2014
Tiga hari sudah berlalu,dua orang ustadz masih membicarakan orang yang sama yang menarik perhatian siapapun yang mendengarnya.
"Dia memang sangat cantik,tadz.Kulitnya putih bersih seperti kapas,aku pernah melihat wajahnya sekilas"tutur ustadz Yusuf pada kawannya.
"Bukankah dia menutupi wajahnya dengan cadar?"tanya ustadz Zul dengan kening berkerut karena sangat penasaran.
"Iya benar,saat itu dia lupa menutupi wajahnya,ketika mengambil bukunya yang tertinggal di kelas"jawab ustadz Yusuf sambil mengingat ingat bayangan wajah murid barunya di kelas satu.
***
Beberapa hari di bulan maret,hampir seluruh santriwati dan para ustadz pondok Al hidayah dihebohkan dengan kedatangan seorang bidadari dari kayangan.
Mulai dari hari pendaftaran nya menjadi santri baru,hingga kini sangat menggemparkan seisi pondok.Bagi para ustadz mungkin ini adalah kesempatan mereka berlomba-lomba untuk mengambil hati bidadari yang satu ini untuk dijadikan permaisurinya.Dan bagi kaum hawa di sana, menjadi saingan mereka untuk mengambil perhatian ustadz idaman mereka.
Safinah,gadis remaja yang baru berumur 15 tahun memutuskan untuk meneruskan pendidikan nya ke pondok Al hidayah.Dia tak sedikitpun merasa bahwa dirinya menjadi pusat perhatian dan perbincangan saat ini.
Gadis polos,kulit putih,cantik,pemalu,kalem,dan pintar,seolah memiliki paket lengkap dalam hidupnya jika orang lain menilainya.Namun,bukan namanya hidup bila tidak ada ujian di dalamnya.Karena hidup adalah tempatnya lelah.
"Kii,aku malu diperhatiin banyak orang..hiks,"keluh Safinah pada kia sahabat sekamar nya.
"Udah tenang finnn,mereka itu terpana melihat kecantikan kamu.Terus kamu itu juga pintar,baik,paket lengkap dah".ucap kia menghibur sahabat terbaiknya.
"Iya finn,udah nggak apa-apa,,kamu cuek aja,jangan ladenin ledekan mereka.Lagian nih ya,kenapa coba orang udah ngaji kelas gede kok kata katanya pedes lebih dari cabe setan"jawab Nita dengan kesal.Sembari mengelus lengan Safinah.
"Heum,iya kenapa mereka tega ya katain Fina yang nggak-nggak,heran deh".Kia yang hatinya lebih lembut dari nita benar-benar tak habis pikir dengan hinaan dari teman-teman nya yang lain untuk Fina.Fina yang tak pernah mengecoh hidup mereka,justru dijuluki oleh mereka gadis caper,sok alim,dan sebagainya.Dan mereka siap menjadi penghibur dan membela Safinah di setiap saatnya.
***
Di sebuah bangku besar,lagi-lagi ustadz Yusuf menceritakan tentang Safinah pada kawan-kawan nya.Dia memang sangat tertarik dengan muridnya yang satu ini.Ustadz Zul yang tidak sanggup menahan rasa penasaran juga ikut nimbrung bersama mereka.
"Tadz,bagaimana kalau kita tukar kelas pagi besok"tawar ustadz Zul pada kawannya dengan cengengesan.
"Eh ehheheh,ini ada apa eummm?"curiga ustadz yusuf dengan sedikit jengkel.
"Eum,iya nggak ada apa-apa,cuma penasaran aja lah tadz"jawab ustadz Zul sambil tertawa.
"Lagian kamu ceritain terus tentang Safinah safinahmu itu,salah sendiri bikin penasaran orang"tambah ustadz Zul memancing.
"Alesann,,iya iyaa boleh,sehari aja yaa..jangan cari kesempatan nih."ustadz Zul bersorak ria dalam hatinya,niat untuk bertemu sang primadona akhirnya terwujud.
"Ehemmm,,deal yaa,sehari aja kok."ustadz Zul berdehem dan tersenyum jahil, menampilkan gigi taringnya yang runcing menggoda ustadz Yusuf.Ustadz Yusuf mendelik malas meladeni kawannya yang satu ini,karena selalu berhasil memenangkan dia selangkah dalam hal apapun.
Ustadz Zul,berkulit sawo matang,manis,dengan gigi taring yang runcing,saat tersenyum membuat hati para gadis bertalu-talu.Eits,hanya saat tersenyum.Tapi,jika sedang serius dan jengkel,wajah manisnya berubah menjadi aura beruang kutub,mengerikan.
Ustadz Yusuf,kulit putih,ganteng,tidak kalah dengan aura kawannya,banyak wanita yang mengirim surat untuknya,tapi belum saatnya untuk dibalas.Sifat lembutnya yang tak berubah-ubah,sangat jauh berbeda dengan kawan yang satunya lagi.Begitulah,bersama namun tak harus sama.
Di sebuah kamar kecil,beralaskan kasur pipih khas kang santri.Ustadz Zul sibuk bermonolog dalam hatinya,sembari menepuk-nepuk dadanya.Entah mengapa setiap ustadz Yusuf menyebutkan nama Safinah,dadanya seperti gemuruh yang hendak meledak,sangat aneh fikirnya.
"Sepertinya magh ku kambuh lagi nih,"lirihnya.
"Tapi,kok perut aku baik-baik aja?,tidak seperti biasanya,"bisiknya dalam hati.
"Oh tidak tidak,,safinahhh,kamu seperti apa sebenarnya?kenapa belum bertemu saja sudah membuat aku panas dingin begini."
"Huft,astaghfirullah ya Allahhh.Ampuni hatiku yang kotor inii..!"akhirnya ustadz Zul bangkit dari tidurnya dan hendak melaksanakan shalat sunat dua rakaat,untuk menenangkan hatinya yang gundah.
Seorang ustadz adalah sosok imam yang di idamkan oleh setiap wanita.Kenapa tidak,mereka paham akan agama.Jika tidak ada ustadz,kiyai,kemana kita harus bertanya tentang hari akhir yang pasti akan kita arungi bersama-sama.Namun,menjadi seorang imam itu tidak mesti harus menjadi seorang ustadz,cukup saja menerima lelaki yang faham agama,dengan status yang berbeda-beda.Dan,jangan lupa satu hal.Sudah lumrahnya menjadi seorang ustadz itu harus bangkit dari nol.Karena mereka tidak mencari harta,tetapi bila mereka bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu,harta itu akan dikirim oleh Allah SWT melalui banyak hal.
***
Di kamar Safinah,dia sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Aku bersyukur memiliki fisik yang indah yang engkau ciptakan ya Allah,tetapi bagaimana kehidupanku sekarang,?mereka membicarakan ku.Padahal,ada yang lebih indah ciptaan mu di sini ya Allah,kenapa harus aku?Aku tidak merasa diriku terlalu cantik."Safinah bermonolog dalam hatinya sembari menutupi wajah nya dengan selimut kesayangannya.
Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari,pertanda seluruh santri di pondok Al hidayah diwajibkan untuk tidur.Pondok pesantren yang di pimpin oleh kiyai Rahman,sangat disiplin dalam menerapkan peraturan untuk menertibkan semua santri.
Jika Nita dan Kia sudah terlelap dengan nyenyak dari tadi,tapi tidak dengan Safinah.Niatnya untuk fokus menimba ilmu di pondok,justru fakta yang harus dihadapi tidak sesuai dengan rencana.Banyak masalah yang harus dihadapinya.Dia ingin menjadi orang yang cerdas yang bisa dalam segi pelajaran apapun,yang membuat para cecunguk semakin iri padanya.Haruskah dia menerima cercaan setiap harinya,dan menanggung perang batin dalam hatinya,karena sakit dengan kata-kata pedas mereka semua.
"Ini baru permulaan,aku akan menulikan pendengaran ku untuk hal-hal yang membuatku patah semangat.Bila akupun sibuk memikirkan hinaan mereka,sama saja aku menjadi bagian dari mereka yang tak bisa berkembang"ucap lirih safinah,namun masih dapat didengar oleh Nita yang tidur di sampingnya.
"Finn.."panggil Nita dengan suara seperti orang mengingat.
"Astaghfirullah,"kaget Safinah.
"Maaf ta,,aa"belum sempat Safinah menjelaskan,Nita langsung memotong.
"Heum,tidurrrr Fin!"perintah Nita dalam tidurnya.Dan langsung terlelap kembali.
Safinah tersenyum melihat tingkah Nita,yang selalu membuatnya terhibur.
"siapp"jawab Safinah berbisik.Merekapun terlelap bersama.Menjelajahi alam mimpi menikmati indahnya bunga tidur.
2022
Delapan tahun berlalunya kisah berawalnya nama Safinah terngiang-ngiang dalam ingatan seorang ustadz.Yang hanya mendengar nama saja mampu membuat dirinya demam seharian.Dan berlalunya kisah di awal perjalanan seorang Safinah menjadi Santri di pondok Al hidayah,masih teringat jelas dalam ingatannya.Tak pernah terbayangkan oleh Safinah,menjadi seorang ustadzah yang mengabdi sudah empat tahun lamanya di pondok Al hidayah.
Niatnya untuk menikah di umur dua puluh tahun,pupus sudah terlintas waktu.Segala keinginan yang pernah terbesit dalam hatinya dulu,kini sudah dia peroleh.Mulai dari keinginan nya menjadi seorang ustadzah sebentar,menjadi orang yang tidak diremehkan lagi seperti dulu dan yang pastinya sangat mengerti dengan arti sebuah kehidupan sekarang ini.Namun ada satu hal yang merusak prinsip kehidupannya yang telah dia bangun sejak remaja,yaitu cinta.
Cinta memang menjadi problema besar bagi mereka yang belum menemukan sepasang bahu untuk sandaran nya.Dan cinta menghancurkan banyak prinsip kehidupan bagi orang yang tidak benar-benar faham dalam mengartikannya.
Seperti saat ini,ada sepasang jiwa yang hancur disebabkan oleh cinta.Entah siapa yang egois hingga rasa itu mematikan seluruh otot yang bekerja,sesadis itulah cinta menurut Safinah.
***
Di tahun ini,seolah dunia mencekik dan menertawakan ku karena cinta.Semuanya tak lagi berarti buatku,aku tak lagi mengenali diriku sendiri.Aku mati rasa.Tapi jauh dalam lubuk hatiku yang terdalam,aku masih mengharapkan cintanya untukku.Aku sangat sakit menanggung pesakitan cinta yang telah ku lalui selama lima tahun bersama ustadz ku.
"huftt.."aku membuang nafas untuk menentramkan jiwa ku yang berkecamuk.Keningku terasa berdenyut nyeri,akibat fikirannku yang terganggu.Sekarang,aku sendiri berada di kamar yang sama dengan delapan tahun lalu.Bentuknya yang masih sama,namun dengan suasana yang berbeda.Benar kata pepatah,yang manis itu hanyalah kenangan.Kenangan delapan tahun lalu yang penuh drama,namun menyenangkan.Sangat jauh berbeda dengan realita kehidupan yang sedang kujalani sekarang.Dulu,kami masih berumur lima belasan tahun.Tapi sekarang kami beranjak dewasa,menuju 25 tahun.Hampir genap sudah jari-jari tangan ku lamanya aku di pondok Al hidayah.Bila dulu kami bercanda riang terlepas dengan sebuah ikatan cinta.Namun tidak dengan sekarang.Sekarang,anitaku sudah menjadi milik orang,dan sudah di ikat dengan cinta suaminya.Hanya tinggal aku bersama kia yang entah mengapa nasib kami hampir sama dalam percintaan.
***
Aku berjalan menuju lemari kecilku dipojokan kamar ku dengan kia.Kubuka lemari yang sudah setia menemaniku selama sembilan tahun lamanya di pondok Al hidayah.Bentuknya masih sama,tapi kondisinya sudah tua dan berlapuk.Sama persis seperti hidupku dengan Kia,masih pada tempat yang sama,bersama,namun tak lagi sama.
"Ciiiiitttt"suara pintu lemari layaknya lemari tua.Kucari sebuah buku tebal berwarna hijau kesayangan ku di jejeran kitab yang aku letakkan di barisan pertama.
"inii diaaa,"ucapku dengan mata berbinar.
Buku ini adalah buku yang berisi sebagian besar kisah kasihku bersama sang ustadz yang berhasil merubah hidupku seratus delapan puluh derajat.
"Ustadz,rindukah kamu padaku yang rapuh ini,"lirihku sendiri saat memegang buku tebal berwarna hijau itu.Tanpa terasa pipiku sudah dibanjiri air mata tiada hentinya.Namun, dengan cepat aku menghapusnya,agar kia tidak keburu masuk dan melihatku menangis.
"heummm,ternyata begitu menyakitkan cinta kepada manusia."ucapku pada diriku sendiri.
Ku coba membuka lembaran pertama pada buku yang sudah ku pegang.Kulihat tulisan yang mulai pudar,mataku menyendu mengingat kejadian masa dulu.
Dan,disinilah berawalnya kisah cintaku bersama sahabatku,tiga serangkai.
Tahun dua ribu empat belas,pertama kali aku menginjakkan kaki di pondok Al hidayah,tekadku sangat kuat untuk bersungguh-sungguh mendalami ilmu agama.Dan aku ingin menjadi pengajar bila tiba waktunya nanti.Perkenalan dengan kiyai Rahman,dan Ning Khadijah istrinya yang sangat ramah,membuat hatiku terasa damai dan yakin memilih pondok Al hidayah untuk ku tempati.Dilanjutkan dengan perkenalan teman sekamar ku,dan kebetulan juga sekelas denganku.Bahagia,itulah ungkapan yang kurasa saat itu.Aku benar-benar bahagia,di sana.Suasana damai,dan tentram mendamaikan perasaan manusia yang disibukkan dengan urusan duniawi.
Pagi pertama kami bertiga,aku,nita,dan kia,masuk ke kelas satu disana.Dan beberapa menit kemudian datanglah seorang ustadz tampan,berperawakan tinggi tegap,kulit putih,dan juga ramah.Aku terkesima melihatnya.Kuperhatikan yang lainnya,dan ternyata mereka juga sama sepertiku,terpesona,bahkan ada yang menatap penuh puja kepada sang ustadz.Aku tersenyum dibalik cadar yang ku kenakan.Niatku dari rumah ingin mantap bercadar,hingga seterusnya kala itu.Aku memilih duduk paling depan,agar dekat dengan sang ustadz dan mudah bertanya jika ada yang kurang aku mengerti.Namun kawan sekelas ku malah mengatakan jika aku mencari perhatian ustadz Yusuf.Nama ustadz pengajarku ustadz Yusuf,tak heran jika dia tampan karena namanya yusuf,seperti kisah nabi Yusuf dahulu.
Berhari-hari,aku jalani kehidupan baruku di pondok Al hidayah dengan cercaan dari teman yang jengkel denganku.Aku tak ambil pusing,karena aku masih punya sahabat setiaku Nita dan Kia.Aku sadar,bahwa ustadz Yusuf sering memperhatikan ku,namun ku anggap itu hanya batas interaksi seorang guru dengan murid ketika bertanya jawab.
"finn,kamu sadar nggak,kalau ustadz Yusuf sering merhatiin kamu,bukan kayak kita-kita nihh".tanya Nita padaku ketika sedang tiduran di kamar.
"yaa kan aku sering tanya tanya taa,harus diperhatiin dong,karena aku tuh kalo belum mentok jawabannya,aku tanya terus sampai puas,gituu"jawab Safina menghilangkan sinyal negatif yang mulai muncul dari pertanyaan Nita.
"iya finaa,tapi selain itu kamu itu kan cantik,,jadi,,,tidak tertutup kemungkinan ustadz Yusuf melihat kamu karena tertarik sama kamu."tambah kia menekan.
"Bener kia,insting kita sama,,"jawab Nita lagi.
*Enak yaa jadi orang cantik kayak kamu finn,pinter lagi,jadi rebutan para ustadz,bukan seperti aku,udah itemm,dekil lagi"ucap kia sembari menertawakan dirinya.
"Perasaan aku nggak cantik-cantik amat deh,,cantikan orang lain kok",jawabanku mengelak.Sebenarnya aku paling tidak suka ada orang yang terlalu memujiku berlebihan.
"Emang kamu cantik kok,nggak usah mengelak",ucap nita.
"Udah ahh,males deh bahas itu terus",akhirnya aku beranjak meninggalkan mereka yang berbaring,dan aku memilih berjalan-jalan disekitar pekarangan taman di depan kamarku.
"Assalamualaikum Fina,"sepertinya aku kenal dengan suara ini.Akupun pun menjawab salam sembari membalikkan badanku ke belakang.
"Waalaikum salam,"jawabku ramah.
"Lagi apa Fin?",tanya Syifa kepala suku di kelasku,yang selalu iri dengan gerak gerik tubuhku.
"Nggak,cuma lewat sebentar doang.Kamu sendiri mau kemana Syifa?,aku balik bertanya.
"Aku cuma mastiin aja,benar nggak yang berdiri disini kamu.Soalnya tadi ustadz Yusuf lewat sekitar sini,apa jangan-jangannn,kamu sengaja mau tebar pesona sama ustadz Yusuf yaa..!"Astaghfirullah,,jeritku dalam hati.Menghindar dari nita dan kia,malah bertemu dengan Syifa yang suka menuduh orang seenaknya.
"Syifa,kamu jangan nuduh aku yaa,kalau ustadzah Rini dengar apa yang kamu katakan tadi,aku bisa dikenakan sanksi nanti."Aku tak habis fikir sama Syifa, kenapa dengan mudahnya membuat satu kesimpulan tanpa menerima pernyataan dari orang.
"Emang iya kan,,kamu lebih baik nggak usah terlalu caper deh sama ustadz Yusuf,dia itu nggak suka sama kamu,"ucap Syifa pelan namun menyakitkan,siapa juga yang suka sama ustadz Yusuf.
"Huftt,,"Aku lega Syifa tidak berlama-lama di sini,karena aku tidak bisa melawan cara bicaranya yang halus serta menyakitkan.
Aku lebih memilih diam,daripada ku ikuti kata hatiku untuk membalas,karena dendam adalah salah satu sifat tercela.Bukankah Allah SWT maha mengetahui,ku serahkan segalanya pada rabbku,biar hati ini menjadi tenang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!