Takdir Indigo, kelahirannya menyebarkan udara yang sangat dingin. Di kala itu, Mahaswari mengusap perutnya sambil memohon kepada sang Khalik agar persalinannya lancar juga diberi keselamatan kepada dirinya dan anaknya.
Dia merasakan janinnya yang berbeda, terasa seperti sebagian panas dan dingin. Hujan tidak kunjung turun tapi udara semakin terasa membeku. Di udara berterbangan para penyihir, jin, siluman dan makhluk lain mencium aroma bayi yang lahir ke dunia yang memiliki penglihatan melihat berbagai makhluk tidak kasat mata, menembus alam mereka dan keistimewaan lainnya.
Banyak yang menginginkannya, semua makhluk yang tidak terlihat terutama para penganut aliran hitam dan sosok halus ingin membunuhnya bahkan memakannya agar kekuatan mereka bertambah besar. Pergantian tahun sebelum masehi, suku Udumbara mengelilingi kerajaan Mandrasukmo Kuno dengan menabur penangkal sihir kegelapan.
Suara –suara ghaib mengatakan kelahirannya yang membawa kabar dan nasib buruk untuk dirinya sendiri dan membuka tabir waktu kejahatan makhluk pengikut iblis. Penghuni makhluk halus mewanti-wanti penglihatan si anak Indigo memperlihatkan secara jelas semua bentuk kegelapan di bawah rembulan yang bersinar terang.
Ramalan di tahun mendatang akan musibah banjir dan bencana lainnya akibat campur tangan makhluk ghaib. Sebagian bangsa jin mengkhawatirkan dia akan membuka suara mengenai semua kebenaran dan tragedi pada manusia.
Tangisannya lahir ke dunia semakin kencang karena melihat ramai wujud-wujud aneh menyeramkan mendekatinya. Pandangan bayi yang di beri nama Aluna menatap ke sekeliling langit-langit kamar.
Setiap malam dia di ganggu oleh makhluk tidak terlihat. Ratu Mahaswari seorang cenayang yang pernah tinggal di sebuah pura ghaib yang letaknya di dalam pintu lain di bawah bumi.
Baru saja menghembuskan nafas di bumi, Luna banyak di ganggu makhluk halus. Tubuhnya rentan mengalami sakit. Banyak yang mengatakan penyakitnya adalah penyakit ghaib. Setiap Luna melihat sosok makhluk halus secara berlebihan, suhu tubuhnya kembali turun.
Luna rentan berbenturan dengan energi positif yang mengakibatkan rasa sakit di kepalanya dan rasa dingin di tubuhnya.
Rata-rata Perwatakan anak Indigo
~Acap kali sebuah percikan api yang panas itu bertambah meledak membentuk gumpalan gunung meletus. Emosi para indigo tidak terkendali, dia terkadang tidak mempercayai apa yang dia lihat dan rasakan.
~Mudah memaafkan tapi selalu mengingat
Kalau berbicara tentang logika, dia seolah berjalan menimbang dua jalur yang berbeda.
Suasana hatinya seperti air di lautan yang tidak tau pasti kapan pasang dan surut. Keheningan, deburan dan ombak meski berubah-ubah tapi air laut tetap sama.
~Tampak dingin dari luar, datar tanpa seolah tidak memiliki hati.
Kehidupan yang rumit berjalan di atas dua dunia.
Sulit terkurung teka-teki hidup menerka pandangan di depan ghaib atau nyata. Ketakutannya di telan bagai meneguk racun sebagai penyambung hidup. Tangisan Luna melihat sosok yang paling menyeramkan, dia terkadang terdiam sendiri dalam tangisannya.
......................
Pagi ini ibunya di kejutkan melihat keranjang box bayi anaknya yang kosong. Tirai menerjang tubuhnya yang bergerak menutup jendela. Kebiasaannya sebelum senja tiba dia sudah menutup pintu dan jendela.
“Dimana Luna?” teriaknya.
Mahaswari histeri menanyakan ke dayang pendamping. Baru saja dia di tinggal selama lima menit, tiba-tiba menghilang sesaat sebelum sang dayang tiba. Suara berisik di dinding melihat Luna sedang merayap, sang dayang pendamping menjerit menunjuk memberitahunya.
Luna di angkat sang raja menggunakan tangga, para pekerja lain yang melihat kejadian itu hanya bisa terdiam memandangi.
Suhu tubuhnya kembali turun, tabib Linjao tersemat sebagai tabib keluarga yang selalu sedia di panggil kapan pun. Stok obat demam mulai rajin di minum bayi Luna. Seolah itu telah menjadi minuman pokok di hidupnya.
“Menghadap yang Ratu, maaf jika hamba berkenan bagaimana jika sakit tuan putri di periksa oleh dukun Tang. Beliau cukup handal mengobati masalah mistis” ucap penasehat Zu.
“Hamba keberatan yang mulia, kalau meyakini akan pandangan sang dukun maka sang putri seumur hidup akan ketergantungan segala macam sihir dan benda ghaib yang memberatkan hidupnya” ucap dayang Pati.
“Kau tau apa tentang kata ketergantungan? Bukan kah sama saja nyawa sang putri sedang dalam bahaya? Yang mulia mohon pertimbangkan sekali lagi. Nyawa tuan putri dalam bahaya” kata Linjao membungkuk.
Raja Ukran menyetujui pendapat Linjao, dia mengutus Jargon menjemput sang dukun yang di kabarkan tinggal di dalam hutan kegelapan. Masuk ke dalam hutan, dia di hadang pasukan hantu. Jargon pria bersenjata pedang perak menusuk jantung mereka sampai hilang menjadi debu.
“Kau cukup kuat menjadi pengawal pendamping raja. Kalau kau selalu meneteskan darah mu ke pedang itu maka kau akan mati di renggut senjata mu sendiri”
“Aku siap mengambil semua resiko atas keputusan ku. Dukun Tang, tolong segera ikut aku ke istana. Sang putri kerasukan makhluk halus.”
“Hohoh, aku merasakan darah putri bangsawan yang kematiannya berakhir dengan tragis itu.”
Atas kehendaknya sendiri, dukun Tang mau di bawa sang pengawal pendamping ke istana. Kedatangannya menakut-nakuti para punggawa, prajurit dan dayang. Tepat di depan ruangannya dia menghentakkan tongkat sebanyak tiga kali. Sang putri terjatuh ke atas kasur. Wajahnya kembali normal, namun perubahan itu berbalik pada sang dukun.
“Aku tidak akan melepaskan anak ini! Aku akan kembali! Ahahah!”
Dukun Tang mengendalikan sosok lain yang memasuki tubuhnya. Dia mengeluarkan semua kekuatannya. Para makhluk halus yang dia pelihara maupun raja jin ifrit menyelamatkannya. Sejak saat itu keberadaan dukun Tang tidak terlihat. Dia di kabarkan sedang memulihkan kekuatannya di sebuah tempat yang tidak di ketahui siapapun. Di alam jin, banyak yang memperdebatkan kelahiran bayi yang mereka katakan seharusnya tidak terlahir ke dunia. Membaca alam lain, melihat bangsa mereka sampai dapat mengetahui segala aktivitas hal mistis lainnya.
“Kita tidak bisa mengatakan dia sebagai manusia yang harus kita musnahkan. Membunuh anak jenis langka seperti itu dapat mengorbankan diri atau memusnahkan bangsa kita. Kita tidak tau apa ada makhluk lain yang mendampinginya”
“Anak itu akan selalu aku pengaruhi. Dia harus terjerumus dan mengikuti apa kata kita.”
“Tidak, aku lebih suka kalau menjadi jin pendampingnya. Kalau dia tiada maka mau tidak mau arwahnya berjalan bersama ku. Hahaha..”
Berbagai ucapan para jin yang tidak sabar mendapatkan manusia yang memiliki indera keenam. Para manusia yang di sebut langka tadi seolah terkesan menguntungkan mereka. Akan tetapi tidak ada bedanya dengan manusia yang tidak mendapatkan penglihatan dunia lain. Semua itu tergantung bagaimana sudut pandang, pola berpikir dan tujuan akan pilihan hidup masing-masing.
Para jantung anak indigo harus ekstra kuat. Melawan kedatangan makhluk tak kasat mata, energi ghaib yang kuat bisa melemahkan tubuhnya dan kontak benturan keseimbangan tubuh jika ada peristiwa alam lainnya.
Tetesan embun di pagi buta yang tak sama terasa sejuk menyemai rata dalam buyaran telapak tangan. Sisa uap air yang jatuh itu tanda mulai dari pergantian hari kemarin. Warna hijau daun dalam butiran bening seperti sisa-sisa harapan.
Lima tahun berlalu
Lalu lalang makhluk halus tidak henti menghiasi harinya yang hampa. Tidak ada ketenangan di dalam dirinya di mulai dia bernafas dan membuka mata. Gangguan itu hampir membuatnya kehilangan nyawanya. Jika tanpa iman dan takwa , penerangan siraman kalbu, dukungan dari orang tua maka dia tidak akan sanggup melewati waktu.
Sosok ghaib menyeret jubahnya yang panjang, dia tersenyum memperlihatkan wujudnya di dalam alam nyata dan alam bawah sadar. Kedua mata yang tidak terlihat jelas menyala menunggu di sembarang tempat. Luna menangis ketakutan, suaranya sangat keras seperti mau melepaskan gendang telinga.
“Ada apa Aluna sayang, ibu akan selalu ada menjaga mu.”
Kerutan di dahi Mahaswari gelisah memikirkan anaknya, dia sangat berharap Luna tumbuh seperti anak-anak pada umumnya. Setelah menenangkan Luna, dia menemaninya bermain di atas karper berbulu yang di penuhi dengan boneka dan mainan lainnya. Sang ratu mulai memperkenalkan selembar kertas dan pensil warna. Dia mempraktekkan cara memegang pensil, menggunakannya lalu menggambar serta mewarnai.
Luna sangat cepat menangkap semua hal yang di ajarkan ibunya. Tiba-tiba dia menangis melihat sosok yang mengganggu, sang putri menunjuk ke dinding dekat pintu. Mahaswari merasakan hawa yang sangat panas di dalam ruangan.
~Para makhluk saling berebut mendekati, sosok-sosok mengerikan yang sengaja menampakkan wujud maupun sebagai kiriman dari sosok lainnya.
Pada jam tengah malam.
Bunyi jam dinding raksasa tepat tengah malam mengabarkan kedatangan berbagai makhluk halus mengganggu ketenangan penghuni istana. Dayang istana yang berjalan membawa lentera menoleh ke belakang melihat sosok makhluk bermata bolong. Teriakannya sang dayang kepanasan, lentera nya terjatuh mengenai bajunya. Dia berlari kesana kemari, tidak tahan menahan api yang membakar tubuhnya. Dia berlari masuk ke dalam kolam, pengawal yang bertugas berpatroli berlari melaporkan ke sang penjaga istana.
Di aula pertemuan, perbincangan mengenai kematian sang dayang berkaitan dengan makhluk halus. Bukan hanya itu saja, beberapa saat setelah perundingan di langsungkan salah satu punggawa kesurupan. Dia menjulurkan lidah yang sangat panjang melompat masuk mengangkat sang putri.
Karena sang putri sedang terancam, pengawal pendamping raja terpaksa membunuhnya. Darah yang menetes mengenai tubuh sang putri.
Berselang hari, semua penampakan gangguan tidak henti datang silih berganti. Mahaswari mendatangkan para pendoa dari pura teratai untuk memberikan benteng kekuatan istana. Di sisi lain secara sembunyi-sembunyi sang permaisuri meminta pengobatan pada beberapa dukun dam mencari tau apa yang terjadi pada dukun Tang.
Di dalam persemedian, dukun Tang berjuang menyelamatkan dirinya sendiri dari serangan jin dan raja iblis yang dia usir dari sang putri. Dia sekarat dalam waktu yang lama, dukun Tang menggadaikan nyawa dengan menjadi bagian dari mereka agar tidak terbunuh.
Keributan itu tidak hanya terjadi di istana. Orang-orang di sekitar juga terkena dampaknya. Sang paman menganggap sang putri sebagai pembawa bencana dan kesialan. Dia mengutus seorang pembunuh untuk menghabisi bayi itu.
Di dalam keheningan, lengkingan suara sang putri terdengar keras. Dua dayang pendamping dan sang ratu sudah menenangkannya. Tangisannya berhenti ketika di bawa sang ratu tidur di kamarnya. Seolah akan ada pertanda buruk adanya ular yang masuk dari jendela kamar, sang dayang dengan sigap membunuh ular itu.
“Pati, tidak baik membunuh ular di sekitar istana. Apakah engkau melupakan peraturannya?”
“Maafkan hamba yang mulia, ular itu tampak bukan seperti ular biasa. Warna tubuhnya berubah-ubah dan sangat agresif..”
Keesokan harinya Ogok merasa bahagia berpikir berhasil membunuh sang putri. Wajahnya yang ceria masuk ke ruangan utama. Dia meraih selembar kertas yang tertiup angin. Gambar hasil tangan coretan tangan mungil sang putri yang menggores warna gambar sosok mirip setan.
“Pengawal, kenapa ada sampah disini?” Tanya Ogok meremas kertas.
“Tuan, tolong kembalikan kertas itu. Sang putri mencarinya” ucap sang dayang.
“Milik Luna? Bagaimana kabar anak itu?”
“Tuan putri lagi di kamar sang ratu..”
“Anak itu kenapa masih hidup? Huh” gumamnya mengepal tangan.
~Lembaran beberapa gambar yang sama yang di corat coret sang putri menggunakan pensil warna nya.
Tangan mungil menggenggam coretan, dia menapa dari satu benda ke benda lain. Dingin putih bagian paling bawah menjadi tempat favorit menggambar keanehan setiap bentuk makhluk yang dia lihat. Ogok berhenti masuk ke dalam ruangan. Dia melihat sang ratu Nampak kesal, semua kertas yang berisi gambar di buang sedangkan sisanya di simpan di dalam laci.
“Luna, ibu tidak mau kamu menggambar bentuk seperti ini lagi. Luna patuh sama perkataan ibu kan?”
“Ya bu..”
Kesibukan sang ratu yang tidak mau vakum mengurus kepemerintahan di luar maupun di dalam istana. Dia berharap negerinya makmur dan damai, tidak dengan kekacauan akhir-akhir menerjang para rakyat mendemokan suaranya di depan gerbang istana.
Teror hantu, suara aneh berterbangan di atas genting, dan kasus kematian warga yang di sebut di bunuh sosok iblis.
......................
Kita tidak tau apakah semua makhluk halus di katakan semuanya jahat. Pembawa kegelapan untuk menjadi temannya masuk ke dalam neraka. Sosok hitam besar yang mendekati Luna mengangkat tubuh bayi itu kemudian dengan mudah mengambil hawa murninya. Tangisan Luna terhenti, sosok itu sedikit lagi menggenggam nyawanya jika tidak hadir sosok lain menghalangi.
Rupa yang belum bisa di lukiskan dengan penggambaran wujudnya. Sosok yang sama-sama beraura hitam bertarung beradu kekuatan. Luna yang terlempar di tangkap sosok lain. Dia di atas kasur menangis ketakutan, sang ratu terbangun lalu berlari menggendongnya.
Di luar ada kilatan petir yang menumbangkan pepohonan. Langit tampak tenang tapi suara halilintar memecah keheningan malam. Pertanda kekuatan ghaib itu semakin mengkhawatirkan sang ratu. Dua kekuatan besar mengganggu ketenangan terhenti saat fajar mulai tiba.
Sosok penjaga mulai menampakkan diri, sebuah kekuatan ghaib besar selalu menunggu sang ratu siap menerimanya. Tidak hanya satu sosok saja, ada dua sosok lain yang mempunyai rantai ikatan ghaib. Kerajaan yang di bangun melalui penjagaan campur tangan di masa lalu itu merambat menjadi pelindung sang putri. Sebelumnya Mahaswari bermimpi ada tiga sosok yang ingin mengikuti anaknya walau di mimpi-mimpi lainnya banyak sosok berebutan menginginkan kematian Luna.
“Aku adalah seorang ibu yang melahirkan Luna, aku tidak akan pernah mengijinkan satu makhluk halus mengikuti atau mengambil nyawa anak ku! Semoga yang Maha kuasa melindungi sang putri” gumamnya sambil menatap langit.
Aku tidak suka keramaian, aku berdiri seperti melayang di antara beberapa dunia. Ketakutan masih sama, kebingungan belum bisa membedakan mana sosok hantu atau manusia. Aku lebih suka menyendiri, menuangkan segala suasana hati dan pikiran di dalam coretan gambar. Ibunda yang selalu berkata semua itu hanyalah khayalan ku belaka.
...Putri Luna...
......................
Gangguan yang tidak pernah lelah menghantui. Banyak mata yang menunggu mendapatkannya sesuai keinginan mereka. Sore ini Luna mengobrol dengan uyot di kamarnya. Sosok orang yang di tuakan itu memilih Luna sebagai cucu yang paling dekat dengannya diantara dua puluh cucu lainnya.
Kedekatan Uyot yang tidak bisa lagi melihat tetap bersemangat bermain dengan Luna. Dia juga sering mengurut tubuh si balita mungil yang selalu menangis minta di gendong hingga tetap bersama sang uyot sepanjang hari. Usianya genap seratus tahun, tulang di bungkus kulit. Keriput bertengger di kelopak matanya yang sayu berkerut penuaan.
“Luna lagi ngomong sama siapa?” Tanya sang ratu mengangkatnya dari kasur kosong.
“Uyot bu..”
Ibu dari sang permaisuri sedang di rawat di Rumah Sakit, kondisinya sangat kritis. Dia mengidap penyakit kanker dan penyakit komplikasi lainnya. Merasakan aroma daun pandan yang menusuk hidung, Mahaswari mengangkat Luna keluar dari kamar. Dia menangis meminta ikut uyot, tangisannya sangat keras melihat uyot mengulurkan kedua tangannya.
Usia lima tahun menghadapi berbagai macam gangguan. Serangan makhluk halus yang tidak pernah selesai. Dia melihat Uyot tidur di sampingnya, terlelap dalam tangisan lalu melanjutkan kembali bermain dengan uyot yang tersenyum melihatnya.
Pagi hari yang mendung, udara membeku, kesedihan di tinggal kepergian orang yang di saying. Uyot meninggal setelah melihat Luna di bawa ke hadapannya. Rumah duka, kain kafan yang di bentang sebanyak lima lapis, tali pengikat, kapas, wewangian, kain penutup dan semua proses mengurus jenazah sampai pada tahap menguburkan mayit.
Bunga-bunga bertaburan di urai tangisan di dalam doa semoga Almarhumah di tempatkan sebaik-baiknya di sisi Allah.
Luna berbicara sendiri, dia tersenyum berkali-kali mengucapkan kata uyot. Melihat perubahan anaknya yang semakin hari semakin tidak wajar. Sang ratu mengkhawatirkan akan masa depan anaknya. Luna memiliki teman bermain yang tidak terlihat, dia sering berlari sampai berada di ujung tepi atap rumah.
Akhir-akhir ini dia lebih sering di marahi dan di larang berbicara pada siapapun makhluk halus yang melayang mendekatinya. Hari ini, hal yang tidak di sangka mengetahui Luna dapat melihat arwah orang yang akan meninggal.
“Apa lagi jalan cerita hidup yang akan di lalui anak ku ke depannya Ya Allah ya Tuhan ku. Lindungilah Luna agar selalu di jalan mu” gumamnya sambil memeluk anaknya.
Raja tidak sabar menanti sang ratu kembali memberikan keturunan untuknya. Penerus gelar kerajaan yang nantinya bisa bersama-sama memperkuat benteng pertahanan menegakkan sebuah istana yang berjaga. Di wilayah dataran tinggi itu lokasinya berdekatan dengan gunung hijau yang tampak masih aktif.
Tidak bisa di hilangkan adat istiadat kebiasaan yang telah di jalankan sebelum jaman nenek moyang. Para warga setiap tahun memberikan sesajian guna di percaya menolak malapetaka, bencana dan bala. Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian, Mahaswari tidak tau bagaimana jadinya jika kehilangan anaknya. Dia semakin takut saat membuka mata memastikan Luna dapat terbangun.
Walau sudut mata masih di landa kesedihan, permaisuri tetap mendengarkan keinginan anaknya agar mendapatkan anak laki-laki. Dia mendatangkan seorang wanita sakti yang di anggap bisa membantu memeriksa kandungan istrinya. Semua pengobatan tabib istana tida mampu membantu mendapatkan lagi sang buah hati.
Ucapan salah satu anggota pura mengakan bahwa sang ratu bisa hamil lagi beranjak yang sangat lama. Perkataannya sama dengan si dukun, dia juga mengatakan akan membantu menaikkan Rahim dengan kekuatannya. Dukun Migan yang di sebut kekuatannya tidak kalah hebat dengan dukun Tangtang. Di dalam derasnya hujan di tengah malam, ibu suri berjalan bersama Pati mencari rumahnya.
Kereta kuda di tempatkan di seberang jalan. Dia tidak mau kalau kereta yang memasuki hutan akan menjadi tanda Tanya besar dan desas desus warga yang menyorot perhatian mereka. Jauh di dalam lubuk hati sang ratu tidak menyukai hal-hal yang berbau mistis.
Dia berbalik haluan mencari orang-orang yang cara pengobatannya tanpa benda ghaib.
Jarak pandang menuju ke sebuah Masjid mencari seolah ahli ibadah atau sosok ulama yang bisa mengobati anaknya. Kerajaan terakhir dari keturunan ketujuh tidak bisa terlepas dari makhluk halus yang berantai terikat dari raja pertama terdahulu.
Pengobatan yang di sebut jalur ruqyah, sang ulama mulai membacakan ayat-ayat suci untuk menghilangkan gangguan jin, makhluk halus dan melepas mata batinnya. Sang ulama mengatakan akan kembali melakukan ruqyah yang kedua, tepat sebelum matahari tergelincir.
Biasanya orang-orang yang terkena makhluk halus jika di bacakan ayat pilihan dari dalam kitab suci Al quran maka akan kepanasan dan menampakkan wujud aslinya. Berbeda melihat Luna tidak di rasuki makhluk halus. Dia malah menunjuk ke belakang ulama yang di panggil ustadz Qolbi dengan sebutan kakek.
“Mata jin” gumamnya melihat sang putri.
Tangan mungil itu di letakkan di atas sorbannya, sang ustadz membacakan ayat berulang kali. Lemparan daun kelor dan garam ke tubu gadis kecil itu yang tampak tidak bergeming.
“Ratu Mahaswari, saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Anak ibu bukan menderita penyakit atau di guna-guna. Penglihatan ini adalah dari Allah. Kita tidak bisa mencampuri kehendak yang Maha Kuasa."
Anak kedua yang di ramal berjenis kelamin perempuan menggemparkan pikiran sang raja supaya mendapatkan anak laki-laki.
Keesokan harinya sang Raja meminta dia sang ratu mau di datangan seorang dukun untuk melihat perkiraan usia kehamilan. Mahaswari terpaksa mematuhi permintaan suaminya. Tangan kasar Migan menyentuh perut sang ratu.
“Maaf yang mulia, dari perhitungan biji yang sangat jauh ini. Sang ratu akan melahirkan banyak putra dan putri. Kemungkinan saat usia sang ratu memasuki tujuh puluh tahun.”
“Apa? Aku tidak mungkin Migan. Engkau mungkin hanya bercanda” ucap sang ratu yang mulai risih.
“Jika ratu berkenan hamba naikkan biji kehamilan ini.”
“Ya cepat lakukan Migan” perintah sang raja.
Di dalam ruangan kebesaran, hanya ada sang ratu dan raja yang adu pendapat saat mempertanyakan bagaimana membuat anaknya seperti anak-anak pada umumnya. Sang raja minta ijin pada sang ratu agar besok mendatangkan Migan untuk mengeluarkan kekuatan ghaib yang ada di dalam tubuhnya.
Migan melihat anak yang temui semalam sedikit lebih besar dari sebelumnya. Tanda pengenal alami yang ada di tangan kanannya sudah cukup meyakinkan sang ratu berada di tubuhnya.
“Bersiaplah anak kecil, aku menyegel kekuatan mu. Kau akan lebih menghadapi banyak penampakan karena pandangan mata tidak seluruh berpijak di bumi."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!