NovelToon NovelToon

Sayap Hitam (Cinta Terlarang)

1. PENGKHIANAT

"Hemm!!! Hemm!!! Hemm!!" Angel ingin berteriak kencang namun tetap saja tak bisa karena mulutnya sudah di tutup menggunakan lakban oleh para gadis-gadis yang mengerubunginya saat ini.

"Pegang yang kuat tangannya!!!" Perintah seorang gadis bernama Gwen kepada rekan-rekannya.

Air mata Angel mengalir deras, bagaimana mungkin Gwen yang tak lain adalah sahabat baiknya melakukan semua ini padanya.

Setengah jam yang lalu Gwen mengajak Angel untuk pergi bersamanya dengan menutup mata Angel dengan selembar kain hitam. Gwen berkata akan memberi Angel kejutan dan hadiah karena hari ini adalah hari ulang tahun Angel.

Tidak ada rasa curiga sedikit pun di dalam hati Angel kepada Gwen. Saat penutup mata Angel di buka, dua orang gadis memegangi tangan Angel dengan sangat kuat, dan satu lagi gadis membungkam mulut Angel dengan lakban.

Apa maksud dari semua ini Gwen?  Ingin Angel berteriak dan bertanya pada Gwen namun tak ada satu kata pun yang keluar dari bibir tipisnya.

Ternyata Gwen membawanya ke gudang yang ada di gedung kosong milik kampus yang sudah tak terpakai tepatnya ada di belakang kampus.

Gwen bersama beberapa gadis yang Angel ketahui sering membully dan menghina dirinya di kampus, Angel dan Gwen memang satu kelas namun dengan gadis yang lain mereka berbeda kelas.

Gwen mencengkram mulut Angel hingga mulut Angel terasa sakit. "Kau pasti bingung Angel kenapa aku melakukan semua ini padamu."

Gwen mendur beberapa langkah."Ikat tangan dan kakinya." Perintah Gwen yang langsung di turuti oleh teman-temannya.

Angel di dudukan di sebuah kursi plastik lalu tangannya di tarik ke belakang dan di ikat, begitu juga dengan kaki Angel yang di ikat di tiap sisi kaki kursi.

"Aku tidak suka kau yang lebih pintar dariku." Gwen bersedekap tepat di depan Angel. Gwen melepaskan kaca mata culun milik Angel, menjatuhkannya lalu menginjak tanpa perasaan sehingga kaca mata Angel remuk begitu saja. Gwen pun membuka kepangan rambut Angel hingga rambut Angel tergerai. "Aku sangat tidak suka kau lebih cantik dariku, kau hanya berpura-pura jelek agar mendapat simpati dari Michael kan?!!!" Gwen mulai menaikkan nada bicaranya, tangannya juga menarik rambut belakang Angel dengan sangat keras sampai terasa perih kepala Angel namun dirinya tidak bisa melakukan apa-apa.

"Hemm!!! Hemm!!!" Teriak Angel tertahan ditenggorokan.

"Aku tidak menyangka si culun ini sangat cantik." Ujar seorang gadis bernama Salsa di belakang Gwen.

"Ternyata dia menutupi kecantikannya." Sahut gadis yang lain bernama Hilda.

Seorang gadis bernama Bianca pun maju mendekat pada Angel. "Sayang sekali kau menutupi kecantikan mu, seandainya saja aku tahu sudah dari dulu aku jual tubuhmu agar aku bisa mendapatkan uang."

"Hahahahahaha." Gwen tertawa keras mendengar kata-kata dari Bianca.

"Biar aku lihat apa tubuh nya juga cantik seperti wajahnya." Dan gadis satu lagi bernama Shandy maju ke depan persis didepan Angel duduk.

Angel menggelengkan kepala dengan cepat memberikan respon jika ia tidak mau dengan apa yang akan Shandy lakukan padanya.

Tanpa memperdulikan Angel yang meronta, Shandy membuka kancing kemeja Angel satu persatu sampai lepas semua kancing Angel yang terpasang.

Semua gadis melihat tubuh Angel dengan mata terbelalak tak percaya. Angel mempunyai ukuran dada besar yang sangat menggairahkan, dada yang kencang, putih dan juga sangat mulus.

"Gunting." Satu kata dari Gwen membuat wajah Angel memucat.

Angel mencoba berontak namun dirinya terlalu lemah menghadapi semua ini.

"Pegangi tubuhnya!!! " Teriak Gwen yang langsung di patuhi oleh Salsa dan Hilda. Dengan tenaga yang sudah banyak terkuras Angel tetap berusaha melepaskan dirinya meskipun itu sangat mustahil kecuali ada seseorang yang datang menolongnya.

"Hemm!!! Hemm!!!" Angel masih mencoba berteriak namun hasilnya tetap nihil.

Salsa dan Hilda memegangi pundak dan lengan Angel sehingga Angel tidak dapat bergerak dengan heboh lagi.

Gwen maju kembali menggunting bra yang dipakai oleh Angel.

Kress

Kress

Bra yang bertugas menopang dada Angel sudah tidak berbentuk lagi dan jatuh di lantai.

"Sial dia sangat hot dan sexy." Sungut Gwen yang semakin kesal.

Gwen mengeluarkan ponsel dari tas miliknya dan memotret Angel yang terlihat sangat sexy dengan rambut yang berantakan dan keringat yang megucur dari wajah, leher hingga dada besar Angel yang sungguh membuat siapapun menelan ludah.

"Bagaimana jika Michael sampai melihat keadaanmu yang seperti ini?" Tanya Gwen dengan tersenyum sinis.

Angel dengan cepat menggelengkan kepala. Jangan kumohon Gwen, aku tidak ingin Michael melihatku seperti ini. Aku menyukai nya. 

"Kau tidak mau sampai Michael melihat keadaanmu yang seperti ini kan?" Tanya Gwen dan di jawab anggukan oleh Angel. "Aku tahu kau menyukai Michael dan aku sangat benci dengan kedekatan kalian akhir-akhir ini."

Kini akhirnya Angel tahu apa penyebab paling fatal yang membuat Gwen menjadi seperti ini. Gwen cemburu melihat kedekatan Angel dan Michael, padahal Angel hanya membantu Michael dalam beberapa pelajaran yang tidak di mengerti dan di kuasai oleh Michael.

Sebenarnya itu bukan hal aneh karena Angel mahasiswi cerdas dan selalu mendapat beasiswa setiap semester nya.

"Aku mengirimkan fotomu ke beberapa teman laki-laki di kampus kita. Aku akan melelang  keperawananmu Angel dan kita lihat siapa yang akan menawar dengan harga tertinggi." Gwen kembali tertawa setelah mengatakannya di ikuti semua gadis yang ada di sana pun ikut tertawa terbahak-bahak.

Ting

Ting

Ting

Banyak notifikasi pesan masuk, mata Gwen membola melihat perebutan keperawanan milik Angel dengan harga fantastis.

Gwen memilih lima laki-laki untuk menggarap tubuh Angel. Ke lima laki-laki tersebut setuju dengan harga yang Gwen tawarkan namun tetap si penikmat perawan yang diberikan harga paling tinggi oleh Gwen.

Gwen tersenyum senang dan memberitahu kepada teman-temannya tentang uang yang akan mereka dapatkan sebentar lagi.

Shandy mendekati angel dan meremas buah dada Angel yang menggantung tanpa penghalang. "Kau memang sangat cantik dan menggairahkan Angel, pantas saja kau akan di hargai dengan harga mahal oleh para penikmat mu nanti."

Shandy mengambil obat dari saku celananya, sementara Gwen membuka lakban dimulut Angel. Shandy memberikan tiga butir pil yang di masukkan ke dalam mulut Angel lalu meminumkan air mineral dari botol plastik dengan paksa kepada Angel. Lalu setelah di rasa Angel telah menelan pil tersebut, Gwen kembali menutup mulut Angel dengan lakban kembali.

"Dengan obat ini penampilanmu akan semakin luar biasa Angel, kau nanti harus berterimakasih padaku." Ucap Shandy sambil menepuk-nepuk pipi Angel.

"Sebentar lagi para pria itu akan datang." Ujar Gwen setelah melihat beberapa pesan masuk ke dalam ponselnya.

Angel sudah tidak dapat berkosentrasi lagi dengan yang terjadi di sekitarnya, ia hanya merasakan tubuhnya mulai terasa panas dan gerah padahal kemeja yang ia pakai kancingnya sudah terbuka semua.

Angel mulai duduk dengan tidak tenang, area inti wanitanya terasa sangat gatal hingga ia menggesek-gesekan pahanya untuk mengurangi rasa gatalnya namun yang terjadi justru area intinya semakin gatal dan ingin di garuk.

"Lihatlah obatnya sudah bereakski." Kata Shandy yang sejak tadi memperhatikan gerak gerik Angel yang sudah seperti cacing kepanasankepanasan, nafasnya mulai memberat dan kepalanya terasa pusing.

Shandy membuka lakban yang membekap mulut Angel sehingga kini mereka semua dapat mendengar suara yang keluar dari bibir Angel.

"Aaahhh panas panas tolong." Racau Angel yang sudah mulai terpengaruh efek dari obat yang ia minum.

Tangan Shandy meremas dan memilin ujung dada Angel hingga ujung dada Angel mengacung dengan keras.

"Aaahhh iya enaak aaahhh." Racau Angel yang membuat semua gadis yang ada di sana kembali menertawakan Angel.

"Lihat! Kelima pria yang akan berpesta dengan Angel sudah datang." Ucap Hilda yang melihat lima laki-laki itu masuk ke gudang.

Gudang yang mereka tempati adalah gudang yang cukup besar yang tak terpakai lagi.

Gwen menyetel kamera ponselnya untuk merekam yang akan  dilakukan Angel dengan lima laki posisi yang paling pas, Shandy dan Hilda melepaskan tali yang mengikat tubuh Angel.

"Ini Angel?" Tanya seorang mahasiswa laki-laki bernama Daren yang membayar dengan harga tinggi, berarti dia yang akan pertama menjamah tubuh Angel.

"Benar, dia Angel." Jawab Gwen.

Daren menyeringai lebar. "Sungguh cantik dan sexy, tidak rugi aku membayar mahal."

"Benar-benar gadis yang hot." Kata seorang laki-laki bernama Carl.

Dan reaksi tiga pemuda lainnya pun sama, mengagumi kecantikan dan kemolekan tubuh Angel dengan air liur yang hampir menetes.

Tubuh Angel masih di pegangi oleh Shandy dan Hilda agar tidak lepas dan kabur walaupun kemungkinannya sangat kecil mengingat Angel sudah terpengaruh obat perangsang.

"Saatnya berpesta sayang.!" Ucap Gwen di telinga Angel dengan senyum iblisnya.

2. ALAM KEGELAPAN

Jauh di sana ada sebuah alam lain yang tidak akan pernah bisa di masuki oleh bangsa manusia, namun para penghuni di alam sana sudah banyak yang turun ke bumi masuk dan berbaur dengan bangsa manusia untuk membuat para manusia tersesat dan berbuat onar di bumi. Itulah Alam Kegelapan.

Kerajaan kegelapan memiliki istana yang luar biasa mewah, dengan menara-menara bangunannya yang tinggi membuat istana tersebut terlihat megah.

"Putraku, Ariel Charles Theodor. Aku perintahkan padamu turun ke bumi, musnahkan bangsa kita yang berkhianat dan mengganggu manusia." Perintah Raja kegelapan, Arthur Barnes Theodor kepada putra bungsunya.

Ariel berlutut di depan Raja Kegelapan yang tak lain adalah Ayah kandungnya dengan satu lutut yang menyentuh lantai dan satu kakinya lagi sebagai tumpuan siku tangannya.

"Saya menerimanya Paduka Raja." Jawab Ariel dengan posisi kepala yang masih tertunduk ke bawah. Setelah itu Ariel memberikan hormat lalu kembali ke tempat duduknya.

Pagi ini memang tengah diadakan rapat kerajaan yang biasa di laksanakan setiap pagi guna para menteri kerajaan melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan Kerajaan Kegelapan.

"Ada berapa jumlah rakyat bangsa kegelapan nyang berkhianat sejauh ini?" Tanya Raja kegelapan dari atas singgasananya.

"Kurang lebih ada sekitar dua ratus rakyat bangsa kegelapan yang berkhianat paduka Raja." Jawab Ariel yang memang sejak awal bertugas menyelidiki dan memburu para pengkhianat bangsa kegelapan.

"Jumlah yang sangat banyak." Guman Raja Kegelapan.

Para menteri yang ada di sana setuju dengan apa yang di katakan oleh Raja mereka, itu memang jumlah yang sangat banyak.

"Apa ada alasan yang membuat mereka berkhianat?" Tanya Raja Kegelapan lagi.

"Para rakyat bangsa Kegelapan di janjikan kekuatan oleh Bangsa Iblis jika mau berkhianat dan membantu Bangsa Iblis merusak manusia." Kali ini yang menjawab pertanyaan Raja Arthur adalah putra tertuanya, Daniel Garvin Theodor.

Raja Arthur terlihat marah dengan tangannya yang mengepal erat. "Rupanya Bangsa Iblis kembali berulah dengan Bangsa Kegelapan."

Raja Arthur menghembuskan nafas panjang, ia benar-benar geram dengan Bangsa Iblis yang kembali memancing keributan dengan Bangsa Kegelapan setelah seribu tahun yang lalu.

"Mohon ampun Raja, ada yang ingin saya sampaikan." Ariel menunduk hormat.

"Katakanlah Pangeran Ariel." Kata Raja Arthur mempersilahkan.

"Saya akan turun ke bumi secepatnya dan tidak akan membawa pasukan. Saya hanya akan turun sendiri dan menyerahkan tanggung jawab saya di sini kepada panglima Aaron. Semua wilayah Bangsa Kegelapan akan saya beri lapisan pelindung agar tidak dapat di terobos dengan mudah oleh orang dari dalam atau dari luar alam kegelapan kecuali yang memiliki kekuatan tingkat tinggi."

Raja Arthur sangat terkesan dengan keputusan putra bungsunya Ariel Charless Theodor. Ariel memang lebih kuat dan mempunyai kekuatan yang besar di banding anak-anak Raja Arthur yang lainnya. Oleh karena itu Ariel di beri ke dudukan sebagai Jendral yang mempunyai tugas berat yaitu melindungi alam kegelapan dari kekacauan dan dari para musuh.

Raja Arthur mempunyai dua orang putra dan satu orang putri. Putrinya bernama Alice Theodor adik dari Daniel sedangkan Ariel adalah anak bungsu Raja Arthur.

"Baiklah Pangeran Ariel, aku menyetujuinya. Aku harap kau dapat segera kembali kemari dengan hasil yang baik dan memuaskan dan pastikan kau kembali dalam keadaan tidak kurang dari satu apapun."

"Terimakasih Raja." Ucap Ariel merasa senang karena telah disetujui oleh Ayahnya.

.

.

*  *  *

"Kau serius akan turun ke bumi seorang diri?" Tangan Alice kepada adiknya, tentu saja setelah mendapatkan kabar tersebut Alice menjadi begitu khawatir dengan keputusan sang adik.

"Tentu saja aku sangat serius." Jawab Ariel yang masih sibuk mengayunkan pedangnya karena saat ini sedang berlatih pedang di halaman belakang istana.

Karena kesal diabaikan oleh adiknya, Alice melakukan teleportasi dan muncul di hadapan adiknya menahan pedang Ariel yang sedang di ayunkan dengan pedang milik Alice.

Trang

"Jangan mengangguku Alice!!!" Ariel geram dengan tindakan kakak perempuannya.

Alice menatap tajam Ariel. "Kau pergi ke bumi karena ingin menjauh dari Leona juga kan?"

Deg

Ariel membuang pandangannya dan menurunkan pedangnya. Ia berbalik dan mulai berjalan meninggalkan Alice.

"Ariel!!! Aku belum selesai berbicara." Alice mencoba mengejar Ariel namun Ariel menghilang begitu saja melakukan teleportasi.

"Sial! Dasar adik tidak tahu diri." Sungut Alice.

Sesungguhnya Alice sangat khawatir dengan adiknya tersebut, Ariel termasuk orang yang tertutup dan tidak akan membagi masalahnya dengan siapapun.

Alice tahu Ariel menyukai Leona salah satu putri seorang Menteri yang ada di kerajaannya. Mereka berempat, Daniel, Alice, Ariel dan Leona adalah teman bermain sejak kecil. Ariel menyukai Leona namun perasaannya tidak pernah ia ungkapkan karena Ariel tahu Leona menyukai kakak laki-lakinya, Daniel.

Leona telah mengungkapkan perasaannya kepada Daniel dan Daniel menerima itu, tentu saja itu membuat hati Ariel menjadi sakit.

Awalnya Alice berfikir jika Leona akan menyukai Ariel karena selama ini yang lebih dekat dengan Leona adalah Ariel. Ariel lebih sering berada di sisi Leona jika gadis itu sedang dalam masalah atau sedang sakit.

"Aku sungguh kasihan padamu Ariel. Sebenarnya aku merasa Leona tidak cocok denganmu. " Ucap Alice pada akhirnya dengan lirih.

Ariel melakukan teleportasi ke perpustakan kerajaan, ia ingin lebih banyak lagi membaca tentang buku tentang bangsa Iblis yang akan ia hadapi.

Ariel mengambil tiga buku tebal yang menarik perhatiannya dan ia membawa buku tersebut ke tempat baca. Ariel duduk dikursi paling ujung dekat dengan jendela besar yang di buka membuat angin segar berhembus masuk ke dalam perpustakaan.

Ariel dengan serius membaca hampir dua jam saat tiba-tiba telinganya mendengar sebuah suara yang sangat ia kenal, suara seorang gadis yang selalu mengisi hatinya.

Kepala Ariel menoleh melihat keluar jendela dan dapat ia lihat di luar gedung perpustakaan Daniel sedang duduk di bawah pohon sambil membaca buku dan Leona sedang berjalan mendekat ke arah Daniel.

Leona ikut duduk di samping Daniel dan langsung mencium pipi Daniel membuat Daniel tersentak kaget.

Ariel memalingkan wajah tidak ingin melihat lebih lama pemandangan yang membuat hatinya sakit dan ngilu. Tatapan Ariel kembali fokus pada buku yang ada ditangannya, ia kembali membaca artikel tentang kekuatan bangsa Iblis.

Kembali pada Daniel yang kaget karena pipinya di cium oleh Leona. Daniel menatap tidak suka pada Leona yang bersikap seperti itu, namun Leona justru tersenyum ceria dan mengalungkan tangannya di lengan Daniel bahkan Leona menyandarkan  kepalanya di bahu Daniel.

Daniel tidak menyukai interaksi seperti ini, katakanlah dia adalah pria yang kaku dan tidak romantis,hanya saja entah mengapa hati Daniel terasa berat melakukan kontak fisik dengan Leona.

"Maaf Leona aku sedang sibuk. Aku akan menemuimu nanti." Kata Daniel dengan lembut dan berusaha melepaskan tangan Leona dari lengannya.

"Aku merindukanmu Daniel." Ucap Leona dengan manja. Bahkan hari ini Leona sengaja memakai gaun yang bagian atasnya terbuka dengan belahan dada yang rendah, Leona hanya ingin Daniel memperhatikannya.

Leona menggesek-gesekkan dadanya di lengan Daniel agar Daniel merasa senang. Namun yang terjadi sebaliknya, Daniel melepaskan tangan Leona dengan paksa dan Daniel pun melepaskan jubahnya lalu memakaikan di tubuh Leona.

"Tidak baik memakai pakaian seperti ini saat keluar rumah Leona, pulanglah. Aku akan menemuimu nanti malam di rumahmu."

"Pengawal." Teriak Daniel memanggil salah satu pengawal yang berdiri tidak jauh darinya.

Seorang pengawal berlari mendekati sang putra mahkota, siap menerima tugas yang akan di berikan kepadanya.

"Antarkan nona Leona kembali ke kediamannya dengan selamat. Kau bisa memakai kereta kerajaan." Perintah Daniel kepada pengawal tersebut.

"Baik pangeran." Jawab sang pengawal dengan patuh.

Setelah mempercayakan Leona kepada pengawal tersebut, Daniel menatap Leona yang terlihat tidak senang dengan apa yang ia lakukan. Daniel mengusap pucuk kepala Leona. "Pulanglah sekarang, banyak yang sedang aku urus. Aku akan menemuimu nanti."

Dengan terpaksa Leona berdiri dan berjalan untuk pulang ke rumahnya diikuti pengawal berjalan di belakangnya.

Daniel menggelengkan kepala melihat tingkah Leona, padahal sebelum Leona mengungkapkan perasaan kepadanya Leona adalah gadis cantik yang sopan dan lemah lembut. Namun akhir-akhir ini Leona semakin berubah lebih berani dan agresif kepadanya.

3. TERBANG KE BUMI

Ariel membawa tiga buku kuno yang tadi ia baca di perpustakaan kerajaan ke kamarnya. Kamar dengan nuansa cat abu tua dan putih memang sangat cocok dengan kepribadian Ariel.

Tatapan mata Ariel tertuju pada buku di tangannya tapi fikirannya tertuju pada kejadian tadi siang, di mana ia melihat Leona sedang mencium pipi Daniel.

Hati Ariel memang sakit, tapi ia lebih memilih jika menghargai perasaan Leona agar bisa berbahagia dengan Daniel.

Ariel tidak pernah membicarakan tentang isi hatinya kepada siapa pun namun entah mengapa Alice dan Ibunya mudah sekali untuk membaca perasaannya.

Tok

Tok

Tok

Ariel bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu kamar.

Krieeett

Seorang wanita paruh baya dengan wajah yang sangat cantik tersenyum lebar di hadapaan Ariel.

"Ibunda." Ariel tersenyum dan langsung memeluk tubuh Ibunya.

"Kau tidak mempersilah Ibunda masuk nak?" Tanya Clare Theodor kepada putranya setelah Ariel memeluknya cukup lama.

Ariel segera melepaskan pelukannya dan tersenyum penuh rasa bersalah kepada Ibunya. "Maafkan aku Ibunda." Ariel memberikan jalan untuk Ibunya masuk kedalam kamarnya. "Silahkan masuk ke kamarku Ibunda."

Clara masuk ke dalam kamar putra yang selalu membuatnya merasa heran setiap masuk ke dalam sana, karena kamar Ariel di desain seperti kamar kaum manusia di bumi. "Ibu selalu menyukai kamarmu yang berbeda dengan ruangan lain."

"Terimakasih Ibunda. Ibunda ingin minum apa?"

Clara memilih duduk di sofa panjang warna abu muda di kamar itu. "Tidak perlu putraku, kemarilah." Clara menepuk sofa di sebelahnya.

"Baiklah." Jawab Ariel lalu duduk di sebelah Ibunya.

"Apa tidak ada yang ingin kau katakan pada Ibu putraku?" Tanya Clara dengan menaikkan sebelah alisnya.

Ariel terkekeh pelan lalu ia menggenggam tangan Clara. "Ayahanda menugaskanku untuk pergi ke Bumi dan membereskan masalah yang sedang terjadi saat ini. Aku akan berangkat besok pagi Ibunda."

Wajah Clara terlihat lesu. "Ayahanda mu yang memberikan tugas atau kau sendiri yang kemarin menngusulkan hal tersebut kepada Ayahanda mu kemarin? Padahal kau baru saja pulang dari membereskan masalah di perbatasan dan baru berada di istana selama sepuluh hari."

"Nanti aku akan sering pulang dan mengunjungi Ibunda, aku janji." Kata Ariel mencoba menghibur Clara.

Clara menghembuskan nafas panjang. "Hemmm baiklah." Clara tau belakangan Ariel putra bungsunya enggan berada di kerajaan dan memilih tugas-tugas yang keluar dari istana. Hanya karena sedang ingin menata hatinya dan menjauhi dari seseorang yang perlu ia jauhi.

Clara tersenyum lembut kepada Ariel. "Ibu yakin kelak kau akan bertemu dengan gadis yang mampu membuatmu bahagia anakku."

Ariel tersenyum dan mengangguk. "Terimakasih doanya Ibunda."

"Kau tidak berpamitan dengan Leona? Biar bagaimanapun kalian adalah teman baik sedari kecil. Sapalah dia sebentar sebelum kau pergi."

"Tentu Ibunda."

Setelah kepergian Clara dari kamarnya, Ariel memutuskan untuk pergi ke rumah Leona. Ariel keluar dari kamarnya dan berjalan keluar istana, dalam perjalanannya ia bertemu dengan banyak penjaga yang memberikan hormat padanya. Setelah sampai di depan istana Ariel menatap langit yang cerah lalu keluarlah sepasang sayap hitam besar yang mengepak dengan indah dari punggung Ariel.

Ariel terbang ke atas langit menuju rumah Leona, rumah yang tadinya sering ia kunjungi sebelum Leona menjadi kekasih Daniel. Ariel bisa saja melakukan teleportasi, namun teleportasi namun ia juga suka terbang karena bisa melihat suasana wilayah kerajaan Alam Kegelapan dari atas langit.

Ariel turun dan menginjakkan kakinya di tanah saat ia telah sampai di rumah besar milik menteri perdagangan yaitu Ayahnya Leona, Jourel Sebastian. Sayap hitam Ariel langsung menghilang begitu saja.

Para pengawal dan penjaga di kediaman rumah memberikan hormat kepada Ariel, selain karena Ariel seorang pangeran, Ariel juga seorang Jenderal yang hebat. Ariel sudah sering keluar masuk ke rumah Menteri perdagangan karena hubungan persahabatannya dengan Leona sehingga para pengawal dan penjaga tidak merasa heran dengan kehadiran Ariel termasuk si pemilik rumah itu sendiri, Jourell Sebastian.

"Selamat malam paman Jourell." Sapa Ariel dengan ramah meskipun wajah Ariel tetap terlihat datar saat bertemu dengan si pemilik rumah di ruang tamu.

"Selamat malam juga pangeran, apakah ada hal yang bisa saya bantu?" Tanya Jourell Sebastian kepada Ariel.

"Saya hanya ingin bertemu dengan Leona sebentar paman untuk menyampaikan sesuatu hal sebelum saya pergi menjalankan tugas." Jawab Ariel dengan sopan.

"Leona ada di taman halaman samping pangeran, anda bisa langsung pergi ke sana. Dan saya doakan semoga tugas yang di berikan kepada pangeran bisa terlaksana dengan baik dan cepat selesai."

Ariel tersenyum tipis. "Terimakasih paman, saya akan segera menemui Leona di taman halaman samping."

"Silahkan pangeran." Jorell Sebastian mempersilahkan Ariel pergi menemui Leona karena putrinya memang berteman baik dengan semua anak Raja.

Setelah Ariel pergi menuju halaman samping, Jourell baru ingat jika ia belum memberitahu Ariel bahwa Daniel juga datang ke sini dan sedang bersama Leona.

Langkah Ariel terhenti saat melihat Leona dengan Daniel sedang berciuman di sebuah gazebo yang ada di taman tersebut.

Ariel segera membalikkan tubuhnya dan memilih pergi dari tempat ini sekarang jugaa. Ia ingin berpamitan kepada Jourell namun pria tersebut sudah tidak terlihat berada diruang tamu seperti tadi.

"Tolong katakan kepada paman Jourell, aku memiliki urusan penting sehingga aku harus kembali saat ini juga." Pesan Ariel kepada salah satu pelayan yang ada di sana.

"Baik pangeran." Jawab pelayan tersebut.

"Terimakasih." Ariel segera pergi dari rumah menteri Jourell Sebastian dan kembali terbang di atas gelapnya langit malam. Ariel memilih untuk terbang mengelilingi wilayah alam kegelapan dari atas langit sebelum ia pergi esok pagi.

.

.

*  *  *

"Apa yang kau lakukan Leona?!!!" Hardik Daniel kepada Leona karena berani mencium bibirnya.

"Maaf Daniel, aku melakukannya karena mencintaimu." Leona terlihat menunduk sedih sambil menahan air matanya.

Daniel menghembuskan nafas panjang. "Sudahlah jangan menangis, aku hanya terkejut saja." Entah karena dorongan apa tiba-tiba Daniel memperhatikan bibir Leona yang di poles dengan warna merah membuat darah kelelakian Daniel menjadi panas, serta gaun malam yang di pakai Leona sungguh memanjakan mata setiap pria yang memandangnya.

Nafas Daniel menjadi berat karena dorongan nafsu melihat dada Leona yang sudah mencuat separuh dari gaun yang dipakainya lalu kaki putih mulus yang tampak dari belahan panjang gaun Leona yang hampir sebatas pinggang.

Gleg

Daniel menelan ludah kasar. Leona terus melihat Daniel yang dengan intens menatap dada dan kaki mulusnya. Diam-diam Leona tersenyum miring merasa senang karena rencananya berhasil.

Tangan Daniel terulur hendak menggapai dada sekal yang terlihat di depan matanya, ada keinginan kotor untuk meremasnya namun Daniel berusaha berfikir dengan jernih lagi dan menekan nafsunya sehingga gerakan tangannya terhenti padahal tangan itu tinggal sedikit lagi bisa menyentuh dada Leona.

"Masuklah ke dalam kamar Leona. Aku pulang dulu, karena harus mengerjakan sesuatu." Daniel segera berdiri dan berjalan meninggalkan Leona.

Leona ikut berdiri hendak mengejar Daniel namun Daniel langsung menghilang menggunakan teleportasi. "DANIEL!!!" Teriak Leona yang ingin menghentikan Daniel.

Wajah Leona merah menahan amarah melihat Daniel yang sudah pergi begitu saja, Leona kembali ke gazebo dan melemparkan gelas minuman yang tadi di pakai oleh Daniel.

"SIAL!!! INI TIDAK BERHASIL."

Trangg

.

.

*  *  *

Ariel semakin mantap untuk pergi ke alam manusia hari ini, saat sarapan dengan seluruh anggota keluarga kerajaan Ariel berpamitan kepada keluarganya.

Mereka mendoakan Ariel agar tugasnya bisa cepat selesai dan kembali ke alam kegelapan, tidak tahu akan berapa lama Ariel akan berada di bumi yang jelas memberantas para pengkhianat kaum kegelapan bukan perkara yang mudah karena mereka akan bersembunyi d berbagai tempat. Sementara Ariel meninggalkan panglima dan seluruh pasukannya untuk menjaga ketentraman alam kegelapan saat ia tinggal.

Ariel pun sudah melapisi pelindung alam kegelapan agar tidak mudah di tembus oleh siapapun, dan kini ia terbang menuju bumi dengan sayap hitamnya yang gagah dan indah untuk memulai tugasnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!