"Ayah, nanti kalau ayah pulang rapat, jangan lupa untuk membawakan Alina makanan kesukaan Alina ya ayah. Dan hati hatilah ayah di jalan." Ucap Alina sambil memeluk ayahnya dengan erat.
"Baik sayang, akan ayah belikan nanti, saat pulang rapat nanti. Kalau kamu Clara, kamu mau apa sayang?." Tanya ayahnya kepada Clara, adik tiri Alina.
"Aku mau pakaian yang bagus ayah, yang lagi viral itu. Pasti ayah tahu kan, itu saja deh ayah." Jawab Clara ikut memeluk ayahnya dari samping, sambil berpegangan tangan bersama.
"Baik, akan ayah belikan kalian hadiah, saat ayah pulang rapat nanti. Kalau begitu, kalian istirahatlah. Dan ayah pergi dulu ya, dah." Mencium kening Alina dan Clara dan langsung keluar dari rumah, untuk mengurus rapatnya.
Alina dan Clara melambaikan tangannya bersamaan. Dan langsung masuk ke kamarnya masing masing.
Malam pun tiba. Dimana mereka sedang makan malam bersama, dengan kedua istri ayatnya.
"Aku tidak sabar bu, untuk mendapatkan hadiah dari ayah. Benarkan Clara." Ucap Alina bahagia kepada ibunya yang bernama Lumina, ibu kandung Alina.
"Tentu saja. Aku akan senang, kalau ayah membawa pakaian yang indah khusus untukku." Jawab Clara sambil mengunyah makanannya.
Selesai makan malam. Merekapun langsung berkumpul di ruang tamu, untuk menonton televisi. Dan saat tiba berita. Tiba tiba saja ada pemberitahuan dari siaran televisi.
"Pemirsa, telah di kabarkan, kalau telah terjadi kecelakaan hebat di jalan mawar, dekat tepi jurang. Di duga kecelakaan tersebut terjadi, dikarenakan supir mengantuk. Dan mobil sudah jatuh ke jurang, bersama penumpang tersebut."
Dan penumpang tersebut sudah di bawa ke rumah sakit. Di identifikasi, penumpang tersebut terdiri dari dua orang, yaitu supir dan penumpang. Dan polisi sudah mencari tahu lebih lanjut, bahwa korban bernama tuan
Saat Alina mengetahui berita duka tentang kematian ayahnya, dia pergi ke sebuah pertemuan, yang memang berlangsung melalui lembah yang dalam. Alina Gabriella langsung tidak percaya bahwa ayahnya telah meninggal, meninggalkan dia dan ibunya.
“Ayah, kenapa ayah ninggalin kami ayah. Kan ayah janji, kalau sepulang ayah rapat nanti. Ayah akan membelikan hadiah untuk kami. Kenapa ayah berbohong. Ayah jahat, ayah jahat.” Tangis pecah di samping makam ayahnya.
“Yang sabar ya sayang, ini semua sudah kehendak tuhan.” Ucap ibunya menenangkan Alina.
“Akhirnya meninggal juga kamu. Kini aku bisa menguasai harta keluarga Alina.” Ucap batin ibu Clara sambil tersenyum tipis.
Setahun setelah kematian ayahnya, ibu tirinya memilih untuk menikah lagi, sementara ibu kandung Alina tidak ingin menikah lagi karena bertekad untuk membesarkan Alina.
Namun, sejak ibu tirinya menikah lagi, kehidupan Alina dan ibunya berubah seketika, dan dia sering disiksa, dicambuk habis-habisan oleh kakak tiri, ibu tiri, dan ayah tirinya.
Bahkan ibunya sendiri disiksa dan disekap di ruang bawah tanah yang merupakan tempat sampah. Hingga tiga tahun berlalu. Di sana, Alina mengalami penderitaan selama 3 tahun dan ia masih duduk di bangku kelas 3 SMA.
Disitulah, dia tidak pernah merasakan perhatian, dan kasih sayang lagi. Bahkan dia jarang menemui ibunya yang berada di ruang bawah tanah yang sangat kotor itu. Karena ia sudah disibukkan oleh perintah dari keluarga tirinya.
“Cepat kamu bersihkan lantai itu dengan kain. Jangan pakai pel. Cepat, dasar bodoh.” Ucap ibunya memukul kepalanya dengan ringan.
“Iya bu, ini juga sedang dibersihkan.” Jawab Alina yang sudah kelelahan.
“Cepat, lama banget sih jadi orang. Sama kayak ibunya yang jelek dan kusam itu. Pantas saja ayah kamu mencari wanita lain. Orang anak sama ibu, sama sama jelek. Hahahahah.” Hina dari mulut ibu tirinya, dan membuat Alina hanya diam. Dan mengepalkan kedua tangannya, dan memilih diam saja.
“kenapa aku harus merasakan semua penderitaan ini. Aku hanya ingin kembali bahagia seperti dulu. Kenapa aku malah tersiksa selama 3 tahun. Apa tidak ada keajaiban yang datang pada diriku yatuhan.” Tangis pecah Alina di tengah malam, dan di kamar usangnya.
Tiba tiba ada yang mengetuk pintunya, dan itu adalah ibu tirinya. Alina pun langsung membukakan pintu kamarnya.
"Eh, ibu. Ada apa ibu?." Tanya Alina langsung mengusap air matanya.
"Kau habis apa. Nangis terus, cengeng amat jadi orang. Ini, tolong kamu setrika kan pakaianku dulu. Tadi aku lupa memberitahukan mu." Jawab ibu tirinya memerintahkannya kembali.
"Tapi ini kan sudah malam bu." Ucap Alina yang sudah kelelahan, dan baru saja duduk di tempat tidurnya.
"Jangan banyak alasan kau. Kau mau aku cambuk ibu mu." Mengancam ibu tirinya.
"Jangan bu, jangan. Baiklah, Alina akan menyetrikanya sekarang." Jawab Alina yang langsung mau, karena ia tidak mau kalau ibunya di siksa lagi oleh keluarga tirinya.
Alina pun terpaksa menyetrika di tengah malam, dan keluarga tirinya malah enak enakan tidur dengan santai.
Pagi pun tiba. Di mana Alina sudah bangun duluan, dan hanya tidur sebentar. Alina sedang membuat sarapan, untuk keluarga tirinya. Dan setelah membuat sarapan, keluarga tirinya langsung datang untuk sarapan. Dan seperti biasanya, Alina tidak diperbolehkan makan di meja makan. Dan ia makan di lantai.
Selesai makan, Alina pun berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, karena ia tidak diperbolehkan untuk naik mobil bersama Clara adiknya.
Sesampai sekolah, Alina pun langsung duduk di kursinya. Dan seperti biasanya ia duduk dibelakang, dengan teman temannya yang tidak memandang fisiknya.
“Halo Alina cantik. Tumben banget kamu lama datang?.” Tanya teman dekatnya.
“Tadi ada urusan di rumah, jadinya sibuk sebentar deh. Yang terpenting tidak terlambat. Heheheheh.” Jawab Alina tertawa tipis.
Alina cukup bahagia, kalau ia berada di sekolah. Karena ia memiliki teman yang mau mendengarkan isi hatinya, dan mendukungnya.
Namun semua itu justru membuat Clara, adik tiri Alina, jadi sangat membencinya.
“Enak aja dia bahagia di sekolah ini. Akan aku balas kamu.” Ucap batin Clara meliriknya dengan tatapan sangat membencinya.
Ia memiliki niatan buruk, untuk membuat teman teman dekat Alina membencinya.
“Lebih baik aku kerjain saja si Alina deh. Mampus kamu Alina, semua orang akan membencimu. Rasain kamu.” Ucap batin Clara tersenyum tipis.
Selepas istirahat, dan Alina keluar duluan bersama teman temannya, dan disitulah Clara dan teman temannya mempunyai ide untuk menjatuhkan dan membuat semua orang yang ada di kelasnya membencinya. Dan Clara, dengan teman temannya langsung keluar dari kelas, untuk ke kantin, agar langsung tidak dicurigai oleh Alina kalau Clara lah yang menjebaknya.
Jam pelajaran pun masuk, dan semua murid langsung masuk ke dalam kelas. Dan guru pun ikut masuk, dan mau memulai pembelajaran. Saat itu juga, Clara memulai aktingnya, dan berakting panik.
“Dimana dompetku, kenapa tidak ada di tasku. Pasti ada yang mencurinya.” Akting panik Clara.
Sontak semua langsung menatap ke arahnya ”Coba kamu cari baik baik, mana tahu terselip.” Ucap pak guru tersebut.
Dan Clara menjelaskan kalau tidak ada dompetnya sama sekali di tasnya. Dan teman teman Clara memanasi untuk tas semua murid diperiksa oleh Clara. Pak guru pun mengizinkan Clara untuk memeriksa semua tas murid, termasuk Alina. Saat bagian tas Alina diperiksa, Clara langsung mendapatkan dompetnya yang berada di tas Alina.
“Sudah aku katakan kan, kalau ada pencuri di kelas ini. Dan ternyata kamu Alina, kenapa kamu tega mengambil uang yang paling berharga ini. Kamu kan bisa memintanya dengan baik baik, karena kamu kakak aku. Tidak perlu sampai mencuri begini.” Ucap Clara kembali memainkan aktingnya.
Sontak semua murid langsung menatap ke arah Alina, dan Alina berusaha menjelaskan semuanya, kalau bukan dia pencurinya.
“Bohong, ini semua fitnah. Bukan aku pelakunya, tadi kan aku makan bersama dengan kalian.” Ucap Alina kepada teman dekatnya.
“Tapi tadi kamu izin ke toilet kepada kami, mungkin saja itu memang perbuatan kamu, untuk mencuri dompet Clara, dan berbohong kepada kami, kalau kau mau izin ke toilet. Padahal kau sedang mengambil dompet Clara. Jujur deh kamu Alina.” Ucap teman temannya tegas kepada dirinya.
Dan Alina terus menjelaskannya, tapi tidak ada satupun yang mau percaya kepadanya.
Dan pada akhirnya Clara yang menang dalam permainannya sendiri, dan Alina masuk kedalam perangkapnya.
Alina pun langsung dipanggil ke ruang bk, untuk ditindak lebih. Di ruang bk, pak guru langsung mewawancarai dirinya, kenapa dia mau mencuri dompet adiknya sendiri. lagi lagi Alina mencoba menjelaskannya, tapi pak guru malah marah kepadanya.
"Kalau memang kamu pencurinya, bicaralah yang jujur. kami tidak akan memukul mu." Ucap pak guru tersebut, sambil melipat kedua tangannya.
“Memang bukan saya pelakunya pak, saya benar benar jujur pak. demi tuhan, saya sama sekali tidak mencuri dompetnya.” Ucap Alina dengan tegas, sambil meneteskan air matanya.
“Baiklah jika kamu tidak mau jujur, terpaksa kamu harus diskor selama 1 minggu, dan jangan datang ke universitas, sebelum hukuman itu kau lakukan.” Ucap pak guru tersebut terus terang.
Alina berusaha menjelaskannya kembali. Tapi tetap saja tidak ada yang mau mendengarkannya, dan Alina hanya bisa diam kembali, dan tak melawan lagi. karena tetap saja dia akan kalah, karena ia tidak punya teman lagi, yang akan mempercayainya.
“Kenapa semua tidak percaya denganku. Apa karena aku jelek, dan gendut ini. Kenapa semua tidak berpihak denganku.” Ucap batin Alina menahan air matanya yang sudah membendung.
Alina pun kembali ke kelasnya, dan saat di dalam kelas. Alina langsung dibully oleh teman sekelasnya.
“Dasar pencuri, pergi kamu disana, jangan duduk disini.” Ucap teman dekatnya yang bernama Gista.
Alina pun hanya bisa pasrah dan duduk di ujung kursi yang sudah jelek dan kotor. Dan dia dilempari bola bola kertas oleh Clara dan semua temannya. Lagi lagi Alina hanya bisa diam, melihat perlakuan jahat dari teman temannya.
“Ternyata si gendut pencurinya. Kenapa dulu aku mau berteman dengannya ya. Untung saja dompetku tidak diambil olehnya. Iyyuh.” Ucap yang dulunya teman dekat Alina.
“Tau tuh, lebih baik aku berteman dengan Clara saja. Udah cantik, baik, penyayang lagi. Yakan gays.” Ucap semua temannya.
“Tentunya dong, namanya juga Clara anak orang kaya. Dan sangat jauh dari si gendut itu. Hahahah.” Mengejek Alina, tepat di hadapannya.
Sepulang sekolah, Alina berjalan kaki seperti biasanya. Dan tiba tiba saja turun hujan.
Sontak semua orang langsung berteduh, dan hanya Alina yang tidak berteduh. Ia memilih untuk hujan hujanan. Dan di tengah hujan, ia meneteskan air matanya.
“Andai saja ayah masih hidup. Mungkin saja aku dan ibu tidak akan menderita seperti sekarang ini. Kenapa aku merasakan semua ini, kenapa.” Teriak Alina di tempat yang sepi, sambil menatap langit dan air hujan terus membasahi tubuhnya.
Sepulang sekolah. Ia pun langsung masuk ke dalam, dan saat masuk ke dalam. Ia kembali di marahi oleh ibu tirinya, karena hujan hujanan. Bukannya di berikan handuk. Ia malah ditampar, sampai hidungnya mengeluarkan darah.
“Kenapa ibu menamparku. Apa salahku bu?.” Tanya Alina sedikit tegas.
Ibu tirinya kembali menamparnya. “Kamu sudah basah basahan begini, terus masuk ke rumah saja. Enak banget kamu ya. Kamu gak tahu, kalau rumah ini sudah dibersihkan."
"Sebagai hukuman, jangan makan kamu malam ini. Cepat kamu kerjakan semua pekerjaan rumah. Dan sapu semua rumah ini.” Jawab ibu tirinya menjambak rambutnya dulu, dan langsung meninggalkannya sendirian.
“Kenapa air mata ini terus keluar sih. Sial.” Ucap batin Alina mengusap air matanya, dan juga membersihkan darah yang ada di hidungnya.
Malam pun tiba, dimana Alina baru menyelesaikan pekerjaannya. Dan ia langsung mandi. Setelah mandi, ia menuju meja makan, untuk membuat makan malam.
Setelah membuat makan malam, Alina meletakannya di meja makan. Dan keluarga tirinya sudah datang ke meja makan.
“Mari kita makan.” Ucap Alina.
“Hei, ingat yang aku katakan tadi. Kamu tidak boleh makan malam ini. Makan saja sana tanah itu. Pergi kamu.” Ucap ibu tirinya, langsung mendorongnya hingga jatuh.
“Kasihan banget sih kak. Makanya jangan lahir di dunia yang tidak mau berpihak denganmu ini. Mending kamu menangis saja sana di kamar. Hahahah.” Ejek Clara tertawa, dan ayah, juga ibunya tertawa mengejek Alina.
Alina menahan air matanya, dan langsung berlari masuk ke kamarnya. Di kamarnya, ia langsung melukai tangannya, dengan kaca. Dan menangis dalam diam.
“Aku juga tidak mau di lahirkan. Ini semua salah tuhan, yang tidak mau memberi aku kebaikan di hidupku.” Tangis Alina sambil menahan sakit tangannya, yang ia lukai.
1 minggu pun berlalu, dimana sudah habis hukuman yang diberikan oleh gurunya, dan di pagi harinya, Alina langsung berangkat ke sekolahnya.
Di sekolahnya, ia pikir akan tenang. Tapi, baru Alina duduk, Alina sudah langsung dibully habis habisan oleh teman sekelasnya. Dengan mengejeknya si gendut dan pencuri. Juga mengatakan Alina, si Alien, diambil dari namanya.
Alina hanya bisa diam, dan melampiaskan amarahnya di kamarnya, dengan menusuk nusuk kertas bukunya.
Sepulang sekolah, Alina seperti biasanya jalan kaki. Dan sesampai rumah, ternyata Clara pulang duluan, dan sedang mengobrol dengan ibunya.
"Oh ya ibu, sebentar lagi kan ulang tahunku. Aku mau kalau aku dirayakan dengan meriah. Boleh kan ibu, dan ayah." Tanya Clara dengan bahagia.
"Tentu saja sayang, kamu kan anak ayah yang paling cantik dan tersayang." Jawab ayahnya dengan bahagia, sambil mengelus rambut Clara.
Clara melirik Alina yang baru pulang. "Kakak, kemarilah." Panggil Clara, dan Alina langsung menghampirinya.
"Iya, ada apa?." Tanya Alina dengan polosnya.
"Sebentar lagi kan hari ulang tahunku kak. Jadi aku minta tolong sama kakak, untuk jangan memperlihatkan wajah kakak kepada tamu tamu. Karena kakak ini jelek. Kakak paham kan." Jawab Clara sambil tertawa, menghinanya.
"Baiklah dek, yang penting kamu bahagia." Ucap Alina hanya bisa pasrah dan langsung ke kamarnya, dengan menundukkan kepalanya.
tibalah hari ulang tahun Clara, dan Alina dijadikan babu oleh ibu, adik, dan ayah tirinya. Alina tidak bisa menghadiri pesta tersebut, karena Alina di sibukkan oleh pekerjaannya, untuk membersihkan piring dan merapikan meja meja tamu.
Saat acara di mulai, semua sangat bahagia, dan Alina hanya bisa menangis di dapur.
"Hei kau, cepat kamu siapkan semuanya. Kalau semuanya beres, baru kamu aku perbolehkan bertemu dengan ibu mu yang karatan itu." Ucap ibu tirinya yang baru datang.
Alina pun langsung berdiri kembali. "Benar bu, kalau begitu, Alina akan bekerja keras, untuk membersihkan semua ini." Langsung bahagia Alina.
"Kalau begitu, cepat kerjakan semuanya. Jangan sampai ada yang kotor, atau wajah mu yang akan aku kotori." Ucap ibu tirinya langsung pergi.
"Ini kesempatanku untuk bertemu ibu di ruang bawah tanah. Aku harus mengerjakan semua pekerjaan rumah ini secepatnya." Kembali membersihkan piring piring yang kotor.
Acara ulang tahun Clara pun selesai, dan Alina memberitahu kepada ayah tiri, dan ibu tirinya, kalau semuanya sudah beres dan sudah rapi.
"Semua sudah beres bu, ibu bisa melihatnya langsung." Bahagia Alina.
Ibu tirinya yang sedang istirahat, langsung memperbolehkannya untuk menjenguk ibunya, sekalian mengantarkan makan malam untuk ibunya, yang hanya berlauk nasi, dan kerupuk.
Alina pun langsung turun ke ruang bawah tanah, yang ditunjukkan oleh ayah tirinya, dan Alina langsung bertemu ibunya yang kotor, dan wajahnya dipenuhi dengan tanah.
Alina langsung duduk, sambil meneteskan air matanya. Ia sangat kasihan dengan ibunya, yang harus tidur di tanah, yang tanpa karpet, dan tanpa alas apapun.
Belum lagi pakaiannya yang sudah rusak dan sudah robek sedikit demi sedikit.
"Ibu, ibu kedinginan kan bu di sini. Maafin Alina ya bu, karena gak bisa bawa ibu keluar dari neraka ini." Tangis pecah Alina sambil menundukkan kepalanya, karena tak sanggup melihat wajah ibunya yang sangat sengsara.
Ibunya justru tersenyum dan mengusap air mata Alina, sambil menggelengkan kepalanya. Menandakan, kalau ibunya tidak apa apa di ruang bawah tanah.
Alina pun menyuapi ibunya, dan ibunya tidak bisa berbicara, karena ibunya sudah trauma berat. Akibat siksaan dari keluarga tirinya, dan ibunya hanya bisa memperagakan dengan gerakan tangan.
Paginya pun tiba, dimana Alina sangat kelelahan, karena tidak ada istirahat. Ia sibuk untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah. Dan dimana saat Alina sudah di sekolah.
Alina melihat pria yang sudah ia sukai selama 2 tahun, sedang berduaan dengan Clara. Clara yang melihat Alina pun, langsung menghampirinya.
"Halo Alina, apa kabar mu?." Tanya Clara sambil menggandeng tangan Kevin, dan tersenyum licik.
"Kabarku baik. Omong omong, kalian sudah pacaran ya." Jawabnya sekaligus bertanya.
"Tentu saja dong, kan katanya, kamu pernah menyukai Niko juga kan. Maaf ya, karena Kevin sukanya sama aku, bukan kamu. Yakan sayang." Jawab Clara sambil menatap wajah Kevin.
"Tentu saja. Mana mungkin aku mau pacaran dengan wanita gendut seperti dia. Amit amit deh." Jijik Kevin, sambil memiringkan bibirnya.
"Semoga kalian langgeng deh, sampai pelaminan nanti. Kalau begitu, aku pergi dulu." Ucap Alina yang menahan air matanya, dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua.
"Aku tidak akan bisa membiarkanmu bahagia Alina. Aku akan merebut semua kebahagiaanmu." Ucap batin Clara tersenyum puas.
Siang pun tiba. Dimana teman temannya mengajaknya untuk ke suatu tempat , dengan berekspresi bahagia.
"Alina, ikut kami yuk. Ada yang mau kami tunjukkan pada kamu." Ucap teman dekat Alina.
"Kalian mau bawa aku ke mana?." Tanya Alina sambil menatap teman temannya.
"Ada deh, ini rahasia kami. Kamu akan suka, yuk." Jawab teman temannya dengan tersenyum.
Sontak Alina bahagia, karena temannya sudah mempercayainya. Namun, itu semua hanya ilusinya saja. Justru dia di bawah ke taman belakang sekolah. Dan ia langsung di siram oleh air merah, dan semua pakaiannya penuh dengan noda merah.
"Hahahahah, mampus kamu gendut." Hina semua teman temannya, dan murid yang ada di sekolah tersebut.
Tidak hanya di situ saja, semua teman sekelasnya, malah membuat video dirinya yang sudah kotor dan penuh dengan bercak merah di pakaiannya. Bahkan wajahnya juga terkena air merah tersebut. Semua murid yang ada di sekolah tersebut, langsung menertawakannya, dan lagi lagi Alina hanya bisa diam, dan tidak berani melawan. Ia hanya bisa mendengar cacian dan makian dari mulut demi mulut.
"Bagaimana ini, aku tidak bisa melawan mereka semua. Ingin sekali aku menampar wajah mereka yang tertawa itu. Tapi kalau aku menampar mereka, aku akan di keluarkan dari sekolah ini. Bagaimana ini tuhan." Ucap batin Alina meneteskan air matanya, dan menundukkan kepalanya.
Saat Alina pulang sekolah, ia juga di pandang oleh orang orang yang ada di sekitarnya.
"Kenapa dia itu. Badannya dipenuhi dengan bercak merah, jorok banget ya. Jijik lihatnya." Ucap orang orang yang ada di sekitarnya, dan terus menghinanya.
Semua hinaan itu, masuk ke telinganya. Dan ia hanya bisa meneteskan air matanya, yang tidak akan mengubah semua yang telah terjadi.
Sampai di malam hari, di tengah malam. Alina memilih untuk jalan jalan malam, untuk menghirup udara yang segar. Dan duduk di kursi dekat laut.
"Coba saja aku ke tengah laut itu, dan aku mati di sana. Apakah ada orang yang akan menolongku, dan menangisi kematianku. Hahahah, itu tidak mungkin. Mana ada orang yang rela menangis, demi aku yang jelek dan tidak berguna ini. Percuma aku pintar, tapi aku tidak cantik. Itu juga tidak berguna juga bagiku." Tertawa Alina, untuk menenangkan dirinya sendiri.
"Ayah, andai saja ayah masih hidup di dunia ini. Mungkin aku dan ibu tidak akan sengsara seperti ini. Ayah tidak tahu, kalau selama ini, keluarga baru ayah, adalah orang yang sangat jahat kepada aku dan ibu. Andai ayah tidak menikah juga, mungkin aku akan bahagia bersama ibu, walau ayah sudah meninggal." Curhat Alina dengan dirinya sendiri, sambil mengayunkan kakinya.
Tiba tiba ada seorang pria misterius yang memegang pundaknya. Sontak Alina kaget, dan langsung membalikkan badannya.
Pria itupun langsung duduk disampingnya dan berkata. “Apa kau mau balas dendam. Aku bisa membantumu.” Ucap pria tersebut.
Tiba tiba ada seorang pria misterius yang memegang pundaknya. Sontak Alina kaget, dan langsung membalikkan badannya.
Pria itupun langsung duduk disampingnya dan berkata. “Apa kau mau balas dendam. Aku bisa membantumu.” Ucap pria tersebut.
Sontak Alina kaget dan masih bingung dengan ucapan tersebut.
"Siapa kau?." Tanya Alina langsung menatap wajah pria tersebut.
"Kau tidak perlu tahu siapa namaku. Yang terpenting, aku bisa membantumu, untuk balas dendam." Jawab pria misterius tersebut.
"Pikirkan secara matang. Di dunia ini kita tidak perlu terlalu baik. Karena dunia ini sangat kejam terhadap kita. Jadi, ada saatnya kita harus bangkit, dan membalas kekejaman dunia ini. Termasuk orang orang yang telah menyakitimu, dan menyakiti keluargamu." Ucap pria misterius tersebut, dan membuat Alina percaya dengannya.
Sontak Alina mengingat kejahatan keluarga tirinya yang sudah menyakitinya. Dan tentunya itu membuatnya marah dan mengepalkan kedua tangannya.
"Benar yang dikatakan pria ini. Aku tidak bisa terus diam, dan berada di bawah telapak kaki mereka. Aku harus membalaskan semua dendamku, kepada mereka. Kali ini, aku tidak akan diam, kalau kalian injak injak." Ucap batin Alina kembali mengepalkan kedua tangannya, dan mengerutkan keningnya.
Alina pun menerima ajakan pria misterius tersebut, “aku mau balas dendam bersamamu, dan dengan bantuan mu.” Jawab Alina dengan tegas, sambil meneteskan air matanya, karena mengingat penderitaannya dulu, bersama ibunya yang disiksa habis habisan.
“Bagus sekali. Perlu sedikit untuk menjadi jahat, untuk kebahagiaan diri sendiri. Jangan terlalu menjadi orang baik dan tidak enakan, karena terlalu baik juga tidak baik. Ada kalanya kita harus membalas semua perbuatan mereka.” Ucap pria misterius tersebut.
"Sebelum itu, aku juga akan memberitahukan kepadamu. Kalau ini bukan sekedar balas dendam saja, tapi aku ingin kau menjadi agenku." Ujar pria misterius tersebut.
"Maksudnya apa?." Tanya Alina dengan wajah yang sangat serius.
"Aku ingin kau menjadi agen rahasia. Kau tahu agen rahasia kan." Jawab pria misterius kembali, sambil menyilangkan kakinya.
"Tentu saja aku tahu. Itu adalah pekerjaan, dimana seseorang akan membasmi orang orang jahat. Benar bukan." Jawab Alina sambil tersenyum tipis.
"Benar sekali. Ternyata anda pintar juga ya." Ikut tersenyum tipis.
Alina tahu tentang agen rahasia, karena ia sering membaca buku. Tentu ia juga akan dibayar dengan harga yang tinggi, oleh pria misterius tersebut. Alina pun menerimanya, walau harus menolak beberapa kali. Tapi karena pria tersebut, terus menceritakan kehidupannya yang kelam.
Alina tidak bisa diam, dan tidak mau terus diam, kalau ia dijatuhkan dengan keterlaluan lagi. Dan ia mau mengembalikan kebahagiaan, dan semua hartanya yang sudah direbut oleh keluarga tirinya. Dan balas dendam Alina, sudah dimulai.
"Kalau begitu, mari ikut aku. Aku tidak akan macam macam denganmu, karena di sini, aku benar benar ingin membantumu. Ada hal yang mau aku sampaikan kepadamu, tapi bukan di sini tempatnya. Mari." Ajak pria misterius tersebut.
Alina mengikuti ucapan pria tersebut, dan mereka menuju lokasi yang di arahkan oleh pria tersebut.
Ia pun berunding di sebuah rumah yang sangat gelap, bersama pria misterius tersebut. Dan di sana pria tersebut, mengeluarkan beberapa hal tentang agen rahasia, dan untuk pembalasannya.
"Ini adalah beberapa senjata tajam dan pistol, yang akan kau gunakan. Dan ini adalah tempat, di mana kau akan mengubah dirimu, menjadi lebih cantik. Kau tidak akan menjadi gendut lagi, tapi akan menjadi kurus dan semua orang akan mengagumi mu." Menjelaskannya secara detail.
Pria misterius itu mengutamakan Alina, untuk mengubah dirinya terlebih dahulu, yaitu dengan diet. Agar orang yang membully nya, tidak lagi mengejeknya dengan sebutan si gendut, tapi menyebutnya dengan si ratu sekolah.
Disitu Alina benar benar berubah, karena kemarahannya sudah bangkit lagi. Ia tidak bisa lagi menjadi orang yang terus diinjak injak, dan ia melakukan olahraga diet, dengan bantuan pria misterius tersebut, dan support dari pria misterius tersebut, yang membuatnya bangkit dari kelemahannya.
"Kalau begitu, besok sepulang sekolah. Datanglah ke tempat ini. Aku akan mengajarimu beberapa trik bertarung dan diet. Bisakan." Ucapnya sambil menaikkan alisnya.
"Baiklah, aku akan datang ke sini setiap hari tentunya. Dan mulai detik ini, kita bekerjasama." Berjabat tangan dengan pria misterius tersebut.
“Ini pasti kiriman dari Tuhan. Tuhan mengirimkanku seseorang secara tiba tiba, untuk membantuku, keluar dari penderitaan selama 3 tahun ini. Tentu aku tidak akan menyia nyiakannya kali ini." Ucap batin Alina.
"Kali ini, aku akan mengeluarkan semua amarahku yang terpendam, dan aku tidak akan biarkan kalian lagi, menyiksaku, dan menyiksa ibuku.” Ucap Alina menggenggam kedua tangannya dengan penuh dendam.
Alina pun kembali pulang ke rumah, dan saat di rumah, semuanya sudah tidak ada, dan sudah tidur di kamarnya. Alina pun mengambil makanan, untuk ia berikan kepada ibunya.
Alina pun langsung turun ke ruang bawah tanah, untuk melihat kembali kondisi ibunya, yang sudah tak berdaya. Saat Alina sudah sampai, Alina pun membangunkan ibunya.
"Bu, ibu. Alina datang ibu." Ucap Alina membangunkan ibunya, dan ibunya langsung terbangun, karena mendengar suara Alina.
Ibunya memberi isyarat soal ia ingin makan, dan Alina langsung menunjukkan makanan tersebut. Alina pun mulai menyuapi ibunya dengan perlahan lahan, dan langsung memberikan air putih untuk ibunya.
"Ibu, ibu tenang saja. Aku akan balas dendam, demi ibu dan aku. Kali ini, aku tidak akan tinggal diam bu. Ibu mau mendukungku kan bu?." Tanya Alina sambil menggenggam kedua tangan ibunya.
Ibunya kembali memberi isyarat, kalau Alina memang harus balas dendam, karena mereka berdua sudah disiksa dan dijatuhkan.
"Kamu harus membalaskan dendam ibu," ucap isyarat tangan dan diberikan oleh ibunya.
“Aku memang akan balas dendam bu, karena ada malaikat yang turun dari langit, untuk membantuku. Tentu aku tidak akan menyia nyiakannya bu. Aku akan balas dendam, untuk ibu. Aku janji, ibu sabarlah di sini.” Ucap Alina tidak membendung air matanya lagi, dan mereka langsung berpelukan.
Keesokan paginya, dimana Alina sudah bangun tengah malam, untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan lebih cepat, dan ia langsung membuat sarapan pagi juga, untuk keluarga tirinya.
Pagi hari pun tiba, dimana Alina sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya, dan keluarga tirinya langsung datang untuk makan malam.
Saat Alina sudah selesai mandi juga dan sudah siap siap untuk ke sekolah. Alina pun mau duduk ke kursinya, dan saat Alina mau duduk, tiba tiba kursinya ditarik oleh Clara, dan Alina langsung terjatuh.
"Kakak kenapa, kasihan banget sih kursinya. Untung aja gak di duduki sama gajah. Hahahah." Hina Clara kembali, dan ibu, ayahnya malah menertawakannya juga.
Alina hanya bisa memendam amarahnya, karena belum waktunya, ia untuk balas dendam sekarang.
Ibu tirinya memberikannya piring yang hanya ada nasi dan kerupuk saja. Alina hanya bisa pasrah dan makan di lantai, karena ia tidak diperbolehkan untuk makan di meja makan.
Selesai makan, merekapun langsung berangkat ke sekolah masing masing.
Sesampai di sekolah, Alina sudah menyiapkan mentalnya, agar ia sabar untuk menghadapi hinaan dari teman temannya.
Sesampai kelas, ia kembali duduk, dan barusan duduk. Ia langsung mendapatkan hinaan yang begitu hebat dari teman sekelasnya, dan bahkan temannya menaruh permen karet di kursinya. Dan semuanya langsung menertawainya.
“Dasar gendut, sudah gendut, pencuri lagi. Amit amit kalau dekat dia, bisa bisa kita ikutan jadi pencuri deh, hahahah.” Tertawa pulas teman sekelasnya.
Disisi lain, Alina mengepalkan kedua tangannya, sampai semua uratnya terlihat. Ia berusaha menahan emosinya, agar ia tidak dipanggil oleh guru bk lagi.
Sore pun tiba, di mana Alina langsung ke lokasi yang sudah di kirimkan oleh pria misterius tersebut.
"Aku harus cepat cepat ke lokasi yang dikatakan oleh pria itu. Aku harus balas dendam. Aku benci mereka." Ucap batin Alina, sambil berlari.
Sesampai tempat tersebut, dan ternyata tempat tersebut, adalah lapangan balapan motor, dan Alina menghampiri pria misterius tersebut, yang sudah menunggunya.
“Apa kau sudah siap untuk mengubah dirimu, menjadi yang lemah ke yang kuat?.” Tanya pria misterius tersebut.
“Sudah, tentunya aku sudah siap." Jawab Alina sambil tersenyum.
“Kalau begitu, kau letakkan tas mu, dan kita mulai dengan berlari 10 kali putaran.” Ucap kembali pria misterius tersebut.
“Apa, apa tidak bisa kurang. Banyak banget?.” Tanya Alina yang belum pernah berlari sebanyak itu.
“Kalau begitu, 20 kali putaran, dan tidak boleh ada komentar. Ini demi kebaikanmu.” Ucap pria misterius tersebut, sambil memberikan handuk kecil untuk Alina.
“Waktu di mulai dari sekarang, dan mulai.” Ujar pria misterius tersebut.
Alina pun langsung berlari sebanyak 10 putaran dahulu, dan ia berhenti sebentar. Untuk minum dan mengusap keringatnya yang banyak. Dan pria misterius tersebut menyemangatinya, dan ia kembali tersenyum.
Dan berlari kembali, untuk sisanya.
Malam pun tiba, di mana Alina sudah menyelesaikan olahraganya, dan dilanjut lagi dengan push up dan pompa. Akhirnya olahraganya sudah selesai juga, dan betapa lelahnya Alina, karena olahraga tersebut.
"Kau jangan lupa untuk makan makanan yang sehat. Seperti sayuran, dan dengan porsi yang sedikit." Perintah pria tersebut.
Alina menganggukkan kepalanya, dan berpamitan untuk pulang, karena ia sudah basah, akibat keringat tersebut.
"Aku pulang dulu tuan. Dah." Melambaikan tangannya, dan kembali ke rumahnya.
Sesampai rumah, ia langsung masuk ke dalam, dan saat di dalam. Ternyata sudah ada keluarga tirinya yang menunggunya, di ruang tamu.
"Habis dari mana saja kamu?.” Tanya ibu tirinya.
Alina pun langsung menghampiri ibu tirinya," tadi ada urusan sekolah bu, jadinya sibuk deh bu. Dan belum lagi karena pulangnya jalan kaki, jadi lama deh bu." Jawab Alina sambil menundukkan kepalanya.
Dan ibunya langsung menghinanya, dengan mengatai dia bau, dan menyuruhnya mandi.
Alina pun langsung masuk ke kamarnya dan langsung mandi dengan cepat, untuk membuatkan makan malam.
1 bulan pun berlalu, di mana Alina sudah sangat berbeda dari sebelumnya, dan ia sudah menjadi orang yang berbeda. Pria misterius tersebut mengajarinya cara menembak, bela diri, dan cara melawan perkataan orang orang yang menghinanya.
"Tembak lebih keras." Perintah pria misterius tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!