haii namaku maisya alfisa. panggil saja aku may, aku anak dari keluarga yang terbilang biasa aja. perekenomian ku berada diambang normal aku anak pertama dari 3 bersaudara dan ayahku sangat menyayangi ku begitupun dengan ibuku. setiap hari mereka selalu menyempatkan diri untuk makan bersama dirumah meskipun menurut ku itu hal biasa aja.
aku terlahir menjadi seorang yang dingin mungkin bisa dibilang muka ku selalu berekspresi datar saja, walaupun aku lumayan cantik. body ku juga ga kalah bagus dari model-model di televisi. ckckck (kepedean) namun memang juga sih sebenarnya banyak laki-laki yang ingin dekat denganku tetapi aku selalu mengganggap mereka hanya ingin menyakiti wanita saja.
Ya, itu karna dulu aku pernah mengalami perlakuan yang tidak wajar dari laki-laki dan laki-laki itu sampai sekarang masih saja menggangguku dia adalah om ku sendiri adik dari papahku tapi tenang aku masih perawan kok !!!
aku dan adikku yg pertama berbeda hanya 1 tahun. bahkan orang-orang selalu mengganggap kami ini kembar sedangkan adik bungsu ku hanya berbeda 3 tahun dari aku, dia adik laki-laki ku tapi dia selalu manja kepada ku dan aku sudah bilang kalau aku sangat risih dengan perlakuan dia yang selalu memelukku.
Ya... itulah aku , jangankan dengan laki-laki sebagai orang lain dengan adik lelaki ku saja aku merasa sungkan walaupun hanya untuk mengucapkan kalimat sayangku kepadanya.
hari-hari ku, aku habiskan dengan pergi kuliah dan terkadang aku juga suka ikut untuk sekedar nongkrong dengan teman-teman tetapi tetaplah dengan wajahku yang datar dan sangat jarang sekali aku berbicara.
ya mungkin untuk mereka yang berteman denganku sudah terbiasa dan tau sikap dan sifatku seperti apa mereka sama sekali tidak pernah berkomentar ataupun balik menjauhiku.
kalo ditanya aku punya mantan pacar ,aku sempat punya pacar kalo kalian mau tanya berapa lama aku pacaran , pernah satu minggu dan pernah juga satu hari pacaran langsung putus. ckckck
" kenapa ?? jawabannya " ya, karna mereka selalu saja ingin diperhatikan , dikit-dikit telpon ..dikit-dikit ingin ketemu dan menurutku itu adalah hal yang konyol dan menyebalkan dan jawaban yang sedikit aman yaitu aku sedikit gasuka privasi ku diganggu , dan aku juga paling gasuka dipaksa atau di atur dan jika kita berkomitmen kita harus siap kan dengan segala keterbukaan juga peraturan berpacaran.
itulaah aku ... MAISYA ALFISA ANAK KESAYANGAN DARI AYAH WAN DAN IBU ESRI ......
okee kita mulai sajaa yaa
pagi itu dirumahku, aku terbangun dari mimpiku yang sangat bermakna mengapa tidak baru kali ini aku bermimpi ada seseorang pria tampan yang ingin berkenalan dengan ku dan belum sempat aku berkenalan. ibuku sudah menyuruh adik perempuanku membangunkanku dari mimpi konyolku.
Rani nama adik perempuanku...
" KAK..... KAK MAY BANGUN LUU , TUH DISURUH IBU CEPET BANGUN " Teriak Rani sembari mengoyangkan seluruh badanku. aku mencoba menyamarkan bias cahaya di mataku karena mencoba terbangun dari teriakan kencang adik ku Rani, namun aku tak kuasa membuka mataku ini mungkin karena rasa ngantuk yang sangat amat besar akhirnya aku memejamkan mataku kembali dan itu membuat rani semakin kesal saat membangunkanku.
" kak lu mau bangun apa mau gua siram. " Ancam Rani yang tetap memaksaku untuk segera bangun.
" Apaan sih, iya ini gue bangun.. sial banget gw dibangunin sama elu " pekik ku sembari menggerutu kesal seakan mengerucutkan bibir kecilku dan menatap Rani dengan sangat kesal.
" Yaudah sana, bilangin sama ibu 'gw gak mau bangun kalo cuma mau dikenalin sama cowo itu " tukas ku seakan membuat Rani tercengang menatap wajahku yang kini melotot ke arahnya. Rani menyeret langkahnya dengan pelan sembari menatap kesal kepadaku dan segera menemui ibu yang sedang berada didapur.
' apaansih kaka, dasar wanita aneh..kalo udah jadi perawan tua baru lu rasain tuh. kesel gw liat dia - gerutu Rani
" Apa yang dikatakan kaka mu sayang ?. " tanya ibu, Rani menggerutu kesal karena melihat tingkah menyebalkan kaka nya itu.
" tau tuh bu kaka aneh orang nya, orang kaka disuruh nikah aja susah !! " seru Rani dengan kesal. ibu tersenyum mendengar gerutu anak keduanya itu.
" mau jadi perawan tua kali dia. " Umpat rani kesal sambil memonyongkan mulutnya.
" ssssst!!! gak boleh gitu ahh. inget Kak May kan kakamu, mungkin dia belum siap jika menikah muda " Sahut ibu sembari memeluk Rani, Rani merasa nyaman didalam dekapan ibu. tak lama kemudian ayah datang dan menghampiri ibu lalu mencium kening ibu dengan mesra tanpa ada rasa sungkan.
Mereka itu sangat romantis sebenernya, meskipun mereka sama-sama bekerja tetapi mereka selalu menyempatkan diri untuk selalu bersama pada hari libur. Ya mungkin anak sekarang selalu bilang bahwa itu adalah quality time meskipun begitu aku selalu geli melihatnya.
" de, Apa kakamu sudah bangun ? " tanya Ayah kepada Rani. belum sempat Rani mejawab ibu sudah terlebih dahulu menjawab pertanyaan Ayah.
" bentar lagi juga turun dari kamarnya, mungkin Kaka sedang mandi yah " Jawab ibu sembari mengedipkan sebelah matanya ke arah Rani, sebagai tanda bahwa ibu sedang menutupiku agar tidak kena marah Ayah.
" Udah ah ade duluan aja, Nunggu Kaka lama banget ini udah laper " sahut Rani sembari melahap makanan dihadapannya. adeku yang laki-laki masih sekolah di pesantren gitu dia pulang bs enam bulan sekali paling sebentar tiga bulan sekali
Tidak lama kemudian aku datang dengan muka yang masih kusut, Rambut cepol tinggi , memakai piyama pendek dan celana hotpants dan terlihat belum mandi sama sekali. Ayah dan ibu terlhat heran melihat ku dengan cuek nya berjalan kearah mereka. Ayah menatap ibu sembari mengerutkan sudut matanya menoleh kearahku begitupun dengan Rani yang terlihat keheranan melihatku.
" KAKAK, AMPUUUUUNNNN " Teriak mereka secara bersamaan, aku mengerutkan dahiku.
" Apaan sih kompak amattt....malesin banget deh " seruku yang sembari melahap sandwich yang sudah ibu sediakan. aku meneguk susu didalam gelasku yang sudah terisi penuh rasanya lapar sekali dan aku mengunyah kembali tanpa memperdulikan tatapan kesal yang Ayah tujukan untuk ku.
" Kaka tadi kata ibu kamu sedang mandi ?. kok masih pakai piyama " tanya Ayah sembari menatapku dengan kesal.
" kata siapa aku mandi ? emang mau kemana sih yah. mager yaaah please !!! " pintaku seraya memohon kepada ayah.
" aku kan gak akan ke kampus yah, seharian ini aku ingin berleha-leha dikasurku " Ucap ku kembali yang masih saja enggan menatap ayah. Ayah menatap ibu dan seolah ingin ibu menjelaskan pernyataan ibu yang bebicara jika aku sedang mandi.
" tadi ibu sudah suruh mandi Kaka kok Ayah " Ucap ibu sembari menunjukan wajah memelas kehadapan Ayah.
" yaudah deh yaudah aku mandi nih iya " ucap ku sembari cemberut dan melangkahkan kaki ke arah kamar ku.
sekitar 30 menit aku mandi dan selesai mandi aku memakai pakaian biasa saja layaknya dirumah celana hotpants dan kaos putih ketat yang sering aku gunakan untuk menikmati hari malasku. aku masih santai dikamar dengan memakai lotion di tangan dan kakiku namun ayah datang menghampiriku dan tak percaya jika aku masih saja berleha-leha.
" astagfirullah Kaka pantas saja kamu lama, ayok kita kan mau ketemu teman ayah " Ajak Ayah, Ayah mengamati pakaianku . Ayah berdiri tegap persis di depan pintu kamarku.
" pakai baju booyah yang benar dong jangan malu-maluin ayah " Protesnya kepadaku, aku berdiri dan menyimpan lotion ku di meja rias besar milikku.
" lohh memang nya ada apa yah kok aku harus ikut segala, Ayah pasti akan berbicara tentang bisnis kan mengapa harus mengajaku " Seruku yang memang pura-pura tidak mengetahui niat Ayah.
" Gini loh kak ,ayah kan sudah ingin kamu ini menikah, lalu teman ayah ingin menjodohkan anak nya dengan kamu " Jelas Ayah seraya menjelaskan niatnya kepadaku. aku seketika menolaknya dengan halus berharap Ayah tak akan melanjutkan perjodohan ini.
" Ayaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh " teriak ku dengan pelan, aku menghela nafas panjang dan melanjutkan kalimat ku .
" apaan sih Ayah, emang nya ini jaman apa ? aku kan masih mau sendiri Ayah, lagian aku gak niat tuh nikah muda.. kumohon " pintaku seraya memohon kepada Ayah.
" Ya di lihat dulu lah. menurut Ayah dia anak yang baik dan ayah tau sekali waktu kecilnya. dia penurut dan agama nya juga sangat kental Ayah sangat yakin dia bisa bimbing kamu sayang " Seru Ayah sembari mengusap lembut kepalaku. Aku masih berusaha menolaknya.
" kuliah ku gimana ?? aku gak mau ah Ayah " keluhku kembali, Ayah menatap ku dengan Tatapan penuh Harap.
" kenalin aja sama rani..mungkin rani mau nikah muda " Seruku kembali, Ayah menatapku kembali dengan penuh harap namun kali ini Ayah menatapku dengan lekat dan tatapan nya menjadi Tatapan maut bagiku.
" Kamu ini ya, ayah cuma minta kamu nurut sama ayah apa susahnya sih kak ?, " tanya Ayah dengan kesal.
" apa selama ini apapun yang kamu inginkan Ayah selalu tidak menuruti " bentak ayah sembari membelalakan matanya terlihat Raut wajah yang kesal dan jujur saja jika ayah sudah berbicara dengan nada yang sangat tinggi itu artinya ayah sedang dalam keadaan marah dan selama ini Ayah tak pernah bisa memarahiku.
" Baiklah ayah, Kaka mau ikut Ayah " Jawabku dengan lemas, Ayah memeluk ku dan mencium keningku dengan lembut tak lupa ayah meminta Maaf padaku karena sudah membentakku.
' mau gak mau aku harus nurut, mungkin rencana ku buat saja laki-laki itu menyukai rani - batin ku bergumam '
Di dalam mobil, Rani selalu saja menggodaku dengan kalimat yang membuat aku kesal.
" Kak Laki-laki itu ganteng tau, Kaka pasti suka deh " celetuk Rani, aku memutarkan kedua bola mataku seakan aku tak ingun mendengar celotehnya.
" Kalo aku sih ya jika menjadi kaka ya pasti aku mau lah " seru Rani, sembari mencubit lengan kiriku aku melotot dengan kesal kepadanya.
" Apasih lu, emang lu udah liat orangnya ? " Tanyaku sembari melirik kearahnya.
" Ya udah lah, dia juga udah punya perusahaan sendiri nama perusahaan nya Asic group. dia itu menjabat sebagai Presiden Direktur disana, Kak Rido juga termasuk Presdir muda di Kota ini " Ucap Rani yang berniat memberitahu ku.
" Elu udah tau banyak ya, jangan-jangan lo kali yang mau dijodohin " Sahutku sembari menatap Rani kesal.
" Gak deh kayanya, Kak Rido pasti lebih milih Kak May dibanding aku, Lagian aku masih mau kuliah terus kasian juga Kan sama Pacar aku." Seru Rani sembari menggelayut di lenganku, Aku melepaskan genggaman Rani itu.
" Kaka aja deh kaka kan gak punya pacar " Celetuk Rani kembali seakan membuat ku semakin kesal, aku mencubitnya dengan keras sehingga Rani terlihat meringis kesakitan dan membuat Ayah menyuruh kami untuk berhenti berbincang.
" Kalian Ini sudah jangan berisik " Ucap Ayah sembari menoleh kearah Kami.
" Kaka nanti disana jaga sikap kamu ya , Dan Ayah mohin jangan malu-maluin ayah sama ibu " nasihatnya kepadaku.
" Om Gusti itu salah satu partner bisnis Ayah kamu. dia orangnya baik, Dan Om Gusti salah Satu sahabat Ayah dari masih kecil " Ucap ibu seraya memberi tahuku.
" Sial, baru aja mau bikin Dia itu gak suka sama gw !!. Eh ini Ayah udah ancem duluan " Pekik ku dengan pelan.
Sesampainya di restoran tempat kami yang akan bertemu dengan keluarga dari Om Gusti,
aku masih saja enggan untuk keluar dari dalam mobil.
" Kaka mengapa masih didalam, Ayolah jangan mengecewakan ayah " Ucap ayah, aku masih menggelengkan kepalaku. mungkin karena aku masih belum yakin dengan nya.
" Ayah, bisa saja Kan jika anak nya Om gusti tidak menginginkanku dan menolak ku. Bagaimana jika itu terjadi ?." Tanya ku sembari mengerucutkan bibir ku. Ayah menatapku kesal dan ibu mencoba membujuk ku.
" Kak, Ibu mohon Jangan membuat ayah marah dan kecewa. Kaka tau kan maksud ibu ? " pinta ibu seraya memohon kepadaku.
" Baiklah " Jawabku dengan lemas.
" selamat siang Tuan, Apa ada yang bisa kami bantu ? " Tanya seorang Pelayan Resto.
" Table atas nama GUSTI RUMNAWAN " sahut Ayah.
" silahkan Tuan, Saya antar. Ruangan nya tidak berada jauh dari sini. " Seru Pelayan sembari mengantar kami untuk masuk kedalam Ruangan VIP.
" beruntung banget kaka ini, " bisik Rani kepadaku.
" Hay Wan, Apa kabar ? " Sapa Om Gusti sembari memeluk Ayah, Ibu dan Tante Neni istri dari om Gusti juga bersalaman dan tak lupa saling bersahutan dengan mencium Pipi kanan juga kiri mereka.
" Aalhamdulilaah baik Gus, Oh Iya kamu kapan sampai di indonesia? " Tanya Ayah.
" Baru semalam Wan " Jawab Om GuStu, Ayah memperkenalkanku kepada Om gusti dan Tante neni istrinya. mereka sangat Ramah kepada kami.
" Oh ini ya yang nama nya May ? " Tanya Tante Neni, dia menatapku Kagum dan juga memeluk ku dengan erat. aku merasa jika iya meneteskan Air mata tepat di pundak ku.
" Ya ampun cantik banget, Ini Rido pasti suka Deh. Udah cantik dan senyumnya gak kalah Juga dari ibunya " Pujinya sembari menggenggam tanganku dan memegang daguku.
" Kamu bisa aje deh Nen " Jawab Ibu sembari tersenyum dengan lebar.
" Kamu memang cantik gak salah jika Rido memilih mu " ceplos Om Gusti, Aku kaget mendengar apa yang Om Gusti ucapkan namun aku berusaha tak menganggapnya karena jujur saja aku sangat tidak percaya diri.
Tante Neni memeluk ku kembali dengan sangat erat. dan tidak sengaja tante neni kembali mengeluarkan air matanya, aku kebingungan dengan tingkahnya itu. Tante Neni tersenyum kembali dan mengusap pipiku dengan lembut.
" Tante kenalkan aku Rani, adik nya Kak May " Ucap Rani sembari mencium tangan Tante Neni.
" oh sayang maaf habisnya Tante terpesona sama kecantikan kalian, Apalagi May cantik banget sayang " Seru Tante Neni kembali, Tante neni kembali menggenggam Tanganku dan menatapku dengan lekat.
" Ya Ampun Tanganku dingin. badanku sesekali merinding, Aduhh gimana ya wajah laki-laki itu ganteng apa engga, dia nerima aku gak yaa ? apa nanti aku bakalan dipermalukan ahh sudahlah gimana nanti saja " Kalimat itulah yang bermunculan dibenak ku.
" Oh iyaa, anak mu kok belum datang, Saya udah gak sabar pengen ketemu " Ucap Ayah.
" terakhir ketemu dia masih sekolah menengah pertama ya Gus " Timpal Ayah kembali.
" Iya tapi Rido masih mengingatmu wan " Seru Om Gusti.
" Lalu, Apa katanya Gus ?. " Tanya Ayah dengan penasaran.
" Om wan itu yang Ganteng dan baik itu kan Pah, Rido ingat betul Om wan pernah membelikan Rido sepeda " Seru Om Gusti yang memberitahu Ayah, Ayah tersenyum dan aku melihat Ayah senang mendengar Hal itu.
" MasyaAllah, dia masih ingat ternyata " Jawab ayah.
" Rido pasti datang, dia terkena macet apalagi kota ini kan terkenal dengan kemacetannya. " Seru Om gusti.
" sebenarnya dia ada meeting mendadak mas Wan, Maaf ya membuat kalian menunggu tapi Rido sudaj berada di jalan kok " Sahut Tante neni.
" Orang sibuk Ternyata " Gumamku dalam hati, seolah aku lupa bahwa seorang Presdir memang sangatlah sibuk.
rani terlihat sangat akrab bersama Tante Neni. Tante Sesekali mengajaku berbicara, Namun sepertinya Tante Neni sudah mengerti jika aku memang irit dalam berbicara.
Sembari menunggu kedatangan Anak dari Om Gusti kami melewatinya dengan Memakan hidangan yang sudah disediakan dan disela-sela makan kami Ayah juga Om Gusti selalu bercerita masa muda nya dan cerita itu membuat mereka tertawa lepas.
Aku sedikit bosan keadaan ini, selesai sudah kami makan dan Tante neni memberitahu jika Rido sudah datang dan sedang berada di parkiran.
" Rido sudah sampe diparkiran " seru tante neni memberitahuku.
Jantungku berdegup kencang saat tahu lelaki itu sudah datang, tanganku gemetar dengan hebat. entah mengapa aku seperti itu mungkin karena aku takut jika aku mengecewakan Ayah dan ibu.
aku yang sedang terdiam mendengar suara ketukan pintu di luar ruangan ini. tak lama kemudian seorang pelayan mengantarka dua orang lelaki berbadan tegap.
seseorang lelaki berbadan tegap memakai kemeja berwarna navy dan memakai kacamata hitam tersenyun Ramah kepadaku dan satu lagi seorang lelaki Tampan berbadan tegap dengan membawa Tas yang ia pegang ditangannya berdiri tepat di dekat pintu.
" mama, Papa maafkan rido sudah terlambat datang " Seru Pria berbaju Navy tersebut, Tante Neni tersenyum dan mencium pipi lelaki tersebut.
" tadi ada kendala sedikit dan juga jalanan sangat macet " Ucapnya kembali, seraya memeluk badan Om Gusti.
" Tidak apa-apa sayang, kamu kan sudah disini " Seru Tante neni.
" Maaf Om, Tante Rido sudah membuat semua menunggu Lama " Ucapnya dengan Sopan sembari menyalami dan mencium Punggung tangan Ayah dan ibu.
" Tidak apa-apa nak, oh ya nak Rido kenalkan ini anak-anak tante. ini may dan ini rani adik nya " Ucap ibu menunjuk kearahku dan juga Rani.
Ia melirik kearah ku sembari tersenyum manis, Aku tak sempat membalasnya. aku menundukan Pandanganku. Ibu dan Ayah terlihat sangat menyukai Rido.
Rani mengulurkan tangannya seraya bersalaman dengan Rido.
" salam kenal kak. aku Rani, senang bisa bertemu dan mengenal kaka " Sahut Rani sembari mengulurkan tangannya, namun Rido menyalaminya dengan mengatupkan kedua tangannya.
" Salam kenal juga dek " Seru Rido tersenyum dengan sangat manis.
" sssst Kaka..... " Panggil Rani dengan pelan seraya menginjak kaki ku dengan keras, aku meringis kesakitan.
" awwwrg, sakit tau. Kamu kenapa sih Ran " Tanyaku dengan kesal.
" Maaf apa kakimu sakit ? bisa saya lihat " seru Rido, aku menggelengkan kepalaku.
" gak perlu, Saya tidak apa-apa " Ucapku, mereka semua melihat kearahku. Ayah dan ibu menatapku penuh Harap.
" oh iya kenalin saya May, anaknya Ayah Wan " Terangku dengan mengulurkan tangankh kehadapannya seraya memperkenalkan diri kepadanya. wajahku pucat dan tanganku bergetar.
" udah tau kok, tadi kan Tante esri sudah bilang namamu May " Ucapnya Tersenyum sambil melihat ke arahku, Rido mengatupkan kedua tangannya seperti meminta maaf jika iya tak bisa menjabat tanganku.
' cih gaje banget nih orang, lagian ngapain juga sih gw ngulurin tangan jelas-jelas dia aja nyuekin Rani - batinku '
" kamu duduk disini nak " Ucap ibu, sembari menggeserkan badannya dan membuat Rido duduk disampingku.
' Kak Rido Ganteng banget sih, cocok deh sama Kak May ' Batin Rani.
' cantik banget deh kamu, gak salah aku pilih kamu. May aku akan menjadi suami yang baik jika kita menikah ' - Batin Rido.
Kedua orang tua kami sudah sepakat perjodohan ini. tak lupa Ayah dan Om Gusti juga bertanya kepada Kami mengenai perjodohan ini, aku hanya mengangguk saja tanda setuju dengan apa yang ayah inginkan.
" kalau Rido sih gimana Papa dan Mama saja, Rido yakin kok dengan pilihan Mama dan Papa " Seru Rido sembari melirik kearahku.
Kami sudah selesai berbincang dan berpamitan pulang, Ayah dan Om Gusti menyuruhku pulang diantar Oleh Rido dengan memakai mobilnya. Awalnya, aku ingin menolak namun Ibu melirik ku sembari mengedipkan matanya dan aku hanya tersenyum tanda ku mengiyakan pinta Ayah dan om Gusti.
Kami sudah berada tepat di dalam mobil milik Rido, Rido tak banyak bertanya bahkan memberi jarak saat kami duduk bersebelahan. Aku melihat sesekali Rido melirikan sudut matanya kearahku namun Aku memilih untuk terdiam karena aku bingung harus memulai pembicaraan nya darimana.
" Maaf aku harus manggil kamu Apa ? " tanyanya malu-malu kepadaku.
" mmmm May aja " Jawabku dengan singkat.
" Oh iya kenalkan itu supir pribadiku namanya Pak Jajang, Dan yang sebelahnya adalah Dhan. dia Aspri aku dan dia yang mengatur segala kebutuhanku juga selalu ikut kemanapun Aku pergi " jelasnya seraya memberitahuku, aku tersenyum dan menganggukan kepalaku.
( ' bener-bener deh hidupnya teratur banget, beda banget sama gw ' - gumamku dalam hati )
" oh gitu, salam kenal " Jawabku singkat kembali, Rido menatapku dan aku merasa ada yang aneh dengan tatapan yang ia berikan kepadaku.
" Maaf May, apa Rido bisa mengenal May lebih dekat mungkin setelah ido khitbah May nanti ? " Tanyanya dengan penuh harap, Aku bingung untuk menjawab apa. jantung ku mulai berdegup kencang kembali dan rasanya semakin sesak.
" boleh Kok " Jawabku singkat kembali sembari tersenyum dengan menyipitkan mataku.
" Dhan, kamu nanti atur ya jadwal aku biar bisa seharian jalan sama may " Pintanya sembari menepuk bahu assisstennya itu, aku kaget dengan cara bicaranya yang tegas namun masih ada nada lembutnya.
" baik tuan muda , saya akan mengatur semuanya.. ' Ucap Dhan sembari menunjukan wajah tanpa ekspresi apa-apa, dia memanggutkan kepalanya namun tak menoleh kearah kami.
" seharian , Sial banget aku seharian sama dia. " pekik ku pelan.
" kamu keberatan ? tenang Aja, aku ditemenin Dhan kok. aku gak akan macem-macem kok sama kamu " Sahutnya membuat wajahku merah merona karena malu dengan apa yang aku katakan dan mungkin ia mendengarnya.
" eng..enggak ko " Jawabku singkat kembali.
( " Telinga apa sih dia , bicara pelan aja bisa dia dengar " - gumamku dalam Hati.
" Maaf May, jangan turun dulu " Ucapnya sembari menatapku lekat, tangannya memegang lenganku. Kau mencoba melepaskan tangannya yang sedang memegang Tanganku itu.
" Maaf maksudku, kamu gak usah turun dulu biar aku yang bukain pintunya " Seru Rido sembari melepaskan tangan nya dari lenganku dan dia dia keluar dari pintu mobil yang sudah dibukakan terlebih dahulu oleh Assisten pribadinya itu. Lalu, Rido membukakan pintu mobil dengan sigap dan tersenyum kepadaku .
( ' aaaah palingan sama semua cewe juga sama apalagi dia ganteng pasti banyak lah cewenya ' - batinku yang selalu memandang negative seorang cowo ).
" Makasih, kamu udah boleh pulang Kok " Ucapku sembari membalikan badanku dan berjalan kedalam halaman Rumah.
" May .......... " panggilnya pelan, langkahku terhenti kala Rido memanggilku.
" kamu gak ijinkan saya masuk untuk berpamitan sama Om Wan dan Tante Ez " Tanya
" Maaf , saya kira kamu masih ada yang harus dikunjungi, dan saya kira kamu sibuk. " Jawabku.
" silahkan masuk kalo begitu " Ajak ku kepada Rido, Rido tersenyum dan mengikuti langkahku kedalam rumah.
Setelah Rido masuk dan bertemu Ayah dan juga Ibu, Tak lama kemudian Rido berpamitan untuk pulang. tak lupa Ayah dan ibu mengucapkan rasa terima kasih nya karena Rido sudah mau mengantarku pulang.
" kenapa pulang?, apa Nak Rido tidak ingin meminum kopi dan berbincang santai dulu bersama Ayah " Tanya Ayah kepadanya tetapi rido mengerti sepertinya jika Aku sudah merasa lelah. dia menolaknya dengan sangat sopan dan hendak berpamitan pulang.
" Om, Tante. Rido pamit sekarang ya sekali lagi maaf sudah membuat Tante dan Om menunggu lama, pasti tadi hampir saja om dan tante kesal dengan ido " Seru rido sembari mencium punggung tangan Ayah dan ibuku, dia terlihat sangat sopan memperlakukan Ayah dan ibu. Pantas jika Ayah dan Ibu menyukainya.
" Nak, gak gitu ko malah tante terima kasih sekali kamu sudah mau bertemu kami, lain waktu makan malam lah disini bersama ya, tante akan masak makanan kesukaan mu " Ucap ibu, sembari memeluk Rido, Rido tersenyum
" Baik tante, Rido pasti akan sangat menyukai masakan Tante " Jawabnya sembari tersenyum manis
" Nak rido, Jangan sungkan untuk panggil kami ayah dan ibu ya. Sebentar lagi kan nak Ido resmi jadi suami nya May " Ucap ayah sembari tersenyum penuh harap.
( " Lama banget sih Yah,Bu aku kan pegel pake sepatu tinggi " - gerutuku dalam hati terlihat wajahku sangat kesal )
" Iya Ayah " Jawab rido sembari tersenyum manis, senyuman khasnya.
Aku mengantarnya sampai ke depan mobil. Dhan membukakan pintu belakang mobil dan Rido masuk ke dalam mobil. Rido berpamitan didalam mobil ia memberikan senyuman manisnya serta memandangku lekat. Aku masih berdiri sampai mobil yang ditumpangi rido menghilang dari pandanganku.
Aku segera masuk kedalam rumah, aku membuka sepatuku dam duduk di soFa tepat disamping Ayah. Aku menghela nafas dan melihat Orang-orang disekitarku. kulihat Ibu dan Ayah sangat bahagia, begitupun dengan Rani. ibu memeluk ku begitupun dengan Ayah yang tak hentinya berterima kasih kepadaku.
" Sayang, kamu terlihat lelah ?, ibu akan buatkan kamu susu hangat iya " Seru ibu sembari tersenyum kepadaku.
" Gak usah bu aku mau ke kamar saja, aku cape mau mandi selesai mandi langsung tidur " Gumamku sembari Menyeret langkahku pelan menuju kamar pribadiku.
" aku tahu mengapa Ibu dan Ayah terlihat bahagia, mungkin karena aku bersikap manis disana. aku juga punya alasan kenapa aku menerima dan ingin menikah muda " Gumamku seraya menghela nafas dan membaringkan tubuhku di atas ranjang luasku .
" semua itu karna aku gak mau diganggu oleh om ku, Ayah dan Ibu tidak pernah tau apa yang ingin om ku lakukan dari dulu hingga sekarang. Dan aku tak akan membiarkannya merenggut apa yang akan menjadi hak suamiku " Gerutuku kembali.
Om Danu selalu bilang jika dia mencintaiku, dia tak akan membiarkanku memiliki kekasih bahkan om danu pernah bilang jika suatu saat aku akan menjadi miliknya. aku menangis jika mengingat perkataannya. ingin sekali Rasanya aku berbicara kepada ayahku tentang itu semua namun Aku memikirkan perasaan Nene juga Ayahku. karena, sepeninggalan kakek ku hanya om Danu lah yang mengisi hari- hari Neneku makadari itu aku urungkan niat mengadu kepada Ayah ku.
aku pernah melihat om Danu melakukannya dengan wanita yang ku kenal. Wanita itu adalah Tya, Tya teman sebayaku dia merenggut Apa yang Tya punya hingga membuatnya trauma. aku benci Om ku dia bilang mencintaiku dan ingin memiliki ku tapi buktinya dia melakukan hal yang sama kepada tya, untung saja iman ku kuat dan tidak terpengaruh dengan hasutan Om ku. Dan sampai saat ini Om ku selalu memberiku pesan singkat..
(PESAN OM DANU)
Sayangku, om kangen kamu dan ingin sekali melihat senyumanmu.
(PESAN OM DANU @)
kamu sekarang tidak akan bisa menolak ku.,.
kurang lebih seperti itulah pesan singkatnya. Usia ku dan om ku tidak berbeda jauh dan hanya terpaut tiga tahu saja tentunya om ku lebih tua dariku. aku tak ingin berlama-lama memikirkan hal itu. Aku beranjak dari tempat tidurku dan segera menghampiri kamar mandi untuk membersihkan diriku.
15 menit kemudian, Aku sudah selesai mandi dan aku mendengar ponsel genggam ku berbunyi. Aku melihatnya dan segera menekan tombol hijau di layar ponselku.
⇨ i just wanna see
i just wanna see how beautifull you are
" halloo..,assallamualaikum.. " Sapa ku.
" hay... haloo , wallaikum salam..maaf apa aku ganggu kamu..? " Tanya Orang dibalik ponsel itu.
" engga tapi sebenernya baru saja mau tidur, memangnya ini dengan siapa ? " Tanyaku kembali, padaha aku sudah tahu Jika itu saudara Rido.
" Ini Rido, May ? :" ucap nya sembari terdengar suara yang gemetar.
" Oh maaf, Aku gak simpen nomer kamu soalnya " Seru ku, entahlah saat itu aku tersenyum saat berbicara di ponselku.
" Maaf sebelumnya, ido cuma mau bilang kita percepat saja pernikahan kita.. ido ingin menyempurnakan ibadah Rido dan kamu Juga. supaya kita ketemu dan jalan bareng gak berdosa malah berpahala " Jelasnya padaku, membuatku sangat kaget mendengar ungkapannya itu.
" GImana iya tapi kan kita baru kenal Do? Apa gak kenal dulu lama gitu supaya tau masing-masing dulu do " Ucapku penuh dengan keheranan, Aku baru merasa jika Ada lelaki yang sangat menghargai wanita.
" Begini May, Maksud Rido kita kan setelah menikah bisa saling kenal lebih jauh may, dan halal itu sangat indah setiap apapun yang kita lakuin nilainya ibadah kamu tau kan maksudku ?? " Tanyanya kembali Padaku.
" Gitu iya, ya besok lagi aja kamu obrolin aja sama Papamu dan juga ayah " - dia seperti sedang menghela nafas Panjangnya dan aku ingin sekali menyudahi percakapan ini entahlah mungkin aku belum siapa atau Apa.
" Rido sudah dulu.ya saya ngantuk, Maaf sekali besok lagi kita bicarakan ini " keluhku Padanya,
" Baiklah, maaf sudah.menggangu waktu kamu May. Assallamualaikum May selamat tidur jangan lupa Baca doa "
" Waalaikum salam Rido, terima kasih " Jawabku.
telepon terputus dan jantungku mulai lagi rasanya mau copot dari tempatnya. Aku gak tau mau ngomong apa.
rasanya aku juga belum siap jadi seorang istri dengan banyak nya aturan setelah menikah. Aku memikirkan Ajakan Rido untuk mempercepat pernikahanku dan aku mulai merasakan ngantuk yang sangat amat dalam tidak lama kemudian mataku mulai terpejam. aku tertidur dengan pulas tanpa memikirkan lagi pembicaraan tadi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!