NovelToon NovelToon

Love Is Never Boastful

1.Pertemuan pertama

Kay adalah seorang gadis sederhana,tidak banyak bicara dan berani.Keinginannya untuk bersekolah di sekolah kejuruan tata boga harus pupus,setelah ekonomi keluarganya terus memburuk.

Beruntungnya Kay juga termasuk anak yang cukup cerdas sehingga ia dapat diterima di sekolah negeri favorit.

Di ruang kelasnya,ia duduk termenung memandang ke luar jendela.Wajahnya terlihat lesu,sembari menunggu bel pulang berbunyi di sela-sela jam kosong.

Sementara itu,dua sahabatnya bernama Juju dan Bilbil,yang sedang duduk di dekatnya tidak juga dihiraukannya sama sekali.Kay begitu hanyut memikirkan masa depannya.

Sementara itu,Bilbil yang duduk tepat di sampingnya menepuk pelan pundak Kay sambil berkata,"Tuan putri Kay,sampai kapan kamu akan melamun?."

"Kalian berdua lanjutkan saja pekerjaan kalian dengan terus mengagumi cowok-cowok di majalah itu,yang kalian anggap tampan"ucap Kay dingin tanpa menoleh sedikitpun ke arah kedua sahabatnya. 

"Jangan ganggu aku!Aku sedang memikirkan bagaimana masa depanku"timpal Kay lagi sambil menghembuskan nafas pelan.

Hahaha..hahaha….

Kedua sahabatnya tertawa bersamaan.

Suara sahabatnya yang cekikikan membuyarkan lamunan Kay dan memaksanya untuk mengalihkan pandangannya menatap penuh tanya kedua sahabatnya itu.

"Apanya yang lucu sih?"kata Kay cemberut.

"Kay…Kay!ckckck….sejak kapan kamu jadi sangat melow seperti ini sih?Kamu seperti bukan Kay yang aku kenal aja."Jujur tersenyum menatap Kay.

Huhhhhh….Kay menghela nafas panjang.

"Kalian berdua tahu kan jika kondisi keuangan keluarga ku sedang tumbang.Dan keinginan terbesarku untuk bisa meneruskan sekolah di sekolah tata boga semakin pupus,atau setidaknya aku bisa ikut kursus pastry"eluh Kay dengan wajah serius.

Melihat kesedihan Kay,kedua sahabatnya itu langsung menghiburnya. 

"Jangan bersedih Kay,aku percaya kamu pasti nanti bisa jadi pastry chef seperti mimpimu itu"hibur Bilbil sambil memeluk Kay.

Juju pun tidak ingin ketinggalan momen manis nan haru di antara kedua sahabatnya itu.

"Pulang sekolah ini,aku traktir kalian berdua deh ke toko kue di dekat sekolah kita"kata Juju sambil tersenyum manis.

"Serius Ju?"tanya Kay mengerutkan dahinya.

"Serius dong,sekalian buat menghibur tuan putri Kay yang lagi melow banget"sahut Juju berlagak serius.

"Emang kamu ada uang Ju?"tanya Kay lagi.

"Ada,kebetulan kemarin bude aku datang ke rumah terus aku di kasih amplop jajan.Udah deh Kay jangan nanya mulu.Okey"balas Juju.

Kay tersenyum tipis,"Aku hanya mastiin aja,supaya nggak ngerepotin kamu.Tapi makasih ya Ju udah mau traktir kita."

"Nggak perlu makasih Kay,kayak sama siapa aja.Kita kan udah sahabatan lama"sahut Juju sambil menepuk pelan pipi Kay.

Bilbil langsung meletakkan  majalah yang ia lihat dengan Jujur tepat di hadapan Kay.

"Kamu harus lihat ini Kay.Nih cowok ganteng banget!parah deh!apalagi dia juga seorang CEO ternama"kata Bilbil sambil menunjukkan jari telunjuknya ke foto di majalah.

"Kalau bisa menikah sama dia,pasti benar-benar hidup kita bagai tuan putri"timpal Juju dengan meletakkan kedua tangannya di masing-masing sisi pipinya dan sambil berkhayal. 

"Kalian berdua berkhayal mulu!lagi pula belum tentu orang kaya seperti dia mau dengan orang biasa seperti kita.Sudahlah jangan bermimpi ketinggian"sahut Kay yang langsung menutup majalah dan memberikannya pada Bilbil.

"Ah,kamu nggak asyik Kay!tidak ada salahnya kita bermimpi.Yah siapa tahu aja jadi kenyataan"gerutu Juju.

"Mustahil"ucap Kay.

Bel sekolah pun berbunyi.

Kay bersama kedua sahabatnya bergegas merapikan buku ke dalam tasnya.

Mereka tidak sabar untuk menuju toko pastry terkenal di dekat sekolah.

Saat tiba di toko kue,Kay bersama kedua sahabatnya dapat langsung memesan kue dan minuman dingin kesukaan masing-masing.Beruntung toko kuenya tidak terlalu ramai,sehingga pesanan yang mereka pesan cepat dilayani dan tidak perlu mengantri.

Kay begitu menikmati minuman dingin dari sedotan di dalam cup yang ia pegang,sembari berjalan perlahan melihat aneka kue lainnya yang tersaji di etalase kaca.

Tidak lama kemudian,seorang laki-laki bertubuh tinggi datang ke toko kue dengan mengenakan setelan jas berwarna dark grey,diikuti dengan pengawalan ketat dari para pengawalnya. 

Sontak saja Juju dan Bilbil yang melihat kedatangan laki-laki itu langsung membeku dan tak bereaksi sama sekali.

Bahkan pegawai dan beberapa pembeli di toko kue itu,begitu heboh berseru-seru memanggil nama laki-laki itu dan ada juga yang berusaha menghampirinya keluar toko tapi di tahan oleh para pengawalnya. Salah seorang pengawal ingin mengantarkan laki-laki itu sampai ke dalam toko kue.Tapi laki-laki itu tidak suka. Dia hanya meminta pengawalnya berjaga di luar toko kue saja.

"Oh..ya ampun,Ju!apakah aku bermimpi?apakah laki-laki tampan yang sedang berjalan masuk ke toko kue ini adalah Ben Nathan Hartanto?"tanya Bilbil dengan wajah tersentak.

"Benar Bil,kamu tidak bermimpi.Padahal baru tadi kita melihatnya di majalah.Dan sekarang Tuhan langsung mengirimkan dia datang langsung di hadapan kita"sahut Juju histeris.

"Oh..ya Tuhan Ju,dia melihat ke arah kita!Rasanya jantungku ingin berhenti berdetak."Bilbil menaruh kedua telapak tangannya di dada.

Juju langsung menjadi heboh begitu melihat Ben dari dekat.

Kay yang sedang asyik mengamati deretan kue di etalase, mulai terpengaruh mendengar keramaian di dekatnya.

"Kenapa berisik dan ramai sekali"eluh Kay sambil berbalik untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Tiba-tiba secara tak sengaja ia bertabrakan dengan Ben,dan bertatapan dengan CEO tampan itu.

"Ya Tuhan,dia menatap Kay?"kata Bilbil heboh.Tapi sebaliknya Juju terlihat syok.

Sementara itu,Kay terlihat kaget melihat laki-laki yang ditabraknya secara tak sengaja.

Jas Ben basah dan kotor terkena tumpahan minuman dan kue Kay.

"Aduh,apa yang kulakukan?"ucap Kay lirih.

Melihat hal itu Kay mencoba meminta maaf dan mengambil tisu kering dari dalam tasnya untuk membersihkan jas Ben.

Tapi Ben terlihat tidak suka dengan tindakan Kay,dan menyuruh Kay untuk berhenti membersihkan jas nya.

"Maaf pak,saya benar-benar tidak sengaja mengotori jas bapak?"ucap Kay berusaha membela dirinya.

Ben tidak menggubris perkataan Kay dan langsung melepaskan jas kotornya,lalu melemparkannya ke arah Kay.

"Buang saja jas kotor itu!"kata Ben ketus dengan wajah kesal dan beranjak pergi dari toko kue itu.

Kedua sahabat Kay dan pegawai toko kue melihat tajam ke arah Ben juga Kay tanpa bereaksi.

Begitu pula beberapa pembeli yang mulai berbisik.

Mendapatkan perlakuan Ben yang tidak baik,tentu saja membuat Kay tidak terima dan marah.

"HEI,KAU TUAN !Apa masalah mu?Apa kau pikir jika jadi orang kaya itu dapat bertindak segalanya?Apa aku ini pelayanmu?HAH!"teriak Kay.

Kay lalu meremas jas milik Ben dan melemparnya dengan kuat mengenai punggung CEO tampan itu. 

Melihat aksi Kay semua orang yang berada di situ semakin syok.

Begitu pula Juju dan Bilbil yang langsung dengan cepat menghampiri Kay.

"Hei Kay,apa yang kau lakukan?Apa kau sudah gila?Dia itu Ben Nathan Hartanto,CEO terkenal yang kaya raya"ucap Juju memberitahu Kay.

"Iya Kay,jangan berurusan dengan dia.Lebih baik sudah biarkan saja dan kita segera pergi dari sini"timpal Bilbil dengan wajah takut.

Kay menatap bergantian wajah kedua sahabatnya itu.

"Kalian ini kenapa?kenapa aku harus takut?lagipula aku tidak peduli dia itu CEO  atau apalah.Aku tidak kenal dia"jawab Kay kesal.

Juju dan Kay tersenyum meringgis mendengar ucapan Kay dan berusaha menarik tangan Kay untuk segera pergi dari toko kue itu.

Pengawal Ben yang berada diluar toko kue berusaha untuk menghampiri Ben karena merasa cemas,sebab bos mereka tidak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya.

Tapi dengan cepat  Ben langsung menghentikan pengawalnya,lalu

langsung berbalik dan berjalan menghampiri Kay.

Juju,Bilbil dan semua orang terlihat tegang tapi tidak dengan Kay yang terlihat kesal.

"Kali ini Kay akan berada dalam masalah  besar"ucap Juju takut.

Ben menatap Kay dengan wajah dingin dan tajam.

"Dia memang sangat tampan…bahkan lebih tampan daripada di majalah yang kulihat selama ini"ucap Bilbil tanpa sadar.

Juju yang mendengar perkataan Bilbil langsung mencubit pelan lengan sahabatnya itu.

"Kau ini masih bisa berkata seperti itu disaat Kay sedang berada dalam masalah"bisik Juju.

Bilbil tersenyum meringis,"Tapi dia memang sangat tampan Ju.Hehehe…"

Juju menghela nafas pendek sambil menggelengkan kepala mendengar ucapan Bilbil.

Sementara itu,Ben semakin menghampiri Kay dan membuat tubuh Kay terpojok di dinding.

Semua orang yang melihat menjadi cemas,tapi Kay tetap terlihat biasa saja dan tenang. 

Ben menudingkan telunjuknya ke arah wajah Kay,"Kau satu-satunya gadis yang berani melakukan hal ini padaku."

"Kau memang pantas mendapatkannya! Di rumah kedua orang tuaku pun tidak pernah berkata kasar atau memperlakukanku dengan buruk.Apalagi KAU orang asing yang tidak ku kenal,tidak dapat semena-mena denganku"ujar Kay.

Ben tersenyum sinis mendengar perkataan Kay.

"Kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa?Aku CEO  ternama,tuan muda dari keluarga konglomerat."

"Aku tidak peduli akan hal itu,dan itu tidak penting buatku.Jika KAU seorang tuan muda, maka di rumahku  aku juga seorang tuan putri bagi kedua orang tuaku"sahut Kay ketus.

"Kau gadis yang menarik."Ben mencoba mendekatkan wajahnya ke arah Kay.

Tapi dengan sigap Kay langsung menghindar dari Ben dan segera berjalan menjauhinya perlahan.

"Jas ini akan kubawa dan akan ku kembalikan setelah bersih"ucap Kay.

Ben diam menatap tajam Kay.

"Oh ya satu lagi,aku tahu kamu orang kaya tapi jangan membiasakan membuang sesuatu yang masih layak kamu pakai.Dan yang paling penting,jaga sikapmu terhadap orang lain!"sambung Kay lagi sambil berbalik badan.

Juju dan Bilbil hanya terdiam dengan wajah cemas.

Kay mengajak kedua sahabatnya itu untuk segera keluar dari toko kue.

Semua mata tertuju pada Kay hingga diluar toko kue.

"Semua orang melihat ke arah kita Kay"bisik Juju.

"Abaikan saja"sahut Kay dingin.

Tiba-tiba Ben yang sedari tadi diam memandang Kay,lalu berjalan cepat keluar toko kue.

Sontak saja para pengawalnya langsung mengikutinya,tapi ia hentikan.

"Hei KAU gadis berseragam putih abu-abu yang tadi berlagak sok bijak!"teriak Ben berusaha menghentikan langkah Kay.

Kay menghela nafas pendek lalu berkata,"Mau apa lagi dia?."

Juju dan Bilbil terlihat cemas.

"Tuh kan Kay,apa kataku,kita dalam masalah besar kali ini.Dia pasti tidak terima akan tindakan mu"ujar Juju.

"Tapi,Kay juga tidak salah sih Ju.Ben memang terlalu angkuh"timpal Bilbil pelan.

"Sudah nggak usah berdebat,laki-laki seperti itu tidak pantas untuk dibicarakan"sahut Kay lalu menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap ke arah Ben.

Ben lalu berjalan tenang mendekati Kay.

"Ambil kartu namaku.Nanti kembalikan jas itu di alamat ini"kata Ben sambil melemparkan kartu nama ke arah Kay lalu beranjak pergi.

Kay terlihat semakin kesal dan marah,ia berjalan cepat untuk menghentikan Ben.Tapi dengan cepat Juju dan Bilbil menghentikannya.

"Apa yang kalian berdua lakukan?"tanya Kay kesal.

"Kami tidak ingin kamu berada dalam masalah Kay!"jawab Juju cemas.

Kay menarik nafas panjang mencoba membuat dirinya tenang.

"Dia laki-laki yang aneh!Sebelumnya dia menyuruh membuang jas ini,lalu memberikan kartu namanya.Aku heran,bagaimana kalian berdua bisa mengidolakan laki-laki aneh dan sombong seperti itu"gerutu Kay.

"Tapi dia memang sangat tampan Kay"celetuk Bilbil.

"Selera mu memang payah!"ujar Kay sembari menepuk pelan dahi Bilbil.

Bilbil mengaduh sambil memegangi keningnya.Lalu mengambil kartu nama milik Ben yang masih tergeletak di bawah.

"Kamu beruntung Kay.Ben sendiri yang memberikan kartu namanya padamu"kata Bilbil dengan senyuman kekanak-kanakan.

"Sudah jangan bicarakan dia lagi.Dia sudah melakukan kesalahan padaku dengan sikap kasarnya.Untung saja hari ini aku masih bisa sabar.Setelah aku mengembalikan jas nya.Aku berharap tidak akan pernah bertemu dengan laki-laki sombong itu lagi"kata Kay.

Sementara itu,kedua sahabatnya itu saling berebut jas dan kartu nama Ben.

Kay yang kesal dengan sikap kekanak-kanakan  sahabatnya langsung beranjak pergi meninggalkan teman-temannya.

"Hei,tunggu Kay!"teriak Juju dan Bilbil bersamaan berusaha menghampiri Kay.

Dari kejauhan Ben yang sudah berada di dalam mobil terus mengamati pergerakan Kay bersama kedua sahabatnya itu.

Senyum tipis terurai menghiasi wajah dinginnya sambil berucap,"Gadis yang menarik dan langka."

Tak lama kemudian seorang pengawal yang ia tugaskan untuk membeli roti datang memecah pandangannya.

Lalu ia memerintahkan kepada sopir dan para pengawalnya untuk segera pergi meninggalkan tempat itu.

Sementara itu,Kay bersama kedua sahabatnya langsung menuju halte bus. Di sepanjang jalan Juju dan Bilbil terus menggoda Kay.

"Kay,ajak kami berdua ya…kalau kamu mau mengembalikan jas ini"pinta Juju sambil mencium aroma parfum dari jas Ben.

"Iya ya Kay"sahut Bilbil yang terus memegangi kartu nama Ben.

Kay menggelengkan kepalanya melihat tingkah aneh kedua sahabatnya itu.

"Jas itu kotor,tapi kamu cium Ju.Apa yang terjadi dengan kalian berdua?Apa kalian terkena mantra sihir dari laki-laki sombong itu?Hah?".

Kay memegangi kening kedua sahabatnya bergantian.Juju dan Bilbil hanya tersenyum meringgis mendengar ucapan Kay.

"Jas nya saja begitu harum,bagaimana aroma tubuhnya.Ben benar-benar sangat tampan Kay"sahut Juju tersenyum.

"Iya benar,sangat tampan"timpal Bilbil.

Kay yang tidak tahan melihat tingkah kedua sahabatnya.

Dengan sigap, lalu mengambil jas dan kartu nama dari tangan masing-masing sahabatnya kemudian memasukkannya kedalam tas.

"Kay!"pekik Juju dan Bilbil bersamaan.

Kay tersenyum kecut lalu menarik tangan kedua sahabatnya.

"Ayo,busnya sudah datang!Berhentilah memuji laki-laki sombong itu terus!."

Juju dan Bilbil terdiam dengan wajah cemberut sambil mengikuti langkah Kay masuk menuju bus.

***

Kay baru sampai rumah dan mendapati keadaan rumahnya yang mirip sekali dengan kapal pecah.Dia berjalan sambil mengamati keadaan di dalam rumah dengan ekspresi wajah syok.

"Ada apa ini?kenapa rumah sangat berantakan?"batinnya.

Lalu ia berjalan pelan dan menemukan banyak sekali surat tagihan di atas meja. Salah satunya surat yang menyebutkan bahwa barang-barang yang ada di rumahnya akan disita, termasuk juga  rumah satu-satunya yang ia tempati bersama keluarga kecilnya,bila Ayah nya tak segera melunasi hutang-hutangnya.

Kay terbelalak dengan tangannya yang gemetar.Dia lalu menghampiri Ibunya yang berada di halaman belakang sambil membawa surat hutang di tangannya. Dilihatnya Ibunya sedang bersedih dengan tatapan kosong.

 "Ibu, apa kau bilang ingin bercerai dari Ayah lagi?Jangan bu!.Saat kau bilang begitu pada Ayah aku merasa sangat sakit sekali"ucap Kay  sambil memeluk erat Ibunya.

Ketakutan Kay jika setiap kali ayah dan ibunya bertengkar.Ibunya selalu mengucapkan kata cerai.Apalagi saat ini ekonomi keluarganya sedang sangat buruk,ditambah lagi Ayahnya dipecat dari pekerjaan.Ibunya harus berjuang keras menutupi kebutuhan keluarga mereka. 

Tiba-tiba Ibunya melepaskan pelukan erat Kay karena sesak sambil mengetuk pelan kening Kay.

"Apa yang kau katakan?Hah?"Ibunya menatap tajam Kay.

"Itu hanya gertakan saja.Ibumu ini adalah seorang istri yang setia pada suaminya.Ibu dan Ayah tidak akan bercerai.Kami saling mencintai"imbuh Ibunya dengan wajah serius.

"Benarkah?Tapi kenapa Ibu sering mengatakan kata cerai?"tanya Kay ragu.

"Ibu sangat tertekan akhir-akhir ini.Kau tahu kan jika ekonomi keluarga kita sedang sangat buruk saat ini.Sudahlah jangan bahas soal itu"jawab Ibunya tenang sambil menghela nafas pendek.

Kay mengangguk pelan dan menunjukkan surat hutang yang ia bawa kepada Ibunya. Ibunya menatap wajah Kay sambil mengambil surat hutang dari tangan Kay.

"Ini hanya surat ancaman seperti biasanya,kau jangan terlalu memikirkannya.Pasti akan ada jalan keluar dari masalah kita ini"ucap Ibunya pelan.

Tiba-tiba Kay menggenggam tangan ibunya dan berkata,"Ibu, saat aku sudah sukses,aku akan menghentikan penderitaan dan kesulitan keluarga kita. Setelah itu hanya akan ada hari bahagia untuk kita.Aku mohon percayalah padaku."

"Apa yang bisa dilakukan oleh mu?"tanya Ibunya.

 "Aku akan menjadi seorang pastry chef. Seorang pastry chef  yang terkenal di seluruh dunia" jawab Kay penuh percaya diri. 

"Berhenti bermimpi"kata Ibunya sambil mengetuk pelan kening sang putri. "Baiklah"jawab Kay lesu. Kemudian ia merayu ibunya untuk membelikannya peralatan pastry. Tentu saja Ibunya langsung menolak mentah-mentah keinginan Kay.

"Sudahlah kau jangan bermimpi.Ganti bajumu dan bantu ibu merapikan rumah!"ucap Ibunya menepuk pipi Kay sambil melempar senyum dingin.

Kay tidak membantah dan langsung bergegas menuju kamarnya dengan lesu.

Namun,dengan cepat ia teringat akan jas milik Ben yang harus segera ia bersihkan.

Maka dengan cepat,Kay mengeluarkan jas itu dari dalam tasnya.

"Aroma wangi apa ini?kepala ku pusing menghirup nya.Juju dan Bilbil benar-benar aneh"ucap Kay sambil memencet kedua hidungnya dan berjalan menuju kamar mandi.

"Hari ini aku benar-benar tidak beruntung harus bertemu dengan laki-laki sombong itu "gerutu Kay kesal.

Menguping.

Kay berjalan lesu di dampingi oleh kedua sahabatnya yang terlihat sangat bersemangat.Jika bukan karena kecerobohan dan insiden yang tak terduga ,ia sungguh enggan untuk datang ke tempat kantor Ben.

Tiba-tiba langkahnya terhenti saat memasuki area bangunan megah itu.

"Apa sebaiknya aku titipkan saja pada pak satpam atau receptionist di kantor ini dari pada harus bertemu lagi dengan laki-laki sombong itu?Bagaimana menurut kalian?"tanya Kay.

Juju dan Bilbil saling melihat satu sama lain.

"Ah..jangan Kay.Itu tidak bertanggung jawab menurut ku.Bagaimana jika jas ini tidak sampai pada Ben,jika kau titipkan pada orang lain"jawab Juju buru-buru.

Bilbil setuju dengan saran Juju dengan menganggukan kepalanya sambil berkata,"Ben bukan orang sembarangan Kay.Apalagi dia sendiri yang memberikan kartu namanya padamu.Aku rasa ada alasan di balik itu.Mengingat sebelumnya,dia menyuruhmu membuang jas miliknya."

Juju langsung memegang kening Bilbil dengan telapak tangannya,"Kamu nggak lagi sakit kan Bil?."

"Aku sehat Ju.Kenapa sih?"Bilbil balik bertanya.

"Tumben kamu pinter"jawab Juju sambil menyeringai.

"Maksudmu selama ini aku nggak pinter gitu?"ucap Bilbil cemberut.

"Sedikit pintar banyak lemot ya,hehehe…"kata Juju bercanda.

"Ju…ju,nyebelin sekali sih kamu!"balas Bilbil sedikit berteriak.

Kay langsung menghentikan percakapan kedua sahabatnya dan berkata,"Sudah jangan terus bercanda.Aku tahu kalian berdua ngomong seperti itu,karena ingin kita masuk dan bertemu lagi dengan laki-laki sombong itu kan?."

Hehehe….hehehe….Juju dan Bilbil tersenyum meringis bersamaan.

"Yah,kapan lagi sih Kay…bisa ketemu langsung sama idola tampan kita…Ben Nathan Hartanto…"ucap Bilbil sambil menyenggol pipi Kay.

Kay menghela nafas pendek sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah konyol kedua sahabatnya.

Tanpa menunda lagi Kay langsung bertanya pada pak satpam,yang langsung mengantarnya menuju receptionist kantor. 

Kay dan teman-temannya diminta untuk menunggu sebentar oleh receptionist. 

Tidak lama kemudian,seorang pria berjas datang menghampiri Kay dan mengajaknya untuk ikut.

"Silahkan nona ikut dengan saya.Tuan muda Ben sudah memberikan pesan kepada saya untuk menyambut kedatangan nona jika kemari"ucap pria berjas itu dengan sopan.

Awalnya Kay tampak ragu,tapi karena desakan kedua temannya.Akhirnya Kay pun mengikuti langkah pria berjas itu menuju suatu ruangan.

"Nona silahkan masuk dulu di dalam bersama teman-teman nona.Tuan muda Ben nanti akan datang kemari.Saya permisi dulu"ucap pria berjas.

"Tunggu dulu pak!"pinta Kay.

"Iya,ada apa nona?"tanya pria jas berbalik menghadap Kay.

"Maaf saya mau ke toilet.Apakah bapak bisa menunjukkan tempatnya?"tanya Kay.

Pria berjas itu langsung memberitahu letak toilet pada Kay kemudian ia bergegas pergi.

"Kalian berdua tunggu dulu disini ya"ucap Kay pada kedua sahabatnya. 

"Perlu ditemani nggak Kay?"tanya Juju.

"Nggak perlu,aku cepat kok"jawab Kay sambil berjalan menjauh.

Juju dan Bilbil terlihat senang sambil melihat-lihat interior mewah di dalam ruangan itu.Mereka berdua tidak sabar untuk berjumpa lagi dengan Ben.

Sementara itu,Kay segera bergegas menuju ke toilet sambil membawa tas punggungnya.Namun,belum sempat ia berjalan menuju arah ke tempat toilet.

Secara tak sengaja dia melihat Ben bersama seorang perempuan di sebuah ruangan dengan pintu setengah terbuka,dan sedang berbicara serius.

Entah apa yang membuat langkah Kay terhenti dan berusaha mengintip ke dalam.

Ben terlihat menatap dalam dan serius perempuan itu.Rasa penasaran Kay semakin membuatnya untuk melihat semakin dekat.

"Apa yang mereka berdua lakukan disini?tampaknya perempuan itu bukan pegawai disini"batin Kay.

Ben asyik mengobrol dan tidak menyadari kehadiran Kay yang sedang mengintip dirinya.

"Sebenarnya aku tidak ingin melakukan hal ini,tapi aku merasa ada sesuatu rahasia dari laki-laki sombong ini,yang mungkin bisa ku gunakan untuk menyadarkan Juju juga Bilbil.Jika mereka berdua itu mengidolakan orang yang salah.Ketampanannya hanya kedok perilaku minusnya saja"batin Kay lagi dengan argumennya sendiri.

Dengan cepat Kay langsung mengambil handphone dari dalam tasnya.Lalu merekam dan memotret Ben bersama perempuan itu.

Namun setelah mendengarkan,ternyata Ben sedang berusaha melamar perempuan yang sedang di dekatnya.

"Aku salah paham,ternyata laki-laki sombong itu sedang melamar wanita pujaannya.Aku kira dia ingin bertindak yang bukan-bukan!"kata Kay dalam hati dan langsung memasukkan kembali handphone miliknya ke dalam tas.

Kay ingin segera beranjak pergi dari tempat itu,tapi pembicaraan Ben dengan perempuan itu menjadi terdengar asyik untuknya.

"Dea,tolong dengarkan aku baik-baik"pinta Ben pada perempuan itu.

"Oh,nama wanita itu Dea"batin Kay yang asyik melanjutkan menguping.

"Ini adalah keputusanku dan aku sudah sangat  dewasa untuk menentukan pilihanku sendiri.Karena aku laki-laki tunggal satu-satunya.Besar kemungkinan aku akan  dijodohkan dengan gadis pilihan pilihan orangtuaku.Setidaknya sebelum itu terjadi,aku bisa bilang pada mereka kalau aku sudah memiliki seorang gadis yang ingin kunikahi.Kita berdua  sudah cukup lama berteman sangat dekat dan aku nyaman bersama denganmu.Menurutku 

 Itu jauh  lebih baik daripada harus menikah dengan seseorang yang tidak ku kenal.Jadi apakah kau mau menikah denganku Dea?" kata Ben serius.

Wanita bernama Dea tersenyum manis menatap Ben,sembari tangannya mengusap lembut tangan Ben.

"Ben,jujur aku sangat terkejut kau mengatakan ini padaku.Meskipun tidak kupungkiri jika aku juga menyukaimu.Suatu kehormatan besar untuk ku.Seorang Ben Nathan Hartanto memintaku secara langsung untuk menjadi istrinya.Mungkin yang akan ku katakan ini terdengar konyol.Tapi aku tidak ingin merusak hubungan kita dengan hal semacam ini"jelas Dea lembut.

Wajah tampan Ben mengerutkan dahinya,"Maksudmu?hal semacam apa yang akan merusak hubungan kita?."

"Maksudku pernikahan Ben"jawab Dea dengan penuh hati-hati karena tidak ingin membuat Ben tersinggung.

Ben melepaskan tangan Dea dan berganti menggenggamnya,dengan sedikit penuh tekanan.Ben sedikit meremas jemari tangan Dea untuk meyakinkannya.

"Justru dengan menikah kita berdua akan semakin bertambah dekat,dan tentunya hubungan kita akan semakin erat Dea"kata Ben.

Dea menghela nafas pendek sambil menatap dalam wajah Ben.

"Di dalam benakku,menikah itu adalah hal yang penuh dengan tanggung jawab.

Dan seperti yang kau tahu,profesiku adalah seorang model.Dan aku ingin terus mengembangkan karirku hingga menjadi model internasional papan atas yang terkenal.Jika aku menikah denganmu Aku pasti tidak akan bisa melakukannya Ben.

Kedua orang tuamu pasti memintaku untuk menjadi istri yang hanya berdiam diri di rumah,dan mengabdikan hidupku pada orang tuaku,keluargamu dan kamu seumur hidupku"ujar Dea panjang lebar.

Ben terlihat tercengang mendengar ucapan Dea dan berusaha meyakinkannya kembali.

"Aku akan terus mendukung karir mu Dea.Kamu akan tetap dapat menekuni dunia model setelah kita menikah.Aku tidak akan mengekangmu.Kamu tidak harus melayani keluarga dan orang tuaku."

Dea tersenyum tipis sambil memegang wajah Ben lalu mengusapnya pelan.

"Itu menurutmu Ben,tapi tidak dengan kedua orang tuamu.Aku tidak ingin menyerah dengan mimpiku Ben.Jika aku menjadi seorang istri,itu sama artinya aku harus menyerah dengan semua impiannya itu?Aku sudah bersusah payah meniti karirku dan aku tidak ingin menyia-nyiakan perjuangan ku Ben.Maaf Ben,aku tidak bisa menikah denganmu,sebelum semua ambisiku terpenuhi.Menikah dan menjadi seorang istri bukanlah prioritasku untuk saat ini.Aku harap kamu paham"ujar Dea tegas sambil tersenyum.

Kay yang mendengar ucapan Dea tersenyum kecil sambil berkata,"Kamu wanita yang sangat keren sekali.Aku pun pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan.Siapa juga yang ingin menikah dengan pria kurang ajar dan sombong seperti Ben.Dia merasa kaya raya sehingga bisa mengira mendapatkan semua yang dia inginkan.Ternyata keinginannya kandas"batin Kay sambil tersenyum.

Ben terlihat sangat bersedih mendengar ucapan Dea.Tapi entah kenapa,mendadak Kay  merasa sedih melihat tatapan Ben yang sangat  kecewa mendengar penolakan Dea untuk menjadi istrinya.

 Tiba-tiba dalam situasi yang tegang seperti itu handphone  Kay berbunyi.

Kay kaget sejadi-jadinya.Begitu pula dengan Ben dan Dea yang ada di dalam ruangan.

"Oh…Ya Tuhan."Kay dengan cepat langsung mematikan HPnya dan segera mengambil langkah seribu meninggalkan tempat itu.

Tapi Ben dengan sigap langsung  keluar dari ruangan  dan menemukan Kay yang hendak kabur dari tempat itu.

 "Siapa kau?"tanya Ben yang belum melihat Kay.

Tapi Kay malah berpura-pura  seolah tak mendengar perkataan Ben dan tetap terus berjalan.

"Hei,tunggu!Berhenti!Siapa Kay?"tanya Ben sambil mengejar Kay.

Kay yang masih terus berjalan dan tidak memperdulikan Ben.Tiba-tiba tersentak kaget ketika Ben menarik tasnya.

Langkah Kay terhenti,dengan cepat Ben memutar tubuh Kay dan mendorongnya ke dinding agar tidak bisa bergerak.

Tiba-tiba secara tak sengaja mereka berdua saling bertatapan.

Ben kaget melihat siapa yang dilihatnya.

"Kau!Apa yang yang kau lakukan disini?"tanya Ben.

Kay masih terdiam dan berusaha berpikir untuk dapat keluar dari situasi buruk yang sedang dihadapinya.

Ben mencoba mendekatkan wajahnya ke arah wajah Kay,dan membuat mata mereka tak sengaja kembali beradu.

Tapi dengan cepat Kay langsung  mendorong tubuh Ben menjauh darinya.

Sebuah ide mendadak muncul dari dalam otaknya. 

"Aku kemari untuk mengembalikan jas milikmu."Kay mengeluarkan jas yang sudah terbungkus plastik transparan dari dalam tasnya,lalu ia berikan pada Ben.

"Ambil ini jasmu.Aku sudah membersihkannya dan masalah kita sudah clear"ucap Kay tenang.

Ben mengambil jas miliknya dari tangan Kay.Namun tatapan matanya yang tajam dan penuh curiga masih belum dapat beralih dari Kay.

Kay yang mulai merasa tidak nyaman dengan tatapan Ben langsung memutuskan untuk segera beranjak pergi.

Tapi Ben menghentikan langkahnya.

"Tunggu dulu"ucap Ben keras.

Kay berbalik menghadap Ben dan bertanya,"Ada apa lagi?bukankah aku sudah membersihkan  jasmu."

Ben kembali mendekati Kay dan mengamatinya dengan seksama.

"Aku tahu itu,asistenku sudah memberitahuku.Tapi apa yang kamu lakukan disini?bukankah asistenku sudah menyuruhmu di ruang lain?"tanya Ben.

Kay tetap bersikap tenang dan biasa.

"Aku sedang ingin ke toilet dan tidak tahu jalannya"jawab Kay.

Ben terlihat curiga dan ragu dengan ucapan Kay,sehingga dia bertanya lagi pada Kay.

"Benarkah?Apa kamu mendengar pembicaraanku tadi?."

Kay tersenyum sinis,"Jika kamu tidak percaya tanya saja pada asisten mu.Lagipula untuk apa aku mendengar pembicaraan orang lain.Apa bangganya di tolak oleh seorang wanita."

Mendengar ucapan Kay.Membuat Ben kaget dan matanya terbelalak.

"Hei KAU!Berhenti!."Ben menunjuk ke arah Kay.

Tapi Kay tidak memperdulikan teriakannya itu dan sudah berlari kabur menjauh darinya.

Ben masih terkejut dan tidak dapat lagi untuk mengejar Kay.

"Itu berarti gadis itu mendengar semua pembicaraan ku dan Dea."Ben meremas bungkus plastik jas miliknya.

Kay dengan cepat  menuju ruangan tempat dimana kedua sahabatnya berada,lalu mengajak mereka segera pergi dari kantor Ben.

"Kay ada apa?dimana Ben?"tanya Juju.

"Iya,apa yang terjadi padamu Kay.Katanya ke toilet hanya sebentar.Tapi lama sekali dan tiba-tiba langsung mengajak pulang.Kita kan belum bertemu dengan Ben"gerutu Bilbil.

"Pria sombong itu terus yang ada di pikiran kalian berdua.Ayo cepat kita pergi dari sini!sebelum kita dapat masalah"ajak Kay sambil menarik pergi tangan kedua sahabatnya. 

"Tapi ada apa Kay?masalah apa?"tanya Bilbil ingin tahu.

"Nanti aku jelaskan.Sekarang yang paling penting kita harus pergi dari ini"jawab Kay tegas.

Juju dan Bilbil yang kaget dengan sikap Kay,hanya bisa pasrah dan menuruti Kay yang terus menarik tangan keduanya untuk segera pergi.

***

Di rumah Kay.

Ibu Kay terus marah dan mengomel begitu melihat kamar Kay yang sangat berantakan.

"Ya Tuhan,apa yang dilakukan Kay?kenapa dia begitu malas membersihkan kamarnya sendiri?"oceh Ibu Kay kesal.

Tapi ayah Kay mencoba menenangkan istrinya.

"Sudahlah bu,mungkin Kay capek.Nanti setelah pulang pasti dia akan bersihkan.Jangan habiskan energi ibu untuk hal yang tidak penting." Ayah Kay berusaha membujuk sang istri untuk tidak marah-marah.

Ibu Kay seolah tak peduli dengan ucapan suaminya.Dia terus berusaha menelpon Kay tapi terus ditolak oleh Kay.

"Anak ini benar-benar keterlaluan.Telepon dari ibunya sendiri berani dimatikan"ucap Ibu Kay kesal.

"Mungkin Kay sedang sibuk atau berada di jalan bu.Ibu jangan marah dan terlalu berpikir negatif pada Kay.Kasihan putri Kay"sahut Ayah Kay dengan lembut.

"Sudahlah ayah, jangan terus membela putrimu itu.Nanti dia menjadi semakin manja.Kay anak perempuan kita satu-satunya.Dia sudah tumbuh besar dan harus bertanggung jawab"balas Ibu Kay.

Ayah Kay lalu menghampiri Ibu Kay dan mengusap tangannya pelan sambil berkata dengan lembut,"Justru itu bu,semakin putri kita tumbuh besar jangan sering memarahinya dan keras padanya.Sebab,kita tidak akan pernah tahu kapan putri kita akan pergi meninggalkan kita dan memulai hidup barunya."

Ibu Kay mengerutkan keningnya,"Maksud ayah apa?."

Ayah Kay tersenyum,"Kita tidak akan pernah tahu kan bu.Putri kita Kay akan menikah dan tinggal bersama suaminya."

Ibu Kay melepaskan genggaman tangan Ayah Kay,"Bicara apa ayah ini.Putri kita itu masih SMA.Ayah kok bisa-bisanya membicarakan tentang pernikahan.Hal itu masih jauh untuk Kay,ayah."

Ayah Kay tersenyum tipis,"Ya…jodoh tidak ada yang tahu bu.Untuk itu,ayah mengingatkan ibu untuk tidak terlalu keras pada Kay.Sebab jika nanti putri kita sudah menikah dan pergi dari rumah ini.Ibu pasti akan sangat merindukannya."

Mendadak Ibu Kay terdiam mendengar ucapan suaminya.Air mukanya berubah sedih menatap tajam ke arah Ayah Kay.

"Kenapa ayah tiba-tiba mengatakan hal seperti ini?Bagiku Kay tetap menjadi putri kecil kita"ucap Ibu Kay berusaha menahan rasa sedihnya.

"Tidak ada alasan tertentu,tapi hal itu terbesit di dalam benak ayah"kata Ayah Kay dengan tenang.

Kemudian Ibu Kay  mengeluh karena ada begitu banyak hutang yang harus dibayar dan Ayah Kay yang belum lagi bekerja. 

Lalu  tiba-tiba Ayah Kay menangis sambil  berkata,"Huhuhuhu…..huhuhuhu…

Huhuhuhu.Maafkan ayah,bu yang belum bisa mencukupi kebutuhan keluarga kita.Ayah belum bisa membahagiakan keluarga kecil kita.Ayah sudah berusaha untuk mendapatkan pekerjaan tetap,tapi belum menemukannya."

Ibu Kay memeluk suaminya,"Sudahlah ayah,aku tahu ayah sudah berusaha.Tapi memang saat ini kita sedang di masa sulit.Ibu yakin pasti akan ada jalan keluar."

Kedua orang tua Kay lalu terdiam dengan pikirannya masing-masing. 

 ***

Sementara itu,Ben tidak dapat berkonsentrasi saat meeting.Dia masih memikirkan ucapan neneknya.

"Besar kemungkinan kamu akan menikah dengan gadis yang sudah dipilihkan oleh almarhum kakeknya" begitu ucapan sang nenek.

Ben masih terus berpikir akan hal itu,ditambah suasana hatinya yang sedang tidak baik karena penolakan Dea.

Merasa tidak tenang dan gelisah,akhirnya Ben memutuskan untuk mengakhiri meeting dan bergegas pulang.

Kedatangan tamu.

"Bersabarlah Kay,terkadang kamu harus melalui yang terburuk untuk mendapatkan yang terbaik"ucap Kay pelan menyemangati dirinya sendiri sambil membersihkan kamarnya.

Habis sudah Ibunya meluapkan kemarahan pada Kay,setelah ia mematikan telepon dari sang ibu dan meninggalkan kamarnya dalam keadaan berantakan.

Kay terdiam lesu mendengar omelan sang ibu,tanpa membantah apapun.Sebab dia tahu itu hanya kemarahan sesaat,wujud kasih sayang ibu untuk melihatnya menjadi lebih baik.

Kay merebahkan dirinya di atas ranjang tempat tidur dan memejamkan mata.

"Berikan keajaiban pada hidupku Tuhan.Aku ingin semua berubah dan menjadi baik"ucap Kay menghela nafas panjang. 

Tiba-tiba Hpnya berbunyi.

Kay mengambil handphone dan melihat ke layar untuk melihat siapa yang menelponnya.

Panggilan masuk dari Juju rupanya.

Kay langsung mengangkatnya.

"Halo Kay!Apa yang terjadi sebenarnya?kenapa saat di kantor Ben tadi,kamu buru-buru mengajak kita pulang?Apa ada sesuatu?"cecar Juju.

"Nanti ku ceritakan pada kalian.Tapi saat ini aku sedang lelah dan tak bersemangat.Sudah dulu ya,aku tutup telponnya."Kay mematikan teleponnya.

"Halo Kay!"kata Juju dari balik telepon.

Juju melihat layar handphonenya.

"Pasti ada yang salah dengan Kay"ucap Juju menghela nafas. 

***

Ayah Kay sedang berjalan pulang menuju rumahnya,setelah bekerja serabutan.

Wajah lelahnya begitu jelas tergambar dari banyaknya titik-titik peluh yang berjatuhan membasahi keningnya.

"Aku harus secepatnya mendapatkan pekerjaan tetap kembali,sebelum rumah benar-benar disita"batinnya.

Ayah Kay larut dalam pikirannya,sampai  ia tidak  fokus berjalan dan melihat di sekitarnya.

Tin..Tin…Tin…Tin…

Tiba-tiba terdengar suara keras klakson mobil yang mengagetkannya.

"Ya Tuhan…"Ayah Kay terkejut dan jatuh.

Hampir saja sebuah mobil akan menabraknya,beruntung Ayah Kay cepat menghindar.

Tak lama kemudian,keluar beberapa orang dari dalam mobil yang hampir menabrak Ayah Kay.

Pria berjas hitam bersama sopir dan juga pengawalnya.Mereka bergegas menghampiri Ayah Kay dan membantunya.

"Apakah bapak terluka?"tanya pria berjas hitam cemas.

Ayah Kay berdiri dibantu sopir dan pengawal pria berjas itu.

"Saya akan antar bapak ke rumah sakit sekarang untuk memeriksa keadaan bapak"ucap pria berjas hitam lagi.

"Tidak perlu.Saya baik-baik saja,hanya goresan kecil."Ayah Kay membersihkan  tanah yang menempel di pakaiannya.

"Apakah bapak yakin?"tanya pria berjas mengamati Ayah Kay.

"Iya"angguk Ayah Kay.

Kemudian pria berjas hitam itu meminta maaf pada Ayah Kay.Tapi saat mereka berdua saling melihat satu sama lain.Keduanya sama-sama terkejut.

"Virly?"ucap pria berjas hitam.

Ayah Kay terlihat berpikir dan mencoba mengingat sesuatu,sambil melihat lekat ke arah pria berjas hitam yang berdiri di hadapannya.

"Vir,apakah kamu tidak mengingatku?Aku Tri,putra Bapak Irwan Hartanto"kata pria berjas hitam.

"Oh,iya…aku ingat.Mas Tri"sahut Ayah Kay tersenyum.

"Ya Tuhan,lama kita tidak bertemu."Pria berjas hitam yang bernama Tri itu langsung berusaha untuk menjabat tangan Ayah Kay. 

"Tangan saya kotor Mas"ucap Ayah Kay sungkan.

"Ah,tidak apa-apa.Kamu seperti dengan siapa saja." Pria bernama Tri langsung meraih tangan Ayah Kay dan memeluknya.

"Aku sudah lama mencarimu Vir,dan kebetulan Tuhan mempertemukan kita disini"imbuh pria bernama Tri.

Kemudian pria bernama Tri memaksa mengantar Ayah Kay pulang dan naik ke mobilnya.

Ayah Kay akhirnya luluh dan tidak bisa menolak lagi.Mereka berdua berbincang banyak hal,termasuk keadaan keluarga Ayah Kay.

Sesampainya di depan rumah,Ayah Kay mengajak sahabat lamanya itu untuk masuk.Dan dengan senang ajakan Ayah Kay diterima oleh sahabatnya.

Ibu Kay terkejut begitu melihat suaminya pulang ke rumah bersama Tri Hartanto.Seorang konglomerat dan pengusaha sukses yang sangat terkenal.

"Bagaimana ayah bisa mengenalnya?"bisik Ibu Kay menarik tangan suaminya.

"Dia teman lama Ayah.Kedua orang tua kami adalah  sahabat lama"jawab Ayah Kay.

Ibu Kay menepuk pelan pundak sang suami sambil berbisik,"Kenapa ayah tidak bilang dari dulu,jika memiliki teman seorang konglomerat."

"Ceritanya panjang nanti ayah ceritakan.Sekarang ibu sajikan minuman untuk tamu kita dan persilahkan dia masuk.Apakah kita akan membiarkannya hanya berdiri di depan rumah raya"ucap Ayah Kay.

Ibu Kay tersenyum pada suaminya,lalu dengan sigap mempersilahkan Pak Tri masuk bersama pengawal dan sopirnya masuk ke dalam rumah.

Pak Tri tersenyum dan menyambut baik keramahtamahan Ibu Kay.

"Maaf Pak,rumah kami kotor dan kecil.Kami minta maaf jika bapak tidak nyaman disini"ucap Ibu Kay malu.

"Ah,tidak apa-apa bu.Biasa saja dan jangan sungkan,anggap saja anda sedang menjamu keluarga sendiri"balas Pak Tri.

"Keluarga?Bagaimana bisa Pak?kami keluarga biasa dan anda seorang milyader."Ibu Kay tersenyum meringis. 

Ehemm….

Suara Ayah Kay memberi kode pada istrinya untuk segera membuatkan minum.

Ibu Kay yang langsung mengerti maksud sang suami,lalu permisi untuk beranjak ke dapur dengan wajah sumringah.

"Sepertinya ini pertanda baik.Rumah kami didatangi seorang konglomerat terkenal"batin Ibu Kay.

Di ruang tamu,Pak Tri menanyakan tentang kehidupan Ayah Kay beserta keluarganya.

Belum sempat Ayah Kay menjawab.Ibu Kay yang sudah selesai membuat teh hangat,dengan cepat langsung memanfaatkan momen ini untuk menceritakan  masalah keuangan keluarga mereka yang terlilit hutang.

Ayah Kay tak bisa berbuat apa-apa,saat sang istri sudah mulai menceritakan semuanya.

Mendengar penuturan dari Ibu Kay.

Pak Tri terlihat iba dan sedih.

"Kenapa kamu tidak datang menemuiku Vir,di saat keadaanmu sedang memburuk seperti ini?"tanya Pak Tri.

Ayah Kay tersenyum sungkan,sebaliknya Ibu Kay terlihat sangat bahagia.

"Masalah keuangan kami akan membaik setelah kedatangan Pak Tri"batin Ibu Kay. 

"Aku tidak ingin merepotkan orang lain" jawab Ayah Kay pada Pak Tri. 

Pak Tri mengerutkan dahinya,"Orang lain?kita ini keluarga Vir."

Ayah Kay terdiam sejenak,lalu berkata,"Terima kasih Mas,karena Mas Tri menganggap kami keluarga.Tapi aku adalah seorang kepala keluarga.Aku ingin bertanggung jawab atas keluargaku dengan usaha dan jerih payah ku sendiri."

Mendadak Ibu Kay tersenyum kecut mendengar ucapan suaminya.

"Suami ku memang tidak bisa memanfaatkan peluang dengan baik,"batin Ibu Kay.

Sementara itu,Pak Tri tersenyum kecil mendengar ucapan Ayah Kay,"Kamu memang selalu keras kepala dari dulu Vir,"ujarnya.

"Itu sudah menjadi prinsipku Kay"sahut Ayah Kay pelan.

Ekspresi wajah Ibu Kay kecut menatap suaminya.

Pak Tri terlihat berpikir sejenak sambil melihat keadaan di sekitar rumah Kay,lalu berkata,"Tadi di mobil kau sempat mengatakan padaku,jika kau memiliki seorang putri.Dimana putrimu?Aku tidak melihatnya."

"Putri kami belum pulang sekolah Mas?"jawab Ayah Kay.

"Sayang sekali ya,aku tidak dapat bertemu dengan putrimu.Tapi apakah kau memiliki foto putrimu?aku ingin tahu,siapa tahu jika nanti aku bertemu di jalan atau sedang berpapasan.Aku akan dapat mengenalinya"kata Pak Tri. 

Tanpa dikomando Ibu Kay langsung mengeluarkan Hp dari saku bajunya dan mencari foto Kay lalu menunjukkannya pada Pak Tri.

Melihat kegesitan Ibu Kay,membuat Pak Tri tersenyum bersama pengawalnya.

"Gadis yang cantik.Aku yakin dia gadis yang pemberani seperti ibunya.Oh ya siapa namanya?"ucap Pak Tri begitu melihat foto Kay.

Mendengar ucapan Pak Tri.

Ibunya Kay terlihat malu dan sedikit menundukkan kepalanya,"Apakah sikapku berlebihan?"tanyanya pada Ayah Kay berbisik.

"Iya"jawab Ayah Kay sambil mengangguk pelan menatap istrinya.

Ibunya Kay tersenyum kecil dan mulai menjaga sikapnya.

"Namanya Kayyisa Virly Putri,mas.Biasa dipanggil Kay."Ayah Kay menjawab pertanyaan Pak Tri. 

Tiba-tiba Pak Tri menanyakan cincin dan potongan kalung yang diberikan oleh mendiang ayahnya kepada Ayah Kay.

"Apakah kamu masih menyimpan cincin dan potongan kalung ayah kita,Vir?"tanyanya.

"Masih Mas,aku merawat dan menjaganya dengan baik"jawab Ayah Kay.

"Bagus kalau begitu."Pak Tri tersenyum senang.

Ibu Kay terlihat bingung sambil membatin,"Cincin dan kalung apa yang mereka bicarakan?Ah,Kenapa Ayah Kay tidak pernah bercerita padaku soal ini?."

Akhirnya karena rasa penasaran dan ingin tahu yang besar.Ibu Kay memberanikan diri untuk bertanya pada Pak Tri perihal cincin dan potongan kalung yang sedang mereka bicarakan.

Lalu Pak Tri meminta izin pada Ayah Kay untuk menceritakan hal itu pada Ibu Kay.

"Ayah saya dan Ayah Virly adalah teman baik.Mereka berdua adalah sahabat terbaik,hingga keduanya membuat janji"jelas Pak Tri.

"Janji?janji apa?"tanya Ibu Kay ingin tahu.

Pak Tri tersenyum,"Janji untuk menikahkan anak mereka.Tapi karena anak mereka sama-sama laki-laki.

Janji itu tidak dapat terlaksana.Hingga janji itu berubah,dan turun pada cucu mereka.

Yaitu menikahkan cucu keduanya,dan menyimpan cincin juga potongan kalung di masing-masing pihak sebagai bukti kesungguhan akan janji mereka.

Itulah sebabnya saya menyebut Virly keluarga,karena kami juga bersahabat.

Persahabatan dari kedua ayah kami dan turun pada anaknya.Tapi lama sekali saya putus hubungan dan kontak dengan Virly.Hingga takdir membawa kami akhirnya bertemu kembali disini"jelas Pak Tri panjang lebar.

Ibu Kay tercengang mendengar perkataan Pak Tri.

"Pernikahan?"tanyanya penuh penekanan.

Pak Tri mengangguk,"Iya menikah,"ucapnya sambil melihat respon dari kedua orang tua Kay.Namun keduanya terlihat saling pandang dan kaget.Tanpa menunda Pak Tri langsung mengutarakan keinginannya yaitu untuk menikahkan putranya dengan Kay.

Ibu Kay tambah kaget lagi mendengar keinginan Pak Tri.

"Menikah dengan putra bapak,tapi putri kami Kay masih sekolah"ucap Ibu Kay gugup.

"Tidak masalah akan hal itu bu.Pernikahan mereka akan disembunyikan dari publik.Setelah Kay menamatkan sekolah menengah atas.Kita bisa meresmikan pernikahan mereka dan mengumumkan pernikahan keduanya.Itu keinginan saya,sekaligus untuk memenuhi tanggung jawab saya terhadap amanat dari wasiat mendiang ayah saya.Tapi sebelum kita memutuskan hal ini,ada baiknya juga kita bertanya dulu kepada anak-anak kita.Karena bagaimanapun juga,hal ini menyangkut tentang kehidupan mereka kedepannya.Kita sebagai orang tua,hanya menginginkan hal yang terbaik buat mereka.Itu pendapat saya pribadi.Bagaimana menurutmu Vir?"ucap Pak Tri.

Ibu Kay mulai berpikir dan terbenam dengan solusinya kembali,"Jika Kay menikah dengan keluarga konglomerat ini.Putriku akan memiliki kehidupan yang terjamin dan bahagia.Begitu pula dengan kehidupan ekonomi keluarga kami.Tapi,aku harus berpisah dengan Kay"ucap ibunya di dalam hati.

"Aku akan membahas hal ini dulu dengan putriku Mas.Seperti ucapanmu,aku tidak ingin memaksakan hal ini pada Kay.Jika dia bersedia aku juga bersedia.Sebaliknya,jika putri ku Kay dan putra Mas Tri tidak bersedia.Maka ku harap kita saling menghormati dan menerimanya dengan bijak.Sebab di era modern seperti ini,sulit rasanya dan sudah jarang ada tentang perjodohan pernikahan"sahut Ayah Kay.

Pak Tri tersenyum mendengar jawaban Ayah Kay sambil mengangguk,"Aku setuju dengan ucapanmu Virly. Kamu memang selalu berprinsip,aku yakin putrimu memiliki sifat dan karakter kuat seperti dirimu.Satu hal lagi,jika anak-anak kita bersedia untuk menikah.Aku akan membantu semua kesulitan dan biaya hidup keluargamu,termasuk juga melunasi hutang-hutangmu.Tapi aku mohon kamu jangan tersinggung mengenai hal ini.Aku ingin hubungan kita benar-benar terhubung dalam sebuah keluarga yang mengikat.Jadi,besar harapanku supaya putrimu Kay dapat setuju akan keputusan mendiang ayah kita,terutama mendiang ayahku.Aku ingin beliau tenang disana dan tidak terikat oleh janjinya"ujarnya.

Ayah Kay masih terdiam sebaliknya Ibu Kay yang tadi terlihat sedih kini menjadi senang.

Pak Tri lalu meminta foto Kay dan nomor telepon kedua orang tua Kay sebelum ia beranjak pergi.

Tanpa ragu Ibu Kay langsung memberikannya.

"Aku berharap kalian berdua berusaha meyakinkan Kay untuk menikah dengan putraku"pinta Pak Tri sambil menepuk pelan pundak Ayah Kay.

Ayah Kay hanya tersenyum tipis menatap Pak Tri yang pamit pulang bersama pengawalnya. 

Tapi tiba-tiba Ibu Kay bertanya,"Maaf Pak Tri,boleh saya minta dikirimkan foto putra bapak dan namanya jika boleh.Maaf…jika saya lancang,menurut saya hal ini perlu untuk meyakinkan putri kami Kay." 

Ibu Kay meringis,padahal di dalam hatinya ia memastikan apakah calon menantunya tampan atau tidak.

"Oh tentu saja boleh"sahut Pak Tri yang langsung mengeluarkan Hpnya dan mengirim foto putranya.

Ibu Kay yang melihat foto putra Pak Tri dan tersenyum lebar.

"Tampan sekali….putra bapak benar-benar tampan.Dia  sangat serasi dengan putri kami Kay"celetuk Ibu Kay.

 

Ayah Kay merasa tidak enak dengan sikap sang istri yang berlebihan memberikan  respon.

"Jaga sikapmu bu"bisik Ayah Kay.

"Dia memang sangat tampan ayah"balas Ibu Kay pelan.

Melihat perilaku Ibu Kay,Pak Tri hanya tersenyum dan berusaha mencairkan suasana.

"Oh ya,tadi ibu menanyakan nama putra saya kan?"tanya Pak Tri. 

Ibu Kay mengangguk pelan.

"Nama putra saya Ben.Nama  lengkapnya Ben Nathan Hartanto." Pak Tri tersenyum lalu beranjak masuk ke dalam mobilnya diikuti pengawalnya.

Kedua orang tua Kay melambaikan tangan dan sambil sedikit menundukkan kepala,sebagai isyarat bagi mereka mengucapkan salam perpisahan pada Pak Tri dengan hormat.

"Ben..Ben Nathan Hartanto"ucap Ibu Kay tersenyum sambil memandangi foto Ben di ponselnya.

Ayah Kay hanya diam melihat sikap kekanak-kanakan sang istri sambil menghela nafas pendek. 

"Bagaimana aku harus mengatakan hal ini pada Kay?"batinnya.

Sementara itu,Pak Tri langsung menghubungi Ben dan memintanya  segera pulang untuk membicarakan hal yang penting.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!