Brumm...brummm ..suara deru mesin dari motor balap Barra seolah meraung-raung ditengah kesunyian malam dan kepulan asap yang menyesakkan dada telah menjadi pemandangan yang seakan biasa. Disebuah jalanan sepi dipinggiran kota Barra melesat dengan motor balapnya seolah roket yang membelah kegelapan angkasa. Suara sorak Sorai gembira dari para anak buah dan penggemarnya menyambut kedatangan Barra digaris finish. Tak ada malam yang Barra habiskan tanpa balap motor dan menjadi juaranya. Selama ini Barra masih menjadi raja balap yang tak terkalahkan.
"gila Lo bar, gue takjub sama Lo, memang Lo raja diarena balap ini" pekik Bagas yang dibuat terkagum-kagum oleh kelincahan Barra membawa motornya diarena balap.
"ni bro, hadiah Lo malam ini" Bagas memberikan segepok uang taruhan yang dikumpulkan oleh para pembalap yang mengikuti balapan liar malam ini. "jangan lupa traktiran untuk kita " imbuh Bagas sambil menepuk bahu Barra.
"oke, kita lanjut ke club seperti biasa, kita pesta sampai pagi" ajak Barra pada teman-temannya sembari menancap gas motor balapnya meninggalkan arena balap liar dan diikuti oleh seluruh anggota geng motornya dengan penuh suka cita atas kemenangan ketua mereka untuk yang kesekian kalinya.
Disebuah club yang terkenal disalah satu kota X, suara dentuman musik disco dan lampu yang be kedap-kedip seakan memanggil kaum muda mudi yang ada di ruangan itu untuk berjoget menikmati malam dan membuai mereka dalam kenikmatan dunia yang fana ini, sejenak melupakan setiap masalah yang mereka hadapi.
Disudut lain di dalam club itu Alea yang notabene nya gadis lugu ia sangat terkejut saat mendapati dirinya harus bekerja sebagai pelayan disebuah club. Karena ia membutuhkan pekerjaan dan tanpa banyak bertanya lagi ia Langsung menyetujui saat temannya ,Tiara menawarkan sebuah pekerjaan sebagai pelayan. Alea sungguh tak mengira jika pekerjaan sebagai pelayan yang ditawarkan Tiara adalah pelayan disebuah club malam. Alea sungguh menyesal kenapa ia tak bertanya secara detail dulu kepada Tiara tentang pekerjaan yang akan ia terima. Kini ia terpaksa menjalani pekerjaan nya itu karena dirinya telah terlanjur menandatangi kontrak kerja selama 6 bulan. Jika dirinya mundur maka ia harus membayar sejumlah penalti yang telah menjadi kesepakatan didalam kontrak kerjanya. Dan untuk itu Alea terpaksa menerima dan menjalani pekerjaannya di club malam karena ia tak mampu jika harus membayar penalti.
"Alea..antar minuman ini kemeja nomor 09" teriak bartender menyodorkan beberapa minuman yang telah ia racik dalam sebuah nampan.
"baik kak.."sahut Alea sembari mengambil minuman dalam nampan yang disodorkan oleh bartender yang juga senior Alea. Tubuh seksi Alea terbentuk jelas dengan
mengenakan kemeja putih ketat dan rok span hitam mini yang menjadi seragam pelayan di club tersebut. Alea tampak menawan walau hanya mengenakan pakaian seragam kerja dengan rambut hitam lurusnya yang dikuncir satu, tanpa riasan make up yang tebal dan hanya seadanya tetap membuat penampilan Alea terlihat mempesona karena memang gadis itu terlahir dengan kulit putih selembut salju dan wajah yang cantik serta bentuk tubuh yang cukup menggoda.
"permisi kak, ini minuman pesanan kakak" ucap Alea sembari menyodorkan nampan yang berisi beberapa gelas minuman racikan bartender di meja nomor 09.
Namun saat Aleea hendak pamit tangannya justru ditarik oleh salah seorang pemuda yang duduk dimeja nomor 09, segerombolan pria itu menggoda Alea yang cantik dan menawan namun terlihat jelas bahwa dia gadis yang lugu. Mereka memaksa Alea untuk duduk dan menemani mereka minum. Alea terus menolak namun segerombolan pemuda itu sangat memaksa, bahkan mereka memaksa Alea untuk meminum minuman beralkohol yang selama ini tak pernah Alea sentuh, bahkan bentuk dan baunya pun Alea belum pernah tau.
"aghh...sudah kak cukup" pekik Alea yang tak menyukai rasa minuman beralkohol itu, namun segerombolan pemuda itu tetap memaksa Alea menghabiskan minuman itu. Hingga beberapa menit kemudian Alea tampak mulai ngelantur sepertinya ia sudah dibuat mabuk oleh minuman itu.
"Zico , sepertinya gadis ini tidak cukup buruk untuk menemanimu malam ini", usul salah satu pemuda itu kepada Zico yang tak lain adalah ketua geng dari segerombolan pemuda di meja nomor 09. Zico adalah ketua geng motor musuh bebuyutan Barra.
"sepertinya itu bukan ide yang buruk" seringai Zico yang diotaknya telah dipenuhi rencana jahatnya menatap Alea.
...Sementara dimeja lain geng Barra juga sedang berpesta atas kemenangan Barra malam ini, mereka menatap meja Zico dan melihat Zico dan gengnya tengah mempermainkan seorang pelayan club tersebut . Menatap Alea yang tampak lugu membuat Barra iba entah kenapa tak seperti biasanya Barra yang tak peduli pada siapapun namun kali ini ia memiliki rasa simpati terhadap seseorang....
Aleea yang kini sudah mabuk dan kehilangan kesadarannya, Zico memerintahkan anak buahnya untuk membawa Aleea kekamar yang telah Zico pesan. Sedangkan Zico telah menunggu Aleea disebuah kamar yang masih berada satu lokasi dengan club malam tersebut, disitu memang disediakan kamar yang bisa disewa para tamu untuk menghabiskan malam mereka dengan wanitanya.
Kriss Salah satu anak buah Zico memapah Aleea menuju kamar yang telah dipesan. Namun tiba-tiba Kriss dihadang oleh Barra yang pura-pura mabuk. Dengan tipu dayanya Barra merebut Aleea dari Kriss.
"hey kau, pecundang...sedang apa kau disini?" teriak Barra pada Kriss yang hendak membawa Aleea masuk kekamar yang disewa Zico. Barra sengaja mencari ribut dengan Kriss untuk mengalihkan perhatiannya.
Mendengar suara yang sangat ia kenal Kriss langsung membalikkan badannya dan melihat Barra yang sudah berdiri dihadapannya dengan gaya nya yang telah setengah dalam pengaruh minuman beralkohol.
"ohh..ternyata raja jalanan kita ada disini juga" seringai Kriss sembari menatap Barra penuh kebencian. Kriss yang sedang memapah Aleea pun terpancing untuk meladeni musuh bebuyutan gengnya dan meninggalkan Aleea dibelakangnya. Memang itu rencana Barra, ia mau menolong Aleea gadis yang tak ia kenal sama sekali dari cengkraman Zico, tanpa mereka sadari. Saat Kriss sibuk meladeni Barra, Bagas menarik Aleea pergi dari tempat itu dan membawa Aleea kesebuah kamar yang telah dipesan Barra.
Sementara itu Barra terus saja memancing emosi Kriss.
"raja jalanan? Kedengarannya bagus juga , dari pada kau dan ketua geng mu yang disebut raja pecundang!" seringai Barra sambil tersenyum mengejek, memancing emosi Kriss.
" sialan, Lo mau cari gara-gara Sama gue?" geram Kriss yang emosi nya tersulut oleh perkataan Barra."oke mari kita buktikan siapa yang kau sebut raja pecundang!"sahut Kriss dengan geram dan spontan melayangkan tendangannya tepat di ulu hati Barra.
"Bruukkkhh....aaggh, shitt !!!" Barra mengumpat kesal karena ia tak waspada akan serangan mendadak Kriss, ia jatuh tersungkur, namun ia segera bangkit dan membalas Kriss dengan tendangan yang tak kalah telak tepat mengenai ulu hati Kriss.
"aghhh...!!" Kriss kini jatuh tersungkur, segera Barra menghampiri dan mencengkeram Krah baju Kriss, ia melayangkan tinjunya tepat diwajah Kriss, darah mengucur dari sudut bibir Kriss. Kriss yang tak terima akan serangan Barra secepat kilat ia membalas dengan tinjuannya tepat di wajah Barra, Keduanya terlibat perkelahian sengit, keduanya sama-sama babak belur dan terluka.
Akhirnya perkelahian itu terhenti setelah seluruh anggota geng keduanya datang, mereka pun akhirnya membuat kesepakatan untuk mengakhiri pertikaian itu diarena balap besok malam.
"Barra kita buktikan siapa yang pantas menjadi penguasa jalanan besok!!" teriak Zico penuh emosi karena Kriss anak buahnya telah dibuat babak belur oleh Barra.
"oke, gur akan tunjukkan siapa yang pantas disebut pecundang jalanan, besok!!" sahut Barra dengan senyuman smirknya sembari mengusap darah yang mengucur dari sudut bibirnya, Barra pun juga mengalami luka yang cukup parah, ia juga dibuat babak belur oleh Kriss bukan berarti lebih kuat Kriss daripada Barra, namun karena keadaanya yang setengah mabuk sedangkan Kriss dalam keadaan yang sadar tidak ada pengaruh alkohol sama sekali.
Sedangkan disebuah kamar, Aleea merasakan kepalanya sangat berat dan matanya yang berkunang-kunang, dia melihat sosok yang sangat tampan, hidung mancung kulit putih, dan tubuhnya yang begitu atletis sangat menawan. Mungkin dirinya sedang bermimpi melihat seorang pangeran, atau kah dia dewa penolong yang dikirim untuk melindungi dirinya dari situasi yang ia alami saat ini. Dan tiba-tiba "Hoek..Hoek... "Aleea mengeluarkan seluruh isi perutnya di tubuh pria yang sedang berdiri dihadapannya. Rasanya sungguh lega dan enteng, seakan beban berat yang berada dikepalanya sirna sudah, tubuhnya seketika lemas dan Aleea tak sadarkan diri.
"bruukkkhh..."Aleea jatuh pingsan dipelukan Barra dengan pakaian nya yang kotor oleh isi perutnya yang ia muntahkan tadi.
"astaga...dasar ni cewek, sangat menjijikkan, berani-beraninya dia muntah dipakaianku" gumam Barra kesal, karena seluruh pakaiannya terkena muntahan Aleea.
Barra membopong Aleea kesebuah tempat tidur king size yang telah ia sewa. Lalu dia bergegas pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya, namun setelah selesai mandi ia baru sadar jika dirinya tidak memiliki baju ganti. Akhirnya ia pun keluar kamar mandi hanya dengan menggunakan anduk yang menutupi setengah badan bagian bawahnya, sedangkan dada dan perut sixpack nya terekspos begitu saja.
Barra berjalan menuju tempat tidur, ia baru sadar jika baju Aleea pun sangat kotor dan bau akibat muntahannya tadi, tak mungkin ia membiarkan Aleea tidur menggunakan pakaian kotor itu, namun ia juga bingung karena tak ada baju ganti untuk Aleea, Barra mengambil handphonenya diatas nakas untuk menghubungi Bagas anak buah sekaligus sahabat dekatnya, ia berniat untuk menyuruh Bagas membelikan baju ganti untuk dirinya dan Aleea dan membawa kannya kekamar yang ia sewa. Namun Barra kembali dibuat kesal saat mendapati handphone nya mati karena kehabisan daya.
"ahhgg..sial, kenapa handphone pake mati segala sih" Barra menggerutu sambil melemparkan benda pipih itu kembali keatas nakas."terus gue harus gimana dong? Masa gue harus telanjang? Dan tuh cewek masak gue biarin pakek pakaian bau dan kotor yang yang sangat menjijikkan itu?" Barra terus menggerutu kesal, akhirnya diapun memutuskan untuk melepaskan pakaina Aleena dan memakaikan handuk mantel yang ada dikamar mandi, yang memang disediakan untuk orang yang menyewa kamar tersebut.
"deggh...!!" jantung Barra berdesir saat ia satu persatu melucuti pakaian Aleea, jiwa kelakiannya tak bisa berbohong bahwa dia sangat tergoda dengan pemandangan indah didepan matanya. Aleea begitu cantik dan menawan kulitnya putih dan halus selembut salju, Barra pun tanpa sadar mengelus lembut kulit Aleea, ia sempat lupa diri saat melihat buah dada yang begitu montok dan menggoda, walau masih tertutupi oleh bra yang berwarna hitam namun terlihat jelas bentuk dua bukit itu nampak menawan mata Barra. Sejenak Barra merasakan sesuatu miliknya mengeras dibawah sana. Namun Barra segera tersadar dan menahan dirinya, walaupun Barra dikenal dengan si cowok Bad boy, namun ia sangat menghormati wanita, ia tak pernah bermain-main dengan wanita apalagi sampai merendahkan harga diri seorang wanita. Karena Barra sangat menyayangi dan menghormati mendiang ibunya. Barra Memang dikenal dengan sicowok kulkas yang arogan namun ia memiliki prinsip yang begitu kuat dalam dirinya. Tak ada satu orang pun yang tau jika ada begitu banyak cinta dan kehangatan dalam tampang dingin Barra. Namun Barra menutupi semua itu dengan sikap arogannya dan kelakuan nakalnya. Dia hanya ingin mencari perhatian ayahnya yang tak pernah memiliki waktu dengannya, sejak ibunya meninggal ayahnya menjadi pribadi yang tertutup dan hanya sibuk bekerja, mengurusi perusahaan peninggalan sang istri yang begitu besar. Andikara group adalah perusahaan terbesar di negara X yang bekerja diberbagai sektor, memiliki ratusan cabang didalam maupun diluar negeri, maka tak heran jika sebagai Presdir, Tuan Genta panji adikara ayah Barra ramadittya adikara ini super sibuk dan tak pernah memiliki waktu untuk sang putra semata wayangnya.
..."ahhgg...siall..gue harus menyelesaikan penegangan ini dengan cara gue sendiri" pekik Barra sembari lari menuju kamar mandi setelah mengganti pakaian Aleena dengan handuk jubah,ia harus menuntaskan sesuatu didalam sana....
Setelah menyelesaikan hajatnya dan berhasil mengeluarkan benih-benih nya Barra keluar dari kamar mandi dengan perasaan lega, karena dirinya merasakan pusing akibat pengaruh minuman keras dan badannya terasa sakit akibat perkelahian nya dengan Kriss tadi membuat Barra begitu saja tenggelam dalam tidurnya yang sangat nyenyak, tanpa sehelai pakaian pun menutupi badannya, hanya selembar handuk kecil yang kini kaitannya pun sudah terlepas dari tubuh Barra didalam gelungan selimut tebal. Aleea dan Barra kini tidur saling berpelukan dalam satu selimut tanpa sehelai pakaian, karena memang cuaca diluar yang dingin dan ditambah dengan temperatur AC didalam kamar tersebut membuat keduanya saling mencari kehangatan dengan saling berpelukan, walau pun tanpa mereka sadari.
...Pagi ini terasa sangat cerah, kicauan burung terdengar samar-samar dengan cahaya matahari pagi yang memaksa menerobos masuk celah-celah jendela kaca yang masih tertutup rapat dengan gorden tebalnya....
Aleea merasakan tidurnya sangat nyenyak, tubuhnya terasa lebih ringan setelah semalam ia merasakan berat dan pusing pada kepalanya akibat minuman beralkohol.
Dia menggeliat malas dan lekas membuka matanya yang masih terasa berat seakan enggan terbuka, samar-samar Aleea melihat sosok yang begitu menawan dia seperti dewa penolong yang ia lihat dalam mimpinya tadi malam, saat Aleea mulai tersadar ada tangan besar yang melingkar diperutnya, dan mendekapnya semakin masuk kedalam dada bidang itu, spontan Aleea tersadar bahwa dirinya tidak sedang bermimpi, ia pun berteriak histeris saat mendapati tubuhnya yang hanya memakai handuk mantel yang bagian depannya terbuka begitu saja memperlihatkan kedua bukit dan bagian inti tubuhnya walaupun masih tertutupi kain berbentuk segitiga miliknya.
..."AAAA.....!!!" Aleea yang syok berteriak sangat kencang hingga Barra yang masih terlelap dalam tidurnya terbangun dengan wajah yang tak kalah syoknya, namun Barra langsung bisa mengendalikan dirinya, dan tetap terlihat tenang karena ia memang tak melakukan apapun terhadap Aleea, dan hanya tidur berdua tanpa adanya penyatuan....
Saat mendapati tubuh Barra yang tanpa sehelai kainpun menutupinya Aleea dibuat semakin terkejut Bahkan ia dapat melihat pedang milik Barra yang menegang dengan sangat jelas, karena memang sebagai laki-laki normal dan sehat miliknya akan selalu bangun dan menegang dipagi hari tanpa sebuah rangsangan.
"Hiksas...hikss...kamu jahat, kenapa kamu tega melakukannya, apa salahku padamu!!" tangis histeris Aleea pecah, sembari mengikatkan tali handuk mantel yang ia pakai, Aleea menjauhkan dirinya dari Barra yang sedari tadi masih duduk disampingnya dengan muka tenangnya dan tak ada sedikitpun raut wajah bersalah yang ia tunjukkan.
Melihat Aleea yang begitu syok dan histeris senyum seringai Barra muncul disudut bibirnya, ia berniat menggoda Aleea dan berpura-pura telah melakukannya pada Aleea. Entah kenapa hati kecil Barra sangat terpikat dengan gadis cantik dan lugu yang ada dihadapannya ini.
"Tenang sayang...!! Bukankah kamu menikmatinya semalam??" sahut Barra menggoda Aleea yang masih histeris dengan suara berat dan seraknya tanpa ada beban sama sekali.
Mendengar jawaban Barra Aleea menangis semakin histeris, dalam benaknya muncul banyak pertanyaan apakah mungkin ini semua terjadi padanya, apakah mungkin mahkota yang selama ini ia jaga telah terenggut oleh lelaki yang tak ia kenal sama sekali, bagaimana setelah ini ia akan menghadapi hidupnya, dan bagaimana kalau ibunya tau akan hal ini, bahkan ia bekerja di club malam ini tanpa sepengetahuan ibunya. Begitu banyak pertanyaan dalam benaknya, sejenak tenggelam dalam lamunannya dan segera tersadar saat Barra mendekat dan berbisik lembut ditelinganya.
"bukankah kau bilang semalam milikku sangat luar biasa? Apa kau ingin aku mengulangi pergulatan semalam sekali lagi??" bisik Barra lembut pada Aleea, nafasnya terasa begitu hangat ditelinganya, tanpa sadar jantung Aleea berdesir, ada sesuatu yang bergetar pada pada diri Aleea, seketika pipinya memerah bagai buah tomat.
Barra yang menyadari hal itu tertawa tergelak, ia sangat menikmati menggoda gadis polos ini. Mungkin Barra tak akan melepaskannya begitu saja setelah ini, walaupun Barra belum menyadari perasaan cinta pada pandangan pertama pada Aleea, namun ia sangat terhibur dan merasa ada perasaan bahagia saat menggoda gadis yang belum ia kenal ini, mungkin untuk mengisi ruang yang kosong dalam hatinya Barra akan menjadikan Aleea sebagai mainannya, atau nanti Barra sendiri yang akan dipermainkan oleh perasaannya sendiri. Entahlah kita tunggu takdir Aleea dan Barra.
Bersambung
Happy reading 😍
Mohon dukungannya dengan tinggalkan jejak like komen dan votenya terimakasih 🙏♥️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!