NovelToon NovelToon

Pengantin Pengganti CEO Buta

Bab 1 Rollercoaster

"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Chloe.

Gadis itu tidak bisa menutupi keterkejutannya begitu menyingkap selimut dan mendapati Erick Sanders, kekasihnya tidur di ranjang yang sama dengan Sheilla.

Ranjang itu begitu berantakan, lengkap dengan pakaian yang bertebaran memenuhi lantai. Melihat pemandangan tak lazim itu, sangat cukup untuk membuat Chloe mengerti apa yang baru saja terjadi.

"Apa maksudnya semua ini, Erick?" teriak Chloe.

Chloe menghempaskan selimut yang dia pegang dengan kasar. Jantungnya berdetak tak karuan, pun dengan dua manik yang mulai berkaca-kaca setelah melihat perselingkuhan kekasihnya. Sejak kapan Erick mengkhianatinya. Dan dari sekian banyak wanita, kenapa harus Sheilla. Bukankah Sheilla adalah sahabat baiknya?

"Seperti yang kamu lihat. Aku baru saja bercinta dengan Sheilla," jawab Erick.

Dengan tenang, Erick justru mengakui perbuatan bejatnya. Tidak ada rasa sesal, apalagi permohonan maaf untuk Chloe yang hatinya remuk redam.

"Bercinta dengan Sheilla?" tanya Chloe.

Chloe tersenyum nanar. Lalu melirik ranjang yang diatasnya masih terbaring sesosok Sheilla. Selama pacaran, jangankan bercinta dengan Erick, masuk ke kamarnya saja bisa dihitung dengan jari.

"Bukannya kamu selalu bilang mencintaiku. Jadi semua itu bohong?" tanya Chloe.

"Ya, semua itu bohong!" jawab Erick.

Pria itu mengambil kimono dan melilit tubuhnya, lalu berjalan mendekati Chloe yang berdiri beberapa langkah di samping ranjang. Dari segi manapun, Chloe jelas lebih baik. Cantik, baik, cerdas dan mandiri. Tapi entah apa yang membuat Erick tega membuang berlian seperti Chloe demi barang rongsokan seperti Sheilla.

"Kenapa kamu melakukan ini padaku. Apa kurangnya aku?" protes Chloe.

Banyak hal telah telah mereka lewati bersama. Banyak usaha telah Chloe lakukan untuk membantu bisnis Erick dengan pencapaiannya yang fantastis. Untuk semua cinta dan pengorbanan yang dia berikan itu, Chloe tidak menyangka bahwa perselingkuhan adalah balasan yang Erick berikan untuknya.

"Kenapa kamu melakukan ini padaku?" tanya Chloe sekali lagi.

"Chloe, ku akui kamu cantik. Kamu baik dan banyak membantuku. Tapi aku ini seorang pria. Aku butuh wanita yang bisa memuaskan aku di ranjang. Sedangkan kamu, kamu tidak mau melakukannya untukku dengan alasan kita belum menikah. Bagaimana aku bisa hidup dengan wanita kolot sepertimu, Chloe?" jawab Erick.

"Hanya karena itu? Konyol sekali!" kata Chloe.

Chloe menghapus air mata yang nyaris tumpah. Siapa juga yang percaya dengan omong kosong yang Erick katakan barusan. Kalau hubungan ranjang yang menjadi alasannya, kenapa Erick tidak mempercepat pernikahan mereka saja mengingat mereka sudah bertunangan. Tidak mungkin, pasti ada alasan lain dan Chloe ingin tahu apa itu.

"Erick, tolong jangan menipuku lagi!" ucap Chloe.

Berat mengatakannya, tapi Chloe sudah siap apapun jawabannya. Setidaknya dia tahu alasan sebenarnya meskipun rasanya menyakitkan.

"Chloe, sebenarnya aku tidak pernah mencintaimu," kata Erick.

"Apa?" tanya Chloe.

"Aku hanya mencintai Sheilla. Tapi kamu begitu pintar dan aku membutuhkan bantuanmu, makanya aku mendekatimu. Sekarang, aku sudah mendapatkan semuanya dan kamu sudah tidak aku butuhkan. Jadi, kita akhiri saja hubungan kita," kata Erick.

DEG

Rasanya dikhianati sudah sangat menyakitkan. Tapi siapa yang menyangka dia akan di khianati dan dimanfaatkan di waktu yang bersamaan.

"Jadi, kamu hanya memanfaatkan aku selama ini?" tanya Chloe.

"Sorry, Chloe!" jawab Erick.

"Erick, kamu sangat keterlaluan!" umpat Chloe sembari mendorong Erick hingga mundur beberapa langkah.

Tak terlukiskan betapa sakit hatinya Chloe saat ini. Matanya tak lagi sanggup membendung air mata yang mengalir semakin deras. Biasanya, Chloe tidak bodoh seperti ini. Dia adalah gadis yang cerdas, cemerlang dalam karier dan pandai menangani sekelumit masalah paling rumit sekalipun. Tapi ketika dihadapkan dengan urusan cinta, kenapa kebodohannya sampai menembus batas langit.

"Terserah apa yang ingin kamu katakan. Aku tidak peduli!" kata Erick.

Erick menarik Sheilla ke sisinya. Tidak ragu memperlihatkan kemesraan di hadapan Chloe yang hatinya telah dia patahkan.

"Kamu tahu dimana pintu keluarnya kan? Pergilah, kamu mengganggu kesenanganku!" usir Erick.

Chloe pun memutuskan untuk pergi saat itu juga. Tidak sanggup melihat adegan liar yang tayang secara live di depan matanya. Tapi langkah kakinya terhenti ketika Erick menahan kepergiannya.

"Chloe, aku tahu kamu sangat mencintaiku. Kalau kamu mau, kamu bisa menjadi simpananku," tawar Erick.

"Bagaimana, Chloe. Kalau kamu tertarik, kamu bisa melayani Erick sekarang juga," timpal Sheilla.

Wanita yang sejak tadi diam itu akhirnya mulai bersuara. Memberikan tawaran yang sampai matipun tidak akan pernah Chloe terima.

"Sayang, apa kamu tidak keberatan?" tanya Erick sembari menyentil dagu Sheilla.

"Sama sekali tidak," jawab Sheilla.

Erick yang setengah mabuk langsung mendekati Chloe dengan tatapan penuh nafsu. Meskipun dia tidak memiliki perasaan apapun, tapi Chloe adalah gadis perawan. Pria mana yang tidak ingin mencicipi gadis perawan.

"Kemarilah, Chloe! Buka bajumu dan layani aku!" kata Erick.

Pria itu semakin mendekat, membuka tali kimononya sendiri yang membuat Chloe mundur teratur. Erick bahkan langsung menyerang Chloe dengan merobek baju dan menciumnya dengan membabi buta.

"Lepaskan aku!" tolak Chloe.

Gadis itu berontak. Meskipun Chloe sangat mencintai Erick sebelumnya, tapi siapa juga yang mau dijadikan simpanan. Beruntung Erick dalam pengaruh alkohol sehingga Chloe bisa melawan. Selagi masih sempat, Chloe pun mendorong dan menendang alat vital Erick sekuat tenaga.

Sheilla yang terkejut dengan aksi brutal Chloe pun langsung menolong Erick. Sementara Chloe, dia menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diri sebelum Erick mengejarnya.

"Brengsek!" umpat Erick sambil memegangi alat vitalnya yang serasa mau pecah.

"Sayang, kamu tidak apa-apa?" tanya Sheilla.

"Suruh pengawal mengejarnya!" titah Erick penuh amarah.

Hanya berbalutkan kain tipis, Sheilla keluar dari kamar. Meneruskan titah Erick kepada pengawal agar mengejar Chloe yang sudah berada di halaman.

"Kejar dan tangkap dia!" teriak Sheilla.

"Baik, Nona!" jawab pengawal serentak.

Sekelompok pengawal mulai mengejar Chloe. Tanpa membuang waktu, Chloe pun mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Meninggalkan rumah Erick dengan air mata dan cintanya tanpa ada sedikitpun yang tersisa.

"Erick Sanders, Sheilla, aku pasti akan menghancurkan kalian!" gumam Chloe.

Chloe memegangi bajunya yang koyak, sesekali menangis, sesekali melihat kebelakang untuk melihat pria-pria yang mengejarnya. Tapi sial bagi Chloe, saat dia kembali melihat ke depan, seekor kucing tiba-tiba melintas. Chloe pun kehilangan kendali atas mobilnya sehingga menabrak mobil yang dikendarai seorang pria yang datang dari arah berlawanan.

BRUAK

Benturan keras tak dapat dihindari. Mobil Chloe oleng sebentar sebelum menabrak pembatas jalan. Sedangkan mobil yang dikemudikan oleh pria asing itu tampak berguling-guling dan berhenti setelah menabrak sebuah pohon besar.

Chloe yang hanya mengalami luka ringan di pelipis segera keluar dari mobil. Wajahnya pucat pasi, terlebih saat melihat bodi mobil korbannya yang ringsek parah. Seumur hidup, ini adalah pertama kalinya Chloe menabrak orang.

"Ya Tuhan, apa aku baru saja membunuh orang?" gumam Chloe.

Dengan merangkak, Chloe mendekati pria itu untuk melihat seberapa parah lukanya. Dan ketika berhasil melihat wajahnya, Chloe langsung lemas seketika. Bukan karena pria itu bersimbah darah, tapi karena Chloe mengenal betul siapa pria itu.

Dia adalah Sebastian Earl Sanders, paman kecil Erick. Pria dingin dan arogan yang menjadi saingan terberat dalam dunia bisnis Erick. Pria berdarah dingin yang sempat ingin Chloe hancurkan berkali-kali demi memuluskan karir Erick.

"Earl, kenapa itu kamu?"

...***...

Bab 2 Buta

"Sakit sekali!" keluh Earl.

Pria itu akhirnya siuman setelah mendapatkan perawatan dari dokter. Balutan perban tampak membalut beberapa bagian tubuhnya, termasuk kedua matanya.

"Earl, akhirnya kamu bangun juga!" kata Davina.

Davina, ibunda Earl sekaligus nenek Erick itu tampak khawatir. Dia pun bergegas mendekati putranya yang meraih perban di matanya.

"Jangan dibuka! Matamu terluka!" larang Jeremy, ayah Earl.

Tapi larangan itu Earl abaikan, dan begitu perbannya terlepas, Earl justru dikejutkan dengan pandangannya yang gelap.

"Mom, Dad! Kenapa semuanya gelap. Kenapa aku tidak bisa melihat apapun?" tanya Earl mulai panik.

Davina dan Jeremy yang terkejut saling pandang. Jeremy pun melambaikan tangannya di depan mata Earl yang ternyata tidak memberikan respon sama sekali.

"Mungkinkah putraku buta?" gumam Jeremy.

"Pa, cepat panggil Dokter!" kata Davina mulai panik.

Jeremy pun bergegas memanggil dokter. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, akhirnya dokter pun menyampaikan kabar buruk itu.

"Tuan dan Nyonya, mata putra Anda telah kehilangan fungsinya untuk melihat!" kata Dokter.

Earl Sanders, pria berusia 25 tahun itu tampak syok mendengar kata-kata dokter.

"Maksud dokter aku buta?" tanya Earl.

"Benar," jawab Dokter.

"Tidak mungkin!" sanggah Earl.

Dia masih sangat muda. Belum menikah dan masih banyak impian yang ingin dia wujudkan. Bagaimana boleh dia buta. Bagaimana cara Earl hidup tanpa bisa melihat. Dengan kondisinya yang cacat, bukankah dia hanya akan jadi bahan tertawaan?

"Dad, aku tidak mau menjadi pria cacat. Tolong lakukan sesuatu untukku!" teriak Earl.

Pria itu mulai tak terkendali. Amarahnya mulai naik, terlebih setelah mengingat peristiwa kemarin. Dia hanya sedang dalam perjalanan untuk menemui seorang klien. Lalu sebuah mobil dengan kecepatan tinggi tiba-tiba menghantam mobilnya.

"Siapa orang itu, Dad? Siapa yang mengemudikan mobil itu?" teriak Earl.

"Dia, Chloe Adisty!" jawab Jeremy.

Earl tertegun sebentar begitu mendengar nama Chloe. Rahangnya mengeras, pun tangannya yang mengepal kuat. Meksipun Earl lupa bagaimana wajahnya, tapi Earl ingat betul siapa wanita itu. Dia adalah seorang wanita dibalik meroketnya bisnis Erick, satu-satunya keponakan yang dia benci setengah mati.

"Chloe, lihat saja! Aku pasti akan membalas perbuatanmu berkali-kali lipat dari ini!" gumam Earl.

Earl yang terpukul mulai mengamuk. Merusak apapun apa yang ada disekitarnya untuk meluapkan kemarahannya. Karena situasinya semakin tidak terkendali, Dokter pun menyuntikkan penenang sehingga Earl tertidur pulas.

"Dokter, pasti ada cara untuk menyembuhkan putraku kan?" tanya Jeremy.

"Bisa, asalkan kita mendapatkan donor mata," jawab Dokter.

"Kalau begitu, tolong bantu kami mendapatkan donor mata untuk putraku," pinta Jeremy.

.

.

.

PLAK

Tamparan keras mendarat sempurna di pipi Chloe. Pelakunya adalah Belinda, wanita paruh baya yang bergegas ke rumah sakit begitu mendengar calon menantunya terluka parah.

"Apa kamu sengaja menghancurkan pernikahan impian kakakmu, Chloe?" tanya Belinda.

Sebastian Earl Sanders, nyatanya pria itu memiliki identitas yang tidak biasa. Selain paman kecil Erick, sebenarnya dia juga calon kakak ipar tiri Chloe.

"Earl tidak mati. Mereka bisa menikah setelah Earl sembuh!" jawab Chloe.

"Tapi dia buta, Chloe! Buta!" teriak Belinda.

Bukan hanya memaki, Belinda juga menggertak meja kecil di sisi ranjang. Chloe yang sebelumnya tampak acuh langsung melongo begitu menyadari kesalahan fatal yang telah dia buat.

"B-buta?" tanya Chloe.

"Ya, dia buta. Dan itu semua gara-gara kamu!" jawab Belinda dengan meninggalkan toyoran di kepala Chloe.

Puas memarahi Chloe, Belinda pun enyah. Meninggalkan anak tirinya yang mulai panik karena telah merampas penglihatan Earl.

Usai menemui Chloe, Belinda langsung menemui Bella, kakak Chloe yang saat ini sedang mengintip Earl dari balik pintu.

"Ma, aku tidak ingin menikah dengannya!" kata Bella.

Menikah dengan Earl adalah impian Bella. Apapun Bella lakukan hanya untuk menarik perhatian Earl. Mendiang ayahnya rela melakukan apa saja agar Jeremy Sanders menyetujui tawaran perjodohan diantara mereka. Sontak saja penolakan Bella barusan membuat Belinda terkejut.

"Sayang, apa yang kamu katakan. Bukankah kamu sangat mencintai Earl?" tanya Belinda.

"Dia buta, Ma! Aku tidak mau punya suami buta!" jawab Bella.

"Sayang, Earl memang buta sekarang, tapi dengan kekayaan yang mereka miliki, tidak sulit bagi mereka untuk mencari donor mata untuk Earl!" kata Belinda.

Bagi Belinda, buta tidak masalah. Asalkan Earl punya uang, itu sudah cukup. Sejujurnya, Belinda malah bersyukur dengan kondisi Earl yang buta. Dengan begini, Earl tidak akan menolak perjodohannya dengan Bella lagi. Lalu Belinda dan Bella akan menjadi bagian dari keluarga Sanders dan tidak perlu takut kekurangan uang dimasa depan.

Sayangnya, angan-angan Belinda terlalu tinggi. Karena sebenarnya, bisnis Earl sedang lesu. Sangat berbanding terbalik dengan bisnis Erick yang kian meroket.

"Earl sudah bangkrut, Ma!" kata Bella.

"B-bangkrut?" tanya Belinda.

"Ya, Earl sudah bangkrut. Menurut kabar yang beredar, Tuan Jeremy bahkan sudah memilih Erick sebagai calon pewarisnya. Meskipun Earl bisa melihat lagi, tapi apa gunanya kalau dia jatuh miskin!" jawab Bella.

"Kamu serius, sayang?" tanya Belinda.

Bella mengangguk, "Pikirkan sebuah cara, Ma! Aku tidak ingin menikah dengan Earl. Jika aku harus menjadi menantu Sanders, Erick lah yang pantas menikah denganku, bukan Earl!" pinta Bella.

Belinda tampak berpikir keras. Memikirkan cara agar Bella terbebas dari perjanjian pernikahan dengan Earl. Tanpa menyadari bahwa Jeremy dan Davina mendengar semua obrolan mereka.

"Oh, jadi selama ini mereka hanya menginginkan harta kami?" gumam Jeremy.

Pria tua itu tersenyum tipis. Bersyukur masih sempat melihat ini sebelum ada pernikahan antara Earl dan Bella. Sementara Davina, dia tidak begitu peduli karena lebih memusingkan masa depan Earl.

"Kelak, siapa yang mau menikah dengan putra kita, Pa?" tanya Davina.

Donor mata memang bisa menyembuhkan Earl, tapi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan donor itu? Dan selama Earl buta, bagaimana kalau ada orang jahat yang mencoba mencelakainya.

"Sayang, jangan mencemaskan hal itu. Aku sudah mendapatkan pengantin untuk putra kita!" jawab Jeremy.

"Siapa?" tanya Davina.

"Siapa lagi. Tentu saja Chloe Adisty!" jawab Jeremy.

Davina sangat terkejut. Chloe adalah kekasih Erick. Selain itu, hubungan Earl dan Erick tidak cukup baik. Apa yang akan Erick lakukan begitu tahu calon istrinya dirampas Earl.

"Itu tidak mungkin, Pa!" kata Davina.

"Kenapa tidak mungkin?" tanya Jeremy.

Berbeda dengan Davina yang tampak cemas, Jeremy justru sangat tenang. Sebagai seorang konglomerat, tentu saja dia menyebar begitu banyak mata-mata untuk mengawasi dua putra dan satu cucunya. Tidak ada yang tidak diketahui oleh Jeremy, termasuk kisah cinta Erick dan Chloe.

Awalnya, Jeremy merasa sayang karena gadis seperti Chloe malah bertunangan dengan Erick. Tapi, setelah tahu Erick memutuskan hubungan dengan Chloe dan Chloe membuat Earl buta, Jeremy punya alasan yang kuat untuk menikahkan Earl dengan Chloe.

"Chloe itu tunangan Erick. Bagaimana mungkin Chloe dan Earl menikah," jawab Davina.

"Mereka sudah putus," jawab Jeremy.

"Benarkah?" tanya Davina dengan mata berbinar.

"Kenapa ekspresimu seperti itu. Kamu senang kan karena Earl dan Chloe akan menikah?" tanya Jeremy.

"Sayang, darimana kamu tahu?" tanya Davina malu-malu.

"Tidak ada yang bisa kamu sembunyikan dariku, sayang!" jawab Jeremy.

Sepasang lansia itu pun bergandengan tangan. Lalu menghampiri Belinda yang masih kebingungan. Tentu saja tujuannya untuk menawarkan kesepakatan yang pastinya akan disetujui oleh Belinda.

...***...

Bab 3 Chloe Sanders

"Apa yang harus kulakukan sekarang. Apa aku akan dipenjara?" tanya Chloe.

Gadis itu mondar-mandir memikirkan masa depannya yang suram. Chloe sudah membuat masalah dengan Erick dan sekarang dia malah mencelakai Earl sampai buta. Bagaimana cara Chloe menghadapi dua Tuan Muda Sanders itu seandainya mereka balas dendam?

"Apa hidupku akan berakhir di tangan keluarga Sanders?" gumam Chloe.

CEKLEK

Suara pintu terbuka, Chloe segera meringkuk di kasur sebelum tamu tak diundang itu masuk.

"Sayang, bagaimana kabarmu. Apa kamu baik-baik saja?" sapa Jeremy.

Jeremy Sanders, pria tua itu datang dengan elegan bak keluarga bangsawan. Di sampingnya berdiri sosok Davina Sanders yang menggandeng mesra tangan suaminya. Sementara Belinda dan Bella yang mengikuti dari belakang.

"Maafkan aku kakek, aku tidak sengaja melukai Earl!" kata Chloe.

Bukannya menjawab pertanyaan Jeremy, Chloe malah meminta maaf atas kecelakaan yang menimpa Earl.

"Kakek?" tanya Jeremy dengan satu alis yang terangkat.

Spontan, Chloe mengangkat wajahnya. Hubungannya dengan Erick sudah berakhir. Itu artinya, Chloe telah memanggil dengan sebutan yang salah.

"M-maksudku Tuan Jeremy!" ralat Chloe.

Chloe mulai berkeringat dingin. Sebelumnya, dia sudah mencari masalah dengan dua tuan muda Sanders. Dia tidak boleh menambah masalah lagi atau dia akan berakhir dengan cara yang paling menyedihkan.

Melihat kekhawatiran Chloe, Davina pun berinisiatif mendekatinya. Menggenggam tangannya dan meluruskan kesalahpahaman diantara mereka sebelum gadis itu semakin gemetaran.

"Sayang, apa yang baru saja kamu katakan. Maksud suamiku adalah, panggil dia dengan sebutan daddy. Lalu panggil aku dengan sebutan mommy!" kata Davina.

Di usianya yang tidak lagi muda, Davina masih terlihat anggun. Ditambah dengan sifat keibuan dan perlakuannya yang manis, mau tidak mau mengingatkan Chloe kepada sosok ibu kandung yang sudah lama meninggal.

"Kenapa aku harus memanggil kalian dengan sebutan daddy dan mommy?" tanya Chloe mulai kebingungan.

"Karena mulai sekarang dan seterusnya, kami akan menjadi orangtuamu," jawab Davina.

"Kami dan ibu sambung mu baru saja mendiskusikan pernikahanmu dengan Earl. Kamu adalah calon menantu kami, jadi apa salahnya membiasakan diri memanggil kami dengan sebutan itu mulai sekarang?" lanjut Jeremy.

"Apa?" tanya Chloe.

Chloe begitu terkejut dengan kabar itu. Bukankah menikah dengan Earl berarti sama dengan mengantarkan nyawanya ke kandang buaya?

Tidak boleh, Chloe tidak ingin menikah dengan Earl yang kejam itu. Sayangnya, sebelum Chloe sempat menolak, Jeremy sudah memberikan peringatan untuknya.

"Sayang, kamu sudah membuat putraku buta. Bukankah kamu harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu?" bisik Jeremy.

DEG

Suara itu begitu pelan. Tapi sukses membuat nyali Chloe menciut. Di hadapan Jeremy Sanders yang berkuasa, bernafas pun rasanya sulit. Siapa yang bisa mengatakan tidak di bawah tekanan sebesar itu.

"Ya, aku akan bertanggungjawab!" jawab Chloe.

Meskipun sebenarnya Chloe tidak ingin menikah dengan Earl, tapi pada akhirnya jawaban itulah yang keluar dari mulutnya.

"Anak baik!" puji Jeremy dengan membelai rambut Chloe.

Sepasang suami istri itu pun pergi setelah berpamitan dengan Chloe. Tujuannya tentu saja ruangan Earl Sanders untuk membicarakan masalah ini.

"Bagaimana kalau Earl menolak?" tanya Davina.

"Itu tidak akan terjadi, Sayang!" jawab Jeremy.

Meskipun Earl adalah pria paling arogan, nyatanya dia tidak pernah membangkang perintah orangtuanya. Pria itu yakin, dia hanya butuh sedikit trik agar putranya bersedia menikahi Chloe.

"Dad, jangan bercanda. Kenapa aku harus menikah dengan wanita yang membuatku cacat?" tanya Earl.

"Jadi, kamu tidak ingin menikah dengannya?" tanya Jeremy.

"Tidak!" tolak Earl.

Earl bangkit dari kursi rodanya. James, asisten pribadi yang sejak tadi menemani Earl pun dengan sigap memapah tuannya naik ke ranjang. Pria itu menutup matanya. Berpura-pura tidur agar ayah dan ibunya tidak membahas pernikahan lagi.

"Sayang sekali. Padahal Chloe ingin bertanggungjawab karena sudah membuatmu seperti ini!" sesal Jeremy. "Ma, Earl tidak ingin menikah. Tolong beritahu Chloe pernikahan mereka dibatalkan!" lanjut Jeremy.

Tentu saja ucapan itu hanyalah pancingan. Tapi Earl yang terlanjur menyimpan dendam kepada Chloe dengan mudah termakan pancingan itu.

"Tunggu, Dad! Aku berubah pikiran. Tolong siapkan pernikahan untukku secepatnya!" kata Earl.

"Tuan, bukannya Anda membencinya. Kenapa malah menikahinya?" tanya James setelah Jeremy dan Davina pergi.

"Kalau tidak menikahinya, bagaimana caraku membalas dendam, James?" jawab Earl.

.

.

.

Dengan persiapan singkat, pernikahan antara Earl dan Chloe pun dilangsungkan. Pernikahan ini bukanlah pernikahan impian. Untuk itulah keduanya menolak saat Jeremy mempersiapkan pesta meriah dan hanya dihadiri keluarga inti.

"Sebastian Earl Sanders, saya Chloe Adisty, memilih engkau menjadi suami saya. Saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit, dan saya akan mencintai dan menghormati engkau seumur hidup. Hari ini aku memberikan hidupku untukmu. Tidak hanya sebagai istrimu, tetapi sebagai temanmu, kekasihmu dan pendukung terbesarmu. Biarkan aku menjadi matamu, bahu tempatmu bersandar dan pendamping hidupmu untuk selamanya," ucap Chloe.

Earl, pria buta yang sudah lebih dulu mengucapkan janji suci itu tampak acuh. "Menyebalkan," gumam Earl.

Tidak ada satupun yang mendengar ucapan Earl selain Chloe yang berdiri disampingnya. Meskipun begitu Chloe tidak peduli, karena pandangannya tertuju pada Belinda, wanita yang berjalan kearah Chloe dengan senyum mengembang karena berhasil menyelamatkan Bella dari pria cacat seperti Earl.

"Sayang, kelak cintai suamimu yang cacat itu sepenuh hati. Jangan tinggalkan dia meskipun dia miskin. Apa kamu mengerti?" bisik Belinda.

"Kamu tidak perlu mengingatkan apa yang harus kulakukan," jawab Chloe.

"Bagus kalau kamu mengerti!" puji Belinda.

Interaksi itu rupanya menarik perhatian Davina dan Jeremy. Mereka yang penasaran pun memutuskan untuk bergabung.

"Apa yang sedang kalian bicarakan. Sepertinya seru," tanya Davina.

"Bukan apa-apa, Nyonya Davina! Saya hanya mengingatkan Chloe agar berbakti pada suami dan mertuanya kelak," jawab Belinda.

Dua besan itu saling melempar senyum manis dengan dua artian yang berbeda. Nyonya Belinda yang bahagia atas pernikahan putranya dan Belinda yang lega karena Bella selamat dari Earl yang dia kira bangkrut.

Padahal faktanya, untuk menghabiskan sisa hidupnya tanpa bekerja sekalipun Earl masih sangat sanggup. Lagipula, yang katanya bangkrut hanya Earl, bukan Jeremy yang merupakan konglomerat nomor satu dalam negeri. Dan soal Jeremy yang memilih Erick sebagai calon pewarisnya, itu semua hanyalah candaan.

"Selamat sayang, akhirnya kalian resmi menjadi sepasang suami istri!" kata Davina sembari melayangkan sebuah ciuman untuk anak dan menantunya.

"Haruskah papa menyiapkan tiket bulan madu untuk kalian sekarang?" tanya Jeremy.

"Aku tidak ingin bulan madu. Aku ingin pulang!" jawab Earl. "James, bawa kami pulang sekarang juga!" pinta Earl.

"Baik, Tuan!" jawab James.

James, pria yang menjabat sebagai asisten pribadi Earl langsung memberikan kode agar seseorang menyiapkan kursi roda.

"Nona Chloe, silahkan!" kata Bob, asisten lain milik Earl.

Mobil mewah berisikan sepasang pengantin baru itupun segera meluncur ke rumah Earl. Sepanjang jalan, tidak seorang pun bersuara. Earl yang duduk di sebelah kanan tampak melipat tangan sembari memejamkan matanya. Sementara Chloe yang duduk di sebelah kiri sibuk menghitung bintang sembari membayangkan hari-hari buruknya setelah menikah dengan Earl.

...***...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!