NovelToon NovelToon

Stealth King Sword (Pedang Raja Siluman)

Kebangkitan Yang Lebih Baik

Nuril Hazan, pemuda disabilitas miskin yang hidup sebatang kara di sebuah gubuk di pemukiman lembah gunung.

Pemuda yang hanya memiliki satu kaki kanan itu baru berusia 20thn, tapi dia sudah harus berurusan dengan seorang lintah darat yang terus terusan menyengsarakan hidupnya.

Dia harus bekerja serabutan hanya untuk melunasi hutang yang di tinggalkan mendiang orang tua angkatnya.

Hutang yang seharusnya semakin lama semakin menyusut , ini malah semangkin membengkak dan membesar berkali kali lipat dari hutang awalnya.

Itu membuat Nuril merasa sangat sesak nafas, dan merasa lelah tak berkesudahan karena hutangnya tidak kunjung tuntas meski dia sudah bekerja mati matian untuk membayarnya.

'Braaak!!!' seorang pria berwajah sangar tiba tiba menendang daun pintu di gubuk yang di tinggali oleh Nuril. Dia juga langsung masuk tanpa permisi.

"Enak sekali hidupmu anak muda, hutang mu itu sangat banyak, tapi kerjaanmu hanya molor sepanjang hari, ini sudah jatuh tempo, jadi cepat bayar tunggakan mu" ucap sinis si pria yang jadi kaki tangan tuan tanah.

Nuril yang tengah terbaring sakit di tempat tidur reyotnya langsung memaksakan dirinya untuk bangkit.

"Maaf bang, kesehatan ku sedikit buruk akhir akhir ini, aku tidak kuat untuk bekerja di ladang, aku benar benar tidak punya uang untuk menyicil hutangnya sekarang , uhuukk uhuk" ucap Nuril dengan lemas

"Alah, alasan saja, pake pura pura sakit segala, Kalau kau terus terusan mencari alasan dan tidak mau menyicil hutangmu sekarang, jangan salahkan aku jika aku bertindak kasar padamu", ucap si pria sangar itu

"Aku mohon bang, berikan aku waktu, setidaknya sampai aku bisa bekerja lagi di ladang" ucap Nuril

"Aku tidak mau tau, pokonya cepat kau cari uangnya sekarang juga, dasar pemalas" ucap pria sangar itu sambil menarik baju Nuril dari tempat tidurnya hingga Nuril jatuh tersungkur ke lantai.

'Guprak' "Arggh. Ampun bang, aku benar benar sakit bang, aku tidak kuat untuk bekerja" ucap Nuril sambil meraih kaki si pria sangar itu, berharap ada belas kasihan darinya.

"Alah, alasan" ucap pria itu langsung menendang Nuril hingga dia jatuh terjungkal lagi.

Dan nasib nahas pun menimpa Nuril, dia terpental dan kepalanya harus membentur sudut Tiang penyangga gubuknya dengan keras.

'Trak' "Arggggghhh, a, a" seketika itu darah segar langsung mengucur deras dari kepala belakng Nuril. Dia langsung kehilangan kesadaranya saat itu juga.

"Waduh, anak ini malah berdarah Bos!, Bagaimana in?" tanya si pria sangar itu pada bosnya yang menunggu di luar.

"Apa?, Kau benar benar membuatku rugi Basim, kenapa kau malah melukainya?" tanya sang tuan tanah, dia sedikit panik melihat Nuril yang tergeletak lemas dengan bersimbah darah di dalam rumahnya.

"Ma maaf bos, aku tidak sengaja" ucap Basim

"Kalau di biarkan urusannya pasti bisa repot,, bisa bisa aku di salahkan kalau dia sampai mati" ucap si bos gendut.

"Bos, bagaimana kalau kita buang saja anak ini ke jurang?" ucap si Basim.

"Itu Ide bagus, aku tidak ingin mengeluarakan uangku hanya untuk mengobati anak sampah ini, cepat bawa dia, pastikan tidak ada orang yang melihatnya" ucap Si bos gendut yang melihat Nuril tidak mungkin bisa bertahan hidup lagi, mengingat dia sangat miskin, dan dia juga tidak ingin rugi jika harus mengobatinya.

*

Mereka pun membawa tubuh Nuril ke tepian jurang yang nampak cukup dalam dan terjal .

"Ini lebih baik untukmu anak muda, daripada hidupmu terus menyusahkan orang lain, lebih baik kau mati saja. Basim, cepat lemparkan dia sekarang juga!!" ucap si bos gendut pada pria sangar itu .

"Baik bos" Basim pun langsung melempar tubuh kurus Nuril itu ke bibir jurang yang ada di depan nya.

Tubuh Nuril pun seketika melayang bebas di udara, hingga dia berakhir di dasar jurang yang terjal.

Dan 'Bruuuukkk' hempasan yang sangat keras dari atas jurang itu cukup untuk membuat tulang tulang Nuril retak dan patah patah, saat dia mendarat di bebatuan terjal.

Setelah melempar Nuril, si bos gendut dan si Basim juga segera pergi dari tepian jurang itu dengan terburu buru.

Untuk sesaat, Sisa kesadaran Nuril datang padanya hingga dia mampu membuka matanya, dia merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya, tulang tulang di badannya terasa sudah hancur berkeping keping.

'Ini kah akhir hidupku?, kenapa kematianku harus seperti ini, tidak pantas kah aku mati dengan layak?, setelah hidupku yang begitu menyedihkan'

Pandangan lemah Nuril menatap lurus pada sebuah Arca kuno yang terdapat di selah batuan yang berada di depannya.

Refleks tangan Nuril yang sudah berlumuran darah itu tiba tiba bergerak untuk menyentuh Arca kuno yang ukuranya tidak lebih besar dari telapak tangan nya,

Nuril tidak tau kenapa tangan nya masih bisa bergerak, padahal dia merasa kalau seluruh badanya sudah mati rasa.

Dan tetesan Darah dari tangan Nuril langsung membasahi patung batu yang ukiran nya mirip dengan hewan primata.

Hingga tiba tiba terlihat biasan cahaya yang samar dari Arca itu seolah darah Nuril sudah membuka suatu segel tertentu dari batu itu.

Tapi Nuril tidak bisa menyaksikan nya lebih jauh, karena kesadarannya juga perlahan menghilang kembali.

*

Tiba tiba Nuril terbangun di tempat yang gelap gulita, matanya tidak bisa menangkap objek apapun di tempat yang tidak di ketahui nya itu.

"Apa aku sudah berada di alam baka sekarang?, akhir yang sangat menyedihkan" ucap Nuril yang mengira dia sudah benar benar mati.

Tiba tiba saja, dari arah depan nuril terbuka sepasang bola mata yang ukuranya sangat besar, lebih besar dari pada ukuran tubuh nuril, mata yang langsung memancarkan cahaya merah itu cukup membuat jantung nuril hampir copot dari tempatnya saat dia melihatnya.

"Si, siapa kau?" tanya nuril dengan terbata

"Kau sudah menganggu tidur panjangku"

Suara menggelegar dari mahluk itu langsung menggetarkan gendang telinga nuril hingga nyaris hancur, mulutnya yang bertaring itu berada tepat di bawah sepasang mata yang menyala merah di kegelapan itu.

"Aku benar benar minta maaf jika aku sudah mengganggu tidurmu, kau boleh tidur lagi, aku, aku tidak akan mengganggumu lagi" ucap Nuril merasa sangat ketakutan menyaksikan hal di luar nalar yang tidak pernah di lihatnya, di semasa hidupnya.

"Aku sudah terbangun, artinya kau harus membantuku untuk bangkit" ucap Bayangan yang hanya nampak mata dan giginya yang bertaring.

"Apa aku bisa membantumu?" tanya Nuril, dia berpikir kalau ukuran mata saja bisa lebih besar dari pada tubuhnya sendiri, akan sebesar apa wujud keseluruhan dari mahluk di depan nya itu.

'Bagaimana mungkin aku bisa membantu mahluk sebesar itu untuk bangkit?' batin nuril

"Rrrrrrrggghhhh" mahluk itu tiba tiba bergemuruh lagi, dan seketika mata merahnya yang menyala dan gigi tajam nya itu langsung menyusut dan menjadi satu titik cahaya kecil.

Cahaya itu langsung bergerak perlahan ke arah nuril, dan segera memaksa masuk ke mulut Nuril

"Aaaaaarrrgghhhhh" mulut Nuril langsung merasakan rasa panas yang luar biasa, apalagi saat cahaya itu memaksa masuk ke rongga rongga tenggorokan Nuril.

Teriakan Nuril semakin menggila hingga suaranya membelah kegelapan yang menyelimutinya sekarang.

*

Beberapa saat kemudian, Nuril yang tiba tiba terperanjat bangun lagi, mendapati dirinya masih berada di dasar jurang berbatu itu, tapi semua rasa sakitnya kini sudah tidak dia rasakan lagi.

Dia memperhatikan sekelilingnya dengan Hela nafas yang tidak beraturan, seolah dia baru saja terbangun dari mimpi yang sangat sangat buruk.

"Apa itu tadi?, apa itu hanya mimpi buruk, benar benar mengerikan!!" ucap Nuril yang langsung berdiri untuk pergi dari dasar jurang itu.

Tapi dia langsung tersadar sesuatu, dan melihat ke arah kakinya, "Apa?, aku tidak salah lihat kan?, aku punya kaki kiri?" dia sangat senang saat melihat ada sepasang kaki yang utuh di badanya.

Padahal sebelumnya dia hanya mempunyai satu kaki dan harus berjalan dengan bantuan kruk tongkat.

Dia kemudian meraba raba tubuhnya sendiri, meski dia sudah jatuh dari ketinggian dan mendarat di bebatuan, dia sama sekali tidak melihat luka di tubuhnya.

Bahkan penyakit yang dia derita di beberapa hari terakhir itu juga sudah sembuh.

"Ini benar benar keajaiban" ucap Nuril

Nuril mendongak ke atas jurang, "Haaaahahha" dia langsung tertawa keras karena merasa keadaan nya sekarang itu jauh lebih baik dari pada sebelum dia jatuh.

"Ahahhaha, ahahhaha, jika ini hanya mimpi, aku mohon, jangan ada yang membangunkan aku selamanyaaaaaa" teriak Nuril tidak bisa membendung rasa senangnya.

Tapi di tengah tengah kesenangannya, tiba tiba ada sesosok mahluk primata kecil yang hinggap di bahu kiri Nuril,

Nuril melirik dan mencoba menepisnya karena kaget "Aaa apa itu?" ucap nuril mencoba mengusir mahluk tersebut dari tubuhnya.

Namun gerakan yang lincah dari mahluk berbulu kuning emas itu bisa dengan mudah menghindari tangan Nuril, lalu berpindah kebagian bagian tubuh Nuril yang lain.

"Apa itu?, pergilah, pergilah" ucap Nuril terus mencoba mengusirnya.

Hingga akhirnya mahluk itu hinggap di ranting pohon yang tidak jauh dari Nuril.

Dan barulah nuril bisa tenang saat mahluk itu tidak di badanya lagi.

"Mahluk apa itu?, kenapa bentuknya aneh sekali" gumam Nuril yang baru kali ini melihat mahluk primata yang memiliki warna bulu emas yang sangat mencolok.

Serangan Para Gadis

Nuril sangat penasaran dengan makhluk primata berbulu emas yang mirip hewan tarsius itu, menurutnya mahluk itu sangat menarik dengan matanya yang bulat kemerahan, dan taring taring kecil mencuat dari mulutnya,

"Sepertinya ini jenis monyet yang sangat langka, aku mungkin bisa menjualnya dengan harga yang tinggi" ujar Nuril, dia berniat untuk menangkap mahluk berbulu emas itu.

Perlahan Nuril mendekati mahluk itu lagi dan mencoba menangkapnya "Hup"

Tapi mahluk itu tiba tiba menghilang dari tangkapannya. "Ah, sial, kemana mahluk itu" ujar Nuril mencari ke pohon pohon lain di sekitar nya

Tapi dia terkejut lagi saat menyadari kalau Tarsius emas itu sudah berada di pundaknya lagi.

"Uwaaaaaaa" Nuril mencoba menangkapnya dengan kaget.

Namun secepat kilat Tarsius emas itu berpindah tempat ke pohon yang lebih jauh lagi.

Namun Nuril masih bisa melihat pergerakan nya meski hampir tidak terlihat karena tarsius emas itu memiliki kecepatan gerak yang sulit terlihat oleh kasat mata.

"Sial, tunggu kau, aku pasti akan menangkap mu" ujar Nuril segera beranjak untuk mengejar.

'srett' Nuril juga ternyata bisa bergerak sangat cepat dan tiba tiba sudah berada di depan tarsius emas itu lagi.

"Kena kau" Nuril akhirnya bisa menangkap tarsius itu.

"Hahaha, akhirnya kudapatkan juga kau" ucap Nuril tertawa senang.

"Tunggu, bukan kah tadi aku di sana?, bagaimana bisa?, jaraknya sangat jauh, kenapa aku bisa cepat sampai di sini?" Nuril merasa heran saat dia menyadari kalau pergerakan nya juga secepat tarsius itu.

Dia terus memandangi tempat dia berada sebelumnya, yang jaraknya puluhan meter dengan medan yang cukup terjal, tapi dia bisa sampai kesana tidak lebih dari satu detik saja.

"Ini mustahil" gumam Nuril

Ketika pandanganya kembali ke tangannya, dia mendapati kalau Tarsius yang sudah berhasil dia tangkap tadi sudah tidak ada lagi.

"Apa?, kemana lagi mahluk itu, sial, dia mempermainkan ku" ucap Nuril terheran.

Matanya pun kembali mendapati keberadaan tarsius itu di jarak kurang lebih 70 meter, dan hampir mustahil jika mata biasa melihat mahluk sekecil itu di antara rimbunnya dedaunan di pohon.

"Kau tidak akan lepas begitu saja" gumam Nuril yang langsung melesat cepat ke arah tarsius itu lagi, dia merasa badanya sangat ringan tapi juga bertenaga. jadi dia bisa selincah tarsius itu.

Nuril tidak banyak berpikir kenapa dia mampu melakukan itu, karena dia menganggap kekuatannya itu adalah hal yang lumrah bagi roh yang sudah meninggal, dan itu sah sah saja menurutnya.

Tarsius emas itu terus kejar kejaran dengan Nuril dari pohon ke pohon , pohon besar atau kecil, tinggi atau rendah tidak jadi masalah untuk Nuril yang memiliki pergerakan super cepat itu.

Tapi tarsius emas itu juga bukanlah mahluk sembarangan, jadi tidak mudah untuk Nuril mendapatkannya lagi.

Mereka terus saling mengejar, tapi hanya berputar putar mengitari tempat awal mereka, Nuril merasa cukup bersenang senang dengan keadaan barunya itu, dia terus tertawa lepas dan bersemangat saat mengejar Tarsius emas itu.

Sampai ketika Tarsius itu berhenti di antara dua bongkah batu yang tegak berdiri, seperti halnya sebuah gawang.

"Apa kau sudah lelah?, Kena Kau" ujar Nuril yang tanpa pikir panjang langsung menerkam Tarsius itu untuk menangkapnya.

Namun, ruang yang ada di antara dua bongkah batu itu tiba tiba menjadi sebuah portal dimensi lain, yang otomatis langsung menyedot Nuril yang baru menangkap Tarsius itu masuk ke dalamnya.

"Apa ini?" tanya nuril yang tiba tiba merasakan ada keanehan.

.

Tiba tiba Nuril langsung terjatuh dari ketinggian bersamaan dengan riak air terjun yang juga mengarah ke bawahnya,

Tersadar kalau dirinya terjatuh lagi membuat Nuril sontak berteriak histeris "Uwaaaaaaaaaaah"

'Biurrrrr' Nuril langsung tercebur ke genangan air yang lumayan cukup dalam.

Nuril terus tenggelam hingga ke dasar sungai yang berbatu, air yang yang sangat jernih di kolam alami itu membuatnya bisa melihat apapun yang ada di dalamnya, termasuk ikan ikan kecil yang tengah berenang di sekitarnya.

Tarsius emas yang juga ikut tenggelam bersama nuril juga terlihat berenang naik untuk ke permukaan.

Nuril juga sadar kalau dia tidak sendirian di kolam sungai itu, karena dia melihat tubuh tubuh putih yang mengambang di permukaan Air.

Sejenak dia memperhatikan nya, dan dia yakin kalau itu adalah sekumpulan gadis gadis yang sedang mandi di sana .

Nuri jadi merasa sedikit takut kalau dia muncul kepermukaan, dan di kira sedang mengintip gadis gadis itu

Tapi dia juga merasa tidak mungkin bisa terus terusan diam di dalam Air, karena dia butuhkan oksigen untuk bernafas.

Nuril terpaksa berenang naik ke atas, lalu memunculkan kepalanya ke permukaan, dengan Tarsius yang juga ikut di kepalanya.

Dia langsung tertegun saat melihat pemandangan gadis gadis mulus berambut abu muda yang berenang di air yang sama dengan nya.

'Indah', itulah yang terbesit di otak nakal Nuril .

Nuril sedikit bingung harus berbuat apa, tapi sekaligus senang karena bisa melihat gadis gadia mulus di depan matanya langsung .

Salah satu gadis yang mandi di sana akhirnya menyadari kalau ada orang asing di air selain mereka.

"Ada mahluk asing!!, cepat semuanya keluar dari air" teriak salah satu gadis yang melihat Nuril.

Nuril merasa sedikit tidak enak berada di situasi itu, tapi mau bagaimana lagi, itu adalah suatu kebetulan yang bagus menurutnya. jadi dia mencoba tetap tenang, dan menikmati sisa pemandangan yang teramat langka baginya itu.

Satu persatu gadis polos itu langsung keluar dari air menuju ke tepian sungai, dengan cara yang bervariasi, beberapa gadis langsung melayang di udara dangan sayap transparan yang muncul dari punggung mereka , dan ada juga seorang gadis yang hanya berenang di permukaan untuk sampai ke darat.

Nuril pun menyadari kalau ada keanehan yang nampak dari gadis gadis yang di lihatnya itu.

"Mereka itu apa?, kenapa mereka bisa terbang?, apa ini hanya halusinasiku?" gumam Nuril terheran heran.

Setelah naik ke daratan, semua gadis itu langsung mengenakan atribut mereka yang tersimpan di sana.

Setelah itu mereka langsung mengeluarkan persenjataan yang tiba tiba muncul di tangan tangan mereka.

Nuril merasa kalau itu mulai jadi masalah yang serius, "Sial, mereka ternyata punya senjata" ucap Nuril yang melihat mereka sudah bersiap menyerangnya,

Ada yang mengarahkan busur panahnya, tombak trisula, belati kembar, dan senjata pedang lainnya.

"Cepat lumpuhkanbmahluk itu" teriak salah satu sang gadis.

"Hey, tahan dulu, Kita bisa membicarakan ini baik baik, tidak perlu dengan cara kekerasan kan?" ucap Nuril mencoba untuk bernegosiasi dengan kelima gadis seksi berpenampilan aneh itu.

"Jangan dengarkan dia, dia pasti berbahaya, serang sekarang juga" teriak Salah satu gadis lainnya.

Mereka pun mulai menjadikan Nuril sebagai target sasaran dari anak panah dan tombak yang di pegang mereka.

Dan seketika tombak tombqk dan anak panah yang mulanya hanya tunggal, menjadi sangat banyak setelah terlepas dari busurnya.

Tombak tombak dan anak panah itu langsung bergerak cepat ke arah Nuril yang masih ada di dalam air.

Dan 'sep, sep' puluhan anak panah itu hanya mengenai riak air yang bergelombang . sementara Nuril sudah tidak nampak di sana

"Hah, tidak kena?, kemana perginya mahluk tadi" ucap salah satu gadis berambut pirang yang tidak melihat Nuril lagi.

Mereka terus bersiaga untuk antisipasi kalau Nuril muncul lagi ke permukaan. meski mereka tidak melihatnya di bawah air.

"Apa kita tidak bisa berdamai saja?, itu lebih baik daripada kalian membunuhku kan?" ucap Nuril yang tiba tiba sudah berada di belakang kelima gadis itu.

"Dia ada di belakang, hati hati" teriak salah satu dari gadis itu, yang langsung berbalik ke arah Nuril lagi

Sontak serangan pun langsung berhamburan lagi ke arah Nuril, serangan yang menurut Nuril sangat tidak biasa itu membuatnya cukup berhati hati, dan dengan ketangkasan Nuril, dia masih bisa menghindari semua serangan mereka itu, lalu melesat cepat ke sisi lain mereka.

"Aku benar benar minta maaf pada kalian, aku tidak punya maksud apa apa!!, aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa tiba tiba ada di sini" ucap Nuril menjelaskan.

Mereka berlima langsung menoleh ke arah Nuril lagi, mereka cukup terkejut dengan pergerakan Nuril yang sangat cepat itu, mereka bahkan menatap Nuril dengan tatapan ngeri.

Itu Karena serangan dari mereka benar benar tidak bisa melukai Nuril sedikit pun.

"Kak aku merasa kalau dia bukan mahluk sembarangan, dia memiliki aura yang sangat kuat, lebih baik kita kabur saja, kita tidak mungkin bisa melawan nya" ucap Gadis cantik berambut gelap yang memegang busur.

"Kamu benar adik kelima, serangan kita sama sekali tidak berpengaruh padanya, semuanya, kita mundur" teriak wanita berambut abu muda yang lain.

Mereka pun langsung pergi melayang ke udara dengan sayap transparan mereka lagi, kecuali satu gadis berambut gelap yang memegang busur terlihat dipegangi oleh dua saudarinya untuk pergi.

"Tunggu dulu, apa kita tidak bisa berkenalan?" tanya Nuril melihat kepergian mereka "Hhh, sayang sekali aku tidak bisa mengenal mereka satupun" ucap Nuril sangat menyayangkan.

Meski Nuril tidak tau mereka dari bangsa apa, tapi dalam pandangan Nuril mereka tetap terlihat sangat menarik, meski paras mereka sedikit berbeda dari gadis gadis yang umumnya dia temui di desanya.

Salah satunya perbedaan yang paling mencolok terlihat dari bentuk telinga mereka yang runcing, dan warna rambut yang bervariasi.

Tapi selebihnya mereka cantik, dan mungkin Nuril tidak akan menemukan gadis seperti mereka di desanya.

Senjata Rusak

Nuril merasa pertemuannya dengan kelima gadis elf itu terlalu singkat, jadi dia segera bergerak untuk mengikuti mereka yang terbang itu kemana pun mereka hinggap, berharap dia bisa berkenalan dengan salah satu dari mereka.

"Ini kesempatan bagus untuk mendekati wanita dengan keadaan normal ku ini, aku harus bisa berkenalan dengan gadis gadis itu, sebelum mimpiku ini berakhir " ucap Nuril yang masih merasa kalau keadaan normalnya itu tidak nyata baginya.

Beberapa saat kemudian, kelima gadis bangsa elf yang melayang di udara itu perlahan merendahkan jarak terbang mereka, lalu kemudian turun ke tanah untuk beristirahat.

Mereka juga bisa merasa lelah karena membantu satu saudari mereka yang tidak bisa terbang.

"Aruni, apa aura mahluk itu mengikuti kita?" tanya Rayuna, saudari tertua di antara mereka.

"Entahlah, aku masih belum bisa terfokus" ucap Aruni, dia memang memiliki kemampuan khusus untuk bisa merasakan Aura dari kekuatan lawannya. jadi dia bisa mengukur batas sanggup atau tidaknya untuk mereka melawan.

"Ku harap mahluk itu tidak mengejar kita, aku lelah sekali" ucap Hasyira, saudari ke tiga yang membawa Aruni terbang.

"Sebenarnya, bangsa apa yang tadi itu?, dia sepertinya kuat sekali!" tanya Imelda, yang juga membantu Aruni

"Dia sepertinya manusia yang sudah di jadikan wadah oleh senjata yang kuat, tapi aku tidak bisa memastikan senjata seperti apa yang dia miliki, tapi yang jelas, itu pasti sangat mengerikan" ucap Aruni.

"Untunglah kita masih bisa lari darinya, kalau tidak, mungkin kita bisa mati muda di tangannya" ucap Narima saudari ke dua.

Mereka lalu terduduk di bawah pohon besar yang berakar merambat.

"Aku hanya bisa bilang, kalau aku tidak sejahat itu" ucap Nuril yang sedari tadi sudah menguping pembicaraan mereka dari balik pohon itu, dia terduduk santai dengan tarsius yang berada di atas kepalanya.

"Gawat!, dia ada di sini" ucap Rayuna yang langsung terbang menjauh, dan hinggap di dahan pohon untuk menghindari Nuril yang membuat nya kaget,

Itu juga di ikuti oleh ketiga saudarinya yang lain, kecuali Aruni yang memang tidak bisa terbang.

"Kakak" teriak Aruni yang hanya bisa berlari untuk menghindari Nuril, karena saudarinya yang lain tidak sempat mengajaknya ke atas bersama mereka.

Sementara Nuril langsung bergerak cepat hingga dia langsung ke hadapan Aruni yang berlari.

Aruni kaget dan mencoba membelokan langkahnya saat mendapati Nuril kini sudah ada di depannya lagi, tapi itu tidak berjalan mulus karena kakinya malah tersandung akar pohon dan membuatnya harus kehilangan keseimbangan. "Ah" lirih Aruni yang langsung terjungkal.

Tapi Nuril bergerak cepat untuk menyangga kepala Aruni yang nyaris terbentur ke akar pohon yang keras.

"Hey Hati hati, kau tidak perlu berlari untuk menghindari ku" ucap Nuril

"Adik bungsu, cepat menghindar darinya" teriak ke empat saudari yang hanya bisa berteriak dari atas dahan dengan membidik kan tombaknya ke arah Nuril.

"Tolong jangan bunuh aku, aku bersedia jadi budakmu kalau kau membiarkanku hidup" ucap Aruni dengan memejamkan matanya karena takut dia di celakai Nuril, dia merasa tidak mungkin bisa lepas dari Nuril yang dia anggap berbahaya.

Nuril hanya tersenyum dan merasa lucu dengan gadis yang seperti ayam mati, dia sama sekali tidak bergerak di depannya,

'Punya budak secantik ini?, itu bukan tujuanku' batin Nuril

"Aku tidak punya alasan untuk membunuhmu, aku hanya ingin berkenalan?" ucap Nuril

"Berkenalan?. apa itu?, katakan!. kalau kami tau kami bisa mencarikannya, asal lepaskan adik kami" ucap Rayuna yang tidak mengerti istilah kenalan di dunia Elf, Dia masih bisa mendengar percakapan Nuril dan Aruni dari tempat nya.

Nuril langsung tersenyum bingung.

"Ya, berkenalan!, jadi aku ingin tau kalian itu siapa?, darimana?, dan dari bangsa apa?, itu maksudku" ucap Nuril memperjelas maksudnya.

"Baiklah, Tapi kau harus janji, kalau kamu sudah tau siapa kami, kamu akan melepaskan ku" ucap Aruni yang masih tidak bergerak sedikit pun di tanah.

"Entahlah, mungkin kita harus berteman" ucap Nuril

Aruni merasa kalau Nuril mungkin bukan pihak dari kerajaan siluman yang sering menimbulkan masalah di negeri elf, Jadi dia bisa sedikit bernafas lega.

"Bolehkah aku bangun untuk memperkenalkan diriku?" tanya Aruni

"Tentu saja, bangunlah" ucap Nuril

Aruni langsung beranjak berdiri, dan sedikit membungkukkan badannya pada Nuril, "Saya adalah Aruni, saya dan saudari saya hanya pemburu siluman amatiran, kami dari bangsa Elf, dan tidak terikat dengan kelompok besar manapun di belakang kami" ucap Aruni.

"Itu terdengar sangat menarik, Aku Nuril Hazan, aku hanya manusia biasa" ucap Nuril, sembari memperhatikan Aruni yang nampak berbeda dari sosok elf yang lainya. terlihat dari warna rambutnya yang gelap, juga bentuk daun telinganya juga mirip seperti manusia pada umumnya.

Saudari saudari Aruni pun segera turun dari atas pohon menghampiri Nuril yang di rasa mereka tidak berbahaya. dan bergabung dengan Aruni dan Nuril

"Saya Rayuna, saya kakak tertua dari saudari saudari saya"

"Saya Narima, saudari kedua"

"Saya Hasyira, saudari ke tiga"

"Saya Imelda, saudari ke empat"

Ucap gadis gadis elf itu memperkenalkan diri mereka masing masing.

"Oh, baiklah, aku Nuril, nama kalian ternyata cukup susah juga untuk di ingat" ucap Nuril mengangguk ngangguk meski dia belum bisa menghafal nama nama dari mereka, dan hanya mengingat nama Aruni saja yang menurutnya mudah di ingat.

Sejujurnya Nuril merasa sedikit gugup berada dia antara kelima elf yang cantik cantik seperti bidadari itu.

Tapi Dia berpikir itu hanyalah mimpi, jadi untuk apa dia malu malu, atau dia akan menyesalinya kalau dia terbangun nanti, lalu kehilangan semua kesempatan nya.

"Aku sangat senang bisa berkenalan dengan kalian semua,, itu itu membuatku sedikit terharu" ucap Nuril yang memang baru kali ini bisa merasakan rasanya berkenalan dengan beberapa gadis sekaligus,

Karena di alamnya sendiri, dia adalah orang yang tersisihkan dari pergaulan, dan di anggap sampah masyarakat yang sama sekali tidak berguna, karena dia penyandang disabilitas, jadi dia sama sekali tidak punya kesempatan untuk mendekati gadis mana pun di desanya.

Saat mereka mengobrol, tiba tiba saja ada sesosok bayangan hitam yang melintas di atas kepala mereka "Rrrrrrrggggghh" dan terdengar suara raungan nyaring dari mahluk itu.

"Awas, ada siluman, semuanya siaga" ucap Rayuna

Nuril langsung mendongak untuk melihat mahluk apa yang terbang di atas kepalanya itu, dia sangat terkejut saat melihat sosok hitam seperti serigala terbang yang ukuran badanya hampir sebesar gajah, dengan rentangan sayap sayapnya yang sangat panjang.

"Astaga, mahluk apa itu?, besar sekali" tanya Nuril, dia sulit untuk percaya dengan apa yang di lihatnya sekarang.

Sementara para gadis langsung mengeluarkan senjata andalan mereka yang bisa begitu saja hilang dan muncul di tangan mereka semaunya.

"Kenapa kau tidak mengeluarkan senjatamu?" tanya Aruni heran, melihat Nuril yang hanya terbengong tidak mengeluarkan senjata untuk berjaga.

"Senjata?, senjata apa maksudmu?" tanya Nuril bingung.

"Senjata yang kamu miliki , aku ingin lihat seperti apa kehebatan nya" ucap Aruni

"Oh, itu ya, kebetulan senjataku itu sedang di perbaiki, aku pinjam punya kalian saja" ucap Nuril langsung merebut satu belati kembar dari tangan Imelda, untuk dia mempertahankan diri dari mahluk yang menurutnya sangat mengerikan itu.

"Hey, itu itu punyaku" ucap Imelda yang jelas tidak bisa tanpa kedua belatinya, karena kekuatannya tidak akan maksimal.

"Senjatamu di perbaiki???????" tanya Aruni tidak mengerti , karena yang dia tau senjata itu tidak mungkin bisa di perbaiki, kalau sudah rusak, ya jelas kekuatannya juga akan hilang. tapi dia masih bisa merasakan aura yang kuat dari dalam diri Nuril.

"Roaarrr" Mahluk terbang itu tiba tiba memutar arah terbangnya, dan berbalik ke arah Nuril dan yang lainya.

Aruni langsung melepaskan puluhan anak panahnya pada mahluk itu, kemapuan spesial dari busur yang di pegangnya itu adalah bisa menambah jumlah anak panah saat di tembakan ke udara, dan tentunya itu cukup efektif untuk serangan jarak jauh.

Namun mahluk itu terbang lebih tinggi juga sedikit berputar untuk menghindari serangan anak panah Arumi, hingga hanya satu atau dua anak panah saja yang dapat mengenai bagian non vitalnya.

Di susul oleh lemparan tombak Rayuna yang melesat cepat ke arah monster terbang itu, kemapuan tombaknya itu bisa membelah menjadi tiga bagian dengan kobaran api yang langsung menyala menyelimuti tombaknya saat di lemparkan.

Namun monster itu juga cukup lihai hingga dia bisa menghindari serangan dari Tombak Rayuna.

Sementara untuk yang memegang pedang dan belati hanya bisa bersiaga saja di tempat.

Nuril sedikit greget melihat serangan dari dua gadis itu terus terusan meleset, dia lalu ambil ancang ancang dan kemudian melesat dengan kecepatan yang di milikinya untuk naik ke atas pohon tinggi.

Dia lalu meloncat dari ujung pohon dan mendarat tepat di atas monster terbang itu, kini diapun sudah menunggangi Monster terbang itu di dekat kepalanya. dqn itu tanpa di sadari oleh sang monster ataupun para gadis di bawahnya.

"Aku tidak tau kau itu mahluk apa, tapi kalau di masak, sepertinya kau akan jadi hidangan yang cukup lezat untuk di santap " ucap Nuril, dia langsung mengambil ancang ancang dan menancapkan Belati milik Imelda tepat di ubun ubun siluman hitam itu,

Tancapan dari belati itu sedikit memantulkan kilatan cahaya putih sebelum akhirnya menancap dalam di kepala mahluk terbang itu.

"Roaaaaaar" mahluk itu langsung mengerang kesakitan, dan langsung kehilangan kendali terbangnya. Mahluk itu pun langsung jatuh kebawah hingga menabrak beberapa pohon sampai patah bahkan ada yang tumbang karena hantaman nya,

Dan monster itupun berakhir dengan menghantam tanah sangat keras 'Brruuuukkk' "Rggghhh"

Mahluk itu tidak bergerak lagi dan mati di tangan Nuril yang sekarang berdiri tenang menginjak kepalanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!