Brakkkk
" bangun... " ucap Airin sambil menyiram satu gelas air putih yang sengaja iya bawa ke wajah Rachma yang baru saja membuka mata saat mendengar suara kakaknya yang begitu menggelegar di dalam kamarnya.
" dasar anak tidak tau diri, kamu dan ibu mu sama saja perusak rumah tangga orang lain !!" ucap Airin penuh dengan emosi.
" kak, ini tidak seperti yang kakak lihat " ucap Rachma yang juga sama kagetnya dengan apa yang terjadi padanya saat ini.
Bagaimana tidak Rachma kaget dengan situasi yang terjadi, di saat iya membuka mata di saat itu juga kakaknya menerobos masuk ke dalam kamar dan memaki dirinya dan juga mendiang ibunya yang sudah meninggal satu tahun lalu.
Bahkan yang membuat Rachma bingung bagaimana bisa dewa yang baru saja kemarin pagi menikah dengan kakaknya kini malah berada di ranjangnya bahkan berada dalam satu selimut yang sama dengan dirinya.
" lalu apa ? Apa mungkin dewa sengaja masuk ke dalam kamar kamu jika kamu tidak merayunya ?" ucap Airin sambil menarik paksa tubuh Rachma yang hanya menggunakan pakaian tidur di atas lutut dengan tali tipis yang menyangga pakaian nya.
" aaauuhh " Rachma sampai terjatuh karena tarikan dari kakaknya saat dirinya tidak siap.
Sedangkan dewa yang juga baru saja terbangun saat mendengar suara ribut ribut tidak kalah kaget dengan yang terjadi, bagaimana bisa dirinya bisa ada di kamar Rachma adik tiri istrinya sendiri.
" Airin .. kenapa mas bisa ada di sini ?" tanya nya pada Airin setelah berhasil bangun dari tidurnya, bahkan dewa harus memegang kepalanya yang terus berputar.
" harus nya Airin yang bertanya, kenapa mas ada disini ?" tanya Airin sambil menghapus air mata yang terus mengalir di pipinya.
" Airin bisa terima jika mas bermain gila dengan wanita lain, tapi kenapa harus Rachma ? "
" jawab.. " ucap Airin sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, Rachma yang masih bingung dengan situasi yang terjadi pun hanya bisa diam, tapi tak lama kesadaran nya kembali saat melihat Airin yang tiba tiba saja menampar dirinya.
Plakkk
" ini balasan yang kamu berikan pada keluarga ku yang telah ikhlas menerima kamu bahkan setelah kematian ibu kamu yang tidak tau malu itu " ucap Airin semakin tak terkendali.
Rachma hanya memegang pipinya dengan tangan satunya sedangkan tangan yang lain mengepal dengan sangat kuat hingga mengeluarkan urat urat tangan di punggung kepalan tangan Rachma.
" kakak boleh menghina bahkan kakak boleh menampar Rachma sepuas hati kakak, tapi jangan pernah menghina ibu " ucap Rachma yang sudah tak bisa menahan emosinya karena dirinya merasa tidak bersalah bahkan dirinya sama sekali tidak menggoda dewa yang kini sudah menjadi suami dari kakaknya.
Rachma menarik nafas begitu dalam, sambil melihat ke arah dewa yang masih belum sadar sepenuhnya, sedangkan Airin terlihat sangat marah dengan semua yang terjadi.
" kamu tau, tadi malam itu harusnya menjadi malam pertama untuk ku dan untuk dewa "
" tapi kamu dengan tega telah merebut malam istimewa itu tanpa memikirkan perasaan kakak " ucap Airin yang tentu saja mengundang keingintahuan orang tua Airin dan ayah dari Rachma.
" ada apa ini ?" tanya Bu Cika pada anaknya Airin tapi menatap penuh curiga pada Rachma yang terlihat basah kuyup bahkan bagian dadanya sampai tercetak jelas karena bekas siraman air dari Airin.
" Rachma menggoda mas dewa Bu " adu Airin pada ibunya sedangkan pak Harto tak percaya begitu saja pada apa yang di adukan oleh putrinya Airin.
" benar Rachma, apa yang Airin ucapkan ?" tanya pak Harto yang langsung mendapat tatapan tajam dari Bu Cika.
" bela terus anak tidak sah mas itu !" ucap Bu Cika yang memang tidak menyukai Rachma dari dulu.
" tapi kita harus tau yang sebenarnya Bu " ucap pak Harto yang ingin bersikap adil pada semua anaknya.
" tapi secara tidak langsung bapak telah menuduh Airin berbohong " ucap Airin yang ingin bapaknya juga menyalahkan Rachma.
" SUDAH CUKUPPP " teriak Rachma yang sudah tidak tahan dengan tuduhan yang iya sendiri juga bingung kenapa semuanya bisa terjadi.
" jika kalian memang tidak menginginkan Rachma ada di sini, baik " ucap Rachma sambil melihat ke arah pak Harto ayahnya yang tak akan mungkin bisa membelanya di hadapan Bu Cika dn juga Airin.
" lebih baik Rachma keluar dari rumah ini " ucap Rachma yang langsung membuat dewa menatap ke arah Rachma dan berharap Rachma tidak benar benar pergi dari rumah ini.
" kamu tidak perlu keluar, karena mas dan juga Airin yang akan keluar dari rumah ini " ucap dewa sebelum Rachma benar benar pergi dari rumah ini.
" MAS... " Airin yang tak ingin keluar dari zona nyaman di rumah kedua orang tua nya pun enggan untuk meninggalkan semua fasilitas dan kemudahan yang selalu di dapat dari ibunya.
" Airin tidak mau keluar dari rumah ini, lebih baik Rachma saja yang keluar dari rumah ini " ucap Airin sambil menuju lemari pakaian milih Rachma.
" apa yang mau kakak lakukan " tanya Rachma sambil berjalan ke arah Airin yang sudah membuka lemari pakaian nya.
" mengemasi semua pakaian mu karena rumah ini adalah rumah ku dan rumah kedua orang tuaku " ucap Airin sambil memasukan semua pakaian rachma kedalam koper yang cukup besar.
Rachma hanya melihat ke arah ayah nya yang hanya bisa diam melihat apa yang sedang di lakukan oleh anak dari istri pertama nya.
Sedangkan dewa yang melihat sifat asli Airin yang begitu mudah terbawa emosi hanya bisa menahan geram nya tapi tak mungkin dia membela langsung Rachma di hadapan semua orang yang ada di sana.
" baiklah, jika itu bisa membuat kalian semua bahagia " ucap Rachma yang langsung merebut paksa koper yang baru saja di tutup oleh Airin.
" baguslah jika kamu tau diri, sebelum aku benar benar berbuat kasar padamu " ucap Airin yang sudah tidak menutupi sikap buruknya di hadapan dewa.
Tanpa melihat ke belakang apa lagi ke arah ayahnya yang terlihat lemah di hadapan anak dan istrinya, Rachma melangkah keluar dari kamar yang baru di tempati enam bulan lalu dengan membawa luka yang tak akan pernah iya lupakan seumur hidupnya.
" kenapa bapak diam saja ?" tanya dewa setelah Rachma benar benar pergi dari rumah ini, sedangkan Bu Cika dan Airin yang merasa sangat puas bisa mengusir Rachma pun kini sedang menyiapkan sarapan untuk suami mereka dengan senyum penuh kemenangan.
" lalu bapak harus apa ?"
" mungkin ini yang terbaik untuk Rachma, dan bapak yakin Rachma akan lebih bahagia jika keluar dari rumah ini " ucap pak Harto.
" tapi sebenarnya apa yang terjadi ? dan kenapa kamu bisa ada di kamar Rachma ? Apa memang Rachma yang menggoda kamu atau kalian ada hubungan yang tidak bapak ketahui ??
✍️✍️✍️ Hai hai hai... Ketemu lagi sama R-kha.. Semoga kalian suka sama cerita receh R-kha ini..
Happy reading...
Malam sebelum kejadian pengusiran Rachma, semuanya terlihat baik baik saja bahkan Bu Cika terlihat sangat bahagia dan mau menyapa Rachma untuk pertama kalinya setelah enam bulan Rahma tinggal bersama dengan mereka.
" sayang.. Kamu bersiap saja biar nanti ibu yang kasih tau dewa untuk dimana kamar kamu " ucap Bu Cika yang melihat Airin yang sudah sangat kelelahan akibat acara pernikahan nya yang di rayakan secara besar besaran.
" iya Bu, makasih ya Bu sudah berhasil membujuk ayah untuk menikahkan Airin dengan mas dewa " ucap Airin.
Ya Airin dan Dewa memang menikah karena perjodohan, sebenarnya keluarga dewa bermaksud meminang Rachma bahkan dewa juga sudah mengenal Rachma lumayan lama.
tapi entah apa sebabnya akhirnya yang di nikahkan dengan Dewa malah Airin kakak tiri Rachma.
" Dewa.. Minum dulu susunya sebelum tidur agar kamu tidak lelah " ucap bu Cika sambil menyodorkan segelas susu ke hadapan dewa sedangkan Rachma sudah lebih dulu masuk ke dalam kamarnya.
Tanpa menaruh curiga Dewa langsung meminum susu yang di sodorkan Bu Cika dan Bu Cika juga menunjukan dimana letak kamar Airin.
" terima kasih Bu, saya istirahat dulu " ucap Dewa yang tiba tiba saja di serang kantuk yang sangat hebat.
" ya.. Selamat beristirahat " ucap Bu Cika sambil tersenyum penuh arti ke arah Dewa yang sudah menuju kamar yang iya arahkan.
' maafkan ibu sayang jika kamu harus kecewa malam ini, ibu melakukan semua ini agar kamu bisa terbebas dari parasit yang akan selalu menempel pada kita jika tidak kita basmi sekarang " ucap Bu Cika dan tak lama dirinya berbalik menemui pah Harto yang masih terduduk di ruang keluarga.
" anak anak sudah tidur ?" tanya pak Harto yang melihat rumahnya terlihat sepi.
" Dewa baru saja masuk kamar, sedangkan Airin sudah masuk lebih dulu agar bisa bersiap " ucap Bu Cika mencoba bersikap biasa saja.
Pagi yang harusnya di hiasi senyuman di wajah Airin malah berubah murka karena sejak tadi malam Dewa tidak datang ke kamarnya dan entah ada di mana dewa karena dirinya pun tiba tiba tertidur sebelum Dewa masuk ke kamarnya.
" sudah sayang jangan di pikirkan, ibu yakin Dewa tidak melakukan apapun dengan Rachma " ucap Bu Cika sambil menyiapkan sarapan untuk pak Harto.
" dan kalaupun terjadi sesuatu pada Rachma biarkan saja, toh dia sekarang sudah tidak tinggal di sini lagi, dan ibu jamin dia tidak akan pernah berani menunjukkan batang hidungnya di hadapan kita " ucap Bu Cika sambil melihat ke arah Airin.
" sekarang lebih baik kamu panggil Dewa dn ayah untuk sarapan " ucap Bu Cika yang baru saja selesai menyiapkan semuanya.
Pak Harto dari tadi hanya diam menyimak penjelasan yang di berikan Dewa pun yakin jika Dewa dan Rachma ada yang menjebak tapi pak Harto hanya menggeleng kan wajahnya untuk menghilangkan pikirannya yang kini sudah menerka siapa dalang dari masalah pagi ini.
" ayah kenapa ?" tanya Airin yang baru saja akan memanggil ayh dan suaminya tapi saat melihat pak Harto yang menggelengkan wajahnya pun membuat Airin penasaran apa yang sedang ayahnya pikirkan.
" ngga papa, apa sarapan sudah siap ?" tanya pak Harto yang sebenarnya memikirkan Rachma yang entah pergi kemana, tapi iya berharap Rachma pergi ke rumahnya yang dulu.
" iya yah, ibu sudah menyiapkan sarapan, ayo" ajak Airin yang kembali berubah manja di hadapan Dewa tidak seperti tadi saat mengusir Rachma tadi pagi.
Meski pak Harto dan Dewa memikirkan kondisi Rachma saat ini, tapi mereka mencoba bersikap tenang di hadapan Bu Cika dan juga Airin.
Lain halnya dengan Rachma yang berjalan tak tentu arah karena Rachma sendiri bingung akan tinggal dimana dirinya dan bagaimana kehidupan nya nanti apa lagi saat mengingat semalam saat sama samar bayangan itu muncul dalan benaknya.
" tuhan, andai aku boleh berharap jangan kau berikan aku hukuman dimana hukuman itu tumbuh di dalam rahimku " ucap Rachma yang mencoba meyakinkan diri jika dirinya akan baik baik saja.
tin tin
Suara klakson mobil mengembalikan kesadaran Rachma yang terduduk di kursi yang ada di pinggiran jalan raya, meski ragu Rachma mencoba melihat ke arah mobil yang tadi membunyikan klakson ke arahnya.
" mas Dewa ?" Rachma tak percaya jika laki laki yang ada dalam bayangan nya tadi, kini ada di hadapannya bahkan sudah berjalan ke arahnya.
" apa kamu masih ada tujuan saat ini " Ucap Dewa yang tak ingin menanyakan kabar Rachma karena iya yakin jika Rachma tidak baik baik saja.
" jangan memikirkan yang semalam " ucap Dewa yang merasa jika Rachma masih memikirkan apa yang terjadi semalam.
" ngga usah pedulikan Rachma, sebaiknya mas urus saja istri mas itu " ucap Rachma yang sudah kembali bersikap tenang setelah bisa menguasai pikiran nya.
" jangan membuat keadaan semakin rumit dan malah membuat Rachma kembali terjebak ke dalam kehidupan rumah tangga kalian " ucap Rachma yang sudah bersiap untuk pergi meninggalkan Dewa di sana.
" setidak nya kali ini saja terima bantuan mas sampai kamu sudah bisa mapan dan berdiri sendiri " ucap Dewa
Dewa bahkan merebut paksa koper dari genggaman tangan Rachma sedangkan tangan Dewa yang satu menarik Rachma menuju mobilnya yang di parkir di pinggir jalan tak jauh dari posisi Rachma duduk.
" maaf " ucap Dewa setelah dirinya masuk ke dalam mobil sedangkan Rachma sudah duduk di sampingnya.
" apa semalam kita melakukan nya ?" tanya Rachma pada Dewa yang terlihat sangat serius mengemudikan mobilnya.
" apa yang kamu ingat semalam !" tanya Dewa yang hanya ingin tau Rachma mengingatnya atau tidak karena dirinya bisa merasakan dan kini mengingat apa yang terjadi semalam.
" Rachma bertanya bukan malah di tanya balik" ucap ucap Rachma dengan pipi yang malah bersemu merah saat tanpa sengaja tatapan keduanya bertemu.
" apapun yang terjadi mas akan bertanggung jawab sekalipun kita tidak melakukan apapun" ucap Dewa yang sudah memarkir kan mobilnya di sebuah apartemen yang lumayan private karena tidak sembarang orang bisa masuk tanpa ada kartu akses.
" dan untuk sementara kamu tinggal di sini sampai semuanya jelas " ucap Dewa yang tidak langsung turun dari dalam mobilnya.
" apa maksud mas ? Jangan bilang mas juga akan menikahi Rachma ? " tanya Rachma penuh curiga saat mendengar ucapan terakhir Dewa.
" ngga .. Rachma ngga mau !! Apa bedanya Rachma dan ibu jika pada akhirnya Rachma juga harus menjadi istri kedua dari seseorang" ucap Rachma yang sudah tidak bisa membendung air matanya.
" lalu ? kalo kamu hamil akibat apa yang terjadi semalam, apa kamu masih bersikeras pada semua ego yang kamu pegang ?"
" jadi benar kita melakukan nya semalam ?? Mas.. Jawab..
✍️✍️✍️ ngelakuin ngga sih... 🤔🤔 si dewa ini bikin penasaran aja 😤😤dan apakah Rachma akan tetap tinggal di tempat yang di sediakan Dewa atau dia memilih pergi dari sana ??
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi UP nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak ya biar R-kha lebih semangat lagi UP nya
Love you moreeeee 😍😍🌹
" maaf.. " ucap Dewa sambil memeluk Rachma saat mereka masih berada di dalam mobil Dewa.
Rachma yang mendapat pelukan tak terduga dari Dewa hanya diam tanpa membalas pelukan itu, tapi air matanya mengalir tanpa di pinta bahkan rachma tidak bisa membendungnya.
" kenapa takdir mempermainkan kita " ucap Dewa yang masih memeluk Rachma, wanita yang sudah lama ita cintai tapi saat pinangan itu salah sasaran iya tidak bisa berbuat apapun karena Airin yang sangat pandai memikat hati orang tua Dewa.
" aku tau kamu juga mencintaiku kan ?" tanya Dewa setelah memberi jarak antara dirinya dan Rachma.
" tapi ini tidak benar mas, kamu sekarang iparku " ucap Rachma yang tak ingin menjadi perusak rumah tangga untuk saudara nya sendiri.
" tapi kita saling mencintai " ucap Dewa yang masih ingin meyakinkan Rachma agar mau bersama dengan nya.
" maaf " ucap Rachma mencoba mendorong Dewa yang ingin mencium dirinya.
" lebih baik mas belajar menerima kak Airin " ucap Rachma yang tak berani menatap wajah Dewa, laki laki yang masih iya cintai.
" dan Rachma juga akan belajar menerima kenyataan jika mas sekarang sudah menjadi kakak ipar Rachma " ucap Rachma.
" baiklah, kita lihat sampai kapan kamu kuat menahan rasa yang kamu miliki untuk mas " ucap Dewa yang terlihat marah dengan penolakan yang di berikan Rachma padanya.
Tapi Dewa tetap mengantarkan Rachma ke apartemen yang iya miliki tanpa ada yang tau, sedangkan Rachma yang tak memiliki tujuan saat ini mau tak mau mengikuti Dewa.
" terima kasih " ucap Rachma saat pintu apartemen itu sudah di buka oleh Dewa dan Dewa pun sudah memberikan kartu akses masuk apartemen.
" apa kamu tidak ingin membuatkan aku minum ?" tanya Dewa yang masih ingin lebih lama bersama dengan Rachma.
" sebaiknya mas pulang karena kak Airin pasti sedang mencari suaminya yang tiba tiba menghilang " ucap Rachma saat mengingat status Dewa saat ini.
" baiklah dan pegang ini untuk pegangan kamu " ucap Dewa sambil memberikan silver card pada Rachma.
" maaf tapi Rachma tidak membutuhkan itu " ucap Rachma yang tak ingin semakin bergantung dan terjebak pada Dewa yang tak mungkin menjadi miliknya.
" pegang, jika bukan untuk kamu, kamu bisa gunakan itu untuk anak mas yang pasti sedang tumbuh di rahim kamu " ucap Dewa sambil meletakkan ATM di tangan Rachma.
" mas pamit, jaga diri dan jaga benih yang ada dalam kandungan kamu " ucap Dewa dengan senyuman yang menghiasi bibirnya.
" MASSS " teriak Rachma saat Dewa sengaja mengatakan semua itu, tapi tak lama Rachma tersenyum karena Rachma tau jika Dewa hanya ingin menghibur dirinya.
Dewa benar benar meninggalkan Rachma di apartemen pribadi miliknya, sedangkan Rachma saat ini sedang melihat lihat setiap ruangan yang ada di apartemen milik Dewa ini.
" aku harus bangkit dan harus bisa hidup mandiri agar ibu dan kak Airin tidak terus menerus menginjak dan memojokkan ku " ucap Rachma dengan tekad yang bergelora di hatinya.
" Rachma tau jika ayah sebenarnya sayang sama Rachma, tapi ayah juga berat pada keluarga ayah " ucap Rachma saat melihat foto dirinya yang sedang di apit oleh ayah dan mendiang ibunya yang suda tiada.
Airin yang tidak tau dimana suaminya berada pun terlihat gelisah terlebih saat mengingat kejadian tadi pagi dimana iya mendapati suaminya ada di dalam kamar Rachma.
" mas, kamu dari mana saja ?" tanya Airin yang langsung memberondong pertanyaan saat Dewa baru saja memasuki rumah mertuanya, sedangkan kedua orang tuanya entah sedang pergi ke mana.
" kenapa ? Apa kamu harus tau setiap mas pergi keluar rumah " ucap Dewa yang sudah mulai tak respect dengan sikap Airin yang terlihat mengekang dirinya.
" bukan begitu mas, Airin hanya khawatir mas kenapa Napa " ucap Airin mencoba mengendalikan emosinya.
" dan Airin takut Rachma mencoba menghubungi mas dan kembali menggoda mas " ucap Airin yang memang terlihat khawatir jika semua yang iya bayangkan benar terjadi.
Dewa kini yakin jika Airin bukan orang yang mencoba menjebak dirinya dan Rachma, tapi siapa apa ? Apa mungkin ibu mertuanya yang tega menjebak dirinya demi membuat Rachma terusir dari sini.
Melihat situasi yang mulai memanas membuat Airin menarik Dewa menuju kamarnya yang baru dua kali iya masuki setelah pernikahan mereka.
" kamu tau bukan jika mas lebih dulu kenal pada Rachma dari pada sama kamu ?" ucap dewa mengingatkan.
" bahkan asal kamu tau jika sebenarnya mas ingin menikahi Rachma bukan kamu "
Degg
Airin tidak percaya jika Dewa tega mengatakan semua itu tanpa memperdulikan perasaan nya sama sekali.
" kenapa mas tega seperti itu sama Airin ?" ucap Airin yang mulai menitikkan air matanya.
" apa mungkin mas sudah bertemu dengan Rachma dan Rachma yang membuat mas jadi seperti ini " tuduh Airin yang memang tidak sepenuhnya salah karena memang benar Dewa bertemu dengan Rachma tapi tidak dengan tuduhan Airin yang mengatakan jika Rachma yang membuat dirinya seperti ini.
" kenapa kamu terlihat tidak menyukai Rachma ? Padahal kalian berdua kan saudara meski tak seibu ?" tanya Dewa yang ingin mengetahui semuanya tentang Rachma dan Airin.
Airin menatap penuh curiga pada Dewa yang terus terusan membahas rachma, padahal kini dirinya yang menjadi istrinya bukan Rachma.
" apa itu ada pengaruhnya untuk mas, jika mas tau apa yang menyebabkan Airin tidak menyukai Rachma ?" tanya Airin.
" apa jika mas sudah tau sebabnya maka mas akan menjauhi Rachma dan mulai belajar mencintai Airin ?" tanya Airin lagi.
" setidak nya jika mas tau, kita akan mencoba memperbaiki semuanya " ucap Dewa.
" Rachma dan ibu nya sangat pintar mencari muka di depan ayah dan mereka berdua juga selalu saja membuat ayah terus bersama dengan mereka " ucap Airin penuh emosi.
Tapi Dewa tidak mudah percaya begitu saja, bahkan Dewa bisa melihat Rachma yang begitu perduli pada Airin bahkan disaat dirinya terusir dari rumah ini, Rachma masih memikirkan tentang Airin saudara nya.
" apa kamu yakin jika Rachma dan ibunya seperti itu ? Atau malah sebaliknya ?" tanya Dewa sambil merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur Airin.
" kenapa sih yang ada di pikiran mas hanya Rachma Rachma rachma saja ?" ucap Airin berteriak di dalam kamar sedangkan Dewa hanya menatap Airin yang sangat mudah emosi.
" baiklah, tapi jika sampai semua yang kamu ucapkan tentang Rachma tidak lah benar jangan salahkan mas jika mas meninggalkan kamu dan memilih Rachma "
Ucapan Dewa sontak membuat Airin semakin geram dan kesal pada Dewa.
" apa mungkin semalam mas sendiri yang datang ke kamar Rachma dan kalian benar benar menghabiskan malam yang seharusnya menjadi malam kita ?"
✍️✍️✍️ Apa Rachma akan benar benar bisa mandiri dan tidak terjebak dalam pernikahan saudaranya sendiri ?🤔🤔
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi UP nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak ya biar R-kha lebih semangat lagi UP nya
Love you moreeeee 😍😍🌹
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!