1000 tahun yang lalu, ada perselisihan antara Alam iblis dan Alam dewa. Perselisihan ini di picu karena Raja iblis yang tamak akan kekuasaan, bahkan ia rela membunuh siapa pun yang menentang dirinya untuk mengambil alih tahta Kerajaan.
Memang sifat utama Iblis adalah haus akan kekuasan, haus akan nafsu, haus akan dendam, haus akan darah, haus akan duniawi. Tidak pernah terlintas di otak mereka untuk tobat, bahkan mereka sama sekali tak gentar saat orang orang yang tercintanya pergi meninggalkan nya.
Semua orang tau bahwa Iblis adalah spesies yang harus di hindari, dia dapat menjanjikan sesuatu yang menggiurkan namun kamu juga harus menanggung konsekuensi yang harus kamu terima. Namun, kebanyakan orang akan tergiur dengan tawaran mereka tanpa memikirkan apa yang akan terjadi kelak. Bodoh namun manusia apa yang tidak mungkin tidak menerima tawaran seperti itu? Bahkan seorang yang tersakiti pun pasti akan membalaskan dendam nya.
Keadaan alam semesta genting, banyak rakyat rakyat yang tidak bersalah mati mengenaskan akibat perbuatan anak buah dari raja iblis. Kejadian ini merasakan Alam dewa, semua dewa dan dewi berkumpul untuk membahas perbuatan Raja iblis.
Padahal waktu itu sudah ada perjanjian yang tidak memperbolehkan semua alam dari ketiga alam membuat kericuhan, mereka semua menyetujuinya dan mengapa Raja iblis ini malah mengingkari nya? Astaga.
"Mengapa Raja iblis mengingkari perjanjian yang dibuat oleh tiga alam? Apa alasannya? Bukanya waktu itu dia juga bersumpah akan hal itu?" pertanyaan beruntun keluar dari salah satu dewa yang sedang duduk dengan menggunakan hanfu kuning emas, sungguh menawan sekali.
Semua yang ada di sana hanya diam, tidak tau apa yang ingin mereka jawab karena mereka semua juga tidak tau. Ini memang aneh, padahal jika Raja iblis bersumpah pasti ada konsekuensinya dan pasti Dewa dan Dewi di sana tau bukan? "Bukan mengingkari, namun dia bukan Raja iblis yang berbuat sumpah kepada tiga alam, melainkan ada seseorang yang merebut paksa tahta Raja itu"
Seorang wanita yang tak lain adalah Dewi Sejati, dia menggunakan hanfu biru dengan dihiasi beberapa lapis berwarna ungu di bagian luarnya. Memakai tusuk konde yang sudah menjadi ciri khasnya, tusuk konde naga berwarna emas dengan dihiasi beberapa manik manik yang membuat rupa Dewi sejati tambah menawan.
Dewa yang tadi bertanya dengan beruntun pun tertegun, mencoba mencerna ucapan Dewi Sejati dengan cermat "Apa maksud mu Yin Jia? Kamu bilang itu bukan Raja iblis dulu berarti Raja iblis ini baru saja mengambil paksa tahta tanpa resmi begitu?" oh tidak, mengapa ada yang seperti itu juga. Aku kira hanya di alam sini saja yang mengalami seperti itu.
Yin Jia mengangguk dengan tegas, menatap Kaisar dan Permaisuri yang duduk dengan tenang namun hatinya gundah "Memang begitu. Di alam sana sudah menjadi kelakuan yang biasa terjadi, apalagi bangsa iblis memiliki hati yang tamak, iri dan dendam, jadi ya kalau kau tidak licik maka kau akan di jadikan tumbal begitu saja" Jangan lupakan fakta bahwa Yin Jia adalah kultivasi hitam.
Permaisuri yang di tatap Yin Jia pun bergerak gelisah, sungguh di bingung menangani semua ini. Apalagi saat ini Permaisuri tersebut sedang hamil "Apa yang harus kita lakukan Yin Jia, sungguh aku takut sesuatu terjadi dan akan mempengaruhi jani ku"
"Yang Yuan masih belum sadar?" Yin Jia mendapatkan gelengan dari Permaisuri, oh tidak kekasihnya ini kenapa masih belum sadar "Aku yang akan menangani kasus ini, aku harap Yang Mulia Permaisuri dan Yang Mulia Kaisar mengijinkan hamba"
Yin Jia berucap dengan nada tegas, tidak ada sorot keraguan dari matanya. Menyatukan kedua tangannya berniat memberi hormat kepada keduanya, ayolah yang penting sekarang Yin Jia bisa menemui kekasih nya yang tergelatak tidak berdaya itu.
"Apa yang terjadi jika Kakak pertama tau akan masalah ini? Mungkin dia akan marah besar dan menghancurkan istana ini" suara lembut terdengar di telinga Yin Jia, dengan sedikit nada tidak mengenakkan karena takut yang dipikirkan akan terjadi.
Yin Jia lantas melihat seorang tersebut dan tertawa kecil, ayolah mana mungkin Yang Yuan akan melakukan itu "Hanya ada satu jalan, kalian harus mengalami reinkarnasi di kehidupan kemudian"
Bagaikan petir yang menyambar dengan cepat, kemudian menghantam siapa saja yang mencoba mendekati petir itu akan terkejut. Mereka semua yang ada di sana melotot ke arah Yin Jia, sungguh? Reinkarnasi melompati tahun ini dan tak tau akan berada di tahun mana? Ayolah yang benar saja, gadis ini memang gila.
"Hei mana mungkin, itu akan membahayakan dirimu sendiri!" Dewa masa lalu dan masa depan itu berseru terkejut, dia sudah menduga ini akan terjadi tapi sama saja dia masih terkejut bukan main.
"Tidak, hanya saja yang lupa ingatan adalah Yang Yuan seorang bukan kalian. Aku hanya mengreinkarnasikan Yang Yuan dan anak yang ada di dalam kandungan Yang Mulia Permaisuri. Untuk urusan keluarga kalian pasti tau kan?" Yin Jia meringis pelan, bayangkan saja dia akan terpisah dengan kekasih yang tercinta nya. Yin Jia mana mungkin akan kuat, tidak akan kuat.
"Aku tidak menerima nya, bagaimana jika keluarga yang di pihak Yang Yuan malah menjodohkan nya dengan orang lain? Pasti nanti ada kutukan yang datang" Kaisar mencoba mengelak saran gadis di depan, sudah dirinya tidak akan mau memisahkan Dewa dan Dewi sejati ini.
"Aku akan mengingatkan itu setiap malam saat mereka tertidur tenang saja, yang terpenting anak yang di kandung Yang Mulia Permaisuri selamat" nada tenang itu membuat mereka yang awalnya panik pun terdiam, benar juga tapi itu terlalu beresiko.
Adik ketiga dari Yang Yuan menyela perkataan Yin Jia, dia tidak terima jika kakaknya akan mengalami patah hati lagi "Dewi, kamu yang benar saja aku tidak mau melihat kakak ku mati mengenaskan hanya karena dirimu lagi"
Oh astaga, lihatlah mereka. Mereka terlihat seperti pemberontakan yang siap menyerang Yin Jia kapan saja, ide gila Yin Jia membuat mereka kelimpungan sekali. Jangan sampai Yang Yuan mengamuk karena masalah ini, mereka tidak mau terlibat lagi.
Yin Jia tersenyum manis, senyum yang membuat siapa saja tenang seketika, senyum yang membuat hati yang tadinya gelisah berangsur-angsur menjadi tenang kembali "Kalian tenang saja, Yang Yuan akan menjadi dewa saat ingatannya kembali. Bahkan jika ada yang dijodohkan aku pastikan itu tidak akan terjadi"
Mereka di sana hanya bisa pasrah, pasrah menerima keadaan dan pasrah menerima keputusan Yin Jia.
Namun saat keheningan melanda, seorang Abdi masuk dan mengabarkan bahwa Dewa sejati Yang Yuan telah siuman "Hormat Hamba Yang Mulia Permaisuri dan Yang Mulia Kaisar, Hormat Hamba kepada Dewa dan Dewi yang ada disini. Pangeran Pertama, Dewa sejati telah siuman"
Dewi sejati yang tak lain Yin Jia adalah orang pertama yang mengunjungi Yang Yuan, perasaan kekhawatiran lenyap setelah mendengar kabar dari mulut Abdi Dewa Sejati.
Yin Jia sungguh rindu dengan Yang Yuan, bagaimana tidak rindu? Yang Yuan sudah tidak sadarkan diri sekitar 200 tahun silang. Memang lama sekali, tidak sadarnya Yang Yuan dipengaruhi oleh serangan besar dari Raja Iblis terdahulu saat perdebatan antar tiga alam.
Yin Jia menuju ke kamar Yang Yuan setengah berlari, ayolah aku ingin melihat wajah tampan kekasih ku ini.
Setibanya di sana, dia melihat Yang Yuan yang terkulai lemas melihat ke arah Yin Jia yang baru saja datang dengan senyuman lemah "Jia... " Yin Jia menyuruh semua Abdi serta penjaga meninggalkan ruangan dan sekitarnya, memang terlihat berlebihan namun ada sesuatu yang harus dibicarakan.
Mereka semua tampak kebingungan, tapi mereka tetap mematuhi perintah yang diberikan oleh Dewi Sejati ini. Yin Jia perlahan mendekat dengan tergesa gesa, saat ini hanya ada satu di pikiran nya, dia akan menghabiskan masa rindu ini sebelum rindu ini tidak dapat di obati. Konyol sekali, tanpa sadar juga air mata Yin Jia mulai turun perlahan.
"Ada apa dengan mu? Mengapa kamu menangis?" Yang Yuan tampak tidak senang melihat wajah Yin Jia yang awalnya berseri seri sekarang malah berubah murung, siapa yang menyakiti orang tersayang nya ini?
Yin Jia duduk di samping Yang Yuan, dia langsung memeluk tubuh lemas sang suaminya ini. Menyandarkan kepala Yang Yuan di dadanya dan mendekap dengan tenang "Tidak, tidak ada. Aku hanya terharu dengan mu" Yin Jia menyangkal, takutnya perkembangan Yang Yuan akan berpengaruh.
Yang Yuan mencoba melepaskan pelukan Yin Jia, namun tidak bisa yang ada malah pelukan itu kuan menguat, alhasil Yang Yuan berdiam diri sambil mengusap lembut punggung istrinya "Katakan saja kepadaku Jia"
Tidak ada sahutan dari Yin Jia sendiri, yang ada hanya terdengar isakan isakan kecil yang keluar dari mulut serta di susul air mata yang bercucuran. Yang Yuan tertegun, mengapa istrinya menangis? Apa yang terjadi saat aku tidak sadarkan diri?
"Bagaimana dengan ketiga alam Jia?"
"Urusi saja kesehatan mu dulu, nanti aku akan bercerita kepadamu"
Lihatlah dia, di saat tubuhnya masih lemas dia malah memikirkan Ke tiga alam yang sedang gundah. Yin Jia juga tidak mungkin menelantarkan kondisi Yang Yuan sedang kritis, yanga ada malah Yang Yuan mengalami drop.
"Tapi, ini sudah menjadi kewajiban para Dewa dan Dewi untuk menangani dan mengetahui masalah di ke tiga alam" suara Yang Yuan melembut, sangat lembut. Yin Jia yang memikirkan yang tidak tidak.
"Sudahlah, lupakan dulu aku akan membantu untuk memulihkan kesehatan mu dulu"
Yin Jia tidak menjawab pernyataan yang di layankan Yang Yuan, dengan perlahan mengendurkan pelukan yang sebelumya erat menjadi lepas dan kian memudar. Yin Jia melihat wajah Yang Yuan yang sangat tampan dengan mata yang berwarna kuning keemasan.
"Ada apa denganmu, mengapa aku merasa seakan kita akan berpisah?" Yang Yuan semakin tidak tenang, perasaan yang sama saat Yin Jia meninggalkan nya, meninggalkan Alam dewa, meninggalkan semua Dewa dengan rasa kesedihan.
Yin Jia tidak bergeming, namun siapa tau bahwa air mata yang tadinya berhenti sekarang malah turun kembali dengan deras, bibir Yin Jia yang tapak juga bergetar kecil. Ayolah Yin Jia kau tidak boleh lemah, kau juga tidak boleh seperti ini.
Yang Yuan kembali gelisah melihat air mata sang istri yang turun dengan deras, mengangkat tangan nya yang lemas untuk mengusap pipi yang dilewati air mata tersebut. Tangan yang mengusap pipi Yin Jia kemudian di genggam erat tanpa ingin melepaskan, Yin Jia tersenyum lemah melihat takdir yang seperti tidak pernah berpihak kepadanya.
"Aku akan menyembuhkan mu" Yin Jia mengusap air mata nya dengan kasar, kemudian beranjak berdiri namun pergerakan itu tertentu saat tangan Yang Yuan menggenggam tangan Yin Jia dari belakang.
"Jangan, aku ingin bersamamu sekarang. Lupakan tentang kesehatan ku... "
Tidak ada yang menyangka bahwa Dewa Sejati yang dingin ini bisa menangis begitu saja, air mata nya menggenang di bawah kelopak mata sang pemilik, dalam beberapa waktu saja air mata itu bisa jatuh bebas dengan tenang.
Yin Jia menggeleng dengan pelan, melepaskan genggaman Yang Yuan dengan lembut dan langsung membaringkan kembali tubuh Yang Yuan di kasurnya. Yin Jia sempat terdiam, mengingat betapa banyak nya kenangan yang di buat oleh nya bersama Yang Yuan.
Dia menggelengkan kepala nya berusaha untuk mengkonsentrasikan pikiran, kemudian mengangkat tangan kanan nya dan mengucapkan sebuah mantra untuk mentransfer energi spritual milik Yin Jia ke Yang Yuan, Yang Yuan yang tidak siap menerima energi ini pun berteriak kesakitan.
"AKHHH.... Hentikan ini, hentikan semua ini"
"Jangan, jangan lakukan ini Jia.... "
Suara ini terdengar sangat menyakitkan, siapa saja yang mendengar kan suara ini pasti akan merintih dan meringgis pelan. Yin Jia tertegun, apakah memang benar ini akhir cinta mereka? Akhir cerita dari mereka?
"Yang Yuan, aku akan membuat mu berinkrenasi dengan adikmu yang sedang di kandung oleh Ibu mu. Keadaan Tiga Alam sedang genting dan aku tidak bisa melihat mu mati mengenaskan di depan mataku"
Tunggu, apa apaan ini? Maksud Yin Jia adalah ingin berkorban kembali? Mengorbankan dirinya hanya untuk Tiga Alam? Tidak tidak jangan katakan yang ada di benaknya itu benar?
"Yin Jia, jangan katakan itu... AKHH!"
"Maaf suamiku, kita akan bertemu kembali di kehidupan kemudian" Yin Jia hanya bisa tersenyum tipis, sangat menyakitkan melihat kita yang akan berpisah dengan tidak indahnya pada seorang yang sangat kita cintai.
Yin Jia masih terus menyalurkan energi murni, dia juga mengambil pil reinkarnasi yang sebelumnya di buat olehnya. Yin Jia memantapkan hatinya untuk menyerah kan pil ini, pil yang dengan perlahan di dorong memasuki mulut Yang Yuan.
Pil yang menjadi saksi bisu akhir dari cerita kisah cinta Yang Yuan dan Yin Jia, tapi bukan akhir dari biasanya Alam Dewa.
"Aku memerintahkan mu untuk masuk dan mengubah takdir di kehidupan kemudian, jangan berinkrenasi saat ini.... Tapi berinkrenasi lah saat Alam Dewa menang melawan Bangsa Iblis yang memberontak"
Yin Jia menjeda melihat wajah Yang Yuan yang menatapnya penuh kasih, ah ini tatapan terakhir yang bisa Yin Jia lihat bukan?
"Jadilah saksi kisah cinta Dewa Dan Dewi Sejati di Alam semesta, jadilah saksi dimana sang Dewi Sejati Yin Jia membantai seluruh bang iblis yang tak lain adalah takdir nya!!" perkataan mantap Yin Jia yang tidak bisa di ganggu gugat oleh siapa pun.
"TIDAK, Yin Jia JANGANN!!!"
Hanya ada serpihan serpihan cahaya di sana, cahaya kuning emas bertebaran dan tertangkap bola mata biru laut Yin Jia yang sedang menangis dalam diam.
Prangg!!
Cangkir yang dipegang oleh Permaisuri jatuh melawan Gravitasi, cangkir itu pecah menjadi berkeping-keping. Perasaan ibu memang tidak bisa di ragukan lagi.
Permaisuri merasakan dadanya yang sesak, perasaan kehilangan kembali menghantui nya. Perasaan yang tidak bisa merelakan seseorang yang penting baginya, aneh apa yang terjadi dengan anak anak ku?
"Apa yang sebenarnya terjadi, mengapa dadaku sesak sekali.. " suara lirih sang Permaisuri membuat satu keluarga yang ada di sana tertegun, ada apa dengan ibunya ini? Atau jangan jangan ada yang aneh dengan tubuhnya?
"Ibunda, ibunda kenapa?" seorang laki laki maju untuk melihat kondisi ibunya yang sedang syok ini, Yan Jie perlahan memegangi tangan Ibunya berniat menenangkan nya.
"Permaisuri, apa yang terjadi?" Kaisar juga melakukan yang hal sama dengan anak nya, yang berbeda hanya dia yang langsung mendekat dan memberi pelukan hangat kepada istrinya.
"Ibunda.... "
"Ibunda apa yang membuat ibunda sesak?"
Sudah beberapa pertanyaan dilayangkan, namun tidak ada salah satu yang dijawab oleh Permaisuri. Permaisuri tetap diam tidak bergeming, pikiran nya berkecambuk dengan keadaan Yang Yuan.
Benar Yang Yuan, anak pertama, anak yang memiliki tempramen dingin namun berhati hangat, anak yang sangat menyanyi semua keluarga nya termasuk sang istri Yin Jia, anak yang mengorbankan segala nya untuk Alam Dewa dan ketiga Alam lainya.
Yang Yuan. Yang Yuan memiliki rupa yang sangat tampan, dengan rambut panjang nya yang hitam berkilat, yang selalu terurai indah. Dengan hanfu biru yang menenangkan dan tambahan emas disekitar nya.
"Dimana Yang Yuan?" Permaisuri tersadar dari lamunan nya, menanyakan kabar anak nya yang beberapa waktu ia lalu ia kunjungi.
"Ibunda, kakak sedang istirahat bersama kak Yin Jia" Yang Rongfu menjawab pertanyaan gelisah sangat ibunda, perasaan nya juga tidak enak. Jangan jangan ada sesuatu yang terjadi pada kakak pertama?
Tidak tidak, mana mungkin. Yang Rongfu menggeleng pelan mencoba membuyarkan segala pikiran buruk yang ada di otaknya, jangan berpikir seperti itu, tidak baik untuk keadaan ini.
"Tidak... Ibunda merasa Kakakmu sudah melangkah jauh meninggalkan kita"
Semua yang di sana tertegun, apa apaan ini. Jangan bilang Yang Yuan meninggalkan mereka sekali lagi? Tidak, jangan katakan itu semua benar. Itu hanya perasaan khawatir kan?
Permaisuri merintih sesak, air matanya juga secara bertahap turun dengan deras. Perasaan sialan yang datang tidak tau waktu, perasaan yang selalu menghantui pikiran nya pada saat waktu waktu yang berbahagia seperti ini.
Namun saat mereka hendak berbicara, seorang wanita datang melesat ke hadapan Permaisuri. Dia membungkuk dengan punggung bergetar, mengapa Kakak Yin Jia juga menangis? Astaga jangan jangan memang benar ada sesuatu yang buruk menimpa Kakak pertama?
"Dimana Yang Yuan? Katakan padaku dimana anak ku?!!" Permaisuri berseru dengan lantang, jangan katakan bahwa permikiran nya itu semua benar?
Permaisuri melihat gadis didepannya hanya bisa terdiam tidak menjawab pertanyaannya, dia dengan perlahan melangkah maju berhadapan dengan Yin Jia. Tidak memperdulikan banyak sepasang mata yang melihat nya, tidak memperdulikan suaminya yang berusaha mengenai dirinya. Dia hanya ingin tau bagaimana keadaan anaknya itu.
Sakit.
Rasa sakit yang dirasakan Yin Jia semakin terasa, dia mengingat beberapa waktu lalu saat bersama Yang Yuan. Waktu yang singkat namun terasa sangat membekas, Yin Jia terdiam sebelum tamparan keras mendarat di pipi nya yang mulus.
Plaakk
"Jawab aku sialan!!!, jangan bilang kamu memberikan pil reinkarnasi sekarang?" Permaisuri kini berhadapan langsung dengan sosok Yin Jia yang masih bersimpuh dengan tanah sambil menangis terisak.
"Kau apakan anaku? KAU KEMANA KAN ANAKU?!!!"
Sama saja.
Yin Jia tetap berdiam menerima semua bentakan yang Permaisuri berikan kepadanya, dia tau betapa sakit nya di tinggalkan oleh orang yang berarti di hidupnya.
"Ibunda, ibunda tenanglah terlebih dahulu" Yang jie berusaha menenangkan ibunda nya yang kelimpung kemarahan, seakan akan meledak kapan saja dan menghancurkan siapa saja yang ada di hadapan nya.
"Maaf... Maafkan aku"
Kata ini? Bukan berarti pikiran yang berkecambuk tadi semuanya benar?
Sialan.
"Apa yang kakak katakan? Kakak bilang kalau ini hanya kebohongan semata" Yan Jie berusaha meyakinkan dirinya sendiri agar tidak percaya pada perkataan yang harus aja di dengarnya.
Bohong. Semua yang dikatakan kakak Yin Jia hanyalah omong kosong kan?
Namun nyatanya semua yang di katakan hari ini benar, kakak nya. Yang Yuan meninggalkan mereka semua, meninggal kenangannya masih membekas, meninggalkan pertanyaan yang masih belum dapat diketahui.
Permaisuri terdiam, dia tidak dapat mempercayai perkataan menantunya ini. Permaisuri terkejut lantas kehilangan keseimbangan tubuhnya, dia merosot ke bawah sebelum Kaisar menumpang tubuh Permaisuri.
"Maaf, aku tau ini terlalu cepat untuk kalian menerima nya. Namun, aku tidak bisa menjamin kalau kita akan hidup tenang beberapa menit kedepan.... " Yin Jia masih terisak, dalam hatinya sudah mengutuk Bangsa Iblis yang memberontak ini. Lihat saja aku akan membinasa kan kalian, dan aku akan kirim kalian di Alam antar hidup dan mati.
"Tidak mungkin, dia baru saja memegang tangan ku... "
"Katakan kepada ku kalau semua yang kamu ucapkan itu kebohongan? Katakan hiks"
Permaisuri masih tidak menyangka dengan semuanya, putra yang selalu ia jaga, putra yang sangat di sayanginya meninggalkan nya dengan keadaan yang tidak baik ini. Tidak ada kata perpisahan yang indah, tidak ada kata yang bisa mereka dengar di saat saat terakhir Yang Yuan.
"kenapa... kenapa ini harus terjadi... KENAPA?
Hening, tidak ada bisa menjawab perkataan Permaisuri yang di liputi kesedihan, hanya terdengar isak tangis Permaisuri yang sangat menyat hati. Yin Jia diam, dia tidak bisa mengatakan apa apa lagi, dia hanya bisa diam merenenung memikirkan kejadiannya tadi di luar perkiraan nya.
Mereka mendengar suara langkah kaki yang tergesa gesa, seorang prajurit penjaga Alam Dewa datang untuk menemui mereka dengan raut yang tidak bersahabat. Rautnya dikelilingi ketakutan "Hormat Hamba kepada Yang Mulia Permaisuri dan Yang Mulia Kaisar serta, Hormat Hamba kepada Dewi dan pangeran. Hamba melihat pasukan Bangsa Iblis serta rajanya sudah tiba di perbatasan sana mereka sedang menunggu pasukan kita untuk bertarung"
"Siapkan semua pasukan yang siap untuk berperang dengan Raja Iblis " suara Kaisar yang menyuruh prajurit ini terdengar putus asa, Yin Jia menoleh sesaat sebelum terkekeh sinis.
"Tidak usah, biar aku yang melawan Raja Iblis Qin Houling. Satu lawan satu, bukan sebagai Dewi Sejati yang di agung agungkan... Malainkan sebagai Yue Yin ratu terdahulu bangsa Iblis"
Terkejut saat mendengar pernyataan yang di layangkan Yin Jia, mereka mencoba untuk berbicara menghindari kesalahan yang mungkin akan membuat Yin Jia juga ikut terbinasa, namun tangan Yin Jia sudah mengangkat agar tidak banyak yang bicara.
Yin Jia mengumpulkan energi yang tersisa, membuat gumpalan kristal yang indah "Katakan kepada Raja Iblis yang tidak resmi Qin Houling, bahwa aku Yin Yue yang akan menghadapi mereka sendiri. Satu lawan satu" benda itu melesat saat gumpalan kristal mulai sempurna.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!