NovelToon NovelToon

Rich Girl With System

Berpamitan

“war.. war..” rasanya mata warti masih sangat berat untuk terbuka namun suara itu terus memanggilnya sehingga warti mau tidak mau pun akhirnya terbangun juga dari tidurnya “lah bu ada apa?” Tanya warti ternyata sang ibu yang memanggilnya tadi “bapak mu sakit nya kambuh lagi, kau panggilkan dokter eri ya?” warti langsung mengangguk setuju, ia pun bangkit dari tempat tidurnya lalu setelah membasuh muka dan memakai jaket warti segera bergegas ke kamar orang tuanya, terlihat ayahnya sedang muntah muntah di bantu oleh adik dan ibunya.

Sekarang masih pukul 3 dini hari, namun gelapnya malam tidak membuat warti ketakutan karena ia sudah biasa dengan hal ini. Terlebih semenjak ayahnya tenyata sakit vertigo dan punya asam lambung juga membuat warti serang bolak balik ke klinik dokter eri yang ada di desanya ini.

Setelah di periksa dan di beri obat untuk di minum sang ayah pun kembali tertidur, sedang warti masih setia menunggu sang dokter berbicara dengan ibunya “pakde anto butuh perawatan intensif di puskesmas bude, karena pakde akan mengalami kumat kumatan seperti ini jika tidak segera di obati oleh ahlinya” kata sang dokter sedang ibunya hanya terdiam, warti pun mendengarnya hanya tersenyum tipis melihat ekspresi wajah sang ibu yang tampak teduh itu dan tidak berselang lama dokter pun langsung di antar warti kembali kerumahnya.

Sisa malam itu warti langsung tidak bisa melanjutkan tidurnya, karena pikirannya melayang bebas dan tidak ingin kembali sehingga membuatnya pusing “benar juga, ayah udah tua jadi wajar sakitnya makin menjadi” tiba tiba saat hal itu terucap di dalam hatinya, warti kembali membuka pesan yang ada di ponselnya “ini gajinya lumayan 2jt perbulan, coba aja dulu deh” akhirnya warti memutuskan untuk merantau di kota Bandar lampung ikut kenalannya itu bekerja di restoran juga uangnya biar bisa warti kirimkan untuk membantu biaya pengobatan sang ayah.

Setelah memikirkan hampir 2 hari, warti pun langsung menghadap ayah dan ibunya dan mengatakan bahwa warti mau merantau. Awalnya kedua orang tuanya itu menolak, namun warti berhasil meyakinkan mereka sehingga keesokan harinya tepatnya pukul 5 pagi warti sudah mulai berkemas untuk bersiap siap pergi “apa masih ada yang perlu di bawa lagi?” Tanya sang ibu mendapati warti sedang termenung menatap kopernya “sepertinya sudah gak ada lagi bu” jawab warti lalu dirinya menghampiri ibunya yang berdiri di ambang pintu kamar “kau yakin ingin merantau?” Tanya ibunya ingin memastikan lagi namun tetap saja warti langsung menganggukkan kepalanya dengan mantap.

“ibu sama bapak kan akan sangat repot kalo aku masih tinggal di rumah jadi aku akan merantau lagi pula aku sudah berumur 18 tahun kan” kata warti berusaha memberi pengertian kepada sang ibu “tapi kau kan gak ada kenalan di sana ndok” sahut ibunya masih merasa kuatir sehingga warti tersenyum “ibu tenang saja aku akan baik baik saja insya allah” pinta warti untuk kesekian kalinya sehingga sang ibu tampak pasrah.

Kini warti sedang sarapan bersama kedua orang tuanya dan adik perempuannya “ndok kalo kau gak betah nanti di sana langsung pulang aja ya?” pinta sang ayah saat melihat warti sudah selesai makan “bapak tenang saja, aku pasti betah hehehe” jawab warti memberi kesan santai tampa merasa terbebani sedikitpun “kamu sangu 500rb cukup emang mbak?” Tanya adiknya tiba tiba yang membuat warti menatapnya “aku sampai kesana akan menuju restoran yang kata mbak rini itu supaya besoknya langsung kerja” jawab warti ya dengan modal sekecil itu warti hanya bertekad dengan sungguh sungguh untuk bertahan hidup di pusat kota provinsi lampung itu.

“ya sudah tapi kalo uang udah habis segera telepon ibu ya?” kata sang ayah menanggapi perkataan warti tadi sehingga warti mengacungkan jempolnya “iya bapak tenang saja” sahut warti santai lalu setelah selesai sarapan warti segera pergi ke halte di antar oleh mereka bertiga.

“ibu gak usah nangis hehehe” kata warti berusaha tetap tegar dan santai supaya sang ibu merelakannya untuk pergi dari rumah “hati hati di sana yang sayang” pinta sang ibu setelah puas menciumi pipi warti “iya ibu, ya sudah aku pergi ya pak dek?” kata warti sebelum dirinya masuk kedalam bus sehingga mereka bertiga menganggukkan kepala lalu tersenyum dalam tangisnya merelakan kepergian warti.

“brem” bus pun melaju sehingga warti kini bisa menangis sungguh dirinya juga tidak ingin berpisah dengan keluarganya namun jika warti terus saja di rumah maka dirinya hanya akan menjadi beban keluarganya karena itu lah warti memutuskan merantau dan berharap ada nasib baik menantinya.

“neng mau kemana?” Tanya seorang pria yang duduk di samping warti “saya mau ke Bandar lampung pak” jawab warti apa adanya sehingga pria itu tampak memperhatikan wajahnya yang cantik itu “neng kerja atau kuliah?” Tanyanya lagi sehingga warti menatap wajah pria itu sekilas “saya mau kerja pak” lagi lagi jawaban yang di berikan oleh warti begitu singkat sehingga kepala sang pria manggut manggut.

“memang rencana mau kerja apa neng?” tanya sama pria

“saya ada kenalan di kota ini jadi kenalan saya mengajak saya kerja di rumah makan, gajinya kecil sih tapi setidaknya saya akan berusaha dulu” jawab Warti

“ah begitu, kalo neng mau berkerja sama saya gajinya lumayan tahu hmm sekitar 3jt perbulan?” tentu warti terkejut mendengar perkataan sang pria namun warti tetap berusaha tenang “tidak terimakasih pak” jawab warti tegas yang membuat bibir sang pria tersenyum manis.

“sayang sekali padahal kau lumayan cantik” mata warti langsung membelalak mendengar guma mulut pria ini sehingga tangan warti mengepal kuat seolah ingin meninju wajah pria di sampingnya ini “ini kalo gak di bus dan kalo gak banyak orang aku sudah menghajar mu” kata hati warti geram pada sikap pria yang sedang meremehkannya ini.

“cekit” setelah menempuh perjalanan hampir 6 jam lebih akhirnya bus pun telah berhenti di terminal raja basa sehingga warti lega karena bisa keluar dari bus dan berpisah dengan pria bawel tadi. “ini ngapa malah gak diangkat?” warti mulai panic saat menelepon rini tetangganya yang memberikan info pekerjaan sedang tidak bisa di hubungi.

“ais kemana aku harus pergi?” Tanya warti pada dirinya sendiri, sungguh ini kali pertama dalam hidupnya menginjakan kaki di kota ini sehingga warti tampak waspada kepada orang orang yang menatapnya “ah itu ada masjid” warti merasa senang setelah sekian lama berjalan dirinya menemukan tempat istirahat sehingga warti pun pergi ke masjid setelah selesai berwudhu dan solat warti pun ketiduran di dalam masjid itu karena merasa lapar dan juga kelelahan.

Ponsel ajaib

“allah huakbar” mata warti langsung melotot saat mendengar suara azan itu lalu ia terduduk, karena nyawanya belum terkumpul ia pun bengong “ya allah aku ketiduran, jam berapa ini?” mata warti membelalak saat menatap layar ponselnya karena sudah menunjukan pukul 6 sore “astagfirullah, aku molornya lama banget” warti pun bergegas untuk segera pergi berwudhu setelah menkodo solat asar dan mengikuti solat magrib berjama ah warti langsung keluar dari masjid tersebut.

“ah kenapa ini nomor mbak rini gak bisa di hubungi dari tadi?” warti mulai panic, ia pun termenung di emperan teras masjid sambil matanya menatap lurus ke depan banyak kendaraan lalu lalang di jalanan dan para manusia yang asik berjalan di pinggirnya “hmm udah malam, aku belum tahu bakal nginep dimana lapar juga?” warti kesal juga bingung karena ia tidak tahu menahu tentang kota ini, belum lagi seorang yang ia percaya tidak juga bisa di hubungi membuatnya bertambah kalang kabut “udah ah aku beli pecel lele dulu aja” saat warti berjalan sambil menarik koper di tangannya “glotekk” terdengar suara benda terjatuh membuatnya langsung menoleh.

Ternyata sebuah ponsel “eh mas, mas tunggu ini hp kamu jatuh” kata warti medok sekali karena aksen jawa yang ia pakai untuk berbicara “ah iya mbak makasih banyak ya” seorang pria itu langsung mengambil ponselnya kembali “sama sama, tapi lain kali ati ati mas” sahut warti ia hendak kembali berjalan namun tiba tiba “mbak..” panggil pria itu yang membuat warti kembali menatapnya “iya mas ada apa?” Tanya nya lalu tiba tiba pria itu memberikan sebuah ponsel kepadanya “lah apa ini mas, gak usah saya ikhlas bantu kamu kok” warti langsung menolaknya karena ia merasa tidak enak hati baru juga membantu sudah di beri balasan.

“mbak ini ponsel bagus banget, pasti berguna untuk mbak” kata pria itu meyakin kan namun kepala warti langsung menggeleng “saya masih punya ini mas hehehe” sahut warti lalu menunjukan ponsel jadulnya sehingga pria itu tersenyum “mbak sebenarnya saya punya banyak ponsel bagus, tapi saya gak bisa menggunakannya semua jadi saya mau memberikannya kepadamu. Karena kamu baik” warti tampak tertegun saat mendengar perkataan pria itu dan ia pun akhirnya mengangguk samar.

“tapi emang gak apa apa mas?” tanya Warti.

“hehehe jangan kuatir mbak, ponsel ini sangat bagus karena bisa bikin embak cepat kaya?” jawab sang pria ramah.

“eh..” tentu warti terkejut dan pria itu tahu sehingga ia tersenyum “kamu terlihat masih muda, aku akan berikan yang ini karena ini adalah ponsel paling tinggi levelnya jadi kalo kau bisa memenangkan misi yang di berikan. Akan mendapat banyak imbalan uang..” setelah itu pria tersebut memberikan ponsel berwarna biru langit itu kepada warti yang terlihat kikuk karena belum bisa mencerna semua perkataan yang di lontarkan kepada nya tadi “tapi uang yang di dapat halal kan mas?” Tanya warti terdengar menohok itu yang membuat pria itu tertawa kecil.

“hehehe ya pasti halal mbak, ini ponsel ajaib dengan sistem pemandu di dalamnya ada berbagai misi penting kalo kau bisa menyelesaikannya maka kau akan mendapatkan uang yang banyak sebagai hadiahnya” jawab sang pria.

“ah begitu, tapi tunggu kenapa kamu kasihkan ini kepadaku bukan kan kau bakal membutuhkannya juga?” sahut Warti.

“aku sudah pernah memainkannya, dan aku udah dapat uang banyak sekali. Jadi sekarang aku mau pensiun dan hanya memainkan system game di ponsel lainnya yang lebih mudah..” kata sang pria memberikan alasannya.

“ya udah makasih ya mas..” kata warti yang membuat pria itu kembali tersenyum lalu tiba tiba ia melangkah lebih dekat yang membuat warti reflek melangkah mundur “jangan takut, aku hanya ingin tahu siapa namamu?” Tanya pria itu yang membuat warti menatapnya “wartiyah, kalo kamu siapa namanya mas?” Tanya balik warti ia sudah tidak se gugup tadi “nama ku Justin, senang bertemu dengan mu” selesai mengatakan itu pria bernama Justin itu melangkah mundur lalu tersenyum “semoga hari hari mu menyenangkan setelah ini, dan ingat lah terus namaku ya? Sampai jumpa lagi..” pinta Justin setelah itu ia pun melangkah kakinya meninggalkan warti yang masih bengong itu.

“deg” mata warti langsung membelalak, jantungnya masih berdegup kencang “ah ya allah aku kenapa ini, masa iya aku suka sama dia?” warti tampak ling lung untuk sesaat karena saat ia menatap wajah pria bernama Justin lebih dekat terlihat jelas betapa tampannya pria tersebut “ah udah lah yang penting, makan dulu terus besok mulai cari kerja lah udah malam juga sekarang. Aku nginep di masjid aja deh..” setelah memasukan ponsel miliknya dan ponsel yang di berikan kepada Justin tadi warti pun segera membeli makanan di sebrang jalan sana.

Ponsel ajaib 2

Perlahan warti membuka kedua matanya saat sayup sayup terdengar lantunan suara azan menggema di telinga nya “udah azan, hah.. sakit semua badan ku” kata warti lalu meregangkan tubuhnya yang terasa kaku dan linu karena ia tidur hanya beralaskan ambal dan sajadah. Setelah selesai mengumpulkan nyawa warti langsung bergegas untuk mandi dan sekaligus berwudhu.

“untung kamar mandinya bersih” warti senang karena ia bisa membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian dengan nyaman lalu ia pun ikut melaksanakan solat berjama ah “ya allah, aku mohon tolong lindungi aku di kota ini. Dan bantulah supaya aku bisa cepat dapat kerja biar gak tinggal di masjid lagi dan biar bisa meringankan beban kedua orang tua ku. Aamiin” ya itulah doa yang warti panjatkan kepada tuhannya penuh pengharapan juga rasa berserah diri lalu warti segera melipat mukenanya dan ia pun keluar dari masjid.

“adek kamu semalam tidur di masjid?” Tanya seorang pria tua yang tiba tiba menghampiri warti “eh iya pak, karena saya belum punya tempat tinggal jadi nginep di sini. Tapi gak apa apa kan pak?” jawab warti jujur “oh begitu, iya gak apa apa. Emang kamu dari mana?” Tanya pria tua itu “saya dari lampung barat pak, ini saya mau cari kerja dulu ya pak” jawab warti sopan “oh iya hati hati, nanti kalo kamu belum dapat tempat tinggal bilang ke saya ya. Insya allah akan saya bantu” pinta pria tua itu yang mendapat anggukan kepala warti “terimakasih banyak pak” setelah mengatakan itu warti pun hendak melangkah kan kakinya namun ia urungkan.

“pak saya nitip koper ini boleh gak?” kata Warti kepada sang penjaga masjid.

“iya gak papa, tarok aja di dalam masjid insya allah aman” jawabnya, warti langsung manggut manggut lalu ia tersenyum senang “terimakasih banyak pak” setelah itu warti kembali masuk dan saat ia mengambil kedua ponselnya “selamat pagi, nona cantik” tentu warti tersentak kaget saat mendengar suara datar namun terdengar imut itu.

“lah gak ada siapa siapa? Sapa yang nyapa?” warti tampak ngeri sendiri karena hanya ia seorang di sini namun mendengar suara itu “aku disini nona” katanya lagi yang membuat warti menatap ke bawah terlihat ponsel yang di berikan Justin menyala dan di layarnya ada gambar mata, hidung, mulut yang imut.

“kau.. kau bisa bicara?” tanya Warti, ia terkejut.

“tentu saja karena aku adalah System pemandu kekayaan, jadi aku akan bicara kepada tuan ku yang akan menyelesaikan misi hari ini” jawab Si ponsel. Warti melongo, otaknya ngelag sesaat saat ia merasa heran tapi juga terkejut dengan benda pipih ini “nona namamu siapa?” Tanya nya lagi yang membuat warti sadar kembali lalu ia menatap ponsel pintar itu “wartiyah, hp pinter kau beneran bisa hasilkan uang?” Tanya warti tampak ia ingin menjitak kepalanya sendiri karena merasa gila bicara dengan ponsel ini.

“oke aku panggil nona war saja, tapi nona aku bukan penghasil uang. Aku Cuma alat yang bisa membantumu mendapatkan banyak uang, jadi apa kau siap aku pandu untuk mendapatkannya?” jelas si ponsel.

“siap sih, tapi berapa dan harus apa?” tanya Warti sedikit ragu.

“di konfirmasi. Namaku adalah SP kau panggil aku SP jangan hp pinter terlalu kudet..” kata Ponsel ajaib bernama SP itu.

“oke, SP sekarang jelaskan?” pinta warti meski terdengar gila, ia berusaha mempercayai ponsel pintar ini “nona hari ini adalah hari pertama mu, jadi kita masih berada di level satu. Misi jika terselesaikan akan mendapatkan hadiah uang 100jt” tentu warti melongo mendengarnya, namun ia segera menganggukkan kepalanya “oke aku mau, tapi kalo kau bohong aku banting kamu sampai hancur” ancam warti sehingga SP tersenyum seolah ia juga bisa mengekspresikan banyak perasaan seperti manusia.

“nona war tenang saja, oke mari kita lihat lokasinya” tiba tiba di dalam layar SP itu muncul sebuah tempat yang di penuhi zombie dan banyak manusia yang harus di selamatkan dari tempat terisolasi itu “ya ini apa?” Tanya warti tidak mengerti, ia juga sedikit ngeri melihat wajah menyeramkan para zombie itu “misi anda sudah terkonfirmasi nona. Harus membunuh 100 zombie dan menyelamatkan warga desa, lokasinya ada di daerah kota gajah” jawab SP yang membuat warti melongo “hah, maksudmu aku harus membunuh para zombie itu dan menyelamatkan warga. Berarti kota ini berbahaya dong?” Tanya warti ia malah panik sendiri dan memikirkan hal yang tidak tidak.

“nona, ini hanya sistem permainan jadi tidak terjadi di dunia nyata, hanya saja portal game terbuka di tempat itu. Dan kita harus bergegas pergi sebelum misi berakhir dan anda tidak dapat hadiahnya” jelas SP.

“oh gitu, tapi tunggu aku bahkan gak tahu di mana tempat itu?” kata Warti bingung.

“motor mu sudah menunggu di luar nona” sahut SP mengejutkan.

“hah..” sehingga kalimat itu keluar dari mulut Warti.

“nona jangan hah heh mulu, buruan kita haru pergi ayo..” pinta SP.

“ta tapi, oke baiklah” warti yang tampak linglung itu langsung bergegas keluar dari masjid dan benar saja ada sebuah motor keren terparkir di sana “naiklah nona, aku yang akan mengemudikannya” pinta SP yang langsung di turuti oleh warti “Brem” dan benar saja ia setelah menaiki motor itu langsung berjalan sendiri sehingga membuat warti terkagum kagum namun juga ketakutan secara bersamaan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!