NovelToon NovelToon

Ketika Pembantu Jadi Madu

Awal

"Benar-benar bang Sat loe ya! kenapa harus di sebelah rumah gue sih Sat,elu kan tau kalau mas Galih cemburuan banget sama elu,eh sekarang elu malah tinggal di sebelah rumah gue lagi,apa nggak ada rumah lain" oceh Olin pada sahabat yang baru saja dua minggu ini menjadi atasan nya ini.

"Itu sih masalah suami loe lah kenapa harus marah ke gue,gue udah bayar cash itu rumah Lin nggak ada hubungan nya sama kalian jadi nggak bisa di ganggu gugat ya" tegas Satria membuat Olin kesal pasalnya setelah Galih tau pemilik rumah sebelah adalah Satria dia tidak mengizinkan Olin untuk keluar meskipun sekedar bersantai di teras rumah nya membuat ruang gerak Olin terbatas.

"Sat,loe tau kan gimana mas Galih! tau elu yang jadi bos gue sekarang aja dia marah nya bukan main karena nggak ada kerjaan aja makanya gue nggak di minta sama dia berhenti,coba kalau dia masih kerja di perusahaan elektronik itu gue yakin 100% dia minta gue resign dari perusahaan elu" tunjuk Olin

Dua sahabat ini memang dari SMP sudah sangat dekat apalagi mama Satria yang tidak memiliki anak perempuan sangat menyayangi Olin karena rumah mereka berdekatan tapi sayang nya papa Oline harus pindah tugas hingga mereka pindah rumah dan Satria melanjutkan kuliah nya di luar negeri,saat pulang Satria sudah mendapatkan kabar kalau Olin menikah dengan Galih kakak kelas mereka dulu saat di sekolah,hati Satria benar-benar hancur dia pulang kembali ke luar Negeri tapi saat mendapat kan kabar Olin sudah lima bulan bekerja di perusahaan papa nya Satria segera menyudahi kontrak kerja nya di luar negeri dan memutuskan untuk pulang lalu ikut bergabung di perusahaan papa nya sekarang.

Saat sekolah dulu Satria sangat melindungi Olin dari lelaki buaya hingga tak ada Lelaki yang berani mendekati Olin tapi saat Satria keluar negeri mereka putus kontrak hingga tak ada lagi kabar.

"Ya suruh dia kerja lagi aja, bukan nya tugas lelaki memang bekerja memberikan nafkahi istri" jawab Satria Santai

"Elu kira cari kerjaan di Jakarta gampang apalagi dengan kasus yang sudah dia perbuat tidak ada perusahaan yang mau menerima nya Sat, please deh elu pindah ya jangan beli di situ"

"Elu gila Lin,gue beli rumah di sana bukan mau ngitilin elu,gue juga mau nikah kali Lin,bawa istri gue ke sana" alasan Satria

"Beneran sat?"

"Ya iya lah, makanya elu jangan ke GR an,gue beli rumah di sana karena memang lingkungan nya bagus dan juga murah karena yang punya rumah mau pindah ke luar negeri"

"Sorry!! bukan nya Gr brother tapi gue benaran nggak mau ribut sama mas Galih,capek gue"

"Sok kecantikan sih loe"

"Emang gue cantik kan elu tau sendiri gue primadona sekolah dulu" jawab Olin sambil tersenyum kecil dan mengibas kan rambut nya ke arah Satria,sial nya membuat Satria gagal fokus,andai saja dia dulu lebih berani mengungkapkan kalau dia menyukai Olin sudah pasti sekarang dia yang menjadi suami Olin bukan malah si Galih tukang korupsi itu tapi sayangnya Satria tidak punya nyali untuk itu hingga sang pujaan hati kini sudah di dipersunting orang lain.

Satria akui Olin perempuan berdarah caines ini memiliki mata sipit dan bibir tipis,dia dulu nya adalah primadona sekolah dan hanya Satria lelaki yang selalu di sampingnya saat itu apalagi Olin pintar dia punya segudang prestasi membuat para lelaki mengagumi nya,sayang sekali persahabatan mereka harus putus karena Satria kuliah ke luar negeri dan Olin pindah rumah.

"Sudah sana kerja mau gue pecat loe,jadi pengangguran deh kalian laki bini"ucap Satria yang sengaja sedikit keras agar menyembunyikan rasa cinta nya pada Olin

"Iya...iya bawel" jawab Olin segera bangkit dan keluar dari ruangan bos nya ini dengan cemberut.

Satria dan Olin memang jika Bertemu seperti tom and Jerry,ada saja yang mereka ribut kan tapi dalam bekerja Olin sangat profesional dan perempuan yang pintar itu yang membuat papa Satria menyukai kinerja Olin apalagi Papa Satria sudah cukup mengenal kepribadian Olin yang baik hati.

Modal

"Hmmmm....."dehem Olin terdengar saat masuk ke dalam rumah.

"Eh sudah pulang sayang" ujar Galih saat melihat istri nya berdiri di depan pintu sedangkan dia asik bermain ponsel nya.

"Sudah,mas sudah makan?"

"Sudah tadi di luar sama teman-teman"

"Mas baru pulang juga?" tanya Olin sambil berjalan ke arah kamar dan di ikuti Galih

"Ya, cari-cari kerjaan lah sayang,tadi Fadli menawarkan ku untuk kerjasama dengan dia"

"Kerja sama apa?"

"Itu loh sayang Fadli kan punya bengkel motor dia nggak punya uang buat ngisi bengkel nya,kata Fadli aku yang isi biar keuntungan nya nanti di bagi dua,kan lumayan tu sayang bisa buat nambahin pemasukan kita" jelas Galih

"Terus mas punya uang nya?"

"Ya dari kamu lah sayang, yang sekarang kerja kan kamu,aku mana punya uang! Kamu tau sendiri kan bagaimana keuangan ku sekarang buat nongkrong ke luar aja minta sama kamu"

"Mas aku nggak punya tabungan banyak karena sejak kamu nggak kerja aku yang selalu ngirimin uang buat ibu dan adik kamu,belum lagi bayar pembantu, listrik,air! gaji aku nggak seberapa mas" terang Olin

"Sayang kamu nggak boleh pelit dong sama suami sendiri,aku pinjam dulu lah uang kamu kalau berhasil kan kita juga yang nikmati nya seperti rumah ini" sahut Galih

Lagi-lagi rumah yang menjadi senjata Galih, memang rumah yang mereka tempati sekarang hasil jerih payah Galih saat bekerja dulu tapi menurut Olin sudah sewajarnya suami yang memberikan tempat perlindungan untuk istri bukan malah di ungkit terus.

"Kalau kita ngontrak sudah berapa sayang,ini kamu bisa tinggal gratis loh"

"Astaghfirullah mas, ini kan pencarian kamu sewaktu kita bersama lagi pula sejak kamu nggak kerja siapa yang kasih makan,uang jajan kamu,aku kan?? aku nggak pernah ungkit kan mas"

"Ini sekarang kamu ungkit"

"Karena kamu yang duluan mas"

"Kamu sudah mulai hitung-hitung sekarang sama aku? jadi kamu keberatan dengan semua ini?" ujar Galih dengan nada yang mulai meninggi

"Bukan begitu mas-"

"Alah bilang saja kalau kamu sudah mulai bosan dengan aku yang pengangguran ini, ya kan?"

"Mas-"

"Kalau kamu nggak mau kasih aku modal mana bisa aku usaha,kamu tau sendiri kan dengan status yang aku sandang,mantan korupsi jadi nggak akan ada perusahaan yang mau rekrut aku lagi" teriak Galih membuat Olin diam,Olin tidak ingin memperkeruh keadaan dia memilih mengalah saja.

****

"Ayo lah pa jangan di jodoh-jodohkan begitu,aku tidak suka,aku bisa cari sendiri pa" cemberut Satria

"Kapan Sat,usia kamu sudah semakin tua,Kalau nggak di jodohkan kamu nggak bakalan nikah Sat,kamu sekarang sudah mapan dan perusahaan akan papa berikan pada kamu,jadi seorang pemimpin harus memiliki pendamping"

"Pa,banyak kok yang menjadi memimpin tidak punya pendamping, kalau itu syarat nya biarkan saja aku tetap jadi wakil papa saja dari pada menikah di jodohkan"

"Sat,papa sudah tua dan kami juga ingin menimang cucu dari kamu" potong Rahmi mama Satria

"Ma,nanti kalau sudah waktunya aku juga akan menikah tapi belum sekarang aku masih menikmati waktu sendiri ku dulu ma,beri aku waktu,lagi pula aku juga baru datang lagi ke Indonesia belum begitu mengenal perempuan di sini"alasan Satria

"Terus siapa yang akan mengurus rumah baru yang kamu beli itu"

"Nanti aku akan cari pembantu ma"

"Kenalan saja dulu Sat,papa sudah terlanjur janji pada om Heru,saat Audy pulang dari Australia kamu kenalan dulu sama dia" ujar sang papa

"Lihat nanti pa,aku belum bisa memberikan jawaban" ujar Satria

Sepulang kantor tadi papa nya meminta Satria untuk pulang ke rumah karena selama ini Satria lebih memilih tinggal di apartemen dan baru beberapa hari ini papa nya mendengar kabar kalau Satria membeli rumah baru.

Bujang lapuk

Dua hari sudah berlalu Galih tidak mau menyapa Olin membuat Olin bingung sendiri, setiap bertemu Galih menghindar dia merajuk pada istrinya ini.

"Mas" panggil Olin tapi Galih tetap cuek

"Mas kamu kenapa?" tanya Olin tapi Galih tidak juga menjawab membuat Olin merasa lelah jika terus begini.

"Oke mas kamu butuh uang berapa?" tanya Olin membuat Galih mengalihkan pandangannya.

"Kamu mau ngasi aku uang sayang?" tanya Galih dan di anggukki Olin pelan sambil menghela nafas panjang.

"50 juta"

"Ha.....nggak salah kamu mas Mas,aku nggak punya uang kalau segitu"

"Terus kamu mau ngasih aku berapa, 5 juta?itu bukan modal Lin,itu uang bensin nama nya"

"Mas dari mana aku bisa dapat uang 50 juta sementara gaji ku saja 15 juta mas dan itu kamu pun juga tau untuk memenuhi kebutuhan kita tiap bulan nya"

"Ya pinjam lah Lin,kan bos kamu sahabat kamu sendiri di manfaatin lah dia, percuma kalian dekat tapi nggak bisa pinjem uang"

"Mas, hubungan sahabat tidak bisa di samakan dengan pekerjaan dong,kalau begitu kenapa kamu nggak pinjam sama sahabat-sahabat kamu aja,kan kamu lebih banyak sahabat dari pada aku" ucap Olin

"Kamu niat ngasih nggak sih,kalau nggak ya sudah! nggak usah kasih harapan palsu" kesal Galih

"Kalau 20 juta aku ada,kalau 50 juta maaf aku nggak ada mas,20 juta itu pun uang yang aku sisih kan untuk keperluan mendadak kita"

"Tambah lah Lin,dapat apa 20 juta,kamu tau kan sekarang ini semua serba mahal, nggak akan ada hasilnya kalau 20 juta Lin, nanti aku bakalan ganti deh"

"Mas,aku nggak ada lagi" jawab Olin mulai kesal

"Terserah kamu mau cari tambahan di mana yang jelas Lusa uang nya sudah harus ada" ujar Galih lalu meninggalkan Olin sendiri.

Satria mendengar bunyi pintu yang cukup keras saat Galih keluar karena dia sengaja mencuci motor nya di luar agar bisa mengamati rumah Olin, apalagi sudah dua hari dia tidak melihat Olin keluar rumah karena sedang weekend.

Galih menghidupkan mesin mobil dan pergi sedang kan Satria sengaja memanjat pagar rumah nya agar bisa melihat kondisi rumah Olin.

"Apa mereka bertengkar" batin Satria

"Tuhan tolong waktunya di percepat berjalan agar aku bisa melihat Olin di kantor" gumam nya sambil menengadahkan tangan seraya berdo'a.

"Ngapain loe di situ?" tanya Olin saat melihat sang sahabat sedang memanjat pagar.

"Brugk"

Satria yang kaget melepaskan tangan nya dan jatuh..

"Awww......" ringis Satria membuat Olin segera berlari untuk membantu nya.

"Ngapain sih loe Sat?

"Elu yang ngapain ngagetin gue,patah nih pinggang gue,asli Lin nggak bisa jalan" ketus Satria

"Di tolongin juga malah nyalahin gue, berdiri sendiri aja loe"

"Lin....lin....bantuin gue dong" rengek Satria membuat Olin tidak tega dan membantu sahabat nya ini bangkit lalu memapah Satria ke ara kursi teras nya.

"Loe ngapain pake acara manjat pagar segala?"

"Itu,tad gue mau lihat atas teras nya,kaya nya bolong dan perlu di ganti"alasan Satria

"Masa',masih bagus kok itu, orang rumah nya aja baru buat masa' udah bolong, duluan rumah gue kali Sat dari pada rumah elu"

"Bisa aja kan seng nya kurang bagus Lin,atau di ganggu binatang"

"Mungkin juga ya sat,sok tau banget gue" ujar Olin sambil tersenyum kecil dan di anggukki Satria.

"Baru nyadar kalau loe sok tau"

"Plak" Olin menampar pelan lengan Satria karena mengejek nya.

"Aww.....sakit Lin,elu kaya tukang pukul deh, dikit-dikit mukul"

"Hahahaha.....maaf,elu sih mancing gue mulu,udah ah gue mau pulang kalau Mas Galih tau gue di sini bisa berabe"

"Istri takut suam loe"

"Biarin,emang nya elu bujang lapuk wek" jawab Olin sambil menjulurkan lidahnya dan berlari ke arah rumah nya lagi.

"Sembarang aja,Gue nikahin baru lu tau"

"Enak aja loe, mimpi kali" sahut Olin lalu masuk ke rumah nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!