Agustus 2022
Atlanta, Amerika Serikat
" Mom, aku hanya ingin tinggal di sini saja, aku benar-benar malas pindah ke rumah suamimu". Sahut seorang gadis dari dalam kamarnya.
" Sayang, ayolah dia itu ayahmu juga"
"Coba lah untuk menerimanya nak. Kalau tidak ikut bersamaku, kamu akan tinggal sendiri disini". Ujar wanita berusia berusia hampir empat puluh tahun.
" Mom.... Aku sudah tumbuh dewasa sekarang". Sahut gadis itu yang tetap pada pendiriannya.
" Nia Aurora.....Dengarkan mommy. Kenapa kau sangat keras kepala seperti ini". sang mommy sangat tidak ingin terjadi hal buruk pada anaknya. apalagi sejak kecil hingga sekarang dia belum pernah membiarkan anaknya tinggal sendiri.
" Mom pleaseee..... Mohon si gadis pada ibunya, namun sang ibu tidak mengindahkan anaknya sama sekali.
" Mommy tidak mau tau. Sejam lagi kita berangkat ke Bandara". Tegas sang ibu pada anaknya. Ia tak mau dibantah lagi, pokoknya malam ini ia harus berangkat bersama anaknya ke negara lain untuk tinggal dengan suaminya yang sudah seminggu lalu dinikahinya.
Seminggu yang lalu, Anneth Beatrice yang tidak lain adalah sang ibu, teman menikah dengan suaminya. Namun Nia sangat tidak menyukai ayah tirinya tersebut dengan berbagai alasan tidak masuk akal, padahal ayah tirinya sangat baik padanya ditambah ayah tirinya juga orang yang berada. Malam ini mereka akan berangkat ke Italy untuk menyusul suaminya yang telah berangkat lebih dulu kesana.
Sejam kemudian Nia sudah selesai packing, Ia terlihat melamun sambil melihat selembar foto seorang pria tampan yang berusia sekitar 30 tahunan dalam genggaman jemari lentiknya.
'Dad.... aku cukup merindukanmu sekarang'
" Nia Sayang.... ayo berangkat, jangan sampai kita ketinggalan pesawat. Kita masih harus check in sebentar". Panggil sang ibu dari ruang tamu.
" iya mom."
Dengan cepat Nia memasukkan selembar foto itu kedalam kopernya, Ia harus berangkat sekarang jangan sampai mommynya menunggu lama dan memarahinya nanti. Ia menyeret kopernya keluar dari kamar yang menjadi saksi ketika dia tumbuh hingga dewasa.
" Ayo Sayang". Ajak Anneth pada putri satu-satunya sambil mengelus rambut putrinya dengan lembut.
Mereka keluar dari rumah mereka tak lupa mengunci pintunya. sesekali Nia menoleh dan memandang rumah tempat mereka berteduh selama ini. sekarang mereka akan pindah ke rumah asing yang akan menjadi tempat tinggalnya selanjutnya.
' ah aku akan tinggal di sana untuk seterusnya, selamat tinggal untuk semuanya'.
Sekarang tepatnya pukul 20.00 pesawat lepas landas dengan tujuan ke Bandar Udara Internasional Linate, Milan. Mereka harus menempuh penerbangan selama sembilan jam, ahh.... Penerbangan yang cukup melelahkan bukan.
" Sayang tidurlah, penerbangan akan menempuh sembilan jam". kata Anneth pada putrinya sambil memejamkan matanya. Ia sangat berharap setibanya di Milan, putrinya tidak membuat masalah dengan keluarga suaminya.
"iya mom".
Semoga saja dia bisa betah untuk tinggal di sana nanti. Ia benar-benar tidak menyukai suami mommynya. Jika di tanya apa alasannya Ia selalu menjawab, ya karena tidak menyukainya saja. Mungkin karena Ia sudah biasa hanya tinggal dengan sang mommy tanpa ada orang yang mengganggunya kali ya.
Nia sebenarnya anak yang sangat tertutup, dia tidak akan menceritakan masalah ataupun perasaannya ke pada siapapun termasuk sang mommy sendiri. Sejak masa sekolahnya hingga sekarang di masa kuliahnya sekarang pun, Ia tak pernah punya teman yang benar-benar teman, paling hanya sekedar teman biasa saja.
……………bersambung……………
Bandar Udara Internasional Linate, Milan (04.30)
Setelah perjalanan panjang dari Atlanta US, Nia dan Anneth akhirnya tiba juga di Milan. Mereka sudah keluar dari dalam Bandara, tinggal menjadi letak mobil yang menjemput mereka.
" Bagaimana Sayang perasaan mu? ". Tanya Anneth pada Nia sembari melangkah ke tempat tujuan.
" Biasa saja mom". Jawab Nia terdengar bosan, mungkin karena dari awal dia tidak berniat untuk pindah ke kota ini.
" Sayang, ingat untuk bersikap baik nanti. Jangan mengecewakan mommy ya". Kata Anneth memperingati Nia selalu lagi, meskipun sedari kemarin Ia selalu memperingatkan putrinya untuk melakukan berbuat baik pada keluarga suaminya. Namun tak menutup kemungkinan putrinya ini pasti akan bertindak seenaknya. ahh memikirkannya saja membuatku kepalanya pusing.
Memang kalau berhubungan dengan sesuatu hal baik orang ataupun benda yang tidak disukainya, Nia pasti akan bertindak di luar nalar, mungkin terdengar tidak sopan, namun itu lah Nia yang sebenarnya. Ia juga tidak menyukai hal menurutnya berlebihan. Pikirannya tidak bisa ditebak.
" Mom... Aku bosan mendengar kalimat itu, dalam sehari mom sudah mengatakannya hampir seratus kali, apa mommy tidak bosan berbicara ad dari tadi?". Tukas Nia, meskipun sudah terbiasa di ingatkan seperti itu, Nia juga lama-lama menjadi sakit telinga karena hal itu. Ohh...Mom ayolah, Nia pasti akan bertindak sesua suasana hatinya.
Setibanya di parkiran ternyata yang menjemput mereka hanya sopir dan asisten pribadi suami atau ayah tiri Nia saja. Mungkin karena cuacanya juga yang sangat dingin sehingga sang suami tidak ikut menjemput mereka.
" Selamat pagi nyonya dan nona muda, silahkan". Sapa si Asisten sembari membuka pintu mobil tersebut.
" ya selamat pagi juga Noah, bagaimana kabar mu?". sahut Anneth tersenyum membalas sapaan asisten suaminya.
" Seperti yang and a lihat nyonya, saya baik".
Sopir dan si asisten pun menata barang bawaan sang nyonya dan nona muda barunya. Baru kali ini ada wanita di keluarga sang Tuan Besar setelah sekian lama, mereka pasti akan melayani nyonya dan nona muda baru agar betah tinggal dengan Tuan besar beserta keluarga tuannya.
" Nyonya, nona muda juga akan berangkat sekarang". Beritahu si sopir.
" ya".
Dua puluh menit perjalanan akhirnya tiba juga mereka di kediaman, terlihat sebuah gerbang yang besar dan tinggi terbuka secara otomatis dan membiarkan mobil yang membawa sang nyonya dan nona muda ke dalam, wahhh.... Kediaman yang sangat mewah, tepat setelah melewati gerbang beberapa meter ke depan ada air mancur yang sangat indah dengan lampu yang begitu memanjakan penglihatan, disekelilingnya air mancur terdapat beberapa tanaman bunga yang indah. Ternyata halaman kediaman tersebut sangat luas, dengan di hiasi lampu taman yang terlihat mewah dan elegan. Memang kehidupan orang kaya yang luar biasa bukan.
" Kalian sudah tiba, honey selamat datang di rumah kita". sang Tuan rumah menyambut kedatangan istri dan anak istrinya yang sudah menjadi anaknya.
"Honey, terima kasih."
" Heiii... Nia selamat datang". Kata si Tuan rumah kepada anak tirinya.
" ummm....Ya terima kasih sudah menampungku di rumahmu yang besar ini sir". Spontan Nia sambil mengamati sekitar rumah mewah itu.
" Nia ". mohon Anneth pada Nia, sepertinya Nia tidak akan mendengarkannya. Yang pasti Nia akan mengeluarkan apapun yang ada dalam otaknya, benar-benar anak yang tidak bisa diatur, setidaknya sopanlah sedikit.
" It's okay honey. Nia pasti belum terbiasa". Ungkap Tuan Corradeo atau si Tuan rumah.
Ya pemilik rumah ini sekalian suami anneth bernama Phillippo Corradeo, Keluarga Corradeo yang terpandang di Italia. Istri pertamanya meninggal tujuh tahun silam ketikan masih berumur tiga puluh empat tahun, sang istri ini meninggal karena kecelakaan, dan meninggalkan kedua anaknya yang saat itu berusia tiga belas dan sepuluh tahun. Illario Corradeo anak pertamanya dan anak kedua adalah Isacco Corradeo, keduanya adalah pria tampan yang mapan dan pekerja keras seperti ayah mereka.
………Bersambung……………
Pagi hari di Kota Milan
Seorang wanita menyibak gorden jendela berwarna pastel silver, membiarkan matahari menyinari ruangan tersebut. Seorang gadis masih bergelung di dalam selimut tebalnya tanpa memedulikan pagi yang sudah tiba, sepertinya mimpinya sangat indah, mungkin Si gadis sedang bermimpi bertemu pangeran entahlah, siapa yang tahu....
" heiii baby, Nia sayang.... Bangun ini sudah pagi, Daddy dan yang lainya sedang menunggu dibawah". sebuah tangan mencoba menarik pelan selimut yang digunakan gadis itu, berharap ada sahutan. Namun........
"Zzzzzzzz".
" Nia jangan berulah ayo bangun! titah wanita yang tak lain adalah Anneth. Jangan sampai di hari pertama mereka tinggal disini anak gadisnya membuat malu. karena geram pada anaknya yang tidak juga bangun, akhirnya Ia pun menarik kuat selimut yang menggulung menyerupai kepompong tersebut hingga si gadis tersebut jatuh dari atas kasurnya.
Dugggghh.....
" Akhhhh....Mom apa yang kau lakukan?" teriak Nia sambil memegang kepalanya yang terbentur lantai, Ia masih belum sadar akan keadaan sekarang.
" Heh...Pemalas, bangun sudah pagi. Apakah kau lupa kita dimana?" Anneth menarik Nia kearah kamar mandi.
" Jangan membuat malu". Tambahnya lagi.
" Bersihkan dirimu, lalu turun kebawah. Cepat.....Orang-orang sudah menunggu." Anneth keluar dari ruangan yang sudah menjadi kamar putrinya di rumah itu.
Meja Makan
" Bagaimana honey, Nia sudah bangun?" tanya Phillippo pada istrinya yang baru saja tiba di ruang makan tersebut.
" Ya sudah honey, dia masih membersihkan diri dan mungkin sebentar lagi dia akan tiba". Jawab Anneth.
Dimeja makan itu terdapat juga dua orang lelaki muda yang telah menjadi saudara tiri Nia.
Beberapa menit kemudian terdengar suara sepatu yang melangkah dari anak tangga membuat semua orang di meja makan menoleh kan kepala mereka keatas untuk melihat gadis yang mereka nantikan sedari tadi.
" Ohhhh hai....Selamat pagi semuanya, maaf aku sudah biasa bangun terlambat. Lain kali kalau sarapan, kalian duluan saja tidak perlu menunngguku". Kata Nia sembari menarik kursi tepat disebelah ibunya, lalu duduk dengan manis.
" Nia please. Jangan berbuat ulah". Anneth memperingati Nia dengan tatapan tajamnya seakan menembus tubuhnya.
" Anneth honey, sudahlah". Phillippo menggenggam jemari istrinya, seakan berkata sabarlah menghadapi anak tidak tau diri ini.
" Baiklah...Nia sebelum melanjutkan sarapan kita, kau pasti sudah tau bukan kalau kau punya dua orang kakak sekarang, jika ada masalah apapun bisa beritahu mereka. Jangan sungkan kita adalah keluarga sekarang". Tambahnya lagi agar putrinya itu tidak sungkan meminta bantuan pada saudara-saudaranya.
" Iya sir". Rupanya dia belum terbiasa memanggil pria paruh baya yang sudah menjadi ayahnya dengan panggilan daddy.
"Baiklah adik manis, sekarang kau adalah adikku jadi apapun yang menjadi keluhanmu segera beritahu aku". rupanya anak pertama Phillippo menyukai Nia. Namun tidak tahu untuk kedepannya, Nia bahkan enggan menjawab perkataan kakak lelaki pertamanya.
" Semuanya selamat makan".
Beberapa menit selanjutnya hanya dentingan alat makan yang terdengar di ruang makan tersebut. Sepertinya Nia sangat menikmati hidangan para chef ternama ini, mungkinkah menjadi kaya raya kita akan menikmati hidangan terbaik sepanjang kita menginginkannya.
Selepas sarapan, satu persatu anggota keluarga Corradeo berangkat melakukan kegiatan mereka seperti biasa. Hanya tersisa Nia dan Anneth di rumah beserta para pelayan.
"Mom...Apakah ada ruang baca atau perpustakaan disini?" Rupanya Nia bosan berdiam diri seperti ini.
"Ya ada. Ayo Mommy antar sekalian memperlihatkan semua ruangan di rumah ini". Jawab Anneth mengajak anaknya berkeliling di rumah besar itu.
"Ini ruang Gim, kalau mau olahraga disini juga bisa , peralatannya lengkap". Anneth memperkenalkan ruangan yang dilewatinya pada Nia.
" Mom...Aku hanya butuh buku saat ini, sebaiknya tunjukkan saja jalan kearah sana". Kata Nia yang sudah bosan berkeliling di rumah besar itu.
" Baiklah..Baiklah, ayo mommy antar ke sana sekarang."
Sepanjang hari ini Nia hanya berada didalam ruang baca sambil mengamati beberapa buku bacaannya. Ternyata dia sudah membaca buku lumayan banyak, namun belum juga ada tanda-tanda berhenti. Nia sudah terbiasa membaca, bahkan jika membaca dalam sehari penuh Ia tidak akan bosan, yup...dia seorang yang gemar membaca, dalam kamusnya tertulis tiada hari tanpa membaca.
…………………Bersambung…………………
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!