"Nona..Nona..sekarang giliran anda!"
Yoana merasakan tubuhnya diguncang seseorang, dan perlahan dia pun membuka matanya.
Kelihatannya dia ketiduran karena kelelahan.
"Sekarang giliran anda Nona, Tuan Alexander sudah menunggu anda didalam, silahkan Nona!" sahut seorang lelaki berusia sekitar empat puluhan mempersilahkan Yoana untuk memasuki sebuah ruangan diujung koridor.
Yoana mengedipkan matanya, dia merasa seperti dejavu.
Alexander! nama itu seperti pernah didengarnya, tapi dimana dan kapan?
Kepala Yoana berputar melihat sekelilingnya, dan dia baru tersadar ini bukan dirumahnya.
Dimana ini?
Dia ingat, tadi dia membaca novel kesayangannya di dalam kamarnya, dan tanpa sadar tertidur karena kecapekan menangis.
Novel yang selalu membuat dia akan berakhir menangis sampai matanya membengkak.
Plot novel yang menceritakan pria cacat yang dikhianati istrinya bersama kekasih gelapnya, membunuh pria cacat tersebut dan menguasai hartanya.
Yoana kembali mengedipkan matanya seperti orang linglung, sementara pria yang menyuruhnya untuk masuk keruangan di ujung lorong masih berdiri menunggunya.
Sekali lagi Yoana mengedarkan pandangannya melihat sekelilingnya, dan melihat ada beberapa wanita tengah memandangnya dengan tatapan heran.
Yoana merasa ini seperti sama dalam cerita novel yang dibacanya, pemilihan pembantu pribadi Tuan Alexander.
Alexander? tadi lelaki itu mengatakan Tuan Alexander.
Mata Yoana terbelalak tidak mempercayai semua ini, dia berada dalam cerita novel kesayangannya.
Dia ingat diawal novel ada pemilihan pembantu pribadi untuk Alexander pemeran utama pria, pembantu yang selalu di samping Alexander untuk mengurusnya.
Yoana ingat dalam novel itu, pemeran utama wanita bisa mengenal Alexander karena ajang pencarian pembantu pribadi Alexander.
Dan, karena perhatian pemeran utama wanita yang begitu manis kepada pemeran utama pria, membuat pemeran utama pria jatuh cinta pada pemeran utama wanita.
Pemeran wanita membuat kesan yang begitu bagus pertama kali bertemu dengan Alexander, sehingga Alexander menyukai pemeran utama wanita dan menerimanya sebagai pembantu pribadinya.
"Nona..!" Lelaki itu kembali memanggil Yoana.
Tunggu dulu! pikir Yoana waspada mengabaikan panggilan lelaki itu, apakah Alexander sudah bertemu dengan pemeran utama wanita?
Kalau sudah bertemu, pasti dia tidak akan diterima, dan seingatnya setelah pemeran utama wanita diterima, calon pelamar yang lainnya disuruh kembali pulang.
"Lili!" tanpa sadar Yoana menyebut nama pemeran utama wanita.
"Ya, saya..!" tiba-tiba suara seorang wanita menjawab dari samping Yoana.
Spontan Yoana berpaling menoleh ke sampingnya, dua orang setelah dirinya tampak seorang wanita menyembulkan wajahnya memandang kearah Yoana.
Ternyata pemeran utama wanita mendapat antrian dua orang setelah dirinya.
Lili memandang bingung kearah Yoana.
Kembali Yoana mengedipkan matanya tidak percaya, ternyata keadaan berbalik.
Sekarang dialah yang pertama akan bertemu dengan Alexander, bukan pemeran utama wanita.
Yoana ingat plot cerita novel yang dibacanya, setelah pembantu pribadi Alexander telah terpilih, akan ada satu pembantu lagi yang di terima untuk menjadi asisten pembantu koki di Mansion Alexander.
Dan, dia sekarang yang pertama kali akan bertemu dengan Alexander.
Tiba-tiba saja jantung Yoana berdegup kencang.
Dia akan bertemu dengan kesayangannya, pemeran utama pria yang dikaguminya.
Yoana merasakan tangannya berkeringat, dia merasa begitu gugup sekali.
Yoana tidak tahu kenapa dia bisa masuk ke dalam plot cerita dunia novel yang selalu dibacanya, dan dia tidak perduli untuk memikirkannya.
Sekarang dia ada disini, dia akan membalikkan keadaan.
Dia akan menolong pemeran utama pria, menyelamatkan hidup pria cacat yang tidak suka berbaur dengan orang banyak.
Karena wajahnya yang cacat membuat setiap orang begitu takut melihat wajah Alexander yang mempunyai bekas luka.
Karena itulah Alexander selalu memakai topeng separuh wajah untuk menutupi luka di bagian pipi kanannya yang agak memanjang kalau keluar rumah.
Tetapi, kalau didalam rumah dia tidak pernah memakai topeng, karena dia selalu mengurung diri di ruang kerja maupun didalam kamarnya.
Jadi, dia jarang berinteraksi dengan banyak orang.
Dia selalu ditemani asistennya yang menjadi kaki tangannya untuk mengurus segala sesuatu dan pekerjaan kantornya.
Dikarenakan asistennya tidak bisa meng-handle sekaligus pekerjaan yang diberikan Alexander, mereka pun mencari pembantu pribadi untuk mengurus Alexander.
Dan, sekarang Yoana harus bisa menjalankan perannya, menjadi pembantu pribadi Alexander yang bisa di andalkan.
Dia akan menjaga Alexander, membantu Alexander menyingkirkan orang-orang yang berniat untuk mencelakainya.
Yoana berdiri dengan tegak, lalu menghela nafasnya terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa gugupnya.
Dia harus membuat kesan yang baik untuk pertama kali bertemu dengan kesayangannya, Alexander.
Halo para readers...😄 ini Novel ku yang keenam..
Semoga alur ceritanya berkesan di hati para readers....😁
Mohon maaf kalau ada banyak typo...biasanya saya akan revisi kembali setelah membaca apa yang sudah saya up..😀
Terimakasih...selamat membaca 😄
Mohon dukungannya...terimakasih 😀
Bersambung......
Yoana dengan gugup mengikuti langkah pria tersebut menuju ruang diujung lorong.
Sepatu high heels nya terdengar bergema di sepanjang lorong tersebut.
Setelah sampai didepan pintu, pria itu mengetuk pintu.
Dan terdengarlah suara bariton dari dalam ruang tersebut, dan sukses membuat jantung Yoana semakin berdegup kencang.
"Masuk!" sahut suara itu dari dalam.
Perlahan pria yang membawa Yoana membuka daun pintu ruangan itu.
"Silahkan masuk Nona!" kata pria itu mempersilahkan Yoana untuk masuk kedalam ruangan.
Dengan gugup Yoana masuk kedalam ruangan tersebut, dan melihat diujung ruangan dibelakang meja kerja duduk seorang pria dewasa yang begitu tampan.
Yoana sesaat tertegun melihat sosok pemeran utama pria, ternyata begitu tampan dan terlihat tidak menakutkan.
Alexander tampak sedang melihat ke layar monitor komputer didepannya, tangannya terlihat begitu cepat mengetik tuts komputer.
Perlahan Yoana berjalan mendekat, sepatu high heels nya terdengar berbunyi di atas lantai.
"Silahkan Nona!" pria yang membawa Yoana tadi mempersilahkan Yoana untuk duduk di sofa.
Yoana berjalan menuju sofa yang ditunjuk pria itu, dan perlahan meletakkan bokongnya keatas sofa.
Mereka menunggu Alexander untuk menyelesaikan pekerjaan nya dulu, dan tidak membuat suara apa pun.
Yoana ingat dalam cerita novel yang dia baca, saat pertemuan pertama pemeran utama wanita bertemu dalam ruangan ini, ada sesuatu yang membuat Alexander hampir cedera.
Yoana mengingat kira-kira apa yang membuat Alexander hampir cedera, dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
Alexander mematikan komputer, lalu perlahan bangkit dari duduknya.
Dia berjalan menuju sofa, dimana Yoana telah duduk menunggunya untuk diinterview.
Akhirnya Yoana dapat melihat wajah pemeran utama pria dengan jelas.
Matanya tidak berkedip melihat dengan sempurna wajah Alexander, sungguh tampan walau ada bekas luka di pipi kanannya dekat pelipis memanjang sampai dekat rahangnya.
Didalam novel luka itu tidak diceritakan terkena karena apa, tapi Yoana tidak merasa ngeri dengan bekas luka tersebut.
Yoana tidak bergerak di tempatnya melihat begitu gagahnya pemeran utama pria melangkah, terlihat begitu sempurna dengan bentuk tubuh yang kekar, bahu bidang itu terlihat begitu lebar.
Alexander mendekati sofa, tanpa sengaja kakinya salah melangkah hingga menyenggol vas bunga didekat sofa.
Reflek Yoana dengan cepat berdiri, lalu berlari untuk menolong Alexander yang akan terjatuh.
Yoana menangkap tubuh tinggi dan besar Alexander, dan karena perbandingan jauh dengan tubuh Yoana yang pendek, membuat berat tubuh mereka tidak seimbang.
Alhasil malah tubuh Yoana yang terjatuh begitu berhasil menangkap tubuh Alexander.
Yoana oleng kebelakang karena menahan tubuh Alexander yang berat, dan akhirnya jadi Yoana yang terjatuh sambil memeluk tubuh Alexander.
Dan, berakhir dengan Alexander menindih tubuh Yoana, tubuh mungil Yoana terhimpit dibawah.
Yoana mengira kepalanya bakalan akan terbentur ke lantai, ternyata ada sesuatu yang menahan kepalanya agar tidak membentur lantai.
Itu tangan Alexander!
Alexander dengan reflek menahan kepala Yoana dengan tangannya.
Mereka saling menatap satu sama lain dengan tatapan terkejut.
Yoana menatap mata hitam Alexander yang indah, bulu mata yang panjang dengan alis yang tebal.
Dan matanya melihat bekas luka di pipi kanan Alexander, rasanya tangannya ingin dia gerakkan untuk mengelus bekas luka di wajah Alexander tersebut.
Alexander juga menatapnya dengan intens, tapi kemudian dengan cepat bangkit berdiri.
"Maaf..anda tidak apa-apa kan?" tanya Alexander dengan suara baritonnya yang membuat jantung Yoana berdegup kencang.
"I..iya, saya tidak apa-apa Tuan!" jawab Yoana gugup.
Alexander mengulurkan tangannya untuk membantu Yoana berdiri.
Yoana menerima uluran tangan Alexander, tangan besar itu terasa hangat dalam tangan Yoana.
"Terimakasih Tuan!" ucap Yoana.
"Anda tidak apa-apa Tuan?" lelaki yang tadi membawa Yoana datang dengan nada yang khawatir, lalu dengan cepat memeriksa tubuh Alexander.
"Aku tidak apa-apa!" jawab Alexander dengan tenang.
Ternyata yang membuat Alexander hampir cedera karena menyenggol vas bunga.
Yoana ingat cerita aslinya, pemeran utama wanita ditatap Alexander begitu intens saat dia menolong pemeran utama pria.
Dan, senyuman pemeran utama wanita membuat Alexander terpesona dengan kecantikan pemeran utama wanita.
Sementara Yoana dari tadi belum menunjukkan senyumannya, karena begitu gugup bertemu kesayangannya.
Wajah biasa Alexander, membuat Yoana tidak memungkinkan untuk menyunggingkan senyumannya.
Yoana kembali duduk di sofa didepan Alexander, dan bersiap akan diinterview sebagai pembantu pribadi Alexander.
Bersambung.....
Yoana memandang Alexander dengan tatapan penuh perhatian, tapi yang ditatap sepertinya tidak begitu nyaman dipandang Yoana begitu lekat.
Yoana melihat wajah Alexander sedikit memerah karena ditatapnya begitu lekat.
"Apakah anda bisa melakukan pekerjaan, apa yang ditulis didalam berkas daftar pencari calon pembantu pribadi yang telah anda terima?" tanya Alexander sambil membuang mukanya kesamping.
Berkas?
Oh iya! Dalam plot cerita novel yang dibacanya, ada satu lembar kertas putih berisi beberapa tugas yang akan ia kerjakan.
Yoana membuka tas kecilnya, dan benar saja, dia melihat ada satu lembar kertas putih didalam tasnya.
Yoana membuka kertas tersebut, dan melihat ada beberapa persyaratan dan tugas yang harus dipenuhinya kalau menjadi sebagai pembantu pribadi Alexander.
Dan, di bagian akhir berkas tersebut terlampir angka nominal gaji yang akan dia terima, jika menyanggupi beberapa tugas yang harus dia jalankan sebagai pembantu pribadi Alexander.
Gaji yang sangat tinggi!
Tapi, Yoana tidak tertarik dengan gaji yang diberikan Alexander, dia hanya tertarik untuk membantu Alexander selamat dari bahaya yang mengancamnya.
"Ya, saya sanggup Tuan!" angguk Yoana dengan penuh keyakinan, dia duduk tegak menjawab dengan percaya diri.
Dia akan membuat Alexander mempercayainya, dan mau mendengarkan apa yang akan dikatakannya nanti setelah jadi pembantu pribadi Alexander.
Yoana berharap Alexander tidak bertemu dulu dengan Lili si pemeran utama wanita.
Karena pesona Lili bisa membuat Alexander jatuh cinta pada wanita itu dalam pandangan pertama.
"Bagus, mulai hari ini anda bisa tinggal dan mulai menjalankan tugas anda di mulai dari sekarang!" kata Alexander.
Dia terlihat tidak begitu fokus memandang ke arah Yoana, matanya selalu menghindari tatapan mata Yoana.
Sepertinya kesayanganku begitu risih dengan tatapan mataku, bisik hati Yoana memandang Alexander, yang sesekali membuang muka kesamping menghindari bentrok mata dengan Yoana.
Suara ketukan terdengar di pintu, dan kemudian pintu terbuka.
Dari luar pintu muncul wajah seorang wanita separuh baya dengan pakaian stelan koki, dan dibelakangnya diikuti seorang wanita cantik.
Mata Yoana terbelalak kaget, itu pemeran wanita utama.
Kenapa dia datang ke sini? pikir Yoana merasa khawatir.
"Tuan, saya sudah menemukan asisten saya di dapur..saya menerima Nona Lili menjadi Asisten saya!" sahut wanita paruh baya tersebut.
Wanita itu mempersilahkan pemeran utama wanita untuk maju agar dilihat oleh Alexander, dan sekalian memperkenalkan dirinya.
"Selamat siang Tuan, saya Lili yang akan membantu Bibi koki di dapur!" sahut Lili memperkenalkan dirinya kepada Alexander, lalu membungkukkan sedikit tubuhnya dengan sopan.
Yoana melihat Alexander memandang Lili tidak berkedip, tatapan itu seperti menilai sosok Lili.
Oh, tidak! jangan tatap dia! jangan pandang dia! bisik hati Yoana ditempatnya begitu gelisah melihat adegan itu, perasaannya tidak tenang melihat pertemuan dua pemeran utama dalam cerita novel aslinya.
Yoana menatap Lili tidak senang, perasaannya semakin gelisah memandang Lili yang memang begitu cantik, dan bentuk tubuhnya yang anggun seperti seorang wanita berkelas.
Lili mengangkat sedikit wajahnya untuk memandang ke arah Alexander, yang tengah memandangnya juga.
Senyuman manis Lili tersungging dibibir Lili membalas tatapan Alexander yang tengah menilai dirinya.
Jantung Yoana langsung mau copot melihat Lili tersenyum manis kepada Alexander, wajahnya pucat pasi.
Senyuman itu yang membuat Alexander terpikat kepada Lili, dan sekarang setelah Yoana merasa keadaan berbalik, pemeran utama wanita merusak semua rencana yang sudah ada di kepalanya.
Sekarang Alexander sudah terpikat kepada pemeran utama wanita.
Dia ingat dalam plot ceritanya, wajah Alexander berbinar melihat senyuman manis Lili.
Yoana memandang ke arah Alexander untuk memastikan dugaannya, memandang wajah Alexander apakah sudah terpikat dengan pesona senyuman manis Lili.
Tampak wajah Alexander biasa saja, tapi kemudian terlihat tidak senang.
Yoana mengedipkan matanya tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Alexander sepertinya tidak senang dengan senyuman Lili.
Apa yang terjadi? bukankah dalam plot cerita novel aslinya Alexander terlihat begitu terpesona dengan senyuman Lili?
Tapi, ini tidak sesuai dengan alur cerita novel aslinya.
Yoana membeku di tempatnya merasa seperti bermimpi, dia memandang Alexander tidak berkedip.
Bagus! bisik hati Yoana tersenyum senang didalam hati.
"Bekerjalah menjadi asisten yang handal untuk membantu Bibi Hilda, jangan kecewakan dia!" kata Jacob dingin.
"Baik Tuan!" angguk Lili, dia terlihat begitu kecewa dengan respon Alexander yang dingin.
"Silahkan Nona..!" Bibi Hilda membuka pintu untuk mempersilahkan Lili keluar terlebih dahulu.
Mereka pun keluar dari ruang kerja Alexander, dan menutup pintu dengan pelan.
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!