NovelToon NovelToon

System Rich Over Famous

BAB 1

Di tuduh mencuri yang sebenarnya ia di jebak oleh teman sekelasnya. Ia di bully habis-habisan hingga merenggang nyawa saat di toilet. Tiba-tiba saja ada sesuatu masuk ke dalam tubuhnya.

[Ding Ding]

[Menemukan Tuan pemilik system]

[Sebuah system hologram masuk ke dalam tubuhnya. Dengan adanya system ia akan mengubah hidupnya dan mewujudkan impiannya]

"Akan ku kembalikan rasa sakit yang ku rasakan kepada mereka yang telah menyakiti ku."

...★★★...

Seorang remaja bernama Alfazro, ia hanya anak orang miskin, tinggal bersama Ibunya yang hanya seorang tukang cuci dari rumah ke rumah. Sedangkan ia sendiri sehabis pulang sekolah pergi ke pasar menjadi tukang panggul atau pengangkat barang. Alfazro menjadi anak yatim sejak ia masih berumur 4 tahun.

Dengan keadaannya seperti ini, ia selalu di hina dan di ejek oleh teman-teman sekolahnya karena ia miskin dan dekil. Saat ini ia bisa melanjutkan sekolah SMA karena ia menabung bertahun-tahun saat ia masih SMP, bahkan ia rela menahan lapar agar uang tabungannya tidak terganggu demi melanjutkan sekolah SMA.

Sayangnya 5 bulan kemudian ibunya meninggal karena sakit tumor ginjal stadium akhir. Karena mereka tak punya uang untuk berobat dan sang ibu juga tak ingin Alfazro sedih, makanya sang ibu menyembunyikan penyakitnya dari Alfazro. Akhirnya sang ibu pun meninggal di pangkuan Alfazro.

Sejak saat itu, Alfazro menjalani hidup berat sendiri terluntang lantung. Yang lebih menyedihkan lagi, rumahnya yang satu-satunya tempat mereka tinggal di gusur sehingga ia tidak punya tempat tinggal.

Di saat ia berjalan dengan hati yang sedih, ia menemukan sebuah gubuk reyot yang sudah lama di tinggali, dan ia memutuskan untuk tinggal di gubuk itu sendirian.

Meskipun begitu ia tak putus asa dan tetap melanjutkan sekolahnya. Ia yakin dan percaya jika usahanya ini tidak akan sia-sia.

***

Saat pulang sekolah, para murid berhamburan keluar dari sekolah. Sedangkan Alfazro sendirian di kelas sedang membereskan bukunya dan memastikan jika bukunya tidak ada ketinggalan. Tak sengaja Alfazro melihat sebuah ponsel terjatuh tidak jauh dari bangku tempat ia duduk. Ia mengambilnya.

"Ini ponsel siapa ya? Andai saja aku punya ponsel, mungkin aku sudah bisa belajar seperti mereka," gumamnya membolak-balik ponsel tersebut.

"Oh, kamu ya yang mencuri ponsel ku! Sudah miskin pencuri lagi!" tuduh Andi. Ia adalah anak pejabat yang sering kali membully Alfazro.

"Aku tidak mencurinya, aku menemukan di sana," ucap Alfazro membela diri.

"Kalau pencuri yang pencuri aja! Orang termiskin sedunia seperti mu mana tahan jika melihat ponsel mahal begini! Ayo seret dia ke toilet!" perintah Andi kepada ketiga temannya.

"Aku tidak mencurinya!" tukas Alfazro. Tapi mereka tidak peduli, orang miskin adalah benalu bagi mereka.

Dengan kuat mereka membawa Alfazro dan menyeretnya. Setelah sampai di toilet mereka mendorongnya dengan kuat membuat Alfazro terjatuh.

"Di sini tidak ada orang, ayo kita habisi dia!" perintah Andi.

"Tapi apa nggak apa-apa, bagaimana jika kita ketahuan?" tanya Leo khawatir.

"Aku yang akan tanggung jawab, ayah ku kan seorang pejabat, dia bisa mengatasi masalah ku," ucap Andi.

"Kalian … kalian mau apa?" tanya Alfazro ketakutan.

"Dasar pencuri tidak tahu diri! Aku akan menyiksanya mu di sini," ucap Andi menyeringai. Ia pun memukul kepala Alfazro dengan kuat membuat Alfazro terbaring di lantai.

Leo dan Rendi memegang tangan Alfazro dengan kuat dan Indra membuka mulut Alfazro. Andi mengambil air toilet lalu memasukan air toilet itu ke dalam mulut Alfazro. Air matanya mengalir menahan sakit dengan apa yang mereka lakukan.

Tak habis di situ, Andi menampar wajah Alfazro beberapa kali untuk melampiaskan kekesalannya. Alfazro tak bisa melawan karena tangannya di pegang.

Andi juga menjambak rambutnya dan mendegakkan kepalanya ke atas dan ia kembali di siram hingga ia basah kuyup.

Mereka pun bersama-sama memukul Alfazro tanpa ampun, sekali pun Alfazro meminta mereka untuk berhenti, mereka sama sekali tidak peduli hingga meninggalkan lebam di sekujur tubuhnya.

"To … long … hen … ti … kan," ucap Alfazro terbata-bata karena ia sudah tak sanggup lagi menahan sakit yang luar biasa itu.

"Siapa yang peduli, mau kau mati juga tidak ada yang peduli," ucap Andi. Ia menjambak rambut Alfazro lalu membenturkan ke tembok dengan kuat hingga terdengar suara hantaman keras itu.

Duuaaakkk!

"Hahaha, rasakan itu," ucap Andi dan mereka pun tertawa.

Tiba-tiba saja darah mengalir dari kepala Alfazro, darah itu mengalir ke lantai dan sangat banyak. Kepala Alfazro terasa sangat sakit dan pandangannya menjadi kunang-kunang, ia melihat keempat teman sekelasnya yang sudah menjadi kabur.

Mereka pun terkejut.

"Andi bagaimana ini? Apa dia mati?" tanya Leo ketakutan.

"Ayo kita pergi," ajak Andi juga merasa gugup, mereka pun kabur begitu saja meninggalkan Alfazro tanpa menolongnya.

"To … long … a … ku …." Alfazro meminta tolong, tapi itu sia-sia karena mereka sudah pergi dan kesadarannya pun mulai menghilang.

"Tuhan … jika aku di beri kesempatan sekali lagi, aku ingin menjadi orang pemberani. Aku nggak mau menjadi orang yang lemah , tolong beri aku kesempatan sekali lagi."

Setelah mengucapkan kata-kata itu, ia pun tak sadarkan diri.

Jiwa Alfazro melayang-layang di udara, yang ia lihat hanya hamparan gelap yang luas, akan tetapi ada sebuah cahaya database yang menghampirinya dan berputar-putar mengelilinginya, tiba-tiba saja database itu masuk ke dalam kepalanya.

"Akhh! Kepala ku sakit sekali!" teriak Alfazro memegang kepalanya yang sakit. Akan tetapi sakit itu perlahan-lahan menghilang.

"Apa ini?" tanyanya melihat database secara saksama.

[Ding Ding]

Menemukan Tuan pemilik system…

Loading…

Memindai…

Selesai.

Pengenalan status Tuan…

Memindai…

Loading…

Selesai.

Nama: Alfazro Alian.

Umur: 16 tahun.

Status: Pelajar.

Pekerjaan: tukang panggul.

Jenis kelamin: Pria.

Status dalam keluarga: Anak yatim piatu.

Menyadarkan Tuan dari pingsan...

Memproses...

Loading…

Selesai.

"Apa ini di kepala ku?" tanya Ferzo kebingungan. Ia melihat sebuah layar monitor teknologi hologram ada di hadapannya.

WELCOME

[Selamat datang di System super canggih, System Rich Over Famous. Selamat, Anda adalah Tuan dari system super canggih ini. Dengan bantuan system Anda bisa mewujudkan impian Anda untuk menjadi orang kaya dan terkenal di dunia. Anda akan di beri misi-misi yang sudah di programkan oleh system, setiap pengerjaan misi selesai Anda akan naik Level. Setiap naik level Anda akan di beri reward, semakin tinggi level Anda, semakin besar hadiah yang Anda dapatkan. Baik misi berat, sedang maupun ringan. Anda juga bukan hanya mendapat reward, tapi Anda juga mendapat kekuatan dan keberanian. Selamat mencoba]

***

Perlahan-lahan ia membuka matanya, ia melihat sekeliling ruangan yang tampak asing dan kepalanya sedikit sakit. Ia juga melihat ke arah tangannya terpasang selang infus dan memegang kepalanya yang terpasang perban dari kain kasa.

"Aku di rumah sakit?" tanya Alfazro kebingungan. Ia mencoba mengingatkannya lagi kejadian tadi, ia ingat jika ia tarik ke toilet dan saat itu di hajar oleh teman sekelasnya hingga ia babak belur dan membuat ia hilang kesadarannya.

"Tapi … tadi aku hanya mimpikan? Tapi kenapa terasa seperti nyata?" tanya Alfazro.

[Benar Tuan ini adalah nyata. System' ini akan muncul terus di kepala Anda]

"Aaaaaaaaaaaaa! Apa! Apa semua ini?" tanya Alfazro kaget.

[Ini adalah system' canggih dari kecerdasan buatan, mengikuti perkembangan zaman modern yang terus meningkat, Anda adalah orang yang sangat beruntung karena terpilih oleh system]

"Ini pasti mimpi! Ini pasti mimpi!" ucap Alfazro memejamkan matanya dengan kuat tapi saat matanya terbuka system hologram itu tidak hilang.

"Eh, kok tidak hilang? Tapi kenapa aku yang di pilih?" tanya Alfazro menekuk alisnya yang penuh penasaran itu.

[Karena selama ini Anda sudah menjalani hidup yang sulit dan sudah berbuat kebaikan, sekali lagi selamat datang di System Rich Over Famous yang akan merubah takdir Anda menjadi lebih baik]

"Ha? Benarkah? Aku bisa merubah hidup ku yang miskin ini menjadi lebih baik?" tanya Alfazro lagi.

[Benar Tuan]

"Benarkah? Lalu bagaimana aku menggunakannya?"

[Anda cukup menyentuh layar hologramnya dan system' ini bisa Anda gunakan]

"Jika begitu baiklah, jika semua ini adalah nyata dan bisa merubah hidup ku, maka aku akan bersama mu untuk merubah apa yang dulu tidak bisa aku rubah maka aku akan merubahnya. Sakit hati, hinaan pembulian yang aku deritai selama ini aku akan ku balas. Aku sudah lelah menjadi orang yang pengecut, aku ingin menjadi orang pemberani dan bisa merubah hidup ku. Terima kasih system sudah memilih aku sebagai Tuan mu, aku pasti akan merubah nasib ku," ucap Alfazro mengengam erat tangannya dengan mantap dan percaya diri.

Hadiah pengenalan:

[Saldo \=1.000.000]

[Penampilan \=1]

[Pesona\=1]

[Kecepatan \=1]

[Kelincahan \=1]

[Kekuatan \=1]

[Kecerdasan \=1]

[Level \=1]

[Poin \=1]

[Reward \=0]

Alfazro pun menekan gambar hologram di depannya dan itu nyata adanya.

"Wah … Ini benar-benar nyata dan sangat luar biasa," ucap Alfazro kagum.

Saat sedang asyik dengan hologramnya, tiba-tiba pak Hendra datang membuat Alfazro segera menurunkan tangannya.

"Alfazro, kamu sudah bangun?" tanya pak Hendra masuk ke dalam ruangan.

"Eh iya Pak." angguk Alfazro canggung.

"Waktu itu teman-teman kamu menemukan kamu di toilet, mereka bilang jika kamu terpeleset di toilet dan kelapa mu terbentur tembok makanya kamu terluka di kepala," ucap pak Hendra menjelaskan.

"Teman? Siapa Pak?" tanya Alfazro.

"Andi, Rendi dan Leo, untung mereka datang melapor pada Bapak, jika tidak mungkin kamu tidak tertolong lagi, jadi berterima kasihlah pada mereka," ucap pak Hendra tersenyum.

'Apa! Mereka bilang kepala ku terluka akibat terpeleset? Mereka sungguh pintar membolak balikkan fakta! Kepala ku terluka itu akibat dari mereka membentur kepala ku ke tembok dengan keras, membully ku habis-habisan lalu sekarang mereka menjadi pahlawan menyelamatkan ku? Sungguh drama yang mereka buat membuat orang percaya. Mereka sangat keterlaluan! Karena aku sudah di beri kesempatan hidup, maka aku akan membalas mereka. Andi, Leo dan Rendi, akan aku ingat nama kalian yang sudah menyakitiku akan ku balas berkali-kali lipat!' batin Alfazro geram.

BAB 2

"Begitu ya, terima kasih Pak sudah membawa ku ke rumah sakit, apa aku sudah boleh pulang?" tanya Alfazro.

"Sepertinya sudah, karena kamu sudah di rawat beberapa hari di sini dan lukamu sudah berangsur membaik," jawab pak Hendra.

"Ha? Berapa hari memangnya pak?" tanya Alfazro terkejut.

"3 hari yang lalu. Hanya saja kamu harus beristirahat di rumah beberapa hari, jadi beberapa hari nanti kamu akan di beri izin untuk tetap di rumah, kalau begitu ayo Bapak antar kamu pulang," ucap pak Hendra.

"Eh, tidak usah Pak, ini hanya luka kecil, aku bisa pulang sendiri," tolak Alfazro.

"Kamu yakin bisa pulang sendiri?" tanya Pak Hendra khawatir.

"Tidak apa-apa Pak, aku kan anak laki-laki," ucap Alfazro tersenyum.

"Baiklah jika begitu, Bapak panggilan suster untuk melepaskan infus di tangan mu," ucap pak Hendra.

Perawat pun datang dan melepaskan infus di tangan Alfazro.

"Baik Pak, murid Bapak sudah boleh pulang," ucap suster itu.

"Terima kasih Pak, terima kasih suster, Pak kalau begitu aku pulang dulu," ucap Alfazro berpamitan.

"Iya, kamu hati-hati di jalan," pesan pak Firgon.

"Iya Pak." angguk Alfazro.

Alfazro pun di bolehkan pulang, ia pun keluar dari rumah sakit. Saat di gerbang rumah sakit, Alfazro membuka perban di kepalanya dan ia merasakan luka di kepalanya sudah sembuh.

[Ding Ding]

[Misi baru]

[Menolong seorang anak yang kaca matanya terjatuh]

[Hadiah 500.000]

[Status misi Sedang berlangsung]

Alfazro melihat ke arah kiri dan melihat seorang anak perempuan yang sedang mencari-cari kaca matanya, padahal kaca matanya tidak jauh darinya, itu menandakan jika anak tersebut matanya sudah rabun yang cukup parah.

Alfazro pun mendekat. "Kamu cari kaca mata mu?" tanya Alfazro.

"Iya, kacamata ku di jatuhkan oleh orang yang membullyku, mereka melepaskan kacamata ku lalu membuangnya, apa kamu melihatnya di mana?" tanya anak itu melihat ke kiri dan kanan.

Alfazro mengambilnya lalu memberikan kepada anak gadis tersebut.

"Ini kacamata mu," Alfazro memberikan kaca mata itu di tangan anak tersebut.

"Terima kasih banyak, terima kasih," ucap anak itu senang.

"Kamu korban pembullyan juga ya?" tanya Alfazro.

"Iya, mentang-mentang mata ku rabun, jadi seenaknya mereka mengejek ku," ucapnya sedih.

Alfazro merasa cukup kasihan, tapi ia bisa bantu apa agar anak itu bisa melawan mereka.

"Jadilah pemberani, apa pun yang terjadi, jadi pemberani." tiba-tiba saja itu keluar dari mulutnya.

"Iya, ku benar, aku harus jadi pemberani baru aku tidak akan di tindas lagi, terima kasih banyak ya atas bantuan mu hari ini, selamat tinggal," ucap anak itu dan pergi sambil tersenyum.

[Ding Ding]

[Misi selesai]

[Selamat Anda mendapatkan saldo 500.000]

[Selamat Anda mendapatkan 9 poin]

[Selamat Anda mendapatkan ponsel canggih]

[Saldo \=1.500.000]

[Penampilan \=2]

[Pesona\=2]

[Kecepatan \=2]

[Kelincahan \=2]

[Kekuatan \=2]

[Kecerdasan \=2]

[Level \=2]

[Poin \=10]

[Reward \=Ponsel canggih]

"Aku mendapatkan ponsel canggih, tapi bagaimana aku mengambilnya?" tanya Alfazro kebingungan melihat ponsel itu hanya sebuah gambar hologram yang berputar-putar.

[Anda cukup mengklik gambar ponsel tersebut, maka ponsel itu akan menjadi nyata]

Alfazro pun mengklik gambar tersebut dan ponsel itu keluar dari system'.

"Eh, hampir saja jatuh," ucap Alfazro.

"Hm … ponsel canggih dari system ini apa sama cara mainnya dengan ponsel biasa?" tanya Alfazro membolak-balik ponsel itu, ia mencari tombol on off nya.

[Sama Tuan, hanya saja fitur-fitur yang canggih itu hanya ada di ponsel Anda, karena ini limited edition di programkan langsung oleh System]

"Oh begitu ya." tapi ia masih tampak binggung karena ia tidak menemukan tombol on off nya.

[Bagaimana aku menggunakannya?" tanya Alfazro.

[Letakkan telapak tangan Anda di layar ponsel, maka itu akan otomatis hidup]

Alfazro meletakan telapak tangannya di ponselnya tersebut dan benar saja ponselnya hidup.

Alfazro pun mengecek ponselnya dan benar juga, fitur-fiturnya berbeda dari ponsel lain yang pernah ia lihat.

"Nggak nyangka jika aku punya ponsel juga," ucap Alfazro senang.

Baru saja ingin memainkannya, tiba-tiba saja dari belakang ada yang merampas ponselnya yang mengunakan sepeda motor.

"Hey! Balikkan ponsel ku!" teriak Alfazro berlari mengejar pemotor tersebut.

Pemotor tersebut terkejut saat ia melihat ponsel yang ia rebut tadi adalah ponsel yang layarnya retak seribu.

"Ha? Ponsel rusak," ucap pemotor itu membuang kembali ponselnya.

Alfazro pun memungutnya kembali.

"Hm kenapa dia membuang kembali ponsel yang di curi ya?" tanya Alfazro heran, dari yang ia lihat ponselnya baik-baik saja.

Ponsel itu berubah di saat di pegang oleh pencuri tersebut menjadi retak seribu, tapi saat balik ke tangan Alfazro ponsel itu kembali berubah seperti semua. Itu adalah ponsel canggih yang bisa berubah dan bisa menyelamatkan diri dari pencuri.

"Dari pada di curi lagi, lebih baik aku simpan saja dan memainkan di rumah saja," ucap Alfazro.

Ia pun berlari untuk pulang ke gubuk reyotnya itu agar cepat sampai.

Sesampainya di rumah, perutnya sangat keroncongan.

"Ah, perutku lapar banget, oh ya, aku kan punya uang dari system', nanti deh si pasar sekalian makan," ucap Alfazro. Ia mengganti pakaian seragam sekolah dengan pakaian hari-hari yang lusuh itu, bahkan ada beberapa bagian yang robek, tapi itu tidak membuatnya malu, asal masih bisa di pakai.

Alfazro mengklik gambar gambar tersebut dan gambar itu berubah menjadi uang nyata.

"Apa system' sama seperti ATM penyimpanan uang?" tanya Alfazro.

[Benar, dan penyimpanan di sini unlimited, artinya tidak ada batas penyimpanan, bukan hanya bisa menyimpan uang, Anda juga bisa menyimpan barang berharga lainnya]

"Oh begitu ya, wah sangat luar biasa sekali," ucap Alfazro mengangguk-angguk.

Meskipun begitu, Alfazro tetap berangkat ke pasar seperti biasa menjadi tukang panggul.

BAB 3

Sesampainya di pasar, seperti biasa mereka yang bekerja dari pagi tentu saja sudah mendapatkan uang yang lebih dari mereka yang datang dari tengah hari.

"Kenapa duduk Pak?" tanya Alfazro, bapak itu adalah temannya yang mengangkat barang.

"Sudah habis barang yang di angkat, kamu terlambat," ucap bapak itu.

"Hm? Cepat sekali habisnya? Biasanya masih ada?" tanya Alfazro.

"Iya, aku saja tidak tahu kenapa hari ini banyak sekali tiba-tiba orang menjadi pengangkut barang, tapi saat di tegur, mereka melawan balik, ada dari mereka yang tidak segan-segan berbuat kasar," keluh bapak tersebut.

"Di mana mereka?" tanya Alfazro.

"Itu di dalam sana," ucap bapak tersebut.

Alfazro melihat beberapa orang yang badannya lumayan besar itu, mereka duduk sambil minum-minum. Saat melihat wanita lewat mereka goda.

Ada juga satu kelompok yang duduk sedikit jauh dari kelompok baru itu, mereka terus memandang kelompok itu penuh dendam.

Kelompok itu adalah teman-teman Alfazro yang mengangkat barang. Alfazro pun menghampiri mereka.

"Kenapa Bang, kayaknya dendam banget sama mereka?" tanya Alfazro.

"Gara-gara mereka ada, akhirnya kami nggak kebagian mengangkat barang, mereka semua yang ambil pekerjaannya. Padahal mereka baru saja kerja hari ini dan berlagak. Lihatlah Dedi di pukul oleh mereka, benar-benar jahat mereka," keluh Gilang pria berumur 25 tahun.

Mendengar itu hati Alfazro sangat sedih, jika mereka bekerja di sini, bagaimana dengan nasib mereka para buruh lama yang sangat membutuhkan pekerjaan untuk mencari makan.

"Mereka benar-benar keterlaluan, kenapa kita bersama-sama saja menyerang mereka dan membuat mereka pergi," ucap Alfazro memberi saran.

"Bos mereka adalah kepala pasar ini, tadi saja Dedi di pukul oleh mereka bos mereka diam saja, dia tidak ambil peduli dan dia malah membantu anak buahnya," ucap Gilang merasa serba salah.

Alfazro juga ikut duduk dan berpikir bagaimana caranya agar bisa mengusir mereka dan bosnya.

[Ding Ding]

[Misi baru]

[Mengusir para pendatang baru dan memerdekakan buruh lama]

[Hadiah 2.000.000]

[Status misi: Sedang berlangsung]

'Weleh, baru aja aku memikirkan tentang cara mengusir mereka dari, langsung di kasih misi,' batin Alfazro.

'Tapi bagaimana ya? Kekuatan dan keberanian ku masih 2, apa cukup untuk melawan mereka semua? Tapi tunggu dulu, aku kan punya poin,' batin Alfazro melihat ke arah teman-temannya itu.

'Aku punya poin, aku bisa gunakan poin untuk apa saja, jadi aku akan meningkatkan kekuatan teman-teman ku juga untuk mengusir mereka,' batin Alfazro menyengir.

[Gunakan poin untuk meningkatkan kekuatan beberapa orang]

[Meningkatkan kekuatan di aktifkan]

Memuat…

Loading…

Mulai…

10%…

20%…

30%…

40%…

50%…

60%…

70%…

80%…

90%…

100%…

Selesai.

[Poin Anda di potong 10 poin]

[Sisa poin Anda 1 poin]

"Ayo teman-teman, kita usir mereka!" teriak Alfazro.

Mendadak saja mereka punya keberanian yang membara, padahal mereka sangat pengecut dan tak punya nyali sama sekali, saat terdengar teriakan suara Alfazro tiba-tiba saja semangat itu muncul.

"Ayo, kita usir mereka!" teriak Gilang berdiri mengangkat tangannya.

Mereka yang pendatang baru itu melihat ke arah kelompok Alfazro yang mendatangi mereka. Mereka pun berdiri.

"Ada apa dengan kalian?" tanya pria yang memakai ikat kepala dengan otot yang lumayan besar itu.

"Mau apa! Yang pastinya mau mengusir kalian dari pasar ini, jangan menganggu pekerjaan kami lagi," ucap Alfazro.

"Hey! Kau anak kecil! Beraninya kau berlagak! Kau mau mengusir kami! Hanya dengan kalian ini! Heh! Sungguh sangat berani," ucap mereka.

"Heh! Kau pikir kami nggak berani! Ayo ke sini, ayo baku hantam!" tantang Alfazro.

"Cih! Dasar anak kecil! Ayo kita adu jotos!" ucap mereka.

Dan mereka pun saling bertarung, para teman-teman Alfazro yang ketakutan tadi, mereka memukul tanpa ampun membuat mereka babak belur.

"Ampun! Ampun! Jangan pukul lagi!" pinta mereka.

"Ayo hajar saja terus sampai orang tua mereka pun tidak mengenalinya," perintah Alfazro.

Mendengar ucapan Alfazro membakar semangat mereka semakin menambah kekuatannya.

Mereka pun menggebuk para pria itu tanpa ampun.

"Mati kau! Kati kau!" teriak Gilang geram, ia memukul mereka sampai tak sadar jika tangannya juga terluka.

"Hey! Apa-apaan ini!" teriak Bos pasar tersebut.

Tapi mereka tak berhenti untuk memukul anak buahnya.

"BERHENTI KALIAN!" teriak bosnya itu dengan lantang.

Mereka pun berhenti dan melihat ke arah bos tersebut.

"Beraninya kalian memukul anak buah ku! Kalian pikir aku tidak ada! Kalau begitu sini maju kalian!" tantang bos tersebut.

"Ha-ha-ha dengan senang hati," ucap Gilang.

"Ayo maju," ajak Deni, mereka pun menghajar bos itu dengan membabi buta.

"Hey! Berhenti! Berhenti!" teriak bis itu kesakitan.

"Kau yang ingin minta di hajar, maka kami tidak akan mengampuni mu, kau juga sudah memukul ku tadi, ini adalah pembalasan berkali lipat untukmu!" ucap Deni geram.

"To … long … hentikan …." pinta bos itu yang sudah babak belur.

Alfazro menarik kerah baju bos itu yang padahal bos itu badannya 2x lipat lebih besar darinya.

"Aku tidak ingin melihat kau lagi, jika kau masih berani datang lagi, maka kami semua akan mematahkan seluruh tulang mu lalu memberikan kepada buaya untuk menjadi santapannya!" ancam Alfazro.

"Ampun! Ampun! Kami … kami tidak bermain lagi," ucap mereka yang berusaha bangun dan melarikan diri.

"Horeeeee! Merdeka!" teriak mereka penuh kemenangan.

"Kita menang! Kita menang!" teriak mereka bersuka cita sambil berpelukkan dan melompat-lompat kegirangan.

[Ding Ding]

[Misi selesai]

[Selamat Anda mendapat penambahan saldo sebesar 2.000.000]

[Selamat Anda mendapatkan reward sepeda]

Selamat Anda mendapatkan 9 poin

[Saldo \=3.500.000]

[Kecepatan \=4]

[Kelincahan \=4]

[Kekuatan \=4]

[Kecerdasan \=4]

[Level \=3]

[Poin \=10]

[Reward \= sepeda]

'Wah, aku dapat sepeda, aku tidak perlu lagi jalan kaki,' batin Alfazro melompat kegirangan sendirian.

"Hey, Alfazro, kenapa kau melompat sendirian, belum puaskah melompat?" tanya Gilang tersenyum.

"Ah bukan, kalian sudah makan belum, ayo makan," ajak Alfazro.

"Ah, gimana mau makan, uang tadi hanya dapat 20 ribu mengangkatnya gara-gara mereka," ucap Gilang memperlihatkan uang yang ia dapatkan tadi.

Alfazro terdiam, teman bekerjanya ada 9 orang. Harga makanan 10 ribu yang porsi kecil. Sedangkan uangnya juga lumayan banyak juga.

'Ah, tidak apa-apa sekali-kali traktir mereka makan, paling habis 100 ribu aja," ucap Alfazro.

"Ayo, aku yang traktir, tapi yang porsi kecil aja ya," ucap Alfazro.

"Hm? Kamu yakin mau traktir kami semua? Kamu kan belum dapat barang untuk di angkat," ucap Gilang.

"Udah nggak apa-apa, aku hari ini dapat ketiban rezeki nomplok yang hanya aku sendiri yang mendapatkannya," ucap Alfazro tersenyum.

"Wah sombong kamu ya! Oke ayo pergi, lain kali aku akan bekerja keras untuk mentraktir kalian semua juga," ajak Gilang merangkul Alfazro dan mereka pun menuju kedai makan.

"Bude, pesan 10 porsi kecil ya," pesan Alfazro.

"Wah tumben, apa hari ini kalian dapat rezeki nomplok ya?" tanya pemilik warung.

"Anggap saja begitu," ucap Alfazro.

"Baiklah, tunggu sebentar ya," ucap bude.

"Mau kemana?" tanya Gilang melihat Alfazro ingin ke dapur.

"Aku mau ke toilet sebentar," ucap Alfazro berlari menuju ke belakang. Ia pun masuk ke dalam toilet.

[Klik di sini untuk membuka]

[Klik]

Alfazro sungguh tak sabar melihat sepeda, ia pun mengeluarkan sepedanya dari system'.

Alfazro membawa keluar sepeda tersebut lalu memarkir sepeda tidak jauh dari tempat ia duduk.

"Wah, sepeda baru," ucap Deni. Mereka juga semua melihatnya.

"Iya, aku nabung selama ini ingin membeli sepeda ini," ucap Alfazro ngasal.

"Pantas saja kau tak pernah makan dan memilih bawa bekal sendiri," ucap Deni.

"Eh, i-iya," ucap Alfazro menggaruk kepalanya, mana mungkin ia mengatakan jika mendapat dari system'.

"Mari di makan," ucap bude membawa 10 piring yang berisi nasi dan lauk dadar telur yang di sambal.

"Terima kasih Bude," ucap mereka.

"Terima kasih juga kepada Alfazro karena udah traktir nih," ucap Gilang.

"Iya sama-sama," jawab Alfazro melahap makanannya. Mereka juga langsung melahap makanannya juga.

"Ini Bude uangnya," ucap Alfazro menyerahkan selembar uang 100.000.

"Terima kasih banyak, sering-sering ke sini," ucap bude.

"Kalau ada uang bude," ucap Alfazro.

"Jadi bagaimana? Nggak ada barang yang mau di angkat lagi, kita pulang saja. Nanti malam baru ada barangnya lagi," ucap Gilang.

Mereka pun berpencar pulang ke rumahnya masing-masing.

[Ding Ding]

[Saldo Anda di kurang 100.000]

[Sisa saldo Anda 3.400.000]

Dengan bahagianya Alfazro mengendarai sepedanya itu di jalan.

Tapi sangat mengejutkan dan tidak di sangka-sangka. Rumah yang biasa tempat ia tinggal rubuh. Hatinya sangat sedih, ia menggeret sepedanya.

Alfazro membuang kayu-kayu yang lapuk itu ke tepi agar ia bisa mengambil barang-barangnya yang tertimpa oleh reruntuhan itu.

Alfazro pun membersihkan barang-barangnya dan mengikat di sepedanya.

"Aku punya uang, apa sebaiknya aku cari tempat tinggal yang murah saja kali ya, mau menumpang dengan mereka, tempat tinggal mereka saja sudah sempit, di tambah dengan ku bisa-bisa nanti malah tidur duduk," ucap Alfazro.

Ia pun mengendarai sepedanya di pinggir jalan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!