Clara Blues Pras seorang gadis dari kerajaan Matahari Ibu dari Clara adalah Erina Purtama Pras yang lahir dari keluarga Bringdah. Tapi setelah ibunya yang menjadi permaisuri meninggal karena melahirkan Clara. Kehidupan Clara perubah menjadi anak yang dibuang oleh raja Ezan Suntrulaka Putama. Kasih sayang ayah yang tidak pernah ada dan ibunya yang telah tiada membuat Clara hidup dengan penuh penderitaan.
Hari demi hari Clara selalu dihadapkan dengan berbagai cobaan yang tidak bisa dia bayangan. Tapi Clara selalu berusah menjalani hidupnya dengan penih senyuman dibalik kesedihannya. Malam itu Clara yang terdiam diri di taman milik ibunya menyirami bunga-bunga kesukaan Ibu. Bunga mawar putih dan sangat indah sata dibawah rembulan dimalam hari bersama dengan bunga biru. Clara melihat kedua bunga itu sangat serasi dan indah dipandang.
“Tapi kenapa diriku tidak, apa ada yang salah dengan diriku ini,”ucap Clara sambil memandang bunag yang telah dia sirami. Air mata Clara menetes ditaman milik ibunya ini sambil meningat berbagai pernyataan yang tidak pernah terjadi pada dirinya. Omongan para pelayan dan para orang diluar sana yang tidak mengenal Clara membuat hatinya sedih.
Clara yang terdiam dalam kesendirian mendengar langkah kaki dari belakang dan dia menolehnya tanpa Mori pelayan dan pengasuh yang menjaga dirinya.”Tuan putri kenapa anda ada disini lagi?,”ucap Mori yang memberikan selimut karena cuaca saat itu angin berhembus dingin.
“Mori kenapa kamu datang ke sini,”kata Clara yang tersenyum. Mori hanya diam saja melihat Clara yang tampak habis menangis. Setelah mereka kembali ke kamar Clara di temani dengan Mori tidur bersama. Apa lagi tempat tinggal Clara yang dingin dan tidak terawat oleh pelayan. Karena semua pelayan tidak mau menjadikan Clara majikannya. Setelah Ratu Erlaka menjadi ratu semua hal sudah dikendalikan oleh Ratu Erlaka.
Clara hanya bisa menjalani hidup itu dengan senyuman tapi hatinya sudah sakit. Apa lagi dari kecil sampai Clara berusia 8 tahun ayahnya yang seorang raja tidak pernah melihat Clara sedikitpun. Pernah saat Clara bertanya kepada Mori dimana ayahnya, Mori hanya menjawab ayahnya sedang sibuk.
Tapi Clara tahu kalau ayahnya tidak pernah sibuk, hanya saja ayahnya itu yang menjadi raja selalu bersama dengan kedua kakaknya. Clara yang pernah melihat itu pernah sakit hati dan menangis ditaman milik ibunya dan dalam hati dia bertanya,”Kenapa ayah tidak mau melihatku, apa karena aku jelak dia tidak mau melihatku.”
Pagi datang dimana Cla terbangun dari tidur dan mimpi buruk yang selalu menbayangi dirinya. Clara menatat jendela kamarnya terlihat burung sedang memberikan makanan kepada ananyanya. Clara hanya bisa menatap dan menghela nafas sampai Mori datang.”Tuan putri bak mandi sudah selesai, apa tuan putri mau mandi sekarang?,”ucap Mori yang melihat tatapan sedih dari Clara.
Clara melihat Mori dengan senyuman seperti tidak terjadi apa-apa. Clara turun dari kasur dan segera pergi ke kamar sebelah untuk membersihkan dirinya. Dimana tubuh Clara yang masih kecil sudah ada luka dibagian tubuhnya, tampak warna hitam dan merah terlihat saat Clara mandi. “Aduh sakit,”guman kecil Clara yang tidak sengaja menyentuh tubuh yang terluka dan belum kering.
Clara menahan air matanya dan segera menyelesaika mandi dan segera keluar untuk makan sub dan roti yang tidak mewah. Bersama dengan Mori mereka makan bersama disela makan Mori melihat ke arah Clara yang santai menikmati hidangan yang tidak terlalu mewah dan berbeda dengan kedua kakaknya yang bisa makan daging.”Nona apa anda akan menghdiri kelas hari ini,”ucap Mori.
Clara hanya menganggu saja sampai selesai makan ia pergi ke tempat kelas kedua kakaknya berada. Karena Clara bukan untuk belajar disana tapi sebagai pengganti kedua kakaknya saat mereka salah. Clara kadang kala juga memperhatikan guru mereka memberikan materi. Walaupun sakit untuk Clara menahan rasa sakit dari campukan rotan yang diberikan oleh guru mereka. Tapi Clara sudah merasa senang bisa belajar sedikit dari apa yang diketahui.
“Kenapa kamu lama sekali cepat duduk dibawah,”ucap Pangeran Cala putra kedua dari Erlaka dan Ezan. Sedangkan Putra Mahkota Edwan anak pertama dari pasangan raja dan ratu itu hanya diam melihat Clara duduk dilantai tanpa ada alasana.
Setelah Clara masuk guru politik untuk kedua putra ratu segera memulai memberikan materi untuk mereka dengar. Dimana pembahasan mereka tentang wilayah kekuasaan yang dimiliki oleh kerajaan Matahari. Di sela memberikan materi guru politi juga memberikan pertanyaan bagi kedua putra ratu. Tapi pangeran Cala yang salah menjawab meminta Clara untuk bangun karena kesalahan dari Cala.
Clara yang tahu segera berdiri dan mengakat kedua kakinya dimana rotan segera mencabuk kaki kecil Clara. Clara mendapatkan 5 kali cambukan dikaki dengan rasa sakit yang membuat dia harus menahan rasa sakitnya. Setelah selesai dengan hukuman guru politik mulai memberikan materi lagi. Hari demi hari selalu dirasakan oleh Clara cambukan semua guru Edwan dan Cala.
Sehari Clara bisa merasa tiga sampai empat guru memberikan campukan dengan setiap campukan satu orang 5 kali sampai 6 kali campukan. Clara yang umur 8 tahun hanya bisa merasakan rasa sakit itu. Setiap kembali dari kelas Clara kembali dari istana utama ke vila tulip dengan berjalan kaki. Apa lagi dengan luka yang penuh dengan bercak darah.
Perjalanan pulang malam itu Clara merasakan sakit diseluruh tubuhnya membuat dia menangis dan tidak bisa menahannya.”Sakitnya,”ucap Clara. Tapi saat dia melewati taman Clara melihat raja Ezan bersama dengan kedua kakaknya.
“Bukan itu ayah ya,”ucap Clara dari jauh. Tapi tatapan dari ayah Clara terlihat bahagia bersama dengan kedua kakaknya. Itu membuat Clara bertanya,”Aku ini anak dari ayah bukan?.”
Saat Clara melihat mereka tampa raja Ezan melihat Clara yang menatapnya dimana kedua mata mereka saling bertatapan. Tapi tidak lama kemudian raja Ezan yang melihat Clara tampak dingin dan tidak perduli dengan Clara yang melihatnya. Clara yang melihat itu tampak sakit hati dan menghela nafas mencoba mengkuatkan hatinya.
Clara tidak melihat mereka kembali tapi dia kembali berjalan menuju vila tulip dilama langkah kakinya akan terpinjang. Karena dia menahan rasa sakit kedua kakinya yang terluka karena cambukan rotan menggantikan kedua kakaknya. Di perjalanan menuju vila tulip Clara menangis sampai tampa Mori Clara menghapus air matanya.
Mori yang sudah melihat Clara berlari ke arahnya dan menawarkan diri untuk menggendongnya. Clara yang menerima tawaran dari Mori hanya bisa tersenyum.”Maaf ya Mori karena aku kamu juga ikut menderita,”ucap Clara yang sedang digendong oleh Mori dari belakang.
“Tuan putri kenapa anda meminta maaf ini bukan salah anda,”ucap Mori yang tahu kalau kehidupan Clara berbeda dengan kedua kakaknya setelah ibunya mati. Tapi setelah itu apa yang akan terjadi dengan Clara kecil yang menderita campukan di kakinya. Apa luka itu akan membekas sampai dia besar nanti?.
Belum selesai dengan luka Clara yang didapatkan oleh guru kedua kakaknya. Malam setelah Clara kembali dia ditengah malam setelah semua orang tertidur. Clara mendaptkan tikus pembunuh datang ke kamar Clara di usia 8 tahun. Clara yang mendapatkan luka tidak bisa berdiri saat itu. Mori yang ingin melihat kondisi Clara mendengar suara aneh yang terjadi.
Tampak pembunuh sudah siap untuk membuanuh Clara dengan pisau yang dia pegang. Clara yang saat itu yang tidak bisa bergerak hanya bisa menggunakan kedua tangan yang tidak terluka untuk menahan pisau itu. Tangan Clara yang tidak memakai apa-apa sudah tersayat oleh pisau tajam pembunuh.”Tuan putri,”ucap Moro segera berlari ke arahnya dengan sebuah benda keras yang ada dia ambil sekitarnya.
Barang yang dibawa Mori dia gunakan untuk memuluk pembunuh itu dan menggendong Clara sampai keluar dari vila tulip. Pembunuh itu masih mengejar Clara dan Mori hingga mereka masuk ke dalam hutan yang penuh ular.
Di perjalanan mereka kabur Clara yang digendong oleh Mori melihat ke belakang. Tanpa pembunuh itu tidak mengejar mereka berdua. Setelah masuk lebih dalam lagi mereka berdua melihat sekumpulan ular yangg datang ke arah mereka. Mori yang mengendong Clara terkena patok ular, tapi Mori masih menggendong Clara yang terluka karena hukuman.
“Mori apa kamu baik-baik saja,”ucap Clara.
“Tuan Putri tidak usah khawatir saya baik saja,”ucap Mori yang terlihat pucat. Setelah kondisi dan lingkungan aman dari ular Mori menurunkan Clara. Clara yang melihat kaki dari Mori terlihat membiru karena terkena racun ular tadi mereka temui.”Mori kamu baik-baik saja,”ucap Clara yang menahan air matanya. Tap Mori yang terlihat pucat mencoba tersenyum kepada Clara didepannya.
Mori yang tidak bisa menahan lagi pinsan, Clara melihat luka di kaki Clara mencoba mencari cara. Tapi melihat sekitar yang gelap dan tidak ada cahaya. Clara mencoba melakukan penangan pertama saja mengeluarkan racun dari kaki Mori. Clara menghisap racun itu dengan mulutnya, dengan kaki yang dia tahan karena sakit masih dirasakannya bersama dengan tangannya.
Malam sudah berlalu matahari sudah terlihat. Clara yang terlihat pucat karena racun masuk sedikit di tubuhnya dan tangan yang masih terasa perih karena pisau pembunuh itu. Tapi Clara tidak ingin menyarah dengan kondisi dirinya. Clara mencari tanaman yang bisa dia gunakan untuk menghilangkan racunya.
“Aku harus kuat dan aku harus hidup,”guman Clara dalam kondisi tidak baik saja. Setalah lama mencari tanaman yang dia butuhkan Clara menemukan obat penawat dari racun ular yang mereka dapatkan. Hanya dengan batu dan air dan tumbuhan disekitarnya Clara sudah bisa membuat obat penawar.
Dia berikan obat itu kepada Mori yang sudah tidak bisa bertahna lagi setelah itu baru dia meminum obat untuk dirinya. Clara juga tidak lupa untuk mengobati tangan dan kakinya yang masih memerah. Tapi hatinya juga masih bertanya,”Kenapa mereka membunuhku apa salahku.”
Tapi setelah kejadian malam itu dan mereka yang tersesat di dalam hutan tidak ada yang mencari mereka. Tapi ditempat lain Ratu Erlaka yang sudah mendapatkan kabar dari pembunuh yang menyereng Clara. Kalau pelayan dan Clara sudah masuk ke hutan ular. “Itu bagus lebih baik mereka segera mati di dalam hutan saja,”ucap Ratu Erlaka.
Raja Ezan yang mendapatkan kabar dari ksatria yang berjaga memberitahukan kepada raja kalau Putri Clara sudah tiga hari tidak terlihat di vila tulip. Raja Ezan yang bersama dengan Ratu Erlaka hanya diam saja.”Untuk apa mencari putri Clara mungkin saja dia sedang bermain-main saja,”ucap ratu Erlaka.
Tapi sebaliknya Raja Ezan melihat ksatria itu berkata,”Biarkan saja jangan cari dia. Jika mau dia akan kembali dengan sendirinya.” Ksatria itu segera kembali ke posko dan hanya bisa diam menjalankan tugasnya tanpa berkata.
Tapi disisi lain setelah seminggu Clara dan Mori bisa keluar dari hutan ular. Wajah mereka yang pucat dan kelelahan tapi mereka masih hidup.”Tuan putri apa anda baik saja, tapi kenapa tidama da yang mencari kita sudah seminggu ini,”kata Mori sambil berjalan.
“Untuk apa kamu berharap kalau mereka akan mencari kita Mori. Bukan mereka sudah mebuang aku,”kata Clara yang sudah sakit hati dengan mereka berdua. Setelah mereka kembali di vila tulip Mori dan Clara dikejutkan dengan ratu Erlaka yang bersama dengan pelayan dikamar Clara.
“Dari mana saja kamu?,”ucap Ratu Erlaka dengan dingin. Tanpa berkata apa-apa pelayan dari ratu Erlaka menyerat Clara didepan ratu.
“Kamu tahu sudah seminggu kamu tidak datang ke kelas. Apa kamu ingin aku hukum kamu karena sudah melalahikan tugas kamu,”kata Ratu Erlaka. Tapi Clara yang melihat dengan wajah dingin tidak merespon ratu Erlaka sampai pelayan memberikan campuk rotan.
“Angkan rok kamu,”ucap ratu Erlaka. Mori yang melihat campuk rotan yang dibawa oleh Ratu Erlaka segera ingin menghampiri Clara. Tapi pelayan di sekitar ratu Erlaka menahan Mori, ia yang sudah memberontak tapi tidak bisa melawan. Apa lagi kondisi dirinya yang baru saja keluar dari hutan ular. Clara melirik ke belakag dimana Mori berada dengan senyuman biasa dia berkata,”Aku tidak apa-apa Mori jadi kamu tunggu dengan baik ya disana.”
Setelah Clara berkata seperti itu ratu mulai mencabuk Clara tanpa ampun baru dua campukan dengan keras kulit Clara sudah memereah. Apa lagi Ratu Erlaka yang terlihat menikmati itu membuat Clara menahan rasa sakit dan berharap semua ini akan bisa selesai. Setelah 30 campukan Ratu Erlaka berkata,”Mulai sekarang jangan pernah kamu tampakan diri kamu di istana utama apa kamu mengerti.”
Setelah berkata seperti itu Ratu Erlaka dan para pelayan yang mendampinginya segera pergi dari ruang kumuh tempat tinggal Clara. Mori yang sudah dilepaskan segera berlari ke arah Clara dengan darah dikakinya dan kulit yang sudah melupas. Mori yang melihatnya tampak sakit hatinya dan memeluk Clara.
“Mori Kenapa kamu menangis kamu baik saja, mungkin saja setelah ini aku tidak akan di panggil lagi oleh mereka,”ucap Clara yang dengan kuat dia menahan rasa sakit yang dia dapatkan. Mori mencoba tenang dan segera membawa Clara dia atas kasur. Dimana Mori mencoba mengolesi obat yang ada di kaki Clara. Tampak kaki kecil yang mulus dan belum sembuh dari luka pertama mendapatkan luka lagi.
Mori hanya bisa menangis saat memberikan obatkan. Waktu terus berlalu satu minggu telah berlalu luka masih ada tapi setelah demam yang panjang Clara tidak memilki tenaga untuk bisa bangun.”Tuan putri kamu jangan bergerak dulu nanti luka terbuka lagi,”kata Mori yang selalu menjaganya. Clara hanya tersenyum saja sampai Clara bosan membuat kerajinan dari kain yang dibawa oleh Mori.
Setelah beberapa hari kaki Clara sudah mulai membaik dan disela Clara sakit dia juga membuat banyak kerajinan sampai keranjang penuh.”Mori, apa keranjang penuh renda dan sulaman ini kamu jual saja untuk mendapatkan uang,”kata Clara.
“Tapi Nona, apa tidak sayang itukan hasil dari kerja keras anda apa tidak anda simpan saja,”kata Mori.
“Untuk apa disimpan lebih baik kamu jual saja, bisakan nanti obatkan untuk kamu beli obat dan bahan makanan saja. Jika bisa kamu belikan aku kain yang murah. Aku mau menjual hasil rendan dan sulamanan kain ini nanti,”kata Clara yang tersenyum. Mori hanya bisa melakukan perintah dari Clara. Tapi setelah ini apa yang akan berubah dari Clara dan kehidupan Mori?.
Waktu terus berlalu dimana Clara dan Mori mendapatkan tambahan penghasilan dari kerajinan yang mereka buat. Banyak orang yang menyukai hasil renda dan sulaman Clara apa lagi pita untuk hiasan yang dibuat baru ini. Musim berganti dengan musim dingin sebentar lagi usia Clara yang sudah berusia 15 tahun.
Dimana usia itu Clara sudah memikirkan berbagai banyak hal yang ingin dilakukan. Tapi Clara masih saja terkurung di istana ini tanpa ada kasih sayang seoang raja. Dimana sempaT Clara menjadi salah satu pembunuh bayaran untuk mendapatkan uang untuk melatih kemampuan dirinya.
Sudah satu tahun Clara pergi bersama dengan Mori anggota kerajaan tidak mencari dirinya.”Clara yang sudah tidak perduli lagi dengan ayahnya hanya bisa bersembunyi tanpa memperlihatkan dirinya kepada ayahnya.
Tapi hari itu saat Clara bersama dengan Mori pergi ke istana utama untuk mengambil jatah selimt untuk mereka. Mereka berdua yang hanya bisa mendapatkan selimut bekas saja sudah membuat Clara dan Mori terbiasa. Tapi saat melihat ayah dan ratu dan kedua putranya sedang makan enak ia tampa dingin menatap mereka.
“Enaknya jika aku bisa ada disela mereka, dengan ke hangatan itu,”kata Clara. Tapi harapan itu tidak akan bisa menjadi nayata untuk dirinya. Karena semua itu hanyalah bayangan yang tidak akan menjadi nyata untuk dikabulkan.
Clara yang melihat Mori sudah selesai segera pergi dari depan pintu ruang makan kerajaan. Tapi saat Clara pergi pelayan Ratu melihat Clara dan melaporannya.”Ratuku tadi saya melihta tuan putri Clara melihat ke sini,”ucap pelayan.
Tapi ratu Erlaka tidak menjawa hanya diam saja sampai akhirnya makan pagi mereka yang hangat selesai. Setelah selesai Ratu Erlaka datang menemui raja Ezan untuk membahas putri Clara. Di dalam ruang kerja raja Ezan yang sedang menyelesaikan semua dokumen yang ada. Melihat ratu Erlaka datang.”Untu apa kamu datang ke sini?,”ucap raja Ezan yang tidak melihatnya.
“Aku ingin membicaran tentang putri kamu Clara, sampai kapan kamu akan merawat dia,”kata Ratu Erlaka.
“Putriku yang mana?,”kata aja Ezan yang tidak ingat memiliki putri.
“Apa kamu tidak ingat kalau permaisuri Erina memiliki anak perempuan yang bernama Clara. Apa kamu sudah melupakannya,”kata Ratu Erlaka.
“Ohh putri yang sudah aku buang itu. untuk apa kamu membahasnya?,”kata Raja Ezan. Ratu Erlaka yang mendengar itu sangat senang kalau outri darai Erina sudah tidak ada artinya untuk Ezan pria yang dia dapatkan setelah menghancurkan Erina dan keluargnya.
“Aku berpikir untuk menjodohkan dia kepada putra dari utara, bukan sebentar lagi putra dari utara itu akan datang ke istana kita karena telah memenangkan perang melawan monster,”kata Ratu Erlaka.
Raja Ezan yang mendengar itu sedikit tertarik dan melihat ke Erlaka.”Maksud kamu ingin menjodohkan Martin dan putri Erina itu,”ucap Raja Ezan. Ratu Erlaka hanya tersenyum saja kepada Ezan.
“Itu ide bagus lebih baik kalau dia tidak akan kembali lagi setelah dia menikah. Tapi usia dia apa cukup untuk mereka menikah,”kata Raja Ezan.
“Hanya tinggal dua tahu lagi dia bisa menikah dengan Martin,”kata Ratu Erlaka.
“Aku serahkan dia kepada kamu saja. Aku sudah tidak ingin membahasi dia lagi,”kata ARAJA Ezan. Setelah pembicaraan itu Ratu Erlaka segera pergi dari ruangan kerja raja. Di perjalanan menuju kamar dia bertemu dengan kedua putranya yang selesai menjalankan ilmu pedang mereka.”Ibu dari mana?,”kata Edawan.
“Sayang kalian selesai berlatih ya. Ibu dari bertemu dengan ayah kalian membahas pernikahan putri Clara itu dengan putra dari utara,”kata Ratu Erlaka.
“Apa ibu tidak salah ingin menikahkan mereka, bukan untuk membunuhnya,”ucap Edwan. Erlaka hanya tersenyum saja saat dia mendengar perkataan dari putranya Edwan. Setelah selesai berbincang Erlaka pergi bersama dengan pelayan pergi ke vila tulip dengan kereta kuda.
Di tempat lain Clara yang sedang sibuk dengan apa yang dikerjakan mendengar suara kereta kuda.”Ratu datang,”ucap Clara yang segera membereskan semua barang jualannya. Setelah semua disimpan di tempat yang aman Clara dengan santai membaca buku.
Suara ketukkan pintu membuat Clara berdiri, belum dia membukakan pintu. Pelayan dari ratu sudah membukanya dimana langkah kaki ratu Erlaka masuk ke dalam kamar Clara. Clara dengan santai menyambut ratu dengan tata krama kerajaan. Setelah selesai ratu berjalan melihat kamar Clara yang terlihat tidak menawan dan indah sampai ratu menutup hidungnya.
“Ratu datang ke sini untuk apa?,”ucap Clara yang masih berdiri dan menundukan kelapanya.
“Aku hanya ingin memberitahukan kamu dua kabar saja,”ucap Ratu Erlaka sambil bermain jemarinya, sempat mata mereka melihat satu sama lain.
“Kabar apa itu ratu jika ratu berkenan untuk memberitahu saya,”ucap Clara.
“Tunjangan uang kamu akan ditahan untuk mempersiapkan pernikahan kamu dengan kerajaan di utara putra duke di utara,”kata Ratu Erlaka. Clara yang mendengar itu sedikit terkejut dan tidak percaya, tapi bagi dirinya semua itu tidak berati lagi untuknya.
“Pernikahan saya, tapi saya baru berusia 15 tahu ratu. Bagaimana saya bisa menikah?,”ucap Clara.
“Kamu tenang saja setelah usia kamu 17 tahun kamu akan menikah dengan putra duke dari utara itu. Selama kamu disini aku doakan kamu bisa bertahan dengan hadiah yang aku kirim ya,”cuap ratu Erlaka yang sudah ada disampingnya. Setelah menyampaikan pesan itu Ratu Erlaka pergi dari kamar Clara.
Tapi disisi lain disaat Clara bersama dengan Ratu Erlaka. Mori yang ada di dapur melihat ratu Erlaka dan para pelayan ingin segera menuju kamar Clara. Tapi belum sempt dia pergi dari belakang ada yang mendekat Mori.
Mori yang awalnya bisa melawan taoi dia menahan dan bersikap seperti pelayan yang lemah agar tidak ketahuan. Mori dibawa ke dalam gudang dan dikunci, di dalam gudang Mori yang sudah terikat mencoba melepaskan dirinya.
“Pasti ini ular dari pelayan ratu agar aku tidak bisa bertemu dengan Clara,”ucap Mori yang sudah melepaskan tangan yang terikat dibelakang. Mori yang mencari jalan untuk dia bisa pergi dari gudang penimpanan. Setelah melihat jendela diatas Mori mencari barang untuk dia bisa naik ke atas dan segera dia pergi mencari Clara setelah bebas.
Clara yang juga mencari Mori bertemu di lorong menuju taman.”Mori kamu dari mana saja?,”ucap Clara setelah mereka bertemu.
“Tuan putri apa anda tidak terluka,”ucap Mori yang melihat dari atas sampai bawah konisi Clara.
“Aku baik saja tapi kamu pergi kemana baru terlihat sekarang. Kamu tahu tidak aku bertemu dengan ratu dia berkata kalau aku akan dinikahkan dengan duke dari utara dan uang tunjangan yang selama ini kita tidak dapatkan itu untuk persiapan pernikahan aku,”kata Clara dengan santai.
“Apa?,”kata Mori yang tidak percaya. Tapi setelah ini apa yang akan terjadi dengan Clara selama menuggu dua tahun lagi. Apa Clara bisa bertahan dengan apa yang akan diberikan oleh ratu Erlaka untuk Clara?.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!