NovelToon NovelToon

bukan mauku

part 1

Seorang wanita tergesa-gesa berjalan di lorong Rumah sakit. Wanita yang diketahui bernama Sonya itu, berprofesi sebagai arsitek. Dia terburu-buru datang ke Rumah sakit karena sang ibu sedang dirawat.

Bagi Sonya, ibunya adalah segalanya, dialah wanita yang selalu ada setiap saat untuk Sonya. Apalagi saat ayahnya berkhianat dan menikah lagi, ibunya bejuang sendiri membesarkan Sonya, hingga sampai sekarang ini semua karena ibunya.

Sebenarnya waktu sang ayah menikah lagi, Sonya sudah mengerti kepedihan yang ibunya rasakan bahkan kini bagi Sonya lelaki semuanya sama seperti ayahnya.

Sonya adalah wanita yang ceria dan cerdas, oleh sebab itu orang tidak pernah tau isi hati wanita yang kini genap berumur 26 tahun itu.

"Ibu ...." seru Sonya lirih

Hatinya pedih tatkala melihat ibunya terbaring dengan selang infus menancap di lengannya, betapa hancur hatinya melihat sang ibu begitu lemah dan tak sadarkan diri.

Sambil memegang tangan sang ibu, Sonya terus menangis.

Disela tangisannya Sonya terperanjat karena seorang suster datang menghampiri kemudian berkata, "apa anda keluarganya Bu Hartati?" tanya suster.

"Iya, saya anaknya." kata Sonya.

"Silahkan ke ruangan Dokter ikut saya!" kata suster itu.

Sonya pun mengikuti suster yang membimbingnya ke ruangan Dokter.

Kini Sonya tengah berhadapan dengan seorang Dokter yang bisa dibilang masih muda. Sang Dokter pun menjelaskan keadaan ibunya Sonya, betapa kagetnya Sonya setelah tahu ibunya mengidap kanker getah bening stadium 4, yang artinya sudah sekian lama ibunya itu sakit, dan Sonya tak menyadarinya.

Dengan langkah gontay, Sonya kembali ke ruangan sang ibu. Pilu kini rasanya dunia Sonya.

-----------------------------------------------

Setelah dua hari tak sadarkan diri, akhirnya ibunya Sonya mulai sadar sore ini. Bahagia, itu yang dirasa Sonya, seraya mencium sang ibu dia berkata "Ibuuu ... Maafin Sonya bu ...."

Ibu Hartati mengangguk dengan senyum tipis menghiasi bibirnya yang pucat.

-----------------------------------------------

Seminggu telah berlalu, kini Bu Hartati sudah bisa berkomunikasi dengan baik.

"Bu, Sonya ada proyek hari ini jadi ke sininya agak malam. Gak apa-apa kan ditinggal sendiri?"

"Ibu gak apa apa, tapi kamu jangan hanya ngurusin kerjaan aja! Urus juga masa depan kamu, Ibu ingin sekali lihat kamu menikah nak," kata Bu Hartati.

Perkataan Bu Hartati membuat Sonya tertegun.

------

Di kantor, Sonya sungguh tak bisa konsentrasi dia masih teringat perkataan ibunya tadi pagi. Dia sudah bertekad apa pun keinginan sang ibu, dia akan berusaha mewujudkannya.

"Tapi ini nikah, bukan soal beli nasi goreng yang gampang, ini menyangkut masa depanku," batin Sonya.

"Kamu kenapa Sonya?" kata Marwan, salah satu teman kerja Sonya.

"Ah gak Mas, cuma cape aja," jawab Sonya.

"Makan siang yuk!" ajak Marwan. Sonya pun mengiyakannya.

Dan kini, mereka sudah berhadapan di meja sebuah restoran. Setelah beberapa saat terdiam, Marwan membuka percakapan, "gimana tawaranku minggu lalu, apa kamu udah punya jawabannya?"

Ternyata Sonya baru ingat bahwa minggu lalu Marwan menyatakan cintanya pada Sonya, dan Sonya meminta waktu seminggu untuk menjawabnya waktu itu, inilah saatnya dia menjawab. Tapi sungguh, awalnya dia tak ingin dengan gampangnya menerima Marwan, tapi saat Sonya teringat akan ibunya dia pun berfikir sejenak lalu memutuskan.

"Mas, aku ga mau pacaran."

Seketika wajah Marwan berubah lesu.

Hening ....

"Tapi aku mau langsung nikah," kata Sonya lagi. Perkataan yang baru saja didengarnya membuat Marwan terperanjat namun langsung mengiyakan permintaan Sonya.

-----------------------------------------------

bersambung

nah loh nah loh baru part 1 kok udah mau nikah aja sih, nanti lanjutan kisahnya gimana? Harus penasaran dong karena ada sebuah kejutan di part-part berikutnya..

part 2

Ibu Hartati kini sudah bisa pulang ke rumah, meski kondisinya masih lemah.

Di rumah malam itu, Marwan datang berkunjung, dia tidak sendiri melainkan dengan kedua orang tuanya..

Tepat di ruang tamu, Marwan mengutarakan maksud kedatangannya.

Bu Hartati terlihat sedikit kaget namun ada keharuan terlihat dari matanya, bagaimana tidak selama ini dirinya tak pernah melihat Sonya dekat dengan laki-laki namun kini, secara tiba-tiba ada yang melamar anaknya.

"Saya sih terserah Sonya, bagaimana Sonya?" tanya Bu Hartati pada Sonya.

Sonya yang awalnya menunduk mulai mengangkat kepalanya perlahan dan menatap semua yang ada di ruangan itu.

Lalu dengan menghembuskan nafas pelan dia berkata, "ya, saya terima."

Perkataan Sonya disambut rasa syukur oleh Marwan beserta orang tuanya, dan tentu saja Bu Hartati yang sekarang bahkan sudah terlihat menangis haru.

-----------------------------------------

Setelah pertemuan keluarga itu kini waktu pernikahan makin mendekat terhitung 2 minggu lagi acara digelar, undangan sudah tersebar bahkan di kantor tempat kerja Sonya dan Marwan, teman-teman mereka telah menyiapkan dresscode untuk pergi ke resepsi pernikahan Marwan dan Sonya.

-----------------------------------------------

Di kantor siang itu, saat istirahat makan siang. Marwan mengajak Sonya untuk makan di luar, namun ternyata ada kejutan yang dipersiapkan teman-temannya yaitu pesta bridalsower.

Betapa terkejutnya Sonya ketika sampai di restoran, teman-teman kerjanya telah berkumpul untuk berpesta.

Suara terompet terdengar nyaring di telinga.

"Yeay ... calon pengantinnya sudah datang," ucap salah seorang teman Sonya.

Pesta itu berjalan lancar, Sonya dan Marwan sungguh bahagia memiliki teman-teman yang peduli pada mereka.

----------------------------------------------

Kini waktu pernikahan tinggal menghitung jam. Malam itu, di rumah Sonya sudah terlihat kesibukkan persiapan pernikahan oleh WO yang sengaja disewa Marwan.

Ditengah-tengah kesibukan yang begitu terasa di rumahnya, Sonya lebih memilih duduk di kursi belakang rumah. Di sana Sonya merasa tenang tidak terpengaruh kesibukkan dalam rumahnya. Sonya terpaku menatap bintang, "ekhem ...."

Suara deheman terdengar.

Sonya refleks menatap ke arah suara dan terlihat di ambang pintu sosok Bu Hartati berjalan menghampiri Sonya. Bu Hartati lalu mendudukan dirinya di samping Sonya.

"Ah ibu, kenapa keluar? Di sini dingin," kata Sonya.

"Kamu juga kenapa di luar? Apa kamu gugup buat acara besok?" tanya Bu Hartati.

Sonya mengangguk perlahan dan mendekap ibunya dari samping.

"Itu biasa kok Sonya, tapi kalau sudah terlewati, nanti juga kamu bakal lega," hibur Bu Hartati.

-----------------------------------------------

Pukul 5 pagi semua sudah bangun, bahkan ada salah satu yang terjaga semalaman, mereka bersiap. Sonya pun sudah bangun tapi ketika dirinya akan membersihkan diri, tiba-tiba ponselnya berbunyi, "hallo ...." Sonya mendengarkan yang bicara diujung telepon. Tiba-tiba ponsel yang dipegang Sonya jatuh ke atas meja kaca di depannya, hingga menimbulkan bunyi yang nyaring. Sontak semua orang menghampiri dan bertanya-tanya.

Sonya terdiam sambil menatap kosong dan terdengar lagi suara panggilan di ponsel Sonya. Kali ini salah seorang kerabat yang mengangkat.

Tanpa banyak berkata sang kerabat pun membawa Sonya ke Rumah sakit dan ternyata Marwan mengalami kecelakaan pukul 4 tadi.

Sonya tak habis fikir mau kemana Marwan jam 4 pagi? Padahal ini kan hari yang penting.

-----------------------------------------------

Ketika Sonya tiba di rumah sakit, terlihat beberapa orang di luar ruang IGD. Ibunya Marwan yang terlihat tak sadarkan diri dan anggota keluarga lainnya terlihat menangis.

Sonya menghampiri mereka, "gimana keadaan Marwan?" tanya Sonya terbata.

Kemudian ayah Marwan mendekat dan berbicara, "Marwan sudah dipanggil sang Kholik nak."

Seketika gelap dunia ini, lalu Sonya pun ambruk karena terkejut.

bersambung

part 3

Siang itu yang seharusnya adalah pesta pernikahan, kini jadi upacara pemakaman.

Sonya termenung dengan air mata mengalir di pipi begitu derasnya.

Tiba-tiba ibunya Marwan datang menghampiri, dengan histerisnya dia bicara, "DASAR PEREMPUAN SIAL, KAU PUAS MEMBUNUH ANAKKU?"

Sonya terlonjak tak menyangka mengapa ibunya Marwan berbicara seperti itu. Bahkan kini Sonya tak sanggup lagi untuk berbicara di tengah kerumunan orang itu.

Sonya berjalan lemas pulang ke rumahnya tanpa memperdulikan teriakkan ibunya Marwan yang semakin menjadi meski sudah dipegangi banyak orang.

Sonya mengerti perasaan ibu Marwan sebab dia pun merasakan perasaan itu juga, tapi kenapa dia disalahkan oleh kejadian ini. Sonya tak habis pikir. Sesampainya di rumah, dia langsung mengunci diri di kamar. Bu Hartati pun tak berani menganggunya dibiarkannya Sonya menyendiri dulu.

Sudah seharian penuh Sonya dalam kamar yang dihiasi hiasan pengantin.

Dia bangkit dan mencuci mukanya dia baru sadar ada yang lebih penting daripada kesedihannya, yaitu ibunya yang sedari kemarin Sonya tak memperdulikannya.

"Ibu ...." Panggil Sonya mencari ibunya yang tak ada di kamarnya.

"Iya nak ini Ibu di dapur," jawab Bu Hartati.

Segera Sonya pergi ke arah suara, "ya ampun Bu kenapa masak? Sini duduk! Biar Sonya yang lanjutin," kata Sonya yang mendapati ibunya sedang memasak.

"Ibu buatin makanan kesukaan kamu, nih udah hampir jadi," kata Bu Hartati seraya memperlihatkan apa yang dimasaknya.

Setelah selesai mereka berdua duduk di meja makan, "nak kamu harus kuat ya. Jalani hidup kamu dengan semangat, biarlah kejadian ini jadi kenangan buat kamu."

"Emh ... iya Bu."

Ingin rasanya Sonya menangis dipelukkan ibunya, namun ia tahan karena tak mau ibunya merasa terbebani. Sengaja Sonya menampilkan keceriaan dibalik kepedihan yang mendalam di hatinya.

----------------------------------------------

Beberapa hari berlalu, Sonya mulai kembali bekerja. Namun ada yang berbeda di suasana kantor pagi itu, semua karyawan memandang Sonya dengan penuh kebencian, bahkan ada yang berbisik-bisik, "eh liat tuh yang gak jadi nikah datang."

"Iya kata adiknya Marwan, pada waktu kecelakaan, Marwan mau bikin surprise buat dia, namun naas ya nasibnya."

"Pasti dia pembawa sial deh, mulai sekarang kita jangan deket-deket deh entar ikutan ketiban sial."

Kata-kata yang begitu menyakitkan bagi Sonya, dia tidak habis pikir kenapa semua teman-teman kerjanya menganggapnya pembawa sial. Padahal di sini korbannya adalah dirinya sendiri.

Tak ada satupun mereka yang mengerti keadaan Sonya.

-----------------------------------------------

Beberapa bulan berlalu, namun tetap saja semua orang memperlakukan Sonya layaknya seorang pembunuh.

Suatu hari di kantor Sonya kedatangan anak dari Dirut perusahaan tersebut yang akan bertanggung jawab atas kantor itu selama Dirut pergi ke luar negeri.

"Siap-siap, dia datang," seru salah seorang pegawai yang melihat anak Dirut itu datang.

Seketika hening, semua berdiri memberi penghormatan.

Suara sepatu mulai terdengar memasuki ruangan itu.

"Selamat pagi semua," sapa orang tersebut.

"Pagi pak," semua karyawan kompak.

Terlihat sosok gagah tinggi dan wajah yang rupawan membuat hampir semua karyawan wanita terpesona.

"Saya Isco Hadijaya, mulai hari ini akan memimpin kalian di perusahaan ini, mohon bantuannya." Setelah selesai bicara Isco masuk ke ruangannya.

Kelegaan menyeruak bahkan karyawan wanita dibuat kegirangan, "gila, gila, gila bos baru seganteng itu, omg apa gue mimpi?"

"Gue naksir nih."

"Sama."

Itulah percakapan mereka sebelum memulai pekerjaan.

Berbeda dengan Sonya yang sedari tadi menunduk dan tak berminat bergosip seperti itu.

bersambung

teteteewww...akankah Sonya bertemu seseorang yang mencintainya????

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!