NovelToon NovelToon

Suamiku Tuan CEO Angkuh

Chapter 1. Pilu

Kilauan cahaya mentari pagi perlahan menyelinap masuk ke cela-cela gorden kamarnya, gadis itu masih sangat lelap menikmati mimpi indahnya.

Tak bisa dipungkiri, gadis itu tidur dengan balutan gaun pernikahan yang begitu indah, dengan mata yang membengkak akibat menangis semalaman. Gaun indah yang melekat di tubuhnya sedikitpun tidak menggambarkan kisah pilu kehidupannya. Ia tidak tau mengapa kekasih yang sebentar lagi menjadi pendamping hidupnya, tega membatalkan pernikahan yang sejak dulu ia impikan.

Sebenarnya Ia ingin sekali keluar dari lingkungan keluarga yang sangat menyiksanya itu, namun hidup di tengah kota X yang sangat besar ini pastilah membutuhkan biayanya yang sangat mahal. Sialnya Ia juga dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja, tanpa tau kesalahan apa yang telah Ia perbuat sampai perusahaan tega memecatnya.

Byurrrrr

Seember air tumpah begitu saja membasahi tubuhnya, ia terkejut segera terbangun dari kehidupan indah yang hanya Ia dapat di alam mimpi, terlihat Ibu tirinya memasang wajah mengerikannya, dilengkapi tatapan yang sangat sulit di artikan bagi dirinya.

“Siapa yang menyuruhmu bermalas-malasan?” Bentaknya, suaranya begitu melengking di telinga Elora.

“Maafkan Elora tante” ucapnya sambil menatap manik mata berkobar ibu tirinya dengan sendu dan wajah yang sangat kusut.

“Jangan pikir kami bersimpati dengan apa yang telah menimpa mu!, gadis sepertimu pantas ditinggalkan!!”

Ucapan yang keluar dari mulut ibu tirinya begitu menyayat hatinya, tak henti-hentinya wanita itu melemparkan Elora dengan kata-kata kotor, bahkan Ia sama sekali tidak mau dipanggil Ibu oleh Elora.

*

*

*

“Segeralah cari pekerjaan kalau tidak ingin aku mengusirmu!” Ujar addison, laki-laki itu sudah dibutakan oleh besar cintanya kepada Berlly, Ia sudah sangat mencintai wanita itu jauh sebelum menikahi Ibu Elora. Tapi kedua orang tuanya tidak merestui hubungannya dan harus menerima perjodohan untuk menikahi Ibunya Elora.

“Ayah, ku mohon beri Elora sedikit waktu, lagian gaji Elora disaat bekerja di perusahaan lama sudah semuanya diberikan pada tante Berly. mengapa Ayah hanya menyuruh aku yang bekerja, bagaimana dengan Davirra?”

Entah keberanian darimana gadis itu berani berkata demikian, dan menyentil Davirra yang tengah duduk manis menikmati hidangannya. Sorot mata tajam kini mendelik kepadanya, tidak bisa dipungkiri sumpah serapah seperti apalagi yang ia dapat dari keluarga yang tidak pernah menganggapnya itu.

Keluarga mereka cukup kaya, dengan posisi pekerjaan addison yang sangat bagus di tempatnya bekerja, namun masih memaksa Elora untuk bekerja. Mungkin itu cara mereka untuk membuat hidup Elora lebih tersiksa.

Plakkk

tangan pria yang seharusnya mengelus kepalanya dengan manja, telah tega menampar darah dagingnya sendiri. Mata Elora berkaca-kaca dengan apa yang telah diperbuat ayahnya terhadap dirinya. Tamparan itu jauh dua kali lebih menyakitkan daripada ditampar oleh Ibu tirinya.

Sedangkan Ibu tiri dan kakak tirinya hanya bisa tersenyum atas penderitaan yang Elora dapat, hatinya begitu bahagia ketika melihat Addison kasar dengan putrinya sendiri.

“Kau sudah berani melawanku, harusnya aku tidak membawamu kemari. Kehadiranmu hanya akan menyulitkanku.” bibir Addison begitu bergetar. Ada setitik rasa sakit ketika kata itu lolos begitu saja dari bibirnya, Ia menatap Elora dengan sedikit rasa iba. Namun rasa itu hilang begitu saja ketika melihat wajah gadis itu sangat mirip dengan sang Ibu.

Bagi Addison, kelahiran Elora adalah penghambatnya untuk memiliki kehidupan bahagia dengan wanita yang ia cintai. Karena paksaan kedua orang tuanya ia terpaksa meninggalkan Berlly yang tengah mengandung anaknya dan menikahi Ibu Elora.

Ia sangat membenci apapun yang berhubungan dengan Ibunya Elora, bahkan Ia sangat membenci darah dagingnya sendiri.

Tidak sedikitpun pria tua itu memiliki hati nurani pada putrinya itu.

“Bergegaslah jika Ayahmu tidak ingin menamparmu lagi, kau ini hanyalah benalu di rumah ini”

Sesak, hanyalah itu yang Elora rasakan kini, Ia menatap Berlly yang telah memberikan pernyataan menohok terhadapnya. Air matanya sudah tidak sanggup lagi Ia bendung.

Gadis itu berdiri dari meja makan dan sedikit menguatkan hatinya, Ia tidak ingin terlihat begitu lemah sekarang, Rasa sakit yang Ia dapat dari mereka akan Ia jadikan teman setianya.

“Seorang benalu tidak akan hanya berdiam diri di rumah. Lalu, siapa yang pantas disebut dengan benalu?” ucapnya dengan berani sambil melirik Davirra dengan tajam. Kakinya begitu lemas, lalu Ia melangkah dengan asal keluar dari rumah neraka yang telah Ia huni selama 20 tahun.

Davirra yang merasa disindir oleh Elora pun berdecak kesal, ingin membalas hal itu.

*

*

*

“Bisa tidak kalian ini jangan menentang keputusanku, apa yang membuat kalian membatalkan pernikahanku dengan Elora?, dia itu gadis yang baik, aku tidak bisa lagi membayangkan bagaimana terpukulnya gadis itu.”

Pria tampan itu menatap kedua orang tuanya dengan mata berkaca-kaca dan raut wajah yang sangat kecewa. Mereka secara sengaja mengubur mimpinya untuk membangun rumah tangga dengan orang yang ia cintai. Rasa bersalah pada gadis itu bagaikan sebuah pedang yang mengiris-ngiris hatinya.

“Ze, harusnya kau bersyukur tidak jadi menikahi gadis itu setelah tau fakta tidak baik tentangnya” ucap Bella kesal, ia merupakan orang yang paling tidak setuju anaknya menikah dengan gadis biasa seperti Elora. Meskipun keluarga Elora keluarga yang lumayan kaya, namun itu masih sangat jauh dibawah rata-rata dari kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Zein, dengan itu ia berencana mencarikan anaknya jodoh yang pas untuknya.

“Ibu, aku tau siapa Elora. Aku sudah sangat bosan menjadi anak yang selalu menuruti kata kalian berdua” pria tampan itu mengentakkan dengan kasar sendok dan garpu yang ada di tangannya sambil menatap kecewa ke arah David dan Bella. Baru kali ini Zein berani berbicara seperti itu pada mereka, sebelumnya Zein adalah anak yang sangat penurut.

“Teruslah kau bersikap seperti itu kalau ingin nasibmu menjadi buruk” tegas David, Ia sungguh geram dengan anak kesayangannya yang sudah mulai menentang dirinya. Ia pikir Elora lah yang telah membuat Zein menjadi anak yang tidak patuh.

Zein kemudian beranjak dari meja makan tanpa sedikitpun melirik Ayah dan Ibunya yang tengah membeku atas sikapnya pagi ini. Pria itu segera melajukan mobilnya dengan kencang bercampur rasa kesal menuju kantor pusat tempat biasanya bekerja.

Di tengah-tengah perjalanan, Zein sudah tidak bisa lagi menahan air matanya, ia begitu perih memikirkan bagaimana nasib Elora sekarang ini, Ia masih enggan untuk menghubungi gadis itu karena rasa bersalah yang dimilikinya.

Zein tau persis bagaimana sifat dari Elora, tidak mungkin gadis itu seperti apa yang dikatakan oleh Bella, ia masih tak habis pikir dimana Bella mendapat informasi yang buruk mengenai Elora.

Ia benar-benar mengutuk dirinya sendiri.

“Gadis yang malang” batin Zein dalam hati

Harapan untuk menyelamatkan Elora, dari keluarganya yang jahat pupus begitu saja, ia paham betul dengan nasib buruk gadis itu.

Hari-haru indah bersamanya hanyalah tinggal kenangan.

Kaki panjang Zein berjalan memasuki kantor dengan sangat lesu, beberapa sorot mata sibuk menatapnya dan juga membicarakannya, bagaimana tidak, keluarga mereka merupakan keluarga yang populer yang sangat terpandang dan kerap diliput oleh media. Jadi seluruh negaranya pun sudah tau kalau pernikahan Zein dengan kekasihnya itu dibatalkan begitu saja karena ada hal buruk yang baru terendus dari kekasihnya.

Tentu saja itu membuat seorang Zein murka. Ia membubarkan para karyawan yang sibuk bergosip ria. Ia tidak mau kekasihnya yang baik hati di cap buruk oleh orang-orang.

Bahkan ia berencana untuk membungkam media-media yang telah menyiarkan berita tentang dirinya dan menjatuhkan Elora. Tidak bisa dipungkiri, siapa dalang dibalik semua ini? Siapa yang telah memberikan berita bohong mengenai kekasihnya itu.

Chapter 2. Pria Angkuh

Gadis itu begitu lelah dengan keringat dan nafas yang tidak beraturan. Sudah lima perusahaan yang ia datangi untuk melamar pekerjaan, namun semua menolaknya mentah-mentah. Padahal Elora sudah menunjukkan beberapa prestasinya dalam map yang berisi data-data untuk melamar sebuah pekerjaan.

Ia begitu lesu dan bingung, seakan ia merupakan orang yang telah berbuat kriminal, karena tidak ada satupun dari mereka yang menerimanya.

Gadis itu terduduk pada kursi yang berada di taman mini seberang jalan kantor yang akan ia datangi selanjutnya. Ia memutuskan untuk mengumpulkan tenaganya, dan berdoa agar perusahaan keenam yang akan ia datangi menerima dirinya untuk bekerja.

Ia membuka ponsel yang sendari tadi ia lirik, berharap kekasihnya Zein akan menghubunginya, dan menjelaskan alasan mengapa ia membatalkan pernikahannya secara sepihak.

Elora tidak habis pikir seorang Zein Immanuel yang sangat lembut dan baik hati, melakukan hal menyakitkan yang tidak pernah terpikirkan seperti itu pada dirinya.

Zein merupakan cinta pertama Elora, begitu juga dengan Zein. Mereka berdua adalah dua insan yang sangat cocok dan saling mencintai. Awalnya mereka bertemu di sebuah panti asuhan di dekat rumah Elora, Elora yang sering berkunjung kesana, bertemu dengan Zein yang sering membawa bantuan untuk anak-anak panti. Lambat laun mereka saling menyukai, dan akhirnya memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih.

Gadis itu merenung menatap jalanan yang dilalui oleh kendaraan yang begitu banyak, di depan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Sampai akhirnya jantunya hampir copot mendapati ada seorang wanita kisaran berumur 45 tahun tertabrak oleh sebuah mobil yang melaju kencang. Sialnya mobil itu memilih kabur tanpa bertanggung jawab.

Kaki Elora begitu lemas menyaksikan hal itu, ia berhamburan menghampiri wanita itu dan segera menelpon ambulance untuk membawanya kerumah sakit.

*

*

*

“Bagaimana vir, apa kau senang anak itu semakin menderita?”

“Tentu saja aku sangat senang dan bahagia Ibu!”

Anak dan ibu itu saling melempar senyuman mereka sambil sesekali meneguk coctail yang ada di tangan mereka masing-masing.

“Ibu hebat, aku sangat bangga akan hal itu”

“Tentu saja Ibumu ini sangat hebat, lebih hebatnya lagi mampu membodohi keluarga Zein yang terhormat itu” ucap Berlly tersenyum licik.

Apapun akan ia lakukan untuk membuat Elora menderita dan membuat Daviira bahagia.

“Lalu, apa Ibu bisa membuat Zein menikahiku?” Tanya Davirra dengan wajah berbinar dan penuh harap.

“Sangat bisa sayang, Ibu akan menikahkanmu dengan Zein dan membuat Elora semakin menderita dan sakit hati”

Begitulah percakapan dua orang wanita yang telah begitu banyak memberi luka pada gadis malang itu.

Memisahkan Elora dengan Zein, hanya itulah jalan satu-satunya untuk mewujudkan mimpi Daviira menjadi menantu keluarga kaya raya di negaranya.

*

*

*

Elora mengaitkan jari-jemarinya satu sama lain, wajahnya nampak sangat cemas dengan wanita yang masih ada di dalam ruangannya itu.

Tak henti-hentinya Ia berdoa dalam hati agar wanita itu tidak mengalami luka yang serius.

Jangtungnya berdebar begitu hebat ketika seorang pria lengkap dengan jas putihnya keluar dari ruangan itu.

“Dokter, bagaimana keadaan pasien?” Tanya Elora cemas, ia begitu khawatir dengan wanita yang tengah berbaring lemah didalam.

“Tenanglah nona, tidak ada luka yang cukup fatal, pasien hanya mengalami cedera kepala yang ringan” ucap dokter dengan raut wajah yang santai dan tersenyum tipis pada Elora.

Hal itu setidaknya membuat dirinya bernafas lega, Ia bersyukur meski tadinya pasien sempat pingsan, namun tidak ada luka yang lebih serius dari yang dijelaskan oleh dokter.

Disisi lain seorang pria sedang terburu-buru memasuki koridor rumah sakit, Ia mengambil langkah yang panjang agar lebih cepat sampai di ruangan wanita yang paling Ia sayang kini.

Tubuhnya begitu remuk ketika Ia mengetahui dari staffnya kalau Ibunya tertabrak didepan kantornya dan dilarikan kerumah sakit.

“Ibu apa yang terjadi? Apa ibu baik-baik saja?” Tanyanya khawatir. Pria tampan itu mengenggam erat jari-jemari Ibunya yang tengah berbaring lemah disana, Ia masih merasakan sedikit pusing di kepalanya.

“Ibu baik-baik saja, syukurlah tadi ada seorang gadis yang menolong Ibu” ucapnya lemah sambil menatap wajah tampan dan panik sang putra.

“Maksud Ibu gadis yang tengah duduk diluar sana?” Tanyanya untuk memastikan, karena sebelum Ia masuk ke ruangan ibunya Ia sempat melihat gadis itu duduk seperti sedang menunggu seseorang.

“Apa Ia masih menunggu Ibu”

“Sepertinya masih”

“Kalau begitu, hampirilah dia, lalu kau harus berterimakasih padanya, Ibu sangat berhutang budi pada gadis itu”

Pria itu menggaruk kepalanya yang tak gatal, Ia paling anti untuk berterimakasih dengan seseorang. Dengan terpaksa Ia menggerakkan kakinya dengan malas, berjalan keluar menemui gadis yang masih setia duduk di kursi tunggu itu.

“Imbalan apa yang kau inginkan?” Tanyanya dingin dan angkuh, tanpa sedikitpun melirik pada Elora yang sudah berdiri tegak karena Ia menghampirinya.

“Maksud Tuan? Apa Tuan merupakan anak dari pasien yang saya tolong?, kalau benar, saya tidak ingin mendapatkan imbalan apapun, saya ikhlas menolongnya”

“Tidak perlu munafik!, Mintalah apa yang kau inginkan, biasanya seseorang akan meminta imbalan dari apa yang telah ia lakukan” ucapnya dengan angkuh merendahkan Elora.

Elora yang merasa dirinya direndahkan, menatap pria yang sama sekali tidak menatapnya itu dengan tatapan tidak bersahabat. Jari-jarinya bergerak meremas kemeja yang Ia kenakan.

“Tuan, dari penampilan anda sepertinya anda merupakan orang yang sangat kaya raya, namun perlu diketahui, menghargai seseorang bukan hanya dengan uang. Jika kau mengucapkan terimakasih dari bibir sombongmu itu, aku akan sangat senang, itu sudah jauh lebih cukup dari imbalan yang kau maksud. Aku bukanlah orang yang serendah itu.” Ucapnya menohok dengan nada bicara yang lebih tinggi. Gadis itu langsung pergi meninggalkan rumah sakit dengan kesal yang ditatap tajam oleh pria angkuh itu.

*

*

*

“Zein bisa-bisanya kau membatalkan pernikahanmu dengan Elora, apa kau tau? Ia begitu terpukul sekarang, dan sepertinya Ia tidak mau bertemu denganmu lagi” ucap Berlly. Wanita jahat itu tengah mencari cara agar bisa mendekatkan anaknya dengan Zein.

“Tidak tante, aku hanya menundanya saja, maafkan aku untuk hal itu” ucap Zein sedih, Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kecewanya Elora sekarang, Ia merasa sangat pengecut menjadi seorang pria.

“Aku bisa saja memaafkanmu Zein, tapi tidak dengan Elora” tegas Berlly. Wanita licik itu seperti tengah mengadu domba sepasang kekasih yang sudah batal menikah itu.

Zein pun hanya terdiam mendengar ucapan Ibu tiri Elora yang Ia kenal tidak menyukai Elora, tapi ada benarnya juga Elora tidak akan memaafkan dirinya.

Berlly tersenyum kecut melihat keputusasaan diwajah tampan Zein, rencananya Ia akan membuat Zein dan Elora tidak akan pernah bersatu lagi.

*

*

*

“Ibu tidak mau tau Xan, kau harus mencari gadis itu dan berterimakasih padanya” tegas Stella, Ia merasa sangat gagal mendidik sang anak yang tidak pernah bisa menghargai orang lain.

“Tapi bu, gadis itu sama sekali tidak ingin diberi imbalan apapun, jadi rasanya tidak perlu aku bersusah payah mencarinya” tolaknya dengan tegas lalu memalingkan wajahnya dari tatapan tajam sang Ibu.

“Dasar keras kepala!, tidak seperti itu caranya kau menghargai orang” timpal Ben yang tak kalah dari Stella. Pria yang sudah beruban itu tidak segan-segan untuk meninggikan nada bicaranya pada anaknya yang angkuh itu.

“Baiklah, demi mama tercinta, aku akan mencarinya, sampai ke ujung dunia pun aku akan mencarinya” ucapnya kesal.

Ben dan Stella hanya bisa mengelus-ngelus dada dengan kelakukan putra mereka itu. Mereka juga sudah sangat berjuang keras mendidik putranya untuk tidak menjadi anak yang angkuh dan sombong, namun sepertinya usaha mereka sangat sia-sia. Karena pria itu lebih menuruni gen dari pria yang telah menyakiti Stella kala itu.

Chapter 3. Zein dengan Davirra

Xander Immanuel Vinson, atau lebih dikenal dengan Xander Vinson, merupakan CEO tampan kaya raya yang sangat di idam-idamkan oleh banyak kaum hawa. Tubuh tinggi, kulit putih, rahang tegas serta badan yang sangat atletis membuatnya begitu sempurna bak Dewa Yunani.

Pria itu kini menjadi idola baru di negaranya, setelah 3 Tahun mengurus bisnisnya di luar negeri. Ia kemudian memutuskan kembali ke Negara kelahirannya, untuk mengurus bisnisnya di cabang pusat yang terletak di kota X.

Keluarga Vinson sukses berada di deretan nomor 1 terkaya di negaranya. Tak heran Vinson Group banyak memiliki cabang perusahaan yang tersebar di kota-kota besar diberbagai negara, meliputi Rumah Sakit, Hotel berbintang, IT, Otomotif dan lain sebagainya.

Ia merupakan anak tunggal dari Ben Vinson dan juga Stella Vinson, Ia dikenal sebagai CEO yang sangat angkuh dan dingin. Banyak dari mereka yang tidak betah bekerja dengannya, namun banyak juga kaum hawa yang berbondong-bondong untuk bekerja di perusahaannya, tidak lain hanya untuk menikmati pemandangan gratis wajah Xander yang begitu tampan setiap harinya.

*

*

*

“Bagaimana aku bisa mencarinya Xan?” Ucap pria di hadapannya sambil memutar kedua bola matanya atas permintaan sahabatnya.

Ia adalah jayden sahabat sekaligus orang kepercayaannya di perusahaannya. Mereka telah bersahabat sejak SMP, Jayden tidak bisa hidup tanpa Xander, begitu juga dengan Xander sendiri.

Jayden merupakan pria yang berasal dari kalangan biasa, dulu Ia kerap di bully oleh orang sekitarnya karena tidak memiliki apapun, bahkan Ia sampai dijauhi oleh teman-temannya karena hal itu.

Hanya Xanderlah yang mau berteman dengan dirinya, meskipun Xander terkenal angkuh, Ia sama sekali tidak memandang bebet bobot ketika bergaul dengan seseorang.

Berkat kerja keras dan kegigihannya, jayden telah bermetamorfosa menjadi pria tampan yang sangat kaya, Ia juga memiliki banyak usaha sampingan diluar pekerjaannya dengan Xander.

“Jangan pura-pura bodoh jay, kau bisa mengecek dan melihat wajahnya di rekaman CCTV” ujar Xander sambil memijit pelipisnya. Ia menatap jayden yang sepertinya sangat malas untuk membantunya. Tidak lupa Ia memberi sedikit ancaman, agar pria itu mau membantu Xander yang telah melimpahkan tugas dari ibunya untuk orang lain.

Jayden pun hanya mengiyakan saja perintah Xander selaku atasannya, meski Ia merasa sangat konyol disuruh mencari gadis yang menolong Ibunya mengingat pekerjaannya menumpuk begitu banyak.

*

*

*

“Maafkan aku Vir, karena ulahku Elora jadi kabur dari rumah” Ucap Zein sedih, Ia sesekali menyeruput jusnya karena begitu haus setelah mencari Elora seharian.

“Tidak masalah Ze, kita pasti menemukan Elora, aku akan terus membantumu”

Gadis itu begitu tersipu duduk tepat di depan Zein, tak henti-hentinya Ia menatap Zein yang sangat tampan dan berkharisma itu.

Tanpa disadari satu pasang mata menangkap mereka yang tengah duduk berdua di dalam kafe. Kedua manik mata Elora menatap mereka sedih dengan pernapasan di rongga dada yang begitu sempit. Zein yang tengah putus asa sama sekali tidak menyadari Elora yang tengah berdiri di luar Kafe menatap tidak percaya pada mereka.

Sedangkan Davirra, Ia mencari cara agar Zein lebih memperhatikannya agar Elora terbakar api cemburu olehnya.

Ia dan ibunya sudah merencanakan hal ini. Elora yang disuruh Berlly untuk membeli mocca cake pun jadi urung.

“Zein, mengapa kau tidak menemuiku setelah kejadian itu, mengapa kau lebih memilih bersama Davirra, apa jangan-jangan kau menyukai Davirra sehingga kau membatalkan pernikahan kita”

Hal yang dilihatnya tadi terus berputar memenuhi isi kepalanya yang hampir meledak.

Gadis itu terisak menahan sakit di dadanya, bagaikan ribuan jarum yang tengah tertancap tepat pada hatinya.

Bergegas Ia meninggalkan tempat itu agar mereka berdua tidak melihatnya. Ia berjalan gontai dan begitu lemas. Ingin sekali Ia mengakhiri hidupnya yang telah dilanda keputusasaan itu.

“Ze, apa kau bisa mengantarku pulang?” Tanya Davirra dengan raut wajah ceria yang membuat Zein merasa aneh.

“Maaf Vir, aku tidak bisa, aku akan menyuruh assistenku untuk mengantarkanmu pulang, aku pamit” ucap Zein. Lalu melangkahkan kakinya keluar dari Kafe itu.

Terlihat di wajah Davirra sangat tidak suka dengan Zein yang menolaknya. Sangat jauh dengan prilakunya pada Elora.

*

*

*

“Ayah, ibu sepertinya Zein akan perpaling ke lain hati” ucap Davirra sambil sesekali menyuap makan malamnya.

Elora yang mendengar itu berusaha memadamkan api cemburu yang begitu berkobar di dalam hatinya. Jika Zein sudah tidak mencintainya lagi, Ia akan melupakan Pria yang pernah membuat pelangi dalam hidupnya itu, meski itu terasa sangat berat.

“Ibu lihat tadi kamu sangat serasi dengan Zein” imbuh Berlly yang semakin membut hati dan telinga Elora memanas.

“Benarkah, mengapa Zein tidak sendari awal saja mengatakan kalau dirinya menyukai Davirra, kan tidak perlu repot-repot untuk mendekati Elora lebih dulu” ucap Addison, pria itu memang benar-benar tidak pernah menghargai putri bungsunya. Secara sadar ia begitu sadis menyayat-nyayat hati Elora dengan pisau yang sangat tajam.

Elora yang sudah tidak tahan lagi memustuskan untuk kembali ke kamarnya sebelum tangisnya pecah di depan keluarganya.

“Ibu, kemana Ibu pergi, aku tidak tau lagi harus berbuat apa untuk menghadapi mereka. Mengapa papa begitu membenci mama dan Elora, aku bingung dengan kesalahan apa yang aku perbuat pada papa.

*

*

*

Flashback on

“Pergi kau dari hidupku! Aku tidak sudi hidup bersama wanita yang tidak pernah aku cintai”

Mata wanita itu berkaca-kaca mendapati pernyataan hidupnya, kata-kata yang terlontar dari bibir pria itu begitu menampar hatinya yang sangat rapuh. pria yang telah menikahinya selama 5 tahun telah tega menceraikannya dan mengusirnya dari rumah, karena Ia masih sangat mencintai mantan kekasihnya yang masih diam-diam menjalin hubungan dengannya.

“Ku mohon, biarkan aku pergi bersama anak kita” ucapnyanya terisak, Ia memohon di kaki pria itu, namun segera ditepis olehnya.

“Tidak!, dia akan hidup bersamaku”

Rasa sakit tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, putri kecilnya menangis terisak melihat Ibu yang menyayanginya pergi, meninggalkannya membawa tas besar yang ditenteng menerobos hujan badai dan kilapan petir yang menyilaukan gelapnya malam.

Anak kecil itu tidak pernah membayangkan bagaimana hidupnya akan menderita kelak, Ia hanya bisa menangis menyaksikan sang Ibu yang perlahan menghilang ditengah kegelapan.

*

*

*

“Bagaimana Xan, apa kau sudah menemukan gadis itu?” Tanya Stella. Ia menatap putranya yang tengah menikmati makan malamnya, sampai kemudian kedua netra Xander menatap mata ibunya yang begitu bersungguh-sungguh ingin menemukan gadis itu.

“Belum Ibu, bersabarlah, jayden masih berusaha mencarinya” ucapnya

Pria itu menghembuskan nafasnya kasar, karena wanita kesayangannya itu terus mendesaknya untuk menemukan gadis yang menolongnya itu.

“Xan, Ayah rasa kau sudah sangat siap untuk menikah” ujar Ben spontan di luar topik pembicaraan yang ditatap senang oleh stella.

“Uhuk uhukk”

Xander dengn tidak sengaja menyemburkan air yang masih berada di dalam mulutnya karena kaget. Ia seperti tidak suka dengan ucapan Ayahnya. Xander lebih senang mengejar kesuksesannya daripada mencari seorang wanita, bahkan Ia lebih bahagia menjomblo sama seperti jayden.

“Benar kata ayahmu, kalau kau belum punya kekasih, Ibu bisa mencarikannya untukmu. rekan bisnis Ayahmu banyak yang mempunyai anak gadis, siapa tau kau cocok dengan salah satu dari mereka” ucap Stella antusias sambil melebarkan senyumnya. Ia begitu banyak memiliki harapan pada sang putra yang sangat jarang melirik seorang wanita.

“Ayolah aku tidak ingin terburu-buru perihal itu, aku masih sangat muda, dan lebih baik terlambat menikah daripada mendapat pernikahan yang tidak bahagia” Ucap Xander, Ia seperti anak kecil yang merengek tidak ingin dinikahkan oleh kedua orang tuanya.

“Lebih cepat lebih baik Xander, sudah semestinya kau menikmati kebahagian dengan keluarga kecilmu” Ujar Ben.

Namun terlihat Stella sedikit menyeka air matanya, Ia teringat dengan pernikahannya terdahulu yang hancur akibat orang ketiga, dan yang paling membuatnya sakit adalah wanita itu sahabat dekatnya sendiri.

Ia sedih mengingat putra kedua yang di asuh oleh mantan suaminya. Sejak perpisahan itu mereka tidak pernah bertemu. Mantan suaminya sama sekali tidak pernah mengizinkan Stella bertemu dengan putranya. Itupun keluarga Vinson baru kembali dari luar negeri setelah lama menetap disana, Jadi Ia sangat minim informasi untuk hal itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!