NovelToon NovelToon

Xiao Yang Destiny

XYD 1 - 1000 Tahun Yang Akan Datang

XYD 1 - 1000 Tahun Yang Akan Datang

Di kediaman Klan Kuno Xiao yang berada di Benua Bulan Perak nampak dipenuhi dengan kebahagiaan saat sosok pewaris utama Klan Kuno Xiao telah lahir. Kebahagiaan itu berlangsung selama sekitar sepuluh tahun sebelum akhirnya bencana besar datang tanpa peringatan memporak-porandakan Klan Kuno Xiao dan menghancurkan klan itu dari muka bumi.

“Patriark! Patriark! Bukankah itu Naga Emas yang disegel?! Kenapa bisa muncul di kediaman kita?!”

Malam itu adalah malam yang tenang dan tidak ada yang mengetahui akan terjadi hal mengerikan seperti ini. Xiao Chen yang merupakan sosok Patriark Klan Kuno Xiao berhadapan dengan makhluk buas yang pernah menentang perintah Dewa.

Sosok Naga berwarna emas itu memporak-porandakan kediaman Klan Kuno Xiao hanya dalam hitungan jam saja. Pertarungan Xiao Chen melawan Naga Emas berlangsung dengan sengit dan seimbang. Saat-saat terakhir Xiao Chen hendak menyegel Naga Emas, kedatangan seseorang yang mengendalikan Naga Emas dan merupakan dalang dibalik kekacauan muncul menampakkan dirinya.

“Lama tidak berjumpa, Kakak Chen...”

Suara yang tidak asing itu membuat Xiao Chen terkejut. Seorang pria yang mengendalikan Naga Emas dan banyak membunuh anggota Klan Kuno Xiao adalah adik kandungnya sendiri.

“Kau... Adik Tang?” Xiao Chen nampak tidak percaya saat melihat sosok pria bernama Xiao Tang memegang kepala Penatua Klan Kuno Xiao dan membuangnya begitu saja.

“Kenapa kau begitu terkejut Kakak Chen? Bagaimana kabar Ayah? Apa dia masih hidup?” Xiao Tang tersenyum sinis sebelum menggagalkan rencana Xiao Chen yang hendak menyegel Naga Emas.

“Ah, aku lupa jika Ayah telah mati...” Tiba-tiba Xiao Tang tertawa cekikikan sendiri dan mengingat bagaimana dirinya mengalahkan sang Ayah bersama beberapa Tetua Klan Kuno Xiao.

“Akulah yang mengalahkan mereka semua sebelum akhirnya mereka dibunuh oleh Saudaraku ini.” Xiao Tang menoleh kesamping, disana berdiri seorang pria yang terlihat begitu tenang.

“Apa yang kau rencanakan dengan semua ini, Adik Tang?! Orang disampingmu adalah Penguasa Laut Terdalam! Dia adalah musuh kita! Musuh Klan Kuno Xiao yang menjaga warisan sang Dewa selama ribuan tahun!” ujar Xiao Chen marah.

Namun Xiao Tang hanya tertawa sinis dan menggelengkan kepalanya tidak percaya.

“Lalu apa masalahnya jika Saudara Qin Fen adalah Penguasa Laut Terdalam? Dia adalah temanku dan aku juga merupakan bagian dari Perintah Sembilan Dewa!” Xiao Tang dengan gerakan yang sangat cepat menghampiri Xiao Chen dan memegang pundak pria itu.

“Aku dengar kau memiliki seorang anak, Kakak Chen?” Xiao Tang tersenyum tipis sebelum mengeluarkan Qi berjumlah besar dan mencakup seluruh kediaman Klan Kuno Xiao.

“Aku akan membunuh anak itu!” ujar Xiao Tang sebelum ucapannya itu membuat Xiao Chen marah besar.

BOOOMMM!!!

Tubuh Xiao Tang terhempas saat Xiao Chen mengeluarkan energi Qi dalam jumlah besar. Terlihat seluruh tubuh Xiao Chen dipenuhi kilatan petir berwarna emas yang menyala. Melihat hal itu Xiao Tang pun memegang pundak pria disampingnya.

“Saudara Qin Fen, kuserahkan dia padamu. Aku akan memastikan anak yang memiliki kekuatan itu mati ditanganku,” ujar Xiao Tang kepada Qin Fen.

Qin Fen dengan tenang melepaskan Qi secukupnya dan menciptakan sebuah penghalang dari air laut yang mengelilingi dirinya dan Xiao Tang.

“Aku tidak menyangka kau sangat berniat membunuh keponakanmu itu.” Qin Fen melirik Xiao Tang yang terlihat murka.

“Karena anak itu lahir dari rahim wanita yang kucintai! Kenapa aku selalu dibandingkan dengan orang ini! Dan kenapa dia memilihnya dibandingkan memilih diriku!” ujar Xiao Tang sebelum energi Qi dalam tubuhnya keluar membentuk seekor Naga dalam wujud api.

“Adik Tang! Aku peringatkan kau jangan melakukan tindakan diluar batas!” Xiao Chen yang dikekang oleh Qin Fen melakukan tindakan tidak terduga.

Dalam sekejap penghalang air laut membeku dan hancur berkeping-keping. Sebelum Qin Fen menyadarinya, Xiao Chen sudah berada dihadapannya dan melepaskan pukulan yang dipenuhi energi Qi.

“Kau...” Qin Fen masih terlihat tenang bahkan saat pukulan Xiao Chen menghantam wajahnya secara telak.

BOOOMMM!!!

Tubuh Qin Fen terpental jauh kebelakang dan selanjutnya Xiao Chen mengincar Xiao Tang, namun sebelum bertindak lebih jauh Xiao Chen berhenti bergerak sepenuhnya saat melihat seorang pria menyandera seorang anak lelaki berumur sepuluh tahun.

“Ayah! Ayah! Tolong aku!” ujar anak lelaki itu.

“Yang‘er...” Jantung Xiao Chen terasa berhenti saat melihat anak semata wayangnya dipenuhi luka lebam dan darah.

“Diam, bocah! Kau jangan keras kepala! Semua saudaramu di Klan ini sekarat dan pastinya mereka akan mati! Sebaiknya kau menyadari posisimu ini!” ujar pria yang menjambak rambut anak lelaki itu dan menendang perutnya.

Tubuh anak lelaki bernama Xiao Yang melemah dan ambruk ke tanah. Apa yang dilakukan pria tersebut memicu kemarahan Xiao Chen, namun Xiao Tang dan pria tersebut menyadarinya dan langsung menyandera Xiao Yang.

“Kakak Chen, apa kau ingin anakmu ini mati?” ujar Xiao Tang dan membuat kemarahan Xiao Chen meredam.

“Jahanam! Kau melibatkan anakku! Lepaskan dia! Yang‘er sama sekali tidak ada masalah denganmu!” ujar Xiao Chen kepada Xiao Tang.

“Bukan kau yang memutuskannya, Kakak Chen! Tubuh anakmu itu istimewa dan beliau meminta kami untuk melenyapkannya!” Xiao Tang tersenyum dingin saat mengetahui Xiao Chen tidak dapat berbuat apapun.

“Kenapa kau berbuat sejauh ini, Adik Tang? Tidak bisakah kita kembali seperti dulu lagi?”

“Aku berbuat sejauh ini karena beliau telah memahami potensi dalam diriku dan menolongku saat itu! Kau tidak akan pernah mengetahuinya, Kakak Chen! Orang yang selalu dipuji dan didukung Ayah tidak akan mengetahui perasaanku!”

“Hentikan drama ini, Xiao Tang!” Pria yang menyandera Xiao Yang berkata. Pria ini bernama Zan Luo dan merupakan salah satu anggota Perintah Sembilan Dewa.

“Kita harus menemukan cara membuka segel itu dan kembali! Tidak perlu membuang waktu ditempat yang sudah tidak berguna ini!” Zan Luo menatap dingin Xiao Tang dan membuat Xiao Tang langsung mengarahkan pukulannya pada Xiao Yang.

“Hentikan, Adik Tang -”

BOOOMMM!!!

Sebuah cahaya berwarna emas menghantam tubuh Xiao Tang dan Zan Luo. Keduanya menjauh dari Xiao Yang yang terkapar ditanah dan dilindungi seorang wanita yang datang bersama pelayannya.

“Suami! Mereka berada diluar dan berniat melenyapkan kita yang ada disini!” ujar wanita bernama Xiao Yu dan merupakan Ibu dari Xiao Yang.

“Gunakan itu dan selamatkan Yang‘er!”

Kedua mata Xiao Chen melebar saat merasakan aura yang kejam dan bengis diluar kediaman. Energi kehidupan di kediaman juga sudah samar-samar menghilang karena banyaknya anggota keluarga yang terbantai.

‘Aku mengerti...’

Xiao Chen pun menatap lembut anak semata wayangnya dan mengetahui rencana Xiao Yu. Kemudian dengan sisa kekuatannya, Xiao Chen memberikan ruang kepada Xiao Yu untuk membantu Xiao Yang melarikan diri bersama kedua pasangan suami istri yang merupakan orang kepercayaan Xiao Yu.

“Aku serahkan anakku kepada kalian!” ujar Xiao Chen saat sebuah cahaya berwarna putih mengelilingi kediaman Klan.

“Ayah!” teriak Xiao Yang saat tubuhnya diangkat oleh seorang pria yang melarikan diri bersama istrinya.

“Suami, aku sudah siap! Aku akan menghentikan mereka berdua dan kau urus sisanya!” Xiao Yu menegaskan kepada Xiao Chen karena bagaimanapun mereka berdua menghadapi sembilan kultivator yang kultivasinya berada pada tahap Alam Dewa Awal dan tentu tidak ada kemungkinan mereka berdua bertahan hidup.

Xiao Chen mengerti dan memahami apa yang akan terjadi kedepannya. Dimasa depan nanti baik dirinya ataupun istrinya tidak akan dapat melihat pertumbuhan Xiao Yang. Pembantaian yang dilakukan Perintah Sembilan Dewa terhadap Klan Kuno Xiao memang sudah diantisipasi dari jauh-jauh hari, namun kekuatan tempur Perintah Sembilan Dewa berada diatas Klan Kuno Xiao walaupun mereka hanya berjumlah sembilan orang.

Hanya dengan dua kultivator yang telah mencapai tahap Alam Dewa Awal, saksi perjuangan terakhir dari Xiao Chen dan Xiao Yu menyelamatkan masa depan Xiao Yang yang menjadi harapan terakhir Klan Kuno Xiao.

‘Yang‘er... Maaf Ibu tidak bisa melihatmu tumbuh dewasa, Nak...’ Xiao Yu menjerit dalam hatinya saat menyatukan kedua telapak tangannya dan melepaskan seluruh kemampuannya untuk menyegel Xiao Tang, Zan Luo dan Qin Fen.

“Sial! Menjauh dari mereka Saudara Zan! Ini bahaya!” teriak Xiao Tang saat memahami apa yang akan dilakukan Xiao Yu.

“Mereka berniat mati dan mengorbankan dirinya ya? Kita meremehkan mereka berdua...” Zan Luo mengumpat dan langsung bergerak dengan kecepatan tinggi menjauh dari Xiao Yu.

“Terlambat!” Xiao Yu pun melepaskan salah satu dari lima Teknik Segel Langit milik Klan Kuno Xiao.

“Teknik Segel Langit : Es Abadi!”

Seketika seluruh kediaman Klan Kuno Xiao membeku begitu juga dengan tubuh para anggota klan yang sudah tidak bernyawa termasuk ketiga penyusup yang diincar Xiao Yu.

Disisi lain Xiao Chen juga berhasil membekukan tujuh anggota Perintah Sembilan Dewa yang lain dengan teknik yang sama dengan Xiao Yu.

Dengan sisa tenaganya, Xiao Chen dan Xiao Yu memberikan ruang kepada Xiao Yang untuk melarikan diri namun takdir berkata lain karena keduanya dihadapkan dengan keputusasaan yang mengerikan.

“Aura ini...” Sekujur tubuh Xiao Chen gemetaran begitu juga dengan Xiao Yu saat merasakan aura yang datang dari arah Xiao Yang melarikan diri.

“Yang‘er... Uhuk! Uhuk! Argh!” Xiao Yu yang mengkhawatirkan Xiao Yu mencoba berdiri namun tubuhnya sudah mulai melemah.

“Jangan paksakan dirimu, Yu‚er!” Xiao Chen memegang tubuh istrinya dan sekarang dirinya dipenuhi kecemasan.

“Sungguh menyedihkan melihat akhir dari klan yang menjaga wasiat Dewa Naga! Katakan padaku dimana Segel Istana Langit yang dijaga kalian?! Berikan padaku maka aku akan membiarkan anak ini hidup!”

Tubuh Xiao Chen dan Xiao Yu seketika seperti disengat oleh jutaan aliran listrik ditubuhnya saat melihat tubuh Xiao Yang diseret kakinya oleh seorang pria paruh baya yang memiliki penampilan kejam.

Pria itu juga menjambak rambut wanita yang menjadi pelayannya Xiao Yu dan menariknya secara kasar. Dengan kaki kanannya, pria itu menendang tubuh pria yang sudah tak bernyawa dan dibunuh olehnya secara keji.

“Yuan... Fei?” Xiao Chen melebar matanya saat melihat tubuh pria tersebut dipenuhi lubang pada sekujur tubuhnya itu telah mati.

“Lepaskan...” Terlihat Xiao Yang berusaha berbicara pada pria yang menarik kakinya dan menyeretnya ditanah, “Lepaskan tanganmu dari Bibi Yuan!”

Pria itu pun menatap Xiao Yang tajam dan melepaskan pegangan tangannya pada dirinya ataupun wanita tersebut.

“Kau.... Tidak akan kubiarkan kau menyentuh Tuan Muda Xiao!” Wanita bernama Yuan Mei dan merupakan pelayan Xiao Yu langsung berusaha melindungi Xiao Yang.

“Apa yang bisa dilakukan sampah sepertimu terhadap diriku...” Pria itu terlihat begitu bosan menatap Yuan Mei sebelum melepaskan aura yang hendak membunuh Yuan Mei dalam hitungan detik.

“Enyahlah...”

Namun serangan itu ditahan Xiao Chen dan dan Xiao Yu. Menyadari tidak ada kesempatan untuk menang, Xiao Chen ataupun Xiao Yu menahan sosok pemimpin Perintah Sembilan Dewa sebisa mungkin.

“Yuan Mei, pergilah! Bawa Yang‘er menjauh darisini! Kalian berdua harus tetap hidup!” ujar Xiao Chen kepada wanita bernama Yuan Mei itu sambil menatap dingin sosok pemimpin Perintah Sembilan Dewa.

“Pergilah!” Xiao Yu berteriak kepada Yuan Mei dan membuat wanita itu pergi bersama Xiao Yang dengan buliran air mata yang membasahi pipinya.

“Ibu! Ayah! Kalian juga harus pergi!” teriak Xiao Yang dan berusaha memberontak dari pelukan Yuan Mei.

“Tuan Muda... Xiao... Kau harus tetap hidup! Lihat ini! Ingat ini dan jangan pernah melupakan perasaan ini! Kau harus membalaskan dendam mereka semua!” ujar Yuan Mei sambil mempercepat langkah kakinya menuju pelabuhan di pulau.

Namun pelabuhan itu juga sudah dimusnahkan. Akses keluar dari kediaman Klan Kuno Xiao benar-benar dilumpuhkan secara total. Pulau Hantu Naga yang merupakan kediaman Klan Kuno Xiao telah porak-poranda dan binasa.

Lautan yang mengelilingi Pulau Hantu Naga juga dikenal dengan Lautan Iblis karena dipenuhi aura mematikan dan energi spiritual yang pekat. Situasi ini membuat Yuan Mei semakin tenggelam dalam jurang keputusasaan.

“Bibi lepaskan aku! Aku tidak bisa meninggalkan Ayah dan Ibu!” teriak Xiao Yang yang menangis histeris.

Yuan Mei pun melepaskan pelukannya karena Xiao Yang memberontak. Di ujung pulau keduanya menatap Lautan Iblis untuk sesaat sebelum menoleh kebelakang dan menemukan sosok pemimpin Perintah Sembilan Dewa yang sudah membunuh Xiao Chen dan Xiao Yu.

“Ayah... Ibu...” Nafas Xiao Yang berhenti selama beberapa detik saat melihat kepala kedua orang tuanya terpisah dari badannya.

Dengan keji pemimpin Perintah Sembilan Dewa menjambak rambut kedua orang tuanya dan berjalan mendekati dirinya.

“Sampai akhir mereka berdua tetap melindungimu, sampah. Berhenti melarikan diri dan biarkan aku membunuhmu...” ujar pemimpin Perintah Sembilan Dewa.

“Aku akan membunuhmu!” teriak Xiao Yang histeris.

“Membunuhku? Orang tuamu saja tidak bisa apalagi dirimu!” Pemimpin Perintah Sembilan Dewa menatap Xiao Yang sangat tajam dan mengangkat kedua tangannya keatas memperlihatkan kepala kedua orang tuanya yang berakhir tragis, “Ini kepala kedua orang tuamu, bocah sampah!”

Kedua bola mata Xiao Yang melebar sepenuhnya saat melihat pria yang membunuh kedua orang tuanya membanting kepala mereka berdua. Dengan senyuman dinginnya pria itu menatap Xiao Yang yang begitu hancur dan terluka tanpa bisa berbuat apa-apa.

“Dibelakang kalian adalah Lautan Iblis! Tidak ada tempat untuk kalian melarikan diri! Lautan itu terkutuk dan kalian mengetahuinya bukan?!”

Hanya dalam satu kali ayunan tangannya, pemimpin Perintah Sembilan Dewa melepaskan tombak petir yang mengarah pada Xiao Yang dan Yuan Mei.

“Tuan Muda Xiao!” Dengan cepat Yuan Mei memeluk tubuh Xiao Yang dan melompat ke laut.

Kedua mata pemimpin Perintah Sembilan Dewa melebar melihat tindakan yang diambil Yuan Mei. Semua orang mengetahui betapa misteriusnya Lautan Iblis dan sejauh ini tidak ada satupun orang yang berani menyelam kedalam lautan itu.

“Wanita gila...” Pemimpin Perintah Sembilan Dewa tersenyum sinis saat melihat tombak petirnya menghunus perut Yuan Mei.

BYUUURRR!!!

Tubuh Yuan Mei dan Xiao Yang tenggelam kedalam Lautan Iblis. Diatas sana pemimpin Perintah Sembilan Dewa menatap air laut yang berwarna biru tua kehitaman dan dipenuhi energi spiritual yang pekat itu dengan sorot mata yang penuh emosi.

“Lautan ini menolakku! Sudah kuduga kalian berempat berada disana!” ujar pemimpin Perintah Sembilan Dewa sambil mengamati Lautan Iblis dengan menajamkan kedua matanya yang dipenuhi energi spiritual.

Pemimpin Perintah Sembilan Dewa tidak dapat menembus lebih dalam saat mencoba melihat kedalaman Lautan Iblis. Kemudian Pemimpin Perintah Sembilan mengingat sembilan anggotanya yang tersegel oleh Xiao Chen dan Xiao Yu.

“Mereka semua benar-benar tidak dapat diandalkan!” ujarnya sebelum membebaskan mereka semua.

Namun setelah membebaskan kesembilan anggota Perintah Sembilan Dewa, tubuh pemimpin Perintah Sembilan Dewa tiba-tiba melemah dan tanpa disadari pria itu memuntahkan cairan berwarna hitam dari mulutnya.

“Mereka berdua berniat menghancurkan jiwaku...” Seketika pemimpin Perintah Sembilan Dewa mengingat teknik yang digunakan Xiao Chen dan Xiao Yu sebelum keduanya terbunuh olehnya.

“Xiao Tang! Temukan kitab itu! Kau tahu konsekuensinya bukan?!” Dengan sorot mata yang tajam pemimpin Perintah Sembilan Dewa memberikan perintah lain kepada Xiao Tang dan yang lainnya.

Sementara itu Xiao Yang berhasil melarikan diri bersama Yuan Mei, namun mereka berdua tenggelam kedalam dasar Lautan Iblis. Lautan misterius yang dipenuhi energi spiritual dan konon merupakan tempat dimana Lima Pertanda Maut disegel.

____

Note :

Tingkat kultivasi

- Alam Raja

- Alam Kaisar

- Alam Suci

- Alam Bumi

- Alam Langit

- Alam Dewa

Setiap tingkat kultivasi memiliki tiga tahapan yaitu awal, menengah dan puncak. Konon seorang kultivator yang telah mencapai Alam Dewa Tahap Puncak, kultivasinya menjadi sangat murni dan menembus ranah keabadian atau dikenal dengan Immortal.

XYD 2 - Kebangkitan

XYD 2 - Kebangkitan

BYUR...

Xiao Yang tenggelam kedalam Lautan Iblis yang tidak terjamah. Selama ribuan tahun kultivator ataupun nelayan yang tenggelam di lautan ini tidak pernah menampakkan dirinya kembali bahkan sosok pemimpin Perintah Sembilan Dewa pun tidak berani mengambil resiko untuk menyelam kesana karena Lautan Iblis menolak dirinya.

‘Ayah... Ibu...’ Xiao Yang masih menangis dan mencoba untuk berenang sebisa yang ia lakukan. Disampingnya terlihat Yuan Mei yang memeluk tubuhnya dan terlihat begitu lemah.

‘Aku harus tetap hidup! Aku tidak boleh mati disini! Bibi Yuan, maafkan aku! Kau terluka karena melindungiku!’ Xiao Yang berkata dalam hati sambil mencoba menyelamatkan Yuan Mei.

Namun tubuh kecil Xiao Yang tidak dapat berbuat banyak bahkan ia kesulitan untuk berenang. Dengan pandangan yang lemah, Xiao Yang merasakan pandangan disekelilingnya perlahan mulai menghitam.

Tak lama Xiao Yang tidak dapat melihat apapun dan hanya merasakan pelukan hangat Yuan Mei yang memeluk tubuhnya.

‘Apa yang terjadi?! Apa aku telah mati?’ Xiao Yang mencoba untuk melihat sekelilingnya namun hasilnya tetap sama

Saat mengerjapkan matanya berulang kali, disitulah Xiao Yang dikejutkan dengan sinar cahaya berwarna putih yang menyilaukan matanya. Seketika pandangannya melihat kedalaman Lautan Iblis yang menenggelamkan dirinya.

Namun anehnya Xiao Yang tidak mati dan masih hidup bahkan saat ini ia dapat bernafas seperti saat di permukaan. Saat kembali mengerjapkan matanya karena seolah tidak percaya dengan apa yang dia alami, Xiao Yang menemukan dirinya bersama Yuan Mei dan dikelilingi empat Naga yang berbeda warna.

‘Naga...’ Tubuh Xiao Yang gemetar ketakutan untuk sesaat sebelum jantungnya berdetak dengan sangat kencang.

Keempat Naga itu mengelilingi Xiao Yang dan seperti membicarakan dirinya. Awalnya Xiao Yang tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, namun setelah dirinya merasa tenang barulah Xiao Yang mengetahui apa yang keempat Naga ini bicarakan.

“Bocah manusia ini sangat menggemaskan... Apa dia yang memanggil kita berempat?” Suara dari Naga Putih terdengar jelas ditelinga Xiao Yang dan membuat wajahnya memucat.

“Sepertinya begitu. Aroma tubuhnya menandakan dia adalah keturunan Klan Xiao. Tapi aku rasa kita terlalu berharap karena bagaimanapun bocah ini terlihat sangat lemah.” Naga Biru menanggapi ucapan Naga Putih.

Tak lama Naga Hitam mendekati Xiao Yang dan mengendus harum tubuh Xiao Yang.

“Dia memiliki aroma tubuh yang sama seperti manusia yang mengendalikan Longshan.” Naga Hitam itu menatap tajam Xiao Yang sebelum bertanya, “Bocah, siapa dirimu ini?!”

Xiao Yang menjawab dalam hati dan didengar keempat Naga yang mengelilinginya.

“Aku adalah Xiao Yang! Putra dari mendiang Xiao Chen dan Xiao Yu!”

Saat Xiao Yang mengatakan itu seketika tubuh keempat Naga tersebut seperti disengat oleh aliran listrik yang kuat. Keempat Naga itu seperti tunduk kepada Xiao Yang dan dalam hitungan detik saja sekeliling Xiao Yang berubah menjadi daratan hijau.

Fenomena ini membuat Xiao Yang tercengang dan sulit menerima apa yang barusan terjadi. Ditengah sejumlah pertanyaan, Xiao Yang melihat keempat Naga itu terbang mengelilingi dirinya dan melepaskan energi spiritual yang kuat kearah dirinya.

“Orang yang ditakdirkan adalah bocah ini?! Dia memiliki Kehendak Penguasa dan Tubuh Dewa Naga! Ini sangat sulit dipercaya!” ujar Naga Putih yang terlihat sulit menerima kenyataan ini, namun Naga Putih tidak memiliki keberanian untuk menentang.

“Shenhe! Jika bocah ini adalah manusia yang ditakdirkan maka tugas kita adalah melindunginya! Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mendidiknya!” sahut Naga Hitam terhadap Naga Putih.

“Meian, apa kau sudah tidak waras? Kau tertarik kepada bocah ini? Aku sungguh tidak percaya!” Naga Putih bernama Shenhe terlihat tidak sependapat dengan Naga Hitam bernama Meian.

“Kalian berdua bisa diam? Dihadapan Penguasa, kalian telah melakukan tindakan yang tidak sopan dan memalukan!” Naga Merah yang dari tadi diam akhirnya angkat bicara.

“Apa yang dikatakan Wukai benar.” Naga Biru menanggapi sebelum mengubah wujudnya menjadi perempuan cantik yang mengenakan gaun biru dan tunduk dihadapan Xiao Yang.

Naga Merah pun melakukan hal yang sama dan mengubah wujudnya menjadi pria tampan yang mengenakan pakaian berwarna merah dengan corak Naga.

“Penguasa, kami sudah menantikan kebangkitanmu!” ujar Naga Merah dan Naga Biru secara bersamaan.

Melihat kedua sahabatnya bertindak demikian, Shenhe si Naga Putih dan Meian si Naga Hitam langsung mengikuti. Wujud keduanya berubah menjadi perempuan cantik yang mengenakan gaun berwarna putih dan serba hitam.

“Maafkan kelancangan kami, Tuan!”

Melihat keempat Naga yang membuatnya takut tunduk terhadap dirinya, Xiao Yang pun kebingungan. Mulutnya terbuka namun sama sekali tidak ada suara yang keluar.

Dengan keempat Naga yang tunduk dihadapannya, Xiao Yang melihat semacam api kecil yang menuju kearah dirinya. Api kecil itu bergerak dengan kecepatan tinggi dan masuk kedalam mulutnya yang terbuka sedikit.

‘Api ini masuk kedalam mulutku?!’ Xiao Yang terlihat panik namun ia sama sekali tidak merasakan sakit dan itu tentu saja membuat dirinya menjadi heran.

“Apa yang terjadi-”

BANG!!!

Ledakan yang keras dari dalam tubuhnya membuat Xiao Yang terdiam seribu bahasa. Fenomena ini membuat keempat Naga yang melihatnya menjadi tercengang. Dihadapan mereka berempat, sosok yang telah dinantikan akhirnya bangkit.

“Apa yang terjadi dengan tubuhku...” Xiao Yang kebingungan namun ia mengetahui dirinya mengalami peningkatan kultivasi secara mendadak.

Sebelum Xiao Yang menyadari lebih jauh, api mulai membakar perutnya namun tidak melukainya. Kemudian api itu merambat keseluruh tubuhnya dan fenomena itu berlangsung selama beberapa jam kedepan.

Saat api yang membakar tubuhnya lenyap, barulah Xiao Yang menyadari apa yang terjadi pada dirinya. Xiao Yang terkejut dengan kebenaran yang menutupi Lautan Iblis ataupun takdir yang menjerat dirinya ini.

“Jadi seperti itu...” ucap Xiao Yang sambil tersenyum tipis.

Senyuman anak lelaki berumur sepuluh tahun itu nampak berbeda setelah mendapatkan ingatan Dewa Naga tentang dunia ini. Ingatan yang diwariskan secara turun-temurun dan reinkarnasi yang berulang kali ini membuat Xiao Yang menyadari siapa dirinya ini. Bisa dibilang Xiao Yang merupakan reinkarnasi dari sang Dewa Naga.

“Bibi Yuan, bertahanlah. Aku akan menyembuhkanmu...” Xiao Yang menyentuh perut Yuan Mei yang terluka parah dan mengeluarkan api dari telapak tangannya.

Lalu dengan penuh kelembutan Xiao Yang mengusap perut Yuan Mei yang terluka hingga luka itu sembuh berkat api ditelapak tangannya.

“Shenhe, Wukai, Meian, Suxue...” Xiao Yang menatap Naga Putih, Naga Merah, Naga Hitam dan Naga Biru secara bergantian sebelum mengucapkan, “Apa kalian berempat mengenal diriku?”

Seketika keempat Naga yang dalam wujud manusia itu memucat wajahnya. Anak lelaki yang mereka panggil bocah telah bangkit sepenuhnya. Anak lelaki berumur sepuluh tahun itu adalah Reinkarnasi Dewa Naga yang telah tertidur selama ribuan tahun.

“Hormat kepada Penguasa bumi dan langit!”

Keempat Naga itu berkeringat dingin saat merasakan aura intimidasi yang dilepaskan Xiao Yang.

“Terimakasih karena telah menjaga Lautan Iblis ini dengan teknik ilusi milik kalian. Tubuhku ini masih sangatlah lemah. Aku akan memperkuat diri disini selama setahun sebelum kembali ke daratan dan melanjutkan perjalanan.” Xiao Yang berkata kepada keempat Naga yang bersujud dihadapannya sebelum menatap Yuan Mei yang terbaring lemah.

“Shenhe, Meian, tolong obati dia. Wanita ini sangat berharga bagiku karena telah menyelamatkanku,” ujar Xiao Yang kepada Naga Putih dan Naga Hitam.

“Baik, Penguasa. Kami tidak akan mengecewakanmu!” Segera Shenhe dan Meian bergerak memberikan pertolongan lebih lanjut terhadap Yuan Mei agar segera siuman.

Sementara itu Xiao Yang memutuskan untuk memulai kehidupan barunya dengan menjalani hari yang keras demi memperoleh kekuatannya, Yuan Mei mendapatkan pertolongan dari Shenhe dan Meian secara rutin dan teratur.

“Tidak kusangka aku kembali bereinkarnasi setelah seribu tahun tertidur! Berbeda dengan seribu tahun yang lalu, aku tidak akan naif lagi! Aku akan membunuh siapapun yang menghalangiku dan akan kugunakan kekuatan ini mengembalikan kehormatanku!”

Ingatan yang diwariskan dan reinkarnasi telah mengalami kebangkitan. Xiao Yang akhirnya memutuskan.

XYD 3 - Rencana Besar Xiao Yang

XYD 3 - Rencana Besar Xiao Yang

Walaupun dalam tubuh anak lelaki berumur sepuluh tahun, ingatannya sudah ada sejak ribuan tahun karena ia merupakan reinkarnasi dari sang Dewa Naga.

Xiao Yang mengingat kembali kesalahan terbesarnya seribu tahun lalu sebelum akhirnya ia memilih untuk menciptakan Lautan Iblis dan memberikan perintah kepada Klan Xiao untuk menjaganya.

“Saat itu aku sama sekali tidak peduli dengan manusia dan menganggap mereka semua hanyalah makhluk yang lemah dan tidak berguna. Namun sekarang diriku ini adalah manusia dan aku akan menerimanya. Aku akan memastikan makhluk lemah ini dapat menantang para Dewa.”

Dengan tatapan yang tajam dan penuh tekad, Xiao Yang menatap langit dan memutuskan. Kehidupan yang Xiao Yang jalani di Lautan Iblis berlangsung dengan kelancaran karena tempat ini ia sengaja ciptakan untuk dirinya di masa depan.

Ilusi yang mengelilingi Lautan Iblis membawa Xiao Yang kedalam dimensi yang berbeda dimana energi spiritual disana lebih pekat dan berlimpah. Ditempat ini Xiao Yang mengolah seni bela diri untuk memperkuat tubuhnya.

Beberapa teknik yang ia miliki saat menjadi Dewa Naga mulai dipelajari satu demi satu. Yang pertama Xiao Yang lakukan adalah memperkuat fisik dan kondisi tubuhnya. Butuh waktu sekitar enam bulan lebih untuk Xiao Yang memperkuat fisiknya dan mengembangkan Tubuh Dewa Naga didalam tubuh manusia ini.

“Ini masih belum cukup...” Xiao Yang bergumam kecil saat merasa kondisi tubuhnya belum sesuai yang diharapkan olehnya, “Dengan tubuh seperti ini aku tidak akan bisa mengalahkan mereka ataupun menghentikan rencana gila para Dewa diatas sana!”

Saat Xiao Yang larut dalam ambisinya itu, Shenhe dan Meian datang memberitahu jika kondisi Yuan Mei mulai membaik. Selama enam bulan Yuan Mei dalam kondisi yang kritis karena organ dalamnya hancur. Xiao Yang bisa saja menyembuhkan Yuan Mei dengan sangat mudah namun untuk melakukan itu mereka berdua harus melakukan Teknik Kultivasi Ganda.

‘Walau aku telah mengalami proses reinkarnasi berulang kali, aku sama sekali tidak memiliki pengalaman tentang Teknik Kultivasi Ganda. Aku menganggap itu adalah hal yang bodoh dan hanya dilakukan oleh makhluk yang lemah...’ Xiao Yang membatin dan memejamkan matanya sambil memikirkan masa depannya, ‘Jika aku sudah dewasa mungkin aku akan mencobanya...’

Sebelum bangkit ditubuh Xiao Yang, Dewa Naga telah mengalami proses reinkarnasi berulang kali dan tidak pernah melakukan Teknik Kultivasi Ganda. Hal ini yang membuat Xiao Yang memutuskan untuk menyerahkan pengobatan Yuan Mei kepada Shenhe dan Meian.

“Bagaimana perkembangannya? Apa Bibi Yuan sudah siuman?” tanya Xiao Yang kepada Shenhe dan Meian.

“Manusia perempuan itu telah membaik. Tetapi aku heran kenapa dia sangat lemah? Jika bukan karena menyerap energi spiritual kami berdua, manusia perempuan itu sudah mati karena rasa sakit dan kelaparan.” Shenhe menjelaskan kepada Xiao Yang.

“Penguasa, mengapa anda menyelamatkan manusia lemah seperti dirinya? Bukankah...” Meian hendak menanyakan sesuatu kepada Xiao Yang namun ia merasa segan.

Xiao Yang menatap Shenhe dan Meian secara bergantian sebelum menjelaskan kepada keduanya jika ia telah memutuskan dikehidupannya kali ini dirinya akan menerima takdirnya sebagai seorang manusia.

“Perasaan saat aku kehilangan orang tuaku dan ingatan saat aku diselamatkan olehnya tidak bisa kulupakan begitu saja. Daripada tenggelam akan dendam, lebih baik aku menikmati kehidupan secara perlahan sebagai manusia.”

Mendengar penjelasan Xiao Yang membuat Shenhe dan Meian keheranan. Dikehidupannya yang sekarang, Xiao Yang nampak sudah berbeda dan tidak tergesa-gesa untuk membalaskan dendamnya terhadap dunia atas.

“Kita adalah makhluk yang ditakuti Dewa. Apa yang terbesit dipikiran kalian berdua jika aku datang kesana dengan wujudku sebagai manusia?” ujar Xiao Yang dengan senyuman sinisnya.

“Benar...” Shenhe langsung membayangkan bagaimana ekspresi para Dewa yang melihat Xiao Yang menantang mereka semua.

“Ini jauh lebih menarik! Penguasa, anda sangat jenius! Aku tidak sabar melihat ekspresi mereka!” ujar Shenhe sambil tertawa cekikikan sendiri.

“Aku mengerti perasaanmu, Shenhe! Jadi berhentilah tertawa karena itu sangat menjijikkan!” tegur Meian dan membuat Shenhe berhenti tertawa.

“Meian! Kubunuh kau!” teriak Shenhe marah.

“Lakukan saja, jika kau mampu melakukannya!” Meian menyulut amarah Shenhe dan membuat keduanya hampir bertarung jika Xiao Yang tidak menghentikannya.

“Hentikan!” ujar Xiao Yang memberikan peringatan.

“Butuh waktu berapa lama lagi agar dia bisa siuman?” Lalu Xiao Yang menanyakan keselamatan Yuan Mei.

“Penguasa itu...” Meian menjelaskan kepada Xiao Yang jika Yuan Mei akan siuman dalam kurun waktu sekitar enam bulanan.

Mendengar itu Xiao Yang pun tersenyum dan memutuskan untuk memperkuat dirinya selama enam bulan belakangan ini sebelum melakukan perjalanannya.

“Sebelum dia terbangun ada yang ingin kubicarakan dengan kalian berempat. Aku ingin kalian berempat melakukan sesuatu dan aku yakin kalian akan menyukainya...”

Kemudian Xiao Yang mengumpulkan keempat Naga untuk mendengarkan tujuannya setelah keluar dari Lautan Iblis.

_____

Sekitar tujuh bulan setelah Xiao Yang berada di Lautan Iblis, kondisi Yuan Mei berangsur membaik. Seharusnya Yuan Mei mati namun berkat pertolongan yang diberikan Shenhe dan Meian, akhirnya Yuan Mei dapat bertahan hidup walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali membuka matanya.

Sementara Yuan Mei terbaring lemah, Xiao Yang melatih dan memperkuat fisiknya agar dapat menggunakan Teknik Dewa Naga yang ingin segera ia kuasai.

Bisa dibilang diumurnya yang sangatlah muda Xiao Yang termasuk dalam kultivator jenius karena kultivasinya telah mencapai Alam Kaisar Tahap Awal. Namun untuk dirinya yang merupakan reinkarnasi dari Dewa Naga tentu saja semua ini tidaklah cukup.

Sejumlah pengetahuan mengenai dunia ini juga telah Xiao Yang ketahui. Pada dasarnya Lautan Iblis adalah lautan yang membentang luas diantara Benua Bulan Biru dan Benua Bulan Perak. Sekitar seribu tahun lalu sebelum bereinkarnasi kembali, Dewa Naga melebur kekuatannya ke dalam lautan dan meminta kelima Naga untuk menciptakan ilusi seperti dimensi spiritual disekitar lautan.

Sebuah lautan yang menolak manusia ataupun Dewa ini dikenal dengan Lautan Iblis. Alasan mengapa Xiao Yang dan Yuan Mei dapat memasuki Lautan Iblis karena Xiao Yang yang merupakan Reinkarnasi Dewa Naga.

Dengan kabar kehancurannya Klan Kuno Xiao, tentu saja ini menjadi kabar yang menggemparkan daratan dan lautan. Banyak kultivator yang mencari kebenaran dan datang menuju Klan Kuno Xiao atau lebih tepatnya menuju Pulau Hantu Naga.

Beberapa dari mereka mencari pusaka kuno yang ditinggalkan, ada juga yang mencari kitab untuk membantu kultivasi mereka dan ada yang mencari benih tanaman sumber daya yang dapat meningkatkan kultivasi mereka dengan cepat.

Hampir selama setahun banyak kultivator yang berdatangan ke Pulau Hantu Naga seiring dengan melemahnya segel Lautan Iblis yang secara perlahan membuat lautan menjadi tidak berbahaya sama sekali seperti sebelumnya.

Sementara itu didalam dimensi Lautan Iblis, Xiao Yang sedang berlatih menguasai Teknik Dewa Naga dan mempelajarinya dengan bersungguh-sungguh.

Mengingat energi spiritual yang memenuhi tubuhnya, Xiao Yang tidak merasakan lapar selama setahun begitu juga dengan Yuan Mei yang terbaring.

Dalam kurun waktu setahun saja, Xiao Yang sudah menyerap semua kekuatannya yang melebur di Lautan Iblis dan kultivasinya mengalami peningkatan yang tidak wajar.

Dihadapan keempat Naga yang telah menjaga Lautan Iblis dan mewarisi kekuatannya, Xiao Yang berdiri dan memperlihatkan kultivasinya yang telah mencapai Alam Bumi Tahap Menengah.

“Selamat Penguasa atas pencapaiannya!” ujar Wukai kepada Xiao Yang.

“Kultivasi anda seharusnya lebih dari ini Penguasa!” Suxue menanggapi dan menatap tubuh Xiao Yang yang dipenuhi energi spiritual.

“Aku akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Berdasarkan informasi yang kuketahui seharusnya tidak banyak kultivator yang kultivasinya berada diatas ku di Benua Bulan Biru dan Benua Bulan Perak, jadi aku ingin menapaki perjalananku kali ini secara perlahan,” ujar Xiao Yang memberitahu.

“Kalau begitu kami tidak perlu khawatir.”

Sebuah aura berwarna merah, putih, biru dan hitam terserap kedalam tubuh Xiao Yang secara perlahan. Tak lama wujud keempat Naga yang bersujud dihadapannya berubah secara bertahap.

Xiao Yang mengerutkan keningnya dan menatap keempat Naga yang melayaninya ini. Wujud Suxue seperti wanita paruh baya berbeda dengan Wukai dan Meian yang terlihat lebih muda dan berumur sekitar tiga puluhan tahun, sedangkan Shenhe seperti gadis belasan tahun. Namun perubahan itu tidak mempengaruhi ketampanan dan kecantikan mereka, bahkan Suxue yang berubah menjadi wanita paruh baya sama sekali tidak menunjukkan jika dirinya telah berumur karena wajahnya yang cantik dan menawan.

“Kenapa kau bisa lebih muda dariku, Shenhe?! Ini tidak adil!” ujar Meian yang terlihat tidak terima.

Shenhe tersenyum sinis dan terlihat mengagumi bentuk tubuhnya. Shenhe benar-benar berubah seperti gadis belasan tahun berbeda dengan Meian yang lebih berumur dan dewasa.

“Ini adalah tanda jika Penguasa lebih menyayangiku dibandingkan kalian berempat!” Shenhe sengaja memprovokasi dan tentu saja yang terprovokasi hanyalah Meian.

“Apa katamu?!” Meian terlihat begitu emosi. Lalu Meian menatap Xiao Yang dengan tatapan cemburu, “Apa itu benar Penguasa?”

Xiao Yang menggelengkan kepalanya dan mengusap kepala Meian untuk menenangkannya. Namun Meian terlihat begitu marah kepada Shenhe dan merasa tidak terima.

“Jangan marah, nanti wajahmu tambah keriput... Bi... Bi...” Dengan suara yang mengeledek, Shenhe benar-benar telah membuat Meian kesal.

“Kalian berdua tidak pernah dewasa! Bisa kalian diam? Aku yakin Penguasa memiliki maksud tersendiri untuk kita!” Suxue menegur Shenhe dan Meian yang ribut.

“Ingat saat Penguasa memberitahu kita tentang rencananya? Dengan wujud seperti ini maka semuanya menjadi lebih mudah.” Suxue yang terlihat lebih berwibawa dalam bentuk wanita paruh baya membuat Shenhe dan Meian terdiam.

“Sepertia yang dikatakan Suxue, aku akan membagi tugas kepada kalian berempat.”

Xiao Yang pun memberi tugas yang berbeda kepada mereka berempat. Shenhe akan mengelola bisnis perdagangan dan kebutuhan kultivasi di Benua Bulan Biru dan secara perlahan akan menyebar ke benua lainnya, sedangkan Meian juga akan membentuk organisasi pembisnis dengan nama berbeda di Benua Bulan Perak.

“Aku tidak akan kalah darimu, Meian!” ujar Shenhe penuh keyakinan.

“Kita lihat saja siapa yang akan mendapatkan pujian dari Penguasa!” Meian menanggapi.

Sementara Shenhe dan Meian akan mengelola bisnis perdagangan, Wukai dan Suxue mendapatkan tugas yang berbeda. Keduanya mendapatkan misi penting untuk menjadi tokoh ternama di dunia kultivator.

“Aku sudah memberitahu beberapa informasi yang bisa kuberikan kepada kalian berdua. Aku harap kalian bisa membaur dengan manusia dan mendapatkan kepercayaan mereka semua.” Xiao Yang menatap Suxue dan Wukai penuh harapan.

“Kami berdua tidak mengecewakan anda Penguasa!”

Setelah membagi tugas kepada keempat Naga, Xiao Yang juga memiliki tugasnya sendiri yakni mengambil kembali Longshan sang Naga Emas yang dikendalikan Xiao Tang.

Tak lama keempat Naga pun membubarkan diri dan langsung pergi menuju wilayah yang telah mereka tandai, sedangkan Xiao Yang membawa Yuan Mei menuju permukaan atau lebih tepatnya sebuah pesisir pantai yang ada di Benua Bulan Perak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!