NovelToon NovelToon

Prajurit Pelindung

Sistem Harimau Perunggu

"Apakah kamu punya rumah?"

"Apakah kamu punya mobil?"

"Karena kau sudah datang kemari, aku akan langsung pada intinya. Rumah dan mobil itu penting. Lokasi rumah tidak boleh berada di pinggiran kota, luasnya minimal harus 100 meter persegi. Lalu untuk mobil, tidak boleh yang terlalu murah, aku akan sangat malu. Jadi setidaknya harganya harus sekitar 600 ribu dollar."

Di sebuah kafe, Rafael Radja sedang memandang wanita dengan riasan tebal yang duduk di depannya, dan dia merasa sedikit pusing.

Kota Jama, sebagai kota tingkat pertama, memiliki harga tanah rata rata sekitar 60 sampai 70 ribu dollar per meter.

'Seratus meter persegi sama dengan 6 sampai 7 juta dollar.'

'Di tambah dengan mobil yang setidaknya berharga 600 ribu dollar.'

Ini di luar kemampuan Rafael.

"Oh, dan perlu kamu ingat, kamu tidak boleh berhutang untuk membeli rumah dan mobil. Kalau kamu tidak punya uang, kamu bisa meminta orang tuamu untuk membelikannya."

"Pesta pernikahan dan mahar setidaknya 1 juta dollar, itu sudah mencakup semuanya. Lalu, setelah menikah, aku tidak mau punya anak karena itu akan merusak bentuk tubuhku, dan aku harus pergi ke klub malam bersama saudariku seminggu sekali. Kamu tidak boleh ikut campur dengan kehidupan pribadiku."

Wanita itu mengoceh tentang kondisi dan persyaratannya.

Rafael menatap wajah wanita dengan riasan tebal itu dan ingin muntah karena merasa mual.

'Mahkluk macam apa yang di kenalkan bibiku ini kepadaku?'

'Benar benar gold digger murahan!'

"Oiya aku lupa bertanya, apa pekerjaanmu?" tanya Wanita itu menatap Rafael.

Rafael menjawab dengan jujur.

"Aku seorang kurir."

"Apa!"

Wanita itu terkejut seperti mendengar hal sangat luar biasa.

"Kau hanya kurir dan berani menemuiku?"

"Aku---,,,"

Rafael terdiam dan berpikir apakah ada yang salah dengan ucapannya? Memangnya kurir tidak boleh datang ke kencan buta?

Tiba tiba mata wanita itu di penuhi dengan tatapan penghinaan.

"Berapa banyak uang yang kau dapatkan dengan menjadi kurir?"

'Bisakah kamu menghasilkan 8 ribu dollar sebulan?'

"Kamu harus tahu bahwa aku harus membeli kosmetik lebih dari 30 ribu dollar per bulan, bisakah pecundang yang malang sepertimu membelikannya? Kamu buang buang waktu untuk datang ke kencan buta ini kalau kamu miskin."

Suara wanita itu terdengar di seluruh ruangan kafe.

Tamu tamu lain di sekitar, memandang kasihan kepada Rafael.

'Kasihan sekali pria itu.'

'Wanita itu materialistis sekali.'

'Sepertinya pria itu harus kaya dulu sebelum membangun keluarga.'

DING!

[Sinkronisasi Sistem Harimau Perunggu]

Saat ini, terdengar suara aneh di dalam pikiran Rafael.

'Apa itu?'

'Sistem?'

Rafael pernah membaca beberapa novel di waktu luangnya dan mengetahui cerita cerita tentang sistem.

'Benarkah?'

'Ah, mungkin aku hanya berhalusinasi karena wanita cerewet ini.'

DING!

[SInkronisasi Sistem Harimau Perunggu sukses.]

[Selamat anda mendapatkan hadiah paket pemula. Apakah anda akan menerimanya?]

Suara sistem terdengar lagi, Rafael benar benar yakin bahwa itu nyata.

'Terima.'

DING!

[Selamat anda mendapatkan mobil mewah, Bugatti Chiron senilai 400 juta dollar.]

[Semua prosedur telah di selesaikan, seseorang akan mengirimkan mobil ke lokasi anda, harap menunggu untuk menyelesaikan transaksi.]

Mendengar suara sistem itu, Rafael sedikit terkejut.

'Senilai 400 juta dollar?'

'Mobil mewah?'

'Sistem ini sangat mengerikan!'

"Hei! Kenapa kamu masih di sini? Keluar sana!"

Teriak wanita itu dengan kesal.

Rafael sedikit tersenyum.

"Aku akan segera pergi, aku sedang menunggu mobilku datang."

"Eh? Kamu bilang punya mobil?"

'Mungkin maksudnya mobil pakeeett!'

"Konyol!"

Wanita itu memandang dengan jijik.

Tak lama kemudian, suara raungan mesin terdengar memasuki lahan parkir, suaranya penuh dengan kekuatan seperti binatang buas yang sedang marah.

Terlihat sebuah Bugatti Chiron perlahan di parkir di depan kafe itu.

Dengan warna biru tua dan bodi ramping yang menunjukkan kemewahannya.

"Wow!"

Mobil supercar di luar jendela kaca itu langsung menarik perhatian semua orang di ruangan itu.

Bugatti Limited Edition yang hanya beredar 10 unit di seluruh dunia.

Nilainya ratusan juta.

Kendaraan standar untuk orang orang kelas atas.

Mobil ini seakan tidak bisa di beli dengan uang. Bahkan di kota Jama yang merupakan kota tingkat pertama, mobil seperti ini hanya terlihat pada saat saat tertentu.

'Siapa pemiliknya?'

'Orang ini terlalu kaya!'

'Apakah ada orang kaya yang kesini untuk minum kopi?'

'Aku ingin lihat seperti apa orangnya.'

Saat ini, mata wanita yang duduk di depan Rafael menjadi hijau dan merasa pemilik mobil itu adalah orang yang tepat untuknya.

Tanpa sadar dia merapikan penampilannya dan berharap mendapat kesempatan untuk berkenalan dengan pemilik mobil itu.

Terlihat pintu mobil perlahan terbuka dan seorang pria muda berpakaian rapi dengan jas turun dari mobil.

Pria muda itu membuka pintu dan masuk ke dalam kafe.

Semua mata tiba tiba terfokus pada pria muda itu.

'Apakah dia orang besar?'

'Masih sangat muda.'

'Seharusnya dia pewaris keluarga kaya, kan?'

Wanita di depan Rafael secara tidak sadar menegakkan tubuh dan mencoba menyebarkan pesonanya.

Dan yang membuatnya semakin gembira adalah.

Pria muda berjas itu datang mendekat dan berhenti di sebelahnya.

'Ini...'

'Apa yang terjadi?'

'Apakah ini, Tuhan langsung memberikan jodoh untukku?'

'Akhirnya Tuhan mendengar doaku!'

"Ehem."

Wanita itu berdehem pelan, menenangkan hatinya yang gembira dan pura pura bermartabat. Tapi,

"Halo tuan Rafael Radja, saya mengantarkan mobil anda. Saya harap anda tidak terlalu lama menunggu."

Tiba tiba pemuda berjas itu membungkuk hormat dan menyerahkan kunci mobil kepada Rafael.

"Apa?"

Melihat kejadian itu, wanita di depan Rafael merasa ada yang tidak beres.

Wanita itu membeku di tempat.

Para pengunjung kafe di sekitar mereka juga tercengang.

Beberapa saat kemudian, suasana langsung ribut.

"Ini dia mobil pengantar paket!"

"Ya Tuhan!"

"Apakah aku sedang bermimipi?"

"Dia pasti pewaris keluarga kaya yang sedang menyamar!"

"Orang itu benar benar menghantam wajah wanita itu!"

Rafael mengambil kunci mobil dan berpikir bahwa sistemnya cukup keren. Dia berbalik dan menatap wanita gold digger itu.

"Mobilku sudah datang, aku akan pergi dulu."

"Tidak, tidak! Tunggu sebentar."

Setelah kesadarannya kembali, wanita itu langsung menghentikan Rafael.

"Aku tadi hanya bercanda, itu tidak serius. Sebenarnya tidak masalah apakah kamu punya uang atau tidak. Selama orangnya baik, aku pikir kita bisa cocok."

Wanita itu tersenyum keras di wajahnya.

Sikapnya sangat berbeda dengan sebelumnya.

"Hahahaha."

Rafael mencibir.

"Bukankah kau bilang tidak ingin punya anak setelah menikah?"

"Tidak tidak!"

"Aku sangat ingin melahirkan anak."

"Bahkan aku bisa melahirkan 10 ribu anak dan aku berjanji tidak akan pergi kemana mana. Aku akan mengurus semua pekerjaan rumah dan melayanimu dengan baik. Bagaimana menurutmu?"

"Hm? Aku pikir..."

Rafael perlahan tersenyum dan melontarkan tiga kata.

"Kita tidak cocok!"

Ketika Rafael selesai bicara, dia mengeluarkan kunci mobil dan berjalan keluar meninggalkan wanita itu.

Para pengunjung di sekitar mereka sangat puas saat melihat kejadian ini.

'Dasar gold digger!'

'Melayani dengan baik, kepalamu!'

"Hei, jangan pergi, tunggu aku." seru wanita itu masih bersikeras dan berlari mengejar keluar pintu.

Tapi Rafael sudah masuk ke mobilnya dan menginjak pedal gas.

Mobil mewah senilai 400 juta dollar itu di hidupkan dan meraung keras seperti hewan buas yang baru bangun dari tidurnya.

Hembusan angin yang kuat dari knalpot mobil itu menghantam wajah wanita itu.

Menghancuran tumpukan bedak tebal yang ada di wajah wanita itu.

Melihat kepergian mobil mewah itu, dia sangat menyesal dan tidak bisa mengendalikan emosinya. Dia duduk di tanah sambil menangis dengan suara cempreng.

Dia benar benar melewatkan kesempatan untuk menikah dengan orang kaya dan berkuasa.

Wanita ini bermimpi terlalu banyak, seharusnya dia bisa memiliki makanan dan pakaian mewah selama sisa hidupnya.

Banyak orang lewat melihat wanita itu menangis dan melolong di tanah, mereka tidak bisa menahan diri untuk menatap wanita itu dengan aneh.

Mengirim Paket

*) Sekedar info, tanda " " adalah dialog suara. Tanda ' ' adalah ucapan dalam hati. Tanda [ ] adalah suara digital seperti sistem, telepon, chat dll. Terima Kasih.

Rafael mengendarai mobil mewah senilai 400 juta dollar di jalanan dan menarik banyak perhatian. Kendaraan lain tidak berani mendekat sama sekali. Apalagi mobil mewah itu menguasai dan memenuhi jalan.

Bahkan saat akan berbelok, orang lain akan memberikan jalan lebih dulu. Mau bagaimana lagi, apabila mobil itu sampai lecet atau rusak. Mereka tidak mampu mengganti rugi.

"Keren!"

Hati Rafael seperti di dalam terowongan panjang. Ternyata memang benar, dunia ini sangat menyebalkan. Hanya memperlihatkan keindahan kepada orang kaya saja.

Setelah itu, Rafael memeriksa profil sistem.

Nama : Rafael Radja.

Umur : 24 tahun.

Misi : Sebagai kurir, lakukan hal yang sudah di mulai sampai selesai. Silahkan kirim paket yang belum sempat terkirim hari ini.

Hadiah misi : 100 milyar dollar.

"Apa? Seratus milyar dollar?"

Rafael mengerutkan alisnya. Misi sistem sangat bisa menjadikan dirinya orang kaya.

"Mudah sekali!"

Hanya perlu mengirimkan paket yang belum sempat terkirim. Memang benar bahwa dia di paksa datang untuk kencan buta sebelum dia menyelesaikan pekerjaannya hari ini.

Dia menoleh ke belakang, sisa paket yang belum terkirim itu sudah ada di sana. Ada 5 paket di sana.

Heran? Jelas!

Tapi setelah berpikir sejanak dia mulai menghitung, mengirim 5 paket dan mendapat uang 100 milyar dollar. Berarti secara logika, untuk satu paket dia mendapat upah sebesar 20 milyar dollar.

"Berangkat! Tidak ada ruginya sama sekali!"

Rafael menginjak pedal gas dan Bugatti kembali meraung. Dia mengendarai mobil mewah itu untuk langsung mengirim paket.

***

Paket pertama adalah kawasan pemukiman Wadon, gedung B. Ini juga merupakan daerah pemukiman kelas atas, dengan dua penjaga keamanan berdiri di depan gerbang, mengawasi dengan teliti.

Rafael sudah pernah kemari beberapa kali sebelumnya, tetapi tanpa basa basi dia harus melapor jika ingin masuk.

Tapi saat ini, Kedua penjaga keamanan itu melihat Bugatti dari kejauhan, menatapnya dan buru buru mengangkat palang pintu masuk.

Jika mobil itu sampai rusak, siapa yang mampu untuk mengganti rugi. Petugas keamanan ini tidak berani berkata kata apalagi menghentikan mobil itu. Rafael langsung masuk dan pergi ke lantai bawah gedung B.

"Halo, ini paket anda, silahkan turun dan ambil."

Rafael berkata datar di telponnya.

***

Saat ini, ada seorang wanita berusia sekitar 30 tahun di dalam gedung. Mendengar suara Rafael di telepon, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak kagum. Suara pemuda itu sangat tajam.

"Bagaimana dengan wajahnya ya?"

Wanita itu sudah menikah dan keadaan keluarganya baik. Satu satunya penyesalannya adalah si suami sepertinya tidak pandai dalam hal bercinta. Hanya beberapa detik setiap kali bercinta. Suaminya benar benar sangat lemah.

"Ada yang harus aku lakukan di sini, tolong kirim langsung ke depan pintu apartemenku."

Wanita itu mungkin memiliki gelombang otak dan kecerdasan yang mengagumkan. Karena itu, dia bisa membayangkan seperti apa wajah pemuda itu.

"Oh, baiklah."

Mengirim paket sampai ke penerima adalah salah satu tugas dasar Rafael. Rafael tidak mempermasalahkan waktunya jadi sedikit tertunda, karena dengan ini dia bisa mendapatkan uang banyak saat pekerjaannya selesai.

Beberapa saat kemudian, Rafel mengetuk sebuah pintu, Dan ada suara langkah kaki yang cepat terdengar dari dalam ruangan.

Seorang wanita membuka dan sedikit menurunkan baju tidur kain semi transparan miliknya. Terlihat sangat menggoda.

Selanjutnya, dia membuka pintu dengan lembut dan hati yang sedikit berharap. Dia melihat seorang pemuda berdiri di depan pintu.

Tingginya sekitar 180 centimeter, dengan kulit cerah dan fitur wajah maskulin. Dengan sepasang mata yang tajam dan bersinar seperti bintang. Beberapa rambut yang jatuh di keningnya membuat nafas terasa sulit untuk di atur.

'Tampan sekali!'

Wanita itu menghela nafas dalam hatinya, tidak hanya suaranya yang indah tetapi juga wajahnya yang cantik. Merasa ada hormon pria yang datang, tubuhnya sedikit bereaksi. Rafael melirik.

"Ini paketmu."

"Eh, televisiku tidak bisa di nyalakan, dan suamiku tidak ada di rumah, bisakah kamu masuk dan membantuku untuk memeriksanya?"

Mata wanita itu memandangi Rafael dan dia tidak ingin melepaskannya.

'Televisinya rusak?'

Alis Rafael mengerut, dia memikirkan waktu yang terbuang. Tapi karena berpegang pada kebaikan dalam membantu orang lain, Rafael memutuskan untuk membantu.

Flats apartemen wanita itu sangat besar, dan bisa di bilang seperti orang kaya kecil. Ketika mereka sampai ke ruang tamu, dia mengulurkan tangan dan menunjuk ke televisi.

"Aku tidak tahu rusak apanya tapi yang pasti tidak mau hidup."

"Oh."

Rafael berjelan mendekat dan menekan tombol. Yang membuatnya terkejut adalah, layar televisi bereaksi dan menyala dengan lancar.

"Tidak ada yang rusak, ini ti---,,,"

Rafael berbicara tapi suaranya tiba tiba terhenti. Dia mendengar suara aneh dari televisi itu. Itu adalah suara perempuan, penuh dengan suara kenikmatan dan kebahagiaan yang tinggi, suara yang penuh ritme.

'Apa itu?'

Rafael terpaku di tempatnya.

'Jangan jangan---,,,'

Rafael segera berbalik untuk melihat. Benar saja. Gambar yang di tampilkan di televisi adalah film aksi perang kasur.

Dua orang bertempur dengan sangat sengit dan yang tertusuk tampak berteriak dengan heboh.

'Sial! Wanita ini nonton beginian di rumah?'

Rafael buru buru memalingkan wajahnya, bukan karena dia pemalu, tapi memang tidak tertarik.

"Aku bosan di rumah, bisakah kamu tinggal sebentar bersamaku?"

Wanita itu menarik setengah pakaiannya dan membungkuk dengan suka rela. Ini sudah bukan kode lagi. Ini serangan langsung.

Rafael menyadari bahwa televisi itu tidak rusak sama sekali. Hanya saja, wanita kaya ini, memang sedikit kesepian.

"Maaf, aku memang cuma kurir, tapi aku tidak menjual diri." kata Rafael mendorong wanita itu.

Wanita itu duduk di sofa sambil tersenyum dan berkata.

"Apakah kamu tidak tertarik padaku?"

"Tidak."

Rafael meliriknya, meskipun sosok wanita itu sangat mempesona dan lumayan cantik. Tapi, itu tidak sepenting 100 milyar dollar.

"Aku sibuk, aku pergi dulu."

"Hei, jangan pergi dulu. Aku bisa menjagamu dan memberimu uang. Bagaimana dengan 10 ribu dollar per bulan? Bukankah kau tidak mendapat uang banyak kalau hanya mengantar paket?"

Melihat Rafael tidak tergoda, wanita itu langsung menawarkan harga. Rafael mencibir.

"Hahaha, lupakan saja. Aku akan punya 100 milyar dollar. Kau ingin membayarku 10 ribu dollar? Bermimpilah!'

Rafael langsung menuju pintu dan melangkah pergi. Wanita itu tidak mau menyerah, dia berlari keluar dan berjalan di belakang Rafael sambil berbicara.

"Apakah kau tidak mau mempertimbangkannya? Masalah uang bisa di bicarakan lagi."

Rafael sama sekali tidak menoleh ke belakang. Langsung berjalan ke arah mobil mewahnya.

Saat ini, banyak orang yang keluar untuk melihat mobil Bugatti itu. Bahkan ada beberapa orang yang sedang mengambil foto. Jika itu mobil itu bukan mobil mewah, pasti tidak akan seperti itu.

"Nona, maaf, permisi." kata Rafael berjalan mendekat.

Seorang gadis dengan tongkat selfie berkata.

"Hah? Apakah kamu juga ingin berfoto? Tapi jangan sampai menyentuhnya, kalau tidak, kau tidak akan mempu mengganti kerusakannya seumur hidupmu,"

"Wuw, dasar pria idiot."

Rafael mengabaikannya dan langsung mengeluarkan kunci lalu menekannya. Dua lampu depan Bugatti itu berkedip seperti berlian. Dia masuk dan menginjak pedal gasnya lalu meninggalkan kawasan itu.

Orang yang mencibirnya menghisap asap knalpot mobil itu dan berdiri dalam diam. Ini seperti di luar ekspetasi mereka.

"Itu mobilnya? Bagaimana situasi ini sebenanya?"

Wanita yang mengejar Rafael tadi melihat pemandangan itu terpaku tak jauh dari sana.

'Memakai mobil ratusan juta hanya untuk mengantar paket? Apa dia pewaris kaya yang sedang gabut?'

Dia tidak tahu harus berkata apa, dia sudah bernai menawarkan uang yang tidak sebanding. Memikirkan hal itu membuat dirinya sedikit sesak.

***

Setelah meninggalkan kawasan itu, Rafael bersandar di kursi dan mengendarai mobilnya dengan satu tangan.

'Sayangnya, orang itu tidak sebanding dengan uang yang akan aku terima. Dia menginginkan tubuhku, apa kehidupan orang kaya sangat monoton dan membosankan?"

Untungnya, tiga paket berikutnya di terima langsung oleh penerima. Rafael tidak menemui masalah apapun dan menyelesaikan ketiganya dengan lancar.

Saat ini, hanya tinggal satu paket saja. Cukup mengirimkannya dan akan mendapatkan 100 milyar dollar.

100 Milyar Dollar

Rafael melihat lokasi pengiriman paket terakhir, itu berada di pusat pejalan kaki di tengah kota.

'Tidak terlalu jauh.'

Rafael sedikit bersemangat di dalam hatinya dan dengan satu kaki di pedal gas, dia meluncur ke lokasi target.

Karena ini adalah kawasan pejalan kaki, Rafael harus berhenti di sudut jalan dan berjalan.

Jalanan sangat ramai dengan orang orang. Sebagai pusat pejalan kaki kelas satu, sebagian besar jalan ini di penuhi dengan toko toko mewah.

Ada banyak pelayan yang berdiri di pintu toko untuk menyambut para tamu.

Atmosfer kelas atas yang sangat terasa.

Orang yang tidak punya uang tidak berani masuk ke toko seperti ini.

Rafael mengangkat kepalanya dan melihat plakat sebuah toko.

Louis Vuitton Monopolies.

Sesuai alamatnya, paket akan di kirim ke toko ini.

Setelah menaiki tangga, seorang pelayan membukakan pintu untuknya dan bersikap sopan.

"Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?" tanya pelayan itu tersenyum.

Rafael berkata.

"Tidak ada, aku di sini hanya untuk mengirim paket."

"Oh, begitu, masuk saja ke dalam."

Palayan itu tersenyum.

"Baik."

Rafael masuk ke toko dan sudah siap akan memberikan paket ke meja kasir.

Tapi saat ini, tiba tiba dia melihat seorang pria dan wanita sedang berpegangan tangan dan memilih milih barang.

'Kenapa mereka terlihat familiar?'

Rafael menatap kedua orang itu dan setelah beberapa saat dia teringat bahwa mereka adalah teman kuliahnya.

Mereka sudah lama tidak bertemu.

Rafael menjadi idola kampus ketika masih kuliah, jadi banyak gadis yang mengejarnya dan wanita yang tak jauh di depannya adalah salah satunya.

Namanya adalah Samantha Irvin.

Dulu dia selalu memakai sepatu kanvas, kaos bergambar kartun, rambut di kuncir ekor kuda dan penampilannya relatif alami.

Tapi sekarang, gayanya sudah berubah.

Sepatu hak tinggi hitam, rok menutup pinggul, rambut pirang bergelombang yang di sisir ke satu sisi.

"Sayang, bagaimana pendapatmu tentang tas ini?" Samantha meraih lengan pria itu dengan cara yang agak kaku.

Pria itu memiliki sosok yang gendut dan wajah penuh lemak dengan senyum bergetar.

"Hei, hei, aku akan membelikannya untukmu jika kamu menginginkannya."

"Terima kasih, sayang." Samantha menyipitkan mata dan tersenyum.

Pria gemuk itu juga teman sekelas Rafael yang bernama Adnan Virk, dia menyukai Samantha sejak masih kuliah dan menganggapnya sebagai dewi.

'Lihatlah postur tubuhnya saat ini, akhirnya membulat seperti kubis.'

Saat Rafael berpapasan dengan mereka, akhirnya mereka bertemu.

"Rafael?!"

Adnan mengingatnya dan mengerutkan kening.

Rafael mengangguk.

"Aku tidak menyangka akan bertemu di sini, sungguh kebetulan. Apakah kamu... sebentar, kamu mengantar paket?"

Adnan menatap dan menyadari bahwa Rafael memegang paket di tangannya. Rasa sombongnya tiba tiba meledak.

Bertemu dengan teman sekelas di toko mewah.

Dan seorang idola kampus.

"Hahaha, bagaimana kabarmu kawan? Kamu baik baik saja? Aku sekarang bekerja di Jangkep Group dan mendapatkan satu juta dollar per tahun."

Jelas Adnan dengan bangga. Dia bangun pagi setiap hari, belajar keras dan bekerja keras. Setelah semua jenis usaha yang tak henti hentinya, dia akhirnya berhasil bergabung dengan Jangkep Group.

Dengan bantuan ayahnya yang manajer umum. Intinya penjelasan di atas tadi tidak berguna.

Sejak saat itu, gaji tahunannya adalah satu juta dollar.

Mendapatkan hati sang dewi pujaan hati.

Pergi ke puncak kehidupannya.

Menurutnya.

Samantha menatap Rafael dan merasa sedikit beruntung karena dia di tolak oleh Rafael saat itu.

Bagaimana masa depannya dengan seorang kurir paket!

'Sepertinya orang tuaku benar. Mencari pacar seharusnya tidak bergantung pada kepopuleran, tetapi lebih kepada masa depan yang nyata.'

Saat itu Samantha masih terlalu muda.

Tidak mengerti apa apa.

Dia hanya menyukai Rafael.

Rasa superioritas Adnan kini bahkan lebih meningkat. Dia mengajak Samantha keluar untuk membeli tas, dan kebetulan bertemu dengan saingannya di sini.

Yang paling penting adalah Rafael masih miskin.

Ini bukan hinaan, tapi sebuah pukulan kondisi nyata.

Adnan merasa bahwa dia tokoh utama di novel ini.

Menunjukkan kekayaan dan kemudian menghantam wajah saingan dengan telak.

Rencananya.

"Hahaha,"

Adnan menggosok tangannya.

"Raf, dengan gajimu saat ini, aku khawatir kamu harus menabung selama setahun untuk membeli tas di toko ini."

"Gajiku memang tidak banyak." Rafael berkata santai.

Adnan menyeringai dan pamer.

"Aku memutuskan untuk membeli dua tas untuk keluarga Samantha juga."

"Benarkah? Terima kasih, sayang."

Samantha terkejut, dua lengannya memeluk Adnan lebih erat.

"Raf, sepertinya aku harus berterima kasih karena telah menolakku saat itu, kalau tidak, jika sekarang aku bersamamu, aku tidak tahu berapa banyak penderitaan yang harus di jalani, aku yang sekarang sangat bahagia."

Rafael menatap Samantha dengan sedikit mual.

Adnan mengira Rafael kecewa dan tertawa keras.

"Hahaha, jangan iri dengan kebahagiaan kami, bekerja keraslah, kamu juga punya kesempatan."

Mereka sedang berbicara ketika manajer toko tiba tiba datang ke sebelah mereka dan menyapa Rafael untuk mengambil paket.

Akhirnya paket terakhir terkirim. Pekerjaan selesai.

DING!

[Selamat anda menyelesaikan misi.]

[Selamat anda mendapatkan hadiah 100 milyar dollar.]

Suara sistem terdengar di otaknya.

'Terus?'

Pada saat berikutnya, notifikasi ponselnya berbunyi.

[Anda menerima 100.000.000.000 dollar. Saldo anda saat ini : 100.000.003.954,52 dollar.] - Bank.

100 milyar dollar telah masuk ke rekeningnya.

Benar benar 12 digit utuh.

DING!

[Misi tersembunyi terpicu.]

[Misi : Membelanjakan 100 juta dollar dalam waktu singkat.]

Rafael belum selesai menghitung jumlah angka nol di ponselnya dan sistem memberikan misi lain.

'Menghabiskan 100 juta dollar dalam waktu singkat?'

'Memangnya ada misi seperti itu? Enak sekali.'

Rafael melihat sekeliling dan sepertinya tidak terlalu sulit untuk mengeluarkan uang.

Dia belum tahu hadiah apa yang akan di berikan sistem untuk misi ini.

"Aku akan membelikan tas ini untuk Samantha. Apakah kau juga akan membeli tas? Tapi sayangnya barang di sini tidak bisa di beli oleh orang miskin."

Adnan belum berhenti menghina Rafael.

Ingin menghancurkan mentalnya dan melukai hatinya.

Rafael menggaruk kepalanya.

"Aku pikir... Mmmm... Kau tidak perlu membelinya."

"Hah? Apa maksudmu?"

"Gimana ya? Karena semua barang di sini milikku."

"Ugh!"

Adnan hampir tersedak air liurnya sendiri, semua barang di sini setidaknya berharga jutaan dollar.

Apa Rafael sudah gila? Apa dia sedang bermimpi.

"Pelayan, tolong hitung semua barang di toko ini, aku ingin membeli semuanya." Rafael berkata.

"Hei Raf, sudahlah, apa kamu serius?" Adnan berkata.

Saat ini, manajer datang dengan cepat dan juga ekspresi luar biasa.

Karena dia juga baru saja menerima paket dari Rafael.

"Tuan, apa benar anda mau membeli semua barang yang ada di toko?"

"Benar."

Orang orang di sekitarnya menatap dan mendengarkan nada ini yang tidak ada nada bercanda.

"Sudahlah, kamu tidak perlu berpura pura. Kamu itu hanya kurir, mau membeli semua isi toko? Aku tidak percaya padamu." Adnan meremehkan.

Manajer mulai ragu.

"Tuan, barang di toko saya totalnya tiga juta dollar, anda ya---,,,"

"Apa? Hanya tiga juta dollar?"

Rafael merasa sedikit kecewa.

Butuh menghabiskan 100 juta dollar untuk menyelesaikan misi, dan 3 juta dollar ini, terhitung tidak banyak sama sekali.

Orang orang di sekitarnya sedikit bingung ketika mendengar apa yang Rafael katakan.

'Apa maksudnya hanya tiga juta dollar?'

'Dia ini manusia atau bukan sih?'

Adnan dan Samantha sama sama merasa bahwa Rafael tidak normal dan mungkin sudah gila di hantam kenyataan.

Meskipun manajer tidak percaya, dia tetap mempertahankan sikap profesionalnya.

"Tuan, apakan anda akan menggunakan kartu atau uang tunai?"

"Tentu saja aku menggunakan kartu. Apakah aku terlihat seperti membawa uang tunai tiga juta dollar?"

Rafael menatapnya dengan kesal.

Manajer itu tidak bisa berkata kata.

Dia hanya akan membuktikan kata kata Rafael saat ini, jika dia memang punya uang, semuanya akan terlihat saat menggesek kartu ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!