NovelToon NovelToon

Istri Atau Hobi

Hobi.

Yesa menghela nafas panjang saat melihat suaminya tengah berkemas pakaian dan sepatu bola kesayangan nya.

Lagi lagi akhir pekan ini suami nya pergi untuk latihan bola.

Arka Pratama, pria berusia dua puluh lima tahun itu memiliki hobi bermain bola. Memang tidak di ragukan kemampuan nya dalam bermain bola, beberapa kali ia masuk tim nasional.

Pernikahan nya dengan Yesa baru berjalan setahun ini. Yesa sendiri tahu kegiatan suami nya saat akhir pekan seperti apa?

Pernah beberapa kali ikut menemani Arka di lapangan hijau, namun hal itu membuat Yesa bosan dan penyebab nya karena Ia tidak terlalu menyukai permainan itu sementara suaminya begitu menggilai si bentuk bundar itu.

Tak ada satu pekan pun yang lewati tanpa hobi nya, dan hal itu membuat Yesa merasa kesepian karena lagi lagi ia di tinggal pergi pada waktu weekend.

"Bener kamu enggak mau ikut sayang?"

Tanya Arka menatap wajah cantik istri nya.

Yesa tidak menjawab ia hanya menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah Abang berangkat ya?"

Pamit Arka namun Yesa tidak menjawab.

"Weekend depan aku ada acara reuni bang, kamu bisa kan temani aku?"

Pinta Yesa pada arka. pria itu diam sambil berpikir.

"Ya, nanti Abang lihat jadwal pertandingan bola dulu ya."

Jawab Arka membuat Yesa mengerucutkan bibirnya.

"Jangan ngambek seperti itu sayang. Abang nanti akan usahakan, tapi kalau sudah ada jadwal latihan atau pertandingan, ya enggak bisa di tinggal begitu saja."

Yesa tidak menjawab, Arka selalu saja memilih hobi nya dan Yesa memilih untuk diam.

Usai itu Arka pergi meninggalkan Yesa seorang diri di rumah mereka yang cukup besar.

*

Setahun pernikahan kedua nya belum di karuniai anak. Arka sendiri tidak mempermasalahkan hal itu karena ia juga tidak ingin kegiatan nya terganggu dengan kehadiran seorang anak.

Ia masih ingin bersenang-senang dengan hobi nya, lalu bagaimana dengan istri nya?

Yesa sangat mengharapkan kehadiran seorang anak di rumah mereka.

……

Yesa masuk ke dalam rumah setelah mobil melaju meninggalkan kediaman mereka. Yesa duduk di sofa sambil memainkan ponsel nya, ia mencoba mencari teman untuk pergi jalan-jalan keluar, Ia jenuh karena tidak ada teman.

Namun kali ini Yesa tidak mendapatkan teman yang bisa menemani nya pergi.

Yesa beranjak dari duduknya lalu pergi ke kamar untuk mengambil tas dan kunci motor nya, Ia berpikir untuk pergi ke rumah ibu nya saja.

Yesa membuang nafas lalu melajukan motornya menuju rumah sang ibu. jarak nya tidak terlalu jauh dan hanya memakan waktu setengah jam saja.

*

"kenapa enggak ikut sama Arka, harus nya kamu temani Arka di lapangan, bukan merengut di rumah!"

Ujar Ibu Arka kala Yesa mengadukan tentang anaknya yang selalu pergi main bola.

Bosan, Ia juga tidak terlalu suka keramaian dan rasa nya tidak nyaman berada di lokasi lapangan menunggu suami nya bermain bola.

Yesa pikir lebih baik tidur saja di rumah sambil membaca buku.

Ternyata Dua karakter yang berbeda !

Yesa menepikan kendaraan roda dua nya di halaman rumah, gegas ia masuk ke dalam dan menghampiri adik nya yang tengah asyik dengan laptop nya.

Wina menoleh ke arah Yesa yang langsung merebahkan tubuhnya di ranjang.

"Kenapa kak ?"

Tanya Wina menutup laptop nya.

"Rumah sepi."

Cetus Yesa menelungkup kan tubuh nya di kasur empuk itu.

"kemana ibu dek ?"

Tanya Yesa memindai Wajah cantik adik nya.

"Ibu pergi sama ayah. seperti nya mereka pergi jalan-jalan !"

Jawab Wina membuat Yesa termangu.

Ia juga ingin seperti ayah dan ibu nya, pergi berdua diakhir pekan. namun Arka selalu sibuk dengan hobi nya itu.

"Kakak ada perlu apa ke sini ?"

Tanya Wina memperhatikan Yesa yang tengah termenung sendiri.

"Enggak, bete aja di rumah. bang Arka pergi main bola dek !"

Jawab Yesa lalu membuka ponselnya dan terlihat Arka melakukan panggilan telepon.

"Apa ?"

jawab Yesa sedikit judes dan hal itu membuat Arka terkekeh kecil. pria itu memang tidak pernah menanggapi sikap Yesa yang terkadang memang selalu seperti itu.

"Sayang, maaf bisa enggak kamu ke stadion ?"

Tanya Arka namun Yesa tidak termangu sejenak.

"Kaos kaki Abang ketinggalan di rumah. tolong kamu bawakan kemari sayang !"

Halah sayang kalau ada mau nya!

Yesa berdecak kesal lalu beranjak dari ranjang, Yesa meninggalkan Wina yang melongo melihat tingkah kakak nya itu.

"Kenapa sih kak Yesa ?"

Gumam Wina sendiri namun tidak terucap karena Yesa langsung pergi.

Sebenarnya malas memenuhi permintaan Arka, tapi kalau menolak Arka akan berkata seperti ini.

"enggak boleh menolak kalau suami minta tolong !" Ujar Arka kalau Yesa menolak dan Ia sendiri enggan mendengar ucapan itu.

"Enggak boleh bersikap jutek sama suami, dosa loh sayang. jadi istri harus pandai menyenangkan hati suami !"

Selalu itu yang Arka ucapkan jika Yesa marah-marah.

lalu bagaimana dengan dirinya sendiri? apa ia sudah menyenangkan hati istrinya?

Yesa kembali ke rumah untuk mengambil kaos kaki milik Arka.

"kenapa sih enggak pinjem punya teman nya bang ?"

"Enggak enak dek, kita kan bawa masing masing !"

Seperti itu jawaban Arka saat Yesa mengatakan malas mendatangi Arka di lapangan.

*

Setengah jam kemudian Yesa sampai di lokasi lapangan bola, Gegas ia menghampiri Arka yang sudah menunggu nya.

"Terima kasih sayang !"

Ujar Arka saat Yesa menyodorkan kaos kaki tersebut.

"Mau langsung pulang atau lihat Abang latihan? besok ada pertandingan di sini !"

Ujar Arka sambil memakai kaos kaki nya.

"kalau besok kamu ada pertandingan harus nya weekend depan kamu bisa temani aku bang !" Jawab Yesa melipat tangan nya di dada.

"Enggak janji ya cantik !"

jawab Arka membuat Yesa jengah lalu pergi meninggalkan lapangan.

Kenapa sih bola terus ? hobi dan itu itu terus.

Yesa melangkah sambil mendengus pergi, lekas ia beranjak menggunakan kendaraan roda dua nya. Mungkin lebih baik pulang dan tidur ketimbang memikirkan Arka yang selalu mementingkan hobi nya.

Kenapa jadi seperti ini ? sebelum menikah Arka selalu meluangkan waktu untuk nya, tapi kini tidak lagi dan alasan nya karena sekarang mereka bertemu setiap hari, hingga waktu senggang ia gunakan untuk hobi nya.

*

Arkan bekerja di salah satu Perusahaan penyimpanan Arsip, Ia bertugas sebagai kepala gudang yang mencatat masuk dan keluar arsip dari gudang.

Mereka berpacaran tiga tahun lamanya, bukan hal yang aneh jika Arka pergi bermain bola. sebab itu memang menjadi hobi nya, dan dulu juga selalu seperti itu, tapi akhir akhir ini jadwal latihan dan pertandingan nya cukup padat hingga membuat Arka sibuk hingga mengabaikan Yesa yang juga membutuhkan nya.

Yesa merebahkan tubuhnya di ranjang, ia benar benar lelah dan kesepian. di rumah ia sendirian dan jujur saja ia iri dengan ibu dan ayah nya.

Rumah tangga mereka selalu harmonis hingga mereka tua. Ayah selalu menyempatkan waktu untuk sang ibu, beliau meninggal kan hobi nya dan lebih mengutamakan kebahagiaan istri nya.

Saat ia kecil Ayah selalu mengajak mereka pergi jalan jalan di akhir pekan. Sang ayah selalu meluangkan waktu untuk anak anak nya.

Yesa berharap Arka juga seperti sang ayah jika mereka memiliki anak.

Rumah tangga nya baru seumur jagung tapi sungguh ironis. Arka selalu memilih menghabiskan waktu nya dengan hobi nya.

"capek dah gue lama lama begini mending selingkuh aja kali ya!"

Batin Yesa asal berbicara.

Ia beranjak dari ranjang lalu pergi ke dapur untuk memasak makanan kesukaan nya.

seblak pedas !

……

bersambung...

Ayo ramaikan, Author sangat butuh dukungan.😍😍

Sibuk.

Sampai sore Arka belum juga kembali dari latihan nya, namun Yesa tetap menjalankan tugas nya sebagai seorang istri.

Menyiapkan makanan untuk Arka, mengurus pakaian hingga merapikan rumah.

Setelah pekerjaan selesai Yesa memilih untuk tidur karena tidak ada kegiatan lain, Nonton televisi bosan, dan lebih baik merebahkan tubuhnya sambil bermain ponsel.

*

Yesa membuka matanya dan melihat jam menunjukkan pukul lima sore. Lekas ia mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat Ashar yang sudah tertinggal.

Yesa menghela nafas panjang lalu bersandar pada ranjang, hingga menjelang senja arka belum juga kembali. Yesa memainkan ponselnya lalu melihat status suami nya di Wattsap.

Seperti biasa kegiatan hari ini menjadi story nya di Wa dan Instragram.

Terlihat beberapa perempuan yang menjadi followers nya memberikan komentar memuji suami nya itu. Arka memang tampan, ia juga memiliki prestasi di dunia sepakbola.

Yesa menghela nafas panjang lalu beranjak ke kamar mandi, mungkin lebih baik berendam sampai suasana hati nya membaik.

Setengah jam kemudian adzan Maghrib berkumandang gegas Yesa beranjak dari but up lalu mengambil air wudhu.

Lebih baik sholat lebih dulu dari pada menunggu arka pulang.

Usia sholat Yesa keluar dari kamar dan melihat Arka menyembul masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum."

ucap arka mengulas senyum lalu menghampiri Yesa.

"jawab dong !"

"walaikumsalam... !"

jawab Yesa duduk di kursi meja makan.

"istri Abang marah?"

tanya arka namun Yesa diam tidak menjawab.

"Abang mandi dulu ya, setelah isya ini kita pergi jalan-jalan keluar ya!"

Ujar Arka dan di anggukan oleh Yesa.

Arka langsung masuk ke dalam kamar untuk mandi dan sholat Maghrib.

Setengah jam kemudian Arka menghampiri Yesa yang duduk di sofa.

"Ayo makan ?!"

Ajak Arka menarik tangan Yesa beranjak dari sofa.

"Sayang, tahu enggak tadi ada yang nawarin Abang masuk Tim sepak bola yang di Malang loh !"

Ujar Arka membuka obrolan lalu menceritakan kegiatan nya tadi di lapangan. Yesa hanya diam mendengar kan suaminya bercerita.

Arka tidak bertanya pada Yesa apa yang ia lakukan seharian di rumah, dan seperti nya hal itu tidak penting untuk Arka.

Ia hanya terus bercerita tentang keseruannya di lapangan hijau.

Mungkin benda bundar itu membuat Arka lebih senang di banding dengan dirinya, dan Yesa hanya bisa menghela nafas berat.

Yesa melangkah ke lemari makan untuk menyimpan sisa makanan yang tidak habis termakan.

"Mau pergi main kemana ?"

Tanya arka melihat Yesa dengan wajah masam nya, apa Yesa masih marah ?

"kemana saja terserah kamu bang !"

Jawaban terserah sebenarnya sudah menunjuk kan bahwa Yesa kesal pada Arka, mungkin hidup nya terasa menyenangkan karena hobi nya itu, lalu bagaimana dengan yesa ? setiap hari harus mendengarkan nya berbicara tentang bola.

Apalagi kalau ada pertandingan bola internasional, Ia akan sempat kan waktu untuk libur demi kegiatan itu.

Sementara waktu untuk Yesa terkikis habis demi hobi nya, dan perempuan beralis tebal itu hanya bisa bersabar.

Usia sholat isya kedua nya pergi keluar menggunakan kendaraan roda empat.

Yesa tak bersuara, netra nya memilih untuk memperhatikan jalanan yang ramai pengendara. malam weekend memang selalu ramai.

"Sayang, kamu mau beli apa ?"

Tanya Arka menoleh ke arah Yesa yang langsung melirik nya.

"Enggak bang, aku udah kenyang !"

Jawab Yesa tidak selera.

**

Waktu terus bergulir hingga beberapa waktu berlalu begitu cepat.

Lusa sudah kembali weekend dan Yesa ingin Arka menemani nya ke acara reuni.

"Sayang ini ATM nya kalau mau belanja, Abang udah ambil untuk keperluan Abang. Sisa nya kamu atur saja ya !"

Ujar Arka duduk di meja makan hendak sarapan pagi.

"Nanti sore kita pergi belanja ya bang, kebutuhan rumah udah habis!"

Ucap Yesa.

"tapi enggak bisa kayaknya dek, sore ini Abang lembur dan harus nunggu mobil balik semua ke gudang, kamu ajak wina saja ya !"

Yesa tertegun mendengar jawaban Arka. sudah tiga bulan terakhir ini Yesa selalu pergi berbelanja sendiri karena arka sibuk. biasanya arka menemani nya pergi berbelanja kebutuhan bulanan mereka, namun lagi lagi ia tidak bisa.

"Ya sudah nanti aku pergi sendiri !"

jawab Yesa mencoba untuk memahami kesibukan suaminya. Yesa tidak mau menuntut banyak hal hingga membuat mereka beradu mulut.

"Oh ya sayang, maaf juga untuk weekend ini. Abang di ajak main bola ke Bandung sama Rahman, katanya sih main di stadion Siliwangi Bandung."

Lagi lagi Yesa harus menelan pil pahit, dan itu membuat nya kecewa.

"Ya sudah!"

Yesa beranjak dari duduknya lalu mempersiapkan bekal untuk Arka bawa ke tempat kerja.

sabar lagi?

Yesa hanya bisa menepuk keningnya sendiri, mencoba untuk sabar dan membiarkan arka dengan kesenangan nya sendiri.

"Bang, aku boleh enggak ikut kerja sama Jesi ?"

Tanya Yesa sebelum Arka berangkat kerja.

"Jesica yang kerja di salon itu ?"

Yesa mengangguk kecil.

"enggak, jangan dek. kerja di situ kan enggak pakai kerudung udah gitu pakaian nya juga seksi seksi lagi !"

Arka memang selalu menyuruh Yesa untuk berpakaian tertutup dan tidak mengizinkan nya menampakkan rambut di hadapan yang bukan muhrimnya.

"Udah kamu di rumah aja, emang uang yang Abang kasih enggak cukup ?!"

Tanya Arka membuat Yesa termangu. bukan perihal uang, tapi ia bosan di rumah karena tidak ada kegiatan.

"Ya sudah Abang berangkat ya, jangan keluyuran main !"

Pesan arka lalu pergi meninggalkan rumah menggunakan kendaraan roda empat nya.

*

Yesa masuk ke dalam rumah untuk membersihkan bekas sarapan mereka, lebih baik pergi ke rumah ibu nya. mungkin Wina mau menemani nya pergi berbelanja kebutuhan bulanan.

Gegas Yesa membersihkan rumah sebelum ia pergi ke rumah ibu nya.

Kamar tidur, kamar mandi dan ruangan yang lain nya sudah rapih dan bersih, setelah itu Yesa menyiram tanaman sebelum lanjut membuang sampah keluar.

Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Yesa masuk ke kamar lalu kembali mandi karena gerah dan berkeringat setelah merapikan rumah.

Gegas Yesa keluar dari kamar mandi lalu bersiap siap untuk pergi. Yesa tampil cantik dengan dress cantik kotak kotak nya, pasmina berwarna capuccino melekat menutupi rambut nya.

Sebenarnya mereka pasangan serasi karena Yang pria tampan dan yang perempuan cantik. namun akhir akhir ini mereka jarang bersama karena Arka sibuk dengan kegiatan nya sendiri.

Yesa mendatangi rumah ibu nya dan menyampaikan maksudnya meminta Wina menemani nya berbelanja, namun Wina menolak karena ia memiliki tugas kuliah yang cukup banyak.

"ya sudah enggak apa apa dek, kakak berangkat sendiri aja !"

jawab Yesa mencoba untuk mengerti keadaan.

"Emang arka kemana ?"

Tanya sang ibu, Erlina.

"Bang arka kerja Bu, pulang nya malam !"

jawab Yesa mencomot kue pie susu yang tertata rapi di meja.

Sang ibu memang pandai membuat kue, Ia selalu menerima pesanan kue untuk acara pernikahan atau ulang tahun.

"Ya sudah pergi sendiri saja, enggak akan ada yang menculik kok !"

jawab Erlina senyum melihat Yesa memanyunkan bibirnya.

"Yesa berharap ada yang menculik Bu !"

Jawab yesa membuat Erlina melebarkan matanya. Yesa terkekeh kecil lalu pergi meninggalkan rumah sang ibu.

Gegas ia pergi menuju supermarket yang berada di mall.

Jalanan cukup lengang hingga membuat Yesa cepat sampai di mall itu, gegas ia berjalan ke arah supermarket dan mengambil troli.

Yesa berjalan mendorong troli sendiri, mengambil barang barang yang menjadi kebutuhan nya.

Biasanya Arka akan mendorong troli dan ia yang mengambil barang barang, tapi beberapa waktu ini ia selalu pergi sendiri karena Arka sibuk dengan pekerjaan dan hobi nya.

*

*

*

Bersambung.

Terima kasih sudah mampir 😍😍😍

Ezi.

Seorang pria memperhatikan Yesa dari kejauhan. pria itu juga tengah mendorong troli belanja yang sudah berisi barang belanjaan.

Pria itu mengulssu senyum mengamati wajah Yesa yang tampak sendu, entah apa yang terjadi dengan perempuan itu.

Ezi termenung mengingat masa lalu, keduanya pernah dekat beberapa waktu yang lalu, Ezi meninggalkan Yesa begitu saja tanpa kejelasan.

Hubungan mereka berlalu tanpa putusan, Ezi sendiri baru kembali dari Kalimantan.

Ia terpaksa pergi meninggalkan Yesa karena ia di pindahkan kerja, Ezi salah karena pergi tanpa berbicara apapun pada Yesa, dan saat kembali Ezi mendengar kabar kalau Yesa sudah menikah.

Cukup lama ia berada di Kalimantan, Ezi memimpin proyek yang berada di kota itu hingga rampung.

Ezi ragu untuk menghampiri Yesa, tapi ia ingin sekali menyapanya.

Yesa tak sadar jika sejak tadi seseorang memperhatikan nya, Ia sendiri sudah selesai berbelanja dan tinggal membayar nya.

Belanjaan nya cukup banyak dan terpaksa ia harus membawa nya sendiri menggunakan motor.

Kenapa tidak menunggu libur dan pergi berbelanja dengan Arka ?

Tentu saja tidak karena waktu libur pun Arka sibuk dengan hobi nya dan lebih baik pergi sendiri karena berharap justru hanya akan membuat nya sakit.

"Hai....!"

Ujar seseorang menghampiri Yesa yang tengah mengantri di kasir.

Yesa menoleh ke arah belakang dan tertegun melihat sosok pria yang sudah lama sekali tak ia jumpai.

Ezi menilik wajah Yesa yang langsung kaku, tak begitu lama ia langsung memalingkan wajahnya dari Ezi.

"Gimana kabar kamu Ca ?"

Yesa terdiam mendengar panggilan itu, hanya Ezi yang selalu memanggil nya Eca.

"Baik !"

jawab Yesa menoleh sekilas lalu memalingkan wajahnya kembali. gegas Yesa melajukan troli belanjaan nya.

Ezi terus memperhatikan Yesa yang fokus pada barang belanjaannya, Seperti nya Yesa Enggan berbicara dengan nya.

Yesa tidak menoleh sedikitpun ke arah Ezi. Pria yang dulu pergi meninggalkan nya begitu saja tanpa kejelasan. Yesa menghela napas panjang saat mengingat masa dimana Ia berusaha keras merelakan cinta yang pergi begitu saja.

"Eca, Abang mau bicara sebentar ?!"

Ujar Ezi meminta Yesa untuk menunggu nya sebentar saja.

"Bicara apa ? Aku rasa tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi !"

Jawab Yesa menolak berbicara dengan pria itu, gegas ia pergi setelah membayar semua barang belanjaannya.

Ezi tahu kalau Yesa marah dan tidak mau berbicara dengan nya perihal masa lalu. Ezi hanya diam melihat Yesa pergi dan tidak bisa mengejar karena belanjaan nya belum di bayar.

lekas Yesa menjinjing belanjaan nya menuju motor, Ia harus segera pergi karena tidak ingin bertemu lagi dengan Ezi.

Tiga tahun yang lalu keduanya menjalin hubungan dekat, Namun Ezi pergi meninggalkan nya begitu saja saat cinta itu berkembang pesat.

Pria itu menghilang begitu saja dan menggantung hubungan nya tanpa jelas, Hingga Arka datang mengganti posisi Ezi di hati nya.

Awalnya ia tidak menyukai Arka, namun rasa sepi yang hinggap di hati membuat Yesa menerima kehadiran Arka.

Hubungan Yesa dan arka berjalan cukup lama, sebab banyak kendala untuk membina rumah tangga hingga keduanya menunda waktu cukup lama untuk menikah.

Yesa sendiri tidak mempermasalahkan hal itu sebab Ia sendiri perlu meyakinkan hati untuk memilih teman hidup dan pilihan jatuh pada Arka. Yesa berharap jika apa yang terjadi dengan rumah tangga nya kini adalah bagian dari ujian yang harus mereka lewati.

Yesa memejamkan mata nya berusaha melupakan masa lalu dan bertahan pada masa sekarang, tapi apa bisa jika sikap arka selalu seperti itu ?

Yesa terus melajukan motor nya hingga merasakan oleng pada ban motor nya, apa mungkin kempes ?

Yesa menepikan motor nya ke pinggir dan tertegun saat melihat ban belakang nya kempes.

"Astaga !"

Gumam Yesa geram nya melihat salah satu ban nya kempes.

"kenapa mesti kempes segala sih, harus nya Lo tahu dong gue lagi galau dan bawa banyak belanjaan, kalau kayak gini kan gue harus dorong!"

Umpat Yesa pada kendaraan roda dua nya sambil berdecak kesal.

"His...!"

Mau tidak mau Yesa mendorong motor nya. ia kembali berdecak kesal saat tidak menemukan tukang tambal ban di sekitar jalan itu.

"Astaga bener bener ngenes !"

keluh Yesa lalu menghubungi Arka.

"Ada apa Yesa? Abang sedang sibuk. nanti kamu telepon lagi yah !"

Ujar Arka lalu mematikan panggilan telepon sebelum Yesa berbicara apapun.

Yesa tertegun menatap ponselnya yang tiba-tiba mati dan lagi lagi ia harus menghela nafas panjang.

Terpaksa Yesa mendorong motor nya sambil berpikir meminta tolong pada siapa ?

Tiba tiba sebuah mobil berhenti di samping nya, Yesa mengerut kan kening nya lalu melebar kan pupil nya saat melihat Ezi keluar dari mobil tersebut.

"Kenapa di dorong motor nya ? ban nya kempes ?"

Tanya Ezi membuat Yesa termangu sejenak menatap wajah Ezi. pria itu sekarang lebih tampan dan semakin berkharisma.

"Kalau enggak kempes ngapain aku dorong ?"

Jawab Yesa dengan jutek dan membuat Ezi terkekeh kecil.

Yesa mengacuhkan Ezi lalu kembali mendorong motor nya sendiri dan Ezi malah mengikuti nya.

"Apa sih kamu ?"

sergah Yesa saat melihat Ezi mengikuti nya.

"Abang bantu kamu ya, Ca ?"

Sergah Ezi membuat Yesa menghentikan langkahnya.

"enggak usah, aku bisa sendiri !"

Jawab Yesa lalu memalingkan wajahnya dari Ezi, namun pria itu tetap mengikuti nya.

*

Yesa duduk diam menunggu Bapak tukang tambal ban mengeksekusi ban motor nya yang kempes, Terpaksa ia menerima bantuan dari Ezi, karena lama kelamaan Yesa lelah mendorong motornya dengan belanjaan nya yang cukup banyak.

Ezi menyodorkan botol minuman ke arah Yesa, Perempuan itu langsung mendongak menatap wajah Ezi.

"Minum dulu Ca, jangan manyun terus seperti itu ?!"

Ujar Ezi menyimpan botol minuman tersebut di samping Yesa.

"Abang minta maaf ya Ca !"

Sambung Ezi kian membuat Yesa membeku, Apa Ezi hendak membahas masa lalu, tapi untuk apa ?

"Sudah selesai neng !"

Ujar bapak tersebut membuat Yesa tersadar lalu beranjak dari duduknya.

"Terima kasih sudah membantu bang, Yesa duluan ya!"

sanggah Yesa lalu membayar biaya operasional ban motor nya pada bapak itu. Usai itu Yesa langsung pergi meninggalkan Ezi di tukang tambal ban.

Apa yang mau di bahas ? Meskipun Yesa tidak menampik bahwa ia ingin tahu kenapa Ezi dulu meninggal kan nya begitu saja.

Namun Yesa memilih untuk pergi dan gengsi jika ia melunak begitu saja.

lekas Yesa melajukan motornya menuju rumah, waktu menunjukkan pukul dua siang dan rasa nya begitu haus juga lapar.

Yesa bersandar pada kursi dan merindukan mie ayam jamur kesukaan nya.

Sudah lama sekali Yesa tidak pergi makan ke kedai Mie ayam jamur, Arka tidak punya waktu untuk nya seperti dulu.

Yesa menelungkup kan wajah nya di meja mengingat sosok pria yang tiba-tiba saja hadir setelah sekian lama menghilang, dan ia datang seakan tak pernah terjadi sesuatu.

Apa kata maaf tidak terkesan basi ?

semua sudah berlalu, namun kenangan indah bersama Ezi tidak pernah terlupakan, sebab pria itu lah yang pertama kali mengenal kan ia cinta dan dia juga yang pertama kali mengenal kan luka.

"Ah kenapa terus-terusan memikirkan dia ?!"

Batin Yesa meronta lalu beranjak pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah nya.

"Jangan ingat ingat dia lagi Yesa !"

nasihat nya pada diri sendiri seperti sebuah lelucon sebab ia menapik keberadaan Ezi yang masih berada dalam benak nya, entah bagian mana hingga pria itu selalu saja singgah dalam pikiran nya.

**

*

Bersambung...

terimakasih sudah berkunjung, ayo dukung karya ku para reader bantu ramaikan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!