SMA GARUDA adalah SMA terkenal yang berada di daerah BANDUNG, terkenal
dengan bakat, prestasi, dan kenakalan juga.
Via siswi kelas 10, dia murid baru SMA GARUDA. Nama lengkap nya Vian
Anggraini Setyonegoro, dia anak pertama dari 2 bersaudara. Karena namanya dia
sering dipanggil VAS, Via keturunan orang jawa dan bandung, tapi Via tidak bisa
berbahasa jawa ataupun bandung.
Sifat nya yang nyebelin, cuek, sipek, mandiri, baik, peduli, sedikit pintar,
dan dingin.
Angga siswa kelas 10 juga sama seperti Via. Nama lengkap nya Satya Angga
Vinar, dia anak kedua dari 2 bersaudara. Angga keturunan jawa dan belanda, sama
seperti Via dia tidak bisa berbahasa jawa maupun belanda. Sifat nya yang tidak
peduli, pintar, sombong, angkuh, egois, manja, berandal dan dingin.
Dengan sifat mereka yang berbeda akankah bisa bersatu?
Akankah mereka jatuh Cinta? Atau Benci? Atau kekecewaan? Atau penyesalan?
****
BAB 1
Hari pertama sekolah eh bukan maksudnya hari pertama Masa Orientasi Siswa
(MOS).
MOS adalah momok balas dendam senior terhadap junior nya itu yang sering
terjadi di indonesia. Seharusnya MOS menjadi teladan bagi siswa/i baru terhadap
lingkungan sekolah.
***
Bel masuk telah berbunyi, Via hampir saja terlambat dan gerbang hampir ditutup.
"Tunggu pak satpam, saya hanya telat 1 menit. Tolong biarkan saya
masuk". Via yang terburu-buru dan dengan wajah melas nya dengan pakaian
MOS nya (kalung cabe, topi kerucut yang bertulis nama palsu, kaos kaki sebelah
hitam dan sebalah putih, rambut dikuncit 2)
"Kamu anak baru bukan nya datang lebih awal, malah terlambat!".
Ucap pak satpam
"Maafkan saya pak, saya tadi terlambat kare....". Ucapan Via
terhenti
"Saya tidak mau ada alasan yang pasaran, yasudah kamu boleh masuk, tapi
jangan ulangi lagi perbuatan mu. Mengerti?!". Ucap pak satpam dengan
lantang
"Saya janji pak". Ucap Via tegas seperti prajurit
Via terus berlari masuk ke kelas nya yang berada di lantai 3.
Dengan terhuyung-huyung. Akhirnya Via masuk ke kelas 10 IPA 2.
"Maaf kak, saya telat. Ta-di saya...". Ucapan Via tehenti kembali
saat senior nya memotong ucapan nya.
"Saya tidak mau dengar alasan mu! Sandal jepit!". Ucap senior
cewek yang terlihat galak.
"Kamu telah telat 5 menit dan kamu harus dihukum biar kamu gak
ngulangin lagi perbuatan mu!" Ucap senior cewek yang sedikit tegas.
"Hukuman apa yang pantas buat seorang yang tidak displin ini?".
Ucap senior cewek galak lagi yang membiarkan siswa baru menjawab pertanyaan
nya.
"Nyanyi"
"Joget"
"Push up"
Semua suara terlihat gaduh yang membuat senior cewek galak itu marah.
"STOP!!!".
Semua hening..
"Saya akan memutuskan hukuman nya" Senior cewek galak itu berhenti
sejenak dan melanjutkan bicaranya "Hukuman nya adalah Memutar lapangan
sebanyak 50 kali".
Semua isi kelas langsung menganga. Kaget mendengar hukuman yang diberikan
senior itu kepada Via.
"Tapi itu terlalu banyak kak, saya kan hanya telat 5 menit". Ucap
Via tegas dan takut
"Kamu berani menentang saya?!. Saya ini senior kamu!. Ngerti!".
Ucap senior cewek galak dengan marah nya.
"Tika, apa itu tidak terlalu berat buat anak baru?". Ucap senior
cewek yang baik.
"Anak kaya gini jangan dikasihani Wid". Ucap Atika (senior galak).
"Tapi kan Arga belum datang Tik, dia kan ketua MOS di sekolah dan di
kelas 10 IPA 2 ini". Ucap Widia menenangkan Atika.
"Tidak usah tunggu Arga lagi!". Ucap Atika tegas.
Via pun keluar kelas dan dihadang oleh seorang cowok tampan dan tinggi di
depan nya, matanya pun mendongak keatas.
"Apa yang terjadi?". Ucap Arga.
"Anak ini harus mengikuti hukuman yang diberikan kepada nya akibat telat"
ucap Atika ketika melihat Arga datang.
"Hukuman apa yang diberikan?" Ucap Arga dengan santai.
"Memutar lapangan 50 kali kak". Ucap seorang cewek yang duduk
didepan Arga.
"Ini keterlaluan Atika, apakah kau tau di sekolah kita tidak boleh
menghukum siswa baru dengan kekerasan!". Tegas Arga
"Tap-tap-tapi.." Atika yang tidak bisa berkata kata lagi.
"Biarkan saya yang memberi hukuman nya". Ucap Arga yang membuat
Via semakin deg-degan
"Hukuman nya.. kamu harus memperkenalkan diri ke teman-teman mu".
Ucap Arga yang membuat Via ternganga tak percaya.
"Kenapa kamu diam?, kamu mau diganti hukuman nya?". Ucap Arga yang
membuat lamunan Via buyar.
"Tidak kak. Saya akan melakukan nya sekarang". Ucap Via
terburu-buru sebelum hukuman nya diganti.
"Baiklah, silakan dimulai". Ucap Arga
Dengan tatapan kak Atika yang masih tidak terima hukuman itu dan tatapan kak
Arga yang senyum-senyum melihat Via. Via tidak peduli dengan itu semua, dia pun
mulai memperkenalkan diri.
"Nama saya Vian Anggraini Setyonegoro, panggil saja saya Via. Hobi saya
membaca buku. Terima kasih, apakah ada yang kurang jelas?". Tanya Via
"Sudah punya pacar belum?"
"Nope nya dong"
"Alamat nya dimana"
Semua suara membuat Via tertawa geli.
***
Tok tok tok
Pintu terbuka oleh seorang senior lain. Membuat isi kelas bertanya-tanya.
"Ada apa Din?" Tanya Arga penasaran.
"Saya membawa siswa baru yang terlambat. Dan saya memberi hukuman untuk
memperkenalkan diri ke semua kelas". Ucap Aldin.
"Di telat berapa menit?" Tanya widia.
"Dia telat bukan berapa menit lagi, tapi dia telat 3 jam. Dia baru
masuk jam 10 lewat". Ucap Aldin kesal.
"Baiklah, silahkan perkenalkan diri nya". Ucap Arga tegas.
"Cepat kesini kamu, udah telat malah santai lagi". Ucap Aldin
semakin kesal.
"Iya..". Jawab nya santai.
Dia mulai memasuki kelas, yang sedari tadi di luar kelas. Dan membuat heboh
kelas 10 IPA 2.
"Nama saya Angga.Terima kasih". Ucap Angga dengan sombong.
"Apakah seperti ini cara memperkenalkan diri?" Tanya Arga kepada
Angga.
"Iya? Kenapa?". Suara Angga semakin lantang seakan tidak senang
dengan ucapan Arga dan membuat kelas hening.
"Bawa dia pergi Din, biar saya yang memberi hukuman padanya". Ucap
Arga kesal
***
Jam istirahat pun tiba
"Hai, gua Sinta. Lu mau kekantin bareng gua gak?" Tanya Sinta
mengajak Via.
"Hai juga, gua juga mau kekantin kok. Bareng aja. Oiya gua Via".
Jawab Via.
"Gua udah tau kok tadi. Hehehe". Sinta tertawa kecil.
Di kantin
"Sinta tunggu gue". Seorang berlari menghampiri Via dan Sinta.
"Ayu, ngapain lu lari? Ada anjing ngejer lu?". Tanya Sinta yang
menggoda Ayu.
"Gue ngejer lu bangke. Lu ke kantin gak bareng gue" Ayu merajuk
kesal.
"Ngapain lu ngejer gua. Tuh kejer cowok pake kacamata idiot yang lu
suka". Sinta terus menggoda Ayu.
"Dia itu ganteng Sin, lu aja yang gak ngeliat baik-baik. Hai, nama gue
Ayu dari kelas 10 IPA 5. Nama lu siapa?". Tanya Ayu ke Via.
"Nama gua Via sekelas sama Sinta". Jawab Via datar.
Setelah mereka bertiga memesan makanan di kantin. Mereka duduk di meja
kantin yang tersedia dan menunggu makanan nya datang.
"Eh tadi ya ada cowok ngenalin diri di kelas gue, ganteng sih tapi
sombong dan dingin agaknya". Ayu memulai obrolan.
"Dia juga kekelas kitaorang juga kali Yu. Nama nya Angga kan?. Kaya nya
dia anak sombong deh, gua gak suka sama cowok sombong tapi dia ganteng sih.
Gimana menurut lu Vi?". Tanya Sinta ke Via.
"Menurut gua sih sebenernya dia gak sombong kaya gitu. Ta-pi dia
itu..". Ucapan Via terhenti.
"Gak sombong? Udah lah Via orang kaya gitu tuh sombong nya minta ampun.
Apa jangan-jangan lu suka ya sama Angga?". Sinta menggoda Via.
"Apasih, udah-udah makanan nya udah datang tuh. Makan, jangan ngomongin
orang itu lagi nanti kuping nya dengung". Ucap Via mengalihkan obrolan
***
Bel masuk kelas berbunyi menandakan istirahat telah berakhir.
"Ayok Via, kita harus cepetan masuk sebelum dapat hukuman dari kak
Atika yang galak itu". Ucap Sinta tergesa-gesa.
"Ayok". Jawab Via santai.
"Tunggu gue Sinta Via". Ayu kembali mengejar mereka.
Mereka berjalan melewati pinggir lapangan dan melihat Angga sedang hormat
kepada bendera merah putih.
Via hanya melirik dan lanjut jalan.
"Lihat dia sombong sekali kan dan berandalan lagi. Baju nya aja
dikeluarin". Cetus Ayu.
"Sudah-sudah ayok cepetan jalan nya". Sinta yang terburu-buru
tidak ingin kena hukuman.
***
Di kelas 10 IPA 2
"Oke sekarang kalian akan diajarkan oleh bu Sari untuk evaluasi
pelajaran di sekolah ini. Jadi jangan membuat dia marah. Oke?". Ucap kak
Widia.
"Oke..". Jawab kami serempak
***
"Siang anak-anak, uh masih semangat seperti nya. Jadi gimana MOS nya seru
kan?. Baik, kita mulai saja evaluasi nya, disini ibu mengajar Matematika.
Pelajaran yang kalian sukai kan?". Suara centil bu Sari membuat kami
tertawa geli.
Evaluasi sedang berjalan dan tiba-tiba Via melihat ke arah jendela berfikir
tentang Angga yang mungkin lelah berdiri didepan tiang bendera.
"Hey nak, kenapa kamu melamun mengahadap jendela. Apakah pangeran
sedang kesusahan dan kamu ingin menolong nya? Hah?". Tekan bu Sari yang
tiba-tiba membubarkan lamunan Via begitu saja.
"Tidak bu, saya tidak punya pacar bu". Jawab Via gemeteran.
"Hahahahaha... ibu tidak bilang kamu punya pacar kan?". Tanya bu
Sari ke semua siswa.
Semua kelas tertawa dengan nada mengejek Via..
"Sudah-sudah, kita lanjut evaluasi nya. Kalo tidak, pipi putri khayalan
ini akan memerah lagi". Ucap bu Sari menggoda Via.
***
Pukul 2 siang, waktu pulang sekolah.
"Kenapa tadi lu ngelamun Vi?". Tanya Sinta.
"Enggak papa kok". Jawab Via datar.
"Apa jangan-jangan lu mikirin Angga yang di hukum?". Ketus Sinta.
"Apa?? Lu suka sama Angga Vi? Gue saranin Vi jangan deket-deket sama
dia deh. Dia itu brutal banget tadi aja dia mukul temen kelas gua sampe biru
muka nya". Ucap Ayu yang mengagetkan Via dan Sinta.
"Terus?". Via penasaran.
"Dia di bawa ke BK (Bimbingan Konseling) lah. Kata nya sih mau di
panggil ortu nya". Ucap Ayu melanjutkan cerita nya.
"Tunggu-tunggu. Kok lu nanya gitu Vi. Lu peduli sama Angga?" Tanya
Sinta yang membuat kaget Via.
"Enggak Sin, gua cuma kasihan aja sama ortu nya". Jawab Via gugup.
"Peduli apa kasihan?". Rajuk Ayu.
"Kasihan yu". Jawab Via datar.
"Kasihan sama peduli itu beda Vi, kasihan itu hanya sekedar
penasaran sedangkan peduli itu dia bener-bener gak mau kehilangan".
Jawab Sinta seperi mario teguh.
*****
hai ini cerita baru aku yang aku upload di manga toon ada juga loh di wattpad dengan judul yang sama dan penulis yang sama juga jadi silakan baca ya...
https://www.wattpad.com/story/106168506-thank%27s-my-first-love
Pukul 06:30 ini hari kedua MOS. Sejak kejadian itu Via tidak lagi terlambat
ya walaupun hampir bel.
Di kelas
"Vas..".
Teriakan itu membuat kuping Via sakit.
"Kenapa lu manggil gua kaya gitu?". Tanya Via kepada Sinta.
"Gapapa, gua baru sadar kalo nama panjang lu kalo disingkat VAS".
Jawab Sinta dengan semangat.
"Lu tau dari mana?. Kalo lu tau pas perkenalan pasti lu ngomong dari
kemaren". Tanya Via penasaran.
"Hehehe.. iya Vi. Gua baru liat absen baru". Sinta senyum-senyum
tidak jelas yang membuat Via semakin penasaran.
"Kok lu senyum-senyum sih? Ada apa? Coba gua liat absen kelas yang
baru". Suara dingin Via keluar.
"Ini..". Sinta menyerahkan absen kelas ke tangan Via.
"Ada apa sih dengan absen ini? Sampe-sampe temen gua senyum-senyum
sendiri". Via berbicara sendiri dan melihat absen kelas.
"Gak ada apa-apa. Ada apa sih Sin". Tanya Via penasaran.
"Lu udah liat absen tapi gak sadar? Ya ampun VAS". Ucap Sinta
kesal.
"Emang ada apa?". Via semakin kesal.
"Nih". Sinta menunjuk absen yang bertuliskan SATYA ANGGA VINAR.
"Terus?". Sikap dingin nya keluar
"Lu gak tau itu nama kepanjangan dari Angga". Perjelas Sinta yang
kesal dengan teman nya yang gak ngerti-ngerti.
"Angga?". Tanya Via kaget.
"Iya,, Angga yang dihukum kemaren dan yang kenalan di kelas kita itu.
Inget kan?". Sinta meyakinkan Via.
"Oh yang itu...". Via kembali duduk dan memberikan absen ke Sinta.
Tiba-tiba Via berdiri dan menghampiri Sinta dengan wajah kaget nya.
"Tung-tunggu sin, maksud lu di kelas kita ada murid pindahan dari kelas
lain dan itu Angga yang kata lu brandalan itu?". Tanya Via panik.
"Haduh Vas vas lu kemana aja sih. Gua dari tadi ngasih tau lu tentang
angga pindah kesini tapi lu masih mikir". Sinta mulai bete.
"Gua baru ngecun kalo itu absen kelas kita dan ada nama angga.
Hehehe". Ucap Via malu kalo dia telmi.
"Haduh-haduh sudahlah dasar Vian". Sinta yang kesal langsung duduk
di depan meja Via.
"Yaudah maafin gua. Terus jadi Angga bakal sekelas kita? Kalo dia
berantem kaya mana?". Tanya Via panik.
"Haduh Via, sudahlah gak usah dipikirin. Lagian ini udah bel nanti kalo
kita ketauan ngobrol bisa kena hukuman lagi sama kak Atika". Sinta semakin
kesal dengan Via yang telmi.
"Oke, baiklah". Jawab Via datar.
***
Pelajaran bahasa inggris akan dimulai dan bu Luki yang sering dipanggil Buluk
masuk kedalam kelas bersama Angga di belakang nya. Semua siswi mulai berteriak
histeri dan yang lainnya kaget.
"Selamat pagi anak-anak". Ucap Bu Luki.
"Pagi BuLuk". Jawab murid serempak.
"Ibu akan membawa seorang cowok yang tampan buat kalian terutama
cewek-cewek nya". Ibu Luki menunjuk semua cewek dikelas yang membuat kelas
heboh.
Ibu Luki menyuruh Angga masuk kelas dan menyuruh duduk dibangku yang kosong.
Angga memilih bangku paling belakang pojok kanan.
***
Angga's POV
"Kamu boleh masuk kelas kamu, hukuman kamu selesai. Jangan pernah
ulangi lagi. baru murid baru udah belagu". Tekan Arga.
"..."
Di kelas IPA 5
"Oh ini yang namanya Angga yang sok ngelawan senior itu". Ucap Bimo.
Gua gak peduli ini orang ngomong apa
"Mungkin dia gak punya sopan santun nya". Ucap Aji.
"..."
"Ya iyalah Ibu nya kan gak pernah ngajarin sopan santun sama
sekali". Ucap Bimo.
Brukk..
Seluruh kelas berteriak kaget ketika Bimo jatuh seketika dilantai.
"Gua gak peduli lu ngomongin gua apa. Tapi inget jangan pernah bawa
nama nyokap dan bokap gua. Ngerti?".
"Cihh..."
Brukk..
"Cepat panggil guru nya". Ucap seorang siswa.
"Berhenti kalian!". Perintah Pak Roy yang membuat gua dan bimo
berhenti seketika.
"Ikut bapak ke BK!". Tekan Pak Roy.
***
Di BK
"Kenapa kalian berantem?". Tanya Bu Indah.
"Dia duluan bu yang mulai ninju saya". Pembelaan Bimo dan menunjuk
ke arah gua.
"Apa benar itu Angga?". Tanya kembali Bu Indah.
"Ya". Gua gak mau memperpanjang urusan kaya gini gak penting.
"Bagaimana bisa kamu memukul Bimo seperti itu Angga?".
Tanya Bu Indah.
"Saya tidak terima ucapan nya". Seharusnya pertanyaan itu buat
anak berengsek itu.
"Ucapan apa?". Ya Bu Indah kembali mengintrogasi kami seperti
pencuri.
"Em..".
"Dia ngomong kalo saya kebelet boker padahal kan saya laper bu".
Gua langsung menghentikan ucapan Bimo.
"Apakah itu benar Bimo?". Tanya Ibu Indah ke Bimo.
"Em.. iya". Jawab Bimo bingung.
"Hanya karena itu kalian berantem. Kalian kaya anak kecil, kalian ini
udah kelas 1 SMA bukan anak SD lagi!".
"Jaman udah berubah bu, anak SD yang kaya anak SMA". Candaan untuk
Bu Indah malah membuat nya marah.
"Diam kamu Angga, sekarang bukan saat nya bercanda. Ngerti
kamu?!". Gertak Bu Indah.
"Ya.. yang lagi bercanda siapa bu?".
"Diam!. Kamu Bimo, ibu ingin kamu buat surat ditanda tangani oleh wali
kelas dan orang tua kamu. Dengar?!". Perintah Bu Indah.
"Baik bu, saya permisi". Jawab Bimo.
Di ruang BK hanya ada gua, bu Indah dan pak Roy.
"Dan kamu Angga, ibu ingin bicara dengan orang tua kamu. Jadi besok
kamu suryh orang tua kamu datang. Mengerti?!". Perinta Bu Indah kembali.
"Tapi bu..".
"Tapi apalagi?!". Kata-kata Angga dipotong Bu Indah.
"Bu, tolong jangan panggil orang tua saya bu. Saya gak mau melibatkan
orang tua saya dalam hidup saya. Ibu bisa hukum saya apa aja misalkan muterin
lapangan, bersihin wc, hormat sama bendera seharian, bahkan pindahin ke kelas
lain. Saya siap bu. Saya mohon bu". Semoga bujukan gua bisa buat ibu
ini gak jadi manggil orangtua.
"TIDAK!". Jawab Bu Indah lantang.
"Bu saya mohon bu". Sabar pasti bujukan gua bereaksi.
"Kalo ibu bilang tidak ya tidak. Kamu gak usah ngeyel, lebih baik kamu
keluar dari ruang BK ini. Dan kamu besok bawa orang tua kamu ngerti?!. Jawaban
bu Indah yang telah dirayu tetap kukuh.
"Tapi bu,, yasudahlah". sial bujukan gua gak berpengaruh lagi.
"Tunggu Angga". Ucapan pak Roy menghentikan langkah angga.
"Ada apa pak?". Tanya bu Indah bingung.
"Seperti nya masalah ini jangan melibatkan orang tua terlebih dahulu
karena ini adalah awal masuk sekolah dan ini masih hari MOS nya". Ucap pak
Roy.
"Lalu bagaimana kita memberi pelajaran buat anak ini?". Tanya bu
Indah.
"Sebaiknya Angga harus dipindahkan ke kelas lain yang pantas buat
dia". Pak Roy memberi saran.
"Kelas yang pantas? Kelas IPS 8, itu cukup pantas buat dia". Jawab
bu Indah.
"Tidak, sebaiknya di dipindah ke kelas... IPA 2". Jawab Pak Roy
yang membuat Angga dan Bu Indah kaget.
"Apa??". Jawab Angga dan Bu Indah serempak.
"Karena Angga cukup pintar. Dia masuk lewat jalur prestasi tingkat
Nasional walaupun olahraga Basketbdia juga pintar bahasa inggris seperti nya
dia kan keturunan belanda, kalo dia dimasukan di kelas IPS 8 dia akan
terpengaruh dan menambah pertengkaran yang dia buat, itu akan membuat nama baik
sekolah akan tercoreng. Dan kalo dia di masukan ke kelas IPA 1, dia sudah
terlihat berantem hari ini, dan kelas itu adalah kelas exclusive yang murid nya
relatif pintar dibidang akademik". Perjelas pak Roy.
"Kenapa harus kelas IPA 2 pak?". Tanya bu Indah yabg merasa aneh.
"Karena kelas itu seimbang dan juga disana jumlah murid ceweknya lebih
banyak dan untuk mengurangi pertengkaran nya sama siswa cowok yang dia incar
lebih baik bertengkar dengan siswa cewek saja". Jawaban pak Roy yang
membuat angga ilfil.
"Kalo itu yang terbaik. Baiklah". Jawab bu Indah pasrah.
"Jadi saya di kelas IPA 2 bu?". Gua meyakinkan bu Indah.
"Iya.. besok kamu langsung masuk IPA 2. Ngerti?!". Tekan bu Indah
yang semakin kesal.
"Baik bu. Makasih bu.. muachh".
"Dasar anak gila". Bu Indah yang tiba-tiba tersenyum.
"Makasih pak".
"Iya nak sama-sama". Jawab pak Roy dengan senyum datar nya.
Gua tau kalo bu Indah suka sama pak Roy. Hahaha... dan rayuan gua kena
sama pak Roy. Hahahaha....
***
Di kelas IPA 2
"Oke, kalian telah evaluasi pelajaran bahasa inggris tadi dan sekarang
kita lanjut MOS kedua nya.". Pembukaan kak Widia.
"Yahh...". Semua murid mengeluh.
"Tenang aja kok, kalian akan menonton atraksi dari setiap ekskul dan
kalian akan memilih ekskul mana yang kalian suka". Tegas kak Arga.
"Yehhhh". Semua murid beesorak.
"Giliran yang enak-enak, seneng". Tekan kak Atika yang
membuat kelas diam.
"Ayok sekarang kalian keluar kelas untuk menonton". Ajak kak Arga.
***
Di lapangan
Semua siswa duduk dipinggir lapangan dan melihat setiap aksi dari ekskul
hingga suara bergema dimana-mana.
"Via, bagus ya maen futsal nya kakak itu juga cool". Sinta
menunjuk kakak kelas yang sedang berada ditengah lapangan.
"Tapi sin, kakak itu kan kakak kelas nya wasit bukan yang lagi maen
futsal". Jawab Via yang membuat Sinta sebal.
"Uhh lu itu ya nyebelin banget tau gak.".Ucap Sinta bete.
" Lagian ada kak Arga maen jadi kapten". Lanjut Sinta yang mata
nya masih menghadap kelapangan
"Hehehe... yasudah gua mau ke kantin dulu ya haus. Lu mau ikut
gak?". Ajak Via.
"Gak ah, gua mau liat kakak itu". Jawab Sinta acuh.
"Yaudah".
Ketika Via menuju ke kantin dia melihat Angga yang sedang minum es.
"Eh lu". Ucap Angga ke Via.
Via hanya menunjuk dirinya "gua?"
"Yaiyalah siapa lagi?". Jawab Angga dingin.
"Kenapa?". Jawab Via datar.
"Ambilin tas gua di kelas sih. Lu kan sekelas gua, gua mau cabut hari
ini". Jawab Angga.
Via langsung pergi tanpa menghiraukan Angga yang berbicara seperti itu.
"Eh nanti gua bayar berapa pun yang lu mau?". Rayuan Angga.
"Lu pikir lu siapa? Anak orang kaya? Yang bisa beli semua nya? Yang
bisa nyuruh siapa aja? Dan manggil gak sopan kaya gitu?". Kemarahan Via
memuncak.
"Oh gitu lu ya. Ikut gua, akan gua kasih pelajaran orang kaya gini. Gua
gak peduli cewek atau cowok". Angga pun marah juga dan menarik lengan Via.
"Lepasin gua, kalo gak gua bakalan teriak. Ini masih di dalam sekolah
ya". Ancam Via yang juga ketakutan.
Mereka melewati lapangan, Via berusaha menarik lengan nya dari genggaman
Angga namun sulit.
Brukkk..
Langkah angga pun terhenti. Angga melihat kebelakang dan melihat Via terkena
bola futsal yang kena di kepalanya. Dan Via pun pingsan lalu digendong dengan
Angga menuju ke UKS.
***
Di UKS
"Lu gak papa Vi?". Tanya Sinta yang baru datang ke UKS dan kaget
luar biasa.
"Gua gak papa kok, cuma sedikit pusing aja". Jawab Via sambil
memegang kepalanya.
"Kok bisa gini sih? Jangan-jangan gara-gara Angga? Iya kan?".
Tanya Sinta mengintrogasi Via.
"Enggak kok. Gua yang gak ngeliat kalo bola kena gua". Sanggah
Via.
"Eleh.. yaudah. Lu udah baikan belum?. Kalo udah kita kekelas yuk. Kan
mau milih ekskul". Ajak Sinta.
"Ayok". Jawab Via antusias.
***
Di Kelas X IPA 2
"Sin, lu milih ekskul apa?". Tanya Via.
"Gua sih milih ekskul Tari, Paskibra, sama KIR". Jawab Sinta
sambil menulis formulir.
"Gua apa ya, gua bingung lagi". Via yang terus kebingungan memilih
ekskul.
"Yaudah lu pilih ekskul yang lu suka aja". Jawab Sinta santai.
"Ya apa?". Via terus kebingungan.
"Oh gini aja. Lu kan pinter pelajaran kimia tuh, lu ikut KIR
aja.". Ajakan Sinta yang membuat Via berpikir.
"Baiklah". Jawab Via sambil menulis data diri di formulir.
"Sin, gua pengen ikut OSIS loh. Kata lu keterima gak ya?". Tanya
Via ragu.
"Yaudah, sapa tau ketemu kak Arga kan. Lumayan loh". Sinta yang
membuat Via malu.
"Apasih sin. Lu mau ikut gak?". Tanya Via.
"Enggak ah, takut gak bisa bagi waktu.
Lagi pula gua gak terlalu minat juga sama OSIS". Jawab Sinta.
******
Hari MOS ketiga.. ya hari terakhir MOS yang ditunggu-tunggu kelas 10 agar
bisa bebas dari senior nya.
***
Di Kelas 10 IPA 2
"Jadi karena hari ini hari terakhir MOS. Saya ingin kalian menuliskan 4
surat yaitu surat pertama untuk kesan di sekolah ini, surat kedua untuk kesan
MOS ini, surat ketiga untuk senior yang kalian suka (surat cinta), dan yang
keempat surat untuk teman yang kalian suka (harus lawan jenis ya).". Ucap
kak Atika.
"Baik kak". Jawab serempak.
"Dan setelah selesai kalian akan dapat tugas yang lebih berat".
Lanjut kak Atika.
"Tugas apa kak?". Tanya seorang siswa.
"Nanti saya jelaskan. Tapi tulis dulu 4 surat itu". Jawab kak
Atika tegas.
"Baik kak". Ucap siswa serempak.
***
"Lu nulis surat buat siapa?". Candaan Sinta ke Via.
"Gua nulis buat kak Arga". Jawab Via malu.
"Cieee.... lu suka ya sama kak Arga? Dia itu ketua OSIS loh". Ucap
Sinta yang terus menggoda Via.
"Apasih sin, gua milih kak Arga karena dia satu-satu nya senior yang
gua kenal". Sanggah Via.
"Oke-oke". Jawab Sinta sambil melirik mata Via sesekali.
"Lu sendiri buat siapa?". Tanya Via ke Sinta.
"Tentu nya buat kak Aldin lah. Dia itu cool, tegas, ganteng, lagi pula
dia wakil ketos kan gak kalah sama kak Arga". Jelas Sinta.
"Iyadeh iya..". Ucap Via.
"Oya lu nulis siapa buat temen yang lu suka?". Tanya kembali Sinta
ke Via.
"Gua juga gak tau. Mana gua gak kenal sama mereka". Ucap Via bingung.
"Gua sih milih Rian. Dia itu mirip kaya kak Aldin pokoknya..".
Ucap Sinta membayangkan Rian dan kak Aldin menemani disamping nya.
"Iya iya sin, terus gua nulis siapa?". Tanya Via bingung.
"Hmmm... siapa ya?". Sinta berpikir keras mencari orang yang pantas
ditulis Via.
"Waktu nya tinggal 5 menit lagi ya". Ucap kak Widia yang membuat
kelas panik.
"Siapa sin, cepetan?". Ucap Via panik.
"Lu tulis aja buat Angga. Lu kan cuma kenal anak itu doang". Jawab
Sinta ikut panik.
"Angga? Gila sih lu. Gua nulis apa buat dia?". Tanya Via tidak
yakin.
"Waktu tinggal 2 menit lagi". Tegas kak Widia.
"Ya lu tulis aja dia baik gitu karena udah bawa lu ke UKS". Tekan
Sinta ke Via.
"Itu mah jahat bukan baik sin". Elekan Via membuat Sinta geram.
"Dia itu udah nolong lu pas kena bola futsal dan gendong lu ke
UKS". Jawab Sinta tanpa melihat Via lagi.
"Saya itung sampe 5. Kalo gak kumpul saya akan beri hukuman".
Tegas kak Atika.
"1".
"2".
For : Satya Angga Vinar
"3".
Terima kasih udah nolong gua waktu itu.
"4".
From : Vian Anggraini Setyonegoro
"5".
"Waktu kalian sudah habis. Kumpulkan surat-surat nya. Cepat!".
Tekan kak Atika.
"Baiklah, setelah kalian mengumpulkan surat ini. Kalian harus
mendapatkan semua tanda tangan anggota OSIS sebanyak-banyak nya. Tanda tangan
yang paling banyak akan mendapat hadiah dan yang paling sedikit akan mendapat
hukuman. Setuju?". Ucap kak Widia.
"Setuju". Ucap siswa serempak.
***
"Sin, Vi. Kamuorang udah dapat berapa tanda tangan kakak kelas?".
Tanya Ayu menghampiri mereka.
"Gua sih udah dapet 12 nih". Jawab Sinta.
"Lu Vi?". Tanya kembali Ayu.
"Gua baru dapat 5 nih". Keluh Via.
"Ya elah kamuorang udah lama nyari cuma dapat segitu? Gua aja udah
24". Ayu yang menyombangkan diri.
"Berarti lu tinggal 1 tanda tangan lagi dong". Ucap Sinta kaget.
"Emang". Jawab Ayu sombong.
"Siapa yang belum tanda tangan?". Tanya Via.
"Ini nih yang paling susah didapatin, gua juga gak tau kemana orang
nya". Jelas Ayu.
"Ya siapa yu??". Tanya Sinta dan Via penasaran.
"Kak Arga". Jawab Ayu.
"Kok bisa?". Tanya Via penasaran.
"Kan udah gua bilang kalo di...". Ucapan Ayu terhenti seketika.
"Stop. Ayok Vi kita cari tanda tangan lagi". Ucap Sinta yang
langsung pergi denfan menarik tangan Via.
***
"Gimana kita mau dapat banyak Vi, kalo kita disini terus. Waktu nya
juga setengah jam doang". Keluh Sinta.
"Yaudah kita berpencar aja. Gua bagian kelas dari lantai 1 sampe lantai
4. Lu sisa nya gimana?". Ajak Via.
"Okee". Jawab Sinta semangat.
Di lantai 4
Kok gak ada kakak kelas ya. Mana serem lagi koridor nya. Apa gak usah
dilanjut aja kali ya.
Via memutuskan untuk kembali ke lapangan
Brukk
"Suara apa itu?". Tanya Via ketakutan sambil menengok kebelakang
dimana itu kelas 11 IPA 1.
Via melangkah pelan-pelan menuju sumber suara dengan wajah ketakutan.
Kreek
Pintu perlahan dibuka Via. Dan dia menemukan seseorang yang sedang
mengangkat meja yang telah jatuh tadi.
"Kak Arga". Ucap Via kaget.
"Oh kamu, ada apa? Kamu mau minta tanda tangan saya?". Tanya kak
Arga curiga.
"Bukan kak, tadi saya cuma mau lihat-lihat kelas 11 aja". Jawab
Via gugup.
"Cari apa?". Tanya kak Arga.
"Sebenarnya saya kesini nyari kakak kelas untuk minta tanda tangan.
Tapi saya urungkan niat saya karena tempat ini serem banget". Jelas Via.
"Kenapa kamu malah kekelas ini?". Selidik kak Arga.
"Saya mendengar suara meja jatuh tadi jadi saya samperin".
Perjelas Via.
"Oh itu, terus sekarang kamu mau apa? Mau tanda tangan saya? Apa yang
bisa kamu lakukan buat saya?". Tanya kak Arga menatap Via.
"Mungkin kakak berpikir bahwa saya ingin meminta tanda tangan kakak,
tapi saya tidak akan memohon kepada kakak lebih baik saya mendapat hukuman
daripada saya harus meminta belas kasih orang lain karena saya masih punya
harga diri. Maaf kalo saya lancang berbicara seperti ini sama kakak yang lebih
tua dari saya. Saya hanya ingin memastikan kakak baik-baik saja tadi. Maaf kak
saya menggangu anda". Tegas Via yang langsung melangkah ke arah pintu.
"Tunggu".
Langkah Via terhenti dan membalikkan badan melihat kak Arga.
"Kamu memang benar saya terlalu berburuk sangka sama kamu dan saya
sudah kurang ajar. Jadi maafkan saya.. saya ingin kamu menerima tanda tangan
saya". Ucap kak Arga menatap Via dengan penuh harap.
"Maaf kak, saya sudah bilang tidak akan memohon untuk minta tanda
tangan. Dan saya juga telah memaafkan kakak". Tegas Via lalu meninggalkan
kelas itu.
***
Di lapangan
"Semua siswa baru harap kumpul dilapangan sekarang". Pengumuman
yang terdengar di setiap ruangan membuat siswa baru kumpul.
"Vi lu kenapa bete gitu sih?". Tanya Sinta bingung.
"Enggak papa Sin, ayok kelapangan". Sikap Via mencoba biasa dengan
teman nya itu.
"Seriusan Vi?". Tanya Sinta meyakinkan Via.
"Iya Sinta ku sayanggg". Rajuk Via sambil menarik tangan Sinta
menuju kelapangan.
Semua siswa duduk di lapangan dan menghadap kearah sumber suara.
"Gimana udah dapat berapa tanda tangan nya?". Tanya kak Widia.
"Banyak"
"Sedikit"
"Oke-oke jangan ribut. Karna buku tanda kalian sedang dihitung sama
pengurus OSIS lainnya jadi kalian bayangkan saja akan dapat hadiah, hukuman
atau tidak kedua nya. Hehehe.." candaan kak Aldin.
"Cek 1.. 2... 3... emmm Maaf sebelumnya saya Arga selaku ketua
pelaksana MOS dan ketua OSIS akan menayangkan sebuah kejadian yang harus
ditonton buat kalian". Ucap Arga langsung menayangkan kejadian saat dia
bersama Via.
Pause
"Siapa cewek itu berani-berani nya ngomong kaya gitu sama kakak
Arga".
"Ih PD banget sih tuh cewek, sok berani".
"Ehmm... mohon perhatian nya". Ucap Arga tegas membuat semua
berhenti mengomentari tayangan tadi.
"Saya akan bertanya pada kalian. Apakah yang dilakukan seorang senior
ke junior tadi salah?". Tanya Arga.
"Tidak. Karena senior lebih tua dari kita dan selalu benar". Ucap
kebanyakan siswa baru.
"Apa kalian takut untuk menentang senior saat kalian diganggu?".
Tanya kembali Arga.
Semua hening
"Saya malah bangga ada siswi yang seperti itu. Dia berani menentang
senior karena dia benar, siapa sih cewek yang mau diganggu sama seorang senior
yang keterlaluan seperti tadi. Dia tetap memandang senior nya tapi dia selalu
menjaga harga diri nya. Dia wanita yang luar biasa". Jelas Arga membuat
semua orang bertanya-tanya siapa cewek itu.
"Siapa dia ga?". Tanya Atika.
Play
Semua orang kaget melihat wajah Via dalam tayangan itu berbalik ke arah CCTV
yang merekam kejadian itu.
"Ya dia teman kalian. Namanya Via". Arga bertepuk tangan dan
diikuti semua orang.
Via hanya menunduk malu dibarisan belakang.
"Maaf Via saya bersikap seperti itu. Itu tidak beneran tapi hanya untuk
mengetest apakah junior sanggup bersikap baik pada senior seperti tadi".
Ucap Arga.
Semua mata hanya tertuju pada Via dibelakang.
"Oke karena waktu sudah sangat siang, kami akan memanggil pemenang
nya". Ucap Atika.
"Pemenang tanda tangan terbanyak adalah.....". Ucap Widia
menegangkan semua orang.
"Ayu.. dari kelas 10 IPA 5". lanjut Widia membuat semua bertepuk
tangan.
Ayu maju kedepan dan semua otang bertepuk tangan.
"Dan ada seseorang yang terpilih menjadi siswi yang bijaksana yaitu..
Via.. harap maju kedepan". Lanjut Widia.
"Hmmm... sudah ada pemenang pasti ada yang kalah". Ucap Aldin.
"Yang tidak ada tanda tangan satu pun akan mendapat hukuman. Namanya
adalah....". Ucap Aldin menegangkan kembali suasana.
"Yaitu... Angga dari kelas 10 IPA 2". Lanjut Aldin membuat semua
orang kaget tidak percaya dan menyoraki nya.
"Harap Angga kedepan". Lanjut Widia.
Angga dengan malas harus maju kedepan dan berdiri disamping Via.
"Ini hadiah untuk kamu". Ucap Arga memberi hadiah pada Via.
"Terima kasih kak, maaf kak udah gak sopan sama kakak". Jawab Via
sambil menunduk malu.
"Gak papa kok". Ucap Arga sambil senyum.
"Dan kamu hukuman nya adalah membuang sampah yang ada disekolah".
Tegas Arga sambil menatap Angga.
"Oiya, semua siswa bisa masuk dulu kekelas nya. Karena akan dibagikan
surat cinta buat kalian dari teman kalian". Tegas Aldin.
"Siap". Jawab semua siswa.
Di kelas 10 IPA 2
Satu persatu nama siswa dipanggil untuk mengambil surat untuk mereka.
"Haduh yang pasti gua gak ada ini". Keluh Sinta.
"Kenapa?". Tanya Via.
"Karena semua surat kebanyakan di lu Vi". Keluh Sinta.
"Yaudah nih buat lu aja". Jawab Via datar.
"Enggak mau. Gua harus positif thinking". Tegas Sinta.
"Sinta".
"Tuh kan cuma dapat 3 surat". Keluh Sinta.
"Yaudah gak papa, yang penting dapat surat nya". Via menenangkan
Sinta.
"Angga".
"Buh gila banyak amat tuh surat".
"Banyak juga penggemar nya.hehehe..".
"Wah gak nyangka ya banyak yang ngirim surat ke Angga". Tatap
Sinta ke Via.
"Yaudahlah". Via menyabarkan diri.
"Oke semua nya sudah. Hari ini hari terakhir MOS saya mohon maaf jika
ada suatu kesalahan sama kalian". Lanjut Widia.
"Maaf kak, bukan terakhir MOS tapi awal suatu pembelajaran yang
sesungguhnya harus kita hadapi". Ceplos Via membuat semua tepuk tangan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!