NovelToon NovelToon

Nona Galak & Tuan Posesif

Bab 1 Kesialan Zarina

"Pagi mom, pagi dad. " sapa seorang gadis dengan penampilan elegannya. Gadis itu Zarina Bryn, putri bungsu dari keluarga Romanov.

"Pagi juga sayang, apa kepala kamu sudah tak lagi pusing. Haruskah dengaj cara mabuk mabukan mampu menghilangkan beban masalah Zarin? " tanya Mommy sekaligus menyindir putri bungsunya.

Zarina hanya diam saja mendengar sindiran dari mommy tercinta. Gadis itu lantas menarik kursi kemudian duduk berhadapan dengan orang tuanya.

"Sudahlah mom, lebih baik langsung sarapan saja. " sela Daddy Alvan.

Lima belas menit berlalu Zarina langsung pamit pada kedua orang tuanya. Rencananya dia akan pergi ke kampus hari ini. Zarina Bryn, merupakan putri kedua dari pasangan Tuan Alvan dan Nyonya Hera.

Dia memiliki seorang kakak perempuan bernama Zavia yang sudah menikah. Zarina di antar sopir menuju ke kampus, hukuman dari sang daddy yang sembarangnya mengendarai mobil sendirian.

Skip

Kampus

Zarina langsung turun dari mobilnya, gadis itu langsung menemui sahabatnya yang telah menunggu, Farasya.

"Hai Rin, kenapa wajah kamu di tekuk kayak gitu? " tanya Fafa.

"Mobil aku di sita daddy, tadi aja di antar sopir Fa. " ungkap Zarina. Keduanya berjalan beriringan menuju ke kelas mereka.

Keduanya masuk ke dalam kelas, langsung duduk di kursi masing masing. Zarina menaruh tasya di atas meja. Kedua gadis itu asyik mengobrol, canda tawa mewarnai obrolan keduanya.

Tawa keduanya terhenti kala dosen mereka telah memasuk ruangan. Mereka fokus dengan penjelasan dari dosen mereka yang terkenal galak.

Tepat jam sepuluh, suara bunyi bel mengakhiri jam mata kuliah. Zarina dan Faras ke luar dari kelas menuju ke kantin. Sampai di sana, Zarina berdecak pelan melihat Sasha and the geng.

Mereka berdua langsung berjalan melewati Sasha dan gengnya kemudian duduk di kursi masing masing.Sasha menoleh, menatap sinis kearah rivalnya itu. Gadis itu langsung bangkit, menghampiri meja

Zarina.

Brak

Zarina menoleh, dia menatap tajam kearah Sasha. Sasha langsung berbicara tanpa henti,dia menantang Zarina dengan kata kata kasarnya. Pelayan datang mengantarkan pesanan Zarina dan Faras.

Zarina langsung bangkit, mengambil jus jeruk kemudian menyiramnya ke arah Sasha.

Byur.

"Enggak usah banyak bicara deh, pergi sana sebelum aku lempar gelas ini ke wajah jelekmu. " ancam Zarina dengan tatapan dinginnya.

"Psikopat. " maki Sasha yang berlalu pergi bersama gengnya. Setelah kepergian Sasha, Zarina memesan minuman lagi pada pelayan. Pelayan mengantarkan jusnya, mereka langsung memakan bakso dengan lahap.

"Kamu tahu gak sih Rin, gaya kamu tadi keren lho. Lihat wajah Sasha tadi sempat pucat juga sih. " cerocos Faras.

"Sekali kali tuh anak emang perlu di beri pelajaran sih. Setiap hari bisanya cuma bisa bikin aku kesel. " ungkap Zarina dengan wajah bete nya.

Mereka kembali memakan baksonya dengan santai. Keduanya mengabaikan bisikan dari mahasiswi lainnya.

Selesai makan, Zarina segera bayar kemudian pergi dari sana. Mereka memilih kembali ke kelas, di dalam sana mereka asyik menggibah. Faras hanya bisa menghela nafas panjang mendengar hobi sahabatnya yang suka dengan hal hal berbau korea.

Jam dua siang, Ashley telah meminta sopirnya pulang. Dia dan sahabatnya memilih belanja di mall lebih dulu. Dengan belanja mampu menghilangkan stres dan galau yang tengah di rasakan.

"Oh ya Ras, kamu nanti nginap ya di rumah aku. Jadinya aku ada temannya kalau tengah galau gitu. " bujuk Zarina pada sang sahabat.

"Huft sudahlah iya iya aku setuju! "

Zarina tentu saja memekik senang. Mereka segera memilih setelah itu langsung bayar di kasir. Mereka ke luar dan masuk ke mobil.

Sorenya mereka membersihkan diri di kamar mandi masing masing. Zarina segera berpakaian kemudian turun kebawah menemui sang mommy di susul Farasya.

"Ayo Faras, cicipi puding buatan tante. " cetus Nyonya Hera dengan lembut.

"Iya tante. " jawab Farasnya sambil tersenyum.

"Nah lho mommy aja sama Faras, lembut banget ngomongnya. Kalau sama aku aja keras dan suka teriak teriak. " dumel Zarina kesal.

"Kamunya aja nakal. " balas Mommy yang membuat Zarina cemberut. Farasya tertawa pelan melihat muka masam sang sahabat. Dia asyik memakan puding sambil memperhatikan interaksi ibu dan anak di depannya ini.

Zarina menghela nafas berat, mommy nya ini sangat suka menyindir dirinya. Namun dia hanya diam tak membalas, lagipula apa yabg di ucapkan sang mommy adalah kebenaran.

"Sayang kamu enggak lupa waktu kamu SMA, kamu dulu menghajar seorang lelaki yang menyatakan cinta padamu? " cetus Mommy yang teringat masa SMA sang anak.

"Inget mom. Habisnya lelaki itu mesvm mom, bisa bisanya ngajak aku ciuman. Memangnya aku gadis apaan? " geram Zarina. Mommy mengangguk paham, namun dia tetap saja menasehati putrinya itu.

Faras memilih membahas hal lain, dia tak ingin sahabatnya mengingat kejadian mengesalkan itu. Zarina mencomot pudingnya kemudian melahapnya.

Zarina POV

Bertemu Sasha tadi merupakan hari tersialku. Sepertinya dia tak akan berhenti menganggu aku sampai dia puas. Lagipula aku tak pernah berniat mendekati kapten basket si playboy cap capung itu. Apalagi dua minggu Daddy enggak boleh ngizinin aku pakai mobil sendiri.

Zarina POV end.

Gadis itu lantas mengambil ponselnya yang dia masukkan ke dalam saku. Dia langsung membuka pesan dari Sasha.

From Sasha.

Aku tak akan pernah berhenti gangguin kamu Zarina. Sebelum kamu cabut dan tak hadir lagi dalam kehidupan aku dan Davian!

Lagi lagi terdengar hembusan nafas berat ke luar dari bibirnya. Mood Zarina seketika down, Sasha selalu membuat masalah dengannya. Dia lantas bangkit dan pergi meninggalkan ruang tamu begitu saja.

Nyonya Hera dan Faras saling berpandangan satu sama lain. Zarina telah masuk ke dalam kamarnya, dia menaruh ponselnya ke atas meja setelah membalas pesan Sasha. Kini dia berada di balkon, menikmati pemandangan sore dari atas sana.

"Sasha kira aku bakal takut sama dia, tidak sama sekali. Jika dia berani mengangguk, aku akan membalasnya lebih dari yang dia lakukan. " gumam Zarina dengan nada tak main main.

Zarina mengusap wajahnya pelan, dia memilih duduk di sofa sambil memegang buku novelnya. Gadis itu paling suka novel dengan genre mafia. Dia tampak sangat tak suka dengan novel dengan tema romantis apalagi tokoh wanitanya mudah di tindas.

Zarina tampak serius membaca buku novelnya. Dia juga suka ketenangan meski terkadang gadis itu suka membuat kehebohan.

Pukul tujuh malam dia baru ke luar dari kamar dan langsung ke meja makan. Semua orang memperhatikan dalam diam. Farasya begitu penasaran dengan apa yang terjadi pada Zarina.

"Kamu kenapa tadi Rin? " tanya Faras.

"Biasalah masalah Sasha. " jawab Zarina dengan santai. Farasya langsung mengangguk paham, dia tak lagi bertanya.

"Memangnya ada apa sayang? " tanya Daddy.

"Sasha ngirim ancaman sama aku, dia tetap akan ganggu aku Dad." pungkasnya. Zarina sendiri mengatakan pada orang tuanya, jika dia mampu menghadapi Sasha. Gadis itu merasa orang tuanya tak perlu ikut campur.

Mommy dan Daddy saling melempar pandangan satu sama lain. Keduanya memberikan keputusan pada putrinya itu tanpa memaksanya.

"Kalau ada masalah lain, bilang sama Daddy. Daddy akan menyelesaikan dengan cara daddy sendiri sayang. " ujar Daddy pada putrinya.

"Iya Daddy, aku mengerti! "

Bab 2 Mantan tak ada Akhlak

Paginya raut Zarina berubah masam melihat kehadiran pria yang tak dia inginkan.

"Untuk apa kamu ke sini Davian? " tanya Zarina dengan nada datar nya.

"Aku ingin menjemput kamu Rin, masuklah ke dalam mobil. " pinta Davian.

Zarina tentu saja menolak, dia tak ingin berurusan dengan mantan lagi. Davian tentu saja tak menolak penolakan, pria itu berusaha memaksa Zarina.

Bug

Zarina menghantam wajah Davian dengan kepalan tangannya. Gadis itu merasa muak dengan tingkah Davian yang otoriter.

"Tolong jangan paksa aku Dav, aku enggak suka. " desis Zarina dengan nada sinisnya. Davian mengumpat pelan, dia menyentuh pipinya yang memar.

Zarina langsung masuk ke mobil, sopir langsung jalan. Dia pun mengabaikan teriakan Davian. Davian tentu saja tak tinggal diam, pria itu mengejar sang mantan hingga ke kampus Zarina.

Gadis itu menghela nafas berat, dia tak suka dengan pria yang suka memaksa dan bersikap kekerasan. Seketika pagi cerahnya menjadi pagi yang menyebalkan karena kehadiran sang mantan yang tak ada akhlak.

Zarina segera turun dari mobilnya. Davian juga turun dari mobil dan segera mengejarnya. Mahasiswi lain langsung membicarakan berdua, salah satu dari mereka langsung memberitahu Sasha.

"Kamu tuh apa apaan sih Dav? " geram Zarina menghempas kasar tangan Davian.

"Aku ingin kita balikan Rin, aku masih sayang sama kamu. " ujar Davian menggenggam tangan sang mantan lagi.

"Tapi aku tidak mau Dav, sikap kamu yang suka celap celup sana sini bikin aku illfeel tahu gak sih! " ungkap Zarina dengan nada datar nya.

"Please beri aku kesempatan, aku bakal berubah demi kamu Rina. Lagipula aku cuma ciuman dan making out aja kok, gak lebih dari

itu. " pungkas Davian.

Zarina menghela nafas panjang, dia tetap menggeleng. Gadis itu menarik tangannya dan pergi dari sana. Tanpa sengaja dia berpapasan dengan Sasha. Dia melenggang pergi dengan sengaja menyenggol Sasha dengan santainya.

Dia telah sampai di kelasnya, Zarina benar benar kesal akan tingkah Davian yang menyebalkan. Raut wajah gadis itu tampak datar, dia mengabaikan bisikan dari teman temannya yang membicarakan tentang dirinya dan Davian.

Zarina mengeluarkan ponselnya, dia langsung memblokir nomor Davian. Kemudian mengirim pesan pada Sasha dengan pesan mengejek.

to Sasha

Rantai saja pria idaman mu, si tukang sasimo itu. Jangan biarkan dia terus mengejar ku, kamu enggak mau kan jika aku lebih populer?

"Dasar si pick me, pasti kepanasan sekarang. " gumam Zarina terkekeh pelan membayangkan ekspresi Sasha. Gadis itu menyimpan ponselnya ke dalam tas.

Setelah beberapa jam berlalu, Zarina pamit pulang setelah mendapatkan izin. Gadis itu langsung pergi di antar sopir menemui sang daddy di kantornya.

Skip

Perusahaan Romanov corp

Kini Zarina berada di ruangan sang daddy. Dia merasa tak kenal dengan sosok pria dewasa yang mencuri pandang kearahnya.

"Kenapa wajah kamu di tekuk Rin? " tanya Daddy Alvan pada putrinya.

"Tadi Davian mengajakku balikan Dad. " ungkap Zarina dengan wajah malasnya.

"Daddy akan memberi pelajaran padanya. " ujar Tuan Alvan pada sang anak. Pria paruh baya itu langsung mengenalkan putrinya dengan teman dari koleganya.

Zarina hanya diam setelah mendengat nama pria di hadapan nya saat ini. Sepertinya dia tak tertarik dengan pria setelah putus dari Davian.

Melihat respon yang di tunjukkan putrinya membuat Tuan Alvan merasa tak enak hati dengan Morgan.

"Mungkin Zarin ada masalah nak, maafin putri Uncle ya. " ujar Tuan Alvan pada Morgan Brighton.

"Its oke Uncle, putri uncle sangat cantik dan seksi. " Morgan mengedipkan sebelah mata kearah Zarina. Zarina melototkan matanya, gadis itu langsung melempar tisu yang ada di meja kearah Morgan.

Tuan Alvan tergelak kencang mendengar pernyataan Morgan barusan. Sementara Zarin sendiri memilih ke luar dari sana setelah mencium pipi sang daddy. Lagi lagi Zarina di buat kesal oleh Morgan sebelum gadis itu pergi dari sana.

Sore harinya Zarina baru pulang ke mansion setelah puas jalan jalannya. Gadis itu langsung menjatuhkan dirinya di sofa. Mommy datang membawakan jus kesukaan sang anak. Wanita paruh baya itu langsung mengobrol dengan Zarina.

"Mom kayaknya aku mau cuti kuliah dulu sementara. Aku pingin pergi liburan bareng Farasya. " ungkap Zarina mengatakan keinginannya pada sang mommy.

"Nanti kita bicarakan dengan daddy dulu ya sayang. " ungkap Mommy yang dia angguki putrinya. Zarina lantas meminum jus buatan sang mommy tercinta. Gadis itu langsung memakan kue kering yang di bawakan sang mommy.

Zarina langsung pergi ke kamar sebentar untuk mengganti pakaiannya. Tak lama gadis itu kembali, dia menyandarkan tubuhnya ke sofa. Zarina berbaring di sofa, mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah.

Mommy hanya menggeleng pelan melihat kelakuan putrinya. Gadis itu telah tertidur di sofa, hingga kepulangan sang daddy pin dia tak tahu.

Mommy langsung menyambut kedatangan sang suami. Dia menarik Daddy Alvan mendekat, segera memberitahu suaminya mengenai permintaan sang anak.

"Memangnya mau liburan ke

mana? " tanya Daddy Alvan.

"Entahlah Dad, mommy juga tak tahu. " balas Mommy Hera. Tuan Alvan menghela nafas panjang, dia melepaskan jas yang dia pakai. Pria paruh baya itu menatap lurus ke depan, memperhatikan putrinya yang tertidur di atas sofa.

"Baiklah nanti di bicarakan lagi saat Zarin sudah bangun dari tidurnya. " gumam Tuan Alvan. Keduanya kembali mengobrol dengan santai, canda tawa mewarnai obrolan mereka.

Beberapa jam berlalu

Zarina terbangun, meregangkan tubuhnya yang terasa pegal. Dia pun menguncir rambutnya, gadis itu langsung bicara dan meminta izin pada sang daddy.

"Kamu boleh pergi liburan asal membawa bodyguard. Daddy sudah tahu siapa yang pantas menemani dan menjaga kamu Zarin. " tukas Daddy Alvan.

"Aku bukan anak anak lagi Daddy, please. " pinta Zarin sambil memohon.

"Setuju atau tidak pergi sama

sekali. " tekan Daddy memberikan pilihan pada sang anak. Zarina mengatupkan bibirnya rapat, entah apa yang tengah di pikirkan gadis itu sekarang.

Terdengar suara helaan nafas panjang ke luar dari bibirnya. Zarina kali ini dia memilih mengalah, gadis itu mengangguk setuju. Tuan Alvan tersenyum senang melihat putrinya yang penurut.

Mommy hanya bisa menggeleng melihat kelakuan suami dan anaknya. Namun tak jarang terjadi perdebatan di antara daddy dengan Zarina. Zarina sendiri tentu saja harus mengikuti pirntah sang dady agar fasilitas dirinya tak di cabut.

"Baiklah Daddy pergi ke kamar dulu, ayo mom ikut Daddy. " Kedua paruh baya itu pergi meninggalkan anak mereka. Zarina mencebik pelan, melihat kepergian orang tuanya. Melihat kemesraan mommy dan Daddy membuat jiwa jomblo nya meronta ronta.

"Dasar Daddy tak peka, enggak kasihan apa pada anaknya yang cantik jelita lagi jomblo. " gerutu Zarina sebal.

Bab 3 Pertemuan Kedua

Dua hari kemudian, di kediaman Romanov tampak ramai. Zavia dan keluarga kecilnya datang. Zarina tentu saja senang, dia bisa bermain dengan keponakan tampan nya yang bernama Alister.

Gadis itu langsung mengajak sang keponakan jalan jalan. Namun niatnya terhenti kala melihat pria yang kemarin dia temui di kantor daddy nya.

"Tuan Mesvm? "

"Untuk apa kamu ada di sini. " ketus Zarina dengan mata melotot.

"Tentu saja atas undangan daddy mertua, Nona. " Morgan mencolek dagu Zarina. Zarina menepisnya, bibir tipisnya terus menggerutu atas kehadiran Morgan. Dia memilih kembali, membawa keponakannya ke ruang tengah.

Zarina duduk di sofa, dia hanya diam saja saat sang daddy mengobrol dengan Morgan. Zavia turut menggoda adiknya itu namun Zarina tak bergeming.

"Zarin sayang, Morganlah yang akan mengawasi dan menjaga kamu saat kamu liburan dengan sahabatmu nanti. " ungkap Daddy Alvan. Zarina membulatkan mata mendengar pengakuan sang daddy.

"Tapi Dad? "

"Sst Daddy tak mau mendengar bantahan dari kamu nak. " tegas Daddy Alvan. Zarina kembali diam, entah apa yang tengah gadis itu pikirkan saat ini.

Gadis itu memilih kembali bermain dengan keponakan tampannya. Morgan tersenyum kecil, manik kelamnya terus memperhatikan Zarina. Seperti serigala jantan yang tengah mengawasi mangsanya.

"Aunty Zarin, sepertinya Uncle tampan menyukai aunty. " ucap Alister dengan polosnya.

"What? " Zarina langsung menoleh, benar saja Morgan tengah menatapnya. Gadis itu memilih memalingkan wajahnya,dia tak boleh terpesona dengan ketampanan yang Morgan miliki.

Alister memilih bangkit, bocah tampan itu menghampiri Morgan dan mengajaknya bermain. Morgan tentu saja mengiyakannya, sebelum menyusul Alister dia menatap Zarina dengan senyuman menggoda.

"Dasar menyebalkan. " gerutu Zarina sebal akan tingkah Morgan barusan. Dia pun mencari tahu tentang Morgan Brighton di sosial media. Terdengar helaan nafas panjang ke luar dari bibir Zarina.

Siangnya Morgan mengajak Zarina pergi jalan jalan, tentu saja telah mendapatkan izin dari orang tua Zarina sendiri. Pria tampan itu sesekali melirik kearah gadis pujaannya itu. Dia kembali fokus ke depan hingga mereka sampai di danau.

Keduanya turun dari mobilnya, Morgan yang melihat penjual es krim segera membeli dua kemudian menyerahkan pada Zarina.

"Makanlah es krim ini siapa tahu mood kamu bagus plus lihat wajah tampan ku. " cetus Morgan dengan seringai miringnya. Zarina mendengus pelan mendengar ucapan narsis Morgan.

Gadis cantik itu langsung memakan es krimnya sampai habis. Morgan tertawa pelan melihat sudut bibir Zarina terdapat sisa es krim, dia berniat menghapusnya namun Zarina lebih dulu menepis jarinya.

"Enggak usah pegang pegang dan modus. " ketus Zarina dengan galak.

"Kau sangat galak nona, tapi aku suka kamu my little cat. " gumam Morgan. Zarina hanya diam tak menanggapi bualan Morgan. Keduanya kini duduk di sebuah bangku di dekat danau.

Terdengar suara helaan nafas berat, pandangannya tetap lurus ke depan. Kenangannya bersama Davian kembali berputar dalam memori otaknya. Zarima membenci fakta jika dia sempat mencintai Davian dengan tulus dan berharap pria itu berubah suatu saat ini. Namun ternyata realita tak seindah ekspektasi.

"Bagaimana jika orang yang kamu sayangi mengkhianati dirimu Morgan? " tanya Zarina tanpa menoleh.

"Get away and forget about it. " balas Morgan dengan santai.

(Menjauh dan melupakannya)

"Tapi semuanya butuh waktu. Menjalani tak semudah membalikkan telapak tangan Morgan! " sela Zarina.

Morgan menoleh, menatap dalam kearah Zarina dengan tatapan sulit sir artikan. Pria itu menyentuh tangan Zarina membuat gadis itu tersentak dan menoleh kearahnya.

"Move on, aku yakin kau pasti bisa melupakannya nona galak. " ucap Morgan di sertai ledekan di dalamnya.

Zarina menghempas tangan Morgan. Tak ada lagi obrolan di antara keduanya. Gadis itu mengusap wajahnya perlahan. Dering ponsel nya menyita perhatian mereka. Zarina lantas mengeluarkan kemudian menekan tombol hijau.

"Iya Faras, ada apa? " tanya Zarina santai.

"Kamu ada di mana sekarang? " tanya Farasya mendesak tanpa membalas pertanyaan sang sahabat.

"Di danau. " balasnya singkat. Sambungan terputus begitu saja, Zarina mengerutkan kening merasa heran dengan sikap sahabatnya itu.

Tring

Perempuan itu langsung membuka pesan berisi sebuah video. Zarina mengepalkan kedua tangannya, Sasha kembali berbuat ulah dengan cara mencemarkan nama baiknya.

Zarina langsung bangkit, dia meminta Morgan untuk mengantarnya. Keduanya langsung masuk ke dalam mobil dan pergi dari sana. Gadis itu telah menemukan keberadaan Sasha saat ini.

Skip

Cafe Melati

Zarina lantas masuk ke dalam Cafe, perempuan itu mengedarkan pandangannya. Dia menemukan keberadaan Sasha saat ini. Dengan wajah menahan emosi, Zarina langsung menghampiri Sasha dan teman temannya.

Brak

Sasha dan temannya terkejut melihat kehadiran dari Zarina.

"Apa apaan kamu? "

Plak

Semua orang terkejut dengan tingkah Zarina barusan. Gadis itu meluapkan kemarahan nya pada Sasha. Morgan langsung mendekat, menarik gadis pujaan nya menjauh.

"Kenapa kamu menahan ku Morgan, aku ingin mencakar wajah Sasha si pikmi itu. " amuk Zarina dengan emosi meledak ledak.

"Gadis itu cuma carmuk doang, gimana gak kesel dia selalu buat masalah dengan aku. " Zarina terus memberontak, berusaha melepaskan pelukan Morgan.

Morgan menjauhkan gadisnya, tatapannya tertuju kearah Sasha dengan sorot mata tajam nya. "Kupastikan perusahaan papimu akan hancur setelah itu. " desis Morgan. Pria itu langsung ke luar dan mengajak Zarina bersamanya.

Morgan membiarkan Zarina tenang, saat ini dia tak berbicara apapun. Pria itu fokus melajukan roda empatnya, memilih mengantarnya pulang.

Zarina benar benar kesal dan marah akan kelakuan Sasha. Dia merasa Sasha sudah gila, sepertinya dia perlu berbicara dengan daddy agar membuat keluarga Sasha menderita.

Tiba di kediaman Romanov, Zarina langsung ke luar. Gadis itu langsung masuk ke dalam begitu saja. Dia masih dalam keadaan marah, enggan berbicara dengan siapapun saat ini. Zarina langsung pergi ke kamarnya, mengabaikan panggilan sang kakak.

Cklek

Dia masuk ke kamarnya, menaruh tasnya di atas meja kemudian pergi ke Kamar mandi. Di dalam sana. Zarina banyak mengumpat Sasha, meluapkan kekesalannya.

"Pikmi si4l4n. " maki ya kesal. Zarina kini tengah berendam di dalam jakuzzie. Dia memejamkan mata sejenak, berusaha membuat dirinya rileks.

"Morgan juga, harusnya dia membiarkan aku mencakar dan menampar Sasha bolak balik bukannya malah di tahan. " gerutu Zarina.

Gadis itu menghela nafas panjang. Beberapa menit kemudian dia ke luar mengenakan jubah mandi. Zarina segera mengganti pakaiannya dengan piyama kemudian duduk di sofa.

Dia langsung bangkit, meraih ponselnya kemudian kembali ke sofa. Zarina mulai mengirim status di sosial medianya dengan berisi umpatan yang tertuju pada Sasha.

"Sasha sudah beneran kelewat batas. Selama ini aku sudah banyak diam mrnghadapi gadis itu. Bagaimana bisa dia memfitnahku dengan video palsunya itu. Dasar playing victim! "

"Ck awas kau Sasha! "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!