Hallo para reader..
Sebelum membaca karya aku yang baru yang berjudul "Kekasihku Kakak Iparku" lebih lanjut. Pertama tama aku akan memperkenalkan beberapa tokoh Visual dalam cerita aku..
🌟 Yang pertama Nikayla Pramusti
Nikayla ini sosok wanita yang sangat cantik, berhati baik dan penyabar..
🌟 Yang kedua Arka Raditya Pratama
Arka adalah sosok lelaki yang tampan, berhati baik dan perhatian.
🌟 Yang ketiga Ardi Raditya Pratama
Ardi adalah sosok lelaki yang berhati dingin tapi sebenarnya dia mempunyai sifat yang penyayang, jika ia sudah jatuh cinta pada seseorang maka ia akan mencintai orang itu dengan sepenuh hatinya.
💕💕💕💕
Nah itu adalah visual tokoh-tokoh dalam novel aku, maaf kalau para tokoh-tokohnya tidak sama dengan imajinasi kalian semua.
Selamat membaca, jika nanti dalam penulisan karya aku ini ada kesalahan dalam pengetikan dan typo harap maklum karena mengetik sebuah cerita itu sangat sulit dan butuh waktu lama untuk berfikir agar nanti bisa memperoleh cerita yang bagus dan menarik. Tapi jika cerita aku tidak berkenan atau tidak menyenangkan ya tidak apa-apa, karena kalian semua bebas berpendapat, boleh memberi saran asal saran yang mendukung bukannya menyinggung.
Terimakasih 🙏🙏🙏😘😘
Nikayla sedang asyik bercengkerama dengan sahabatnya Vero. Vero adalah sahabat Nikayla saat pertama kali mendaftar kuliah di kampus UGM \( Universitas Gajah Mada \). Mereka menjadi kawan dekat. Vero adalah sahabat tempat dimana Nikayla mencurahkan seluruh masalahnya.
"Kamu lagi mikirin apa Kay?" Tanya Vero sambil menyomot kentang goreng milik Kay.
"Aku kangen sama orang tuaku," ucap Kay sambil menopang dagunya dengan tangan kanannya.
"Baru juga sebulan kamu kuliah disini, sudah kangen saja sama orang tua kamu." Vero melihat kesedihan di wajah Kay.
"Ya itu karena aku nggak pernah jauh dari orang tua aku," ucap Kay sedih.
Ini pertama kalinya Nikayla harus jauh dari kedua orang tuanya apalagi Nikayla adalah anak tunggal.
"Sudahlah Kay, aku tau perasaan kamu bagaimana, tapi kamu harus fokus sama kuliah kamu agar kedua orang tua kamu bisa bangga padamu," ucap Vero sambil menepuk pundak sahabatnya itu.
Walau Vero tidak pernah merasakan bagaimana rasanya jauh dari kedua orang tuanya tapi Vero bisa mengerti perasaan sahabatnya itu.
"Ya sudah ayo kita ke kelas, waktu istirahat sudah mau habis," ucap Vero sambil menyeruput jusnya sampai habis.
Mereka berjalan menuju kelas, saat Kay mau keluar dari kantin tidak sengaja dia di tubruk oleh seseorang.
Bruuukkk... (Kay pun terjatuh)
"Maaf...maaf, aku tidak sengaja, kamu tidak apa-apa?" Tanya pemuda itu sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Kay berdiri.
"Kamu punya mata nggak sih! kalau jalan itu lihat-lihat dong, main nyelonong saja!" Teriak Vero marah.
"Aku nggak apa-apa kok," ucap Kay sambil menggenggam tangan pemuda itu lalu berdiri.
"Beneran kamu nggak apa\-apa? kalau ada yang sakit ayo aku antar ke ke rumah sakit," tawar pemuda itu.
"Beneran aku nggak apa\-apa, terima kasih atas tawarannya," ucap Kay sambil mengambil tasnya yang terjatuh.
"Baiklah, sekali lagi aku minta maaf. Oya perkenalkan nama aku Arka," ucap Arka sambil mengulurkan tangannya.
"Aku Nikayla, panggil saja Kay," ucap Kay sambil menjabat tangan Arka.
"Sudah ayo Kay, nanti kita terlambat masuk ke kelas," ucap Vero sambil menarik tangan Kay.
Mereka akhirnya melangkah pergi meninggalkan Arka. Arka yang teringat akan tugasnya segera berlari menuju ruang dosen.
"Maaf pak saya terlambat mengumpulkan tugas," ucap Arka sambil menyerahkan map di atas meja Pak Faisal yang tak lain adalah dosen pembimbingnya.
"Kali ini saya maafkan, tapi lain kali jangan diulangi lagi," ucap Pak Faisal.
"Baik pak, terima kasih," ucap Arka sambil menjabat tangan Pak Faisal.
"Ya sudah, sekarang masuk ke kelas, kelas akan saya mulai," ucap Pak Faisal sambil mengambil buku mata pelajaran dari atas mejanya.
Pak Faisal dan Arka berjalan menuju kelas, mereka masuk ke dalam kelas.
"Selamat siang anak\-anak," sapa Pak Faisal.
"Siang Pak," sahut semua penghuni kelas.
Arka duduk di samping Tony sahabatnya.
"Bukankah itu Kay," ucap Arka sambil melihat ke salah satu bangku yang tak jauh dari tempatnya duduk.
"Kay siapa maksud kamu?" Tanya Tony penasaran.
"Gadis yang tadi aku tabrak saat aku sedang buru-buru menuju ruang dosen," ucap Arka sambil menatap Kay.
Arka tidak menyangka kalau dia satu kelas dengan Kay. Arka melihat bangku di samping Kay kosong, ia berdiri dan berniat untuk menyapa Kay.
"Hai kamu mau kemana?" Tanya Tony pelan karena pelajaran sudah dimulai.
"Aku mau menyapa Kay," ucap Arka lalu melangkah menuju bangku Kay.
"Dasar gila! kalau kena semprot Pak Faisal baru tau rasa dia," gerutu Tony.
Arka duduk di sebelah Kay. Kay tidak memperdulikan siapa yang sedang duduk di sampingnya, ia sedang fokus mencatat apa yang ditulis oleh dosennya.
"Hai, Kay," sapa Arka yang sontak membuat Kay terkejut.
"Kamu! ngapain kamu disini?" Tanya Kay terkejut.
"Ya belajarlah, masa main," ucap Arka sambil tersenyum manis.
Nikayla juga tidak menyangka kalau ia satu kelas dengan Arka, pemuda yang baru saja dikenalnya.
"Kay, aku boleh dong jadi teman kamu?" Tanya Arka sambil menatap Kay.
"Aku nggak bisa sembarangan berteman dengan orang yang baru pertama kali aku kenal," ucap Kay tanpa melihat Arka.
"Jangan gitu dong, aku kan cuma mau berteman dan tidak ada maksud jahat," ucap Arka memelas.
Vero yang sedari tadi mendengar percakapan Arka dan Kay merasa terganggu karena dia menjadi tidak fokus dengan pelajaran.
"Sudahlah Kay, terima saja. Dari pada dia cerewet terus dan nggak diem\-diem," ucap Vero yang mulai kesal.
"Ya sudah, sekarang kita berteman, tapi aku nggak suka ya di recokin sama kamu," ucap Kay sambil menatap Arka.
"Ok siap, makasih ya Kay," ucap Arka senang.
Mereka kembali fokus pada pelajaran, waktu pun berlalu.
"Sekian pelajaran dari saya, selamat siang." Pak Faisal melangkah keluar.
"Siang, pak," sahut semua penghuni kelas.
Kay dan Vero berniat untuk pulang. Mereka bersiap\-siap memasukan buku ke dalam tas.
"Ka..ayo pulang!" Teriak Tony.
"Ya sebentar.!" Teriak Arka sambil mengambil tasnya.
"Kay mau sekalian bareng nggak, aku akan antar kamu pulang." Arka berdiri di depan Kay.
"Nggak usah terima kasih," tolak Kay. Dia sedang sibuk memasukan buku dan laptopnya ke dalam tas.
"Beneran nie, aku serius lo ini," tawar Arka lagi.
"Beneran nggak usah," tolak Kay lagi.
"Kalau nggak mau ya nggak usah dipaksa!" Seru Vero sewot.
"Ya sudah, sampai ketemu lagi besok ya..bye," ucap Arka sambil melambaikan tangannya dan melangkah pergi.
Kay dan Vero berjalan keluar kelas. Vero mengantar Kay pulang dengan menggunakan mobilnya. Vero melajukan mobilnya menuju rumah kontrakan Kay.
"Mau mampir dulu nggak," tawar Kay lalu membuka pintu mobil.
"Nggak usah aku langsung pulang saja, karena aku ada janji sama mama aku."
"Terima kasih ya sudah mengantar aku pulang," ucap Kay lalu keluar dari mobil.
"Bye, Kay." Vero lalu melajukan mobilnya.
Kay masuk ke dalam rumah. Saat ini Kay sedang mengontrak sebuah rumah sederhana, walau tak besar tapi rumah itu lumayan bagus. Kay sengaja mengontrak rumah, karena ia tidak ingin terganggu oleh orang lain. Selain itu ia juga tak bisa leluasa bergerak jika harus mengontrak satu kamar.
Kay berjalan menuju kamarnya, ia berganti pakaian dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Hari ini Kay merasa sangat lelah, tak berselang lama Kay akhirnya terlelap.
**Malam hari**
Kay terbangun dari tidurnya, ia melihat kearah jam yang ada di dinding ternyata sudah menunjukan pukul 19.00. Kay bergegas menuju kamar mandi dan melakukan ritual mandinya, setelah selesai mandi Kay mengambil pakaian dalam lemari dan memakainya.
Krucuk..krucuk...
Perut Kay mulai berbunyi, cacing di dalam perutnya udah mulai kelaparan. Kay berjalan menuju dapur dan berniat untuk membuat nasi goreng. Setelah setengah jam nasi goreng siap untuk disantap. Kay mulai memakan nasi goreng itu.
Setelah merasa kenyang Kay kembali lagi kedalam kamar. Kay sangat merindukan orang tuanya, akhirnya Kay berniat untuk menelfon orang tuanya.
Tutt..tutt..tutt...\(Ponsel David berbunyi\)
"Ayah, ada telfon!" Teriak Merisa yang tak lain adalah bunda Kay.
"Angkat saja, bun. Ayah lagi nanggung ini!" Teriak David dari dalam kamar mandi.
Merisa melihat siapa yang menelfon ternyata anak kesayangannya yang menelfon.
"Halo sayang," sahut Merisa sambil duduk di tepi ranjang.
"Halo, bun, gimana kabar ayah dan bunda?"
"Kabar kami baik sayang, gimana kabar kamu di sana? kuliah kamu lancar lancar saja kan?"
"Baik kok bun, kuliah Kay juga lancar."
"Ada apa sayang, malam-malam begini menelfon?" Tanya Merisa. Ia takut terjadi apa-apa dengan anak gadisnya.
"Kay cuma kangen sama ayah dan bunda." Kedua mata Kay mulai berkaca\-kaca.
Kay tidak bisa membendung air matanya yang kini sudah memenuhi kedua matanya, akhirnya air mata itu pun tumpah membasahi kedua pipinya.
"Sayang, kamu harus bersabar ya, ayah dan Bunda juga kangen sama kamu sayang." Merisa tau saat ini anak gadisnya sedang menangis.
"Kapan ayah sama bunda mau menjenguk Kay?" Tanya Kay sambil menahan tangis.
"Tunggu sampai pekerjaan ayahmu selesai, tapi bunda janji nggak akan lama, kamu jangan bersedih ya sayang," ucap Merisa yang tau kalau saat ini anak kesayangannya sedang bersedih.
"Iya, bun, Kay janji nggak akan sedih lagi. Ayah mana Bun?" Tanya Kay. Sedari tadi Kay tidak mendengar suara ayahnya. Kay juga sangat merindukan ayahnya.
"Ayah kamu sedang di dalam kamar mandi." Merisa menatap pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat.
"Ya sudah bun,.titip salam saja ya untuk ayah, karena Kay harus segera tidur, besok Kay ada kelas pagi." Sebenarnya Kay ingin sekali bicara dengan ayahnya, tapi berhubung waktu sudah malam Kay mengurungkan niatnya.
"Baiklah sayang, selamat malam sayang semoga mimpi indah," ucap Merisa lalu mematikan telfon.
🌟🌟🌟🌟
Kay dan Vero sedang asyik mengobrol di dalam kelas.
"Kay weekend besok kamu ada acara nggak ? "Ucap Vero. Dia ingin mengajak Kay jalan-jalan.
"Nggak ada, memangnya ada apa?" Tanya Kay penasaran. Biasanya kalau weekend Vero sibuk sendiri.
"Besok aku mau mengajak kamu jalan jalan, kamu mau nggak?" Tanya Vero. Dia berharap Kay mau menerima ajakannya karena Vero tau Kay tidak pernah kemana-mana.
"Boleh, sebenarnya aku ingin sekali keluar jalan-jalan, sekalian melepas penat," sahut Kay. Dia sudah tidak sabar ingin melihat keindahan Kota Jogja.
"Ok..besok aku jemput ya," ucap Vero dengan senyuman di wajahnya.
Arka dan Tony masuk kedalam kelas dan menghampiri Kay dan Vero.
"Pagi Kay..Vero," sapa Arka sambil duduk di samping Kay.
"Pagi Ka," sapa Kay balik.
"Oya, kenalin ini teman aku, Tony." Arka memperkenalkan sahabatnya.
"Hai, aku Tony teman Arka," ucap Tony memperkenalkan diri.
"Hai juga, aku Kay dan ini teman aku Vero," ucap Kay sambil memperkenalkan sahabatnya.
Pak Faisal masuk ke dalam kelas, kelas pun dimulai.
Mereka sedang fokus memperhatikan pelajaran, karena bagi mereka belajar itu penting, karena itu untuk masa depan mereka. Setelah dua jam kelas pun selesai dan waktunya untuk istirahat.
"Ayo Kay kita ke kantin," ajak Vero sambil menarik tangan Kay.
"Kami boleh ikut nggak?" Tanya Arka.
Kay menganggukkan kepalanya. Mereka keluar kelas dan berjalan menuju kantin.
"Kamu mau pesan apa, Kay?" Tanya Vero.
"Apa saja terserah kamu," ucap Kay lalu duduk di kursi kantin.
"Ya sudah aku pesenin dulu." Vero berjalan meninggalkan Kay untuk memesan makanan.
Arka menyenggol tangan Tony dan memainkan matanya. Tony tau maksud sahabatnya itu.
"Aku juga mau pesan makanan dulu," ucap Tony lalu pergi meninggalkan Kay dan Arka.
Kay terlihat canggung jika harus duduk berdua bersama Arka, dia merasa situasi ini seperti sepasang kekasih yang sedang kencan. Arka memulai pembicaraan untuk keluar dari suasana canggung itu.
"Oya Kay, aku boleh main ke rumah kamu nggak?" Tanya Arka sambil menatap wajah Kay.
"Untuk apa kamu ke rumah aku?" Tanya Kay penasaran.
"Ya cuma mau main saja, sekarang kita kan teman," ucap Arka sembari tersenyum.
"Nggak boleh!" Tolak Kay dengan spontan.
"Kenapa? apa orang tua kamu nggak suka kalau ada teman kamu yang datang ke rumah?" Tanya Arka penasaran.
Niat Arka hanya ingin main ke rumah Kay, tapi kenapa Kay melarangnya. Itu membuat Arka semakin ingin tau tentang siapa Kay.
"Bukan begitu, tapi aku cuma di rumah sendirian, jadi nggak enak kalau aku membawa teman cowok ke rumah," ucap Kay tanpa berani menatap Arka. Kay merasa tidak enak hati karena telah melarang Arka datang ke rumahnya.
"Apa kamu nggak tinggal sama orang tua kamu?" Ucap Arka.Arka sangat ingin tau semua tentang Kay.
Tak berselang lama Vero dan Tony datang dengan membawa jus dan makanan.
"Kalian lagi ngobrolin apa?" Tanya Vero sambil meletakkan jus dan makanan ke atas meja.
"Nggak ada." Kay mengambil jus dan meminumnya.
"Vero, aku boleh nanya sesuatu nggak tentang Kay?" Tanya Arka yang masih penasaran tentang Kay.
"Kenapa kamu nggak tanya saja langsung sama orangnya," ucap Vero sambil menyeruput jus yang dibelinya.
"Aku nggak enak jika harus bertanya langsung sama Kay." Arka dan Kay kini saling bertatap muka.
"Kamu mau nanya apa, Ka?" Tanya Kay yang juga penasaran apa yang ingin Arka tau tentangnya.
"Apa kamu bukan orang Jogja?" Tanya Arka sambil mengambil kentang goreng dan di masukkan ke mulutnya.
"Aku orang Pekanbaru, aku baru tinggal di sini selama dua bulan, dan aku sekarang tinggal di rumah kontrakan," sahut Kay dengan nada santai.
"Jadi itu yang membuat kamu melarang aku untuk main ke rumah kamu," ucap Arka sambil mangut mangut.
"Untuk apa kamu mau ke rumah Kay?" Tanya Vero penasaran.
"Cuma mau main saja," ucap Arka sambil mengunyah kentang goreng yang di beli Tony.
"Jangan pernah macam\-macam sama Kay ya!" Ancam Vero.
"Ya enggaklah, memangnya aku ada tampang penjahat apa," ucap Arka. Dia tidak menyangka Vero berfikiran buruk tentangnya.
"Tenang saja Ver, Arka itu orang yang baik kok, dia nggak mungkin punya niat jahat sama Kay," ucap Tony membela Arka.
Kay juga bisa melihat kalau Arka itu orang yang baik, walaupun mereka baru saja kenal. Tapi Kay belum bisa mengijinkan Arka untuk
datang ke rumahnya.
"Lain kali saja ya, Ka. Aku lagi nggak mau diganggu," ucap Kay sembari tersenyum. Kay tidak ingin membuat Arka salah paham padanya.
"Ok, aku juga nggak akan memaksa kamu," ucap Arka. Arka juga tidak mau memaksa Kay.
"Kalau kita benar\-benar sudah akrab, aku akan mengajak kalian ke rumah Kay, tapi untuk saat ini no..no..no," ucap Vero sambil menggoyangkan jari telunjuknya.
Setelah selesai makan mereka kembali ke kelas. Setelah dua jam kelas berakhir.
"Ka, aku duluan ya," ucap Kay setelah selesai berkemas.
"Kamu pulang naik apa, Kay?" Tanya Arka lalu berdiri.
"Aku diantar sama Vero," ucap Kay sambil menatap Vero.
"Hati-hati ya," ucap Arka lalu berjalan menghampiri Tony.
Vero merasa kalau Arka dan Kay sekarang seperti sepasang kekasih yang sedang mengucapkan salam perpisahan sebelum berpisah.
"Sudah ayo Kay," ucap Vero sambil melangkah pergi.
"Iya..tunggu dong." Kay berlari mengejar Vero.
Arka dan Tony keluar dari kelas dan berjalan menuju parkiran.
"Ton, mau mampir ke rumah aku nggak?" Tanya Arka.
"Males ah, aku capek ingin istirahat," tolak Tony sambil naik ke atas motor sportnya.
"Aku balik duluan ya," imbuhnya sambil melajukan motornya.
Arka masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya. Sesampainya di rumah, Arka keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu utama. Arka membuka pintu.
"Ma, Arka pulang!" Teriak Arka sambil masuk ke dalam rumah.
"Mama nggak ada," ucap Ardi kakaknya Arka.
"Mama kemana kak?" Tanya Arka sambil berjalan menghampiri kakaknya
"Mana kakak tau! waktu kakak pulang mama sudah nggak ada di rumah," sahut Ardi sambil memainkan ponselnya.
"Kok kakak jam segini sudah ada di rumah?" Tanya Arka penasaran. Biasanya jam segini Ardi masih di kantor.
"Lagi males," sahut Ardi singkat.
"Memangnya kerjaan kakak bikin kakak pusing? bukannya di kantor juga ada papa?" Tanya Arka berdiri di depan kakaknya.
"Nggak usah banyak tanya!"Seru Ardi dingin.
Ardi tidak suka kalau ada orang yang ikut campur dengan urusan pribadinya, walaupun itu Arka adik kandungnya sendiri. Tapi Arka sudah terbiasa dengan sikap dingin kakaknya, walau sikap kakaknya dingin terhadapnya, tapi Arka tau kalau kakaknya sangat menyayanginya, buktinya kakaknya selalu menuruti permintaan Arka.
"Ya sudah kak, aku nggak mau menganggu, kayaknya kakak juga lagi nggak mau diganggu, aku mau ke kamar dulu," ucap Arka sambil melangkah meninggalkan Ardi.
Arka tidak ingin menganggu kakaknya, karena saat ini kakaknya mungkin lagi ingin sendiri. Arka menaiki tangga dan berjalan menuju kamarnya.
Arka masuk ke dalam kamar dan melemparkan tasnya ke sofa. Dia berjalan menuju ranjang dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Dia teringat sesuatu akan Kay.
"O iya...aku sampai lupa, tadi kan aku berniat untuk minta nomor telfonnya Kay, gimana bisa sampai lupa sih! dasar pikun! belum tua juga sudah pikun," ucap Arka sambil menjitak kepalanya sendiri.
"Besok saja aku mintanya, lagian masih banyak waktu juga, kenapa aku selalu memikirkan Kay, ya? Aku jadi kagum sama Kay, ternyata dia bisa mandiri, kalau aku jadi Kay mungkin aku sudah menyerah. Ada juga gadis seperti Kay, sudah cantik, baik hati, mandiri pula. Semakin kagum aku sama Kay," ucap Arka sambil tidur\-tiduran.
Arka selalu terbayang\-bayang akan wajah Kay. Pemuda itu berharap dia bisa lebih mengenal Kay dan esok akan lebih menyenangkan dari pada hari ini.
🌟🌟🌟🌟
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!