• Di sebuah kamar •
Terlihat seorang gadis terbaring dalam keadaan lemas dan wajahnya yang pucat pasi. Di samping ranjang gadis itu juga terlihat seorang pria, seorang gadis, dan seorang wanita paruh baya.
"G-Glen... " Ucap gadis itu lemah, ia benar-benar tidak mempunyai tenaga untuk Berbicara.
"Ah.. Aku sekarat! Penyakit sialan, bagaimana bisa penyakit yang aku alami tidak ada obatnya seperti ini?" Umpatnya di dalam hati.
• Grep •
Pria itu menggenggam erat tangan gadis yang sekarat itu. Ia nampak berusaha menahan air matanya, matanya benar-benar berkaca-kaca.
"Ara.. Tenanglah!" Glen mencoba menenangkan Arabella. Arabella tersenyum melihat suami yang ia nikahi karena perjodohan itu! Arabella tersenyum dan merasa puas saat dia tahu bahwa ternyata Glen benar-benar mencintainya.
"Glen.. "
"Kau tenang saja, begitu dirimu mati aku akan menikah dengan adikmu. Aira" Glen melepas genggamannya dan memeluk pinggang Aira. Aira juga tidak mau kalah, dia membalas pelukan Glen dengan ciuman dan itu benar-benar membuat Ara marah.
"Apa-apaan kalian?! Itu benar-benar keterla--- HMPH!" Belum selesai bicara mulut Ara sudah di bekap oleh sapu tangan milik ibu tirinya.
"Berisik sekali, mati saja sana!" Gerutu ibunya.
"Apa? Kenapa jadi seperti ini? Bukankah ibu sangat menyayangiku? Adik? Kenapa kau merebut suami kakakmu?" Perasaan marah, sedih, kecewa, dan penyesalan bercampur aduk di dalam hati Ara.
"Sebelum mati bukankah akan lebih baik jika kau mengetahui alasan kami melakukan ini kepadamu? Oh ya! Ayahmu, Marquess Carlos juga mati dengan cara yang sama dengan dirimu" Ibu tiri Ara tersenyum sambil terus menambah kekuatan tekannya terhadap sapu tangan itu.
"Sialan! Aku salah karena telah percaya pada mereka". Ara menangis, sebelum kesadarannya benar-benar habis dia berjanji untuk balas dendam.
" Pasangan brengs*k! Ibu tiri sialan! mati saja kalian sana, menjadi hantu pun aku tidak akan melepaskan kalian!!"
"H-Hah.. " Ara menghembuskan nafas terakhirnya, ia tewas di tangan ibu dan adik tiri yang begitu ia sayangi dan percaya. Juga suami yang dengan susah payah ia menerimanya apa adanya. Namun... Kebaikan yang Ara lakukan malah berakhir dengan pengkhianatan. Sungguh kenyataan yang sangat pahit!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Crip.... Crip.... Crip.... Crip
Sinar matahari menyinari ruangan itu, seorang gadis terbangun dari tidurnya karena suara dan cahaya matahari yang begitu menganggu.
"Ugh" Gadis itu langsung membuka matanya dan bangkit dari ranjangnya.
• Ceklek •
Pintu kamar terbuka dan terlihatlah seseorang masuk sambil membawa beberapa kotak perhiasan.
"Eh?! Nona? Anda sudah bangun?" Pelayan tersebut dengan sigap menghampiri gadis itu, gadis tersebut nampak Kebingungan dengan apa yang terjadi.
"Nana?" Gadis itu nampak begitu terkejut dengan apa yang ia lihat
"Ya Nona? Anda memanggil saya?" Nana, itulah nama pelayan yang saat ini berdiri di depan gadis itu. Gadis itu segera berlari ke arah cermin dan menatap pantulan dirinya. Ia meraba-raba wajahnya
"B-Bekas lukanya hilang! Wajahku... " Ya, gadis itu adalah Arabella De Carlos, Anak satu-satunya dari Tuan Carlos.
"Nana, sekarang tanggal berapa?" Ara langsung menatap ke arah Nana, dengan sigap Nana menjawab pertanyaan dari Nona yang ia layani itu.
"Hari ini tanggal 12 bulan 3 tahun Xxx, ada apa Nona? Apakah hari ini ada pesta atau hal lain yang harus anda datangi?"
"Tidak-tidak! Tidak ada, kau.. Sekarang boleh pergi dan siapkan air mandi dan juga gaun untukku" Ara melambaikan tangannya dan mencoba mencerna situasi yang ia hadapi.
"Baik, kalau begitu.. Saya pamit" Nana membungkukkan badannya dan pergi meninggalkan kamar Ara.
• Klap •
Ara duduk di tepi ranjang dan masih berusaha untuk mencerna situasi.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku bisa kembali ke saat ayah dan ibu akan Menjodohkanku dengan Glen? Ah...Tidak! Aku sudah bertunangan dengannya kemarin" Ara benar-benar kebingungan dengan apa yang terjadi pada dirinya.
"Tunggu! Jangan-jangan aku terlahir kembali? Jika memang benar seperti itu... Pertama-tama aku harus melepaskan diri dari perjodohan ini! Kedua... Apakah aku masih sempat untuk menolong ayah? Aku bahkan tidak tau dengan pasti kapan ayah akan di bunuh!" Ara berpikir keras ia mencoba untuk mengingat semua kejadian yang terjadi padanya pada masa lalu.
"Ah... Ayah akan meninggal 2 hari lagi! Jadi, apapun yang terjadi aku tetap tidak bisa menyelamatkannya?!" Ara begitu terkejut akan kejadian yang tak bisa ia hindari.
"Hiks! Hiks! Ayah... Maafkan putrimu ini, aku benar-benar tidak bisa berbuat apapun meski sudah tau apa yang akan terjadi" Ara menangis tersedu-sedu mengingat nyawa ayahnya sudah berada di ujung tanduk.
"San.... Warisan! Aku harus merebut kembali semua milikku, aku tidak akan membiarkan mereka mengambilnya dariku lagi!" Api amarah dan dendam menyelimuti hati Ara, terlihat dia begitu marah. Rasanya seperti dia akan benar-benar membakar musuhnya dengan kobaran api amarah dan dendam.
"Aku tidak akan melepaskan kalian!"
• Siang hari •
Saat ini Ara sedang menyantap makanan bersama dengan ibu dan adik tirinya.
"Kakak~ Bagaimana tidurmu? Apakah semalam tidurmu nyenyak?" Aira dengan wajah polos khasnya tersenyum ke arah Ara.
"Pfft! Setelah ini si Jal*ng ini pasti akan heboh dan bilang bahwa aku sangat imut!" Ucap Aira di dalam hati. Lain di hati lain di mulut, itulah Aira.
"Bisakah kau menghentikan kebiasaan burukmu itu adik?" Dengan wajah dan hawa yang dingin Ara dalam sekejap membalikkan keadaan.
"A-Apa?!" Aira sangat terkejut dengan perubahan yang terjadi pada Ara, ia tidak pernah mengira bahwa Ara akan berubah seperti ini.
"Ara, kamu pasti kelelahan karena harus mengurus ayahmu. Ini makan yang banyak" Ibu tiri Ara memberikan sepotong daging kepada Ara, Ara menatap daging itu kemudian mengucapakan terima kasih sambil tersenyum.
"Masih banyak hal yang harus aku cari tahu! Jangan sampai aku membuat dirinya curiga" Ara berpikir keras dan pada akhirnya ia memutuskan untuk bersikap seperti biasanya. Bodoh dan mudah di perdaya!
"Ara" Panggil Jane dengan lembut.
"Iya ibu?"
"Ini ada undangan acara minum teh dari Lady Violet" Jane menyodorkan surat yang ada di tangannya, Ara mengambil surat tersebut dan membacanya.
"Tunggu! Bukankah di acara ini Duke Tryon ikut hadir? Ini kesempatan!! Aku bisa menggunakan pengalaman kehidupanku dulu untuk membantunya dan membuat sebuah kesepakatan dengannya! HAHAHAH! Akhirnya aku bisa bebas dari bayang-bayang mereka" Ara tersenyum dan mulai memikirkan beberapa rencana yang akan dia lakukan ke depannya.
"Baiklah! Saya akan hadir pada pesta tersebut ibu"
"Baguslah! Sayang sekali, adikmu harus pergi ke acara lain besok, jadi.. Dia tidak dapat menemamimu pergi. Kau tidak apa-apa kan?"
"Ah.. Ya, saya baik-baik saja!" Ara tersenyum dan kembali terlarut dalam pikirannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai guys~
Selamat datang di Novel pertama Author! 😊
Mohon bantuannya, jangan lupa like, komen, dan berikan dukungan!
Oh ya! Up 1 hari 1 kali / Sesuai mood, kalo mood author bagus 1 hari bisa 2 eps nih 😉
Itu aja, sampai jumpa 👋
Setelah percakapan yang cukup panjang Ara akhirnya bisa beristirahat dengan tenang. Ia duduk sambil menikmati secangkir teh dan beberapa camilan.
"Hah.. Damai sekali, coba saja jika aku bisa terus menjalani kehidupan seperti ini. Aku pasti akan sangat senang dan bahagia!" Ara Membayangkan ketika hidupnya tanpa ibu, saudari, dan tunangannya yang munafik menghilang dari dunia. Ah.... Rasanya seperti mimpi!
• Ceklek •
Ara menoleh ke arah pintu dan ia melihat seorang gadis masuk ke dalam kamarnya.
"Aira" Gumam Ara, ya. Gadis yang masuk ke dalam kamar Ara adalah Aira adik tirinya yang tega merebut suaminya dan membuat nyawanya melayang.
"Kakak~" Aira bertingkah manja dan memeluk lengan Ara. Ara hanya menanggapi sikap Aira dengan ekspresi dingin dan aura yang mengintimidasi.
"Ugh! Kenapa aura di sekitar dirinya tidak enak seperti ini?" Bulu kuduk Aira berdiri saat ia merasakan hawa yang begitu mencekam.
"Ada apa? Kenapa kau datang ke sini? Apakah ada sesuatu yang kau butuhkan adik?" Ara tersenyum ke arah Aira, ia kini benar-benar mendalami perannya sebagai 'Orang bodoh'.
"Ah.. begini kak, besok aku kan akan pergi ke acara yang lain juga. Jadi... Bisakah kakak meminjamkan aku 1 gaun milikmu?"
"Gaun? Kenapa? Apakah kau tidak punya gaun yang pas?" Ara mengerutkan keningnya mengingat Aira yang sudah mengambil begitu banyak gaun, perhiasan, dan juga sepatu milik Ara.
"Iya, semua gaunku sudah lusuh kak! Aku tidak bisa memakainya untuk pergi besok" Aira mengoyang tubuh Ara pelan meminta agar Ara menuruti keinginannya. Ara melepaskan tangan Aira yang menempel pada lengannya.
"Eh?" Aira begitu kebingungan dengan sikap yang di tunjukkan oleh Ara. Ara berdiri dan mengambil satu gaun milik-Nya yang paling lusuh.
"Ini" Ara melempar gaun Itu tepat ke wajah Aira.
• Pluk •
Wajah Aira memerah karena malu, baru kali ini dia di permalukan seperti ini. Ini benar-benar telah merusak harga dirinya!!
"Kakak, apa maksudmu?" Tubuh Aira gemetar menahan amarah, Ara yang melihat hal ini hanya tersenyum tipis dan mengangkat bahunya.
"kau bilang kau tidak punya gaun yang lusuh, jadi... Aku memberikan gaunku yang paling lusuh kepadamu" Ara tersenyum dan mencengkram dagu Aira kuat.
"Aww! Kwak lwepaskwan!" Aira menjadi kesulitan berbicara karena cengkraman tangan Ara yang kuat.
"Hei, anak liar! Lebih baik kau dengarkan ini baik-baik!" Aira menelan salivanya, ia benar-benar takut saat melihat tatapan mata Ara yang penuh dendam.
"Ah.. Padahal sebelumnya niatku ingin terlihat bodoh, tapi... Aku benar-benar sudah tidak sabar! Jadi.... Rencana awal batal" Ara sedikit menyayangkan keputusannya namun... Jika ia menahan dirinya lebih lama lagi bisa-bisa dia akan kehilangan akal sehatnya karena tidak dapat melihat Ibu dan adik tirinya menderita.
"K-Kak?"
"Berhenti memanggilku 'kak', sekarang kau cukup menuruti kata-kataku. Mulai detik ini jangan pernah memperlakukanku seperti Bank berjalan ataupun toko berjalan milikmu" Aira semakin ketakutan saat mata Ara menatapnya dengan begitu tajam.
"Jika kau tidak punya gaun belilah sendiri, jika tidak punya uang mintalah pada ibumu sialan!" Ara menghempas Aira dan menyeretnya keluar dari kamar.
"Jangan pernah masuk ke dalam kamarku Tanpa seizin dariku dasar wanita kotor!"
• BRAK •
Ara membanting pintu dengan sangat keras. Dan itu membuat beberapa orang terkejut. Aira mengepalkan tangannya, ia benar-benar kesal dengan perlakuan Ara.
"Apa-apaan jal4ng sialan itu? Kenapa dia bersikap semena-mena seperti ini?! Apa salahnya jika aku mengambil beberapa gaunnya? memangnya apa salahnya?! Dasar wanita jal4ng!" Aira pergi meninggalkan kamar Ara dengan perasaan kesal dan marah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Saat ini Ara sedang berada di kamar ayahnya, ia menjenguk ayahnya tanpa sepengetahuan jane.
"Ayah, bagaimana keadaanmu? Maaf... Anakmu ini tidak dapat berbakti padamu. Aku bukan anak yang baik ayah." Dengan suara lirih Ara menggenggam tangan ayahnya lembut, ia teringat saat ayahnya meninggal dunia dan air mata pun mulai bercucuran.
"Hiks! Ayah tau? Maafkan Aku! Aku tidak bisa berbuat apa-apa, padahal aku sudah tau apa yang akan terjadi padamu. Tapi.. Aku tidak bisa berbuat apa-apa!"
"Hiks! Lucu sekali, aku berbicara dengan orang yang sedang koma" Ara tersenyum miris, ia benar-benar tidak ingin ayahnya meninggal dunia. namun... Ia sama sekali tidak menemukan cara untuk mengobati ayahnya dalam waktu 2 hari!
Mau tak mau, Ara harus mengikhlaskan kepergian ayah yang begitu ia sayangi.
"Coba saja jika dirimu tidak menikahi wanita itu" Gumam Ara. Ara beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari Kamar tersebut.
"Cukup sudah! Kali ini aku akan membuat kalian semua menderita!" Ara bersumpah di dalam hatinya untuk membalas perbuatan ibu dan adik tirinya dengan perbuatan yang lebih menyakitkan!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
• Keesokan harinya... •
Saat ini Ara sedang berada di dalam kereta kuda, ia berangkat dari kediaman Marquess Carlos menuju ke kediaman Count Fleur.
"Sebentar lagi kita akan tiba di kediaman Count Fleur Nona!" Ucap kusir.
"Baik" Ara menatap keluar jendela dan menikmati pemandangan yang lalu lalang.
"Sebentar lagi.. Aku akan terbebas dari mereka! Duke Tryon, tunggulah aku. Aku akan membuat kesepakatan denganmu!!" Semangat yang membara kini telah meliputi seluruh tubuh Ara, ia benar-benar bersemangat mengingat bahwa dirinya akan terbebas dari genggaman ibu dan adik tirinya juga tunangan yang menyebalkan!
• Sesampainya di kediaman Count Fleur •
Kereta kuda yang di naiki oleh Ara berhenti tepat di depan halaman kediaman Count, Ara turun dari kereta dan langsung masuk ke dalam kediaman count.
"Wah! Lady Arabella? Saya benar-benar tidak menyangka bahwa anda akan datang ke pesta teh kecil yang saya adakan" Violet menyambut Arabella dengan begitu hangat. Arabella melihat ke sekeliling namun... Ia tidak menemukan Duke Tryon di mana pun juga!!
"Ah.. senang bisa bertemu dengan anda Lady Violet, terima kasih banyak atas undangan yang anda berikan. Saya benar-benar merasa terhormat" Arabella tersenyum dan sedikit menundukkan kepalanya guna memberi hormat kepada Violet, melihat hal ini Violet juga melakukan hal yang sama.
"Lady, anda tau? Saya begitu senang karena anda telah hadir di acara minum teh saya, wah! Acara kali ini pasti akan sangat meriah!" Violet begitu bersemangat mengingat Arabella adalah orang yang selalu pilih-pilih. Dia sangat jarang ikut perkumpulan kelas atas namun... Dia selalu saja menjadi yang paling unggul di lingkungan sosial. Dan karena hal ini lah banyak sekali orang yang hormat dan mengidolakan Arabella.
Dan... Salah satunya adalah Violet, dia adalah fans yang.... Super loyal!
"Ini hanya perasaanku saja atau memang ada sesuatu yang aneh?" Batin Arabella.
• Syung •
Dengan cepat Arabella di kelilingi oleh para nona bangsawan. Arabella begitu terkejut, ia benar-benar tidak dapat bergerak dengan bebas karena hampir semua orang berkerumun di sekitarnya.
"S-Sesak! Ya ampun, kenapa mereka bersikap seperti ini? Aku benar-benar kesulitan bernafas!". Arabella mencoba sekuat tenaga untuk bisa lepas dari kerumunan massa yang mencoba untuk mengobrol dengannya. Akhirnya setelah sekian lama mencoba Arabella berhasil melarikan diri.
" Fiuh~ Leganya" Arabella menghela nafas lega, kini ia langsung pergi ke tempat yang agak sepi sebelum para bangsawan menyadari bahwa dirinya menghilang.
• Taman •
Arabella memutuskan untuk pergi ke taman karena ia tidak mau terus-menerus di ganggu oleh para bangsawan. Arabella terus berjalan sampai langkahnya terhenti karena melihat seorang pria yang sedang berdiri di sudut taman sambil meminum segelas anggur.
"Ya ampun" Arabella kagum terhadap ketampanan orang itu, bagaimana tidak? Kulit yang putih, rambut berwarna hitam pekat, mata berwarna biru, bibir yang menggoda, tubuh yang tinggi Ah... Benar-benar sempurna!
"Hah... " Pria itu menghembus nafas kasar, ia nampak gusar entah apa yang sedang ia pikirkan.
"Apakah Aku harus menyapanya? Tapi... bagaimana jika ia tidak suka?" Setelah perdebatan yang cukup panjang pada akhirnya Arabella memutuskan untuk menyapa pria tersebut.
"Permisi" Arabella berjalan mendekati pria itu. Dan betapa terkejutnya ia saat pria itu berbalik dan mata mereka bertatapan.
"D-Duke Tryon?! Sialan! Bagaimana bisa aku tidak mengetahuinya sama sekali? Apakah karena aku sudah kelelahan saat menghadapi para bangsawan?" Arabella memijat Pelipisnya, ia benar-benar terkejut dan kebingungan. Entah apa yang harus ia lakukan kedepannya.
"Lady, jika anda tidak mempunyai urusan yang penting dengan saya lebih baik anda cepat kembali" Duke Tryon atau.. Nama lengkapnya Theo Acord De Tryon adalah seorang pria yang di kenal bengis dan kejam. Ia bahkan tidak segan-segan untuk membunuh siapapun orang yang bertentangan dengan dirinya.
"Kesempatan! Karena sudah terlanjur bertemu seperti ini lebih baik aku ajukan saja pernikahan kontrak dengannya!" Arabella mengumpulkan keberanian dan akhirnya mulai membicarakan tujuan yang sebenarnya.
"Anda Duke Tryon kan?" Arabella bertanya dengan super hati-hati karena tidak mau menyinggung perasaan Duke yang di kenal kejam itu!
"Hm"
"Apa-apaan itu? Dia hanya menjawab 'Hm' saja?!" Arabella terkejut dengan jawaban yang di lontarkan oleh Theo.
"Berarti benar ya, Duke. Saya ingin membuat sebuah kesepakatan dengan anda!" Theo sedikit terkejut karena Arabella, wanita yang baru ia temui tiba-tiba mencoba untuk membuat kesepakatan dengannya. Bukan dengan orang lain tapi dengan Duke yang di kenal bengis, kejam, dan tiran itu!
"Lady, anda serius? Kenapa anda ingin membuat kesepakatan dengan saya?" Theo berbalik bertanya kepada Arabella ia benar-benar merasa aneh, karena bisa-bisanya ada orang yang tidak takut pada dirinya.
"Ah... Karena hanya anda saja yang dapat membantu saya?" Arabella asal menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Theo. Theo tertegun dan mencoba mencerna perkataan Arabella.
"Lagi pula.... Duke, saya ini mengajukan kesepakatan dengan anda karena saya juga bisa membantu anda. Bukankah bagus? Kita menjalin hubungan mutualisme?" Arabella mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum ke arah duke lantas hal ini membuat wajah duke sedikit memerah. Duke menatap Arabella sekilas dan kembali memikirkan perkataan Arabella, 'duke' adalah orang yang sangat waspada dan super hati-hati.
Wajar saja jika ia seperti ini, sudah beberapa kali ia hampir mati karena kelalaian dan terlalu percaya pada orang lain. Dan karena inilah kondisi internal kediaman Duke menjadi kacau balau. Semuanya benar-benar kacau!
"Memangnya tawaran apa yang bisa kau berikan kepadaku?" Duke melipat tangan di dada, tatapan mata penuh dengan intimidasi dan aura yang mencekam. ugh... Benar-benar menakutkan! Arabella menelan salivanya dan dengan berani dia mengemukakan pendapatnya.
"Duke, saya bisa membantu anda untuk menangani masalah-masalah internal anda. Selain itu saya juga akan membantu anda untuk mendapatkan PIN Kekaisaran secepat mungkin." Bukan tanpa sebab Arabella mengajukan persyaratan ini, karena.. Duke memang akan mendapatkan PIN Kekaisaran saat dia menginjak usia 25 tahun. Dan saat ini Duke berusia 20 tahun dan Arabella berusia 18 tahun. Itu artinya masih ada waktu 5 tahun lagi sampai Duke menerima PIN itu.
Duke kembali memikirkan tawaran yang di ajukan oleh Arabella, dia sedikit ragu. Tapi.... Kapan lagi ia akan mendapatkan pasangan yang bahkan tak menuntut cinta darinya? Atau... Pasangan yang menikah karena terpaksa? Tapi pasangan yang menikah karena kesepakatan!!
"Baiklah, tapi... Apakah kau bisa menjamin bahwa aku akan benar-benar mendapatkan PIN Kekaisaran?" Lagi dan lagi aura yang mencekam keluar dari tubuh Duke, Arabella memantapkan hatinya.
"Ya, saya berjanji akan membuat anda menerima PIN Kekaisaran dalam waktu 1 bulan!" Dengan lantang Arabella menjawab pertanyaan Duke, Duke tertegun dan tidak percaya.
1 bulan?! Arabella bisa mendapatkan PIN yang selama ini duke inginkan dalam waktu sesingkat itu?! Sungguh sulit untuk di percaya!
"Apakah aku harus percaya pada omongannya? Tapi.. Bagaimana jika yang dia katakan itu bohong? Ah.. Tidak! Aku melihat dia tidak sedang berbohong" Duke tersenyum, kemudian menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia telah sepakat dengan persyaratan itu. Duke pun bertanya syarat apa yang akan di berikan Arabella kepadanya? Dan Arabella pun menjawab "Pernikahan" mendengar hal ini Duke sangat terkejut, karena bisa-bisanya seorang Nona bangsawan dengan mudahnya mengatakan "Pernikahan" dia saja tidak berani asal melamar seorang nona namun... bisa-bisanya Arabella mengajukannya semudah membalikkan telapak tangan.
Duke tersenyum , "Menarik" Kata itu dapat tersirat dari senyumannya itu. Keringat dingin bercucuran, Arabella benar-benar panik. Ia takut bahwa kesepakatan dan kebebasannya akan hilang begitu saja!!
"Ah.. Bagaimana ini? Nampaknya Duke tidak akan menyetujui hal ini, jika itu benar bagaimana diriku bisa terbebas dari kekangan mereka? Bagaimana aku bisa menjalani kehidupanku? Apakah semuanya akan berakhir sama seperti kehidupan sebelumnya? Jika benar seperti itu lalu untuk apa aku di lahirkan kembali?" perasaan Arabella benar-benar tercampur aduk, ia panik, khawatir, dan juga kesal. Ia benar-benar tidak mau terus terjebak dan berada di bawah kendali ibu dan saudari tirinya.
"Baiklah, kita bicarakan tentang kesepakatan itu besok. Aku akan mengirimkan surat ke kediaman untukmu. Lady, siapa namamu?" Arabella terkejut ia tak menyangka bahwa Duke akan menerima sarannya walaupun belum di berikan kepastian, tapi... hal ini cukup membuat Arabella senang.
"Nama saya Arabella de Carlos, Duke" Arabella membungkukkan badannya kemudian ia mendongakkan kepalanya dan menatap wajah Duke sekilas.
"Tampan" Gumam Arabella, namun masih bisa terdengar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!