NovelToon NovelToon

Oh My Salsa

Bab 1

Hallo semua..jangan lupa vote dan komen ya. 🥰

Salsa mundar mandir di depan pintu. Rasanya, dia tidak sabar untuk menunggu suaminya kembali, ini sudah pukul 10.00 malam dan Kevin belum juga pulang, Dan rasanya Salsa ingin berteriak jika Kevin datang.

Salsa adalah tipe orang yang posesif pada suamiya, dia tidak menerima alasan apapun. Kevin harus pulang tepat waktu. H ubungan mereka baru saja membaik, karena seminggu lalu Kevin dan Salsa juga bertengkar cukup hebat, tentu saja karena Salsa yang selalu mengekang Kevin padahal Kevin ingin bertemu dengan teman-temannya.

Dan sekarang, sepertinya akan ada pertengkaran lag.

Salsa menghentikan langkahnya yang sedang mondar mandir, dia langsung membuka tirai ketika terdengar suara mobil dan benar saja itu adalah suaminya. hingga tak lama pintu terbuka muncul sosok Kevin.

Kevin sudah sangat lelah dengan pekerjaan dan dia sudah menduga Salsa akan seperti ini, rasanya dia ingin segera tidur, tapi dia tahu dia pasti harus menghadapi Salsa.

“Dari mana saja kau?” tanya Salsa yang langsung bertanya pada Kevin.

“Aku lembur Sayang," jawab Kevin, dia berusaha tersenyum ketika menatap istrinya. Sungguh Kevin tidak ada tenaga untuk menghadapi istrinya.

“Jika kau tidak percaya, kalu boleh cek CCTV kantor,” sambungnya lagi berharap Salsa tidak bertanya lagi. “Aku lelah, bolehkah aku langsung tidur?“tanya Kevin, hingga Salsa menggangguk.

Amarah yang di rasakan Salsa karena Kevin pulang terlambat hilang begitu saja saat melihat raut wajah Kevin yang lelah. Dia tidak tega untukmengintrogasi suaminya.

Kevin menghela nafas lega ketika dia tidak harus meladeni Salsa, lelaki itu langsung berjalan untuk masuk ke dalam kamar. Saat masuk ke dalam kamar, Kevin langsung membuka seluruh pakaiannya kemudian dia berjalan ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya.

Sedangkan Salsa yang juga ikut masuk ke kamar langsung melakukan aktivitasnya seperti biasa. Salsa akan mengecek semuanya, dari mulai ponsel Kevin, tas pakaian dan lain-lain.

Salsa melakukan ini bukan tanpa alasan, dulu Sebenarnya sebelum menikah dengan Kevin, dia hampir menikah dengan Nino kekasihnya. Namun sebelum menikah, tiba-tiba Nino membatalkan pernikahan mereka karena ternyata Nino sudah menghamili wanita lain.

Hancur, tentu saja Salsa sangat hancur dia mengalami trauma mendalam tentang penghianatan dan saat itu Kevin datang menggantikan Nino karena acara tidak mungkin dibatalkan, undangan sudah disebar hingga akhirnya mereka resmi menjadi suami istri.

2 tahun pernikahan, Kevin dan Salsa sama-sama acuh dalam artian kata, mereka seperti bukan suami istri karena memang pernikahan mereka tidak direncanakan. Namun seiring berjalannya waktu, cinta mulai tumbuh di hati keduanya dan ketika cinta Di hati Salsa mulai tumbuh untuk Kevin, Salsa mulai protektif pada suaminya apalagi banyak sekali wanita-wanita yang mendekati Kevin terlebih lagi Kevin menjadi pemimpin perusahaan dan bekerja sama dengan banyak rekan kerja baik itu wanita atau pun lelaki.

Beberapa kali ada wanita yang mendekati Kevin secara terang-terangan dan itu membuat Salsa semakin protektif, apalagi Kevin adalah tipe orang yang ramah dengan artian kata dia tidak pernah bersikap dingin pada lawan jenisnya, karena Kevin benar-benar menghormati rekan bisnis dan teman-temannya. Tapi Kevin selalu meyakinkan pada Salsa, bahwa dia tidak akan pernah menghianati Salsa.

Dan seminggu kemarin, mereka kembali bertengkar karena teman wanita Kevin memaksa Kevin untuk datang dan berkumpul dengan teman-temannya yang lain, dan akhirnya pertengkaran itu kembali terjadi, karena yang jadi masalah, teman-teman Kevin tidak menginginkan Salsa ataupun kedua anak mereka ikut.

Hingga pada akhirnya mereka kembali berdebat. Tapi seperti biasa, Kevin kembali mengalah.

Salsa membuka seluruh tas Kevin, kemudian dia meneliti satu persatu isi tas suaminya, tapi tidak ada yang aneh, dan tak lama dia beralih pada kemeja yang tadi dipakai oleh suaminya dan sama sekali tidak ada yang aneh dan terakhir, Salsa langsung menggeledah ponsel Kevin dan seperti biasa, tidak ada yang aneh

Dan tak lama Kevin keluar dari kamar mandi, dengan cepat Salsa melepaskan ponsel Kevin dan menyimpan di tempat semula.

“Dad, kau lapar?” tanya Salsa. Walaupun mempunyai sikap yang protektif, tapi Salsa selalu berusaha menjadi istri dan ibu yang terbaik. Dia mengurus kedua anaknya dan suaminya dengan tangannya sendiri, menyiapkan semua yang dibutuhkan suami dan kedua anaknya dengan sempurna

Kevin tersenyum kemudian menggeleng. “Tidak, Aku ingin tidur. Ayo kita tidur,” kata Kevin yang mengulurkan tangannya pada Salsa dan mereka pun langsung naik ke ranjang.

Waktu menunjukan pukul 12.00 malam, Salsa terbangun ketika mendengar suara ponsel Kevin yang berbunyi, dia pun langsung meraih ponsel tersebut kemudian mengerutkan keningnya saat ada nomor yang tidak dikenal mengirimkan pesan pada suaminya.

Lalu, Salsa pun langsung membuka pesan tersebut. ‘Tuan Kevin terima kasih atas bunganya. Aku menyukainya.’ Tulis orang itu. Mata Salsa membulat saat melihat pesan tersebut dan yang lebih membuat Salsa lebih terkejut adalah wanita itu bukan hanya mengirimkan pesan saja. Namun juga mengirimkan foto sedang memegang buket Bunga dari suaminya.

Rupanya, wanita itu adalah rekan bisnis Kevin. Kevin mengirim karangan bunga itu untuk mewakili dirinya yang tidak bisa menjenguk, sebab wanita itu sedang berada di rumah sakit.

“Kevin!” teriak Salsa. Teriakan Salsa membuat Kevin yang sedang tertidur langsung terbangun.

“Ada apa ... ada apa?” tanya Kevin, dia yang baru saja terlelap tentu saja langsung terkejut ketika mendengar suara Salsa yang berteriak.

“Apa ini!” Salsa berteriak kemudian dia melemparkan ponsel. Lalu setelah itu, Kevin langsung melihat ponselnya.

Kevin menghela nafas. Padahal dia sudah meminta untuk rekan bisnisnya ini tidak mengucapkan apapun.

”Aku hanya merasa bersalah karena tidak bisa menjenguknya. Sedangkan rekan bisnis yang lain menjenguknya di rumah sakit dan aku ....”

“Apa kau harus memberikan bunga!” teriak Salsa.

“ Oh jadi begini kelakuanmu ...." Salsa mengumpat semua umpatan keluar dari mulutnya, hingga rasanya Kevin yang masih lelah dan baru saja terlelap langsung merasakan emosi yang membara.

“Salsa!" Bentak Kevin, membuat Salsa langsung terdiam, wanita itu menatap Kevin dengan tatapan tak percaya. Selama 12 tahun pernikahannya mungkin inilah pertama kalinya Kevin membentaknya.

“Kau berani membentakku?” tanya Salsa dia masih menatap Kevin dengan tatapan menantang.

“Apa kau tidak berpikir kau sudah keterlaluan!” teriak Kevin, wajahnya menatap Salsa dengan penuh amarah.

“ Kau Yang keterlaluan!” teriak Salsa lagi, keduanya sama-sama tidak mau mengalah.

“Apa kau tidak berpikir bahwa aku tertekan hidup denganmu. Semua harus segala menurut padamu dan aku harus mengikuti perintahmu, aku seperti suami yang tidak mempunyai harga diri!” teriak Kevin lagi. “Setiap hari, aku bekerja untuk kalian dan kau masih mencurigaiku. Aku ini lelaki butuh pertemanan, butuh relasi rekan bisnisku juga tidak hanya lelaki dan kau ingin aku membatasinya juga!’

Salsa terdiam ketika melihat Kevin emosi. sejujurnya dia takut ketika Kevin seperti ini, tapi harga diri Salsa begitu tinggi.

“Lalu sekarang kau mau!” apa teriak Salsa lagi.

“ Berpisah! Ayo kita bercerai!"

Tubuh Salsa diam mematung ketika mendengar itu, nafas wanita itu mendadak tidak beraturan. Semarah-marahnya dia pada Kevin, tapi dia tidak pernah berpikir untuk bercerai. Apalagi mereka mempunyai dua anak yang berusia 10 tahun dan juga 6 tahun.

”Kenapa, kau berpikir aku takut menceraikanmu?’ tanya Kevin dengan sinis, membuat Salsa tersadar. Rasa sedih yang barusan dia yang menghinggapinya berubah Karena Kevin meledeknya seolah dia takut untuk di ceraikan.

Salsa langung merubah raut wajahnya. “Tidak, Siapa juga yang takut, jika kau ingin pergi pergi saja sana!” teriak Salsa. Tanpa pikir panjang, Kevin langsung memakai mantelnya, kemudian dia menyambar kunci mobil. Lalu keluar dari kamar dan membanting pintu, Kevin juga tidak sadar telah mengatakan cerai pada Salsa.

Bagaimana mungkin Dia bercerai dengan istrinya, ketika perusahaan yang dia kelola adalah milik keluarga Salsa. Dia hanya sedikit emosi karena sepertinya Kevin sudah mencapai titik lelehnya, dan ketika Kevin keluar tiba-tiba tubuh Salsa ambruk di lantai, kata-kata cerai itu benar-benar membuat Salsa takut. Bagaimana jika ucapan Kevin serius.

Kevin menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, rasanya ada sedikit penyesalan ketika dia mengatakan seperti itu pada Salsa, tapi di sisi lain Kevin juga ingin Salsa tidak bersikap seperti itu, dan dia berpikir dia akan memberikan pelajaran untuk Salsa agar Salsa tidak terus menekannya.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang akhirnya mobil yang dikendarai Kevin sampai di rumah orang tuanya, dia pun langsung turun kemudian berjalan masuk.

“ Kevin Kenapa kau kemari?” tanya Aurel yang tak lain ibu Kevin.

“Aku lelah, Mom. Apa bisa aku langsung beristirahat?” Kevin terlalu lelah untuk menjelaskan pada sang Ibu, hingga Dia pamit untuk pergi ke kamarnya.

“Apa Salsa bersikap seperti itu lagi?” tanya Aurel.

“Apa Salsa masih tidak berubah?” seharusnya kau ceraikan saja Salsa," sambungnya lagi Karena memang sedari dulu dia tidak menyukai Salsa dan selalu berpura-pura baik di hadapan menantunya. Dia tidak pakal karena melihat Salsa terlalu dominan.

Terkadang dia juga mengenalkan Kevin pada wanita lain yang sepadan dengan Salsa. Namun karena Kevin setia, Kevin tidak pernah mau menerima usulan ibunya.

“Mom, aku ingin kamar. Akh akan menjelaskan besok," kata Kevin yang tidak mau meladeni ibunya. Aurel menggangguk Karena tidak memaksa Kevin untuk bercerita.

malam berganti pagi

Salsa terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba dia merasakan tubuhnya sangat lemas, dan tak lama Salsa merasa kepalanya berputar-putar, wanita itu juga memegang perutnya yang terasa mual. Dengan pelan, Salsa berjalan ke arah kamar mandi, kemudian berusaha memuntahkan isi perutnya. Tapi tentu saja karena baru bangun tidak ada yang dia muntahkan.

Salsa menyandarkan tubuh ke belakang. Dia memegang perut yang masih terasa bergejolak, kesedihan langsung menghinggapinya teringat rencananya kemarin. Sebenarnya kemarin dia ingin memberitahukan pada Kevin bahwa dia sedang mengandung, tapi karena Kevin pulang larut dan Karena Kevin terlihat lelah, Salsa menundanya Namun ternyata mereka harus terlibat perdebatan.

“ Mommy .... Mommy.” Terdengar suara kalindra, bocah lelaki yang kini menginjak 10 tahun dan Kalindra juga anak pertama.

“Kalindra, Mommy di sini," kata Salsa hingga Kalindra pun berjalan ke arah kamar mandi.

” Mommy!” pekik Kalindra saat melihat Salsa seperti tidak berdaya. Salsa tersenyum, ketika melihat Kalindra.

“Apa Mommy baik-baik saja?” tanya Kal, ”Apa Mommy seperti ini karena Daddy?” tanyanya lagi.

“Kenapa kau bertanya seperti itu?” tanya Salsa yang bingung

“Aku semalam mendengar Daddy berteriak pada Mommy,” jawabnya.

“Tidak, itu bukan apa-apa kami hanya sedang berdebat kecil.” Semarah-marahnya Salsa pada Kevin, tapi dia tidak ingin membuat kedua anaknya membenci ayahnya.

Sebulan kemudian

Tidak terasa Ini sudah satu bulan berlalu semenjak pertengkaran itu, dan selama satu bulan ini Kevin tidak pulang. Sebulan ini pula Salsa tidak menghubungi suaminya dia masih merasa gengsi karena dia tidak mau Kevin semakin besar kepala

Namun semalam Alona, Putri bungsunya demam terus memanggil nama Kevin, hingga mau tak mau Salsa harus menyusul Kevin, karena ternyata Kevin juga memblokir nomornya.

Dan sekarang di sinilah Salsa berada, di kantor suaminya. Salsa pun masuk ke dalam hingga semua staf menyapa. Saat keluar dari lift, tiba-tiba Salsa menghentikan langkahnya saat melihat Kevin yang sedang berjalan dengan seorang wanita yang saat itu mengirimkan pesan dan berterima kasih karena telah dikirimi bunga.

Begitupun dengan Kevin yang juga menghentikan langkahnya, tidak ada raut terkejut dalam diri Kevin saat melihat Salsa, dia bahkan sengaja mendekatkan tubuhnya Davika yang tak lain rekan bisnisnya.

”Untuk apa kau kemari?" tanya Kevin dengan dingin. Rasanya, dia masih ingin memberi pelajaran pada istrinya.

Salsa tersadar. Dia berusaha menegarkan hatinya. “Alona demam, tolong pulang.”

“Aku tidak bisa, nanti saja. Ayo nona davika.” Dengan santainya, Kevin merangkul pinggang Davika. Lalu melewati tubuh Salsa begitu saja dan ketika lift tertutup, Salsa langsung memegang pinggiran dinding, karana dia tidak sanggup menahan kakinya.

Nafas Salsa memburu, dia langsung memegang pinggiran dinding. Jangan ditanyakan betapa hancurnya Salsa sekarang, yang pasti dia benar-benar merasakan hancur.

Ketika cukup lama terdiam, dengan rasa sakit yang luar biasa, Salsa memutuskan untuk pulang dan ketika berada di basement, Salsa menghentikan gerakannya ketika merasakan perutnya keram, dan tak lama Salsa melihat ke arah bawah di mana ada darah yang mengalir di pahanya, hingga ....

Bab 2

Tubuh Salsa langsung melemah saat melihat darah mengalir dari pahanya, wanita itu memegang pinggiran mobil yang ada di sebelahnya.

Rasa nyeri langsung terasa mendera perutnya, dia merasakan kram yang luar biasa hebat.

“Tolong ... Tolong!” tidak ada siapapun di basement. Salsa berjalan pun rasanya tidak bisa

“Are you Oke?” tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang, membuat Salsa menoleh. Jantung Salsa serasa berdetak dua kali lebih cepat ketika mendengar suara itu, dia sangat mengenal suara orang yang barusan berbicara. Suara orang yang telah hilang dari 12 tahun lalu, dan suara itu adalah suara Nino, mantan kekasihnya yang dulu pernah menghianatinya, hingga dia menikah dengan Kevin.

Rasa sakit kembali menghantam perut Salsa, hingga dia tidak memikirkan lagi Nino.

“Tolong antarkan aku ke rumah sakit," ucap Salsa, hingga Nino langsung membopong tubuh wanita itu, kemudian berjalan ke arah mobilnya. Lalu setelah itu Nino mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Nino sampai di rumah sakit. Nino membawa Salsa untuk masuk ke dalam dan sekarang Salsa sudah ditangani oleh dokter

“Dok!” panggil Salsa ketika dokter sudah selesai memeriksa keadaanya dan menangani kondisinya. “Ba-gaimana keadaan anakku?” tanya Salsa dengan takut. Dia merasa tubuhnya kaku dan tidak bisa merasakan apa pun.

“Kandungan Anda berhasil selamat, hanya saja kandungan Anda sangat lemah anda disarankan untuk bedrest,” ucap dokter membuat Salsa menghela nafas lega.

Sepertinya dia terlalu terkejut dengan apa yang dia lihat tadi, di mana Kevin bersama dengan wanita lain dan itu mempengaruhi kandungannya dan mengingat Kevin tiba-tiba tangis Salsa kembali berlinang, rasa sesak langsung menghantamnya. Bahkan dia tanpa sadar menangis di hadapan dokter.

Dokter menarik kursi kemudian mendudukkan diri di sebelah berankar, Lalu setelah itu dia menggenggam tangan Salsa. “Nona Salsa, tarik nafas buang nafas, tarik nafas buang nafas,” kata dokter. Beruntung dokter yang menangani Salsa adalah dokter perempuan, hingga Salsa bisa sedikit nyaman dan mengikuti arahan dokter.

Beberapa saat berlalu, Salsa mulia tenang. “Anak Anda membutuhkan anda, jika anda terus dalam posisi seperti ini anda bisa kehilangannya. Jadi usahakan untuk tetap rileks dan percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja,” ucap dokter. hingga selesai menggangguk.

“Coba anda pejamkan mata Anda lalu tertidur," ucap dokter hingga Salsa mengikuti apa yang Dokter katakan dan pada akhirnya setelah beberapa saat berlalu, nafas Salsa mulai teratur. hingga dokter melepaskan genggaman tangannya lalu keluar.

“Bagaimana keadaannya, dok?” tanya Nino ketika dokter keluar. Langsung bertanya raut wajah khawatir terlihat jelas dari wajah Nino.

“Kandungannya lemah, mungkin ada beberapa faktor yang membuat pasien seperti ini.”

“Tapi apa kandungannya selamat?”

“Kandungannya selamat," balas dokter. “Apa anda teman Nona Salsa?"

Nino sempat tergagap, kemudian mengangguk. “Ya, aku temannya. Ya sudah, Dok. kalau begitu, aku permisi, tolong jangan katakan apapun tentangku jika Salsa bertanya," ucap Nino yang lebih memilih pamit, karena dia tidak siap bertemu dengan Salsa hingga dokter menggangguk. Lalu setelah itu, Nino pun berbalik dan memutuskan untuk pergi.

***

“Tuan, Kevin. Apa itu istri Anda?” tanya davika ketika mereka sudah berada di mobil.

Kevin yang sedang mengemudi menoleh. “Hmm, itu istriku," jawab Kevin.

“Apa tidak masalah tadi anda ..."

“Tolong jangan terlalu formal,” ucap Kevin membuat davika terkekeh.

“Maksudku Apa tidak masalah tadi kau berlaku seperti itu pada istrimu?” tanya Davika.

“Tidak masalah. Aku hanya ingin memberikan dia pelajaran," jawabnya hingga Kevin mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Aku menjadi merasa tidak enak karena dulu mengirimkan foto bunga," jawab Davika karena memang dia mengetahui perdebatan Kevin dan Salsa, akibat dari apa yang dia lakukan.

“Its oke, tidak apa-apa.” Kevin tetap tersenyum, agar Davika tidak merasa bersalah.

“Seandainya saat itu kau tidak mengirim foto. mungkin aku tidak akan seperti ini, aku akan terus ketakutan. Sekarang aku ingin memberikan dia pelajaran agar dia tidak berani untuk memperlakukan aku seperti kemarin," jawab Kevin. Padahal kekurangan Salsa hanya terlalu protektif, tapi Salsa seolah mempunyai salah yang teramat besar.

Tanpa dia sadari, mungkin suatu saat dia akan paling menyesal dengan apa yang dilakuka. Mungkin juga dia akan mengemis cinta Salsa atau dia ingin pada ingin kembali pada Salsa.

Tapi yang pasti, semua akan berbalik.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Kevin sampai di sebuah restoran, dia pun langsung turun dari mobil diikuti Davika.

“Kevin ....” tiba-tiba terdengar suara orang yang memanggilnya dan ternyata itu adalah ibunya. seperti biasa Aurel baru saja akan datang ke perkumpulan sosialitanya, termasuk di sana juga ada Maira.

“Mommy, Kenapa Mommy ada di sini?" tanya Kevin. Bukannya Menjawab, Aurel malah melihat Davika. Aurel menatap Davika dari bawah sampai ke atas, dia tersenyum samar kala Davika tampak serasi dengan putranya.

“Ini siapa?” Tanya Aurel yang malah bertanya.

“Oh, ini perkenalkan Davika.” Davika dengan cepat mengulurkan tangannya, memperkenalkan diri hingga Aurel langsung menerima uluran tangan wanita itu.

“Kevin di dalam ada mertuamu jangan makan di sini," ucap Aurel. Walaupun tidak menyukai Salsa, tapi dia belum siap kehilangan pamor dari sekitarnya, karena keluarganya dikenal akibat berbesanan dengan keluarga Tommy dan Mayra. Salah satu pasangan konglomerat.

“Oh baiklah. Nona Davika, tidak apa-apa kita pergi ke tempat lain?” tanya Kevin hingga Davika menggangguk.

“Sampai jumpa Bibi," jawab Davika dengan senyum manis, hingga Aurel mengangguk. Lalu setelah itu Davika dan Kevin pun masuk kembali ke dalam mobil.

Aurel masih terdiam menunggu mobil anaknya tidak terlihat, kemudian dia tersenyum. “Semoga Dia lebih kaya dari Salsa batin Aurel.

***

“Aku jadi tidak enak," kata Kevin, ketika mobil sudah mobilnya sudah mulai berjalan.

“Tuan Kevin, tidak apa-apa," jawab Davika. Akhirnya mereka pun sampai di restoran dan langsung turun untuk masuk. Selama sebulan ini, Kevin menjalani harinya dengan enjoy dia merasa enjoy karena tidak harus terbebani oleh Salsa. Dia bebas bertemu dengan rekan bisnisnya, dengan teman-temannya, menjalin relasi sebanyak-banyaknya tanpa harus merasa khawatir pada istrinya. Tanpa Kevin tahu bahwa sekarang Salsa sedang berjuang menyembuhkan traumanya, mempertahankan kandungannya

Salsa mengerjap dia terbangun dari tidurnya, wanita itu langsung menoleh menatap ke arah depan dengan tatapan kosong. Ketika membuka mata, detik itu pula rasa sakit langsung membayanginya. Teringat Apa yang dia lihat di kantor

Mungkin, dulu Selasa pernah berpikir apapun kesalahan bisa dimaafkan kecuali perselingkuhan tapi sekarang kondisinya berbeda, di mana ada dua anak yang harus dia pikirkan. Kevin tidak pulang sebulan saja Alona langsung drop, lalu apa kabar Jika dia berpisah dengan Kevin.

Tak lama ponsel Salsa berdering, hingga Salsa langsung mengangkat panggilan berusaha mengambil ponselnya yang berada di sebelahnya karena tadi suster meletakkan di samping tubuhnya. Dan saat melihat layar ponselnya. Terpampang nama pengasuh Alona. “Ya sus," kata Salsa.

“ Nyonya, nona Alona semakin panas.” Salsa berusaha menegarkan dirinya.

“Tolong bawa Alona ke rumah sakit. Aku juga sedang di sini,” jawab Salsa hingga pada akhirnya dia mematikan panggilannya. Tak lama dia mencoba menelepon Kevin. Namun panggilan tidak bisa terhubung tentu saja karena nomornya diblokir oleh suaminya.

Saat Salsa melamun tiba-tiba Salsa terpikirkan sesuatu. Nino! batin Salsa bertanya-tanya, Kenapa bisa sampai Nino ada di perusahaan Kevin. Ada apa sebenarnya dengan Nino. Lalu Kenapa Nino datang lagi setelah 12 tahun berlalu.

Salsa menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin memikirkan apapun mengingat Nino juga sama saja membangkitkan luka masa lalu yang dia alami.

Satu Minggu kemudian

Ini sudah satu Minggu berlalu, pada akhirnya Salsa dan Alona pun diizinkan untuk pulang. Kondisi Salsa sudah membaik, begitupun dengan Alona yang juga sudah membaik. Selama seminggu ini saat dirawat di rumah sakit, Alona kerap menanyakan Kevin Tapi tentu saja Kevin tidak ada.

Bahkan dia juga sudah berusaha menelepon Ibu mertuanya, tapi mertuanya mengatakan tidak tahu dan Salsa baru menyadari bahwa keluarga Kevin tidak terlalu memperhatikan dia dan anak-anak mereka.

Mungkin, Salsa baru menyadari setelah ada masalah ini, karena kemarin-kemarin Salsa tidak pernah terlalu memikirkan keluarga suaminya. Tapi kemarin Salsa benar-benar merasa speechless, ketika ibu Kevin seperti angkat tangan dan malah menyalahkannya dan ketika dia mengatakan Alona demam, Ibu Kevin atau mertuanya tidak ada inisiatif untuk menjenguk Alona.

“Mommy, ayo kita ke restoran favoritku. Aku ingin makan di sana,” kata Alona ketika mereka akan keluar dari ruang rawat, hingga Salsa mengangguk.

Dan sekarang di sinilah mereka berada, di sebuah mall ada salah satu restoran favorit Alona.

“Mommy, bukannya itu Daddy?” tanya Alona ketika melihat Kevin yang sedang makan bersama teman-temannya. Bukan hanya teman lelakinya saja, tapi ada teman wanitanya juga dan yang membuat Salsa merasa sesak di sana ada Davika, wanita yang seminggu lalu dia temui di kantor Kevin.

Selama ini, teman-teman Kevin tidak pernah mau Kevin datang bersama Salsa, tapi sekarang lihatlah ada Davika di tengah-tengah mereka apakah ini kurang menyakitkan dari hal yang kemarin, tentu ini lebih menyakitkan.

“Daddy!" belum sempat Salsa berbicara, tiba-tiba Alona berteriak memanggil Kevin membuat Salsa menghela nafas, hingga dia pun langsung mengikuti langkah putrinya untuk masuk.

“Alona!” Kevin begitu bersemangat saat melihat Alona, dia rindu sekali kedua anaknya. Namun dia enggan untuk pulang dan ketika Salsa menghampiri meja Kevin dan teman-temannya.

Teman-teman Kevin menatap Salsa dengan tatapan tak suka, sedangkan Salsa langsung melihat ke arah Davika yang tampak menunduk.

“Tolong jangan membuat keributan," ucap Kevin membuat Salsa langsung menatap ke arah suaminya. Ini menyakitkan dari apapun, Kevin mempermalukannya. Bahkan dia melihat salah satu teman Kevin tersenyum sinis.

“Siapa juga yang ingin membuat keributan. Tolong antarkan Alona pulang jika sudah selesai," ucap Salsa. Setelah itu Salsa pun berbalik Dia memutuskan untuk pulang dan membiarkan Alona bersama Kevin.

Saat berada di tangga darurat, nafas Salsa mulai tidak beraturan, jantungnya berdegup dua kali lebih cepat. Salsa mendadak tidak bisa bernafas.

“ Tuhan tolong kuatkan Aku.” Selain karena kandungannya lemah, Salsa mempunyai riwayat penyakit jantung dan sekarang ketika Salsa drop lagi otomatis jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Alona melihat ke arah samping di mana Dia melihat wanita yang tampak asing duduk dekat ayahnya. Dia mengenal semua teman ayahnya, tapi tidak dengan Davika.

“ Bibi Siapa?" tanya Alona yang menatap Davika.

“ Kevin anakmu itu jelmaan dari istrimu,” kata Katty teman Kevin yang berbicara dengan meledek, membuat Alona menatap tak suka.

“Memangnya kenapa?” Alona langsung menatap Katty dengan galak.

“Hmm, anak kecil kau menyeramkan sekali.”

“Tutup mulut Bibi! jika tidak aku akan minta kakek membalas Bibi.”

“Uh, takut sekali," Katty kembali meledek. membuat Alona semakin marah.

“ Kevin anakmu ini benar-benar menyebalkan,” ucap Clowi, teman Kevin yang lain. Kevin menghela nafas ketika melihat perdebatan di meja makan. Padahal tadi dia sedang asyik dengan teman-temannya tapi ketika Alona datang semuanya berubah.

“Maafkan teman-teman, sepertinya aku harus pulang. Aku harus mengatakan Alona terlebih dahulu."

“Daddy, aku ini lapar," kata Alona yang protes ketika Kevin akan mengajaknya pulang.

“Yaya nanti makan di rumah saja. Noda Davika, Aku ingin mengantarkan anakku. Apa kau ingin bersama kami atau kau ingin terus di sini?” tanyanya Kevin.

“Bolehkah aku ikut saja,” ucapnya.

“Tidak boleh, awas saja jika Bibi mengikuti.” Dia menatap Davika dengan tatapan tak suka.

***

Waktu menunjukkan pukul 09.00 malam, Salsa dengan mata yang sembab masuk ke dalam sebuah toko kueh, dia sudah berada di luar selama berjam-jam dan sekarang dia merasakan lapar.

Setelah keluar dari restoran tadi, dia tidak pulang karena dia diberitahu oleh pengasuh Alona, bahwa Kevin ada di rumah. Itu sebabnya setelah keluar dari restoran Salsa lebih memilih untuk diam di taman, untuk menenangkan diri.

Dan sebelum memutuskan untuk pulang, Dia memutuskan untuk mampir ke toko kue, dia ingin menikmati suasana dan juga kue kesukaannya.

Saat berlalu kue kesukaan Salsa pun tiba. “Terimaka ....” tiba Salsa menghentikan ucapannya kala pelayan yang mengantarkan pesanannya adalah Nino, mantan kekasihnya. Begitupun dengan Nino yang langsung terdiam ketika melihat Salsa. Rupanya, toko kue ini sudah dibeli oleh Nino, hingga sekarang keduanya bertemu. Entah ini takdir atau kebetulan.

Bab 3

Tubuh Salsa diam mematung saat melihat Nino mengantarkan cake pesanannya, begitupun dengan Nino yang juga cukup terkejut dengan kehadiran Salsa.

“Ni-Nino!” panggil Salsa. Nino tersadar kemudian tersenyum samar di sertai kecanggungan yang luar biasa.

“Silakan nikmati pesananmu.” Setelah mengatakan itu, Nino pun lebih memilih berbalik dia tidak sanggup melihat Salsa, sedangkan Salsa masih terdiam. Jujur Karena dia sudah melupakan Nino, rasa sakit ketika melihat Nino sudah tidak ada lagi. Perasaannya menjadi biasa saja.

Tidak ingin berpikir terlalu panjang, Salsa langsung menikmati makanannya. Salsa menatap ke arah luar seraya menyuapkan sendok demi sendok ke mulutnya, sedikitnya memakan makanan manis bisa memperbaiki Moodnya, walaupun hanya sedikit.

Dan pada akhirnya, acara makan di kafe itu pun selesai. Salsa lebih memilih untuk bangkit, lalu membayar ke kasir. Beruntung bukan Nino yang menjaga kasir, melainkan orang lain, karena Nino hanya bertugas di dapur.

Saat keluar dari toko kue tersebut, Salsa menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Padahal Moodnya baru saja membaik, tapi ketika keluar dari tempat itu, rasa sesak kembali menghinggapinya, kala dia mengingat harus menerima kenyataan, bahwa dia akan pulang dan mau tak mau dia akan bertemu dengan Kevin.

Salsa menaiki taksi, kemudian meminta taksi mengantarkan ke rumahnya dan sekarang di sinilah Salsa berada, di depan rumah miliknya dan benar saja ternyata mobil Kevin masih ada dan pada akhirnya Salsa memutuskan untuk masuk dan akan bersikap acuh pada Kevin, dia tidak ingin membuat Kevin semakin besar kepala.

“Dari mana saja kau?” tiba-tiba terdengar suara Kevin dari arah samping, dia bertanya ketika Salsa masuk.

“Bukan urusanmu,” kata Salsa dan itu semakin membuat Kevin kesal, harga diri Kevin sebagai kepala rumah tangga seolah diinjak oleh Salsa.

Mungkin di masa lalu, Kevin tidak akan berani untuk berkata seperti itu pada Salsa. Tapi sekarang, dia merasa Salsa sudah sangat keterlaluan, hingga Kevin bersikap seperti sekarang. Kevin juga mulai berpikir, dia terlalu bodoh karena dari dulu terus menuruti Salsa.

“ Ayo bicara," ajak Kevin. Karena tidak ingin ada perdebatan Salsa langsung mendudukkan diri di sofa sebrang Kevin, hingga kini mereka duduk berseberangan.

“Ada apa?” tanya Salsa dengan entengnya membuat Kevin berdecak.

“Kau tidak merasa menyesal dengan apa yang terjadi?” tanya Kevin tiba-tiba, membuat Salsa langsung menoleh, kemudian dia menyeringai tipis.

“Menyesal untuk apa?” tanya Salsa, dia adalah tipe wanita yang menjunjung harga diri tinggi. Mungkin jika tadi dia tidak memergoki Kevin dengan Davika, atau Kevin tidak merendahkan ya di hadapan teman-teman Kevin, Salsa akan dengan suka rela meminta maaf.

Tapi, yang terjadi malah sebaliknya, Kevin malah merangkul pinggang wanita lain dan mempermalukannya, itu sebabnya, Salsa bersikap seperti ini.

Lagi-lagi Kevin merasa Salsa tidak mau menghormatinya hingga rasanya berbicara dengan Salsa pun percuma. Pada akhirnya, Kevin bangkit dari duduknya.

“Aku rasa percuma berbicara dengan wanita egois sepertimu, mulai sekarang aku akan keluar dari rumah ini.” Pada akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut Kevin, dia ingin tahu apakah Salsa melarangnya atau tidak. Namun yang terjadi Selasa sama sekali tidak melarangnya.

“Kau pasti ingin bebas bertemu dengan wanita itu?’ tanya Salsa yang tiba-tiba berbicara, membuat Kevin yang baru saja akan berbalik langsung menoleh.

“Setidaknya dia lebih memahamiku, daripada kau!”

Nyes!

Hati Salsa langsung terasa pedih saat Kevin mengatakan itu. Hari ini benar-benar berat untuk Salsa. Dia tidak tau apa yang terjadi ke depan. Tapi, yang pasti saat ini dia benar-benar enggan untuk berbicara lagi pada suaminya. Dan sebelum Kevin berbalik, Salsa terlebih dahulu bangkit dari duduknya, kemudian meninggalkan ruang tamu dan meninggalkan Kevin yang masih berdiri, dia ingin segera berbaring, dan memperbaiki mood-nya, karena takut kejadian seperti tadi di terulang dak mana dia hampir saja drop lagi.

“Lihat, kurang ajar sekali dia. Cih, bagaimana mungkin selama 12 tahun ini aku bisa tahan dengan sikapnya.” Kevin menggerutu, melampiaskan apa yang terjadi sebelumnya di mana dia selalu menurut pada Salsa dan selalu takut pada istrinya, hingga sekarang ketika dia sudah mempunyai keberanian, dia berani mengatakan apapun di tambah lagi, Aurel selalu memanas-manasi Kevin dan mengatakan bahwa Kevin harus berani pada Salsa, agar Salsa tidak semakin menjadi-jadi.

***

Salsa masuk ke dalam kamar, kemudian wanita itu langsung mendudukkan diri di lantai. Jantung Salsa serasa terbelah. “Tuhan, apakah aku keterlaluan," lirih Salsa. Tak lama, dia menggelengkan kepalanya, ketika mengingat tentang apa yang terjadi di kantor Kevin, di mana Kevin merangkul pinggang seorang wanita.

Salsa pikir semarah apapun Kevin, Tidak sepantasnya Kevin berbuat seperti itu. Belum lagi barusan Kevin membandingkannya dengan Davika, bukankah ini terlalu kejam untuk Salsa.

“Mommy!” tiba-tiba terdengar suara Kalindra yang memanggil Salsa. Kalindra masuk ke dalam kamar, hingga Salsa langsung menghapus air matana. Kalindra memang tidak terlalu dekat dengan Kevin, berbeda dengan Alona. Kalindra lebih banyak menghabiskan waktunya seorang diri dan barusan kalindra mendengar perdebatan antara Kevin dan ibunya, tentu saja sedikitnya kalindra mengerti dengan apa yang terjadi. Apalagi tadi, ayahnya membentak Alona

Ya, tadi setelah mengantar Alona, Alona tidak mau diam, gadis kecil itu terus menggerutu, karena ayahnya bertemu dengan teman-temannya dan juga ayahnya mengantarkan seorang wanita.

Kevin sudah berusaha sabar dan menjelaskan pada Alona, tapi Alona terus berbicara hingga Kevin berada di titik kesalnya, dan tanpa sengaja dia membentak Alona, hingga Alona langsung terdiam dan masuk ke kamar, bahkan sampai Salsa pulang, Kevin tidak membujuk Alona, hingga Kalindra yang membujuk Alona dan setelah membujuk Alona dia langsung menemui ibunya.

“Kenapa kau belum tidur?" Tanya Salsa. Kalindra mendudukan diri di sebelah Salsa, kemudian anak kecil yang sebentar lagi akan menginjak 11 tahun itu langsung mengusap pipi ibunya di mana tertinggal jejak Air Mata Di sana.

“Mommy, are you oke?” tanya Kalindra, di tanya seperti itu, tentu saja membuat Salsa semakin ingin menangis.

“Hmm, Mommy oke, Sayang," jawab Salsa.

“Mommy, aku mendengar semuanya, apa Mommy sedang bertengkar dengan Daddy?” tanya Kalindra lagi Salsa tidak menjawab, dia merangkul tubuh kalindra hingga sekarang kalindra duduk di sisi ibunya.

“Tidak, Mommy tidak bertengkar dengan Daddy, kami hanya ada sedikit masalah," jawab Salsa. kalindra tidak bertanya lagi, tapi yang jelas anak itu kecewa pada ayahnya.

Pertama ayahnya sudah tidak pulang selama 1 bulan dan tanpa sepengetahuan Salsa, kalindra pernah datang ke kantor ayahnya meminta ayahnya untuk pulang karena Alona demam. Tapi saat itu Kevin hanya mengatakan akan pulang nanti, lalu meninggalkannya dan malah pergi bersama Davika karena saat itu ada meeting yang penting, dan itu menjadi titik kecewa Kalindra pada Kevin, belum lagi tadi melihat Alona dibentak oleh ayahnya dan barusan dia melihat perdebatan antara keduanya, tentu saja kekecewaan Kalindra terhadap Kevin semakin bertambah

“Kal, bisa temani Mommy tidur?” Tanya Salsa hingga kalindra menggangguk, saat ini Salsa hanya butuh sebuah pelukan, dan dia pun langsung bangkit dari duduknya, setelah itu berjalan ke walk in closet untuk mengganti pakaian, lalu setelah mengganti pakaian, dia bergabung bersama kalindra yang sudah berbaring.

“Ayo Mommy tidur,” kata Kalindra, tangan kecilnya menepuk pundak salsa. Salsa berusaha untuk tidak menangis, tapi tidak bisa dia malah menangis sesegukan. Hingga Kalindra langsung maju kemudian lebih mengeratkan pelukannya pada sang ibu.

malam berganti pagi, Salsa terbangun dari tidurnya, dan ternyata Kalindra sudah tidak ada di sampingnya. Rasa mual langsung mendera Salsa, wanita itu pun langsung turun dari ranjang kemudian berjalan ke arah kamar mandi.

“Mommy ....” tiba-tiba terdengar suara dari arah luar. Rupanya, Kalindra kembali datang ke kamar, Sedangkan Salsa yang sedang duduk di toilet langsung menyahut dan Kalindra pun masuk ke dalam kamar mandi.

“Mommy, Aku akan pergi sekolah sekarang bersama Alona," ucap Kalindra.

“Siapa yang menyiapkan sarapan dan menyiapkan bekal?” tanya salsa, biasanya dia yang menyiapkan bekal dan sarapan untuk kedua anaknya.

“Pelayan sudah menyiapkannya Mommy. Ya sudah kalau begitu aku pergi dulu sampai jumpa.” Kalindra pamit pada sang ibu, kemudian dia turun ke bawah.

“Ayo Alona kita pergi," ajak Kalindra pada adiknya. Alona yang masih murung hanya menggangguk, dia pun mengikuti langkah kakaknya untuk keluar di mana sopir sudah menunggunya.

Alona dan Kalindra pun akhirnya sampai di sekolah, keduanya langsung masuk ke dalam.

“Kakak apa itu?” tiba-tiba Alona langsung bertanya ketika melihat stand kue yang ada di depan kantin, di mana semua murid sedang berjajar di sana.

“Kau mau itu?” tanya Kalindra hingga Alona mengangguk..

“Ayo.” Kalindra langsung menarik lembut lengan adiknya, kemudian dia ikut mengantri untuk mendapatkan cake yang sepertinya sedang dibagikan kepada para murid hingga pada akhirnya setelah mengantri, tibalah giliran Alona dan Kalindra.

Kalindra merasa tidak asing saat melihat lelaki yang berada di balik stand, dia langsung teringat sesuatu. “Oh bukankah itu Paman yang saat itu.” Rupanya, lelaki yang menjaga stand itu adalah orang yang pernah menolongnya, ketika dia cedera saat bermain bola.

“Paman!” tiba-tiba Kalindra menyapa, hingga Nino yang sedang menyiapkan menyiapkan cake langsung menoleh.

“Oh, Hai anak manis,” balas Nino. Ya, ternyata Nino lah yang sedang menjaga stand itu dan Nino juga yang dulu pernah menolong Kalindra ketika kalindra cedera.

Nino keluar dari stand kemudian menekuk kakinya menyetarakan diri dengan kalindra dan juga Alona.

“ Apa kabar Paman?” tanya Kalindra.

“Bagaimana kakimu, apa sudah tidak tidak sakit lagi?” tanya Nino, Kalindra mengangguk.

“ Oh ya ini adikmu?" tanya Nino yang langsung mengalihkan tatapannya pada Alona.

“Ia, paman, ini adikku. Alona perkenalkan ini paman yang dulu pernah menolong kakak.”

Alona tersenyum. “Halo Paman, aku Alona.”

Nino mengelus rambut Alona yang tampak begitu manis, dia pun langsung menegakkan tubuhnya Lalu setelah itu dia memberikan dua piring cake untuk Alona dan kalindra.

“Ini untuk kalian,” ucap Nino yang menyerahkan piring kecil berisi cake.

“Terima kasih Paman, kalau begitu sampai jumpa.” Kalindra langsung pamit begitupun dengan Alona.

***

“ Kevin!” panggil Aurel ketika Kevin turun dan berniat untuk sarapan. “Kau dari mana semalam?” tanya Aurel.

“aku habis mengantarkan Alona pulang ke rumah.”

“Kau bertemu Salsa? Apa kau sudah berbicara dengan Salsa?" tanya Aurel lagi, Kevin menarik kursi kemudian menundukkan dirinya di kursi,.lalu setelah itu mengambil piring.

“Aku dan Salsa kembali berdebat, doa kembali menginjak harga diriku," jawab Kevin.

“Mommy sekarang mulai tidak suka padanya, dia terlalu kurang ajar padamu.” Seperti biasa, Aurel memanas-manasi Kevin. Dan karena hasutan ibunya, Kevin semakin merasakan percaya diri, hingga dia membenarkan tindakannya

”Oh ya, nona Davika yang kemarin itu rekan bisnismu?” tanya Aurel yang tiba-tiba terpikiran. Davika.

“Hmm, awalnya ayahnya yang memimpin perusahaan lalu sekarang dia yang memimpin.”

“Mommy lihat, kau cocok dengannya.”

Mendengar itu, Kevin menghentikan gerakannya yang sedang mengunyah. “Mom, aku memang dekat dengan dia, tapi aku sama sekali tidak berniat untuk meninggalkan Salsa," jawab Kevin, membuat Aurel berdecak. Setidaknya Kevin masih bisa berpikir rasional.

Jika dia berpisah dari Salsa, akan banyak kerugian yang dia tanggung. Toh, sebenarnya dia juga masih mencintai Salsa, hanya saja sekarang matanya sedang gelap karena tertutup oleh ego.

“Kenapa, Mommy rasa kau cocok dengan Davika.”

“ Mommy ingin mempunyai menantu seperti Davika?” tanya Kevin membuat Aureltr langsung mengangguk.

“Dia cantik, kelihatan baik dan juga ...."

“Tapi Salsa lebih dari segalanya, keluarga Salsa juga lebih baik dari siapa pun. Apa Mommy tidak ingat, Salsa adalah cucu Tuan Gabriel, bahkan kita bekerja banting tulang saja seumur hidup tidak akan bisa menyaingi keluarga Salsa.” Kevin kembali mengingatkan ibunya, agar ibunya tidak terus menjodohkan dia dan Davika.

Keluarga Salsa bukan orang sembarangan, bahkan keluarga Salsa yang merupakan turunan-turunan yang sudah meninggal pun sangat disegani oleh pemerintahan Rusia, itu sebabnya semarah-marahnya Kevin pada Salsa, Kevin tidak akan pernah melepaskan Salsa.

Aurel terdiam. Benar apa kata putranya, hingga dia pun tida tidak berbicara lag.

Sarapan pun selesai, Kevin bangkit dari duduknya. Dia pamit pada ibunya, lalu keluar dari rumah. Kevin turun dari mobil.

***

Kevin turun dari mobil, Dia baru saja sampai di basement perusahaannya.

“Tuan, Kevin.” tiba-tiba terdengar suara Davika memanggil dari arah belakang, hingga Kevin menoleh

“Oh, Nona Davika," ucap Kevin, dia menatap Davika dengan bingung, setahunya tidak ada meeting dengan Davika. Lalu kenapa Davika ke kantornya begitulah pikir Kevin.

“Tuan, maaf jika aku lancang kemari," ucap Davika.

“Tiidak apa-apa, ada apa?” tanya Kevin lagi. Davika mengeluarkan sesuatu dari tasnya, kemudian dia memberikan sebuah kartu undangan.

“ Tuan Kevin. Aku ingin menyerahkan undangan, ini undangan ulang tahunku tadinya aku tidak akan merayakannya tapi aku pikir aku ingin mempunyai momen tahun ini dan maaf baru memberikan undangannya sekarang,” ucap Davika, hingga Kevin menerima itu.

“Baiklah aku akan datang,” jawab Kevin. “Ingin mampir ke ruanganku?” tanya Kevin yang tidak enak jika harus pergi seorang diri.

“Jika kau mengijinkan aku ingin beristirahat sebentar,” jawab Davikan dengan tanpa tahu malunya, hingga Kevin menggangguk. Lalu mereka pun langsung berjalan ke arah lift untuk naik ke ruangan Kevin.

Satu bulan kemudian

Tidak terasa Ini sudah 1 bulan berlalu semenjak Kevin dan Salsa berdebat malam itu, dan seperti dugaan Salsa Kevin kembali tidak pulang hingga kini total 2 bulan Kevin tidak pulang ke rumah.

Dan sekarang, Salsa sedang menghadapi amukan Alona, di mana Alona ini bertemu dengan Kevin. apalagi sebentar lagi ulang tahun Alona dan gadis kecil itu ingin Kevin menemaninya seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Mommy cepat telepon Daddy, atau tidak Ayo kita pergi ke kantornya saja," kata Alona yang mendesak sang Ibum

Salsa bingung harus bagaimana dia masih belum mau bertemu dengan Kevin, akibat yang terjadi di 1 bulan lalu di mana dia melihat Kevin menggandeng pinggang wanita lain dan juga membandingkannya dengan Davika, tapi di sisi lain dia tidak mungkin mematahkan hati Putrinya apalagi putrinya begitu dekat dengan Kevin.

“Ya sudah ya sudah Mommy akan datang ke kantor Dadddy dan Mommy akan membujuk Daddy untuk pulang," ucap Salsa hingga pada akhirnya dia lebih memilih mengalah dan datang ke kantor suaminya.

“Benarkah?” tanya Alona.

“Benar, kau tunggu di sini, biar Mommy yang pergi.”

Pada akhirnya Salsa tidak punya pilihan lain dia tidak tega mematahkan hati putrinya dan sekarang di sinilah Salsa berada di depan kantor Kevin, dia pun langsung masuk ke dalam dan ketika berada di depan ruangan Kevin, Salsa langsung mengetuk pintu hingga terdengar sahutan dari dalam dia pun langsung masuk.

Kevin yang sedang berada di kursi kerjanya diam-diam tersenyum ketika melihat Salsa datang, dia sudah menantikan Salsa datang untuk memintanya kembali pulang.

Sebenarnya kemarin-kemarin Kevin ketakutan. Bagaimana jika Salsa mengambil langkah untuk bercerai, apalagi istrinya tidak kunjung datang dia pun terlalu gengsi untuk pulang.

Kevin takut akan kehilangan semuanya, walaupun bagaimanapun dia belum siap untuk kehilangan kehilangan Salsa.

“Ada apa?” tanya Kevin pura-pura dingin, dia pun bangkit dari duduknya sedangkan Salsa langsung menududukan diri di sofa untuk pulang.

“Aku ingin meminta agar kau pulang.”

“Maaf, aku tidak bisa,” jawab Kevin dengan masih jual mahal.

“Aku mohon pulanglah demi Alona, sebentar lagi dia ulang tahun dia ingin merayakannya seperti biasa,” kata Salsa, raut wajahnya tidak kala datar dengan Kevin.

“Baik, aku akan pulang, tapi ada syaratnya!”

“Katakan, apa syaratnya.”

Kevin terdiam, Entah kenapa Salsa tidak sepertinya biasanya. Dia pikir Salsa akan memohon dengan bersikap manis. Tapi, ternyata sebaliknya. Rupanya, Salsa sudah tidak peduli lagi dengan apa yang dilakukan oleh Kevin, setidaknya sebulan ini Salsa berhasil menguasai perasaannya dengan berusaha untuk ikhlas.

Jika sebelumnya Salsa selalu berpikir bahwa Kevin bermain di belakangnya dengan Davika. tapi sebulan kemarin Salsa memasrahkan semuanya pada tuhan, demi anak yang sedang dia kandung dia tidak ingin terlalu banyak memikirkan hal berat karena takut berdampak pada kandungannya, dan beruntung perutnya belum terlalu terlihat hingga sekarang Kevin tidak tahu bahwa Salsa sedang hamil

“Aku akan pulang, tapi berhenti bersikap posesif. berhenti mengaturku, berhenti untuk bertanya kapan aku pulang dan apa yang aku lakukan di luar. Kau mengerti maksudku? tolong hormati aku sebagai suamimu," jawab Kevin. Kevin sedikit bingung dengan reaksi Salsa, dia pikir Salsa akan antusias dengan keputusannya pulang. Tapi, ternyata ekspresi Salsa biasa saja. Tunggu ada apa ini ....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!