...Chapter 00. Seorang Pria menjadi Goblin....
Di kota metropolitan yang padat semua orang sibuk dengan pekerjaan, sekolah dan aktifitas lainnya.
Tidak terkecuali, seorang pria disalah satu kantor sedang sibuk mengetik dan merevisi tumpukan dokumen disekelilingnya. Bahkan tumpukan kertas itu seperti benteng kertas di meja kerjanya.
Disaat pria itu sibuk dengan dokumen nya, dia melihat rekan kerjanya di depan nya sedang asik mengobrol, berdandan dan bermain ponsel.
Semua pekerjaan mereka sudah dialihkan kepada pria itu hingga membuat nya kesal.
"Berisik! ... Berisik! ... Kenapa aku yang harus melakukan semua nya? ... Dasar manusia korporat! ..." batin pria itu yang terus bergumam kesal seraya mengetik dokumen.
Sesaat kemudian, seorang pria gendut menghampiri pria itu.
"Felix, tolong urus dokumen ini juga!" seru pria gendut.
Saat mendengar itu, pria yang bernama Felix itu menghentikan ketikan nya dan melihat kearah pria gendut.
"Baik, pak," jawab Felix seraya menerima dokumen.
Pria gendut tersenyum lebar, "Tolong ya! Terimakasih!" jawab pria gendut.
Meski pekerjaan Felix menumpuk namun, dia tidak bisa menolaknya lantaran pria gendut itu merupakan atasan nya. Jika, Felix menolak nya mungkin dia akan dipecat.
Setelah Felix menerima itu, semua karyawan disana melihat kearah Felix dengan tatapan remeh dan tersenyum senang. Lalu, para karyawati juga tidak segan-segan menghina Felix.
"Dasar pria jelek!"
"Dia cocok menjadi budak!"
"Benar sekali, sudah jelek, pendek dan bau."
Lalu, salah satu Karyawan menghampiri para wanita itu dan ikut menghina nya.
"Hei, lihatlah! bukan kah dia mirip!" ucap karyawan saat menunjukkan gambar Goblin kepada para karyawati.
Lalu, mereka pun tertawa senang.
"Hahaha .... iya, mirip sekali!"
"Cihh ... sungguh menjijikkan!"
"Dia sangat cocok menjadi Goblin. Kalo begitu, bagaimana kalo kita panggil Goblin?"
"Benar-benar, ide yang bagus."
"Hahaha ...."
Disisi lain, Felix memendam kemarahan dan bergumam sendiri.
"Jika aku Goblin maka kalian akan ku bunuh!"
Penghinaan dan siksaan Felix itu dikarenakan kejadian beberapa bulan yang lalu yang mana seorang senior bernama Siska menemukan data korupsi di kantornya. Lalu, dia pun melaporkan nya kepada pria gendut. Namun, pria gendut tidak menanggapi nya hingga beberapa hari kemudian Siska di fitnah bahwa diri nya memiliki hubungan intim dengan atasan kantor hingga membuat nya di pecat.
Felix yang melihat itu tidak menerima dengan keputusan kantor dan memutuskan untuk memprotes nya namun, tidak berhasil dan saat kepergian Siska dari kantor, Felix pun pergi menghampiri nya untuk menghibur dan memberikan semangat.
Dan, di depan pintu kantor. Felix bertemu dengan nya.
"Siska, aku percaya kepadamu."
Mendengar ucapan Felix, dia menghentikan langkah dan menoleh kebelakang.
"Terimakasih, Pak Felix. Kamu adalah teman terbaik ku," ucap Siska disertai dengan senyuman.
Meski dia tersenyum. Namun, Felix melihat ada nya air mata keluar dari matanya dan itulah pertemuan terakhirnya dengan Siska.
Sejak kejadian itu, Felix pun menjadi bahan bully di kantor. Sebenarnya dia bisa saja meninggalkan kantor namun, hal itu sulit lantaran dia sudah berumur 45 tahun dan sudah dipastikan sulit untuk mencari pekerjaan lagi.
Maka dari itu, Felix hanya menerima dan pasrah dengan hidupnya.
Waktu pun berlalu sampai tengah malam, perutnya terus berbunyi lantaran Felix melewati istirahat nya dan hanya mengandalkan minuman suplemen dan air putih.
Mata nya pun sudah menghitam dan jari-jemari nya sudah hampir keram. Lalu, dia pun mengakhiri pekerjaan dengan tangan yang gemetar saat menekan tombol [Enter].
Setelah itu, Felix melihat kearah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tiga pagi.
"Bekerja 48 jam non stop memang melelahkan kan," batin Felix.
Sesaat kemudian, pandangan Felix menjadi kabur dan sempoyongan.
"Apa yang terjadi kepad-"
Sebelum Felix menyelesaikan perkataannya, dia menutup mata dan pingsan sampai jantung nya henti berdetak.
Beberapa saat kemudian, Felix tersadar di dalam kegelapan dan dia merasakan tubuhnya melayang tidak terarah.
Dan, didalam kegelapan itu. Felix mendengar suara wanita.
"Hei, kamu! Apakah kamu ingin hidup kembali?" suara wanita.
"Tentu saja. Tapi, aku bosan menjadi manusia melihat sikap mereka," jawab Felix.
"Oh, menarik! Jika bukan manusia lalu, kamu ingin bereinkarnasi menjadi apa?"
"Goblin seperti nya menarik. Itulah julukan ku di kantor. Jika menjadi Goblin, aku akan membunuh para Manusia yang berhati lebih kotor dibandingkan Goblin dan perkosa wanita yang sombong dan selalu merendahkan yang lebih lemah dari nya baik pria atau wanita."
"Baiklah, Jika kamu ingin menjadi Makhluk imut seperti itu. Aku akan kabulkan lalu, apa keinginan mu ketika bereinkarnasi?"
"Aku hanya ingin makan. Seharian ini aku belum makan," jawab Felix.
"Oke, sudah ku putuskan! Dan, selamat menempuh hidup baru!"
Seusai Felix mendengar perkataan itu, muncul cahaya terang yang menutupi pandangan nya.
"Siapapun kamu? Terimakasih sudah mau berbincang-bincang dengan ku," ucap batin Felix.
Beberapa saat kemudian, cahaya putih menghilang dan menjadi gelap.
Tidak lama kemudian, Felix pun mendengar suara gemuruh yang membuat nya membuka mata dan dia pun melihat atap tanah berbatu.
"Seperti aku di Goa, tapi. Bagaimana bisa?" batin Felix.
Sesaat kemudian, Felix pun teringat akan beberapa anime dan novel yang pernah dilihat nya.
"Mungkinkah, aku mengalami reinkarnasi? Tapi, ini dimana?"
Dalam kebingungan nya, Felix melihat sekitar tubuh nya yang mana dia mendapatkan informasi bahwa dirinya saat ini berada di dalam Goa dengan diselimuti oleh kain kotor, kaku dan sangat bau.
Selain itu, Felix juga sadar bahwa dirinya sedang tidur di tanah dengan kerikil yang menusuk kulit punggung nya.
Memahami itu, Felix pun menoleh ke samping dan melihat sekeliling nya yang mana dia melihat makhluk kecil jelek yang memiliki kulit hijau dan telinga tajam.
Dalam perhitungan Felix, disekitar nya ada 30 makhluk yang sama dengan berbagai ukuran diantaranya seukuran bayi manusia, manusia anak-anak dan manusia dewasa.
Melihat fisik mereka, Felix pun mengingat sesuatu.
"Mungkin kah mereka Goblin? Dan .... mungkinkah ..."
Seusai bergumam itu, Felix menggerakkan tangannya dan melihat nya. Lalu, dia pun melihat bahwasanya diri nya memiliki kulit bayi yang identik dengan Goblin yang ada di sekitar nya dengan setiap jari-jemari nya memiliki kuku hitam.
Memahami itu, Felix pun tersenyum kecil.
"Begitu kah, Aku benar-benar bereinkarnasi menjadi Goblin."
Felix yang saat itu hanya memiliki tubuh setinggi 20 centimeter hanya bisa tidur dan mengingat-ingat kehidupan dahulu nya.
Mungkin, jika manusia yang lain akan berputus asa dan panik saat diri nya menjadi Goblin.
Tapi, tidak dengan Felix yang mana dia sudah melalui pengalaman pekerjaan sebelum nya. Felix telah belajar kehidupan kotor dan kemampuan untuk mengubah pemikiran dengan cepat dan tenang. Maka dari itulah, dia sama sekali tidak panik ataupun gundah.
...Chapter 01. Berburu...
Nama ku Felix seorang budak korporat yang meninggal dunia karena kerja dari kantor dan bereinkarnasi menjadi Goblin di dunia lain.
Meski begitu, bagiku tidak masalah dan disini, aku bertekad untuk bertahan hidup di kehidupan kedua ini.
Tanpa kusadari, pertumbuhan dari ras Goblin begitu cepat yang mana baru saja tiga hari aku sudah mulai tumbuh yang sebelumnya aku seorang bayi, kini tubuhku sudah seperti murid sekolah dasar dengan tinggi sekitar setengah meter.
Walaupun begitu, aku sudah memiliki tenaga untuk berdiri bahkan sudah bisa berlari dengan kecepatan sedang dan hal itu membuat ku sangat senang.
Dan, sejak itu. Aku bisa bermain-main sendiri seperti memanjat pohon, membuat mobil-mobilan dan sebagainya. Meski, aku memiliki jiwa pria berumur 45 tahun namun, tekanan dari tubuhku yang masih kanak-kanak membuat ku ingin merasakan masa kanak-kanak kembali.
Selain itu, aku juga tidak membuang waktu dan mulai melatih tubuh kecil ini.
Aku sadar bahwasanya saat ini aku bukanlah manusia yang tumbuh tanpa khawatir diserang oleh musuh atau predator.
Berbeda dengan Goblin, mereka sejak lahir harus berurusan dengan perjuangan sengit untuk bertahan hidup karena itulah pertumbuhan manusia lebih lambat dibandingkan dengan Goblin yang hidup di dunia hukum rimba ini yang mana memaksa anak-anak mereka untuk tumbuh lebih cepat.
Memahami itu, aku pun terus-menerus melatih tubuh hingga sampai batas tubuh ini dan setelah beberapa lama, aku pun pingsan karena kelelahan.
Keesokan harinya, aku dibangunkan oleh salah satu goblin dan dia pun menawarkan makanan yakni ulat gemuk yang biasa menempelkan di pohon atau tumbuhan lainnya.
Jika, kupikir inilah pertama kalinya disungguhi makanan. Sebelum nya, aku hanya diberikan air minum.
Kejam memang, Tapi inilah pelatihan mereka kepada bayi Goblin yang baru lahir sampai dirinya bayi Goblin ini bisa makan.
Melihat itu, aku sontak senang dan bangun dari rebahan namun, makanan yang ada dihadapan ku hanyalah ulat mentah.
Aku sendiri tidak bisa menolaknya karena keterbatasan persediaan makanan untuk para Goblin lain nya. Maka dari itu, aku pun memakan nya.
Dan, ulat yang kupikir tidak lezat menjadi enak.
"Aku benar-benar tidak menyangka ulat ini begitu lezat."
Ditengah makan tiba-tiba ada tulisan aneh ditengah pandangan ku disertai suara pemberitahuan.
Ding!
[Anda mendapatkan Skill Creeping (Merayap).]
Ding!
[Anda mendapatkan Skill Low String.]
Melihat itu semua, aku pun terkejut dan membuat terbujur kaku.
"Apa ini?"
Meski aku bertanya seperti itu namun tidak ada yang menjawab nya. Maka dari itu, aku putus kan untuk mengabaikan nya.
Setelah makan, Goblin itu memberikan perintah kepada ku.
"Ikut dengan ku mencari makan!" seru Goblin.
Tanpa ada bantahan aku pun mengangguk kepala dan menjawab nya, "Baik."
Dan, aku pun beranjak diri dan ikut berburu untuk pertama kali nya di hari kelima.
Kelompok ku hanya ada berdua saja, Goblin yang memberikan ku makan dan aku sendiri. Lalu, didalam perjalanan aku mencoba berkenalan dengan nya.
"Maaf, kak. Nama kakak siapa?"
"Saya tidak memiliki nama. Terserah kamu mau panggil apa," jawab Goblin.
"Kalau begitu, aku akan memanggil mu Gosa dan panggil aku, Key!"
Nama Key merupakan nama karakter game yang sering kumainkan. Jadi, nama ini ku putuskan memakainya di dunia ini.
Setelah beberapa hari disini, aku menyadari bahwa Goblin merupakan ras yang bodoh dan lemah maka dari itu, aku memutuskan untuk terus bertahan hidup dan menjadi kuat.
"Baiklah, Key!" jawab Gosa.
Setibanya di tengah hutan, kami pun menghentikan langkah.
"Key, ada ulat."
"Iya, aku melihat nya."
"Ayo kita tangkap dan saya akan mengajarkan mu cara berburu!"
"Baik, mohon bimbingannya!"
Setelah itu, Gosa menunjukkan teknik berburu nya dan dia tidak segan-segan untuk membunuh ulat tersebut.
Seusai itu, Gosa menghampiri ku dengan membawa ulat yang dia buru.
"Key, sekarang giliran mu!" seru Gosa.
"Iya."
Lalu, aku menarik nafas dalam-dalam dan memulai pemburuan pertama ku. Hal hasil, aku berhasil membunuh ulat yang tidak jauh dari ulat sebelum.
Sesudah itu, kami pun kembali ke desa Goblin.
Dan, dalam perjalanan Gosa menjelaskan bahwa perkawinan Goblin sangat diharuskan akan tetapi Goblin wanita memiliki tingkat konsepsi yang rendah dan hal ini membuat para Goblin wanita sulit untuk hamil maka dari itulah para Goblin jantan menculik dan memperkosa wanita manusia yang mana mereka gunakan untuk berkembang biak.
Gosa yang ingin memperkuat penjelasan nya, dia pun membawa ku ke sebuah gubuk kayu yang mana didalam nya terdapat beberapa wanita manusia yang sudah dilucuti pakaian nya.
Diantara banyak wanita itu gubuk itu, aku melihat ada satu wanita cantik dalam kondisi yang sangat buruk. Seluruh tubuh nya dicemari oleh cairan keruh dan kondisi nya sangat lemah.
Melihat itu, aku pun tersadar bahwa wanita itu sudah berada di ambang kematian. Maka dari itu, aku pun menyatukan tangan ku dan memanjatkan doa.
"Aku harap kamu mendapatkan kehidupan yang lebih baik setelah kehidupan ini," gumam ku.
Lalu, tidak lama kemudian. Wanita itu pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Setelah itu, kami meninggalkan ruangan dan di gubuk itu, aku menduga salah satu dari wanita itu adalah ibu ku. Meski begitu, aku tidak peduli dan aku harus melangkah maju kedepan.
Seusai beristirahat sejenak, aku dan Gosa melanjutkan pemburuan kami di hutan.
Saat sedang mencari mangsa, tiba-tiba kami melihat ada kelinci bertanduk. Lalu, kami sontak bersembunyi di semak-semak.
"Kamu tunggu disini! Saya akan menangkap nya!" seru Gosa.
Aku yang mendengar itu hanya mengangguk kepala. Lalu, Gosa melangkah pelan mendekati kelinci bertanduk yang sedang makan.
Memahami situasi itu, aku teringat akan suara yang mana aku mendapatkan sebuah skill benang.
"Aku harap bisa mengunakan nya."
Berpikir hal itu, aku sontak meluruskan tangan dan mengarahkan nya ke kelinci bertanduk lalu, menyebutkan nama skill yang sebelumnya diberitahukan.
"Low String."
Sesaat merapalkan itu, dari tangan ku keluar jaring belang tipis yang melesatkan kearah kelinci bertanduk dan menempel ke tubuhnya.
Kelinci bertanduk yang menyadari akan benang itu, dia sontak hendak berlari kabur namun, aku berhasil menghentikan nya dan menarik nya kearah ku.
Lalu, saat kelinci itu terhempas di dekat ku. Aku sontak mengunakan pisau berkarat menusuk dan membunuh nya.
Dan, itulah mangsa kedua yang berhasil kudapatkan.
Melihat itu, Gosa sontak kembali dan melihat heran kearah ku.
"Key, memang hebat."
Mendengar itu, aku hanya memberikan senyuman kecil.
"Gosa, ayo kita nikmati daging ini bersama-sama!"
Gosa pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Lalu, aku pun menguliti nya dan makan bersama-sama.
Ditengah makan, aku pun mendapatkan pemberitahuan.
Ding!
[Anda mendapatkan skill Fast Step.]
Ding!
[Anda mendapatkan skill Low Sense.]
Melihat itu semua, aku hanya tersenyum dan melanjutkan makan karena lepas itu semua, daging ini sangatlah lezat.
...Chapter 02. Mia dan Roh Bintang....
Setelah berhasil memburu kelinci bertanduk, Aku dan Gosa pun menguliti, memakan daging dan mengambil tanduk nya yang mana tanduk itu yang akan ku gunakan sebagai senjata karena menurut ku, tanduk kelinci lebih tajam dibandingkan dengan pisau berkarat.
Keesokan harinya di hari ketujuh, aku dan Gosa melanjutkan pemburuan. Melihat kemampuan ku yang lebih kuat, Gosa pun lebih menghormati ku bahkan Gosa sudah terlihat sebagai bawahan ku.
Dalam pemburuan kali ini, kami mencoba merubah area lantaran Gosa mendapatkan informasi bahwa banyak Kelinci bertanduk yang tinggal disana.
Tanpa ada keraguan kami pun pergi ke tempat yang dituju.
Sesampainya disana, kami sontak di suguhi beberapa jaring laba-laba menutupi pohon dan rerumputan disertai hawa dingin yang menusuk kulit beruntung.
Lepas dari itu semua, aku merasakan hawa tidak enak.
"Gosa, ayo kita kembali! Disini terlihat berbahaya! Dan, pasti ada monster laba-laba!"
"Tenang saja, kita hanya mencuri telor nya saja. Setelah itu, kabur!" jawab Gosa.
Memahami rencana dari Gosa, aku pun menuruti nya dan terus melangkah secara hati-hati di semak-semak.
Beberapa saat kemudian, suara jeritan monster terdengar dari atas dan kami sontak menoleh keatas yang mana dari atas kami turun laba-laba raksasa yang memiliki tinggi sekitar empat meter.
Kami yang melihat itu sontak terbujur kaku. Sedangkan, laba-laba melihat kehadiran kami seperti kelinci dimata delapan merah nya dan saat ini aku dihadapkan dengan hukum rimba yang makan dan dimakan.
Sesaat laba-laba itu ingin menyerang, tiba-tiba dari belakang muncul Orc yang melompat dengan memegang palu besar dan memukul badan laba-laba.
"Kishaaaa!" teriak laba-laba.
Lalu, Orc melompat mundur seraya meraung.
"Gwoooa!"
Melihat pertarungan itu, aku pun mengambil kesempatan untuk menuntut Gosa bersembunyi ditempat yang lebih aman.
Disisi lain, Laba-laba besar itu sontak menghadap kearah Orc dan mengeluarkan aura membunuh yang luar biasa hingga membuat gosa semakin gemetaran.
Lalu, Orc yang menantang sontak ketakutan bahkan menjatuhkan palu nya dan setelah itu, dia membalikkan badan dan mencoba melarikan diri akan tetapi laba-laba besar itu mengejar Orc.
Setelah mendapatkan kesempatan, laba-laba itu melompat dan mendarat tepat di hadapan Orc.
Lalu, laba-laba besar sontak menusuk leher Orc dengan kedua kaki nya dan merobek nya hingga kepala Orc terlepas dengan darah yang membanjiri kami.
Setelah itu, laba-laba besar itu langsung menyantap nya. Tidak hanya itu, beberapa laba-laba yang lebih kecil datang dan ikut menyantap Orc.
Saat ini aku menyaksikan sebuah rantai makanan raksasa dan aku sadar bahwa aku juga berada didalam rantai makanan raksasa tersebut.
Jika tidak memiliki kekuatan maka aku mati. Jika sombong maka aku juga akan mati.
Melihat itu, kami pun memutuskan untuk pergi meninggalkan lokasi laba-laba dengan langkah tanpa suara dan setelah melewati sarang dari Laba-laba itu.
Kami berlari sekuat tenaga meninggalkan hutan.
Dan, hari itu kami tidak mendapatkan hasil buruan.
Hari delapan merupakan hari yang cukup menderita lantaran aku dan Gosa tidak mendapatkan hasil buruan hingga membuat kami makan kacang dan biji-bijian.
Makanan itu merupakan makanan pokok sebagian besar dari para Goblin dan makanan itu diberikan dari seorang Goblin wanita.
Menurut Gosa, dia merupakan Goblin muda yang cantik dibandingkan Goblin muda yang lain maka dari itu, aku pun memberikan nama dan memanggil nya, Mia.
"Terimakasih, Mia."
Mia pun tersenyum, "Sama-sama. Tapi, saya harap kalian mendapatkan mangsa hari ini."
"Iya, kami akan berusaha sebaik mungkin," jawab ku dengan senyuman lebar.
Setelah itu, Mia pun ikut duduk bersama ku dan Gosa. Lalu, saling berbagi cerita dan informasi.
Menurut Mia, aku sosok Goblin yang paling tampan dibandingkan dengan para Goblin yang pernah di temui nya. Lalu, aku pun meminta penilaian Mia tentang ketampanan Gosa dan Mia pun menjawab bahwa Gosa sama seperti umum nya Goblin.
Entah kenapa aku merasa bangga mendengar hal itu.
Setelah sarapan, aku dan Gosa melanjutkan aktifitas berburu kami ke tempat hutan aman yang mana disana kami berburu kelinci bertanduk lagi.
Kali ini, aku mengambil tanduk nya dan kuberikan untuk Gosa agar senjata kami sama tajam nya dan tidak mengunakan senjata berkarat lagi.
Sepulang dari berburu, aku memberikan daging kelinci kepada Mia sebagai tanda terimakasih ku karena sudah memberikan kacang dan biji-bijian.
Malam hari nya, aku masih terjaga dan menatap dua bulan yang berada diantara bintang-bintang. Melihat itu, aku pun tersadar bahwa ini memang lah dunia lain.
Beberapa saat kemudian, aku melihat butiran cahaya yang terbang melintasi pandangan ku. Menyadari itu, aku sontak mengikuti arah bola cahaya itu yang mana bola cahaya terbang kedalam hutan.
Aku pun mengikuti bola cahaya itu dan pergi ke hutan. Hal itu aku lakukan lantaran rasa penasaran dengan sosok bola cahaya tersebut.
Didalam hutan, aku terus mengikutinya hingga tiba di sebuah danau yang memiliki air yang jernih dan tenang.
"Aku tidak tahu kalau ada danau di hutan ini."
Sesaat kemudian, bola cahaya yang kukejar masuk kedalam air dan membuat air yang sebelumnya tenang menjadi berputar pelan. Lalu, tidak lama kemudian muncul cahaya hijau yang sangat tenang di tengah pusaran yang tenang yang mana memunculkan sosok peri wanita berambut hijau keluar dari cahaya tersebut.
Peri itu pun terbang dan berhenti dihadapan ku. Lalu, memperkenalkan dirinya.
"Aku adalah Roh Bintang. Wahai Goblin, apa yang kamu inginkan?"
Mendengar itu, aku hanya berpikir satu keinginan yakni informasi.
"Penglihatan yang mampu bisa melihat segalanya."
Lalu, peri itu pun terbang menghampiri ku seraya berkata, "Sesuai dengan aturan kontrak kuno, untuk membalas kebaikan leluhur mu terhadap saudara kami. Aku akan memberikanmu kekuatan Roh." Peri itu pun mendekati jarak kearah ku dan memegang kedua pipiku lalu, dia mencium mata kanan ku.
Yang mana sesaat itu juga pandangan ku berubah menjadi hijau dan penuh dengan butiran cahaya hijau.
Dan, aku bisa melihatnya. Itu adalah mana yang memenuhi daratan dan saat melihat peri Roh bintang itu, aku bisa melihat status dan nama asli dari roh bintang tersebut.
Lalu, aku pun mencoba lihat kedalam genangan air yang mana memantulkan wajah ku yang buruk rupa dan status ku.
[Status.
Nama: Key.
Ras: Goblin (4/10)
Umur: 7 hari.
Level. 5
Skill: Creeping / Fast Step / Sense Low /String Low.
Unique Skill: Chaos Eater/ Spirit vision ]
Melihat itu, aku pun tersenyum kecil. "Kemampuan yang menakjubkan!" Aku kembali melihat roh bintang itu kembali. "Terimakasih."
"Aku harap kamu bisa mengunakan sebaik-baiknya, wahai Goblin yang terberkati!"
Seusai mengatakan itu, peri itu pun menghilang dan aku pun kembali ke desa goblin.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!