“tidak seharusnya kita mengurus dia. Biarkan saja dia dipinggir jalan!!" bentak bibi Namtan.
" bagaimanapun juga dia tetap sepupuku, anak kakakku. Mana mungkin aku tega membiarkannya di jalan" balas paman Guy.
" tetap saja kita tidak mampu merawatnya. Darimana kita dapat uang untuk menyekolahkannya?!! Untuk makan saja kita tidak ada!!" bentak bibiku.
Aku lahir dari orang tua yang sudah pisah. Ayahku entah pergi kemana. Ibuku meninggal saat melahirkan ku, dan saat ini aku di asuh oleh paman dan bibiku. Dari cerita paman ayah meninggalkan ibu ku dan memilih untuk menikah dengan wanita pilihan orang tua nya. Sedangkan ibu dan ayahku sudah menjalin hubungan sejak lama. Tapi saat ibu mengandungku ayah pergi meninggalkan ibu.
" dulu ibumu baru mengetahui kalau hamil saat usia kandungannya 1bulan" kata paman.
"apa ayah tidak tau kalau ibu hamil?" tanya ku.
" tentu tau, ibumu memberi kabar bahagia itu. Meski saat itu ibu dan ayahmu belum menikah tapi ayah dan ibumu sangat senang akan kehadiranmu. Mereka berharap mendapat restu dari kedua orang tua ayahmu. Tapi sayangnya 1 minggu setelah itu ayahmu pergi tanpa kabar hingga saat ini" jelas paman.
"Apa ibu tidak mencoba mencari kerumah ayah?"
"Ibu mu sudah kesana kemari mencari tapi hasilnya nihil. Menurut orang yang berjaga disana ayahmu ke luar negri dengan orang tuanya. Saat itulah hati ibumu hancur. Dia bingung bagaimana dengan kandungannya sedangkan dia hidup hanya denganku saja dan kami bukan dari keluarga berkecukupan.
“Aahh...aku sedih jika mengingat perjuangannya" jelas paman sambil menitikkan air mata.
" apa paman tidak mendengar kabar ayah sama sekali sampai saat ini?" tanyaku penasaran.
" tidak, aku bahkan tidak tau dimana dia sekarang. Semenjak kepergian ayahmu, ibumu sempat mengakhiri hidupnya, namun gagal karena aku mengetahuinya dan semenjak itu aku tidak pernah meninggalkannya sendirian dirumah. Bibimu lah yang menemani disini.
“Dulu paman pacaran dengan bibimu saat masih dibangku sekolah. Ibumu yang bekerja menyekolahkan paman dan memberi makan pamanmu ini. Sampai kejadian dimana ibumu mengakhiri hidupnya pamanlah yang akhirnya bekerja dan paman menyuruh bibi mu untuk mengurus ibumu dirumah. Untungnya saat itu paman sudah lulus sekolah jadi lebih mudah untuk mencari pekerjaan.”
" apa orang tua ibu tidak tau kalau ibu hamil?" tanyaku, aku tidak pernah tau bagaimana wajah ibu ku sesungguhnya, aku hanya melihanya dari foto yang disimpan paman.
"Kakek nenekmu sudah tiada lama Win , makanya ibu mu berjuang keras untuk menghidupi paman dan dirinya."
Meski bibi terlihat begitu kejam padaku tapi hatinya sangatlah baik. Memang kadang mulutnya gak bisa direm tapi itulah sifatnya. Aku bersyukur masih ada paman yang mau merawatku sehingga aku tidak tidur dijalanan.
Rumah yang aku tinggali adalah peninggalan kakek dan nenek untuk ibuku dan paman. Kami bersyukur adanya rumah ini meskipun tak besar dan mewah tapi bisa melindungi kami dari hujan.
Saat ini usiaku menginjak 21 tahun, aku bekerja di toserba dekat rumah. Kalau malam aku ikut di bar milik temanku. Toserba ini milik teman paman dari kecil dan jam kerjaku hanya pagi hingga sore saja untuk siff lainnya ada beberapa temanku gantinya.
Hanya bermodal sekolah menengah aku tidak bisa bekerja di perusahaan besar, karena membutuhkan ijazah yang lebih tinggi. Makanya saat aku ditawari paman, aku langsung menerimanya. Untuk gaji meski tak seberapa tapi itu bisa untuk mencukupi kebutuhan kami semua. Paman bekerja di pasar bersama bibi mereka sudah menikah tapi belum dikaruniai anak.
Malam pun tiba saatnya aku bekerja di bar Offgun milik temanku sekolah dulu. Mereka adalah sepasang kekasih sejak sekolah dulu. Kedua orang tuanya juga merestuinya hingga mereka diberikan modal untuk membuka usaha sambil kuliah.
"Haii Win..kenapa kamu terlambat tamu - tamu sudah menunggu" teriak Gun.
"Maafkan aku, tadi ketinggalan bus jadi harus menunggu berikutnya" jelas win.
"Ya sudah antar ini ke meja 10.” perintah Gun.
" euum baiklah."
Win hanya seorang pelayan bagian bersih – bersih di dapur. Kadang dia juga menggantikan temannya mengantar pesanan pelanggan. Off tau Win anak yang baik dan sopan,bahkan dia tidak pernah pacaran dengan siapa pun. Dia hanya menyibukkan dirinya dengan belajar dan bekerja.
Banyak anak cewek yang suka dengannya. Tidak hanya cewek saja bahkan cowok juga banya yang suka. Karena muka nya yang lucu dan bisa dibilang dia terlihat cantik. Tapi Win tak menggubris itu semua,dia hanya ingin segera lulus sekolah dan bekerja untuk membantu paman dan bibinya.
" Permisi tuan ini minumannya." sapa Win.
" Apa kamu anak baru disini? Baru kali ini aku melihatmu." tanya Joss.
"Bukan tuan saya sudah lama hanya saja saya biasa dibelakang, dan ini tadi menggantikan teman saya." jawab Win.
"Pantesan aku kira kamu anak baru. Tapi kalau dilihat - lihat cukup manis." Joss mulai tertarik dengan Win.
"Saya permisi dulu tuan." pamit Win sambil berlalu pergi dia tak menghiraukan omongan Joss.
Setelah kepergian Win, Joss dan teman - temannya berpesta dia sedikit melupakan Win.
" ayolah apa istrimu masih kurang!" ledek teman Joss yang tau kalau Joss mulai tertarik dengan Win.
" Hallo bro,, apa kamu akan terus mencari uang saja?!! Ooohh.. Ayolah kita bersenang - senang sekali saja. Disini ada barang bagus" jelas Joss pada orang disebrang telpon.
"AKu tidak tertarik!! Lanjutkan saja sesukamu!" jawab Bright dan mematikan sepihak.
Ya orang yang dihubungi Joss adalah Bright sahabatnya. Bright adalah sahabat Joss sejak kecil, ayah dan ibu mereka juga berteman sejak lama. Dan sekarang mereka yang memegang kendali di perusahaan orang tua masing - masing.
"Shiaa,,dia matikan seenaknya saja!"
" Sudahlah ayo kita nikmati saya yang ada sekarang,kalau dia mau pasti menyusul kesini" jawab teman Joss.
Disisi lain Win mulai kuwalahan karena banyaknya tamu berdatangan. Belum lagi temannya ada yang cuti sakit hari ini.
"Win kalau kamu capek istirahan saja dulu, biar aku yang ganti jaga." ucap Gun.
"Nanti saja, setelah meja 1 ini aku mau istirahat sekalian kekamar mandi."
"Terserah kamu lah" jawab Gun sambil berlalu pergi keruangan kekasihnya.
Sebenarnya Win merasa kurang enak badan tapi ia tahan karena temannya cuti tidak mungkin dia ikut - ikutan cuti kasian Gun nantinya dia yang akan turun tangan.
Setelah mengantar pesanan Win langsung kekamar mandi dia sudah kebelet pipis sejak tadi. Ketika dia sudah selesai dia menabrak seseorang.
Brruuukk...
"Ahh maaf tuan saya tidak sengaja." tutur Win.
"Kau taruh mana matamu hah!!" bentak Joss sambil merapikan jasnya dan dia tak mengetahui kalau itu win.
"Maaf tuan saya sungguh tidak sengaja." sambil menautkan kedua tangannya.
Joss kemudian mendongak dan melihat Win.
"Auu,,kamu ternyata,, sudah lupakanlah" balas Joss, dia tidak ingin memarahi Win.
" Trimakasih tuan" balas Win sambil berjalan keluar.
Hari itu Joss masih kepikiran Win anak manis yang baru ia lihat di bar. Ia berencana mengenalkannya pada sahabatnya.
Hari itu Joss masih kepikiran Win anak manis yang baru ia lihat di bar. Ia berencana mengenalkannya pada sahabatnya.
Pagi ini Joss menemui Bright dikantornya sekalian membahas masalah pekerjaan.
"Tidak bisakah kamu mengetuk pintu dulu!!" sarkas Bright.
"Santai bro,,jangan suka marah - marah cepat tua kau nanti" balas Joss.
"Meskipun aku tua masih banyak yang mengantri!" sinis Bright.
"Percaya percaya," sambil meledek Bright.
"Ada apa kesini pagi - pagi, tidak biasanya." tanya Bright.
"Ada yang mau aku bahas soal cabang didekat sini, dan juga mau memberi mu kabar bagus!" jawab Joss.
"Memangnya kenapa? Apa ada masalah di cabang? Dan barang bagus apanya?!"
"Heemm ...sebenarnya bukan masalah besar sih, aku sendiri bisa mengatasinya tapi barang bagus yang aku maksud ini yang wajib aku kasih tau." Joss.
"Barang apa memangnya?" tanya Bright penasaran.
"Ntar malam iku ke tempat biasanya ya, aku kenalin sama anak baru lebih tepatnya barang yang baru dan gak ada yang tau." jawabnya sambil tersenyum tengil.
"Aku gak minat,lanjutkan saja aksimu sendiri!!" balas Bright, jujur dia malas membahas masalah wanita. Istrinya saja sudah membuatnya muak malah mau tambah wanita lain.
Ya Bright memang sudah beristri namun dia tidak mencintainya. Dia dipaksa untuk menikah dengan Prim oleh orang tuanya. Biasa orang kaya selalu menghubungkan pernikahan dengan bisnis. Bright sudah menolak mati - matian agar tidak dijodohkan tapi karena ibunya yang meminta ingin segera memiliki cucu maka dengan terpaksa Bright menyetujuinya.
Joss, Mike, Top adalah sahabat brobroknya yang juga tau tentang perjodohan itu. Mereka sebenarnya kasihan dengan temannya karena dipaksa menikahi orang yang tidak dicintainya. Bright tidak pernah pacaran dengan siapapun dia tidak tertarik dengan gadis dikampusnya karena tidak ada yang menarik menurutnya.
Joss mencoba mencarikan seseorang yang dapat meluluhkan kerasnya hati seorang Bright. Makanya saat dia melihat Win Joss terpikirkan temannya setidaknya itu bisa membuat hati temannya menjadi lebih hangat.
Setiap hari dia melihat temannya hanya bergelut dengan pekerjaan saja, dia lebih memilih menyibukkan harinya dengan bekerja dari pada pulang kerumahnya yang seperti neraka.
Setiap hari Bright akan mendengar ocehan istrinya yang membosankan baginya. Pertanyaan yang dilontarkan selalu saja sama, Prim ingin punya anak dari Bright agar dia bisa selalu mengikat Bright dan itu ia gunakan agar bright tidak meninggalkannya kelak. Tapi pikirannya sudah bisa dibaca oleh Bright.
Bright tidak pernah berhubungan badan dengan Prim. Meski tinggal 1 rumah pun kamar mereka terpisah. Bahkan Bright pernah diberikan obat perangsang oleh Prim tapi dia masih bisa mengntrolnya dengan sekuat tenaganya. Dia tidak ingin di ikat oleh siappun tanpa kemauannya sendiri.
Malam ini Bright pulang pukul 11. Dan disambut dengan gaun sexy istrinya.
"Sayang kenapa pulangnya malam lagi sih." rengek Prim sambil bergelantungan legan Bright.
"Banyak pekerjaan." balas Bright malas.
"Sini aku bawain jas kamu, udah aku siapin air hangat untuk kamu mandi."
"Gak perlu aku bisa membawa barangku sendiri!!"
"Kamu kenapa sih Bri setiap kali aku ingin bermanja denganmu kamu selalu menghindar!! Aku ini istri kamu Bri bukan pajangan !!" marah Prim.
"Aku tak membutuhkan kamu, kalau kamu mau pergi dari rumah ini silahkan!!" jawab Brigh tak kalah emosi juga. Dia benar - benar malas menanggapi Prim.
Prim pergi ke kamarnya dengan menghentakkan kakinya. Dia dibuat marah oleh suaminya.
Disisi lain Bright sudah kehilangan moodnya langsung pergi menemui Joss di tempat biasanya mereka menghabiskan waktu jika suntuk.
"Tunggu aku." balas Bright sambil mematikan telpon disebrang sana.
Sesampainya di Bar Bright langsung masuk ke ruangan biasanya di lantai 2.
"Hai broo,,,gitu dong masak kerja kerja mulu gak stres apa otak kamu!!" ledek Joss.
"Pesankanlagi minuman biasanya." jawab Bright.
"Ok,,!" Joss memesankan minuman kesukaan Bright seperti biasanya tapi dia minta pelayan yang kemarin yang mengantarnya.
"Bawakan biasanya" perintah Joss
"Baik tuan." jawab pelayan itu.
"Dan satu lagi, yang mengantar pelayan yang kemarin melayani aku."
"Yang mana tuan?" tanya pelayan itu.
"Anak manis yang kemarin tanyakan pada bos mu." jawab Joss malas.
Pelayan itu berlalu pergi meninggalkan Joss dan yang lainnya.
"Bos orang ini minta diantarkan oleh pelayan yang kemarin melayaninya."
"Siapa? Bukankah pelayan kita tetap itu saja? Aku juga tidak merekrut karyawan baru" jelas Gun.
"Entahlah yang jelas dia minta itu."
"Ya sudah biar aku saja yang kesana." jawab Gun.
Selamat malam tuan, menurut karyawanku tadi anda meminta pelayan yang kemarin yan melayani anda. Kalau boleh tau siapa namanya ? Karena setauku aku tidak ada karyawan baru." jelas Gun.
"Ahh,,aku lupa namanya. Yang jelas dia anak yang cukup manis. O ya ktanya dia menggantikan temannya karena temanya sakit." jawab Joss.
Gun mulai berfikir siapa yang dimaksud Joss.
"Tunggu, dia bukan pelayan sini. Dia hanya berada dibelakang saja untuk membantu bagian bellakang saja" jelas Gun lagi
"Aku tidak mau tau pokoknya suruh dia yang melayaniku!!" bentak Joss.
Bright yang merasa terganggu dengan ketegangan antara Gun dan Joss langsung menyuruh Gun membawakan pesanan seperti biasanya saja.
"Bawakan saja pesanan ku serti biasa" potong Bright.
"Baik tuan." jawab Gun.
"Cepat atau aku bikin hancur Bar kamu kalau kamu tidak menyuruh nya datang." sarkas Joss.
"Baiklah baiklah tunggu!!" jawab Gun yang mulai jengkel dengan Joss.
Win yang sedang membantu bersih - bersih bagian dapur terkejut dengan panggilan Gun.
"METAWINNNNAA!!!" teriak Gun
"Aaaooo,,panggil biasa saja apa gak bisa sih, bikin kaget aja!" jawab win.
"Kamu antarkan minuman ini ketempat yang kemarin. Orangnya resek dia mintanya hanya kamu dan hanya kamu yang boleh mengantar pesanannya!!"
"Bukankah ini bukan bagianku?" tanya Win.
"Aaaiiiiisshhh,,,sudah kamu bantu temanmu ini dari pada Bar ini hancur" balas Gun.
"Ya ya ya,,," Win pergi mengatar pesanan.
--
"Permisi tuan ini pesanannya."
"Taruh disana! " jawab Joss.
"Baik tuan" dia taruh dimeja depan Birght. Bright hanya menyaksikan itu dan diam saja tidak merespoon sama sekali karena lampu yang kurang terang membuat penglihatannya tak terlalu jelas.
Setelah selesai menaruh minuman itu Win pamit untuk pergi.
"Silahkan dinikmati minumannya." kata Win sambil berjalan mundur.
"Kamu duduk sini."perintah Joss.
"Saya?" tanya WIn yang merasa ditunjuk oleh Joss.
"Ya" sambil menepuk kursi kosong disebalahnya.
Win yang tak mau Bar temannya hancur seperti kata Gun tadi terpaksa mengikuti perintah Joss.
"Ada apa tuan?" tanya Win.
"Bright bagaimana menurutmu?' tanya Joss pada Bright.
Teman - teman yang lainnya termasuk Nani setuju dengan pendapat Joss kalau Win memang manis dan lucu. Padahal Win dalam posisi diam belum posisi ngreog nih.
Win hanya diam saja karena bingung dengan apa yang mereka bicarakan.
"Sudahlah kamu bisa pergi, jangan hiraukan mereka." ucap Bright.
"Terima kasih tuan." jawab Win.
Joss dan yang lain sedikit kecewa karena tujuannya kesini untuk mengenalkannya pada Bright.
Setelah kepergian Win Bright mulai minum.
"Seperti tidak ada pekerjaan saja kau ini mengganggu anak orang. " jelas Bright.
"Apa kamu tidak tertarik dengannya? kalau memang tidak buat akau saja kalau gitu!" balas Joss.
"Kau gila, mau kau taruh mana Luke !"
"Itu urusan gampang,dia bisa menjadi selingkuhan ku!" jawab joss yang langsung dapat pukulan dari Mike.
"Mu cari mati hah!!" bentak Mike.
Josshanya terkekeh." Mana mungkin aku meninggalkannya sedangkan tak melihatnya sebentar saja aku bisa gila!" terang Joss.
"Aku kira kau sama seperti orang disebelahmu!" ledek Top.
"Jangan bawa - bawa namaku!" balas Bright.
"Sudah - sudah kita lanjutkan minum saja!" ajak Mike.
Disisi lain Bright ternyata penasaran dengan anak bergi kelinci tadi.
"Benar kata Joss dia begitu manis." gumam Bright.
Win melanjutkan pekerjaanya setelah mengantar minuman tadi dia di cegat oleh Gun.
"Apa kau mengenalnya?" tanya Gun.
"Tidak!!" jawab Win singkat, dia begitu malas menanggapi orang - orang yang tak jelas.
"Bagaimana dia tau namamu?" tanya Gun lagi.
"Bukankah kemarin kau sendiri yang menyuruhku menggantikan karyawan lain yang libur!" jelas Win.
"Ooo,, aku kira kau hanya mengantar nya saja! Ya sudah lanjutkan saja, aku tadi memasak untuk phi Off dan sebagian untuk mu sudah aku taruh di mejaku, nanti setelah selesai ambillah." begitu perhatiannya Gun kepada Win.
"Eeuumm." jawab Win dia berlalu meninggalkan Gun.
Setelah membereskan dibelakang Win keruang kerja Gun untuk mengambil bekal makan yang dimasak Gun tadi.
"Hai, aku mau ambil makananku." ucap Win pada Off.
"Ambil saja!!"balas Off yang sibuk dengan laptopnya.
"Begitu pentingkah laptop itu sampai kau tak mengalihkan pandangnmu!!" balas Win.
"Aiiisss,,,aku sedang bermain game jangan ganggu!!" jawab Off.
Win memutar bola matanya malas. Di ambilnya kotak makanan tadi dan membawanya keluar menuju parkiran dan duduk ditaman sebelah parkiran.
Saat Win sedang makan dikejutkan dengan suara bariton milik Bright.
"Makan sendiri?" tanya Bright tiba - tiba.
"Ouuhh,, iya tuan maaf mengganggu" jawab Win.
"Tidak , aku yang mengganggu mu. Apa kamu membawa makan itu dari rumah?" tanya Bright karena penasaran.
"Tidak ini pemberian temanku pemilik Bar ini tuan." jelas nya lagi.
"Jadi pemilik ini temanmu?"
"Iya tuan, dulu temanku waktu SMA" jelas Win sambil memasukkan makanan kemulutnya, dan itu sukses membuat Bright tersenyum dengan kelakuan Win yang seperti anak kecil saat makan.
"Pelan - pelan kalau makan aku tidak akan meminta. " ujar Bright sambil. mengusap mulut Win yang ada sisa - sisa makanan.
Win merasa malu dengan perlakuan Bright.
"Ahh,, tidak apa - apa tuan biar aku saja."
"biarkan aku suka melakukannya."
Keheningan tercipta beberapa saat sampai akhirnya bright bersuara.
"Apa setelah ini kamu pulang?" tanya bright.
"Sebentar lagi tuan, setelah aku membereskan ini." jawab Win.
"Mau aku antar?"
" tidak usah tuan ku bisa pulang naik taxi" jawab Win
" ini sudah hampir pagi tidak ada taxi yang lewat" jelas Bright
"Tidak apa - apa tuan anda bisa pulang terlebih dahulu. Eemm,,, saya permisi dulu tuan mau membereskan ini dulu" pamit Win dan segera pergi dari sana. Win sedikit takut dengan orang baru ia kenal apalagi dengan kategori Bright yang begitu tampan.
Setelah kepergian Win, Bright pun masuk kedalam mobilnya. Sebenarnya dia tadi ingin mencari Win namun tak ia temukan didalam,saat dia akan pulang malah bertemu ditaman.
Bright menunggu hingga Wing selesai, saat dia melihat Win keluar Bar dan mencari taxi tapi tak kunjung dapat, Bright lalu melajukan mobilnya mendekati Win.
"Masuklah aku antar kamu pulang."
"Tidak usah tuan."
"Tak usah membantah bukankah tidak ada taxi dari tadi?"
Win pun akhirnya mau diantar. Hanya keheningan didalam mobil, hingga suara Bright membuyarkan lamunan Win.
"Apakah kamu sudah menkah?'' tanya bright.
"Belum tuan, kekasih saja aku tak punya."balas Win.
"Oo,, beri tau akau jika sudah dekat dengan rumah mu."
"Eeuumm." jawab win.
Setelah sampai Win turun dari mobil tak lupa ia mengucapkan terimakasih.
"Terimakasih atas tumpangannya tuan." ucap Win.
"Sama - sama, tunnggu,"
"Ya tuan."
"Siapa nama kamu?"
"Metawina panggin saja Win."
"Baiklah ,, selamat malam Win."
"Malam." Win pun segera turun dari mobil.
Bright pun melaju menuju apartnya . Dia mempunyai rumah utama, rumah yang ditempati dengan istrinya dan juga apart yang hanya dia temapti sendiri saat dia sedang malas menghadapi Prim. Apart ini sengaja ia beli dan merahasiakannya dari Prim.
Sesampainya di apart Bright segera mandi, selesai mandi Bright melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda tadi. Tiba -tiba ada notif pesan di phonselnya dari Prim
"Sayang pulang jam berapa?" tanya Prim.
"Aku tidak pulang." hanya itu balasn Bright.
"Mengganggu saja!" malas Bright.
Tiba - tiba dia ingat Win.
"Jika waktu bisa diputar aku hanya ingin mengel mu saja Win. Ini memang pertama kali nya kita bertemu tapi kau sudah membuat hatiku berdebar tak karuan. Jika boleh bisakah kita bersama? Aku ingin lebih dalam mengenalmu." gumamnya.
Lelah dengan pikirannya hingga ia tertidur di meja kerjanya.
Win yang baru saja memasuki rumah langsung dihadang oleh pamannya.
"Siapa yang mengantarmu win?" tanya paman.
"Teman paman." jawab Win.
"Sejak kapan?" selidiknya lagi.
"Sejakkkk,,, aku juga atak tau." jawab Win.
Paman yang penasaran terus mengejar Win hingga kekamarnya. Tidak pernah sekalipun teman Win mengantarnya kerumah selain Gun dan Off baru kali ini dia melihat ada yang mengantar Win hingga larut.
"Apa hanya teman?"
"Iiya paman ku sayangg,,,dia hanya teman saja titik!!" jawab Win smabil menutup pintu kamarnya.
----
Pagi - pagi Win sudah rapi dengan baju formalnya untuk bekerja.
"Paman bibi aku berangkat dulu ." pamit Win.
"Ya hati- hati Win!"
Win pergi dengan berjalan kaki karena jaraknya dekat dengan rumahnya. Sesampainya di sana ia berganti sif dengan temannya.
"Kamu sudah datang?" tanya temannya.
"Eumm, pergilah biar akua yang jaga" ujar Win.
Setelah kepergian temannya Win segera mengisi barang - barang yang kosong. Beberapa saat setelah itu terdengar bunyi bel tanda ada sesseorang datang.
"Selamat datang." ujar Win.
"Sepertinya aku keal suara ini"gumam Brigth.
Setelah dia selesai berbelanja dia segera kekasir. Apart Bright dekat dengan tempat win bekerja saat ini. Biasanya jika keparluan di apartnya habis Bright belanja disini tapi ketika malam saja setelah pulang kerja, jadi dia tidak akan bertemu dengan Win. Tapi ini tadi dia cuti kekantor jadi dia manfaatkan untuk mengisi keutuhan dapurnya.
"Ada tambahan lagi tuan ?!" tanya Win yang tak menyadari bahwa itu adalah Bright.
"Sudah itu saja " balasnya.
Win merasa kenal dengan suara ini mendongakkan kepalanya.
"Tuan yang tadi malam." tanya Win.
"Iya , kamu bekerja disini ?'
" Iya tuan kalau pagi, kalau malam di Bar." jawab Win.
"Win jangan terlalu keras bekerja nanti kamu sakit!" ujar Bright.
"Iya tuan trimakasih atas perhatiannya." balasnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!