Prologe
Raihan Anggara.
Salsa
********
Isak tangis memenuhi kediaman keluarga Anggara, putra sulung Hendra Anggara, seluruh keluarga sangat terpukul atas kepergian Alex yang sangat mendadak.
Seluruh keluarga besar masih berkumpul di rumah Alex untuk menghadiri pernikahan nya dengan salsa, sebelumnya seperti sebuah mimpi indah saat kebahagiaan mengiringi acara saklar mereka di atas pelaminan, tapi hanya beberapa jam kemudian mimpi buruk meliputi keluarga ini.
"Pa.... jangan biarin Alex pergi....jangan biarin dia ninggalin kita, Pa...." Ujar ibu Intan, mamanya Alex.
Dengan isak tangisnya Ibu Intan memeluk suaminya, keduanya duduk di samping jasad putra mereka yang sudah terbujur kaku tak bernyawa, dengan kondisi yang lemah tak berdaya. Kehilangan Alex adalah pukulan yang terberat bagi mereka.
Mengingat Alex adalah harapan terbesar mereka, Alex adalah sosok yang tak tergantikan di hati mereka, dia adalah putra yang sangat berbakti dan menyayangi keluarganya terutama kedua orang tuanya, sosok yang penyayang itu lah yang ada di ingatan semua orang tentang dirinya.
"Bawa Alex kembali, Mama mau Alex kembali, Pa....."
"Ma, jangan seperti ini, Alex akan sangat bersedih melihat kondisi Mama seperti ini". ucap suaminya coba menenangkan sang istri.
Tuan Hendra memeluk istrinya dengan erat, dia harus bersikap lebih tegar karena dia harus menjadi kekuatan bagi istrinya, walau ia sama terpukul dan kehilangan nya seperti sang istri.
"Alex bangun, Sayang, kamu gak bisa ninggalin mama kayak gini."
"Kamu gak boleh ninggalin Salsa begitu saja, nak". Kata ibu Intan sambil membelai wajah Alex yang sudah sangat kaku.
"Bukankah kamu udah janji sama Mama akan selalu jagain Mama dan Papa juga adik kamu, dan sekarang ada Salsa, Sayang, apa yang harus Mama lakukan pada gadis malang itu nak !".
"Tadi kamu janji sama Mama cuma mau pergi bulan madu dan akan segera pulang, jadi buka matamu, Sayang, lihat Mama Lex. Kamu selalu menuruti kata-kata Mama kan Sayang." Tak henti-hentinya sang Mama terus meminta Alex untuk kembali.
"Lex! Alex...?" teriak ibu Intan hingga akhirnya ia jatuh pingsan karena sudah tidak mampu lagi menahan kepedihan yang ia rasakan.
Tuan Hendra langsung mengangkat sang istri dan menidurkannya di dalam kamar. Ia membelai wajah istrinya dan berkata.
"Kita tidak bisa melawan takdir, Sayang, Papa juga tidak rela dengan kepergian Alex, tapi apa yang bisa kita lakukan jika tuhan berkehendak lain"
Setelah mengatakan itu ia pergi meninggalkan istrinya lalu kembali ke samping jasad Alex.
"Lex, apa yang harus, Papa lakukan nak! apa yang harus Papa katakan pada Salsa saat dia sadar nanti."
"Bagai mana anak itu akan menjalani kehidupan nya setelah kepergian mu, Lex ?". Ucap Papanya.
"Dengan cara apa Papa harus menyelamatkannya dan melindunginya ! nak?"
"Pa,!" suara Raihan memanggilnya, tuan Hendra langsung menoleh kebelakang dan melihat putra bungsu nya itu sudah berdiri di hadapannya.
Raihan langsung mendekati Papanya dan memeluknya. Saat pernikahan Alex, Raihan masih berada di dalam pesawat, dia tidak bisa pulang tepat waktu karena urusan studinya di luar Negeri.
Saat dia tiba di bandara dia langsung di kabari oleh seorang kerabatnya atas apa yang terjadi pada Alex.
Alex adalah sosok yang luar biasa bagi Raihan, seorang kakak yang tidak pernah bersikap tidak adil padanya, yang sangat menyayanginya, yang rela melakukan apa pun untuknya, karena itu Raihan juga akan melakukan apa pun untuk Alex termasuk merelakan wanita yang ia cintai.
.
.
.
.
BERSAMBUNG.....
"Rai, kamu udah pulang nak !" ujar Papanya.
Raihan menganggukkan kepalanya pelan, setelah melepaskan pelukannya Raihan langsung duduk di samping jasad Alex.
Raihan menutup matanya, dia menahan air matanya agar tak menetes, tak ada kata-kata yang mampu di ucapkan. kepedihan itu sungguh tak sanggup di ungkapkan nya. Walau terasa begitu menyiksa Raihan mencoba untuk bertahan demi orang-orang yang dicintainya.
"Mama dimana Pa!" tanya raihan pada Papanya.
Karena sejak tadi dia tidak melihat keberadaan Mamanya, sosok yang sangat di khawatirkan nya sepanjang perjalanan pulang ke rumah.
"Mamamu ada di kamar, Rai" Beritahu Papanya.
Raihan langsung menghampiri Mama nya, dia melihat Mamanya yang sedang tertidur, dia melihat kondisi wanita terkasihnya itu begitu lemah tak berdaya. Membuat air matanya tak terbendung lagi.
Ia menggenggam tangan Mamanya.
"maafin Rai, Ma! karena terlambat kembali" Ujarnya sambil mencium tangan Mamanya berkali-kali.
"Rai...." panggil Mamanya
"Ma... Rai disni."
"Rai, kakak kamu, kakak kamu Alex "
"Ia Ma, Rai tau." kata Raihan yang langsung memeluk Mamanya.
"Raihan, Alex, apa yang harus Mama lakukan tampa Alex, Rai !" kata Mama dengan isak tangisnya yang begitu pilu.
"Ma, Rai mohon demi Alex, Mama harus kuat, Alex paling gak sanggup liat Mama nangis kan ! jadi Rai mohon demi Alex, kita harus bertahan Ma" kata Raihan tanpa melepaskan pelukannya.
"Raihan janji, akan selalu ada buat Mama, Rai akan gantiin Alex buat jagain Mama, jadi Rai mohon Ma. " Raihan mencoba menenangkan Mamanya.
Raihan mengambilkan segelas air yang ada di atas meja kecil di sudut tempat tidur, dan memberikan kepada mamanya.
"Rai, Salsa, apa yang harus kita lakukan ! bagaimana anak itu akan bertahan hidup, Sayang!" Ujar Mamanya.
"Rai akan urus itu Ma, Mama jangan khawatir." ia berusaha mengatakan apa pun yang bisa membuat mama nya lebih baik.
Pemakaman pun selesai dilakukan di iringi isak tangis dari seluruh keluarga.
"Lex, Papa janji akan menjaga Salsa dengan baik, apa pun akan Papa lakukan untuk nya, jadi kamu bisa istirahat dengan tenang disana, Nak." kata Papanya yg terduduk di samping makam Alex.
Mamanya sudah tak mampu berkata-kata selain menangis, walau sudah sangat lemah tak berdaya namun dia berusaha kuat agar tetap bisa mengantar kepergian putra tercintanya ketempat peristirahatan terakhirnya.
Ia menggunakan tubuh Raihan sebagai topangan, berkali-kali Raihan mengecup kening Mamanya.
'Lex, aku janji sama kamu, aku akan menjaga dan menyayangi semua orang-orang yang kamu cintai selama ini. ' Batin Raihan
'Apa pun akan aku lakukan untuk bisa membuat mereka tersenyum lagi, itu janjiku padamu.'
Semua orang sudah kembali ke rumah, Raihan memapah Mamanya masuk ke dalam kamar dan membantunya untuk istirahat.
"Rai," Mamanya menghentikan langkah Raihan yang sudah hampir beranjak dari sampingnya.
"Iya, Ma. " Raihan duduk kembali di samping Mamanya dan menggenggam tangannya.
"Mama mohon jangan tinggalin Mama, Nak. " katanya yang akhirnya kembali terisak, air matanya seakan tak pernah habis yang terus saja mengalir.
"Rai nggak akan ninggalin Mama , Raihan janji Ma."
"Jangan pergi dari samping Mama walau hanya sedetik, Mama mohon." mohon ibu Intan menggenggam erat tangan Raihan.
"Mama cuma punya kamu saja sekarang, kalau Mama harus kehilangan Raihan juga Mama..."
"Ma..."
"Mama, mama nggak akan bisa bertahan hidup lagi, Sayang". Kepedihan terlihat jelas dari suara tangisan sang Mama.
Raihan langsung memeluknya lagi, Raihan perlahan melepaskan pelukannya lalu mengusap air mata wanita terkasihnya itu dengan lembut.
"Raihan janji Ma, Raihan akan selalu ada buat Mama. Jadi Raihan mohon berhentilah menangis dan istirahatlah. " ujarnya.
"Rai disini, hmm...."
.
.
.
.
BERSAMBUNG....
Setelah mama nya tertidur Raihan keluar meniggalkan Mamanya, Raihan mencari keberadaan Papanya, dan menemukannya di kamar Alex.
Disana Papanya sedang memandang poto yang terpajang di dalam kamar Alex, poto pernikahan kakaknya dan Salsa.
"Pa..." Raihan menepuk bahu Papanya, dan refleks sang Papa langsung mengusap kedua matanya.
"Papa tau Rai, Papa harus tegar agar bisa menjaga Mama kamu dan kalian semua." Ujar tuan Hendra.
"Papa harus bisa memastikan untuk membahagiakan kedua wanita yang sangat dicintai oleh kaka kamu Alex." ujarnya dengan suara yang sudah terdengar lelah.
"Pa..."
"Papa bisa mengandalkan Rai mulia sekarang, Rai juga akan menjaga mereka berdua." ucapnya mencoba memberikan dukungan pada Papanya.
Papanya berbalik dan menatapnya seperti sedang mengisaratkan sesuatu.
"Lakukan satu hal saja untuk Papa, Nak ! Papa tau ini terdengar mustahil dan berat bagimu untuk menyetujui permohonan Papa." ujar tuan Hendra.
" Bicaralah, Pa!"
"Menikah lah dengan Salsa, nak. " Kalimat yang papanya utarakan membuat mata Raihan terbelalak karena terkejut dengan apa yang baru saja di dengarnya.
"Pa.."
"Apa yang papa katakan?"
"itu mustahil, bagai mana Rai bisa melakukan itu... Salsa itu istri Alex, Pa..."
"wanita yang paling di cintai Alex, Papa !" kata Raihan dengan suara sedikit meninggi.
" Tapi kaka kamu baru saja pergi dari kehidupan Salsa dan kita untuk selamanya, Nak". balas Papanya menyadarkan sang putra.
"Salsa itu adalah hidup Alex, Pa. " tambahnya
" Papa tau, karena itu Papa minta kamu untuk menikahinya, Alex sudah nggak ada Raihan !"
"Cobalah untuk mengerti, Nak. Papa juga terpaksa memintamu melakukan ini."
" Tapi, Pa !" Raihan merasa berat menerima usulan Papanya.
"Cuma kamu yang bisa menyelamat kan gadis malang itu, Sayang."
"Papa juga yakin Alex akan lebih tenang kalau kamu yang menjaga Salsa, dan menggantikan posisinya untuk membahagiakannya. " Ujar Papanya tetap menunggu jawaban dari putranya
" Pa.... "
"Papa mohon, Rai. Papa butuh kamu, gadis malang itu tidak akan sanggup bertahan hidup kalau tau apa yang terjadi pada kaka kamu saat dia sadar nanti." Ia tidak memberi kesempatan pada Raihan untuk menolak apa pun yang terjadi ia akan membuat putranya itu setuju.
" Jadi bantu Papa untuk menyelamatkannya, Nak !"
Papanya hampir mengangkat kedua tangan nya untuk memohon pada Raihan, agar setuju dengan permintaanya, dengan sigap ia sudah menghentikan Papanya,
" Papa mohon nak, papa udah janji sama Alex bahwa Papa akan memastikan kalau Salsa akan hidup dengan baik walau tanpa dirinya disisinya."
Karena tidak sanggup melihat Sang Papa terus memohon padanya, walau menurutnya hal ini salah, namun akhirnya ia menyetujui usulan itu.
" Baik Pa, Raihan akan melakukannya, Raihan akan menikahi salsa."
*****
Sudah tiga hari sejak kepergian alex, dan Salsa yang masih terbaring di rumah sakit belum juga sadarkan diri.
Pada malam pemakaman Alex, Raihan menyempatkan diri untuk menjenguk Salsa di rumah sakit walau hanya satu jam dia bisa berada disana.
Dia harus cepat pulang kerumahnya karena dia juga belum bisa terlalu lama meninggalkan Mamanya, yang keadaannya juga masih tak stabil.
Hari kedua pun ia datang kembali ke rumah sakit untuk melihat keadaan Salsa, tapi tetap belum ada perubahan.
Pagi ini Raihan datang bersama Papanya, sebelumnya beliau belum punya kesempatan untuk datang menjenguk menantunya itu, dan hanya meminta Raihan yang pergi.
Di luar kamar rawat Salsa, terlihat kedua orang tua Salsa, TuanAnton dan ibu Patimah yang sejak awal terus setia menjaga putri tercinta mereka.
"Selamat pagi om, tante!" sapa Raihan pada kedua orang tua Salsa yang merupakan Sahabat karib orang tuanya.
" Pagi, nak Raihan " jawab keduanya kompak.
" Pagi, Ton, maaf Ton aku baru bisa datang hari ini " kata papanya Raihan.
"Nggak masalah, Hend, aku bisa ngerti kok. " kata tuan Anton.
" Karena kondisi Intan yang masih sangat lemah membuatku belum bisa ninggalin dia." ujar tuan Hendra coba memberi penjelasan pada sahabat baiknya itu.
Hubungan Anton dan Hendra sudah terjalin dengan sangat baik sejak mereka masih remaja, bisa di bilang sudah seperti keluarga.
Jadi tidak heran kalau anak anak mereka pun berhubungan baik dan bersahabat.
.
.
.
.
BERSAMBUNG....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!