NovelToon NovelToon

Om itu suamiku

Sarangheo Oppa

" Panas gini sih ah.... Bisa-bisa kulit mulus Risa item ini!! Nggak bagus lah ini. " keluh seorang gadis bernama Arisa, nama lengkapnya Polaris Amalthea Prasetya. Cakep kan namanya? Tapi , kelakuannya tidak secantik namanya.

Arisa terlihat mengibas-ngibaskan telapak tangannya ke kiri dan ke kanan berusaha menciptakan angin samaran. Karena angin yang tercipta tidak sesejuk mentari, Arisa menyingkap kerudung yang menjuntai di bagian depannya, hingga terangkat ke atas.

" Panas cuy.... Halo, wahai para penghuni ne raka jahanim.... Apa kabar kalian di sana?? Gue yang masih nginjek bumi aja panas gilak gini!! " cerocosnya sambil mendongak dan menatap ke langit yang silau.

" Astaghfirullah.... Gue sih ogah kalau di tawarin ikut sama kalian. " lanjutnya masih berceloteh.

" Hih, kesambet loe penunggu pohon palawija loe? " suara temannya mengejutkan Arisa yang masih menatap ke langit sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

" Dasar sohib lucknut!! " bentaknya. " Loe tuh penunggunya. Datang nggak di undang, pulang ogah nganter. " manyunnya.

" Hahahaha..... " si sohib lucknut malah terbahak.

" Nah, kan ... Loe yang kesambit. " Ujar Arisa sambil menunjuk sahabatnya yang masih berdiri di hadapannya.

Lalu sang sahabat duduk di sebelahnya sambil merangkul pundak Arisa.

" Kagak usah pake ngerangkul gini. Gerah nih! " ujar Arisa sambil menepis tangan sahabatnya.

" Ck! Numpang naruh tangan doang, Sa. Pegel tangan gue. " dasar sahabat lucknut emang. Di kata pundak Arisa meja? Yang bisa di pakai buat nopang tangan kalau capek.

Blugh

Arisa merendahkan pundaknya, hingga tangan sahabatnya itu terjatuh ke tanah.

" E lah. Pelit amat sih neng. Cantik-cantik tuh jangan suka pelit. Entar cantiknya ilang. Kagak ada yang mau sama e loe. Kecuali gue. " ucap sahabatnya sambil menaik turunkan kedua alisnya.

" Gue nya yang ogah! " sarkas Arisa. " Asal loe inget ya. Gue tuh udah punya cowok. The most wanted nya sekolah ini. " ucapnya jumawa.

" Ck! Loe beneran jadian sama si Meler? " tanya sahabatnya.

" Miler, Toyiiiibbbb... Bukan Meler! " sengak Arisa.

" Beda sehuruf doang. " jawab Toyib eh Santo atau lebih tepatnya Susanto Putro.

" Sehuruf, tapi maknanya jadi beda! Dasar Toyib! " sarkas Arisa sambil menggeplak kepala Santo.

" Tuh, loe juga suka manggil gue Toyib. Nama gue Susanto Putro, honey. Darimana nya bisa di panggil Toyib. Di kata gue bang Toyib? " Santo tidak terima di panggil Toyib.

" Ya kan loe emang mirip bang Toyib. Yang nggak pulang-pulang. Sampai emak loe nyariin tuh loe di kost an. " balas Arisa dengan senyuman mengejek.

" Lama-lama gue cip ox juga loe. " gumam Santo.

" Berani loe? " tantang Arisa sambil berkacak pinggang.

" Awas loe!! " ancam Santo yang kini langsung mengamit leher Arisa hingga Arisa menempel di tubuhnya.

" SUSANTO!!!! " pekik Arisa. " Awas berani loe macem-macem sama gue. Gue pensiunin dini loe jadi sohib gue!!!! " teriaknya.

" Ogah bibir gue di perawanin sama eloe Santo!! " lanjutnya sambil berusaha melepas tangan Santo.

" Yakin, bibir loe masih perawan? " tanya Santo sambil menatap Arisa dalam.

" Yakinlah. Orang gue yang punya bibir. Ya gue lah yang paling tahu. " jawab Arisa sambil membalas tatapan Santo.

" Miler bukan laki-laki baik-baik. " ucap Santo masih sambil menatap lekat Arisa. Ia memang sangat peduli dengan sahabatnya ini.

" Apaan sih loe? " ujar Arisa sambil mengalihkan pandangannya.

" Jangan cuma karena loe pengen di anggap most wanted juga terus loe bakalan mau di apa-apain sama dia. " ujar Santo serius.

" Ya nggak lah. Gue bisa kok jaga diri. Dan selama gue jadian sama Miler, dia baik kok. Nggak kayak yang di omongin orang-orang. Dia ngormatin gue. Nggak pernah minta yang macem-macem. " jawab Arisa.

" Yang penting loe hati-hati Sa. Gue udah ngingetin eloe ya. " Santo melepas rangkulan tangannya di leher Arisa. Ia menoleh ke samping.

Dari kejauhan, nampak seorang gadis berlari ke arah mereka sambil mengangkat rok seragam panjangnya ke atas.

" Yuhuuuuu.... Wahai para calon penghuni yang panas-panas di akherat.... " pekiknya dari kejauhan sambil melambaikan tangan kanannya.

" Ck! Duo sara vv ngumpul deh. " gerutu Santo.

" Muka loe kenapa San? Nggak suka banget lihat bidadari datang? " ujar Kaila, sahabat Arisa yang lain.

" Bidadari nyungsep? " sahut Santo.

" Bidadari surgamu. " jawab Kaila sambil tersenyum manis.

" Bidadari nera ka iya. " sengak Santo.

" Dih, si Susan mah sukanya gitu. Nggak pren lah. " sahut Kaila.

" Ck. Kenapa sih loe berdua suka banget ganti-ganti nama orang? Yang suka manggil Toyib, yang satu Susan? Di kira gue bonekanya kak Ria Enes? " gerutu Santo.

" Lah, nama loe Santo kan? Kalau gue panggil To doang kan nggak enak di dengernya. Nah, kalau To-yib, baru deh enak di dengernya. " sahut Arisa.

" Bener banget tuh. Kalau gue panggil loe Susan, kan nama loe Susanto. Arisa bagian To nya. Gue bagian Susan nya. Komplit kan? " sahut Kaila.

" Eh, loe berdua bisa nggak sih, pakai jilbabnya yang bener? Nih, yang atu, depannya di buka gitu. Yang atu nya belakangnya yang di buka. " ujar Santo menunjuk penampilan sahabatnya satu-satu.

" Panas lah To...Ini nih roman-romannya ne raka bocor deh. Panas banget sumpah! " ujar Kaila.

" Kalian berdua nih salah satunya yang bikin ne raka bocor. " sahut Santo yang langsung mendapat geplakan dari sisi kanan dan sisi kiri bersamaan.

" Maksud loe?? " Arisa menatap nyalang ke Santo.

" Nih ya loe berdua dengerin gue. Sekolah kita nyuruh siswinya pakai rok panjang sama jilbab, biar apa coba? Biar nutupin aurat. Nah, loe berdua apa kabar? " sengit Santo.

" Kabar gue baik lah San. Cuma sekarang gue auss... Sumpah deh. Kalau loe nyeramahin kita-kita, yang ada kita-kitanya makin haus." sahut Kaila.

" Nah, bener tuh apa yang Kaila bilang. Mendingan loe beliin deh kita berdua es cincau yang depan ono. " timpal Arisa sambil mengarahkan dagunya ke gerbang sekolah.

" Iyalah, Susanto tuh yang paling ganteng di antara kita berdua. Iya kan, Sa? " Kaila menambahi lagi.

" Ah, loe berdua dasar! Jelas lah gue yang paling ganteng, orang gue laki sendiri di antara eloe ka crut berdua. Masak loe punya jakun? "

" Ayolah To... Beliin. Uang saku gue udah habis. "

" Gue juga. "

" Jadi ceritanya loe berdua mau malak gue, gitu? " protes Santo.

" Ya kan loe bang Toyib nya kita. Loe nggak pulang-pulang. Berarti banyak duit dong. " sahut Arisa.

" Loe kenapa nggak minta si Meler buat jajanin eloe kalau duit loe abis? " ujar Santo. " Di kata gue bagian keuangan loe berdua. "

" Ih, Santo ih. Nggak asyik lah. Kalau gue minta Miler, gengsi lah. Masak jadian baru dua minggu udah minta di jajanin. Di kira entar gue cewek matre lagi. " sahut Arisa sambil memanyunkan bibirnya.

" Ck! Pantesan si Ori males sekolah di sini barengan eloe. " ketus Santo. Tapi tak urung, laki-laki itu berdiri untuk membelikan apa yang dia gadisnya minta tadi

" Santo!!! " panggil Kaila.

Santo menoleh ke belakang. " Sarangheo Oppa!!! " teriak Arisa dan Kaila bersamaan sambil menautkan jari jempol dan telunjuknya membentuk hati ke Santo dan tak lupa, kekehan mampir melipir di bibir dia gadis itu.

bersambung

Hai... Hai ... welcome on my new novel yah... seperti janji othor... Othor bikinin lapak sendiri buat Roy daaaannn ..... siapa yah enaknya?????

Check it out aja dehhh.....

jangan lupa, buka ceritaku ini, klik subscribe, like juga jangan kelupaan....

Mata juling

Pagi hari yang cerah. Tapi seorang laki-laki selalu terlihat diam. Tidak secerah mentari pagi. Apalagi hatinya yang selalu terlihat mendung. Bagaimana tidak mendung, jika cinta pertamanya harus menjadi adik tirinya, bahkan saat ini, cinta pertamanya itu telah menjadi seorang istri bagi bawahannya di kantor.

Roy Aditama nama laki-laki itu. Hidup berkecukupan. Meskipun sudah tidak memiliki ayah kandung, tapi beruntung baginya karena saat ia baru menginjak dewasa, ibunya di peristri oleh seorang laki-laki India dengan kekayaan yang melimpah.

Meskipun mempunyai seorang ayah tiri yang menyayanginya, bahkan menganggapnya seperti anaknya sendiri, tak serta merta membuat seorang Roy Aditama hidup semaunya dan hanya mengandalkan kekayaan ayah tirinya itu.

Saat ini dirinya memang memegang jabatan penting di perusahaan ayah tirinya. Posisi seorang CEO lebih tepatnya. Tapi dirinya hanya mengiyakan tawaran ayah tirinya untuk menjaga posisi adik tirinya kelak. Karena posisinya sekarang itu adalah hak adik tirinya, bukan haknya.

Roy sebenarnya memiliki usaha sendiri. Ia memiliki beberapa restoran, franchise makanan cepat saji, juga usaha travel. Ia merintis usahanya sendiri semenjak ia masih kuliah. Memang, pada awalnya, ayah tirinya yang memberikan modal. Modal yang tidak seberapa untuk ukuran seorang Manoj Rakesh pemilik rumah produksi terbesar di Indonesia juga beberapa usaha lain yang juga tak kalah besarnya.

Pertama kali, Roy membuka usaha warung makan dan cafe. Dengan telaten, ia merintis usaha tersebut. Hingga kini, modal yang ayah tirinya berikan itu sudah berlipat jumlahnya. Sebenarnya Roy sudah pernah mengembalikan modal yang tuan Manoj berikan. Tapi dengan gamblang tuan Manoj menolaknya.

Kembali Roy mengusap wajahnya kasar dan menghela nafas beratnya. Bukan karena pekerjaannya yang terlalu banyak. Tapi Roy selalu merasa lelah kala mengingat cinta pertamanya.

Adik tirinya yang diam-diam ia cintai semenjak ia masih duduk di bangku kelas 1 menengah atas. Dan adik tirinya itu berada di kelas 2 menengah pertama.

Terkadang hati Roy masih belum bisa menerima kenyataan bahwa adik tirinya itu telah memiliki suami sekarang. Ia sebenarnya sudah berusaha untuk ikhlas dan melepas. Tapi tetap saja kadang hatinya sakit melihat adik tirinya bersama laki-laki lain.

Tok.. Tok .... Tok ....

Sebuah ketukan di pintu membuyarkan lamunan Roy.

" Masuk. " ucapnya.

Ceklek

Pintu ruangan terbuka dari luar. Seorang gadis berparas manis dengan kulit kuning agak kecoklatan, rambut yang bergelombang dan ia biarkan tergerai dengan aksen warna kecoklatan.

Gadis berpakaian setelan, rok mini ketat di atas lutut, sebuah kemeja berkerah lebar dengan tali menjuntai, tapi beberapa kancing atasnya ia biarkan terbuka beberapa hingga memperlihatkan sembulan menantang dari dalam sana. Kemeja putih yang ia kenakan bermodel press body.

Ia berjalan berlenggak lenggok menuju meja Roy dengan senyuman manis di bibirnya.

Sebenarnya Roy malas dengan kehadiran sekretaris nya itu. Tapi mau tidak mau, ia harus menerimanya karena tidak ada yang lebih bagus kinerjanya di banding gadis itu. Gadis bernama Joice Pratiwi.

" Selamat pagi tuan. " sapa Joice.

" Pagi. " jawab Roy tanpa melihat ke arah Joice.

" Ada beberapa berkas yang harus anda tanda tangani tuan. " ucap Joice sambil merapat ke meja Roy.

Terlihat sekali jika sekretaris Roy itu sedang menarik perhatian sang bos. Dari gesture tubuhnya juga senyumannya. Joice tahu jika bosnya itu adalah lelaki single yang belum menikah.

Pertama kali ia bertemu, ia langsung tertarik dengan lelaki itu. Roy, mempunyai tubuh yang kekar dan atletis. Bisa di bayangkan oleh Joice, jika di balik jas dan kemeja yang di kenakan bosnya pasti terdapat otot-otot perut yang sek si, juga dada bidang yang bisa membuat kaum hawa sepertinya panas dingin.

Selain bertubuh atletis, Roy juga mempunyai wajah yang tampan. Rahang yang tegas dengan bulu-bulu tipis yang menghiasinya. Sorot mata yang tajam bak elang mempunyai nilai plus tersendiri.

" Apa kamu tidak mempunyai baju yang lebih enak di lihat? " tanya Roy sambil mengambil dan membuka berkas-berkas yang di bawa Joice tadi.

Joice menatap penampilannya, lalu tersenyum dengan senang. Menandakan jika hatinya tengah berbunga. Sepertinya sang bos tertarik dengannya.

" Jika tuan mau dan mengijinkan, saya punya stok baju yang lebih memikat dan sek si daripada ini. " jawab Joice.

" Kau mau membuat kantorku menjadi klub malam dengan berpakaian sek si? " sahut Roy tanpa mau melihat ke arah Joice.

" Lebih baik kamu ganti baju-baju kamu dengan baju yang tidak kekurangan bahan seperti itu. Apa gaji yang saya berikan kurang? Hingga kamu hanya mampu membeli baju kurang bahan seperti itu. " lanjutnya tanpa memberi kesempatan Joice untuk menjawab. Dan mulut Joice terbuka menganga kala mendengar pendapat dari bos-nya.

" Oh tuan. Baju sek si begini bukan karena harganya murah. Baju-baju seperti ini harganya jauh lebih mahal daripada baju-baju yang tertutup. " protes Joice.

" Bagus. Kalau begitu beli baju yang lebih murah saja. Jadi kamu masih bisa menabung dari gaji bulananmu. Jangan habiskan gaji kamu hanya untuk membeli baju yang membuat mata juling. " sahut Roy.

" Jangan membuat mataku sakit dengan baju-baju yang kamu kenakan. " lanjutnya. " Dan satu lagi, saya tidak mau image perusahaan keluarga saya menjadi buruk hanya karena pegawainya yang tidak becus memilih pakaian. "

Ha!!! Mulut Joice semakin menganga saja. Sepertinya sang bos tidak mengerti fashion. Justru para klien akan suka melihat yang sek soy dan bo hay begini saat sedang membicarakan kontrak kerja.

" Katakan, apa jadwalku setelah ini? " tanya Roy kala ia telah selesai menandatangani beberapa berkas.

Joice menghela nafas kasar. Memang bos tidak tahu di untung. Di kasih ikan segar malah bilang matanya juling. Huh!! cebik Joice.

" Ada jadwal ketemu klien jam 11 siang ini di restoran X di mall Y, tuan. Klien dari perusahaan JW. " jawab Joice.

" JW? Klien baru? " tanya Roy.

" Iya tuan. Surat permintaan kerjasamanya baru masuk kemarin dan hari ini mereka langsung mengajak ketemuan. " terang Joice.

" Saya belum sempat membaca surat kerjasama dari mereka. " gumam Roy. Memang beberapa hari ini ia sangat sibuk. Karena ada cuti panjang akhir tahun, usaha travelnya sedang ramai.

" Berikan padaku surat permintaan kerjasamanya. Akan saya pelajari sebentar. " pintanya.

" Ini tuan. Kebetulan sudah saya bawa. " ujar Joice sambil menyerahkan berkas surat dari klien.

Roy menerimanya, lalu membaca garis besarnya.

" Sepertinya menarik . " jawab Roy. " Kamu persiapkan semua untuk meeting dengan klien nanti. Dan ingat kan saya kembali. " ucap Roy.

" Baik tuan. " jawab Joice.

Suasana hening, karena Roy kembali sibuk dengan pekerjaannya.

" Kenapa kamu masih di sini? " tanya Roy kala menyadari jika sekretaris barunya itu masih berdiri di depan mejanya sambil tersenyum tidak jelas.

" Menunggu tuan. Hehehe ... Siapa tahu tuan masih membutuhkan saya. Ya... siapa tahu tuan butuh pijitan, biar tidak capek. Atau tuan butuh teman biar makin semangat kerjanya. " tawar Joice.

" Ck! " Roy berdecak lalu membanting bolpen dari tangannya. " Pergilah. Kau hanya membuatku pusing. Jika ada calo yang berminat padamu, ingin saya tukar tambah saja kamu ini. " keluh Roy. Karena ia sungguh heran. Joice baru sebulan bekerja di sana. Tapi gadis itu begitu berani menjawab semua perkataannya . Juga begitu berani menggodanya secara terang-terangan.

Joice langsung membalikkan badannya dan bergegas keluar dari dalam ruangan ketika melihat tatapan tajam sang bos.

bersambung

Kurang bahan

" Tuan, waktunya kita meeting dengan perusahaan JW. " Joice memberitahu lewat intercom.

" Hem. " jawab Roy berdehem.

" Tuan mau nyetir sendiri atau pakai sopir kantor? " tanya Joice. " Oh, sebaiknya tidak usah pakai sopir kantor. Saya saja nanti yang mengemudi. Biar kita bisa berduaan. " sambungnya yang membuat Roy berdecak.

Bener-bener nih anak minta di segel jidatnya biar jin yang merasuki terkunci. batin Roy.

Klek

Roy mematikan sambungan intercom. Malas meladeni sekretaris barunya itu. Untung pinter. Kalau nggak, udah Roy tendang Joice ke planet Pluto.

Tak lama, setelah bersiap-siap, Roy keluar dari dalam ruangannya.

Ceklek.

Pintu ruangan di buka Roy dari dalam. Joice yang juga sedang menyiapkan berkas-berkas yang harus ia bawa, segera menengadahkan kepalanya saat mendengar pintu di depannya terbuka.

" Berangkat sekarang tuan? " tanyanya.

" Besok lebaran tahun depan. " sahut Roy sambil melangkah menjauh dari pintu.

" Eh... eh ... eh... Tuan, tungguin lah. Kok Joice di tinggal sih. Nggak romantis deh tuan ini. " gerutu Joice sembari menyambar berkas-berkas yang sudah ia siapkan di atas meja.

Ia segera melebarkan langkahnya mengejar atasannya.

" Tuan, tungguin. " pekiknya. " Kaki Joice pendek nan imut loh. Nggak bisa nyamperin langkah kaki tuan yang lebar-lebar itu. " lanjutnya.

Roy pura-pura tidak mendengar. Ia terus melangkahkan kakinya.

" Siang, tuan. " sapa sekuriti ketika Roy sampai di lobby.

" Siang pak. " sahut Roy.

" Mau keluar sama neng Joice ya tuan? " tanya sekuriti.

" Iya. Ada meeting di luar. " sahut Roy.

" Sekarang, tuan? " tanya sang sekuriti lagi.

" Nggak pak. Lebaran tahun depan. " sahut Joice yang datang dengan nafas terengah-engah.

Roy memutar bola matanya jengah mendengar celetukan sekretarisnya yang malah sengaja meniru jawabannya tadi.

" Lama amat, neng. " canda pak sekuriti. " Sebentar tuan, saya kasih tahu petugas parking valet jika anda sudah ada di sini. " ucap pak sekuriti. Lalu ia berbalik hendak masuk ke dalam ruang sekuriti.

" Nggak usah pak. Tuh, mas-masnya udah sampai sini. " ujar Joice sambil menunjuk ke arah mobil Roy yang di kendarai petugas mendekati mereka.

" Wah iya. Kalah gercep saya. " sahut pak sekuriti.

" Saya permisi dulu pak. " pamit Roy meninggalkan Joice yang masih berdiri di depan lobby.

" E lah. Di tinggalin lagi. Demen banget nih atasan ninggalin. Ah, asal jangan ninggalin kawin aja. " gerutu Joice sambil menyusul Roy yang sudah masuk ke dalam mobil.

" Loh tuan. Kok duduknya di belakang? " tanya Joice ketika ia sudah masuk ke belakang kemudi.

Mata Roy memicing. " Terus saya harus duduk di mana? "

" Di samping saya sini tuan. Atau mau di pangkuan saya juga boleh. " sahut Joice sambil tersenyum cengengesan.

" Jadi berasa kayak sopir deh saya kalau tuan duduknya di belakang gitu. " imbuhnya.

" Kan kamu sendiri tadi yang bilang mau nyetirin saya. Ya jelaslah kamu jadi sopir. Gimana sih! " sahut Roy sambil kembali memandang ponselnya yang masih ia pegangi.

" Udah buruan berangkat. Nanti terlambat. Nggak enak sama klien kalau mereka sampai lebih dulu. " lanjutnya.

Joice berdecak sambil mulai menjalankan mobilnya perlahan keluar dari halaman perusahaan.

" Tuan, saya boleh tanya sesuatu tidak? " ujar Joice.

" Hem. " jawab Roy.

" Mmm... Tuan beneran masih jomblo nggak? " tanya Joice.

" Pertanyaan macam apa itu? " kesal Roy.

" Yaa... Saya denger dari pegawai kalau tuan itu belum menikah. Terus, juga belum punya pacar. Berarti jomblo kan ya? "

" Kalau saya jomblo, terus kenapa? " sahut Roy cuek sambil tetap menatap ponselnya.

" Yaa... Mau coba keberuntungan aja. Siapa tahu di terima jadi pendamping. Biar tuan nggak di bilang jomblo lagi. " kekeh Joice.

" Kamu ini! Dari pada dapet pelamar kek kamu, mendingan saya jomblo seumur hidup. "

" Eh, jangan tuan. Jumlah laki-laki sama perempuan di dunia ini udah nggak seimbang loh. Kalau tuan malah mau jadi jomblo, kasihan perempuan yang bakalan jadi jodohnya tuan. " sahut Joice.

" Lagian, kenapa tuan nggak mau sama saya? Saya cantik loh tuan. Pinter lagi. " imbuhnya.

" Karena kamu terlalu PD. Saya juga nggak suka sama gaya pakaian kamu. Kurang bahan. Kelihatan kalau harganya murah. " jawab Roy.

" Hah!! Ck! Tuan terlalu jujur. " gumam Joice.

" Oh iya tuan, perempuan yang waktu itu tuan gendong, itu beneran adiknya ya? " tanya Joice kembali.

" Hem. " jawab Roy.

" Kayak anak kecil. Minta gendong. " gumam Joice, tapi gumaman itu terdengar oleh Roy.

" Emang yang suka minta gendong cuma anak kecil? "

" Hahahah.... Kedengaran ya tuan? " kekeh Joice.

.

.

.

" Baiklah pak, terima kasih atas kerjasamanya. Insyaa Allah, saya akan berusaha sebaik-baiknya untuk menggarap projek ini. " ucap Roy mengakhiri pertemuannya dengan klien di sebuah rumah makan.

" Sama-sama tuan. Saya berharap, kali ini bukanlah kerjasama yang terakhir. Tapi justru yang pertama. Yang akan berlanjut dengan kerjasama lanjutan. " jawab klien.

" Kalau begitu, kami pamit dulu. " sang klien beserta asistennya berdiri, lalu mereka saling berjabat tangan.

" Silahkan tuan. " sahut Roy.

Klien Roy lalu meninggalkan restoran bersama dengan asistennya. Kini hanya menyisakan Roy dan sekretarisnya yang masih ada di sana. Roy kembali menghenyakkan pan tatnya di atas kursi.

" Mau lanjut makan siangnya, tuan? " tanya sang sekretaris.

" Sepertinya tidak. Perutku sudah lumayan kenyang. Tolong pesankan lagi saya minuman saja. Yang sama dengan yang tadi. " pinta Roy.

" Baik, tuan. " jawab sekretaris yang bernama Joice. Dia adalah sekretaris baru yang di miliki oleh Roy. Setelah sekretarisnya yang lama mengajukan pengunduran diri karena tengah hamil muda.

Sebenarnya Roy tidak begitu suka dengan penampilan Joice. Menurut Roy, pakaian yang di kenakan oleh Joice terlalu berani. Bahkan da danya seolah sedang menantang naluri laki-laki.

Bekerja dengan orang seperti ini, Roy tidak suka. Tapi terpaksa ia harus menerima Joice, karena dari sekian banyak pelamar, hanya Joice lah yang memiliki tingkat kinerja paling tinggi. Pengalaman kerjanya juga paling bagus.

Dan ternyata benar. Joice begitu cekatan dalam mempersiapkan semua jadwal Roy, menyiapkan segala berkas yang harus Roy bawa saat meeting.

Seperti saat ini. Gadis itu langsung ambil langkah ketika sang bos menyuruhnya memesan minuman. Bukan hanya sekedar memanggil waiters, tapi Joice lebih memilih datang langsung ke meja kasir dan memesannya di sana. Dan tentu saja, minuman akan lebih cepat datang.

Roy melirik sekilas ke arah Joice yang sedang berdiri di depan meja kasir. Tapi hanya sekilas, lalu ia kembali menatap layar ponselnya.

Tak lama kemudian, Joice kembali dengan membawa segelas juice strawberry di tangan.

" Silahkan, tuan. " ucap Joice sambil meletakkan segelas juice itu di atas meja tepat di hadapan Roy.

" Terima kasih. " sahut Roy sambil mengangguk kecil, lalu kembali fokus dengan ponselnya.

" Cepat kamu habiskan makanan kamu. Lalu kita kembali ke kantor. " lanjutnya.

bersambung

...Maaf ya kakak kakak semuanyahhhh.... Untuk ceritanya si Roy, sementara othor bisa update nya 4 - 5 episode perminggunya... Mungkin sirkulasinya gini... 2 hari update, terus hari selanjutnya nggak update satu kali, hari berikutnya selama 2 hari update lagi, begitu seterusnya sampai othor nabung babnya banyakan......

...Mohon maaf sekali lagi.... tetep stay tune tapi yah... jangan di tinggal kaburrr..... entar othor susah ngejarnya... apalagi kalau kaburnya nyangkut di pohon cabe...😁😁😁...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!