Bara dengan entengnya.

"Ya abang serahkan saja pada Deya, Deya paling bisa diandalkan dalam hal tulisan!" sahut Deya semangat.

"Oh kalau begitu tak masalah, besok kita ganti baju di Pom saja. " Gala pun menyetujuinya, karena dia juga sangat rindu dengan om dan tantenya.

Panglima tidak mengijinkan anak-anak untuk menemui Jimmy, karena Jimmy masih mendendam pada Panglima, Jimmy selalu mengajari anak-anak banyak hal tidak baik.

Seperti biasa Tantan akan menyambut putranya dengan sangat bersemangat, lalu meminta anaknya berganti pakaian dan makan, setelah itu menemani Gala mengerjakan tugas sekolah, tapi rupanya semua tugas Gala sudah diselesaikan di sekolah.

"Apakah ada tugas? " tanya Tantan.

" Sudah aku kerjakan di sekolah." jawab Gala.

"Ha?, itu namanya tugas sekolah, bukan rumah, kenapa kau melakukan semua sendiri? kau masih butuh bantuan ibu, jangan keras pada dirimu sendiri, ibu akan membantumu." Tantan sangat kesal, karena semua selalu saja dilakukan Gala sendiri.

" ibu Gala sudah selesai...Gala akan berjalan-jalan sebentar di halaman lalu tidur siang!"

"Iya." jawab Gala singkat.

Tantan tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi putra tunggalnya itu, rasanya sangat menyedihkan, melihat anak lain yang seumurannya masih apa-apa ibunya, sedangkan Gala tidak.

Tak lama Panglima pun kembali, melihat istrinya cemberut, Leon tahu itu pasti ulah putranya.

"Apa Gala membuat masalah lagi? " tanya Leon.

"Sayang, Gala sekarang tidak seperti dulu yang bucin padaku, padahal dulu aku hanya ke kamar kecil saja dia menangis sampai jungkir balik, sekarang dia seakan tidak membutuhkanku lagi, aku sangat sedih apa aku ini ibu yang buruk untuknya? " Tantan mengeluhkan semua pada suaminya.

"Siapa bilang kau ibu yang tidak baik?, kau ibu terbaik, jangan berpikir yang tidak-tidak." Panglima mencoba menghibur istrinya.

" Tapi, nyatanya ... ? " sahut Tantan.

" Aku akan menasehatinya. " ujar Leon.

Tantan mengijinkan suaminya menasehati putranya dengan baik, tapi tidak boleh memarahi putra satu-satunya itu.

Panglima pun mencari keberadaan putranya, ternyata Gala dan Oddie sedang bersantai di bawah pohon di halaman belakang.

Panglima pun segera menghampiri putranya yang terlihat duduk di bawah pohon mangga bersama si Oddie.

" Gal ... " panggil Leon.

" Siap Ayah." jawab Gala.

Leon pun duduk di samping putranya.

Leon menanyakan pada putranya, apakah ada salah paham antara dirinya dengan ibunya.

Gala pun menceritakan semua pada Panglima. Yang pada intinya Gala tidak marah, hanya terkadang terlalu risi pada ibunya yang berlebihan, karena Gala merasa bukan bayi lagi.

"Mau aku ceritakan tentang ibumu? " ujar Leon.

" Ya. " Jawab Gala juga penasaran dengan cerita ibunya.

Hah, anak ini sama keras hatinya denganku

dalam hati Leon

"Saat mengandung Gala, negara kita sedang tidak baik, kita hampir ada perang besar, ibumu meskipun bukan seorang ksatria tapi ibumu ikut berjasa dalam kedamaian negara kita." Leon menceritakan tentang Tantan.

" Lalu? " Gala sangat penasaran.

Leon menceritakan bahwa, ibu Gala sangat berperan penting dalam perdamaian negerinya, sampai mengabaikan keselamatan dirinya. Sehingga setelah semua berakhir dengan kemenangan, Tantan pun jatuh pingsan, sebelum pingsan Tantan berpesan pada orangnya apapun yang terjadi, harus menyelamatkan anak dalam kandungannya.

Leon melihat ke arah putranya, terlihat putranya sedang menahan air matanya.

"Dokter sangat kebingungan, karena sudah sangat darurat, ibumu memiliki bekas luka operasi cukup banyak sebelumnya dan tidak ada wali yang memutuskan pengambilan tindakan, karena dokter hanya bisa menyelamatkan satu nyawa saja." ujar Leon.

"Terus? " Gala sangat penasaran.

"Dokter memilih menyelamatkanmu, tapi ibumu juga selamat, meski mengalami koma cukup lama, saat semua keadaan membaik Ayah baru tiba dan tahu keadaan ibumu yang hanya menunggu keajaiban saja, untunglah Tuhan masih memberinya kesempatan hidup sampai sekarang, sampai kau bisa melakukan semuanya sendiri. " tambah Leon.

3. Hasutan

Air mata Gala sudah tidak terbendung lagi, betapa sangat besar pengorbanan ibunya untuknya, tapi Gala malah membuat inunya bersedih.

"Ibumu adalah matahari Ayah, jika dia tidak kembali bersinar, maka dunia ayah hanya akan ada kegelapan saja. Ujar Leon sambil meremas bahu putranya ringan.

" Memang dulu ibu kenapa sebelum mengandungku? " tanya Gala.

"Ada orang jahat yang mencelakai ibumu, tapi Ayah sudah mengirim mereka ke neraka! " jawab Leon.

" Bagus, jika sudah masuk neraka." Gala sangat kesal mendengar ada orang yang menjahati ibunya.

"Anakku, jika kau tak patuh pada Ayah, Ayah tak masalah, kau tidak menghormati Ayah, Ayah juga tidak akan peduli, tapi satu hal Nak, jangan pernah menyakiti ibumu!" Leon memberi nasehat pada putranya dengan lembut.

Leon memberitahu putranya jangan sekalipun menyakiti hati ibunya, jangan sekalipun membuat ibunya menangis, Leon akan menghajar putranya sendiri jika sampai berani membuat wanita yang berjuang hebat memberikan kehidupan pada anaknya itu harus bersedih dengan sikap anak yang sudah diperjuangkan setengah mati.

Gala mengangguk,

" Ayah, Gala lelah, Gala mau istirahat. " Gala segera bangkit meninggalkan ayahnya yang masih duduk di bawah pohon. Oddie segera berlari mengikuti Gala.

Gala berlari mencari ibunya di rumah, Gala ke dapur, namun ibunya tidak ada, setelah mencari ke semua tempat, hanya satu tempat yang belum Gala lihat, gudang pojok di belakang rumah.

"Ibu ... " Gala segera membuka pintu gudang paling pojok.

Benar saja ibunya di sana, terlihat ibunya sedang memeluk foto mendiang neneknya.

" Oh Gala ada apa, Nak? " Tantan menghapus air matanya. Gala langsung memeluk ibunya dengan erat.

"Ibu rindu pada nenek? " tanya Gala.

Tantan meletakkan foto ibunya dengan perlahan.

"Iya, Nak ... "

Gala mengeratkan pelukannya, Gala meminta maaf pada ibunya.

"Gala, ada apa sayang? " tanya Tantan keheranan.

"Maafkan Gala karena selalu dingin pada ibu, mulai sekarang Gala akan patuh dan tidak dingin lagi pada ibu." ujar Gala sambil terisak-isak.

"Oh, anakku. " Tantan sangat terharu dengan ucapan putranya itu.

Tantan juga meminta maaf pada putranya, lalu juga meminta pada putranya untuk memaafkan ayahnya, yang mendidiknya begitu keras.

Setelah keduanya sudah merasa lega, Tantan pun meminta putranya untuk istirahat di kamar.

Gala langsung menurut, segera masuk ke kamarnya dan istirahat bersama Oddie.

Keesokan paginya.

Gala sudah siap seperti biasa.

"Ayah sudah berangkat bu? " tanya Gala pada ibunya.

"Sudah Sayang, kita sarapan bertiga tidak masalahkan? " ujar Tantan.

Gala protes pada ibunya, karena ayahnya sangat sibuk dan tidak pernah ada waktu untuknya. Berangkat tidak lihat pulang juga tidak lihat. Gala merasa seperti tidak memiliki ayah.

Tantan pun meminta putranya memaklumi profesi ayahnya dan nanti akan meminta Panglima untuk cuti dan memberikan waktu untuk keluarga.

Setelah selesai Galabpun berpamitan berangkat, lalu menghampiri dua bocah seperti biasa bersama Oddie.

Mereka berempat berangkat menuju Pom untuk berganti pakaian terlebih dahulu.

"Deya, apa sudah kau atur surat ijin kita? " tanya Bara.

"Sudah kok, aku menitipkan suratnya pada temanku." jawab Deya.

"Baguslah, ternyata kau sangat bisa di andalkan Deya." ujar Bara.

"Oh, ya jelaslah Deya gitu loh. " Berbangga diri.

Setelah mereka selesai berganti baju, mereka meminta tolong pada petugas pom untuk memesankan Gocar, karena mereka tidak diijinkan memakai ponsel oleh orang tuanya.

Go car pun tiba.

"Paman apakah anjingku boleh naik?, dia pakai pampers kok paman." menunjuk pantat Oddie.

"Silahkan." Pak sopir mempersilahkan dengan senyuman.

Mereka pun segera masuk ke dalam mobil, dan mobil itu melaju tujuan yang dipesan.

"Paman ini uangnya, kembalinya ambil aja! " Bara memberikan uang pada sopir dan turun.

"Oh terimakasih, Nak" Sopir itu pun segera pergi.

Mereka memanggil Jimmy dengan lantang dari gerbang luar, karena tidak sampai menekan tombol bel.

Mendengar teriakkan 3 keponakannya itu Ria langsung keluar.

"Astaga, apa kalian tidak sekolah?" tanya Ria terkejut.

"Tadi gurunya ada rapat kami hanya ada 3 mata pelajaran saja lalu pulang." Jawab Bara berbohong dengan sangat baik.

" Oh begitu, kalau begitu ayo masuk, Om ada kok aku panggilkan dulu." Ria mengajak mereka masuk. Mereka pun masuk ke dalam.

Jimmy sangat senang akhirnya keponakannya datang berkunjung karena sudah hampi 5 bulan mereka tidak bertemu.

Tapi ya begitulah Jimmy, setiap bertemu Gala dia akan memberikan doktrin pada Gala.

"Jangan mau seperti ayahmu, enak itu bebas Gala, lihat ayahmu saja tidak ada waktu denganmu." Ujar Jimmy meracuni pikiran Gala.

"Lihatlah paman kalian Uncle Jack dan Dex mereka bebas kan dan bahagia." Tambah Jimmy menyetani anak Panglima, karena dendam kesumatnya dengan ayahnya tak tersampaikan. Dan akhirnya menggunakan putranya untuk dihasut.

"Aku juga tidak ingin bercita-cita seperti Ayah, aku ingin selalu ada waktu untuk ibuku nanti." ujar Gala.

"Nah, ... itu namanya anak yang berbakti, Uncle ini benar - benar bangga pada keponakan Uncle yang ini." Jimmy sangat puas dengan jawaban Gala.

"Kakak kau jangan menghasut Gala, atau aku akan menghajarmu! " Ria yang mendengar langsung mengancam suaminya.

"Tanya saja pada Gala, aku menghasut apa tidak. " ujar Jimmy tidak mengaku.

"Katakan pada Tante apa yang Uncle katakan Gala? " tegas Ria.

"Uncle hanya mengatakan Gala harus berbakti pada ibu." jawab Gala.

"Jangan lupa ayahmu juga! " Tegas Ria mengingatkan.

"Oh, tentu saja itu yang dikatakan tantemu ada benarnya." Jimmy tidak berkutik jika berhadapan dengan Ria. Karena Ria sangat Pro dengan Leon tidak bisa diganggu gugat.

"Uncle, tapi ibu dan ayahku sangat galak padaku. " ujar Bara mengadu.

" Padaku juga loh. " tambah Deya.

Bara dan Deya mengeluh pada Ria dan Jimmy karena memiliki orang tua yang sangat galak. Deya dan Bara justru ingin memiliki Ayah seperti Panglima.

Dan Bara sangat terobsesi dengan ayah Gala.

"Oh, kau ingin menjadi seperti Panglima?, tidak masalah, Uncle akan membantumu di masa depan. " Jimmy yang seorang Bapak Presiden itu langsung menjamin masa depan Bara.

" Yea terimakasih, Uncle." Bara sangat senang karena punya dukungan kuat.

"Sama-sama, Deya ingin menjadi apa? " Tanya Jimmy pada adik Bara itu.

"Deya, ingin menjadi seperti Nyonya Puff di Spongebob Uncle." Jawab Deya dengan penuh semangat.

Semua terkejut dengan cita-cita Deya yang sangat abstrak dan di luar nalar.

"Kau ingin menjadi ikan buntal Deya? " tanya Bara.

" Ya, bagus sekali itu tubuh kita bisa menggembung, seperti balon sangat lucu! " berbicara seakan itu benar-benar impian yang harus digapainya.

" Itu bukan hal baik Deya, kenapa tidak kau menjadi pilot atau,koki?, atau menjadi jaksa? " Ria memberi tawaran yang lebih berfaedah agar keponakannya tidak tersesat .

"Pilot?, itu juga tidak buruk , aku akan mengendarai burung onta untuk terbang bersama keluarga ku. " Ujar Deya semakin tidak masuk akal lagi.

Ria menepuk jidatnya, antara mau tertawa tapi kok juga kesal, tapi dia sangat senang, bergurau dengan keponakannya yang aneh-aneh itu. Mereka sangat menghibur dirinya, karena Ria sampai saat ini belum dikaruniai seorang anak.

" Tante akan masak makanan kesukaan kalian, setelah makan kalian pulang agar orang tua kalian tidak khawatir." Ujar Ria pada keponakan - keponakannya.

Ini adalah kesempatan Jimmy mengambil hati Gala, lebih dalam lagi. Karena Jimmy sangat menyukai Gala, jika Gala datang ke rumahnya dia akan mengajari beberapa hal yang luar biasa pada Gala. Karena Gala adalah anak Genius seperti ayah ibunya. Hanya butuh satu kali mengajari Gala, Gala langsung bisa menguasai dan mengembangkan dengan idenya sendiri. Meski Jimmy masih sangat dendam dengan bapaknya tapi Jimmy sangat tulus menyayangi Gala seperti anaknya sendiri. Jimmy juga menganggap Deya dan Bara juga seperti anak sendiri tapi, Gala yang paling dia prioritaskan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!