NovelToon NovelToon

ARJUNA

PERAMPOKAN

Malam hari.

Sebuah mobil warna hitam berhenti di pinggir jalan. Di dekatnya ada rumah yang di huni keluarga kaya raya.

Sementara di dalam mobil yang berisikan 6 orang pria hendak merampok rumah tersebut,karena telah lama di incarnya.

Mereka memakai topeng untuk menutupi wajahnya keluar sambil membawa senjata tajam,Linggis,ada pula yang membawa senjata api berupa pistol. Yang membawa pistol merupakan ketua perampok.

Keadaan jalan sepi karena sudah tengah malam.

Ke 6 pria itu lantas memanjat tembok. Setelah semua melewati tembok,mereka berjalan sambil waspada ,4 orang berjalan ke arah pos satpam.

Seorang satpam berdiri di samping pos sambil menelpon. 2 orang perampok berjalan secara perlahan mendekati satpam yang sedang menelpon.

1 orang mendekap mulut,lalu 1 orang lagi menghunuskan belati tepat di jantung,lalu perut.

Satpam itu kaget ketika di bekap ,ia hendak memberontak,namun keburu di tusuk . Sementara rekannya sedang duduk bermain ponsel,ia tak tahu jika rekannya di habisi oleh perampok.

Setelah satpam itu tewas,ke 4 perampok itu ke pos jaga.

Karena asik bermain ponsel,satpam itu tak tahu jika di datangi 4 orang memakai penutup kepala.

Ke 4 perampok itu lantas menghabisi nyawa satpam tersebut.

Setelah ke 2 satpam di lumpuhkan,ke 6 perampok itu lantas masuk ke dalam rumah. Rumah itu terdiri 2 lantai.

Mereka mencongkel pintu secara paksa. Setelah berhasil membuka pintu,mereka menerobos masuk mencari kamar tidur.

3 orang berdiri di depan pintu kamar tidur,salah satunya mengetuk pintu.

Took...Tok...Tok...

Pria itu sengaja mengetuk pintu agar orang yang di dalam membuka pintu.

Tok...Tok...Tok...

Ceklek....Ceklek...Kriiieeeet...

Pintu terbuka,nampak seorang wanita berusia 34 tahun berdiri.

Perampok itu langsung menyergap wanita tersebut dan menodongkan senjata api.

Sementara suami dari wanita itu masih tertidur.

" Heeemppph...Hemmmphh...." suara wanita yang mulutnya di bekap.

Salah satu perampok lantas membangunkan suami wanita itu.

Suami wanita itu membuka matanya,ia terkejut melihat orang bertopeng masuk kedalam kamarnya.

" Siapa kalian...."

Suami wanita itu melihat istrinya telah di bekap oleh salah satu perampok.

" Apa mau kalian..." ucap suami wanita itu.

" Keluarkan semua hartamu,jikq tidak.."

" Kami akan membunuh istrimu..." ucap pria 1 yang merupakan perampok.

" Buka brankasmu...CEPAAT..." ucap pria 2.

Mau tak mau suami dari wanita itu membuka brankasnya.

Setelah terbuka,nampak tumpukan uang,perhiasan dan dokumen penting.

Perampok itu lantas memasukkan uang dan perhiasan ke dalam tas.Kemudian mengambil perhiasan dari wanita yang di sanderanya itu.

Sang suami melihat salah satu perampok lengah hendak merebut parang di tangan perampok tersebut. Namun,saat hendak merebut tiba - tiba..

Doooorr...... Pria yang menyandera wanita itu menembakkan senjatanya ke arah suami wanita itu.

Suami wanita itu tersungkur,karena kepalanya terkena timah panas.

" Goblook....Jangan lengah.." ucap pria 3 yang memegang senjata api.

" Maaf boss..." ucap pria 3.

Wanita itu terkejut dan syok melihat suaminya terkapar di lantai.Tiba - tiba dirinya merasakan sesuatu yang masuk ke dalam dadanya. Wanita itu melihat ke arah dadanya.

Nampak sebuah tangan memegan belati menusukkan ke dadanya.

Tak hanya sekali tusukan,wanita itu di tusuk hingga 4 kali ,salah satu tusukan belati itu mengenai jantungnya.

Perampok yang mendekap wanita itu melepaskan wanita tersebut.

Wanita yang telah di tusuk tergeletak di lantai,badannya kejang - kejang,pandangannya mulai kabur dan terpejam. Nyawa wanita itu lepas dari raganya.

Tak jauh dari jasad wanita yang telah tewas,ada ranjang kecil,didalamnya terdapat bayi yang umurnya belum genap 1 bulan.

Ke tiga perampok itu menguras harta benda di dalam kamar,sementara ke tiga rekannya beraksi di kamar lainnya,mereka membunuh semua orang.

Di salah satu kamar yang lain terdapat seorang bayi berusia 3 bulan,bayi itu di bunuh oleh perampok.

1 jam kemudian.

6 orang perampok keluar dari rumah setelah menguras semua harta benda. Hanya 1 saja yang selamat. Bayi yang umurnya belum genap 1 bulan. Mereka segera meninggalkan rumah tersebut.

30 menit kemudian.

Sebuah mobil hitam yang berisikan 5 orang pria berhenti di depan pagar. Mereka juga ingin merampok rumah tersebut.

4 orang melompati pagar,sementara 1 orang lagi berjaga di dalam mobil.

Di saat 4 orang perampok itu mendekati pos satpam. Mereka terkejut melihat seseorang tergeletak di samping pos satpam.

Setelah dekat,mereka terkejut. Bahwa satpam itu telah tewas terbunuh,lalu melihat ke dalam pos.

" Siaaal....Ada yang sudah ke sini.." ucap pria 1.

Pria 2 mengambil ponsel milik satpam dan mengantonginya

" Terus piye iki?" ucap pria 2.

" Kita masuk dulu untuk mengeceknya.." ucap pria 3.

" Ayoo...." ucap pria 1 dan 4.

Sebelum masuk,mereka membuka pintu pagar agar mobil yang mereka bawa bisa masuk dan mereka bisa dengan mudah mengangkut harta benda yang mereka incar.

Setelah itu mereka masuk kedalam rumah.

Di saat mereka masuk ke dalam kamar.

Mereka terkejut melihat penghuni rumah telah tak bernyawa,dan kamar dalam keadaan berantakan.

" Jancook...."

" Kita keduluan..." ucap pria 1 merasa jengkel.

Lantas mereka mengambil barang - barang elektronik seperti tivi,mesin pompa. Lalu ada yang mengambil sepeda motor.Ada pula yang mengambil bahan makanan.

Salah satu perampok itu melihat seorang bayi yang selamat. Dirinya yang telah menikah selama 4 tahun belum mendapatkan momongan terbesit dalam pikirannya untuk mengadopsi. Ia pun segera mengambil bayi itu lalu berjalan.

Di saat ia melihat wanita yang tergeletak di lantai,ia melihat sesuatu di leher wanita itu. Lantas ia pun mendekatinya.

Nampak kalung masih terlilit di leher wanita itu. Lantas pria itu mengambil kalung tersebut dan mengantonginya. Kemudian keluar kamar.

Salah satu rekannya melihatnya berjalan sambil menggendong bayi.

" Jep( Jefri)...Kowe kok gowo bayi..?" ucap pria 4.

" Aku ngambil ini aja,kamu kan tahu bahwa aku belum punya anak..." ucap Jefri.

30 menit kemudian.

2 orang perampok itu membakar rumah tersebut untuk menghilangkan jejak sebelum pergi.

Api mulai membesar dan menghanguskan apa saja yang mudah terbakar.

Ke 5 perampok itu pergi meninggalkan rumah tersebut.

" Nyopo kowe gowo bayi kuwi..Yen konangan piye ?" ucap pria 2 kepada Jefri.

" Tapi aku pengen duwe anak ee .." ucap Jefri.

" Menurutku jangan kamu bawa...Nanti istrimu atau tetanggamu tanya,ini anak siapa.."

" Jika mereka lapor..Bisa - bisa kita tertangkap.."

" Mending kamu buang saja anak itu.." ucap pria 1.

Nampak Jefri berpikir lalu menatap bayi yang ia gendong tersebut.

" Kalau gak kamu buang,biar aku yang buang.." ucap pria 2.

" Buang aja Jep...Bisa bahaya jika gak kamu buang.." ucap pria 3.

" Yo wess..." ucap Jepri.

Mobil yang mereka tumpangi berhenti di jalan yang sepi,tak ada rumah. Hanya pepohonan saja.

Jefri keluar dari mobil dan berjalan. Setelah itu ia meletakkan bayi itu di tanah lalu mengambil perhiasan yang ia kantongi.

" Padahal aku ingin sekali mengambil bayi ini...Maaf yo lee.." ucap Jefri lalu meninggalkan bayi tersebut.

MENEMUKAN BAYI DI HUTAN

Setelah Jefri pergi meninggalkan bayi yang ia letakkan di tanah. Tak lama kemudian bayi itu menangis.

Yang awalanya hanya keheningan malam,suara jangkrik dan hewan malam,kini tergantikan suara tangisan bayi.

Rumah penduduk pun sangat jauh dari lokasi bayi itu,karena Jefri meletakkan bayi itu di hutan.

***

Sebuah bangunan yang bahannya dari kayu,atapnya terbuat dari daun. Di diami seorang pria tua yang suka hidup menyendiri setelah istrinya meninggal. Pria tua itu bernama Suroso atau biasa di panggil Ki Suro oleh warga setempat. Bagunan itu letaknya sangat jauh dari lokasi bayi yang di letakkan oleh Jefri.

Ki Suro sedang melakukan meditasi/semedi.

Di saat ia semedi,tiba - tiba terdengar suara tangisan bayi.

Telinga Ki Suro bergerak - gerak mendengar suara tangisan bayi tersebut. Fokusnya untuk semedi pun menjadi ambyar.

Ki Suro membuka matanya secara perlahan.Lalu memejamkan mata lagi,ia mengira itu adalah suara tangisan dari makhluk ghaib yang selalu mengganggunya.

Suara tangisan bayi makin menjadi - jadi,Ki Suro yang sedang semedi pun merasa jengkel dengan suara tangisan tersebut. Lantas dirinya keluar dari gubuk untuk mengecek.

Setelah Ki Suro sampai di luar rumahnya,ia melihat sekeliling,kemudian mempertajam indra pendengarannya untuk mengetahui di mana lokasi suara tangisan bayi tersebut.

Setelah menemukan arah sumber suara tangisan bayi,Ki Suro mengeluarkan ilmunya. Mata Ki suro yang awalnya hitam putih,kini berubah kuning hitam,bagaikan mata Harimau. Setelah itu Ki Suro melesat ke arah sumber suara. Bila tangisan itu berasal dari makhluk ghaib,maka dirinya Kan menghajar makhluk tersebut. Sebab dirinya tahu bahwa di sekitar gubuknya tak ada rumah lagi. Karena gubuknya berada di atas bukit.

Dengan kecepatan tinggi,Ki Suro melesat ke arah sumber tangisan bayi itu.

Setelah menempuh jarak 1 km,Ki Suro berhenti dan mendengarkan suara tangisan bayi tersebut.

Dirinya merasa ada keanehan dengan suara tangisan bayi itu,mengapa sudah menempuh jarak yang jauh dirinya belum menemukan sosok bayi itu,ia mengira letaknya dekat saja. Kemudian Ki Suro melanjutkan lagi pencariannya. Di samping jengkel,ia juga sangat penasaran.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh,akhir Ki Suro menemukan asal suara tangisan bayi tersebut.

Mata Ki Suro kembali normal,dan berjalan ke arah bayi.

Nampak seoarang bayi mungil tergeletak di tanah,lalu ia juga melihat ada benda berkilau. Ia mengambil bayi itu lebih dulu lalu memungut benda berkilau. Ternyata benda berkilau ith adalah sebuah kalung.

Ki Suro menatap wajah bayi yang sedang menangis. Hilang sudah rasa jengkelnya,namun rasa penasarannya belum sirna. Mengapa bayi yang ia gendong itu suaranya bisa sampai ke gubuknya.

Dirinya teringat jika salah satu anaknya mempunyai seorang bayi . Anak ki Suro berjumlah 4 orang,dan semuanya wanita. Mereka telah berumah tangga semua.

Ki Suro memperhatikan di sekitarnya. Ia tahu ada jalan raya tak jauh dari tempatnya berada.Ia berpikir bahwa bayi itu sengaja di buang oleh ibunya karena tak menginginkan bayi itu lahir. Lalu Ki Suro pun segera membawa bayi itu pergi,tak lupa ia memakai ajiannya. Karena rumah cucunya itu lumayan cukup jauh jika berjalan kaki .

***

Di sebuah desa yang letaknya di lereng gunung. Desa itu bernama.desa Sukoharjo,yang letaknya di jawa tengah.

Ki Suro mendatangi salah satu anaknya yang bernama Dewi Arum.

" Arumm...." ucap Ki Suro.

Doook....Dook...Dook... Ki Suro menggedor pintu rumah.

"Oooeeek.....Oooeek.... " suara tangisan bayi yang di gendong Ki Suro sejak tadi malam tidak berhenti menangis.

Dewi Arum adalah salah satu anaknya Ki Suro,namun anak terakhir. 2 bulan yang lalu Dewi Arum melahirkan seorang bayi perempuan.

" Bentar pak..." suara Joko dari dalam rumah,Joko adalah suami Dewi Arum.

Ceklek....Kriiieeeet.....Pintu terbuka.

Joko melihat Ki Suro menggendong bayi.

" Bayine sinten niku pak?" ucap Joko.( Bayinya siapa itu mbah).

Ki Suro masuk kedalam,tanpa di suruh oleh Joko.

" Bapak nemu nang alas...Endi Arum?" ucap ki Suro.

" Nang pawon( di dapur) pak..." ucap Joko.

Ki Suro berjalan ke arah Dewi Arum berada.

belum sampai di dapur,Ki Suro melihat Dewi Arum berjalan ke arahnya,ia mengira anaknya menangis,ketika melihat Ki Suro datang dan melihat Ki Suro menggendong seorang bayi,lantas mendekati Ki Suro.

Dewi Arum mengira yang di gendong Ki Suro adalah anaknya. Begitu melihat bayi yang di gemdong,Dewi Arum terkejut. Karena melihat warna kulitnya berbeda dengan anaknya,dan juga kain selimutnya juga berbeda.

" Ini anaknya siapa pak?" ucap Dewi Arum.

" Bapak nemu nang hutan...Daritadi dia memangis terus,coba kamu beri air asi..." ucap Ki Suro.

" Wegaaah pak...Dia bukan anakku..." ucap Dewi Arum.

" Tulungin disek to nduk...Kupingku panas ngerukke bayi iki..Ket mahu nangis terus.." ucap Ki Suro.

" Tapi aku lagi masak pak.." ucap Dewi Arum.

" Joko...Lanjutkan di dapur,biar Arum mengurus bayi ini dulu.." ucap ki Suro.

Mendengar ucapan Ki Suro,lantas Joko berjalan kedapur.

Ki Suro menyerahkan bayi yang ada di gendongannya ke Dewi Arum.

Dewi Arum menerima dan segera duduk di kursi,lalu mengeluarkan salah satu susunya.

Nampak bayi yang semula menangis menjadi diam saat meminum air asinya Dewi Arum.

Dewi Arum memperhatikan wajah bayi yang ia dekap tersebut,lalu melihat ke Ki Suro.

" Pak..Ini bayine sopo to?" ucap Dewi Arum

" Embooh...Aku wae gak ngerti.."

Ki Suro berjalan ke kursi yang terbuat dari papan kayu.

" Aku lagi semedi...Terus mendengarkan suara tangisan bayi..."

" Tak pikir itu suara Kuntilanak yang membawa bayi.."

" Tangisannya gak berhenti - berhenti..."

" Aku keluar lalu mencari siapa yang menangis itu..."

" Jaraknya lumayan jauh..Tak pikir dekat aja. Ndilalah adoh tenan" ucap Ki Suro.

" Apa jangan - jangan bayi ini di buang sama orang tuanya ya pak..." ucap Dewi Arum.

" Bisa jadi...Nanti aku mau ke desa sebelah,untuk mencari tahu.."ucap Ki Suro lalu berjalan ke arah dapur untuk minum. Sebab dirinya merasa haus dan letih setelah memakai kekuatannya.

Setelah Ki Suro minum,ia kembali lalu duduk dan memperhatikan Dewi Arum memberi asi pada bayi yang ia temukan.

" Coba ndelok en..Lanang opo wedok?" ucap Ki Suro.

Dewi Arum memeriksa jenis khelamin bayi tersebut.

" Lanang pak..." ucap Dewi Arum.

" Lanang.." gumam Ki Suro.

Terbesit di pikirannya untuk menurunkan ilmu yang ia miliki ke bayi yang ia temukan. Namun ia sadar,bahwa bayi itu bukan keturannya,sementara keturuanannya wanita semua,dan ilmu yang di milikinya haruslah seorang pria,bukan wanita.

Ki Suro menggelengkan kepalanya,sebab ia juga memiliki cucu laki - laki. Kemudian ia teringat lagi akan tangisan bayi yang ia temukan. Ki Suro menjadi bingung,antara mau menurunkan ilmunya ke cucunya atau ke bayi yang ia temukan.

" Pak...Lapor polisi wae pak...Ben ono seng ngurus,aku keteteran yen ngurus. Durung aku ngurusin Dini( anaknya).." ucap Dewi Arum.

" Iyoo....Tapi sebelum itu,tolong urus bayi itu.." ucap Ki Suro.

Ki Suro juga merupakan kepala desa. Sehingga dirinya bertanggung jawab atas desa tersebut.

Beberapa jam kemudian,Ki Suro memutuskan pergi mencari informasi,terkait bayi yang ia temukan. Ia mendatangi desa yang letaknya lumayan cukup jauh.

Ki Suro berjalan kaki menuju desa tersebut,ia melewati jalan yang mana jalan itu tempat di temukan bayi tersebut.

Setelah Ki Suro melewati jalan itu,1 jam kemudian muncul sepeda motor yang di kendarai seorang pria. Pria itu adalah Jefri. Dirinya hendak mengambil kalung yang letakkan di samping bayi.

" Semoga aja masih ada..." ucap Jefri dalam hati,lalu turun dari sepeda motornya.

Jefri berjalan menuju lokasi bayi yang ia letakkan tadi malam sambil celingukan mencari bayi tersebut.

Sesampai di tempat bayi yang ia letakkan,Jefri tak melihat bayi itu.

" Loooh...!!!"

" Kemana bayinya ya...? Perasaan aku letakkan di sini.." ucap Jefri.

Lantas Jefri memutari tempat tersebut.

" Siaaaal...Seharusnya kalung itu aku bawa saja..." ucap Jefri dalam hati tak menemukan bayi yang ia letakkan.

2 Jam ia mencari,namun tak membuahkan hasil.

" Apa jangan - jangan di makan sama harimau ya..." gumam Jefri. Dirinya tahu bahwa hutan yang ia datangi pernah muncul seekor Harimau dari berita yang ia dapatkan.

Matahari akan tenggelam,Jefri memutuskan pulang saja,ia menyesal telah meletakkan kalung tersebut,sebab ia melakukan itu tanpa sadar.

Di tempat Ki Suro.

Ki Suro mendatangi rumah kepala desa untuk menanyakan apakah ada wanita yang melahirkan.

" Kulon nuwun." ucap Ki Suro di depan rumah Kades.

Tok...Tok...Tok... Ki Suro mengetuk pintu.

" Pak Wawan..." ucap Ki Suro.( Wawan kepala desa tetangga).

Pintu terbuka,nampak seorang pemuda berusia 17 tahun berdiri.

" Bapak belum pulang Ki..." ucap pemuda itu.

" Nangdi bapakmu?" ucap Ki Suro.

" Ono acara nang balai desa..." ucap pemuda itu.

" Ada kopi ?" ucap Ki Suro.

" Ada Ki..." ucap pemuda itu.

" Aku tunggu saja,kowe gawekno aku kopi yoo.." ucap Ki Suro.

"Monggo..." ucap pemuda itu mempersilah Ki Suro masuk ke dalam rumah.

Ki Suro masuk lalu duduk di kursi,sementara pemuda yang membukakan pintu,masuk ke dalam rumah.

2 jam kemudian.

Ki Suro mendengar suara sepeda motor. Tak lama kemudian muncul seorang pria berusia 48 tahun,pria itu adalah Wawan,kepala desa.

Wawan terkejut melihat Ki Suro berada di dalam rumahnya,lalu ia datang menghampiri dan bersalaman.

" Kapan datangnya Ki...?" ucap Wawan.

" Baru saja...Aku ada perlu...Penting.." ucap Ki Suro.

Wawan duduk di kursi menghadap Ki Suro.

" Perlu apa Ki?" ucap Wawan.

" Di desamu ini,apakah ada orang yang melahirkan seorang anak laki - laki..?" ucap Ki Suro.

" Hemmm...."

Wawan nampak meningat - ingat.

" Sebentar Ki...Tak ambil dulu datanya.." ucap Wawan lalu pergi mengambil berkas.

Tak lama kemudian Wawan kembali sambil membawa buku warna kuning lalu duduk. Ia membuka buku tersebut dan memeriksanya.

" Ini datanya Ki..." ucap Wawan lalu menyodorkan buku kuning tersebut ke Ki Suro.

Ki Suro melihat tulisan tangan Wawan.

Dalam tulisan itu,tertera nama orang tua serta anak yang baru lahir pada bulan Februari.

" Apakah bayi ini masih bersama orang tuanya?" ucap Ki Suro.

" Masih..Emangnge ono opo toh Ki? Kok jengengan tumben tanya soal bayi.." ucap Wawan penasaran.

" Subuh tadi aku menemukan seorang bayi.." ucap Ki Suro.

" Heeh....!!! Bayi...! Bayine sopo Ki?" ucap Wawan.

" Embooh.."

" Di desaku gak ada laporan kehilangan bayi,mangkanya aku kemari untuk mencari informasi..Apakah ada yang membuang bayinya.." ucap Ki Suro.

" Gak ada Ki...Desaku tidak ada yang membuang bayi.." ucap Wawan.

Ki Suro memegang jenggot yang telah memutih.

" Heemmmm...."

" Apakah kamu mendengar berita tentang anak gadis yang hamil di luar nikah?" ucap Ki Suro.

" Ada Ki...Di desa Waluh.." ucap Wawan.

" Itu aku juga sudah tahu...Selain itu?" ucap Ki Suro.

" Gak ada Ki...Terus bayinya ada di mana Ki?" ucap Wawan.

" Di rumah anakku...." ucap Ki Suro.

" Jenengan lapor polisi saja Ki..." ucap Wawan.

" Emmooh...Ribet..."

Ki Suro mengambil gelas kopi yang masih setengah isinya,lalu menenggak habis. Kemudian berdiri.

" Yo wes kalau gitu..Aku pulang dulu..." ucap Ki Suro.

Wawan berdiri.

" Monggo Ki..." ucap Wawan.

Ki Suro berjalan ke pintu.

Di dalam perjalanan pulang ke desanya. Ki Suro memikirkan bayi yang ia temukan.

Sesampai di rumah Dewi Arum. Ki Suro berebah di teras rumah. Tepatnya di ranjang yang terbuat dari bambu. Karena tan mungkin dirinya mengganggu Dewi Arum yang sudah terlelap tidur.

Terdengar suara tangisan bayi dari dalam rumah,lalu suara Dewi Arum menenangkan bayi yang menangis.

" Jika aku lapor polisi,ribet.. Di suruh ini..Di suruh itu.."

" Lebih baik aku tak melaporkan kejadian ini.. Aku akan merawatnya hingga ia besar.." ucap Ki Suro dalam hati.

Akhirnya,Ki Suro menyuruh Dewi Arum mengurus bayi yang ia temukan. Dan Ki Suro memberi nama bayi itu ARJUNA.

MELIHAT KEANEHAN PADA ARJUNA

Setelah rombongan Jefri pergi. Api melahap isi di dalam rumah. Asap membumbung tinggi. Kobaran api membesar.

Ada warga yang terjaga melihat ada api yang membakar sebuah rumah,lantas teriak " KEBAKARAN.....KEBAKARAN... KEBAKARAN... KEBAKARAN....".

Teriakan orang itu membuat warga sekitar terbangun dan keluar rumah. Salah satu warga menghubungi dinas pemadam kebakaran.

Selang beberapa menit kemudian,terdengar suara sirine mobil Damkar meraung - raung di tengah kesunyian malam.

Petugas datang ke lokasi,mereka segera mengeluarkan peralatan,lalu menyemprotkan api yang nampak membara.

Warga sekitar nampak berkerumun melihat musibah tersebut,ada yang merekam dengan ponselnya ada pula yang ikut memadamkan api.

Pihak kepolisian pun ikut datang menuju lokasi kejadian.

Tak sampai satu jam. Api yang melahap rumah tersebut berhasil di padamkan. Namun sayang,semuanya hangus terbakar.

Setelah apinya benar - benar padam,petugas memeriksa rumah tersebut. Di saat mereka memeriksa, mereka terkejut menemukan ada banyak mayat yang terbakar. Dan segera mengevakuasi mayat - mayat itu.

Para wartawan berdatangan untuk meliput kejadian itu. Ada yang merekam,ada yang bertanya ke warga sekitar,dan ada juga yang bertanya ke polisi mengenai kebakaran itu.

Polisi menjelaskan ada korban yang tewas dalam musibah tersebut. Jumlahnya pun rak main - main, Ada 8 orang yang tewas.

CCTV yang berada dalam rumah tersebut ikut terbakar.

Polisi pun segera menyelidiki kasus tersebut, karena merasa janggal dengan jasad yang mereka temukan. Lalu mereka memasang garis polisi,agar tak ada orang yang masuk ke dalam.

Di sisi lain.

Berita tentang penemuan bayi oleh Ki Suro membuat gempar desa Sukoharjo.

Warga berdatangan untuk melihat bayi tersebut,termasuk para saudara Dewi Arum.

Ada gemas,ada pula yang ingin mengadopsinya,namun Dewi Arum belum menyetujui,ia menunggu keputusan ayahnya.

***

Saat ini.

Pagi hari yang cerah menerangi Desa Sukoharjo. Para warga sibuk dengan kesibukannya masing - masing. Ada yang pergi ke sekolah ke desa tetangga,ada yang ke sawah,mencuci dan lain - lain.

Sementara di depan teras rumah Dewi Arum,nampak pria tua tertidur di ranjang bambu. Pria tua itu adalah Ki Suro.

Joko suami Dewi Arum membuka pintu,dirinya ingin pergi ke sawah. Saat menoleh,ia melihat ayah mertuanya tertidur di depan rumahnya,lalu ia kembali masuk untuk memberi tahu istrinya.

" Di depan ada bapak...Lagi tidur.." ucap Joko.

" Iya kang..." ucap Dewi Arum.

Setelah memberi tahu,Joko lantas pergi ke sawah. Sawahnya berjarak kurang lebih 300 meter dari tempat tinggalnya.

Seorang wanita yang usianya kepala lima mendekati Ki Suro.

" Kang....." ucap wanita itu.

Ki Suro membuka matanya,lalu bangkit.

Hooooaaaammm......

Ki Suro merenggangkan tubuhnya.Lalu memutar tubuhnya ke kanan dan ke kiri.

Kretek....Kretek....Kretek... Suara persendian tulang Ki Suro.

Ki Suro melihat wanita yang memanggilnya,ia sangat mengenali wanita itu.Ia adalah adjik kandungnya yang bernama Dewi Santika,panggilannya Tika.

" Kowe Tik...Ono opo?" ucap Ki Suro.

" Sampeyan wes melapor nang polisi?" ucap Dewi Santika.

" Belum..."

Dewi Santika duduk di samping Ki Suro.

" Aku ke desa sebelah menemui Wawan...Mencari informasi mengenai bayi itu.Tapi..."

" Aku gak menemukan ada yang membuang bayi.." ucap Ki Suro.

" Terus..Arjuno siapa yang merawatnya?" ucap Dewi Santika.

" Arjuno?? Sopo Arjuno kuwi dek?" ucap Ki Suro belum mengetahui bayi yang ia temukan telah di beri nama.

" Ya bayi yang sampeyan temukan itu masse..Aku kasih nama Arjuna.." ucap Dewi Santika.

" Owalaah...Ngono to..."

" Heemmm...."

Ki Suro nampak berpikir.

" Kita rawat saja...Aku merasakan anak itu memiliki ke istimewaan..." ucap Ki Suro.

" Keistimewaan? Istimewanya itu opo mas?" ucap Dewi Santika.

" Tangisannya sampai ke gubuk di puncak bukit tempat biasa aku menyendiri.." ucap Ki Suro.

" Tapi jika ada orang yang datang mengaku itu anaknya gimana?" ucap Dewi Santika.

" Ya aku harus memastikannya dulu.." ucap Ki Suro.

" Kang Darman ( Adik Ki Suro) katanya mau ke sini..." ucap Dewi Santika.

" Aku tak adus sek..." ucap ki Suro lalu berjalan kerumahnya yang tak jauh dari rumah Dewi Arum.

Sesampai Ki Suro di rumahnya,ia terlebih dahulu mencabut singkong di belakang rumahnya. Kemudian mandi.

3 jam kemudian.

Ki Suro duduk di kursi sambil memakan singkong rebus yang ia cabut tadi sambil memikirkan Arjuna. Dirinya yakin bahwa Arjuna bukan anak orang miskin jika di lihat dari kalung yang ia temukan.

Tak lama kemudian.

Seorang pria dewasa, berjalan kaki menuju rumah Ki Suro sambil menenteng bungkusan plastik.

" Kulon Nuwuun..." ucap pria itu.

Tok....Took....Tok....

Kriiieeeet.... Pintu terbuka.

Ki Suro membuka pintu dan melihat seseorang berdiri di depan pintu,ia mengenali pria tersebut.

" Darman....Ayoo masukk.." ucap Ki Suro.

Pria itu adalah Darmanto,adik dari Ki Suro.

Darman memeberikan bungkusan plastik ke kakaknya,masuk ke dalam rumah lalu duduk.

" Aku dengar dari Tika,mas menemukan sorang bayi.." ucap Darman.

" Iyoo...Sak iki di asuh Aruum..." ucap ki Suro.

***

Hari - hari berlalu.

Saat ini hari sabtu pasarannya Wage. Seperti biasa Dewi Arum mengurus 2 bayi,yang awalnya 1 bayi saja.

Malam harinya.

Arjuna terbangun,namun ia tak menangis,ia menggerak - gerakkan mulutnya seperti berbicara,sementara Dewi Arum memejamkan matanya.

Dh saat Arjuna merasakan lapar,ia pun menangis. Dewi Arum mendengar suara tangisan bayi menjadi terbangun,ia segera berpindah tempat. Sementara Joko suaminya tidur di lantai beralaskan tikar,berselimutkan kain sarung.

Dewi Arum tak melihat perubahan yang terjadi pada Arjuna.

Pagi harinya,seperti biasa Dewi Arum memandikan putrinya lebih dahulu,setelah itu Arjuna.

Di saat Dewi Arum memandikan Arjuna,ia tersentak kaget melihat bola mata hitam Arjuna bewarna Hijau.

Setelah selesai memandikan Arjuna ,Arjuna tertidur .Dewi Arum lantas bergegas ke rumah ayahnya sambil membawa putrinya.

Nampak Ki Suro sedang meracik bahan untuk nginang di teras rumah sambil duduk di kursi bambu.

" Pak...." ucap Dewi Arum sambil berjalan.

Ki Suro melihat ke arah Dewi Arum tang sedang berjalan.

Setelah Dewi Arum berjarak 5 meter.

" Ono opo Rum..?" ucap.Ki.Suro.

" Ayo ikut aku pak...Arjuna pak..." ucap Dewi Arum panik.

" Arjuna? Apa yang dengan Arjuna.." ucap Ki Suro.

" Motone aneh pak..." ucap Dewi Arum.

Ki Suro lantas berdiri lalu berjalan menuju rumah Dewi Arum.

Sesampai di rumah Dewi Arum,Ki Suro memeriksa Arjuna.

" Normal Rum..." ucap Ki Suro.

" Mosok seh..." ucap Dewi Arum.

Ki Suro lantas membuka mata Arjuna lagi.

Nampak mata Arjuna bewarna hijau.

" Eh....!!!?? Ki Suro terkejut.

Kemudian Ki Suro menggunakan mata bathinnya untuk memeriksa Arjuna,apakah Arjuna disusupi makhluk halus.

Saat Ki Suro melihat dengan mata bathinnya,ia tak melihat makhluk halus yang merasuki Arjuna.

" Aneh...Kenapa dia memiliki mata itu..."

" Jangan...Jangan...." ucap Ki Suro dalam hati.

Ki Suro lantas menoleh ke Dewi Arum.

" Jaga Arjuna,jangan beritahu ke siapapun tentang mata Arjuna...Bapak pulang dulu sebentar.." ucap Ki Suro.

" Injih pak..." ucap Dewi Arum.

Ki Suro lantas keluar kamar,lalu pergi kerumahnya.

Sesampai di rumah,Ki Suro memetik bunga Melati,Kantil dan Mawar. Setelah itu masuk ke dalam rumah.

Ki Suro masuk ke dalam kamar khususnya,ia membakar batu arang,setelah itu membakar menyan.

Ruangan kamar tersebut berarima menyan.

Nampak bibir Ki Suro komat kamit membaca sesuatu.

" Kanjeng ratu...Hamba ada kabar penting kanjeng ratu..."

" Kanjeng ratu... Tolong datanglah kemari..." ucap Ki Suro.

Bsrulang kali Ki Suro mengucapkan ucapan tersebut.

Tak lama kemudian,aroma menyan di kamar tersebut di gantikan oleh wangi bunga melati dan Kantil.

Muncul 5 orang wanita cantik. Salah satunya memakai mahkota di kepalanya. Sementara 4 wanita yang lain tidak memakai mahkota.

" Ada apa kamu memanggilku?" ucap sang Ratu.

Ki Suro yang mendengar suara tersebut lantas mengatupkan ke dua telapak tangannya.

" Ampun kanjeng ratu...Hamba ada berita yang sangat penting.." ucap Ki Suro tak berani menatap sang ratu.

" Berita apa yang mau kamu sampaikan?" ucap sang Ratu.

" Hamba menemukan seorang bayi laki - laki,lalu di rawat oleh anak hamba.."

" Hari ini hamba melihat mata anak itu bewarna hijau kanjeng ratu.." ucap Ki Suro.

" Mata hijau...? Di mana anak itu sekarang..?" ucap sang ratu.

" Ada di rumah Dewi Arum kanjeng ratu...Apakah anak itu titisannya kanjeng ratu?" ucap Ki Suro.

" Aku belum bisa memastikan jika belum aku melihatnya secara langsung..Bawa aku kesana sekarang.." ucap sang Ratu.

" Baik kanjeng ratu.." ucap Ki Suro.

Ki Suro lantas pergi menuju rumah Dewi Arum.

Sesampai di rumah Dewi Arum.

Ki Suro melihat Dewi Arum sedang menyapu sambil menggendong anaknya,sementara Arjuna tetap berada di dalam kamar.

" Bapak mau mengobati Arjuna,jangan ada yang boleh masuk.." ucap Ki Suro beralasan.

" Injih pak..." ucap Dewi Arum.

Ki Suro masuk ke dalam kamar Dewi Arum.

Muncul 5 orang wanita.

Sang ratu mendekati Arjuna yang sedang tertidur,lalu ia memeriksa mata Arjuna.

Sang Ratu terkejut saat melihat mata Arjuna. Ia pun menggerakkan ke dua tangannya.

Muncul batu kristal warna hijau berukuran jari jempol orang dewasa. Kemudian batu itu masuk ke dalam tubuh Arjuna.

Ki Suro tak melihat kejadian itu saat sang Ratu memasukkan batu Kristal.

" Jaga dan lindungi Arjuna.." ucap sang Ratu.

" Baik kanjeng ratu.Hamba akan menjaga dan merawatnya" ucap Ki Suro.

Sang ratu dan anak buahnya menghilang dari kamar Dewi Arum. Aroma wangi bunga yang semula tercium,kini tidak ada lagi.

Ki Suro lantas mendongakkan kepalanya lalu memeriksa Arjuna.

Saat Ki Suro memeriksa mata Arjuna,ia tak lagi melihat warna mata Arjuna tidak berubah seperti tadi.

***

Seminggu telah berlalu.

Nampak mobil sedan warna hitam berhenti di depan pagar yang terpasang garis polisi.

Pintu mobil terbuka,seorang pria memakai jas warna hitam,kaca mata hitam keluar dari mobil,lalu melihat ke arah pagar rumah yang terpasang garis polisi sambil menutup pintu mobil.

Pria berjas itu terkejut melihat kondisi rumah itu telah hancur karena di lahap si jago merah. Kemudian ia merogoh kantong celananya untuk mengambil ponsel.

Pria berjas menekan tombol ponsel,lalu meletakkan di telinganya.

" Ya haloo pak..Saya sudah tiba di lokasi..."

" Maaf pak...Rumahnya seperti habis kebakaran..."

" Belum pak..."

" Baik pak....Saya akan tanya ke warga sekitar..." ucap pria berjas tersebut lalu mengantongi ponselnya.

Pria berjas itu lantas menemui warga sekitar rumah tersebut untuk mencari informasi terkait rumah yang terbakar itu. Setelah mendapat informasi,pria berjas itu menelpon kembali.

" Haloo pak..."

" Semua penghuni rumah itu telah tewas pak...Tidak ada yang selamat.."

" Benar sekali pak.."

" Kata tetangganya, keluarga pak Lie Xing Chou kerampokan,mereka di bunuh dan rumahnya di bakar.."

" Baik pak...Saya akan ke kantor polisi.." ucap pria berjas mengakhiri percakapan..Kemudian masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobil tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!