Hallo! Selamat pagi!
Assalamu'alaikum semua 🙏🙏
Othor kembali untuk menghadirkan cerita baru untuk kalian nih. Yuk, ikutin kisah Andara yang terluka karena pernghianatan suami hingga ia sengaja di bunuh.
Cerita ini merupakan cerita dari anaknya Kak Ira dan Bang Ragata dalam judul Cinta Dalam nestapa.
Mana yang belum tahu, boleh mampir ye?
Untuk cerita Kak Ira udah tamat sedari beberapa bulan yang lalu. Disana othor menceritakan kisah mereka hingga memiliki anak.
Dan kali ini, othor bawa kisah anak kembar Kak Ira yang perempuan. Anak ketiga mereka. Mari simak dulu siapa saja dalam keluarga Kak Ira dan Bang Raga, Ya?
Putri sulungnya bernama Ziara Puteri Haryawan yang sering dipanggil dengan Zee dalam cerita mereka IKATAN TAKDIR.
Argantara Putera Haryawan yang sering di panggil Arga dalam cerita mereka ARGANTARA MEGA.
Andara Prameswari Haryawan. Ini yang saat ini akan othor rilis.
Atika Prameswari Haryawan
Prince Arryan Haryawan. Cerita untuk Prince udah othor terbitkan dalam kisah anaknya mami Annisa. Judul pertama DUA HATI SATU CINTA. Judul kedua TERPAKSA MENIKAHI SEPUPU. Dan untuk Prince sendiri akan othor rilis juga. Tetapi setelah Kak Tania dan Andara ini selesai. Judul Untuk Prince Sendiri yaitu JODOHKU ( Jodoh Yang Tertukar ).
Bagi yang belum baca beberapa judul di atas boleh mampir, ye? Biar kalian nyambung dengan cerita ini. Karena mereka yang tertulis disana akan hadir juga dalam cerita ini.
Oke, othor tunggu kehadiran kalian untuk menyemangati othor dengan cara LIKE, KOMEN, HADIAH ( bunga, secangkir kopi, hati dan juga kursi pijat kalau kalian mau 😁) serta VOTE SETIAP MINGGUNYA. GRATIS! INGAT! GRATIS! NGGAK DI PUNGUT BIAYA APAPUN!
Juga othor mau kalian agar mengikuti othor di lapak lain yaitu fiz*o. Disana othor nulis juga. Sama satu lagi lapak othor menulis mulai hari ini. Innov*l yang ada gambar lovenya.
Yuk mampir!
Kalau kalian belum tahu itu di mana, boleh chat secara pribadi di chat yang ada di aplikasi ini. Atau kunjungi Facebook Melisa dan IG lisa89176. Akan Othor kasih tahu sama kalian dimana aja.
So, selamat membaca! Semoga kalian suka, ye?
...Wassalamu'alaikum wr. Wb....
...Salam hangat author,...
...Melisa 😘😘...
Andara.
Gadis cantik bertubuh ramping dan juga wajah ayunya itu tertutup niqob sedang menyiapkan keperluan putri kecilnya. Mereka berencana akan bermain sepuasnya di sana mumpung hari libur.
"Ummi?"
"Hem?" jawab Andara.
Ia masih saja memakaikan baju untuk putri sulungnya itu bersama sang suami yang ia nikahi sejak tiga tahun belakangan ini.
"Selesai!" ucap Andara saat baju sang putri kecilnya sudah selesai ia pakaikan. Ia melihat wajah murung putri sulungnya. Andara tersenyum. "Kakak kenapa? Kok masam gitu, sih, mukanya? Nggak enak banget, loh, ummi lihatnya?" katanya pada putri kecilnya itu.
Sang putri kecil semakin menundukkan wajahnya. Ia menahan isak tangis yang sebentar lagi akan keluar dari bibirnya.
Andara menghela napasnya. "Sabar, Sayang. Mungkin Abi saat ini benaran sibuk. Kita harus mengerti keadaannya, ya?" bujuk Andara pada putri kecilnya yang saat ini sudah terisak.
"Hiks.. Abi udah nggak sayang kita lagi, Ummi! Kakak pernah melihat Abi pergi ke mall dan bermain dengan gadis kecil sama seperti Ita juga! Di sana ada Tante teman Abi saat bekerja di kantor! Ita pernah melihat mereka berjalan bergandengan bersama -sama seperti kita saat pergi ke mall dulunya. Hiks.. Abi jahat sama kita!"
Deg
Deg
Andara mematung mendengar ucapan putri kecilnya itu. Ia terkejut mendengar ucapan putri kecilnya tentang sang suami yang selama ini begitu menyayanginya dan juga putri kecilnya.
Apakah benar jika sang suami kini berubah? Apakah ucapan anak kecil berusia tiga tahun lebih itu benar adanya? Apakah Andara harus percaya? Andara menatap nanar pada putrinya yang kini masih terisak itu.
Andara memegang tubuh putrinya dan memeluk erat buah cintanya dengan sang suami. Faris Arthajaya. Suami yang menikahinya karena perjodohan kedua orangtuanya. Di karenakan kedua orangtua Andara menerima Faris karena Faris pemuda yang santun dan baik.
Mereka menerima Faris karena kedua orangtua mereka saling bersahabat. Faris pemuda yang baik menurut keluarganya dan juga orangtuanya. Tetapi, apa yang baru saja putri kecilnya katakan saat ini menghancurkan hati dan juga seluruh hidupnya.
Ingin sekali tidak mempercayai ucapan Ita, putri kecilnya. Akan tetapi, bukankah anak kecil tidak pernah bisa berbohong? Apa yang terlihat itulah yang ia ungkapkan?
Andara gamang. Ingin mempercayai atau tidak. Separuh hati sudah terluka karena perkataan putri kecilnya. Separuh hati ingin membuktikan sendiri dengan mata kepalanya. Apakah yang Ita katakan benar adanya.
Andara menghapus buliran bening yang kini mengalir di sudut pipinya. Ia tersenyum pada putri kecilnya itu.
"Biaiklah, Sayangnya Ummi, mari kita berangkat!" ujarnya menyemangati putrinya yang masih saja terlihat murung dan wajahnya sedikit sembab.
Andara memaksakan senyum pada putri kecilnya. Ia mengambil niqob dan segera menggenakannya. Ia mengambil tas kecil yang berisi ponsel. Dompet serta kunci mobil miliknya. Hadiah dari kedua orangtuanya saat ia berhasil lulus dengan prestasi yang membanggakan.
"Sudah, jangan murung begitu! Jangan pikirkan apa yang Kakak lihat, ya? Belum tentu itu benar!" inginnya membantah tetapi, entah kenapa hatinya bergetar dan khawatir akan pernyataan putrinya tentang sang suami yang kini pergi dengan alasan sibuk di kantor, padahal hari ini hari Minggu.
Andara mengemudikan mobil itu menuju mall yang ada di kota tempat tinggalnya. Tiba di sana ia langsung menuju tempat yang putrinya inginkan.
Walau hanya berdua, Andara tetap berusaha menyemangati putrinya. Keduanya pun bermain hingga puas di sana. Akan tetapi, rasa senang dan suka itu berhenti tatakala Andara dan Ita mendengar suara seseorang yang sangat mereka kenal kini berada di belakang mereka sedang bermain sambil tertawa bersama.
Keduanya spontan berbalik dan..
"Abi!"
"Mas Faris!" seru Andara dengan mata membola dan sangat terkejut melihat sang suami dengan sekretaris serta juga seorang anak kecil bersamanya sedang bermain bola di hadapan mereka berdua.
Bergetar hati dan jantung Andara. Ita menangis tersedu melihat keakraban sang abi dengan anak kecil lebih kecil darinya.
"Abi! Hiks.. Hiks.. Abi!" seru Ita yang membuat tubuh sang lelaki itu mematung seketika.
Ia berdiri dengan menatap sekretarisnya. Bibir keduanya memucat seketika. Keduanya menoleh pada Andara yang kini sudah beruraian air mata. Ita pun demikain. Ita lah yang paling terluka di sana.
"Hiks, Abi jahat! Abi jahat! Abi katanya, Kerja! Tapi hiks, Abi main sama Tante itu lagi! Bukan hanya sekarang, tetapi Ita juga sering melihat Abi dan tante itu setiap minggunya di taman ujung sana! Abi JAHAT!" pekik Ita tersedu dan meraung-raung sembari melempari bola itu pada sang Abi yang kini terkesiap melihat ada Andara di sana.
"Sayang-,"
"Mas! Ingat! Kamu saat ini bersamaku! Bukan dengannya!"
Deg
Berdenyut ngilu hati dan jantung Andara. Sang suami menatapnya sekilas kemudian kembali bermain. Tidak peduli dengan dirinya dan juga putrinya.
"Ya, Allah... Inikah balasanmu terhadapku tuan Faris Arthajaya!" seru Andara dengan suara naik satu oktaf yang membuat semua orang menoleh padanya.
Sang suami menoleh padanya. "Kita pulang! Dan bicarakan hal ini di rumah!" balasnya dengan dingin bicara pada Andara.
Andara meringis merasakan sakit di hatinya melihat sikap suaminya yang berubah ketika bersama wanita lain. Andara menggeleng. Ia sudah mengetahui kelakuan suaminya yang selingkuh dengan sekretaris dan memiliki anak dengannya.
Andara tidak akan tinggal diam. Faris yang memulainya, maka ia yang akan mengakhirinya.
"Saya tidak akan pulang ke rumah! Kenapa saya harus pulang di saat mata kepala saya sendiri melihat suami saya bermain dengan putri yang entah siapa saya sebut? Anak kamu dan slingkuhan kamu?! Atau gundik kamu?!" pekik Andara di hadapan semua orang yang membuat Faris marah bukan main.
Ia berbalik dna ingin memukulAndara.
Andara yang tahu dengan sigap menampar Faris dan juga selingkuahnnya itu. Semua ruangan mandi bola itu sontak saja hening dan sepi seketika.
"Kenapa? Kamu tidak terima karena saya memergoki kamu berselingkuh, iya? Suami macama apa kamu?! Tega kamu, Mas!" Andara menatapnya dengan berang menantang dirinya.
Faris semakin mengepalkan kedua tangannya. "Pulang! Atau?" ancam Faris dengan tatapan tajamnya pada Andara.
"Atau apa? Kamu ingin memukul dan menyiksa saya seperti yang selama ini kamu lakukan? Iya? Siapa kamu berani ingin memukul saya? Huh? Menyesal saya menikah dengan lelaki baji ngan seperti kamu! Alasan urusan kantor! Inikah urusan kantormu? Urusan kantor mengurusi gun dik selingkuhanmu?! Seberapa hebatnya wanita itu sampai kamu tega bermain di belakangku?!
Ternyata benar yang Ita katakan. Kalau selama ini kamu sudah memiliki anak dari gun dik selingkuhanmu?! Cuih! Najis saya bisa bersuamikan kamu! Menyesal saya menikah dengan kamu! Lagaknya saja sok alim! Tetapi sebenarnya tukang selingkuh!" tukas Andara begitu geram pada suami dan juga selingkuhannya yang kini semakin panas dengan ucapan Andara itu.
Semua orang berbisik-bisik membicarakan lelaki kaya tetapi kelakuannya nol! Minus!
"Saya akan mengatakan ini kepada keluarga besar kita! Agar mereka tahu kebobrokan diri putra mereka seperti apa! Saya tidak sudi dan tidak ikhlas memiliki suami kaya tetapi tukang selingkuh seperti kamu! Cuih! Jijik saya! Ayo, Sayang, kita pulang!" ucap Andara pada putri kecilnya yang kini mengangguk sambil memeluk tubuh sang Ummi dengan erat.
Andara melewati faris yang kini ingin seklai mencekiknya. Andara tersenyum miris meliaht itu.
"Selamat bersenang-senang tuan Faris Arthajaya! CEO kaya raya tapi tukang selingkuh!" Tukas Andara sambil berlalu keluar dari kerumunan itu dan meninggalkan tiga orang yang kini semakin di cibir oleh para pengunjung taman bermain itu.
Selepas kepergian Andara yang kini berlalu dari hadapan mereka, Faris dan sekretarisnya itu semakin gusar. Takut, akan perkataan Andara itu benar adanya.
Selama ini, keluarga besar mereka tidak ada yang tahu kelakuan Faris seperti apa.
"Mas! Bagaimana ini? Istri kamu sudah tahu tentang perselingkuhan kita! Kamu mau semua harta kamu dan juga semua warisan kamu jatuh ke tangannya dan bukan ke tanganmu?" ucap sekretaris Faris yang berjabat sebagia selingkuhannya sengaja mengompori faris untuk melakuakn sesutu pada andara.
Huh! Dasar kompor meleduk!
Cuih! Selingkuhan? Dasar ja lang!
Faris menarik napas panjang dan menghelanya berulang kali saking sesak dadanya itu.
"Tidak! Semua harta itu tidak boleh jatuh ke tangannya! Makanya aku bilang sama kamu, lahirkan anak laki-laki! Tapi tidak! Kamu malah melahirkan anak perempuan juga! Sekarang aku harus apa selain hanya bisa melenyapkan saksi tentang kejadian ini? Jika mereka yang disini, bisa kita tutup mulut mereka dengan uang. Sama seperti yang kita lakukan selama ini di kantor! Tetapi, ini Andara! Wanita sialan itu benar-benar!" ucap Faris begitu geram dengan kelakuan Andara yang tadi melabraknya hingga membuatnya malu bukan main.
"Kamu benar, Mas! Wanita sialan itu sudah membuat kita malu! Bagaimana kalau kita membuat rencana untuk menghilangkannya saja dari muka bumi ini?"
Deg
Jantung Faris berdegup mendengar ucapan selingkuhannya itu.
"Maksud kamu, kita harus membunuhnya? Demi menghilangkan bukti?" sang selingkuhan pun mengangguk mantap.
"Benar! Kita harus melenyapkan istri sialanmu itu! Jika kamu ingin menyelamatkan semua harta kamu, maka lakukan cara itu! Tidak hanya istri sialan kamu itu. Tetapi, juga anak kamu dan wanita sundel itu! Bagaimana? Kamu mau? Kalau kamu mau, maka kita akan bertindak malam ini juga! Lebih cepat, lebih baik!" ujarnya begitu bersemangat saat mengatakan hal itu kepada lelaki yang tidak berstatus sebagai suaminya. Tetapi, suami sah Andara.
Lelaki jahannam itu tersenyum menyeringai mendengar ucapan gun diknya itu.
"Ide kamu benar-benar brilian, Sayang!" pujinya pada gun diknya itu.
"Siapa dulu! Anita!" serunya pongah.
Keduanya tertawa bersama di dalam mobil mereka setelah kejadian tadi. Anak kecil yang merupakan anak keduanya yang lahir diluar tali pernikahan itu, sedang terlelap di kursi belakang setelah puas bermain bersama mereka tadi.
Sementara Andara yang baru saja tiba di depan rumahnya langsung menangis tersedu di dalam mobilnya. Katakan saja kalau ia lemah. Benar, Andara lemah. Ia menguatkan dirinya untuk melabrak saminya itu.
"Apa salahku padamu? Sampai kau tega menghianati pernikahan kita! Jikalau kamu tidak mengingiankanku, kenapa kamu malah menikahiku? Apa salahku padamu? Abi, hiks.. Ummi.. Kakak mau pulang.. Kakak nggak sanggup," lirihnya semakin tersedu saat mengingat perlakuan kasar suaminya tadi yang ingin menamparnya lagi.
Ya, bukan hanya tadi Andara mendapatkan kekerasan fisik dari Faris. Tetapi, sudah setahun ini, ia merasakan perbedaan itu pada suaminya. Faris yang dulunya lembut, kini berubah menjadi dingin dan kasar.
"Oke, jika itu yang kamu mau, maka jangan salahkan aku yang akan mengadukan hal ini kepada keluarga besar kita! Aku akan menuntut hakku dan juga putriku! Lebih baik aku berpisah denganmu daripada harus bertahan dengan iblis jahannam seperti kamu! Aku akan berkemas dan berangkat malam ini pulang ke Medan," lirihnya kembali tak berdaya saat mengingat kelakuan Faris yang begitu berubah selama setahun ini.
"Aku yakin, pasti ia di pengaruhi oleh gadis sundel itu! Ah, tidak! Keduanya sama! Sama-sama sundel dan pengkhianat!" gumam Andara sembari turun dari mobilnya dan mengambil Ita yang kini terlelap untuk ia bawa masuk ke dalam rumah dirinya dan Faris selama ini ia tempati.
Andara segera bersiap dan mengeluarkan dua koper untuk baju miliknya dan milik Ita, putri kecilnya. Ia yakin, suaminya akan pulang setelah mengantar gun diknya itu.
Secepat kilat Andara membereskan semua aset miliknya dan juga milik Faris yang selama ini ia titipkan padanya. Andara menghubungi seorang pengacara kepercayaan keluarganya yang berada di Jakarta untuk menyimpan benda itu.
Andara menyuruh salah satu pembantu yang berdiri di pihaknya untuk menyampaikan pesannya itu pada pengacaranya.
"Ingat, Pak Kadim! Jika Bapak melihat suami saya, sembunyi! Jangan biarkan ia tahu jika Bapak yang membawa surat itu! Cepat! Waktu kita tidak banyak! Aku yakin, dia sedang dalam perjalanan saat ini," ucap Andara begitu gusar dan panik.
"Tentu, Non. Bapak pergi lewat jalan belakang saja agar bapak tidak berpapasan dengan Tuan Faris nantinya. Bapak pergi dulu," jawabnya sambil berlalu yang diangguki oleh Andara.
Pak Kadim pembantu kepercayaa Abi Raga itu segera keluar lewat pintu belakang. Dan tanpa di duga, dari arah depan mobil Faris sudah memasuki pekarangan rumah yang membuat Pak Kadim langsung menunduk di tengah-tengah taman bunga milik majikannya itu.
Jantungnya berdegup dengan kencang saat melihat raut wajah sang majikan yang begitu menyeramkam.
"Ya, Tuhanku, Engkau penguasa langit dan bumi. Lindungi non Andara dari Iblis yang selama ini berparas mansuai itu! Aku harus cepat melaporkan hal ini pada tuan Raga. Ia harus tahu tentang kejadian putrinya ini. Maafkan saya, Tuan Faris! Saya tidak bisa berdiri di pihak yang salah!" gumamnya sambil berlalu dan menaiki motor butut miliknya menuju alamat yang sudah Andara tuliskan.
Sedangkan di dalam rumah saat ini, Faris sedang menatap tajam dan berang pada Andara yang kini menunduk takut padanya.
"Aku menyuruhmu untuk tetap di rumah, kenapa kamu malah pergi ke mall bersama Ita? Inikah tujuanmu meminta izin padaku? Ingin memata-matai diriku?" tuduhnay pada Andara yangmenggeleng mendengar ucaannya.
Raut wajah faris begitu menyeramkan membuat andara ketakutan akan terjadi sesutu saat tangan itu bergerak cepat mengeluarkan sabuk di pingganganya dan melucutinya ke tubuh ringkih Andara.
"Aaaa," raungan pilu suara Andara membuat para asiten rumah tangga mereka ketakutan.
Ada yang tertawa karena dirinya berada di kubu Faris. Tetapi, yang berada di kubu Andara, mengumpati majikannya itu dengan berbagai umpatan.
Suara lengkingan pilu Andara mengejutkan Ita yang sedang terlelap di kamarnya. Ia segera bangun dan menuju kamar kedua orantuanya. Tiba di sana, ia berdiri mematung di depan pintu saat mendengar jeritan pilu sang Ummi dan juga suara cambukan.
Tubuh gadis kecil itu menggigil ketakutan. Ia berlari dan bersembunyi di bawah kolong tempat tidurnya setelah ia mendengar ucapan kedua orantuanya yang mengatakan jika sang Abi akan melenyapkannya dan juga Umminya.
"Nenek, Kakek, Ita takut!" ucapnya lirih sambil menutup kedua telinganya saat mendengar suara lengkingan sang Ummi yang semakin membuatnya ketakutan setengah mati.
Bibirnya memucat seketika. Jika Ita sedang ketakutan, maka lain halnya dengan Andara yang kini sudah pingsan dan terjatuh tepat di kaki Faris, suaminya.
Lelaki jahannam itu menyeringai puas. Seolah dirinya tidak puas menyiksa istrinya sendiri, ia sengaja menginjakkan kakinya lagi yang berbalut sepatu kulit itu ke tubuh Andara yang kini sudah tergelaetak tidak berdaya.
"Heh! Malam ini, akan aku lancarkan semua rencanaku! Sialan! Wanita ini benar-benar membuatku ingin membu nuhnya!" desis faris sambil mengmpati istrinya saat melihat bibir Andara yang begitu banyak mengeluarkan banyak darah segar.
Ia tertawa puas melihat istrinya tergeletak di bawah kakinya dan tidak berdaya sama sekali. Itulah yang ia inginkan.
...****************...
Like, komen, hadiah dan Vote kalian selalu othor tunggu ye?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!