Ini adalah kisah seorang ibu rumah tangga yang tak menerima cinta dari suaminya sendiri, dan malah mendapatkan perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangganya.
Lia Permata Cahyani adalah seorang ibu rumah tangga muda yang menikah setelah lulus kuliah. Ia tidak pernah berpacaran selama hidupnya, dan ia di jodoh kan oleh kedua orang tua nya sebulan saat ia telah lulus kuliah. Lia menerima pernikahannya dengan lapang dada, karena ia tau bahwa pilihan kedua orang tuanya tidak pernah salah dan semua itu demi kebaikan nya sendiri.
Sekarang pernikahan nya sudah berjalan selama dua tahun. Awal menikah semua berjalan lancar tanpa ada masalah besar yang menimpa, dan sekarang mulai lha tumbuh benih rasa cinta di hati Lia kepada suaminya. Rasa cinta Lia terhadap suami nya, belakangan ini ia rasakan dan muncul setelah dua tahun menikah.
***
Sekarang Lia bersama kakaknya Lilis dan teman baiknya Nindy, sedang berada di butik milik Nindy. Mereka sedang berkumpul dan berbincang-bicang mengenai segala hal kehidupan rumah tangga mereka masing-masing. Lia sangat menikmati, saat melihat Nindy yang sedang menjahit baju sambil mengikuti kata hatinya, seolah-olah menjahit adalah kehidupan dari Nindy.
Lia juga ingin memiliki hobi sepertinya yang bisa di nikmati sembari mengisi waktu luang saat ditinggal suaminya bekerja, karena hidupnya sangatlah membosankan. Hanya berada di rumah sehari an, menonton TV, membersihkan rumah, memasak dan tidak pernah melakukan hal yang membuat nya bersemangat atau bahagia.
"Jadi, lu gk nikmat hidup lu selama menikah? " Tanya Nindy.
"Entah lha, aku pengen punya sesuatu yang sangat menarik untuk kulakukan" jawab Lia.
"Cobalah mencari aktivitas lain, seperti pergi ke gym, renang atau yg lain" Ucap Lilis.
"Aku sangat iri dengan kehidupan kalian yang begitu menyenangkan, bisa melakukan apapun yang kalian suka" Jawab Lia sambil merengut.
Lilis menikah karena pilihan nya sendiri, dulu ketika ia dijodohkan oleh orang tua nya ia tidak mau, tetapi lebih memilih menikah dengan pacar nya, sedangkan Lia tidak memiliki pacar jadi Lia hanya bisa menerima pernikahan nya. Karena Lilis tidak mau dijodohkan oleh orang tuanya, ia pun dikucilkan dalam keluarga. Orang tua nya tidak mau berbicara dengan nya selama berbulan-bulan, tetapi sekarang semua kembali normal seperti tidak terjadi apa-apa.
Nindy lebih memilih fokus kepada butiknya, ia belum memutuskan untuk menikah dan belum mendapatkan lelaki yang tepat untuknya, melainkan hanya sekedar ber kencan kesana kesini, sambil menikmati masa lajang nya. Kehidupan nya terlihat menyenangkan, karena hidup dengan mengikuti kata hatinya sambil berbahagia, namun apakah Lia juga bahagia dengan pernikahan nya?.
Lia tidak ingat kapan terakhir kali suami nya mengajaknya keluar untuk berkencan. Lia dan suaminya yang bernama Dion terlihat tidak saling mencintai di awal pernikahan, namun setelah menjalani waktu bersama selama dua tahun, timbul lha rasa cinta di hati Lia. Sedangkan Lia tidak yakin jika saat ini Dion juga mencintai nya.
"Apakah kamu mencintai Dion?" Tanya Lilis.
" Pertama menikah gk sih, tapi belakang an ini kayak nya sedikit. Aku dan dia kan suami istri jadi sudah seharusnya jika suami istri saling mencintai satu sama lain". jawab Lia.
"Apakah pernikahan mu gk bahagia?" Tanya Nindy.
"Iya, bisa dibilang bahagia, juga bisa dibilang gak bahagia, aku ngerasa kalau dia gk suka sama aku, padahal udah bertahun-tahun seatap sama aku". Jawab Lia Kesal.
Seluruh hidup Lia terasa membosankan, setiap hari selalu ber ulang dengan kegiatan yang tidak menarik. Dion adalah pria yang memiliki sifat dingin, tertutup, overprotective dan memiliki gaya berpakaian yang bisa dibilang cupu, ia bekerja sebagai direktur di sebuah perusahaan ekspor, sehingga dia selalu pergi ke luar negeri atau keluar kota untuk bekerja dan jarang pulang kerumah. Meninggalkan Lia seorang diri di rumah dan gak pernah sekalipun mengajaknya keluar atau berlibur. Pekerjaannya sebagai direktur memang sangatlah menjanjikan, apalagi gajinya juga cukup besar tetapi bagi Lia, untuk apa uang jika tanpa cinta.
Lia hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan suami nya tetapi saat Lia sedang bersamanya, dia hanya menganggap Lia sebagai adik perempuannya, padahal Lia adalah istrinya. Semenjak Lia menikah, Dion belum pernah menyentuhnya sama sekali.
Lia mengganggap bahwa, Dion hanya butuh waktu untuk melakukan hal itu pada nya. Menunggu Dion untuk melihatnya sebagai seorang istri dan mencintai nya sepenuh hati, bukan sebagai adik perempuan. Ketika Lia membahas tentang hal ini, Dion langsung marah dan meminta Lia untuk tidak membicarakan hal ini lagi.
Lia sempat berasumsi jika Dion tidak menyukai wanita, tetapi malah tertarik dengan sesama jenis. Lia tidak pernah melihat suaminya keluar dengan wanita lain, malahan keluar dengan teman kantor laki-lakinya. Hal itu semakin membuat Lia curiga kepada suaminya.
Pernikahan adalah suatu hal yang serius dan sakral jadi Lia tidak bisa pergi atau meninggalkannya begitu saja, hanya karena bosan atau karena Dion tidak mencintai nya. Di sisi lain Lia sudah tidak tahan dengan kehidupan yang membosankan ini, terasa dikurung dirumah tanpa membiarkan nya bebas mengejar mimpinya.
Lia memutuskan untuk mencari kepastian dari Dion. Jika dalam waktu dekat Dion masih tidak mau menyentuh nya, berarti ia akan melakukan tindakan yang tegas terhadap hubungan pernikahan mereka. Tapi jika Lia mengakhiri hubungan nya, tentu saja orang tuanya akan sangat marah pada Lia dan kemungkinan juga Lia akan di tendangan dari KK.
Mama dan papa nya Lia, juga menikah karena dijodohkan tetapi hasilnya mereka tetap baik-baik saja dan saling mencintai serta memiliki dua anak yaitu Lilis dan Lia. Tetapi pernikahan yang dijodohkan sangat lha sulit bagi Lia.
"Pokoknya kalau suami lu pulang, lu harus minta kejelasan tentang hubungan kalian titik." Ucap Nindy.
"Iya, aku juga capek gini terus" . Jawab Lia sambil pergi meninggalkan butik.
***
Sesampainya di rumah Lia memikirkan tentang kehidupan pernikahan nya, Lia mulai berfikir untuk membuntuti atau mencari tau tentang suaminya saat berada di luar sana. Guna menghilangkan semua keraguan di hati LiaLia, yang berfikir bahwa suaminya menyukai sesama jenis.
Malam ini Lia tidak bisa memutuskan hubungan pernikahan nya, karena suaminya masih kerja di luar kota untuk satu minggu. Suaminya hanya sekedar pamit pergi, tetapi tidak pernah mengirimkan pesan atau telfon saat sedang bekerja.
Lia pernah mencoba menelfon suaminya saat sedang keluar kota dan hasilnya Lia dimarahin, karena mengganggu saat sedang rapat, padahal Lia menelfon nya di malam hari. Lia hanya diperbolehkan mengirim SMS jika ada sesuatu yang penting, dan SMS tersebut belum tentu dibaca oleh suaminya. Tidak ada orang yang melakukan rapat selama 24 jam penuh dan mungkin saja itu adalah trik dari suaminya Lia sendiri.
Sebagai seorang istri yang penurut, Lia tidak pernah keluar tanpa izin dari suaminya, jika suaminya tidak mengizinkan maka Lia tidak pergi. Seperti siang ini, Lia meminta izin untuk pergi ke butik Nindy, lewat SMS dan mendapatkan balasan singkat.
Nindy pun akan di SMS oleh suami nya Lia, untuk memastikan bahwa Lia benar-benar berada di sana. Suaminya Lia memang lha tipe orang yang posesif tapi cuek pada istri nya sendiri.
Seminggu kemudian, penantian Lia akhirnya terbayar kan. Hari ini suaminya pulang ke rumah setelah seminggu kerja di luar kota. Suaminya pulang pada sore hari, dan Lia pergi menuju ke pintu untuk menyambut suaminya yang pulang dengan perasaan riang gembira bercampur gelisah.
Lia membiarkan suaminya mandi dan beres-beres terlebih dahulu. Sekarang Lia sedang menyiapkan makanan, sebelum membuka pembicaraan mengenai kejelasan hubungan mereka. Setelah selesai makan bersama, Lia mulai memberanikan diri untuk membuka mulut nya dan membicarakan tentang kejelasan hubungan mereka berdua.
" Ummm suamiku, boleh nggak aku tanya sesuatu?". Tanya Lia dengan rasa gugup.
" Ada masalah apa? " jawab nya dingin.
" Kamu nganggep aku sebagai istri nggak sih? "
" iya lha, aneh kamu tuh". Jawab Dion dan pergi.
Setelah menjawab pertanyaan Lia, Dion langsung pergi ke kamarnya dan berpamitan untuk beristirahat, padahal malam baru saja dimulai. Lia hanya bisa menghela nafas panjang sembari menatap Dion pergi dan tidak berani menghentikan suaminya untuk tidak tidur dulu.
Beberapa saat kemudian ternyata Dion sudah tertidur pulas dan terlihat kelelahan. Lia menatap wajah Dion dengan merasa kasihan, karena Dion telah bekerja keras untuk menghidupi nya. Setelah memastikan jika Dion sudah tertidur, Lia memberanikan diri untuk mengambil HP suaminya dan mengecek isi HP tersebut. Tetapi setelah membuka HP nya, ternyata HP nya di sandi dan tidak bisa dibuka, sehingga usaha Lia menjadi sia-sia saja.
Karena tidak berhasil membuka HP suaminya, Lia mencoba mencari informasi lain, dengan cara membuka laptop dan mencari dokumen-dokumen yang ada di tas suaminya. Hasilnya pun sia-sia lagi, laptopnya juga di sandi dan Lia tidak menemukan berkas apa pun yang mencurigakan. Terlihat jelas jika suaminya menyembunyikan sesuatu, sehingga semua alat elektronik nya di kunci agar Lia tidak tau isi nya. Malam itu Lia tertidur di sebelah suaminya tanpa mendapatkan informasi apa pun.
*
*
*
Pagi ini suaminya sia-sia untuk pergi bekerja seperti biasa. Namun sebelum Dion pergi, Lia mencoba sedikit bertanya kepada suaminya.
" Kamu gak kangen yah sama aku? kok pergi sampai satu minggu"
" Apa an sih, ya enggak lha. Ini semua itu karena tuntutan pekerjaan, aku kerja juga buat kamu" jawab nya Dion dengan penuh keyakinan.
" Kamu gk pengen ngajak aku liburan?, aku bosen tau dirumah "
" Kapan-kapan aja yah, aku lagi sibuk bulan ini". Jawab Dion sambil mengusap kepala Lia.
Dion pergi bekerja dan meninggal kan Lia sendiri an dirumah dengan perasaan kesal.
Dion selalu beralasan sibuk kerja jika Lia meminta nya untuk pergi liburan bersama. Saat hari libur pun, Dion menolak ajakan Lia dengan alasan lelah kerja dan ingin beristirahat saja dirumah.
*
*
*
Saat tengah hari, Dion kembali pulang ke rumah dan mengambil barang-barangnya. Ia mengatakan bahwa ia harus pergi keluar kota untuk urusan kerja yang mendadak. Ia akan pergi ke kota Semarang selama 2 hari untuk menghadiri rapat yang sangat penting.
" Baru aja balik, kok pergi lagi sih" ucap Lia dengan kesal.
"Kalau gk pergi aku bisa dipecat"
Mengetahui jika suaminya pergi, Lia berencana membuntuti suaminya ke Semarang untuk memastikan jika suaminya benar-benar bekerja dan tidak melakukan hal lain dibelakang nya. Setelah suaminya pergi ke Semarang, ternyata suaminya singgah terlebih dahulu ke kantor mungkin untuk mengambil dokumen-dokumen penting yang harus dibawa ke Semarang.
Sekarang Lia berada di sebrang jalan dengan menggunakan baju penyamaran dan menutupi wajahnya dengan masker. Didepan Kantor, suaminya terlihat sedang berpelukan dengan seorang pria yang tampak seperti teman sekantor dari suaminya. Peluk an nya terlihat biasa saja dan lebih mengarah ke friendly, tetapi itu semakin membuat pikiran Lia yakin, jika suaminya suka sesama jenis dan merupakan alasan dibalik Dion yang tidak pernah mau menyentuh nya.
Lia sudah berdiri di seberang jalan hampir dua jam, namun suaminya tidak kunjung keluar dari kantor dan belum berangkat ke Semarang. Akhirnya Lia menyerah dengan rasa kesal, ternyata membuntuti orang lain itu sangat melelahkan dan menghabiskan waktu. Lia memutuskan untuk kembali dan singgah sebentar ke butik Nindy. Lia mengambil sepeda motor nya yang diparkir dan di sembunyikan di sekitar kantor suaminya.
***
" Sia-sia saja aku membuntuti nya"
" Sumpah demi apa? lu ke luar tanpa izin suami lu, terus ngikutin dia" ucap Nindy terkejut.
" Terpaksa tauk, gk worth it banget buat jadi mata-mata untuk kaum rebahan kayak aku".
" Tetep aja, ini tuh suatu kemajuan yang besar buat lu. Berani nakal di belakang suami lu" ucap Nindy mengejek.
"Nakal pala nya, toh gk ngapa-ngapa in".
Kunjungan Lia sangat singkat, hanya sekedar bercerita tentang hal yang baru saja ia lakukan. Lia kembali ke rumah nya menaiki sepeda motor dan sengaja tidak menaiki mobil karena lebih mudah untuk membuntuti suaminya. Namun saat di jalan, ia melamun sambil memikirkan suaminya. Membuat sepeda motor nya tak sengaja menabrak pohon yang ada di pinggir jalan.
Kondisi jalan sangat sepi dan tidak ada halangan apa pun, tetapi karena ia melamun sehingga ia keluar jalur dan terjatuh menabrak pohon serta mendapatkan sedikit luka memar di siku kiri nya. Keadaan dari sepedah motor yang ia kendarai mengalami lecet lumayan parah di bagian depan.
" Duh motor nya pakek lecet segala, kalau Mas Dion liat pasti curiga kalau aku habis keluar tapi gak pamitan " Gumamnya.
" Gampang sih, besok aku izin keluar ke butik nya Nindy dan pura-pura kalau jatuhnya itu besok"
Lia pun pulang tanpa ada yang menolong nya, karena kondisi jalan yang sedang sepi sehingga ia tidak perlu merasa malu karena jatoh tanpa sebab. Sesampainya dirumah Lia langsung beristirahat dan merawat luka memarnya ringan di siku tangan kirinya.
***
Lia sekarang berada di salah satu Hotel yang ada di Semarang, ia membuka pintu kamar hotel nomor 19. Alangkah terkejutnya Lia, melihat suaminya dikelilingi lima lelaki yang tampak sedang melakukan hubungan badan di sana.
" Ayo kita menikah " Ucap Dion kapada lima laki-laki itu.
Suaminya tersebut tampak sangat bahagia dan bersenang-senang menikmati godaan dari ke lima laki-laki tersebut. Lia berdiri di depan pintu dengan sangat terkejut dan rasa tidak percaya akan pemandangan yang sangat menyedihkan dan menjijikkan. Lia menangis sambil membawa sapu dan berlari ke arah Dion untuk memukul nya.
"AHHHHHHHHH ". Teriaknya dengan penuh keringat yang bercucuran di seluruh tubuh nya.
Lia ter engah-engah sambil memegang dadanya dan memandangi tempat di sekitarnya. Setelah ia lumayan tenang, ternyata tempat sekitar nya adalah kamar nya sendiri dan ia barusan sedang bermimpi buruk yang menunjukkan jika suaminya tidur dengan lima pria sekaligus dan mengajak mereka menikah. Lia sangat penasaran dan terlalu memikirkan suaminya sehingga membuat nya sampai terbawa mimpi.
" Tuhan sebenarnya apa yang terjadi, kenapa mimpi seperti itu"
Saat Lia menoleh ke arah jam dinding, ternyata sekarang masih pukul dua pagi dini hari. Lia mencoba melanjutkan tidur namun tidak bisa tertidur dan masih terbayang-bayang akan mimpinya. Lia memejamkan mata sambil menghadap ke kanan lalu memutar tubuhnya ke kiri dan hal ini berlanjut terus-menerus tanpa ada ujungnya sampai pagi.
Seperti yang sudah direncanakan, bawah hari ini Lia akan pergi ke butik milik Nindy. Sebelum pergi, ia mengirim pesan kepada suaminya yang berisi bahwa ia pergi ke butik Nindy untuk mengisi waktu luang. Tak lama kemudian, suaminya membalas pesan Lia dan memperbolehkan nya untuk pergi ke butik Nindy. Sebenarnya Lia tidak berbohong kepada suaminya jika ia pergi ke butik Nindy. Karena hari ini ia memang pergi ke butik milik Nindy, sambil mampir ke bengkel terlebih dahulu untuk memperbaiki sepeda motornya yang rusak akibat terjatuh kemarin.
Lia meninggalkan sepedanya di bengkel dan berangkat ke butik Nindy menggunakan taksi. Setelah ia sampai di butik Nindy, seperti biasa ia pun bercerita tentang kehidupannya. Kali ini bercerita tentang Lia yang sedang mengalami kecelakaan dan menabrak pohon akibat melamun memikirkan suaminya.
" Hahaha gila lu, Bisa-bisa nya jatoh sendiri." ejek Nindy.
" Heh jahat banget, aku juga gk sengaja tauk"
"Makanya jangan kebanyakan ngelamun, tapi untung sih lu gk kenapa-kenapa".
" ho oh, plus untung aja jalannya sepi, kalau gk gitu pasti malu, jatoh gk ada sebab". jawab Lia.
" lu sih kocak, emang random banget kelakuan lu". ucap Nindy.
Setelah ia berbincang-bincang dengan Nindy, ia memutuskan untuk pulang agak larut malam dan mengabarkan kepada suaminya jika ia terjatuh. Lia sengaja memilih untuk pulang larut malam agar, kejadian saat ia terjatuh terlihat seperti normal, akibat ia sedang mengantuk lalu mengalami kecelakaan.
Sekarang tepat pukul 10.00 malam hari dan ia mengirim pesan kepada suaminya bahwa ia habis mengalami kecelakaan. Lia menunggu balasan dari pesannya, namun sudah 30 menit berlalu ia tidak kunjung mendapatkan balasan. Akhirnya Lia memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki sambil mencari taxi disekitar sana dan menolak tumpangan yang Nindy berikan.
Kali ini Lia mengambil jalan yang memutar menuju ke pangkalan taksi, sambil menikmati suasana di malam hari dan melihat bulan yang bersinar terang serta langit yang dipenuhi bintang-bintang. Kurang lebih Lia sudah berjalan selama 30 menit dan tak kunjung mendapatkan taksi, di pangkalan pun taksi nya kosong dan tidak ada satupun yang lewat
Lia berhenti tepat di seberang jalan di depan sebuah hotel mewah sambil menghalu, jika suatu saat ia dan suaminya akan pergi berbulan madu ke hotel mewah itu. Lia meliat ke sekeliling hotel mewah itu tapi alangkah terkejutnya ketika ia menoleh kearah sebelah kanan depan pintu hotel. Lia melihat ada seorang laki-laki yang sangat familiar sekali, sedang bermesraan dengan seorang wanita.
Karena Lia tidak yakin dengan yang ia lihat karena melihat dari kejauhan. Lia menatap dan memperhatikan mereka dengan cukup lama untuk memastikan bahwa yang ia lihat benar. Walaupun Lia tidak ingin percaya dengan apa yang ia lihat tetapi kenyataannya sungguh pahit. Karena laki-laki itu adalah suaminya sendiri yang terlihat sedang mencium seorang wanita bergaun merah seksi, berambut hitam setinggi bahu.
Lia tidak menyangka bahwa suaminya melakukan hal itu di depan banyak orang dan bahkan dengan wanita lain. Padahal, katanya ia sedang pergi dinas ke Semarang namun malah check-in dengan wanita selingkuhan.
Dihati Lia merasa sangat kecewa dan sedikit lega bahwa suaminya tidaklah gay namun masih normal dan suka dengan wanita.
Lia juga masih tidak percaya bahwa suaminya yang terlihat cupu dan overprotective terhadap nya, malah berselingkuh di belakang nya, mungkin sifat overprotective itu hanya digunakan agar ia tidak ketahuan selingkuh.
Di mata suaminya terpancar dengan jelas bahwa dia mencintai wanita itu dengan sepenuh hati dan penuh hasrat, tatapan yang tak pernah ia tunjukkan kepada istrinya sendiri. Lia dengan lemas hanya berdiri di seberang jalan sambil menonton pemandangan yang menyedihkan itu. Ia hanya pasrah ketika melihat suaminya dan wanita itu pergi masuk kedalam hotel.
"Pantas saja ia tidak menjawab pesan ku, ternyata lagi enak-enakan anj* * * *. . . " gumam Lia dengan kesal.
Setelah Lia melihat suaminya pergi masuk ke hotel, ia pun juga pergi meninggalkan hotel tersebut. Dia hanya berjalan terus menerus di bawah dingin nya langit malam tanpa tahu kemana arah tujuannya. Untuk sekarang ia tidak mau pulang ke rumah, karena dirumah hanya akan memperburuk keadaannya, tempat yang dipenuhi dengan memori suaminya.
Waktu berlalu dengn cepat dan tanpa sadar, sekarang Lia berdiri di depan sebuah bar di ujung jalan. Tanpa fikir panjang, ia pun masuk ke dalam bar tersebut.
Lia memesan minuman keras, agar dirinya bisa merasa lebih baik dan melupakan suaminya untuk satu malam. Satu gelas habis, kemudian diteguknya botol ke dua, dan ia terus memesan minuman.
Setelah Lia setengah mabuk, ia tidak bisa menahan rasa kekecewaan dan penghianatan di hatinya. Rasa yang ia pendam dari tadi akhirnya meletus, ia mulai menangis terus-terusan dan tersedu-sedu sambil terus minum. Tanpa Lia sadari di sebelah kirinya ada seorang laki-laki yang menghampirinya dan duduk tepat di sebelah kirinya.
Laki-laki tersebut memberi nya sapu tangan untuk menyeka air matanya. Laki-laki itu berparas tampan bahkan lebih tampan daripada suaminya, ia berambut pirang sama seperti Lia dan bermata coklat. Laki-laki itu terlihat tinggi dan gagah diblaik setelan jas yang ia gunakan. Dengan rasa hati yang hancur, Lia menerima sapu tangan dari laki-laki itu dan mengusap air matanya.
" Aku tidak tahan melihat wanita cantik duduk sendirian sambil menangis " Ucap pria tersebut.
" . . . "
"Nama ku Sota Adyantara"
"Aku Lia "
" Nona Lia, kamu kenapa? Cerita lha pada ku, aku bisa menjanga rahasia dengan baik"
Lia bukanlah tipe orang yang suka berbagi masalah dengan orang yang baru ia temui. Tetapi, Lia menganggap bahwa ia akan bertemu laki-laki itu hanya untuk hari ini saja dan besok mereka tidak akan bertemu lagi. Jadi Lia memutuskan untuk menceritakan masalah yang baru ia terima.
" Dia adalah suami yang buruk. Dia bahkan tidak sadar bahwa ia menyia-nyiakan wanita secantik dirimu" tanggapan Sota.
" Kau begitu manis, tidak seperti suamiku yang begitu dingin " jawab Lia dengan kondisi setengah sadar.
Tanpa sadar ketika Sota meminta nomor handphone nya, ia memberikan nya begitu saja padahal ia tidak berencana untuk bertemu lagi dengan nya. Sota menatap ke dalam mata Lia dengan penuh pengertian dan kelembutan sehingga membuat Lia merasa tenang dan nyaman. Seakan ia sedang terhipnotis satu sama lain, tanpa sadar mereka mulai berciuman. Entah siapa duluan yang memulai nya namun hal itu tidak lha penting. Mereka memperdalam ciuman dan menyatukan kedua lidah mereka secara bersama. Menari-nari menjelajahi satu sama lain sambil sedikit menggigit lembut bibir Lia yang merah merekah.
Lia sedang dalam kondisi mabuk dan sedang patah hati, ia tidak bisa berfikir mana yg benar dan mana yang salah. Sekarang Lia hanya mengikuti rasa nyaman dan nafsunya saja, sehingga ia mulai menikmati dan tenggelam dalam ciuman Sota. Tangannya Sota mulai menyentuh ke seluruh tubuhnya dan membuat Lia lupa dengan sakit hati yang ia rasakan saat ini. Lia tidak peduli dengan hal apapun lagi dan hanya peduli dengan pria yang ada didepan nya saja.
Sota membisikkan sesuatu ke telinga Lia dan Lia juga mengangguk sebagai jawaban setuju dari permintaan Sota. Akhirnya mereka pergi meninggalkan bar tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!