Kala angin berhembus kencang, terasa dingin dan langit menggelap, Galih bergegas melompat ke motor sportnya, lalu dengan tergesa-gesa ia memakai helm kesayangannya, setelah itu dengan wajah tidak sabar ia melajukan motor sportnya dari halaman berumput kediaman mewah papanya ke jalanan beraspal.
Galih melajukan motor sport kesayangannya dengan kecepatan tinggi karena ia tidak ingin Ratna pulang dari les piano kehujanan.
Ratna adalah kakak kelasnya Galih yang sudah Galih taksir sejak pemuda itu mengikuti masa orientasi siswa baru di salah satu SMA negeri favorit yang ada di kota kelahirannya Galih.
Dan di hari ini, Galih berencana ingin menembak gadis pujaan hatinya itu. Meskipun Ratna lebih tua dua tahun darinya dan Ratna adalah gadis idola di sekolahan tidak membuat nyali Galih ciut.
Galih adalah putra tunggal dokter bedah ternama yang baik hati. Galih memilih bersekolah di SMA negeri alih-alih SMA swasta atau sekolah di luar negeri. Galih masuk ke SMA negeri favorit itu juga melalui jalur prestasi dan mendapatkan beasiswa penuh karena prestasinya di bidang science. Galih adalah peraih medali emas tingkat nasional di perlombaan science yang Galih ikuti saat Gajih masih duduk di kelas dua SMP.
Bermodal wajah tampan, kecerdasan di atas rata-rata dan nama keluarga yang mentereng,
pemuda tampan dan ramah itu nekat ingin menembak Ratna hari itu juga.
Setelah menjemput Ratna dari tempat les piano, Galih mengajak Ratna ke sebuah restoran yang ada di hotel milik papanya.
Di restoran tersebut tepat saat hujan turun dengan dressnya di luar sana, Galih nekat menggenggam kedua tangan Ratna yang ada di atas meja.
Ratna terkesiap kaget dan saat ia ingin menarik tangannya dari genggaman tangan Galih, pemuda tampan itu menahan tangan Ratna dan sambil menatap lekat wajah Ratna, Galih berkata, "Maukah kamu jadi pacarku?"
Ratna mengerjap kaget dan diam mematung.
"Aku tahu kalau aku lebih muda dari kamu. Aku tahu kita baru kenal selama beberapa Minggu. Tapi, aku sudah yakin sama perasaanku ini. Aku yakin kalau aku pasti bisa membuatmu bahagia dan aku janji akan selalu setia. Aku tidak akan main-main dengan cintaku ini. Ini adalah cinta pertamaku dan aku bersumpah aku tidak akan memiliki cewek lain selain kamu. Aku hanya menginginkan kamu saat ini, besok, dan selama-lamanya sampai maut memisahkan kita" Sahut Galih dengan terus menatap lekat wajah manisnya Ratna dan tangan Galih masih menggenggam kedua tangan Ratna.
Melihat kesungguhan di mata Galih dan sesungguhnya Ratna pun juga sudah memiliki rasa sama Galih sejak Galih sering mengajarinya matematika dan fisika dan Galih juga sering mengantar jemput dia ke mana pun dia pergi. Akhirnya Ratna tersenyum dan gadis manis pujaan hatinya Galih itu akhirnya berkata, "Iya, aku mau" Lalu Ratna menganggukkan kepalanya dengan pelan disertai senyum manis dan sesekali mengerjap ceria.
Galih hampir saja terbang saat itu juga. Galih langsung menutup mulutnya yang ingin memekik girang. Lalu, Galih bergegas bangkit berdiri sambil menarik kursinya untuk duduk di dekat Ratna. Pemuda tampan itu kembali bertanya dengan jarak yang lebih dekat, "Apa ini artinya kita sekarang ini berpacaran?"
Ratna tersipu malu, langsung menunduk, lalu mengangguk pelan.
Galih tertawa lega dan bocah tampan itu memberanikan diri mencubit dagu Ratna dengan lembut lalu mengangkat pelan wajah Ratna dengan tangan gemetar saking bahagianya. "Kamu adalah pacarku sekarang ini. Benar, kan?" Galih memandangi wajah Ratna dengan senyum dan sorot mata penuh cinta.
Ratna menatap kedua bola mata Galih dan mengulas senyum di wajah manisnya sambil mengangguk pelan.
Lalu, Galih mencium kening Ratna setelah itu ia memeluk Ratna sambil berkata dengan nada lega dan bahagia, sangat bahagia, "Terima kasih sudah mau menerima cintaku. Aku akan setia dan aku akan selalu ada di samping kamu sampai kita menikah nanti. Aku hanya ingin menikah denganmu, Ratna"
Ratna menepuk dada Galih dan berkata, "Kita baru saja jadian, kok, sudah ngomong soal nikah"
Galih terkekeh geli dan berkata, "Aku serius dengan perkataanku. Aku benar-benar ingin menikah denganmu dan hanya ingin menikah dengan kamu saja. Aku tak mau menikah dengan gadis lain selain kamu"
"Amin. Semoga kita berjodoh dan bisa terus bersama sampai menikah menikah nanti"Sahut Ratna.
Galih mengelus bahu Ratna lalu mencium pucuk kepalanya Ratna dan berkata di sana, "Sebentar lagi kau lulus SMA dan aku naik ke kelas dua. Aku mohon padamu kamu jangan kuliah di luar kota, ya. Karena aku nggak sanggup kalau harus sehari saja tidak melihat wajah manis kamu. Aku akan ambil program akselerasi di kelas dua nanti agar aku bisa segera menyusul kamu kuliah"
Ratna mengusap dada Galih dan berkata, "Iya. Aku tidak akan kuliah di luar kota. Aku akan menunggu kamu dan aku sangat yakin kamu bisa lolos ikut program akselerasi karena kamu sangat pandai. Nggak seperti aku yang pas-pasan"
Galih tertawa ringan dan kembali mencium belahan di kepala Ratna sambil berkata di sana, "Kamu nggak pas-pasan. Kamu juga pandai. Buktinya kamu bisa jadi ketua OSIS"
Ratna lalu mendongak dan mencium pipi Galih. Galih membalas mencium pipi Ratna.
Sejak hari itu, hari mereka jadian, hari-harinya Galih dan Ratna selalu dipenuhi senyum manis, tawa renyah, tatapan saling cinta, dan degup jantung abnormal yang diiringi hangatnya desiran hati.
Galih selalu bersiul di pagi hari dan tingkah Galih yang tampak aneh selama beberapa bulan belakangan ini membuat sang Ayah akhirnya memberanikan diri untuk bertanya pada putra tunggalnya yang sangat tampan dan cerdas itu, "Kenapa beberapa Minggu belakangan ini Ayah lihat dan perhatikan kamu selalu ceria dan bersiul bahkan sesekali bersenandung lagu cinta. Kamu udah punya cewek, ya?"
Galih langsung menatap lekat wajah yang mirip dengannya tapi sudah tampak menua itu. Galih tampak ragu mengatakan kalau dia sudah memiliki pacar karena dia takut ayahnya melarangnya berpacaran padahal ia sudah terlanjur sangat mencintai Ratna dan hanya mencintai Ratna.
"Kok malah diam?" Ayahnya Galih membetulkan letak kacamatanya.
"Kalau iya, apa Ayah akan melarang Galih berpacaran?"
Ayahnya Galih menepuk pundak putra tunggalnya dan berkata, "Sejak Mama kamu meninggal dunia, Ayah berjanji pada diri Ayah sendiri kalau Ayah tidak akan menikah lagi karena Ayah ingin terus mendampingi kamu dan membuatmu bahagia. Jadi, Ayah tidak akan melarang kamu berpacaran asal kamu bahagia dan asal nilai-nilai kamu tidak turun. Kau ingin ambil akselerasi dan cepat kuliah, lulus, lalu kerja, kan?"
Galih yang mewarisi hati lembut almarhum mamanya, menitikkan air mata dan langsung memeluk erat ayahnya sambil berkata, "Terima kasih, Ayah. Galih janji tidak akan pernah mengecewakan Ayah"
Ayahnya Galih yang bernama Edy Baskoro ikutan menitikkan air mata dan melepas kacamatanya dengan tangan kiri dan tangan kanannya mengelus-elus punggung putra tunggalnya yang sangat cerdas itu dengan penuh kasih sayang.
Galih lalu melepaskan pelukannya. Setelah mencium punggung tangan ayah tercintanya, Galih berangkat ke sekolah bersama motor sport kesayangannya.
Empat puluh lima menit kemudian, Galih keluar dari parkiran sepeda motor dan seperti biasanya ia berlari ke kelasnya Ratna lebih dulu untuk mengajak Ratna sarapan di kantin sekolah.
Menu favoritnya Galih dan Ratna adalah nasi bandeng yang dibungkus dengan daun pisang, mendoan, dan teh hangat. Ibu kantin sampai hapal menu favoritnya Galih dan Ratna itu.
Setelah sarapan, Galih yang lebih muda dari Ratna tapi memiliki otak brilian, menemani Ratna kembali ke kelasnya Ratna lalu mengajari Ratna matematika dan fisika. Ratna berhasil masuk kelas IPA, namun gadis cantik pacarnya Galih Baskoro itu merasa kesulitan mengikuti pelajaran matematika dan fisika di kelas tiga.
"Aku nyesel masuk IPA" Ucap Ratna sambil mengerjakan tugas matematika.
Galih tersenyum lalu mengusap rambut panjang dan indahnya Ratna sambil berkata, "Kamu bisa masuk IPA, kok, nyesel. Katanya pengen masuk kedokteran"
"Habisnya pelajaran kelas tiga sudah banget. Kalau nggak diajari kamu tiap hari, aku tidak akan sanggup meneruskan langkahku di kelas IPA ini" Ratna mengerucutkan bibirnya sambil terus mengerjakan tugas matematikanya sedangkan Galih terus mengelus rambut indahnya Ratna.
Setelah Ratna menyelesaikan tugas matematika dan fisikanya, Galih mencium pipi Ratna dan berlari keluar dari kelasnya Ratna untuk kembali ke kelasnya sendiri dengan wajah ceria benderang.
Ratna menatap punggung Galih dengan senyum penuh cinta dan gadis manis itu merasa sangat beruntung bisa menjadi kekasihnya Galih. Meskipun bocah itu adalah adik kelasnya dan umurnya lebih muda dua tahun darinya, tapi Galih sangat perhatian, ngemong, dan sangat dewasa.
Galih duduk di bangkunya dan dikejutkan dengan kemunculan Alma Jacob di depan mejanya. Alma Jacob adalah putri tunggal konglomerat ternama Eros Jacob pemilik JJ Grup. Alma Jacob adalah pindahan dari salah satu sekolah swasta terbaik yang ada di Amerika dan Alma Jacob baru bergabung di kelasnya Galih satu Minggu yang lalu.
"Ada apa? Kenapa kau berdiri di depan mejaku? Kelas sudah mau dimulai. Kembali lah ke bangku kamu" Ucap Galih sambil mengeluarkan buku tulis dan buku paket Fisika dari dalam tas ranselnya.
"Aku mau kasih ini" Alma Jacob meletakkan sebuah amplop dan sekotak permen cokelat import di atas mejanya Galih.
"Apa ini?"
"Hari ini hari kasih sayang. Aku kasih kamu kartu ucapan hari kasih sayang dan sekotak cokelat karena aku menyukaimu. Maukah kau jadi pacarku?"
Galih mengerjap kaget.
Alma Jacob yang memiliki wajah indo, tubuh ramping, rambut hitam berkilau dan indah karena ia diam-diam adalah seorang model internasional, tersenyum sangat cantik dan penuh percaya diri di depan Galih.
"Udah terima aja. Cantik banget, lho, anak baru ini" Bisik teman sebangkunya Galih.
Galih menghela napas panjang mendengar bisikan teman sebangkunya dan setelah menepuk kesal bahu temannya tanpa menoleh ke belakang, Galih bangkit berdiri, mengambil amplop berwarna merah muda dan sekotak cokelat, lalu mengulurkan semuanya itu ke gadis cantik yang masih berdiri di depannya sambil berkata, "Aku tidak bisa menerima semua ini. Aku sudah punya pacar dan aku sangat mencintai pacarku"
Alma menerima kembali pemberiannya dan menatap Galih dengan sorot mata kecewa karena cinta pertamanya ternyata bertepuk sebelah tangan.
Alma kemudian tersenyum kecut dan berbalik badan lalu melangkah pelan menuju ke bangkunya.
Doni teman sebangkunya Galih langsung menepuk pundak Galih saat Galih kembali duduk di sampingnya, "Sayang sekali, Bro! Dia sangat cantik. Kenapa kau tolak?"
Galih mendelik kesal ke Doni dan berkata, "Karena aku sudah punya pacar dan aku sangat mencintai Ratna"
Doni kembali menepuk pundak Galih dan berkata, "Hei! Lihat lah dengan baik-baik! Ratna kalah jauh kalau dibandingkan dengan Alma Jacob. Ratna tingginya cuma 160cm, kulit Ratna kuning langsat, dan wajah Ratna wajah lokal aja, hanya manis. Sedangkan Alma Jacob, tinggi badannya pasti mencapai 170cm, hampir sama dengan tinggi badan kamu, kalian tadi berdiri berhadapan tampak serasi, lalu Alma berwajah indo, kulitnya putih pucat seperti salju, indah, dan........."
Pletak! Galih langsung menyentil kening Doni dan mendelik, "Berani benar kau menghina Ratna. Mau mati, kau, ya?! Kalau kau suka sama Alma tembak aja dia, cih!"
Doni mengusap keningnya lalu meringis dan berkata, "Hehehehehe, sori, Bro, aku hanya mengatakan kenyataan yang ada, hehehehehe"
Sepulang sekolah, Galih mengajak Ratna ke toko kue. Dia membeli kue tart strawberry kesukaannya Ratna. Lalu, mereka pulang ke rumahnya Ratna.
Galih menancapkan sebuah lilin kecil di kue tart strawberry itu, lalu menyalakan lilin tersebut dengan korek api yang Ratna ambil dari dapur, lalu ia merogoh tas ranselnya. Di memberikan kotak berukuran sedang dan menyerahkan kotak itu ke Ratna sambil berkata, "Selamat hari kasih sayang. Ini hari kasih sayang pertama yang kita rayakan bersama. Semoga di tahun berikutnya kita bisa merayakan lagi hari kasih sayang seperti ini"
Ratna tersenyum penuh cinta dan bertanya, "Apa ini?"
"Bukalah! Itu kado pertama di hari kasih sayang dariku untuk kamu" Galih tersenyum penuh cinta.
Ratna membukanya dan langsung membeliak kaget, "Kalung?"
Kalung berliontin kupu-kupu itu membuat Ratna menatap Galih dengan senyum penuh keharuan.
Galih mengambil kalung itu dan memakaikannya di leher cantiknya Ratna dan setelah mencium keningnya Ratna, Galih menatap Ratna dan berkata, "Aku beli kalung itu dari uangku sendiri. Tabunganku sendiri. Aku pilih liontin kupu-kupu karena kupu-kupu itu indah untuk terus dipandang seperti kamu. Kamu indah untuk terus dipandang"
Ratna tersipu malu dan menepuk pelan bahu Galih sambil mengusap setetes air mata haru di pipinya.
Ratna lalu merogoh tas selempangnya dan menyerahkan satu kotak berukuran sedang ke Galih, "Ini kado dariku. Aku tidak punya uang lebih seperti kamu Aku cuma bisa bikin sapu tangan yang aku jahit sendiri dan aku sulam sapu tangan itu dengan inisal nama kita
R dan G"
Galih mengambil sapu tangan dari dalam. kotak, mencium dalam-dalam sapu tangan buatannya Ratna itu dan sambil terus menatap wajah manisnya Ratna, ia berkata, "Ini kado paling indah yang pernah aku dapatkan. Aku sangat menyukainya dan akan simpan baik-baik sapu tangan ini. Aku mencintaimu, Ratna, kini, nanti, dan selama-lamanya"
"Aku juga" Sahut Ratna.
"Ayo kita tiup lilinnya bersama-sama dan kita makan kue ini" Sahut Galih dengan senyuman dan sorot mata penuh cinta.
Tanya mengangguk, tersenyum bahagia, lalu meniup lilin bersama-sama. Setelah lilin padam, Ratna memotong kue dan menyuapi Galih potongan kue pertama sambil berkata, "Selamat hari kasih sayang. Aku mencintaimu"
Galih tersenyum lalu menarik tengkuk Ratna dan mengajak Ratna berciuman. Itu adalah ciuman pertama mereka yang terasa sangat manis semanis kue tart strawberry.
Keesokan harinya, setelah mengantarkan Ratna ke kelasnya Ratna seperti hari-hari biasanya, Galih kembali ke kelasnya dan dia kembali mendapatkan kejutan dari Alma. Galih menghela napas panjang karena Alma masih saja meletakkan roti gandum dan susu kotak cokelat di mejanya.
Meskipun cinta pertamanya pada Galih Baskoro bertepuk sebelah tangan, namun Alma tidak pernah menyerah. Ia terus memberikan perhatian pada Galih. Seperti meletakkan roti gandum dan satu kotak susu cokelat berukuran sedang di atas mejanya Galih setiap pagi.
Galih terpaksa menerima roti gandum dan susu cokelat dari Alma karena kalau Galuh kembalikan, maka Alma akan langsung membuang susu gandum dan susu cokelat itu ke tempat sampah. Karena sayang melihat makanan dibuang begitu saja, akhirnya dengan sangat terpaksa Galih menerima pemberiannya Alma itu. Namun, tanpa sepengetahuannya Alma, Galih memberikan roti gandum dan susu cokelat itu ke Doni sambil berkata, "Jangan sampai Alma tahu. Kalau Alma tahu dia akan buang roti gandum dan susu cokelat itu. Sayang, kan, kalau makanan dibuang"
"Oke, Bro" Sahut Doni.
"Dan jangan bilang ke Ratna soal ini. Aku nggak ingin ada kesalahpahaman nggak penting antara aku dan Ratna" Ujar Galih masih dengan mata mendelik.
"Iya, siap!" Sahut Doni sambil meringis lebar dan menepuk pundak Galih.
Perhatian Alma tidak berhenti sampai di situ saja, Alma sering mengantri untuk Galih di jam makan siang agar Galih bisa makan siang tepat waktu, Alma bahkan nekat membelikan sebuah jam tangan super mahal saat Galih berulang tahun dan di saat Galih mengembalikan kado itu, Alma berkata, "Terima kado itu atau aku akan bilang ke pacar kamu kalau kamu pernah menciumku"
"Bilang aja! Toh, aku belum pernah mencium kamu. Aku tinggal bilang ke Ratna dan....."
Alma.menarik kerah baju Galih dan cup! Bibir Galih mendarat di bibir Alma lalu terdengar suara cekrek! Alma mengambil gambar ciuman pertamanya dengan Galih dengan telepon genggam super mahalnya.
Galih membeliak kaget dan langsung mendorong kedua bahu Alma. Pemuda tampan idola kaum hawa itu langsung mengusap bibirnya lalu mendelik dan berkata, "Hapus foto tadi!"
Alma memasukkan ponselnya ke dalam bajunya sambil berkata, "Nggak!"
Galih menyipitkan mata, menautkan kedua alis dan merengut. Lalu, pemuda itu berkata, "Serahkan ponsel kamu kalau gitu! Kalau nggak kamu serahkan, maka aku akan........"
"Akan apa?" Tanya Alma sambil.melangkah maju dan menggoyangkan kedua bahunya di depan Galih. "Kau akan ambil ponselku yang ada di dalam bajuku? Ambil aja!"
Galih terus melangkah mundur saat ia melihat Alma terus melangkah maju dan menggoyangkan kedua bahu. Galih berteriak, "Alma! Hentikan!"
Alma mengentikan langkah dan gerakannya menggoyangkan bahu, lalu gadis berwajah indo yang sangat cantik itu berkata, "Janji dulu kalau kau kan menerima kado dariku, maka aku akan hapus foto ciuman kita tadi"
Galih melotot kaget, "Hei! Itu bukan foto ciuman kita. Kau yang menarik kerah bajuku dan......."
"Janji mau menerima kado dariku tidak?!" Alma berkacak pinggang di depan Galih dan dengan sangat terpaksa Galih berkata, "Iya, aku akan terima kasih dari kamu ini"
"Lalu, mana ucapan terima kasihnya?"
Galih menarik napas panjang, menghembuskannya dengan kesal, lalu berkata, "Terima kasih, Alma. Puas kau sekarang?! Dasar.cewek manja dan aneh"
"Biarin, weeekkk!" Alma menjulurkan lidahnya lalu berbalik badan meninggalkan Galih dengan senyum bahagia. Meskipun dengan paksaan Alma bahagia Galih mau menerima kado darinya.
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti Minggu, dan Minggu berganti bulan, tanpa terasa hubungan Galih dan Ratna hampir genap satu tahun dan Ratna hampir ikut ujian kelulusan lalu lulus SMA.
Ratna yang lebih memahami pengajaran dan penjelasannya Galih daripada guru les di salah satu bimbingan belajar ternama, akhirnya memilih keluar dari bimbingan belajar tersebut lalu belajar bersama dengan Galih.
Ratna juga anak tunggal. Ibunya adalah seorang guru dan ayahnya Ratna sudah meninggal karena kecelakaan. Itulah kenapa Galih betah berlama-lama di rumah Ratna karena dia mendapatkan kehangatan seorang ibu di sana. Ibunya Ratna sudah menganggap Galih sebagai putranya sendiri dan Galih yang sudah sejak lama merindukan masakan seorang ibu sangat suka makan malam di rumahnya Ratna kalau pas ayahnya lembur di rumah sakit.
Seperti di hari ini, di tengah deru hujan yang cukup deras di luar sana, Galih datang ke rumah Ratna saat ibunya Ratna harus pergi ke desa karena neneknya Ratna sakit keras. Ibunya Ratna mengijinkan Galih datang untuk mengajari Ratna Matematika dan Fisika meskipun dia sedang tidak ada di rumah karena dia mempercayai Galih. Dia percaya kalau Galih adalah pemuda yang bertanggung jawab dan tidak akan bertindak aneh-aneh pada Ratna.
Awalnya kedua insan itu fokus belajar dan membahas pelajaran matematika lalu membahas pelajaran fisika. Namun, di saat tiba-tiba mati lampu dan Ratna menyalakan lilin sambil berkata, "Kita terpaksa berhenti belajar dulu karena cahaya lilin nggak nyaman untuk membaca"
"Oke" Sahut Galih sambil berdeham untuk mengusir fantasi liar yang tiba-tiba menyusup masuk ke dalam benaknya.
Ratna lalu duduk di depan Galih.
Kedua insan yang masih remaja dan tengah dimabuk cinta itu saling pandang dengan degup jantung abnormal.
Ratna sontak bangkit berdiri dan langsung berlari lalu melompat ke pangkuannya Galih kala petir menggelegar keras seolah tak berhenti.
Galih tersentak kaget saat Ratna menyusupkan wajah ke leher Galih. Gadis manis pujaan hatinya Galih itu kemudian menggigit pelan leher Galih lalu mengusapkan bibir di bekas gigitannya itu.
Galih mencengkeram ujung meja belajar dan fantasi liar di benak Galih sontak menggeliat kuat dan pemuda tampan itu semakin kewalahan mengendalikan diri saat Ratna tiba-tiba menempelkan bibir di bibirnya.
Galih diam mematung karena dia sama sekali tidak tahu harus berbuat apa? Menuruti permainannya Ratna yang sangat menggoda atau menahan diri sekuat mungkin...............
Sementara itu, di sebuah restoran mewah, Alma dan sahabat-sahabatnya tengah makan malam. Alma yang mengajak sahabat-sahabatnya makan di restoran mewah bertema alam itu dan Alma yang mentraktir mereka semua.
"Dalam rangka apa kau mentraktir kami semua di sini?" Tanya Mira salah satu dari sahabatnya Alma yang paling ceriwis
"Karena Galih mau menerima kado dariku" Sahut Alma dengan wajah ceria.
"Hah?! Galih teman sekelas kamu itu?" Tanya Lila teman Alma yang lainnya.
"Hmm. Galih yang itu" Sahut Alma.
"Bukankah Galih sudah punya pacar kenapa kau kasih kado ke dia?" Tanya Susi.
"Karena aku menyukainya. Tidak! Aku rasa aku mencintainya. Galih adalah cinta pertamaku" Sahut Alma dengan senyum bahagia.
"Galih sudah punya pacar, Ma. Benar kata Susi" Sahut Lila.
"Aku belum pernah lihat Galih berduaan dengan cewek. Lagian aku juga nggak mau tahu Galih punya cewek atau nggak. Aku hanya ingin mencintainya dengan caraku. Aku akan terus mendekatinya" Sahut Alma.
"Kalau ceweknya Galih marah gimana?" Tanya Mira.
"Bodo amat! Aku nggak peduli. Aku akan pikirkan soal itu nanti. Lagi. selama ini aku belum pernah lihat ceweknya Galih" Tanya Alma.
"Galih kabarnya berpacaran dengan kakak kelas kita. Anak IPA-2, emm, namanya Kak Ratna kalau nggak salah" Sahut Susi.
"Kak Ratna itu lembur, manis, dan dewasa Sahut Lila.
"Bodo amat! Aku nggak mau ambil pusing soal ceweknya Galih. Aku tetap akan menggoda dan mendekati Galih, titik nggak pakai koma" Sahut Alma.
"Dasar gila!" Sahut Lila.
Alma menggedikkan bahu dan menyeringai lebar.
Susi dan Mira hanya bisa menghela napas panjang.
Di dalam rumah tipe empat lima, Galih mendorong pelan kedua bahu Ratna untuk menatap wajah manis kekasih hatinya itu dengan sorot mata penuh damba. Lalu dengan tangan gemetar, pemuda tampan itu memegang tengkuk Ratna sebentar kemudian dengan degup jantung abnormal dan napas menderu, ia menarik tengkuk kekasihnya dan langsung memagut bibir Ratna.
Ratna tanpa sadar merangkul leher kekasihnya yang sangat tampan saat Galih menggigit lembut bibir Ratna agar gadis manis itu membuka bibir. Kala bibir Ratna merekah perlahan dengan ragu, Galih langsung menyusupkan lidahnya. Pemuda tampan itu mengerang pelan saat lidahnya menjelajahi mulut Ratna yang manis. Lalu, lidah sepasang kekasih itu saling membelit dan berdansa dengan irama Tango yang menghentak-hentak.
Kemudian sepasang remaja yang tengah dimabuk cinta itu saling mencium, mengigit dan memagut dengan liar, sensual, dan penuh gairah. Mereka mengeksplorasi semua hal yang belum mereka sentuh sebelumnya dan seharusnya belum waktunya bagi mereka untuk mengeksplorasi semua hal itu.
Sambil mengerang Galih kemudian membopong Ratna tanpa melepaskan pagutan bibirnya. Pelan pelan Galih meletakkan tubuh ramping kekasih hatinya di atas sofa.
Galih melepas ciumannya untuk membiarkan Ratna dan dirinya sendiri mengambil napas sejenak. Galih menatap wajah manis di depannya dengan dada naik turun dan napas menderu. Kedua tangan Ratna masih merangkul leher Galih dan gadis manis itu masih memejamkan matanya.
Galih menunduk pelan lalu bibir pemuda tampan itu mencium kelopak matanya Ratna, bergeser ke telinga Ratna, menyusuri hidung sampai ke pucuknya, kemudian berakhir di atas bibir Ratna yang terasa manis semanis cokelat premium.
Galih membisikkan kata kangen, cinta dan bolehkah?
Kala pemuda tampan itu merasakan anggukan kepalanya Ratna, hilang kendali lah dia. Dia kembali menciumi telinga gadis manis itu, lalu menyusupkan wajahnya ke leher Ratna dan menggigit pelan leher itu sampai Ratna melenguh dan melengkungkan punggungnya.
Galih kemudian menciumi wajah manisnya Ratna dengan penuh cinta dan menghirup wanginya Ratna di belakang telinga gadis manis itu.
Karena kendali diri yang sudah lepas bebas dan gairah memuncak, Galih tanpa sadar menggigit leher Ratna sampai meninggalkan tanda merah, tanda kepemilikan yang membuat Ratna merintih lirih penuh frustasi.
Rintihannya Ratna semakin membuat Galih ingin melakukan eksplorasi lagi dan lagi.
Galih kembali memagut bibir Ratna dan kembali mengajak kekasihnya berciuman dan panas, sensual, dan penuh gairah. Sambil terus mengajak Ratna berciuman, tangan Galih mulai menyelinap ke dalam kaos santai yang dipakai Ratna di hari itu. Tangan Galih mulai bermain main di atas lekukan seksi dan tonjolan indah nan menggoda. Di balik kaos itu, Galih melakukan aktivitas membelai dan meremas sambil terus memainkan lidahnya di dalam mulut Ratna
"Galih?" Ratna tiba-tiba menarik bibirnya saat tangan Galih nekat menyibak rok yang Ratna pakai di hari itu. Ratna kemudian mendorong dada kekasih tampannya dengan pelan sambil berkata dengan suara serak menahan gairah, "Aku tahu kita belum boleh melakukannya. Tapi, aku menginginkanmu saat ini. Aku sangat menginginkanmu saat ini. Apa kau juga begitu? Apa kau mau memiliki aku sepenuhnya malam ini, Galih?"
Galih menatap wajah manis kekasih hatinya dengan bola mata yang tampak menggelap karena sapuan gairah panas yang tengah bergejolak hebat di sekujur tubuhnya. Gejolak gairah panas itu membuat tangan Galih gemetar saat pemuda tampan itu mengelus pipi Ratna dan berkata dengan suara serak dan suara serak itu timbul karena degup jantung abnormal, "Aku sangat ingin memiliki kamu saat ini juga, Manisku. Tetapi aku tidak membawa alat pengaman karena, sumpah!" Galih langsung mengangkat kedua jarinya ke atas lalu bergegas berkata, "Aku tidak pernah berpikiran akan melakukan ini denganmu"
"Maafkan aku yang nekat menggoda kamu dan membuatmu tersiksa saat ini, Galih" Ratna mengusap pipi Galih dengan lembut.
"Sebaiknya kita hentikan sampai di sini saja" Sahur Galih sambil bangun lalu menarik tubuh Ratna untuk ia dekap. Galih mencium kening Ratna untuk meredakan gairahnya yang masih meletup-letup hebat di sekujur tubuhnya.
Ratna mendongak lalu menggelengkan kepala sambil berkata, "Tapi aku tidak ingin berhenti sampai di sini, Galih. Aku sangat menginginkanmu saat ini" Setelah berkata seperti itu, Ratna memagut bibir Galih.
Seketika itu juga gairah Galih meledak hebat dan terjadilah hal yang seharusnya belum boleh terjadi. Galih meniduri hati Ratna, menyatu di raganya Ratna, dan membuka segel kesuciannya Ratna.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!