Happy reading♥️
"kau terlambat lagi Kanza?." ucap seorang pria, Kanza pun menoleh.
"iya Al." ucapnya, Dia Aldo teman kerja Kanza.
"oh ya Kanza, apa aku boleh menanyakan sesuatu." ucapnya.
"apa yang ingin kau tanyakan." tanya nya.
"alasan kamu bekerja disini apa?." ucapnya, ya Kanza baru 2 minggu bekerja sebagai pengantar pizza.
Kanza seorang mahasiswa, dia sudah mencari pekerjaan dimana mana, tetapi dia tidak di terima, dan akhirnya mau tidak mau Kanza bekerja sebagai pengantar pizza demi membiayai hidupnya, Kanza pun menghembuskan nafas pelan.
"tidak apa apa, aku hanya bekerja untuk membiayai hidupku."ucapnya.
"memangnya orang tuamu kemana." ucapnya, Kanza pun menatap pria itu, lalu Kanza tersenyum tipis.
"entahlah." ucapnya.
"oh ya Al, apa hari ini ada pesanan?." tanyanya mengalihkan pembicaraan agar Aldo tidak melanjutkan pertanyaan.
"oh iya iya ada, nih kamu antar ke alamat ini ya." ucapnya dan memberikan secarik kertas bertuliskan alamat.
"oke." ucapnya dan mengambil kertas itu dan menyimpan nya di saku.
kini pesanan pun sudah siap untuk di antar.
"aku berangkat dulu Al." ucapnya dan di angguki oleh Aldo.
kini Kanza menuju sepeda motornya, dan bergegas pergi menuju alamat tersebut, kini Kanza pun sedang berada di perjalanan dengan merasakan sejuknya angin yang bertiup.
tetapi Kanza harus berhenti kala di depan sedang ada kemacetan, Kanza yang penasaran pun turun dari sepeda motor nya dan melihat ke depan.
Kanza terkejut karna ada tiga orang yang menodongkan pistol pada salah satu mobil, tetapi mereka semua tidak ada yang berani keluar mobil dan tidak ada yang menelpon polisi.
"hei kalian, kenapa kalian menghalangi jalan hah." geramnya.
"Hahaha diam saja kau gadis cantik, atau akan aku tembak kepalamu." ucap salah satu pria itu dengan tertawa.
"kalian itu sudah menghalangi jalan, kenapa kalian tidak minggir saja." ujarnya dengan berdecak pinggang.
"lebih baik kau diam, jika kau tidak diam, kau akan aku bawa pada bos kami dan akan di jadikan pemuas nafsu bos kami hahaha." ucapnya dengan tertawa remeh.
Kanza pun merasa jijik dengan omong kosong pria itu.
"ih ogah banget, pasti bos kalian sudah lebih tua ya haha, kalian itu lebih baik bertobat bukan malah mencari dosa lagi." ejeknya.
para pria itupun merasa geram, karna Kanza sudah berani pada mereka.
"diam kau gadis sialan." hardiknya.
"aku tidak akan diam sebelum kalian pergi dari sini." ucapnya.
"lebih baik kau pergi saja." ucapnya.
"eh eh, kalau aku tidak mau bagaimana?." ejeknya membuat para pria itu merasa murka.
"hajar saja gadis sialan itu." titah nya pada dua pria lainnya.
dua pria itupun langsung menghampiri Kanza dan ingin menghajar Kanza, akan tetapi Kanza langsung menendang perut pria itu.
bughhh
"apa aku harus berkelahi?, ahh tidak enak rasanya di lihat orang orang, aku itu harus menjadi gadis yang baik dan sopan santun, tapi kalian malah mau menghajar ku." ucapnya.
"diam kau sialan!!." ucap pria itu.
kini Kanza berkelahi dengan 3 pria yang berbadan kekar, jangan di ragukan, meskipun Kanza memiliki tinggi 158, tetapi keahlian dalam bela dirinya sangat patut di acungi jempol.
dan pada akhirnya tiga pria itupun kalah dengan beberapa luka di wajahnya.
"mau lagi?." tanya Kanza dengan senyum mengejek.
"a-ampun." ucap salah satu pria itu yang kesakitan.
Kanza pun meninggalkan ketiga pria yang sedang terkapar tak berdaya, dan menuju mobil yang tadi sempat di todongkan pistol oleh mereka bertiga.
Tok..
Tok..
Tok..
pintu mobil pun terbuka dan memperlihatkan seorang wanita set baya yang sedang ketakutan hingga tangan pun bergetar hebat.
"kau tidak apa apa Nyonya?." ucapnya dengan memeggang tangan wanita itu.
"a-aku tidak apa apa, terimakasih sudah menolongku." ucapnya.
"sama sama nyonya,maaf nyonya, apa nyonya punya air mineral?." tanyanya.
"a-adaa." ucapnya dan menunjuk botol air mineral, Kanza pun mengambil botol itu.
"di minum dulu nyonya,tenanglah mereka sudah tidak akan menggangu mu lagi." ucapnya dengan memberikan botol air mineral itu.
wanita itupun mengangguk dan meminum nya.
"terimakasih sudah menolongku." ucapnya lagi.
"ya nyonya, sekarang pulanglah aku yang akan membereskan pada manusia curut itu, hati hati di jalan nyonya." ucapnya dengan tersenyum.
wanita itupun mengangguk dan tersenyum, kini wanita itupun melajukan mobilnya. dan Kanza pun segera melajukan sepeda motor nya.
"Daddy, Daddy." teriak seorang wanita setengah baya memanggil sang suami.
"ya mom ada apa, loh mom, mommy kenapa?."ucap sang suami yang terkejut saat melihat kondisi sang istri yang berantakan.
"hiks, tadi mobil mommy di hadang oleh 3 pria, para pria itu menodongkan pistol."ucapnya terisak.
"astaga, tapi mommy tidak apa apa kan." tanya sang suami yang khawatir.
"tidak dad, untung ada seorang gadis yang menolong mommy." ucapnya.
"memangnya dia menolong dengan cara bagaimana." ucapnya yang penasaran.
"dia sangat berani melawan para pria itu dad, dia mengoceh hingga para pria itupun merasa kesal dan menghajar gadis itu, tapi gadis itu sangat pintar dalam bela dirinya, sampai para pria itu tak berdaya karna di kalahkan oleh gadis itu." ucapnya dengan tersenyum.
"siapa dia mom." ucapnya.
"mommy gatau dad, mommy lupa menanyakan nama nya." ucapnya.
"hm baiklah, sekarang mommy ganti baju dulu ya, Daddy sudah memesan pizza kesukaan mommy." ucapnya, lalu sang istri pun pergi meninggalkan sang suami.
kini Kanza pun sudah sampai di sebuah rumah yang mewah.
"apa bener ini alamatnya."gumam nya.
Kanza pun menoleh kesana kemari, dan akhirnya dia melihat satpam yang berada di pos.
"pak maaf apa benar ini rumahnya pak Jerico?." tanyanya pada sang satpam.
"ya benar mbak, apa ada yang bisa saya bantu." ucapnya.
"oh ini saya mau mengantarkan pizza pak." ucapnya.
"oh baiklah, mari ikut saya." ajaknya dan di ekori oleh Kanza dari belakang.
Kanza pun masuk ke dalam gerbang, dia sangat terpesona dengan keindahan rumah mewah itu.
"mbak, mbak." ucap satpam dengan menepuk bahu Kanza.
"si mbak malah ngelamun, tunggu disini saja mbak " ucapnya dengan terkekeh.
"i-iya pak, terimakasih ya." ucapnya dan di angguki oleh satpam tersebut.
kini Kanza sedang menunggu, hingga akhirnya pintu pun terbuka dan memperlihatkan seorang wanita setengah baya.
"loh, kamu yang tadi nolongin saya ya." ucap wanita itu.
Kanza pun terkejut, ternyata yang memesan pizza nya itu adalah wanita yang tadi sempat ia tolong.
"eh i-iya nyonya." ucapnya dengan tersenyum.
"yasudah sini masuk dulu, sekalian suami saya mau liat kamu." ucapnya.
"ngapain liat saya nyonya." ucapnya dengan raut wajah bingung.
"tadi saya bilang kamu yang nolongin saya, mungkin suamiku ingin mengucapkan terimakasih." ucapnya dengan tersenyum.
"oh begitu ya nyonya, apa tidak apa apa jika aku masuk ke dalam rumah ini." ucapnya dengan hati hati.
"kamu ini, ya gapapa lah, ayo masuk dulu." ajaknya dengan menggandeng tangan Kanza.
Kanza terkejut saat wanita itu menggandeng tangan nya, Kanza seakan merasakan sesuatu yang telah lama hilang.
"ayo sini duduk."ajaknya dengan menepuk sofa agar Kanza duduk di sebelah wanita itu.
"bi, bibi." panggilnya.
"iya nyonya." ucap sang pelayan.
"tolong buatkan minum dan panggilkan suamiku ." ucapnya.
"baik nyah." ucap pelayan itu dan melenggang pergi.
kini Kanza pun duduk di sebelah wanita itu, matanya tidak pernah berbohong, dia mengamati isi rumah itu.
tak lama kemudian pelayan itupun datang dengan membawakan minum dan cemilan untuk Kanza.
"aduh nyonya maaf aku sudah merepotkan mu." ucapnya tak enak.
"tidak apa apa, silahkan di minum." ucapny dengan tersenyum.
"terimakasih nyonya." ucapnya
Kanza pun meminumnya, tak lama kemudian seorang pria paruh baya itu pun datang menghampiri Kanza dan wanita itu.
"jadi gadis ini yang sudah menolong istriku." ucapnya dengan tersenyum dan langsung duduk di sofa.
Kanza pun hanya tersenyum.
"siapa namamu? dan kenapa kamu tau rumah kami." ucapnya.
"saya Kanza tuan, kebetulan saya tau rumah ini karna mengantarkan pesanan pizza ini." ucapnya dengan tersenyum tipis.
Degg
"nama itu?." batin wanita dan pria itu.
maaf ya gays kalo banyak kesalahan dari penulisannya, mohon di maklumi:)
* jangan lupa tinggalkan jejak ya*:)
"nama itu?." batin wanita dan pria itu.
tiba tiba suana pun menjadi hening, Kanza bingung mengapa kedua orang itu terdiam.
"emm maaf nyonya, tuan, saya harus segera pergi." ucapnya mencairkan suasana.
"memangnya kamu mau kemana lagi?." tanya nya.
"saya harus melanjutkan mengantarkan pesanan yang lain tuan."
"jadi kamu bekerja sebagai pengantar pizza?."tanya sang wanita.
"iya nyonya, kalau begitu saya permisi, terimakasih atas jamuannya." ucapnya tersenyum.
"i-iya iya, hari hati ya." ucapnya dan di angguki oleh Kanza dengan tersenyum.
kini Kanza pun melangkah kan kakinya keluar dari rumah mewah itu, dan melanjutkan perjalanan menuju alamat selanjutnya.
"dad, mommy kaya ga asing dengan nama gadis itu." ucapnya.
"iya mom,mungkin namanya memang sama dengan anak kita." jawabnya.
"sepertinya anak kita sebesar gadis itu ya dad." ucapnya dengan sedih.
"Iya mom, pasti sangat cantik seperti dia." ucapnya.
"dad sudah ada kabar dari kakakmu?." tanya sang istri.
"belum mom, Daddy selalu mencari kabar keberadaan nya,dan sering menelpon mereka, tapi tidak ada jawaban sama sekali." ucapnya dengan sendu.
"hmm sampai kapan kita akan mencari keberadaan nya." ucapnya.
"ayo kita makan dulu mom pizza nya." ajaknya.
mereka pun menikmati pizza itu.
kini Kanza pun sudah kembali ke tempat kerja, dia melihat jam tangan nya sudah menunjukan pukul tiga sore, dia pun bergegas untuk pulang.
"Aldo, aku pamit pulang ya." ucapnya.
"mau aku antar?." tawarnya.
"ga usah al, terimakasih, aku duluan ya." ucapnya.
"baiklah, hati hati ya." ucapnya dan di angguki oleh Kanza.
kini Kanza pun keluar dari tempat kerjanya dan siap untuk pulang, 25 menit pun berlalu kini Kanza sudah sampai di rumah, dia melangkah kan kakinya masuk ke dalam rumah, tetapi..
"Mana hasil kerja hari ini." ucap sang Tante yang tiba tiba menghampiri Kanza.
"hari ini ga dapet Tan." ucapnya berbohong, ya tadi Kanza sempat di kasih tips oleh customer.
"Halah bohong." sinisnya.
"aku ga bohong ko Tan."ucapnya.
"mana siniin tas nya." ucapnya dengan merebut tas Kanza dan mengobrak Abrik isi tas tersebut.
"ini apa hah." ucapnya dengan emosi.
"itu buat bayar semester ku Tan." ucapnya.
"alesan, kamu sudah berani berbohong ya." ucapnya.
om Kanza pun menghampiri mereka karna sudah membuat keributan.
"ada apa ini."ucapnya.
"ini loh pa, masa dia ga ngasih uangnya untuk kita, dia nyembunyiin uang nya." ucap Tante.
"kau sudah berani berbohong hah." bentaknya.
"tapi itu untuk membayar kuliahku om." jawabnya.
plakkk...
"sshhhh." sang empu kesakitan saat pipi mulusnya terkena tamparan dari sang om.
"kau berani melawan hah, kau itu tidak tahu berterima kasih rupanya, kau itu sudah menjadi beban untuk kita." ucapnya dengan emosi.
Kanza hanya terdiam meratapi nasibnya yang selalu di perlakukan dengan buruk, dadanya bergemuruh, rasanya sudah tidak sanggup lagi untuk hidup bersama dua orang yang selalu memberikan kekerasan padanya.
plakkk..
lagi lagi Kanza mendapatkan tamparan sehingga sudut bibirnya mengeluarkan cairan merah.
"aku sedang berbicara, tatap aku." ucapnya dengan murka.
"m-maaf om." ucapnya dengan terbata.
"jika kau berani berbohong lagi, akan lebih parah yang kau terima." hardiknya.
dua orang itupun meninggalkan Kanza, lalu Kanza melangkah kan kakinya menuju kamar, dia menangis tersedu sedu.
"hiks, hiks,, mom, dad, kalian dimana, apa kalian pernah memikirkan aku? apa kalian mengingatku? hiks, jika kalian sudah tidak ada di dunia ini, maka bawalah aku bersama kalian mom, dad hiks, aku cape, aku selalu mendapatkan perlakuan yang tidak baik hiks, aku sangat merindukan kalian hiks,, kalian dimana hiks." ucapnya dengan menangis.
Kanza menangis sampai dia tertidur, matanya bengkak, hidung nya sangat merah karna menangis, dalam tidurpun matanya mengeluarkan buliran bening.
kini sore berganti malam dan malam pun berganti pagi, Kanza terbangun saat waktu sudah menunjukan pukul enam pagi, dia pun segera keluar dari kamar dan membereskan rumah, setelah selesai dengan semuanya, kini Kanza pun bersiap untuk pergi ke kampus.
Kanza sudah siap dengan pakaian sederhana dengan rambut yang di urai,kini dia pun keluar dari kamar dan bersiap untuk ke kampus karna waktu sudah menunjukan pukul 07:30, akan tetapi saat Kanza sedang mengunci pintu kamar sang Tante datang menghampiri Kanza.
"mau kemana?." tanyanya.
"berangkat ke kampus Tan."
"sudah masak?."ucapnya.
"b-belum Tan, aku sudah terlambat." ucapnya.
"ya sudah sekarang masak." ucapnya.
"tapi Tan, aku sudah terlambat." jawab Kanza.
"aku tidak peduli, cepat masak, aku dan suamiku akan segera berangkat." ucapnya dan melenggang pergi meninggalkan Kanza.
Kanza pun menghela nafas kasar, mungkin hari ini dia tidak akan ke kampus, Kanza pun menuju dapur dan langsung memasak seadanya, hingga beberapa menit Kanza pun selesai.
kini Kanza sedang menata makanan itu di meja, tak lama kemudian kedua orang itu datang.
"apa apaan ini, masak ko segini." ucap sang Tante yang melihat makanan yang Kanza masak hanya sedikit.
"tinggal ada itu saja Tan." jawabnya.
plakkkk...
Kanza mendapatkan tamparan dari sang Tante, tamparan bekas kemarin sore saja masih terasa ngilu nya di pipi Kanza, kini Kanza harus menerima tamparan itu lagi.
"pakai uangmu untuk belanja, bukan malah di pakai foya foya." hardiknya.
"tapi aku tidak punya uang lagi Tan, uangnya kan sudah Tante ambil kemarin." jawabnya.
bughh
plakk.
"uhuk." Kanza terbatuk karna mendapatkan dorongan hingga dia terbentur tembok, lagi lagi sudut bibir Kanza mengeluarkan darah.
"dasar memang anak yang tak berguna, sialan!!." hardik sang om yang marah.
"sudahlah sayang, ayo kita makan saja di luar." ajak om pada sang Tante.
mereka pun pergi meninggalkan Kanza yang sedang terluka, Kanza menangis, setelah om dan Tante nya pergi, Kanza pun ikut pergi meninggalkan rumah itu.
kini dia sudah berada di taman, dia menangis meratapi nasibnya yang sangat menyedihkan tetapi kini pandangan Kanza buram dan Kanza pun tak sadarkan diri.
Kini ada dua orang yang menolong Kanza dan membawanya ke rumah sakit, Kanza pun sampai di rumah sakit dan di tangani oleh dokter.
"dok, bagaimana kondisi nya?." tanya seorang wanita.
"lukanya sangat parah nyonya, dia seperti sudah di tampar beberapa kali, dan punggung nya seperti terbentur sesuatu yang keras, dia harus banyak istirahat dan juga jangan membuat dua stres nyonya." jelas sang dokter.
"apa kami boleh melihatnya dok?." tanya sang pria.
"ya tuan silahkan, kalo begitu saya permisi." pamitnya dan melenggang pergi.
"baiklah dok terimakasih.".
kedua orang itupun masuk ke dalam ruangan dimana Kanza sedang di rawat.
"kasihan sekali dia dad." ucap sang wanita sedih melihat keadaan Kanza yang terluka.
ya mereka yang menolong Kanza.
"kita tunggu dia sadar ya mom." ucapnya.
kini kedua orang itupun menunggu Kanza sadar, kedua orang itu terus memperhatikan raut wajah Kanza, hingga mereka melihat mata Kanza mengeluarkan buliran bening.
"dad dia kenapa menangis?." ucap sang wanita denga raut wajah sendu.
Kanza menggerakkan jarinya, dan lambat laut matanya terbuka, Kanza melihat dua orang yang tak asing baginya.
"k-kalian." ucapnya terbata dan menggerakkan tubuhnya.
"jangan dulu bangun nak." ucap sang wanita, tak terasa air mata wanita itu luruh.
"aku mau duduk." ucapnya pelan.
"ayo saya bantu." ucap sang pria.
kini Kanza pun terduduk dengan menyandarkan punggung nya.
"kalian yang menolongku?." ucapnya.
"iya, tadi kami sedang jalan jalan pagi, dan melihat kamu tak sadarkan diri." ucap sang wanita.
" terimakasih sudah menolongku." ucapnya dengan tersenyum tipis.
"em nyonya siapa namamu." tanyanya.
"saya zella dan ini suami saya Jerico." jawabnya.
Kanza hanya membentukam mulutnya dengan huruf O dan mengangguk anggukkan kepalanya.
"Kanza, orang tuamu ada? biar saya yang mengabari orang tuamu." ucapnya Jerico.
"orang tuaku tidak tahu dimana." ucapnya dengan menundukkan kepala.
Deggh..
lagi lagi Jerico dan zella terdiam, pikiran mereka hanya satu, apa mungkin dia anaknya, tetapi mereka tepis pikiran itu.
"jadi kau tinggal bersama siapa?." tanya zella.
"aku tinggal bersama om dan tanteku." ucapnya dengan pandangan lurus ke depan.
"sekarang mereka dimana?." tanya jerico.
"tidak usah mengabari mereka, mereka tidak akan peduli padaku." ucapnya dengan sendu.
"memangnya kenapa?,apa ada masalah?." ucapnya.
"entahlah nyonya." ucapnya.
"kamu tidak usah memanggil ku dengan embel embel nyonya." ucap zella.
"aku tidak enak saja." ucapnya dengan tersenyum.
"jadi kenapa dengan om dan tantemu?." tanya jerico yang penasaran.
Kanza pun menghela nafasnya.
"mereka tidak menyukai ku, aku tidak tau alasan mereka apa, mereka selalu memperlakukan ku dengan buruk, mereka membiayai ku sampai aku SD, semenjak itu aku sekolah sambil berjualan dengan temanku, hingga aku kuliah pun aku terus bekerja, tetapi setiap aku mendapatkan uang, uangku selalu di rebut oleh mereka, akupun selalu menyimpan sedikit hasil kerjaku dan aku tabungkan agar aku bisa melanjutkan kuliahku, mereka sangat membenciku mereka bilang, orang tuaku meninggalkan ku karna lebih menyangi anak laki lakinya, aku tidak percaya dengan omongan mereka, aku yakin kedua orang tuaku sangat menyayangi ku dan juga merindukan ku, dan aku yakin pasti Abang ku sangat menyayangi ku, aku selalu berharap agar aku di pertemukan dengan kedua orang tuaku, aku tidak di perbolehkan keluar dengan teman temanku." jelasnya dengan berlinang air mata.
saat ini Kanza sangat merindukan kedua orang tuanya, Jerico dan zella pun merasa yakin bahwa gadis yang berada di hadapannya adalah anaknya darah dagingnya, zela sudah menangis saat mendengar cerita kehidupan Kanza selama ini.
"siapa nama om dan Tante mu?." tanya jerico yang sudah penasaran.
"Dia."
hy gays maaf kalo ga nyambung, dan maaf kalo banyak kekurangan dalam penulisan nya.
jangan lupa tinggalkan jejak ya:)
"Dia Liam dan istrinya Marisa." ucapnya.
Degghhh..
Jerico dan zella merasakan tulang nya sangat lemas, mereka tak menyangka bahwa Kanza adalah anaknya darah dagingnya yang selama ini di cari, mereka menangis tersedu sedu, mereka tidak bisa berkata apa apa, saat ini mereka hanya ingin memeluk sang putri yang selama ini mereka cari.
Kanza bingung dengan kedua orang itu, mengapa mereka menangis sampai seperti itu.
"maaf nyonya, tuan, kenapa kalian menangis seperti itu." ucapnya dengan raut wajah bingung, pipinya masih basah dengan air matanya.
zella langsung memeluk putrinya dengan erat sambil menangis. Jerico yang terduduk di sofa tak bisa bangkit kakinya merasa lemas dadanya bergemuruh.
"nyonya." ucap Kanza tetapi zella tidak menjawab, zella terus menangis.
"nyonya jangan menangis nanti nyonya sakit." ucapnya dan mengelus punggung zella.
"Anakku, anakku huhu." ucap Zela, zela pun langsung mengecup seluruh wajah Kanza tak berhenti.
Kanza bingung, anakku? maksudnya apa, Kanza sangat bingung dengan tingkah kedua orang itu.
"maksudnya?." tanya ya bingung.
"Dad, ini anak kita kan dad." ucap Zela yang masih menangis.
Jerico hanya diam, dia pun sama seperti sang istri dia pun hanya menangis.
"ini maksudnya apa nyonya." tanyanya lagi.
"kau anakku, kau anakku yang telah lama hilang." ucap Zela yang masih mencium pipi Kanza tanpa henti.
Deghh..
Kanza terdiam, dia tidak mengerti apa maksud denga telah lama hilang, dia pun mencoba menenangkan hatinya yang tak beraturan.
"Liam Millano dan Marissa Auriga?." tanya jerico tiba tiba.
Deghh..
"Kenapa tuan tau nama om dan tanteku?." tanya Kanza, saat ini Kanza tidak karuan.
"Liam dia kakak tiriku, dia tidak bisa mempunyai anak, Saat itu dia mengunjungi rumah ku,dan saat itu mommy baru melahirkan mu, mommy dan Daddy sangat bahagia karna kamu telah lahir ke dunia, abangmu pun sangat menyayangi mu, dia selalu membelikan mu mainan, saat itu aku dan mommymu akan pergi ke sekolah abangmu, dan kakakku melarang mommymu membawamu, dia bilang dia ingin mengasuh mu sebelum mereka pergi, mommy mu tidak mau meninggalkan mu, tetapi dia terus meminta ijin untuk mengasuh mu sehingga mommymu pun dengan berat hati meninggalkanmu bersama kakakku,, pada saat kami pulang mereka tidak ada,pikiran ku dan mommy mungkin saat itu kamu sedang di ajak bermain keluar bersama kakakku, akan tetapi sampai malam pun mereka tidak kembali, dan saat itu mereka pergi dan membawamu pergi jauh, aku dan mommymu terus mencari keberadaan kakakku, mommy sakit yang terus terusan memikirkan mu, kami tak pernah berhenti untuk terus mencari keberadaan kakakku, sampai aku menitipkan abangmu pada granpamu, aku dan mommymu berangkat ke kota ini untuk mencarinya, akan tetapi kami tidak pernah mendapatkan kabar." jelasnya panjang.
Kanza yang mendengar penjelasan nya, hatinya sangat sakit, dia tak menyangka bahwa Liam dan Marissa menculiknya dan menjauhkan Kanza dengan kedua orang tuanya, Kanza menangis, ada rasa bahagia, marah pada om dan tantenya yang sudah tega pada Kanza.
"j-jadi k-kalian orang tuaku?." ucap Kanza dengan menangis.
"iya nak, kami orang tuamu, kami tak pernah berhenti mencari mu nak." ucap zella.
kini Jerico menghampiri Kanza dan zella.
"maafkan Daddy dan mommy yang tak becus menjagamu nak, maafkan kami, kau mendapatkan perlakuan buruk dari mereka." ucap Jerico dengan terisak.
"D-daddy, m-mommy." ucap Kanza menangis.
"ya sayang." ucap Jerico.
Jerico dan zella memeluk Kanza, mereka menangis dengan tersedu sedu, ada rasa hangat dan nyaman yang di rasakan Kanza.
"a-aku merindukan kalian sangat merindukan." ucapnya yang terus menangis.
"kami juga sangat merindukan mu sayang." ucap Zela dan menghapus air mata Kanza.
"maafkan kami sayang."ucap zella dengan mengecup punggung tangan Kanza.
"No mommy, Kalian tidak bersalah, kalian sudah berjuang mencariku sampai di titik ini." ucap Kanza menghapus air mata sang mommy.
"Daddy aku sangat merindukan mu." ucap Kanza.
"Daddy juga sangat merindukan mu princes." ucapnya dan memeluk sang putri.
kini mereka di pertemukan, bahagia yang saat ini di rasakan oleh ketiga orang itu.
"menangis nya sudah ya, sayang kau mau makan apa." tanya zella.
"apa aku boleh meminta nya?." ucapnya dengan ragu."
"tentu saja boleh, kau mau apa memangnya sayang." tanya zella.
"aku ingin smoothies strawberry hhe.", ucapnya Dengan nyengir kuda.
Jerico dan zella tersenyum saat sang putri meminta , ini yang di tunggu tunggu mereka, saat sang putri meminta sesuatu padanya.
"baiklah princes akan Daddy belikan untuk princess ku ini." ucapnya dengan mencoleh hidung Kanza.
"Terimakasih dad." ucapnya dengan tersenyum.
Jerico pun melangkah kan kakinya keluar dan menuju kedai ice cream, dia membeli smoothies dan berapa makanan.
"mulai hari ini, kamu tinggal bersama mommy dan Daddy ya." ucap zella.
"apa aku boleh menginjakan kakiku di rumah mewah itu mom?." tanya nya polos, dan membuat zella tertawa.
"tentu saja boleh sayang, kau anakku darah dagingnya Kanza Olivia Millano." ucap zella Dengan mengelus wajah Kanza.
"terimakasih mommy, terimakasih sudah berjuang mencariku, terimakasih sudah melahirkan ku dan terimakasih sudah menyangiku sampai saat ini." ucapnya, lagi lagi Kanza menangis bahagia karna sudah bertemu dengan orang tuanya.
"sutttt mommy akan selalu menyayangi mu sayang, sudah nangis nya ya." ucap Zela Dengan menghapus air mata Kanza.
Kanza dan zella pun tertawa bersama, tak lama kemudian Jerico pun datang dengan seorang pria.
"dad itu siapa?." tanya Kanza.
"dia Lutro supir pribadi keluarga Kita." jawabnya.
"Lutro, dia putriku, putriku yang hilang 20 tahun yang lalu." ucapnya dengan menatap wajah Kanza.
Lutro adalah supir pribadi keluarga Jerico, dia sudah mengabdi sangat lama.
"Ini nona muda tuan, nona sangat cantik" ucapnya, mata Lutro berkaca kaca, dia bahagia karna akhirnya majikannya bertemu dengan anaknya.
"ya dia memang cantik seperti mommy nya." ucap Jerico.
"Terimakasih paman Lutro." ucap Kanza dengan tersenyum.
"nanti Lutro yang akan mengantar kamu jika kamu kemana mana." ucap Jerico.
"baik dad." jawabnya.
"smoothies ku mana dad." ucapnya.
"ini nona." ucap Lutro, ya Lutro membantu sang tuan membawa makanan nya.
"terimakasih paman." ucapnya dan langsung memakan smoothies strawberry kesukaan nya.
"pelan pelan sayang, tidak akan ada yang meminta makananmu." ucap zella yang melihat Kanza memakan nya dengan rakus.
"hhee baiklah mom."ucapnya dan melanjutkan memakan smoothies nya.
"Daddy sama mommy sudah makan?." tanya Kanza.
"ini mau makan, barusa Daddy sekalian membeli makanan untuk mommy." jawab Jerico.
kini mereka pun membuka makanan itu, tetapi Kanza melihat Lutro yang sedang berdiri.
"paman kau sudah makan?." tanyanya.
Lutro terkejut saat Kanza menanyakan nya, dia terlihat gugup dan takut pada sang tuan.
"Daddy apa bisa memberikan paman Lutro makanan itu?." tanya Kanza.
"ya princess tentu saja boleh." jawabnya.
"nah paman itu untukmu, di makan ya." ucap Kanza.
"Terimakasih nona, terimakasih tuan, nyonya." ucap Lutro.
Lutro sangat senang karna Kanza tidak seperti anak yang lainnya, Kanza bersikap baik dan sopan pada bawahannya.
"sama sama paman." ucap Kanza.
"kalau begitu saya permisi tuan." pamitnya.
Jerico hanya mengangguk, setelah Lutro keluar, mereka bertiga pun langsung memakan makanan itu dan di selingi dengan bercanda.
jangan lupa tinggalkan jejak ya gays:) kalo ada kesalahan sama penulisan nya di komen aja:)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!