Dahulu kala semua orang begitu senang saat mengetahui dirinya terpilih sebagai seorang pemburu. Karena mereka merasa akan menjadi tangan kanan dari seorang dewa.
Hidup sebagai seorang pemburu begitu dihormati bak seorang pahlawan hingga semua orang begitu bangga saat terpilih menjadi seorang Pemburu.
Terlahir sebagai seorang pemburu , Andromeda justru banyak menuai cibiran dari sesama Pemburu. Tentu saja itu karena ia tak memiliki postur tubuh dan kekuatan seperti seorang pemburu pada umumnya yaitu memiliki badan kekar berotot dengan tatapan mata yang tajam seperti seekor elang.
Sebagai seorang pemburu Ia terlalu lemah. Postur tubuh yang kecil dan kurus serta memiliki wajah yang imut dan tampan membuatnya lebih mirip sebagai seorang Idol daripada seorang Pemburu.
Ketampanan Andromeda membuat banyak gadis-gadis di Desa Kelangan sangat menyukainya.
Sebagai seorang pemburu pasti memiliki tanda di punggungnya yang digunakan untuk mengetahui perubahan level dan kemampuannya.
Seperti pemburu lainnya Andro sering mengecek setiap pembaharuan dalam dirinya. Bertahun-tahun menjadi seorang Pemburu Andro masih saja berada di level satu. Levelnya tak kunjung berubah karena ia tak memiliki kelebihan yang menonjol.
Tentu saja hal itu membuat Andro sulit untuk naik level, itulah yang membuatnya bekerja siang dan malam untuk berburu para monster agar bisa meningkatkan kemampuan dan levelnya.
Hingga suatu hari ia hampir saja kehilangan nyawanya karena hampir di bunuh oleh monster buruannya.
Seekor monster kerbau tampak begitu garang menyerangnya. Matanya yang merah seakan memberi tahunya jika sang pemburu bukan lawan sebanding baginya.
Ia terus menyerang Andro dengan tanduknya hingga membuat pemuda itu terpojok.
Sang monster menyeringai kecil seolah menertawakan sang pemburu yang sudah tak bisa berkutik lagi. Ia pun menggerakkan kakinya bersiap untuk menyeruduknya dengan tanduknya yang tajam bak sebilah pedang.
Keringat dingin tampak membasahi wajah tampan Andro, pemuda itu tak menyangka kalau hari itu akan menjadi hari terakhir perburuannya.
"Tamatlah riwayatku sekarang," gumamnya sambil memegangi pisau kecilnya
*Wussh!!
Saat sang monster bergerak cepat kearahnya, sebilah pedang bergerak cepat membelah tubuh sang monster hingga darahnya menyembur ke seluruh tubuhnya.
Andro tampak membelakakan matanya, menatap tajam seorang Pemburu wanita berdiri di depannya.
"Apakah dia seorang Dewi, atau bangsa peri yang dikirim para Dewa untuk menolongku,"
Andro seketika terhenyak menatap kecantikan gadis itu manakala ia membalikkan tubuhnya.
Ia tak menyangka jika ada seorang pemburu cantik yang akan datang menyelamatkan nyawanya.
Gadis itu menatapnya dingin dan segera meninggalkannya setelah memastikan Andro baik-baik saja.
Karena belum sempat berterima kasih Andro pun mengejar gadis itu, namun sayangnya ia harus kehilangan jejaknya karena ia melangkahkan kakinya begitu cepat seperti kilat.
"Wah aku tak menyangka ternyata ada seseorang bidadari yang menjadi pemburu," ucap Andro berdecak kagum
Andro pun langsung jatuh hati dengan Pemburu cantik yang menyelamatkannya itu.
Setelah kembali ke Desa, Ia berusaha keras untuk mencari keberadaan gadis itu agar bisa berterima kasih kepadanya. Selain itu Ia juga sangat berharap bisa bertemu dengannya, agar ia bisa mengungkapkan perasaannya kepada gadis itu.
Hari itu Andro membuat semua penduduk desa Kelangan begitu ketakutan saat ia kembali dari dunia bawah tanah dengan bersimbah darah.
Seorang teman dekat Andro bahkan memarahinya karena ia tahu Andro bisa kena masalah karena kecerobohannya itu.
"Kenapa kau tidak membersihkan tubuhmu lebih dulu, kau tahu kan para penduduk bisa saja membunuhmu karena mengira kau adalah seorang monster!" gerutu Shopia menasihatinya
"Iya maaf, aku lupa karena terlalu bahagia," jawab Andro segera duduk di dipan rumahnya
Shopia segera masuk kedalam bilik dan keluar dengan membawa sepiring nasi kepal untuknya.
"Makanlah, hari ini aku membuatnya banyak untuk mu karena restoran sedang sepi," ucap Shopia
"Terimakasih," jawab Andro segera mengambil nasi kepal itu dan memakannya
"Kau bilang kau sedang bahagia, kalau boleh tahu apa yang membuat mu bahagia?" tanya Shopia
"Hari ini aku hampir saja mati, beruntung ada seorang pemburu cantik yang menyelamatkan aku. Ah...dia benar-benar membuat ku terpukau," jawab Andro tersenyum mengenang kecantikan wajah gadis yang menolongnya
"Angela, apa dia yang menolong mu!" ucap Shopia mengernyitkan keningnya
"Jadi namanya Angela?" ujar Andro begitu senang saat mengetahui nama gadis itu
"Hanya ada satu pemburu cantik di Desa Kelangan ini, dia adalah Angela Merkel seorang ahli pedang dari Klan Kesatria. Klan paling kuat dan paling di segani di seantero negeri," jawab Shopia
"Pantas saja dia bisa membunuh monster itu hanya dengan satu tebasan pedang. Andai saja aku memiliki kekuatan sepertinya, mungkin aku tidak akan dipandang rendah oleh klan ku sendiri," ucap Andro tampak murung
"Semuanya ada prosesnya jadi jalani saja, setelah makan bersihkan dirimu dan beristirahatlah," ucap Shopia kemudian meninggalkannya.
...🍁🍁🍁...
Siang itu Andro pergi ke kastil untuk menukarkan mustika yang didapatnya. Tak lupa ia juga menanyakan tentang perkembangan kemampuannya, namun seperti biasa ia harus kecewa karena tak ada perubahan berarti dalam dirinya.
Karena mendapatkan uang lebih, Andro pun menemui Shopia di restoran tempat ia bekerja.
Tidak di sani hari itu Andro bertemu dengan Angela di restoran Shopia. Ia pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia menghampiri Angela untuk berterima kasih kepadanya.
Angela hanya menanggapi dingin ucapan Andromeda. Wajar saja sebagai anggota klan Kesatria ia memang tak pernah mau bergaul dengan anggota Klan lemah sepertinya.
"Apa sekarang kau sudah menurunkan levelmu dengan menjadi pelindung bagi pemburu lemah sepertinya," ucap salah seorang teman Angela
"Hmm, sepertinya dia merasa sangat berhutang budi padamu," ucap pria lainnya kemudian mendongakkan wajah Andromeda yang berdiri di depan Angela.
"Kalau kau ingin berterima kasih kepadanya, maka kau harus mentraktir kami hari ini, apa kau punya uang?" ucap pria itu seolah merendahkan Andro yang terlihat miskin dan tidak punya uang
"Oh tentu saja," jawab Andro begitu bersemangat
"Ok," pria itu kemudian melepaskan Andro dan segera memesan semua makanan termahal di restoran itu.
Dari kejauhan Shopia tampak kesal melihat Angela dan teman-temannya mulai merundung Andro sahabatnya.
Selesai makan Andro pun memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya membuat semua teman-teman Angela menertawakannya.
"Bagaimana bisa Pemburu miskin dan lemah seperti mu berani menyukai Angela. Asal kau tahu hanya seorang pemburu daru Klan Kesatria dengan level tinggi yang boleh menjadi kekasihnya, jadi jangan bermimpi!" hardik seorang teman pria Angela kemudian mendorong Andro hingga jatuh ke lantai.
Melihat kegaduhan itu Angela pun segera beranjak dari duduknya dan menghampiri Andromeda.
"Jika kau ingin menjadi kekasihku setidaknya levelmu harus berada di atasku dan kau juga harus menjadi anggota klan Kesatria yaitu klan yang paling di sini. Karena aku tak akan pernah sudi untuk berteman apalagi berkencan dengan pecundang seperti dirimu," ucap Angela di sambut gelak tawa teman-temannya yang kembali mengolok-oloknya.
Malu karena cintanya di tolak Andro segera berlari meninggalkan restoran. Dibawah guyuran hujan ia bertekad untuk meningkatkan kemampuannya. Malam itu ia tak pulang ke rumah dan memilih pergi ke dunia bawah untuk berburu. Ia bertekad mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya agar bisa diterima menjadi anggota klan Kesatria.
Jangankan di terima di klan Kesatria ia bahkan dikeluarkan dari klannya karena dianggap sebagai parasit yang mempermalukan klannya.
Rasa sedih karena merasa kesepian dan di buang oleh klannya membuat Andro pergi di dunia bawah berhari-hari tanpa mau pulang.
Hingga akhirnya ia bertemu dengan monster aneh yang hampir membuatnya meregang nyawa untuk kedua kalinya. Namun dengan tekad yang bulat dan dorongan untuk mendapatkan banyak uang ia pun berhasil membunuh sang monster.
*Klontang!!
Jika para monster akan meninggalkan mustika berwarna ungu setelah mati, maka monster itu meninggalkan mustika berwarna emas hingga membuat Andro terkejut melihatnya.
Andro mengira akan menjadi kaya saat mengetahui ia mendapatkan mustika emas. Ia merasa beruntung karena Dewa memberkatinya hari itu.
Ia pun buru-buru keluar dari dunia bawah untuk segera menukar mustika itu di kastil Cong Hour.
Namun siapa sangka setibanya di kastil, para peri menolak mustika miliknya.
"Ini bukan mustika jiwa jadi tidak bisa di tukar dengan koin, apa kau salah menangkap monster hari ini?" tanya Yolanda tersenyum menatapnya
"Aku mendapatkan mustika ini dari seekor monster di lantai dua jadi tidak mungkin aku salah tangkap. Jika mustika ini bukan mustika jiwa lalu jenis mustika apa?" tanya Andromeda tampak kebingungan menatap mustika emas miliknya
"Hmm, entahlah aku juga baru pertama kali melihatnya. Coba saja kau jual mustika ini ke penjual barang-barang sihir atau pedagang barang-barang antik, mungkin mereka mau membelinya apalagi ini seperti sebuah emas," jawab Yolanda
"Baiklah," jawab Andro dengan suara lesu
Ia kemudian mendatangi beberapa toko penjual barang-barang antik, namun tak ada satupun yang mau membeli mustika miliknya.
"Mustika ini tidak mengandung unsur emas sedikitpun meskipun tampak seperti emas murni, jadi saya tidak bisa membelinya karena aku tidak mau rugi," ucap seorang pedagang membuat Andro semakin putus asa
Bagaimana tidak, hari ini ia memutuskan untuk tidak melanjutkan perburuannya karena mendapat mustika emas itu, tapi ia tidak mengira jika mustika tersebut ternyata tidak laku di jual karena bukan emas.
Karena kesal Andro membuang mustika itu ke sebuah sungai. Tiba-tiba sebuah cahaya memantul dari sungai tempat dimana mustika itu jatuh. Andro begitu takjub melihat pemandangan itu. Karena penasaran ia pun kembali memungutnya saat melihat sebuah cahaya memantul dari mustika tersebut.
"Sebenarnya mustika apa ini?"
Andro tampak melihat-lihat mustika itu dan sesekali mengarahkannya kearah matahari.
*Cling!!
Seketika seberkas cahaya memantul dari mustika itu saat terkena pancaran cahaya matahari.
Andro segera menutup matanya karena merasa silau. Ia buru-buru menurunkan tangannya dan mengamati mustika itu.
"Meski saat ini aku belum tahu apa kegunaan mustika ini tapi sepertinya dia akan berguna suatu saat nanti, jadi sebaiknya ku simpan saja," ucap Andro kemudian memasukkan mustika itu ke saku celananya.
Ia kemudian mengeluarkan pedangnya untuk melatih kemampuannya.
Ia tersenyum kecut saat menatap pedang tua miliknya. Sebagai seorang pemburu ia memang belum mampu membeli pedang yang bagus untuk berburu karena ia tak punya uang lebih untuk membelinya.
Uang hasil berburu selama ini hanya cukup untuk makan saja itu pun sudah untung.
Ia kemudian menempelkan mustika itu di pedangnya, dan ajaibnya pedang murahan yang awalnya hanya sebuah pedang biasa berubah menjadi pedang yang tajam dan berkilau seperti bintang.
Andro tertegun melihat pedangnya tampak berkilauan. Ia pun kemudian mencobanya untuk menebas pepohonan di sekitarnya. Ajaib pedang itu mampu merobohkan pepohonan besar hanya dengan sekali tebasan.
Ia kemudian bergegas menuju dunia bawah untuk mencoba kekuatan padangnya.
Kali ini Andro sengaja naik ke lantai tiga untuk mencoba mencari monster yang lebih tangguh dari biasanya.
*Geerr!!
Seketika terdengar suara monster mendekat kearahnya. Andro segera menghunuskan pedangnya dan bersiap untuk menghadapi sang monster yang muncul di hadapannya.
"Mari kita mulai petualangan pertama kita!" seru Andro kemudian melompat sambil menebaskan pedangnya kearah sang monster.
*Jraasshh!!.
*Buugghhh!!
Seketika sang monster langsung roboh saat tubuhnya terbelah oleh pedang milik Andro.
"Wah tidak ku sangka pedangku berubah menjadi sehebat ini," pekik Andro menyeringai
Petualangan belum berakhir, karena puluhan semut raksasa mulai berdatangan dan mengerubungi Andro.
Ia kembali memasang kuda-kuda dan menghunuskan pedangnya.
*Hiaat!!
Andro segera melesat menyerang semut-semut yang mulai menyerangnya. Tidak seperti biasanya, kali ini ia merasakan tubuhnya begitu ringan hingga ia bisa bergerak cepat menyerang satu persatu monster itu.
Bukan hanya itu saja, Andro juga merasa tubuhnya memiliki kekuatan yang berlimpah hingga ia begitu mudah mengalahkan para monster itu hanya dengan sekali tebasan.
"Fiuuh!!". Andro mengusap peluhnya setelah selesai menghabisi para monster itu.
menamai pedangnya si pencabut nyawa kate begitu cepat membunuh para monster lawannya.
Ia kemudian memunguti satu persatu Mustika yang ditinggalkan oleh sang monster dan memasukannya kedalam saku celananya.
"Syukurlah hari ini aku mendapatkan banyak mustika. Aku tidak mengira jika mustika emas itu benar-benar berguna. Berkatnya aku bisa mendapatkan koin hari ini," tukas Andro benar-benar bahagia.
Ia memutuskan mengakhiri petualangannya hari itu dan menukarkan mustika itu ke kastil Cong Hour.
Yolanda begitu terkejut saat mengetahui Andro menukar banyak mustika hari itu.
"Sepertinya hari ini adalah hari keberuntungan mu, sampai kau bisa mengalahkan begitu banyak monster," ucap Yolanda saat memberikan koin emas kepadanya
"Hmm, semua ini berkat mustika emas itu," jawab Andro
Yola mengernyitkan keningnya saat mendengar jawaban Andro. Pemuda itu kemudian membisikkan sesuatu kepada gadis itu.
Yolanda hampir tak percaya mendengar pengakuan Andro tapi melihat wajah sumringahnya, Yola tahu jika Andro tak membohonginya.
"Kalau begitu selamat ya, semoga pedang itu akan membantu mu untuk segera naik ke level dua," ujar Yolanda
"Semoga saja begitu," jawab Andro kemudian pergi
Merasa kemampuannya sudah meningkat, Andro mendatangi klannya dan meminta diterima lagi.
Ia bahkan memperlihatkan kemampuan pedangnya dihadapan para tetua agar mereka percaya. Buka hanya itu ia juga memperlihatkan koin emas yang didapatnya hari itu.
Namun mereka tetap tidak menolak permintaannya untuk kembali menjadi anggota Klan Punggawa.
Gagal kembali ke klannya, Andro pun tak patah semangat. Ia mencoba melamar untuk menjadi anggota klan lainnya. Tapi tetap saja tak ada satupun klan yang mau menerimanya meskipun ia sudah menunjukkan kemampuannya.
Andro merasa sangat sedih saat semua orang tak ada yang mau menerimanya menjadi famili mereka.
"Kalau begini jangankan untuk mendapatkan hati Angela, bahkan untuk memiliki sebuah keluarga pun aku tak bisa," pungkasnya dengan wajah gusat
Saat ia merasa kesepian dan sedih karena tidak akan bisa mendapatkan hati Angela tiba-tiba seorang gadis cantik mendatanginya.
"Sepertinya ada seseorang yang memanggilku," ucap gadis itu membungkukkan badannya menatap wajah Andromeda
Ia mendongakkan wajah pemuda itu dan menatapnya intens.
"Unch imut banget," ucapnya gemas
"Apaan sih, lepasin!" seru Andro saat gadis itu terus mencubit pipinya
"Mmm, manis sekali," ucap gadis itu kemudian duduk di hadapannya sambil terus menatapnya
Tentu saja Andro merasa salah tingkah saat seorang gadis cantik dan seksi sepertinya terus memperhatikannya.
Gadis itu kemudian menoleh kearah pedang Andro yang tergeletak di sampingnya.
"Ah, rupanya dia yang memanggilku," ucap gadis itu
"Aku tahu kau sedang merasa sedih karena tak ada satupun klan yang mau menerima mu sebagai anggota mereka. Kalau begitu apa kau mau bergabung dengan klan ku?" ucap gadis itu
"Aku tahu kau sedang merasa sedih karena tak ada satupun klan yang mau menerima mu sebagai anggota mereka. Kalau begitu apa kau mau bergabung dengan klan ku?" ucap gadis itu seketika membuat Andro berbinar-binar
"Benarkah??" ucap pemuda itu memastikan
"Hmm," jawab gadis itu mengangguk
"Tentu saja aku bersedia," ucap Andro langsung menjabat tangan gadis itu
"Secepat itukah, apa kau tidak bertanya dulu aku dari klan apa dan berapa nomor ponselnya?" tanya gadis itu mengerutkan keningnya
"Aku rasa tidak perlu, apapun klannya, berapapun anggotanya aku tak peduli. Yang terpenting sekarang adalah aku bahagia karena kau mau menerimaku menjadi anggota klan itu saja. Selebihnya aku anggap sebagai bonus yang diberangkatkan Dewa kepada ku," jawab Andro
"Unchh manis sekali, beruntungnya aku memiliki pasangan seperti mu," ucap wanita itu berusaha memeluknya namun Andro segera menghindar hingga gadis itu jatuh tersungkur ke tanah.
*Gubrak!!
"Kyaaa!!" pekik gadis itu membuat Andro segera menghampirinya.
Ia mengulurkan tangannya dan membantunya berdiri.
"Maaf sudah membuat mu terjatuh," sesal Andro menelungkupkan telapak tangannya
"Ah tidak masalah, lagian aku suka lelaki seperti mu, tidak mudah tergoda oleh gadis cantik seperti ku," jawab gadis itu mengerlingkan matanya
Ia kemudian membersihkan debu yang menempel di pakaiannya.
"Perkenalkan aku Valeria Lukyanova, panggil saja Val," ucap gadis itu mengulurkan tangannya
"Andromeda," jawab Pemuda itu kemudian menjabat tangannya
"Asal kau tahu klan kita hanya beranggotakan dua orang saja yaitu aku dan kamu. Dan aku tidak akan pernah menambah lagi apapun yang terjadi. Jadi bagaimana menurutmu, apa kau tetap akan bergabung dengan Klan Minerva atau kau akan mengundurkan diri?" tanya Valeria
Meskipun klannya hanya beranggotakan dua orang namun Andro begitu senang dan sangat berterima kasih kepada Valeria yang sudah mengajaknya bergabung menjadi anggotanya. Itulah yang membuat ia mantap untuk tetap menjadi keluarga Valeria.
Valeria tampak senang mendengar keputusan Andromeda. Ia kemudian mengambil pedang milik pemuda itu dan memandangi mustika emas yang menempel di gagangnya.
"Pedang yang bagus, tapi sayang kalau kamu belum bisa menyatu dengannya," tukas Valeria
Gadis itu kemudian menggerakkan pedang itu dan menggerakkannya seolah ia sedang menghadapi seorang monster.
Andromeda tampak takjub melihat gerakan Valeria yang begitu gesit saat memainkan pedang tersebut.
"Apa kau seorang pemburu juga?" tanya Andro membuat Valeria menyudahi latihan pedangnya
Gadis cantik itu tersenyum kemudian melemparkan pedangnya kearah Andromeda.
*Greep!!
Andro segera menangkap pedang itu dan kembali memasukannya kedalam sarungnya.
Andro segera menutup matanya saat gadis itu berusaha membuka pakaiannya.
"Kau tidak perlu menunjukkan tanda pemburu mu. Aku hanya perlu kau menjawab Ya atau tidak tanpa harus melihat tanda di punggung mu," celetuk Andro
Seketika Valeria tertawa mendengar ucapan pemuda itu.
"Ternyata imajinasi mu terlalu liar anak muda, tapi aku suka. Anak muda sepertimu memang sedang suka berimajinasi jadi tidak salah jika kau berpikir seperti itu." ucap Valeria kemudian melepaskan jubahnya.
"Matahari bersinar sangat terik siang ini hingga membuat ku sangat gerah," imbuhnya
"Oh maaf," ucap Andro merasa malu
Selain sebagai ketua klan Valeria juga membantu Andro untuk menemukan kekuatannya yang tersembunyi. Gadis itu mulai dengan melatih Andro untuk menguasai pedang itu.
"Seperti sepasang kekasih kau juga harus menyatu dengan pedang itu agar bisa menemukan kekuatan tersembunyi pedang mu itu. Yang kedua kau harus percaya jika pedang itu akan selalu membantumu mengalahkan semua musuh-musuh mu," seru Valeria
Gadis itu kemudian meminta Andro untuk berkonsentrasi dan memusatkan perhatiannya. Wanita itu bahkan sengaja menutup mata Andro agar ia bisa berlatih dengan maksimal.
"Gerakan pedangmu dan rasakan kekuatannya," ucap Valeria membimbingnya
Wanita itu tampak telaten mengajari Andro sampai benar-benar menguasai pedangnya itu.
Andro kini merasa yakin dengan kemampuannya dan juga bantuan Valeria ia akan bisa menaikan levelnya.
Selesai latihan Valeria membawa pedang Andromeda dan membawanya untuk diperbaiki bentuknya.
Ia sengaja menempa batu mustika emas agar menyatu dengan pedang itu.
"Dengan begini kekuatan batu mustika dan pedangmu akan menyatu sempurna," ucap Valeria kemudian memberikan pedang Andro kepadanya
Benar saja Setelah batu mustika itu benar-benar menyatu dengan pedangnya, Andro merasa pedangnya jauh lebih hebat dari sebelumnya. Ia kemudian pergi ke dunia bawah untuk mencoba kekuatan pedangnya itu.
Andro benar-benar puas dengan kekuatan pedangnya. Bukan hanya berubah menjadi pedang pencabut nyawa namun Andro juga bisa merasakan pergerakan musuh hanya dari kilatan cahaya pedangnya.
Sebagai rasa terimakasih karena sudah membuat pedangnya menjadi lebih keren, Andro pun mentraktir Valeria dan mengajaknya jalan-jalan.
Valeria begitu bahagia saat mengetahui perilaku Andro yang begitu romantis membuatnya merasa seperti sedang berkencan.
"Umm romantis sekali, andai saja kita bisa berkencan seperti ini setiap hari," ucap Valeria
"Kencan???" Andro langsung melepaskan tangannya dan membelakakan matanya menatap Valeria yang tersipu malu menatapnya.
"Kenapa, apa kau keberatan jika aku menganggap ini sebagai kencan?" jawab Valeria mencebikan bibirnya
Melihat wajah kesal Valeria membuat Andro merasa bersalah dan segera meminta maaf.
"Tentu saja tidak masalah hanya saja aku merasa kurang nyaman jika kau berkata seperti itu," jawab Andro
"Kenapa, apa karena aku kurang cantik, kurang seksi atau kau sudah punya seorang kekasih?" ucap Valeria dengan mimik wajah sedih
"Bu... bukan seperti itu,"
"Lalu kenapa?"
"Karena aku tidak nyaman saat menjadi pusat perhatian orang-orang," jawab Andro menunjuk kearah orang-orang yang memperhatikan keduanya
"Oh itu, biarkan saja, mungkin mereka iri melihat kedekatan kita," ujar Valeria kembali bergelayut manja di tangan pemuda itu
"Huft,"
Andro kemudian mengajak Valeria untuk membeli makanan ringan dan duduk menikmatinya di sebuah taman.
Semetara itu di tempat berbeda, para pemburu level menengah keatas sedang berkumpul di sebuah Balairung untuk mengikuti perlombaan kenaikan level.
Sebagai acara tahunan kali ini Klan Kesatria sengaja mengadakan perlombaan untuk kenaikan level di pusat kota.
Namun siapa sangka salah seorang wanita sengaja melepaskan beberapa monster untuk mengacaukan kota.
*Der, der, der!!
Terdengar suara derap langkah seekor monster besar memasuki pemukiman warga. Warga yang melihatnya segera masuk kedalam rumah dan menutup rapat pintu dan jendela rumahnya.
Melihat kedatangan monster di taman kota membuat orang-orang berlarian meninggalkan tempat itu.
Monster itu berhenti tak jauh dari tempat Andro dan Valeri yang tengah asyik menikmati makanan ringannya.
Andro terkesiap saat melihat seekor Orc raksasanya mengintainya.
Ia segera menarik Valeria dan berlari meninggalkan tempat itu.
Dengan kekuatannya saat ini Andro tahu tak mungkin bisa mengalahkan seekor Orc raksasanya. Tubuh Orc terlalu keras hingga sulit untuk menebasnya dengan pedang kecilnya itu. Itulah sebabnya ia memilih kabur dan menyelamatkan diri dari sang monster.
Kemanapun ia pergi monster itu selalu mengejarnya hingga membuat Andro tak ada pilihan lain selain melawannya.
Meskipun ia ragu bisa mengalahkannya, namun ia berusaha berdiri tegap untuk melawan sang monster demi melindungi Valeria.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!