NovelToon NovelToon

Sapphire City

Prolog

'Cerita ini hanyalah Fiksi semata, jika ada bangunan dan nama tempat yang sama dalam cerita ini, itu hanyalah kebetulan belaka. Semua yang terjadi dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan kenyataan. '

...Semua yang terjadi...

...Tidak pernah dirasakan oleh siapapun...

...Hanya mereka...

...Orang-orang terpilih yang dapat melakukannya...

...Mereka harus menghadapinya...

...Demi kebaikan orang banyak...

...Semua bergantung pada hasil perjuangan mereka semua...

...Sebuah rahasia besar...

...Yang akan selalu menjadi rahasia besar...

...Sebuah perjuangan tanpa rasa lelah...

...Sebuah ujian tanpa rasa takut...

...Sebuah perjuangan tanpa pengalaman pasti...

...Hanya orang-orang paling berani yang dapat melakukannya...

...Meski harus mempertaruhkan nyawa Maka lihatlah perjuangan mereka...

...Tanpa anda ketahui....

 

Sebuah mobil MVP putih berhenti disebuah bangunan Mall terkenal di kota Bandung. Terlihat sekali tidak ada cahaya satu pun didalam bangunan tersebut. Seluruhnya benar-benar mati. Seperti tidak pernah dikunjungi sama sekali. Padahal tempat ini adalah tempat paling ramai dikota bila sedang hari libur. Dari mobil turun beberapa laki-laki dan perempuan. Ada empat orang laki-laki dan dua orang perempuan. Masing-masing dari mereka mengenakan sebuah baju hitam seperti seragam Baju hitam yang dikenakan terlihat polos meskipun ada dua saku diatasnya ditambah berlengan pendek. Celana panjang untuk laki-laki, rok pendek selutut untuk perempuan, kecuali satu perempuan berkerudung yang memakai baju dan celana yang menutupi aurat. Masing-masing dari mereka membawa senjata. Ada senjata senapan laras panjang, pistol, ada yang lebih ektrim, sebilah pedang dibawa sama perempuan. Untuk laki-laki membawa senapan laras panjang, sedangkan perempuan berkerudung membawa pistol.

Setelah satu persatu orang-orang turun dari mobil. Seorang pemuda satu lagi yang mengemudikan mobil. Tidak ikut bersama mereka. Dia berusaha memakirkan mobil ditempat yang terbilang jauh dari lokasi Mall.

“padahal aku sering banget ke sini” ucap sigadis berkerudung menatap dengan tatapan resah tapi merinding “tapi sekarang jadi angker gini”

“jadi yang akan kita lawan beneran ada disini?” tanya pemuda pertama yang telah siap dengan senapannya. terlihat membawa beberapa pisau yang menggantung disaku belakang.

“benar” jawab perempuan pembawa pedang “lawan kita yang satu ini sangatlah sulit. Dia adalah monster rank A”

“apa kehebatannya?” tanya laki-laki kedua. Dia membuka beberapa kotak yang dibawa dari mobil . Berisi geranat yang bisa aktif kapan saja. Kemudian dimasukan kedalam tas kecil disamping ikat pinggang.

“dia sangat lincah dan cepat, bahkan dapat membunuh siapapun yang ada dihadapannya tanpa ragu. Terlebih jika lawan tersebut adalah laki-laki. Dia sangat bersemangat” jawab si perempuan.

“lalu jika lawan kita sangat menyukai laki-laki. Kenapa misi ini harus empat laki-laki dan dua perempuan?” kata si laki-laki pertama.

“Yuda” panggil siperempuan “meskipun lawan kita menyukai laki-laki. Tapi jika musuhnya berisi banyak perempuan, maka dia akan marah dan lebih agresif. Itu malah lebih berbahaya”

Setelah semua pembicaraan dan segala persiapan telah selesai. keenam orang tersebut mulai memasuki mall lewat pintu masuk utama. Tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Layaknya tentara elit terlatih. Meski hanya dilatih dalam kurung waktu berminggu-munggu. Namun rasa siap telah menjadi pendirian mereka saat ini. Meskipun terlihat pula ada ketakutan yang berusaha mereka tutupin.

Menelusuri lantai utama adalah gagasan awal. Tapi Mirna sang gadis pembawa pedang segaligus pemimpin tim. Merasa lawan mereka berada dilantai bawah mall, dan pastinya tempat tersebut adalah tempat yang sangat gelap, ditambah bukah hanya mencari monster. Mereka pula harus mencari keberadaan batu Sapphire disuatu tempat didalam mall ini. lalu menurut informasi yang didapat kalau didalam mall ini hanya terdapat 1 batu Sapphire saja, itu pun dalam keadaan mati. Sebagai kapten tim Mirna membawa 1 buah batu Sapphire bercahaya yang siap ditransfer cahayanya ke batu sapphire yang mati.

Setiap kios kois yang dilewati benar-benar seperti kosong, padahal ada manusianya meski mereka semua sudah menjadi patung batu. Ada yang sedang berbelanja, mengantari dan melihatlihat. melirik manusia menjadi patung batu saja, menambah kesan seram dan bikin bulu kuduk merinding.

Ternyata benar, lantai utama kosong. Maka semuanya turun kelantai bawah lewat escalator yang diam tak bergerak. Baru saja menginjakan kaki pertama dilantai. Sudah terdengar tawa perempuan yang sangat mengerikan sampai bergema.

“lah jadi tambah horror deh” komentar laki-laki ketiga.

“Yud rasanya kita seperti didalam film horror betulan” panggil laki-laki keempat.

“aku setuju Andy” Yuda sepakat dengan Andy.

Tiba-tiba sigadis berkerudung terkejut dan menunjuk sesuatu didepan mereka “guys lihat itu. Dinding disebelah toko buku. Jadi penuh darah”

“bukan cuman darah saja” ucap laki-laki ke dua dia melirik kesebelah kanan mereka “tapi ada beberapa tengkorak manusia”

“walah” Yuda terkejut.

“sepertinya kita benar-benar sudah disarang dia” ucap Mirna yang tidak terkejut sama sekali.

“aku kagum kamu tidak ketakutan sama sekali Mirna” kata laki-laki ketiga.

“dia udah biasa Gilang” komentar Yuda.

Lagi-lagi terdengar suara tawa wanita dan kali ini lebih kencang dari biasanya. Saking kencangnya sampai membuat telinga rasanya ingin pecah..

“entah kenapa kaya mendengar suara kuntilanak” kata gadis berkerudung.

“bukan kaya lagi Siska. Emang suara kunti kali” tambah Andy.

Kali ini tercium bau daging busuk yang berasal dari bawah escalator. Yuda dengan berani mengecek pelan kebawah escalator. Dia mendapati beberapa daging-daging busuk dibawah escalator. Namun ada satu hal yang membuatnya terkejut. Daging-daging tersebut menggunung dan di atas bukit daging berdiri sebuah kepala wanita tanpa tubuh dengan wajah terkejut melirik keatas. Begitu terkejut sampai membuat Yuda terjatuh dan teriak. Teman-teman Yuda langsung menyusul ketempat Yuda dan mereka pula sama terkejutnya dengan apa yang Yuda lihat.

“itu bukan anggota kitakan?” tanya Gilang berkeringat dingin dan suara gemetar

“bukan” jawab Siska, wajahnya sudah pucat pasih dan sama gemetarnya “pastinya bukan”

“lantas itu kepala siapa?!” tanya Gilang yang begitu emosi.

“pengunjung mall” ucap Mirna pelan.

Mendengar apa yang yang Mirna ucapkan seketika membuat seluruh rekan-rekannya terkejut.

“seharusnyakan warga biasa tidak ikut terlibat!” Andy marah.

“kalau bukan warga, terus siapa!?” bentak Gilang.

Laki-laki kedua pun angkat bicara dan memisahkan keduanya. Tapi dia juga ikut merasakannya. Seharusnya warga biasa tidak terlibat semua ini. Mereka harusnya menjadi patung dan seperti dalam keadaan tidur. Tapi jika mereka terbunuh, berarti ada yang melepas mantranya.

Yuda yang semula terduduk terkejut, memberanikan diri mendekati kepala wanita tersebut. Dia memperhatikan kepala wanita tersebut menatap keatas. Seakan-akan dia seperti terkejut habis melirik. Bukan hanya itu saja. Leher wanita tersebut seperti ditarik paksa dari kepalanya. Bahkan bercak-bercak darah kental masih menempel pada pipinya. Terlihat seperti baru.

Tatapan mata yang serius seolah memberikan petunjuk, bahwa apa yang dilihat wanita tersebut bukanlah sesuatu yang ingin dia lihat. Kepalan kedua tangan Yuda menguatkan tekadnya, kalau dia harus berani, percuma latihan selama dua minggu yang diikutinya jika dia tidak bisa memberanikan diri untuk menatap apa yang mayat wanita tersebut tatap.

Maka Yuda, tanpa harus memikirkan ulang yang akan dia lakukan, langsung melihat sesuai apa yang dituju mayat wanita. Satu kata keluar dari mulut Yuda “eehh”. Tidak ada apapun disana. Bahkan langit-langit dinding yang seharusnya menunjukan kejanggalan, tidak ada apapun disana. Melawan rasa takut, Yuda melangkah pelan kedepan, ketitik yang dia pikir ada sebuah petunjuk yang dapat dia dapat disana. Gilang dan Siska mengikuti Yuda dari belakang, karena hanya dia satu-satunya yang bergerak setelah melihat tumpukan mayat. Yuda melangkah menuju dinding pojok, ada goresan seperti cakar, ukuran cakar sebesar kuku wanita dewasa.

“ini pasti dia” ucap Yuda merabah-rabah bekas cakaran “dia sebelumnya ada disini”

“bukan hanya cakaran” Gilang menambahkan, dia berdiri tepat disamping Yuda. Menunjuk beberapa tetes-tetes darah.

Siska tambah merinding, dia belum siap dengan pertempuran nyata “dia ada disini, aku yakin itu”

Mirna yang posisinya masih siaga merasakan hal janggal, dia tidak yakin akan kejanggalan yang dia rasakan, namun semakin kuat dia merasakannya, semakin nyata apa yang dia rasakan, dan kali ini dia merinding hebat. Saking merindingnya tidak membuat Mirna pesimis, dan itu membuatnya memfokuskan diri untuk tetap siaga dengan posisi siap tempur, pedang yang semula dia sarungkan, kali ini diposisikan siap diambil.

Rasa merinding berikutnya dirasakan oleh seluruh teman-temannya, Deren (laki-laki kedua) berdiri tepat disamping Mirna memberi komando kepada teman-temannya untuk tetap tenang dan waspada, terlebih apa pun yang terjadi mereka harus siap menyerang.

Merinding hebat disusul oleh suara nan menakutkan yang pasti tidak ingin didengar oleh siapapun. Suara tawa wanita, namun tawanya terkesan menakutkan. Mungkin bagi sebagian warga Indonesia pastinya mereka mengenal tawa wanita tersebut dengan sebuatan tawa kuntilanak.

Andy yang pertama merasa panic “kalian bercandakan, itu suara kuntiloh”

Yuda tidak peduli dengan yang Andy ucapkan, dia tetap fokus melirik sana-sini, setiap sudut dia perhatikan, dia sama sekali tidak membiarkan pertahannya jatuh hanya karena suara menakutkan bak kuntilanak. Sayangnya Yudalah yang pertama merasakan merinding hebat kedua yang bahkan membuat bulu kuduknya berdiri, secepat kilat dia berbalik badan. Sebuah kepala terbalik tersenyum lebar sampai membelah wajah dihiasi noda darah pada bibir menyambut Yuda, yang pertama Yuda lakukan adalah berteriak sekencang-kencangnya.[]

Chapter 1: Batu itu….

'beberapa bulan sebelumnya

Mobil putih melaju cepat dihadapan Yuda, memecah kebekuan didalam diri dia sesaat yang lalu. Kedua mata Yuda membelalak, menyadari kalau dia hampir saja menyebrang jalan dalam keadaan melamun ditambah lampu hijau untuk kendaraan. 

                Jika saja aku terus berjalan, aku pasti….

             Yuda menutup mata, membuang pikiran akan dirinya mati jika saja meneruskan niat buruknya.

 Lampu pejalan kaki berubah warna menjadi hijau, dengan menghela napas akhirnya dia bisa menyebrang. Jika dilihat baik-baik akhir-akhir ini banyak sekali orang-orang yang berjalan kaki. Apakah karena sedang tren masyarakat atau mungkin hal lain. Meski itu bukanlah hal besar untuk dipikirkan, tapi bagi Yuda ini adalah hal tak biasa, karena tak banyak orang yang memilih berjalan kaki menuju tepat tujuan. Mungkin saja ini masih pagi sehingga matahari belum terlalu bersinar terang dilangit sehingga beberapa orang memilih untuk berjalan kaki.

 Yuda berjalan menyusuri setiap pertokoan baju, menuju arah sekolahnya. Tempat-tempat yang dia lewati, Jalan Cihampelas adalah sebuah jalan terkenal dikota bandung yang sering dikunjung wisatawan dari luar kota, apa lagi malam minggu pasti ramai sekali dikunjungi banyak orang. Belum ada satu pun toko yang memulai usahanya, karena sekarang masih pukul setengah tujuh, biasanya mereka akan buka sekitar pukul sepuluh.

 Letak sekolah Yuda tak jauh dari lokasi dia berdiri sebelumnya. Tempatnya yang begitu strategis sehingga banyak orang-orang yang mengetahui sekolahnya. SMA Mutiara Langit, adalah SMA swasta terkenal disini. Banyak orang tua siswa yang mempercayai anak-anaknya untuk bersekolah disini, karena di SMA ini sudah segudang prestasi diraih. Saat ini Yuda telah menduduki kelas 2 SMA, dan hanya tinggal menghitung beberapa bulan lagi ujian akhir semester digelar. Kelas Yuda 2A terletat dilantai satu sekolah, hampir dekat dengan ruang kepala sekolah. Mungkin bagi sebagian siswa, letak ruang kelas Yuda adalah neraka, sebab suara apapun yang keluar dari ruang kelasnya, pasti terdengar oleh kepala sekolah.

 “Assalammualikum” Yuda memasuki ruang kelas, tas gendong hitam yang dia bawa, diletakan dikursi depat dekat sekali dengan pintu masuk.

      “waalaikumsalam” suara seorang laki-laki dan perempuan menyambut salam dari Yuda.

 Yuda menghampiri asal suara tersebut. kelas Yuda berbalut dinding coklat dengan papan  putih didepan kelas, tepat dibelakang meja guru, itu papan khusus layar proyektor, sedangkan papan tulisnya ada samping kanan yang ukurannya setengah dari papan layar proyektor. Bagian atas papan tulis ada foto presiden dan wakil presiden saat ini. Untuk kursi kelas terdapat 20 dengan meja yang sudah menyatu menjadi 1 dengan kursi, dua banjar kursi terdepat dekat dinding ujung lalu dibelakangnya masing-masing ada kursi membaris sehingga 1 baris ada 5 kursi. Sedangkan dekat pintu dan jendela ada 3 banjar kursi dengan baris yang sama, tengah-tengah antara keduanya ada jalan untuk bisa lewati siswa. Lantai kelas berbalut karpet warna coklat, karena itu setiap siswa dan guru yang masuk diwajibkan untuk buka sepatu.

 Siswa laki-laki yang menyapa Yuda duduk dikursi depan dekat pintu masuk. Mereka sepertinya tengah mendiskusikan sebuah mata pelajaran, karena muka mereka berdua sangat serius mendiskusikan buku yang ada diatas meja salah satu dari mereka. Siswi laki-laki memiliki rambut lurus sepanjang kepala berwarna coklat dan warna mata hitam, kulit sawo matang dengan tinggi sekitar 160an, tinggi yang setara dengan Yuda, walau pun Yuda memiliki kulit aga putih rambut warna hitam, warna mata coklat. Lalu siswi perempuan yang disampingnya, memiliki tinggi sekitar 150an, rambut sepanjang sikut yang diikat kuda, menyisakan rambut depan panjang sebahu warna hitam beserta matanya, kulitnya yang putih seperti orang bali.

     “kalian ngapain?”  Tanya Yuda.

 “ini si Andre enggak ngerti soal pelajaran kimia yang minggu kemaren ituloh” ucap siswi perempuan.

   “eh kan itu gampang” kata Yuda mengakuinya.

          “gampang darimana?! Susah bro, aku enggak ngerti” Andre mengeluh kemereka berdua.

                 “tapi emang bener gampang kok” ucap si siswi

 “gampang matalu, pertama kali aku lihat Pak Sukma jelasin pun aku enggak ngerti” si Andre makin ngeluh.

Yuda hanya bisa tersenyum dan tertawa kecil, Andre ini memang aga lemah pada pelajaran kimia, tapi anehnya dia sangat pandai pelajaran matematika. Padahal di kimia pun ada matematika.

  “ok-ok kita belajar lagi, toh bentar lagi ulangan” kata si siswi.

    “ajarin aku sampe bisa ya, tar balesannya aku traktir deh istirahat” kata Andre

         “ih bener nih?” mata si siswi berbinar-binar.

  “serius Sela, makanya ajarin aku. Supaya nilaiku bagus”   “paling tar nyontek lagi” kata Yuda.

    “ehh enggak akan, kali ini aku enggak akan nyontek”

    “yang bener?” Tanya Sela enggak percaya

       “bener kok” ucap Andre aga kesel dikit.

 Andre dan Sela adalah sahabat Yuda sejak mereka SMP. Pada mulanya mereka akan memilih SMA yang berbeda, tapi entah bagaimana ceritanya pada akhirnya ketiganya memutuskan untuk satu SMA, bahkan suatu keberuntungan bisa satu kelas sampe kelas 2 SMA.

 Karena kedua temannya sedang sibuk belajar, Yuda pun ikut belajar bersama mereka bertiga. Toh Yuda ingin dapat nilai bagus biar dia bisa masuk kampus ITB. Selagi ketiganya belajar. Tak luput siswa dan siswi yang lain juga ikut bergabung belajar bersama, bahkan mereka semua sama-sama memberi tips berupa cara cepat mengerjakan suatu soal atau cara mudah menghapal beberapa unsur kimia lainnnya, terlebih juga tips memahami teori-teori dalam pelajaran susah mereka pahami.

 Bell sekolah berbunyi, tandanya masuk kelas, seluruh siswa duduk dibangku masingmasing. Yuda duduk didepan bersama Andre dan Sela, karena itulah mereka makin dekat. Tanpa butuh waktu lama, Pak Sukma datang dia membawa tas gendong warna abu, lalu ditangan lembaran kertas, soal ulangan. Pak Sukma memiliki perawakan tinggi sekitar hampir 170an, rambut hitam yang dipotong 3cm, kulitnya aga kecoklatran, selain itu bodynya pula aga besar sehingga para siswa terkadang beranggapan Pak Sukma seperti seorang tentara ketibang guru kimia. Seketika seisi kelas menjadi tegang seperti hendak bertempur melihat kedatangan pak

Sukma. Tetapi Pak Sukma tidak datang sendiri, dibelakangnya ada seorang siswi perempuan yang ikut bersamanya. tingginya sekitar 150an, rambut panjang sebahu ikal bawah warna hitam, mata warna hitam, kulit putih, mengakan seragam putih abu seperti yang lainnya. Tetapi yang aga beda, walau dia tidak pake kerudung, roknya sepanjang lutut, tidak seperti siswa perempuan yang yang panjang roknya sampai sepanjang mata kaki. Apa mungkin karena dia pindahan dari luar bandung, karena disekolah ini jarang ada siswi yang pake rok pendek. Selain itu raut wajahnya, aga terkesan datar.

             “mohon perhatiannya” suara pak Sukma menggema sampai kebelakang “Perkenalkan dirimu”

 “Perkenalan nama saya Mirna, Saya pindahan dari Jakarta, karena ada urusan keluarga jadinya saya pindah sekolah kesini, semoga kita bisa berteman baik”

 Yuda terheran dengan Mirna, bahkan saat perkenalan pun, raut wajahnya tetap tak berubah sedikit pun. Pak Sukma memberitau Mirna kalau dia duduk dikursi kosong belakangku. Andre tanpak girang mendengarnya, Sela hanya terbengong melihat tingkat Andre. Mirna mengangguk pelan ke Pak Sukma lalu berjalan kearah tempat duduknya, Yuda kembali memperhatikan Mirna sekali lalu, langkah pertama Mirna menuju bangku dia membuat Yuda terdiam, bukan terdiam melihat Mirna tetapi melihat sesuatu yang muncul dari balik Mirna setelah gadis itu melangkah kearah bangkunya. Ada yang bercahaya dari balik lubang dinding bawah papan tulis, cahaya biru.

Tapi tinggu……Yuda terdiam sesaat, setau dia tidak ada lubang pada dinding bawah papan, kenapa tiba-tiba ada lubang, terlebih memancarkan cahaya biru.

          “Andre” panggil Yuda

      “apa?” jawab Andrea dia sedang mempersiapkan alat tulis.

       “itu dibawah papan tulis ada lubang, lihat deh” Yuda menunjuk kearah bawah papan tulis

     “lubang darimana enggak ada toh”

 Yuda terkejut akan jawaban Andre, jelas-jelas ada lubang disana. Tapi melihat raut wajah Andre yang serius membuat Yuda merasa dia seperti berhalusinasi, tetapi saat dia melirik kembali lubang tersebut hilang.

    “jangan ngigau deh, cepat siapin pulpen, mau ulangan loh” kata Andre

“iya-iya” Yuda buru-buru mengambil pulpen dari tasnya.

 Setelah mengambil pulpel Yuda melirik Mirna yang duduk tepat dibelakangnya. Raut wajah Mirna sebelumnya datar tiba-tiba menjadi penuh rasa terkejut, bahkan matanya memandang luruh kedepan. Jika Yuda ikuti arah pandang Mirna, pandangan dia tertuju pada lubang yang sebelumnya Yuda lihat.[]

Chapter 2: sebuah bisikan

Yuda masih kepikiran akan kejadian disekolah sebelumnya, mengenai lubang dan cahaya biru didalamnya. Dia jelas-jelas melihat semua itu dengan mata kepalanya sendiri, dan itu semua terasa nyata, tetapi saat dia melirik kembal, lubang tersebut lenyap begitu saja, bahkan Mirna sang siswi baru memang wajah terkejut kearah lubang yang dilihat Yuda, tetapi wajah itu luntur dan kembali menjadi wajah datar saat Pak Sukma membagikan soal ulang

 Ketika jam istirahat Yuda berusaha mengecek lubang yang dia lihat, di rabah-rabah berkalikali, tidak ada lubang atau pun retakan, hanya dinding polong dan datar, jika dia mencoba bertanya kepada teman-temannya perihal tersebut pastinya jawaban mereka akan sama seperti Andre, atau mungkin Yuda dianggap aneh oleh teman-temannya.

            “Yud” panggil Andre

         Yuda masih tenggelam dalam pikiran

      “Yudaaa” panggil Andre

             Masih tidak jawab

  Sela menginjak kaki Yuda.

          “aaawwww sakit tau!” Yuda naik pital

         “dari tadi kami panggil loh!” Sela protes

         “eh maaf” jawab Yuda

  “kamu lagi mikirin apa sih, ini udah jam pulang kita lagi dijalan lagi” kata Andre

                “maaf-maaf hanya kepikiran sesuatu” kata Yuda.

 Karena kepikiran lubang tersebut, Yuda tak sadar sekarang mereka sedang ditengah jalan mau pulang, lebih tepatnya disepanjang jalan Cihampelas. Jalanan yang penuh outlet kaos khas Bandung yang terkenal sampai luar kota, hari biasa pun masih tetap ramai pembeli.

 “hari-hari jangan kebanyaran bengong, tar kesambet sesuatu, tau-tau udah ditengah jalan” kata Sela, bercanda dengan wajah serius.

     “candaanmu enggak lucu tau” kata Yuda.

Tapi jika Yuda, pikir-pikir dia memang terlalu memikirkan soal lubang tersebut terlalu dalam, aga enggak baik jika terlalu dipikirkan.

 Tiba-tiba saja Sela menarik kedua sahabatnya tersebut masuk kedalam outlet terdekat, tentunya Andre dan Yuda masuk dengan menghela napas panjang, sedangkan Sela mata dia berbinar-binar, pastinya dia ingin membeli baju atau mencoba baju keluaran terbaru. Sebagai pria Yuda dan Andre hanya menunggu Sela sampai selesai, tetapi jika sudah masuk outlet baju dia pastinya akan memakan waktu lebih dari 30 menit untuk Sela selesai memilih atau mencoba baju yang dia inginkan. 

 Tangan Andre ditarik oleh Sela, dia meminta pemuda tersebut untuk menemaninya memilih baju, dengan sangat terpaksa Andre menerima permintaan tersebut. Yuda yang tak ingin jadi korban kedua, melangkah pelan keluar outlet tanpa disadari oleh kedua sahabatnya tersebut. 

 Dari luar Yuda memperhatikan kedua sahabatnya tersebut, rasanya dia ingin ketawa sendiri, sebab jika teman satu sekolahnya melihat mereka berdua sedang memilih baju bersama yang adalah mereka bisa disangka pacaran, untung sejauh ini tak ada siswa dari sekolahnya yang lewat sini, mungkin sebagian mereka sudah pulang atau main ke mall dekat sini.

Tina dinteun dieu

(dihari ini)

 Entah cuman perasaan Yuda, tetapi dia mendengar suara seseorang berbicara, padahal tak ada seseorang didekatnya, mungkin Cuman perasaan dia saja

Parantos engkeu

(nanti)

 Lagi-lagi terdengar suara orang bicara, samar-samar terdengar seperti bahasa sunda, tapi siapa? Bahkan segitu Yuda melirik sana-sini, dia tak mendengar suara siapapun. Rasanya Yuda merasa dia tambah aneh, dari kejadian lubang dikelas sekarang suara orang berbicara bahasa sunda. Jika Yuda melirik setiap orang didekatnya, orang-orang bersikap seperti biasa, apa mungkin Cuman perasaan dia saja.

   Tetapi ucapan selanjutnya, membuat bulu kuduk Yuda merinding hebat.

Teu aya nu bisa salamet

(tidak ada yang bisa selamat)

Padahal cuman suara misterius entah darimana, tetapi rasa merinding Yuda ini terasa sangat nyata, dia amati jari-jari tangan kanannya yang tak henti gemetar hebat, suara terakhir yang dia dengar begitu terasa sangat seram, bukan hanya rasa gemetar, dadanya pun terasa sangat sesak.

Apa maksudnya ini.

             “hei Yuda”

 Tiba-tiba Andre memanggilnya dari belakang dan langsung menyentuh pundak, yang membuat Yuda melompat karena terkejut.

         “Astafiruloh, kaget ih”

          “sorry-sorry, habisnya kamu diluar sendiri sih”

             Yuda terdiam sejenak, dia melihat wajah Andre dan Sela, mereka terlihat ‘biasa saja’, apa mungkin cuman Yuda yang mendengar suara tersebut.

   “hei apa kalian mendengar suara orang ngomong sunda enggak?” Tanya Yuda.

      “denger” jawab Sela dan Andre

    Yuda merasa ada sercerah harapan.

          “yang bener dimana?”

         “tuh pemilik outlet, dia berbicara bahasa sunda” jawab Sela.

   “bukan sunda kasar” Yuda menggeleng-geleng “sunda lemes”

             Andre dan Sela silih pandang.

   “enggak tuh” jawab Andre

 Pupus harapan Yuda, kenapa cuman dia saja yang merasakan hal tersebut, Andre dan Sela memandang pemuda tersebut dengan perasaan cemas, sebab sahabatnya dari tadi terasa aneh. Hingga mereka pun memutuskan untuk pulang dan tetap berpikir positif mungkin karena habis ulangan jadinya banyak pikiran.

 

Dari sebrang jalan seorang perempuan berpakayan putih abu memperhatikan mereka, dia tak bergerak sedikit pun, bahkan tak ada niatan untuk dia menyebrang jalan, suara telp berbunyi dari saku rok, dia mengangkat panggilan dari telp.

   “iya aku tau, iya, tandanya sudah keluar, paham”

 Setelah menjawab telepon, dia simpan kembali dalam saku rok. Mobil hitam muncul dari kanan menuju jalan cihampelas bawah, melewati sosok perempuan tersebut. mobil hitam sudah lewat, diikuti sosok perempuan yang ikut menghilang. Sosok Mirna yang disembrang jalan, tak diketaui oleh Yuda sama sekali.[]

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!