NovelToon NovelToon

Villainess Wants Happy Life

BAB 1. Memasuki Novel

Choi Shin adalah seorang sales barang elektronik yang selalu mencapai target penjualan setiap bulannya pergi ke Bar untuk merayakan keberhasilannya bersama koleganya.

Choi Shin yang sangat bahagia dengan senyum lebar yang tak pernah lepas dari wajahnya menerima ucapan dari semua orang dengan hati terbuka.

"Selamat Senior Choi! Kau hebat sekali!"

"Benar sekali! Senior Choi yang terbaik! Dia selalu mencapai target!"

"Aku yakin Senior Choi pasti akan naik jabatan kali ini!"

"Terima kasih untuk ucapannya. Malam ini ayo kita bersenang-senang!"

Namun Choi Shin yang terlalu terbawa suasana akhirnya minum terlalu banyak hingga membuat kepalanya menjadi pusing. Choi Shin yang membutuhkan udara segar untuk mengembalikan kesadarannya memutuskan untuk keluar sebentar.

Choi Shin yang hanya merasakan kebahagiaan malam itu terus tersenyum sambil membayangkan hal-hal baik yang akan datang padanya keesokan harinya sambil bersandar di kursi yang ada di depan jalan.

"Aku beruntung karena berhasil mencapai target selama enam bulan berturut-turut dan besok gaji dan jabatanku akan naik. Aku sangat bahagia saat ini!" ungkap Choi Shin dengan senyum lebar.

Choi Shin yang merasa jika dirinya telah lebih baik setelah menghirup udara segera selama setengah jam memutuskan untuk kembali ke Restoran.

"Agh, mereka semua pasti sudah banyak berjatuhan sekarang. Sebaiknya aku kembali untuk melihat siapa pemenangnya!" gumam Choi Shin dengan pikiran rekan-rekannya telah melakukan hal yang aneh karena mabuk.

Choi Shin yang tidak memiliki kewaspadaan yang tinggi tidak menyadari bahwa ada orang lain yang mengikutinya sejak pertama dirinya meninggalkan restoran.

Choi Shin yang tidak menyangka ada orang yang iri dan memiliki niat jahat padanya pun didorong ke tengah jalan raya.

Choi Shin yang tidak menyadari akan adanya truk yang akan melintas di depannya tak bisa melakukan apapun karena rasa takut yang menyelimuti dirinya.

Choi Shin yang merasa jika kakinya tidak bergerak sesuai dengan keinginannya membuat dirinya tak bisa menghindari malapetaka yang akan datang padanya.

"Aaargghh! Ka-Kakiku.....!" gumam Choi Shin dengan wajah yang memucat dan tubuh yang bergetar serta keringat yang mengalir sangat banyak ke pipinya.

Sopir yang mengantuk dan malam yang semakin larut membuat sopir tak bisa bereaksi cepat mengerem mobilnya hingga cahaya terang dari lampu truk perlahan semakin terang hingga membuat Choi Shin yang silau menutup matanya.

Tubuh yang tertabrak berguling beberapa langkah hingga membuat darah mengalir sangat banyak dari tubuh hingga membuat orang-orang yang mendengar suara tabrakan segera berkumpul untuk menolong.

Namun Choi Shin yang telah kehilangan banyak darah merasakan rasa sakit di seluruh tubuhnya dan pandangan yang awalnya jelas perlahan mengabur hingga tak dapat melihat apapun.

'Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa banyak orang yang berkumpul di sekelilingku? Apakah aku sungguh tertabrak truk?' pikir Choi Shin dengan ekspresi wajah yang datar.

Choi Shin yang merasakan kegelapan menyelimutinya setelah tabarkan itu merasa sangat takut dan mempertanyakan yang sebenarnya telah terjadi padanya.

"Dimana aku? Kenapa disini sangat gelap? Apakah aku sudah sampai di Surga atau di Neraka?" tanya Choi Shin bingung.

"Aku merasakan ada orang yang mendorongku sebelumnya. Siapa kau? Kenapa kau mendorongku? Apa salahku padamu?" tanya Choi Shin pada dirinya yang terjatuh ke dalam keputusasaan.

Choi Shin yang takut akan kegelapan pun terduduk sambil memeluk lututnya dengan mata terpejam dan berharap jika semua yang terjadi hanyalah mimpi buruk.

Choi Shin yang telah memejamkan matanya beberapa saat pun membuka matanya kembali dengan harapan telah kembali ke dunia nyata dan terbangun dari mimpi yang sangat buruk tapi terasa sangat nyata.

Namun kenyataan membuat Choi Shin menjadi sangat bingung. Dirinya yang terbangun di tempat yang asing dengan dekorasi yang aneh membuatnya berpikir jika dirinya masih berada di dalam mimpi dan belum terbangun sepenuhnya.

"Dimana aku? Tempat ini aneh sekali. Apakah aku masih berada di alam mimpi sekarang?" gumam Choi Shin dengan ekspresi wajah bingung dan takut di saat bersamaan.

Choi Shin yang melihat warna kulit tangannya dan ukuran jarinya yang sangat berbeda dan pakaian yang dipakainya yang terlalu indah membuat Choi Shin semakin bingung.

"I-Ini.... Ini bukanlah tanganku dan pakaian ini terlalu mahal untukku yang merupakan seorang sales!" ucap Choi Shin dengan alis yang mengkerut.

Choi Shin yang yang menemukan kaca besar di depannya menjadi sangat terkejut dan tanpa pikir panjang melompat dari tempat tidur lalu berlari ke depan kaca besar tersebut.

Choi Shin yang melihat wajah yang berbeda dengan warna rambut dan mata yang berbeda dengan yang dimilikinya tak bisa menghilangkan ekspresi keterkejutannya.

"A-Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah aku sungguh masih bermimpi sekarang?" gumam Choi Shin dengan wajah tak percaya.

Choi Shin yang terus berdiri di depan kaca dalam waktu yang cukup lama merasa sedikit familiar dengan wajah dan warna rambut serta mata yang tercermin di depannya.

"Apa ini? Kenapa aku merasa sangat tidak asing dengan wajah dan ciri-ciri ini?" tanya Choi Shin penasaran.

Choi Shin yang masih belum bisa mendapatkan kejelasan dengan serangkaian kejadian yanng terjadi padanya dalam satu hari menjadi sangat terkejut saat melihat beberapa orang masuk dengan pakaian seperti Pelayan membawa baskom berisi air dan makanan.

Choi Shin yang belum bisa menebak yang apa yang sebenarnya terjadi padanya memutuskan untuk mengikuti alur yang ada sambil mencari tau yang terjadi padanya.

Choi Shin telah membasuh wajahnya dan duduk di kursi yang di hadapannya telah terisi makanan yang lezat membuat perut Choi Shin menjadi lapar hingga tanpa sadar sesendok sup masuk ke dalam mulutnya.

'Apakah semua makanan ini untukku? Apakah aku boleh memakan semuanya?' pikir Choi Shin dengan pandangan yang tak lepas dari makanan-makanan lezat yang ada di depannya.

Choi Shin yang baru pertama kali merasakan makanan yang sangat lezat terhidang di depannya secara gratis pun menghabiskan semuanya hingga tak bersisa.

'Hmmm, ini sangat enak! Sungguh disayangkan jika aku tidak menghabiskan makanan lezat ini!' ucap Choi Shin dalam hati dengan wajah bahagia.

Choi Shin yang akhirnya merasa kenyang pun terdiam saat seorang Pelayan menyebutkan sebuah nama yang sangat familiar yang membuat Choi Shin mendapatkan beberapa gambaran yang telah terjadi.

"Nona Larietta, ini adalah surat-surat yang dikirim pagi ini untuk anda!" ucap Pelayan sambil menyerahkan nampan yang berisi beberapa amplop surat di atasnya.

'Larietta? Apakah Pelayan ini memanggilku dengan Larietta?' pikir Larietta yang tertunduk terkejut.

'Tu-tunggu! Nama itu? Wajah itu? Warna rambut dan mata itu? Apakah aku berada di dalam tubuh Larietta Isabele De Boulois?' tanya Choi Shin pada dirinya sendiri dengan wajah yang memucat.

Choi Shin yang terkejut saat akhirnya menyadari yang terjadi padanya kembali menatap dirinya saat ini yang sedang berdiri di depan kaca.

Choi Shin yang melihat kesamaan antara dirinya dan Larietta Issabele De Boulois, Pemeran Antagonis di dalam Novel berjudul "Melisha's Lover" pun terduduk di lantai.

Pelayan yang bingung dengan sikap Larietta yang tidak seperti biasanya pun menjadi cemas dan menawarkan diri untuk memanggil Dokte.

Choi Shin yang tak ingin ketahuan ada hal yang salah pada dirinya segera menghentikan pelayan yang berdiri di sampingnya.

"Jangan! Jangan panggil Dokter kemari! Aku baik-baik saja!" tegas Choi Shin dengan sorot mata yang tajam.

"Aku merasa sangat lelah sekarang dan aku ingin istirahat sendiri. Kembalilah!" ucap Choi Shin memberi perintah sambil melambaikan tangannya.

Choi Shin yang memasuki tubuh Larietta nyatanya tak mengetahui apapun tentang kondisi Larietta saat ini sehingga tidak bisa menahan diri untuk bertanya hal yang aneh.

"Tunggu! Berapa umurku sekarang?" tanya Choi Shin yang menatap mata Pelayan yang ada di sampingnya.

"Nona saat ini berumur tiga belas tahun!" jawab Pelayan tersebut percaya diri.

"Baiklah! Kau boleh pergi sekarang!" ucap Choi Shin membiarkan Pelayan tersebut menghilang dari hadapannya.

Choi Shin yang akhirnya menerima takdirnya tiba-tiba merasakan sakit yang sangat luar biasa pada kepalanya dan kepingan-kepingan ingatan Larietta muncul di kepalanya.

Choi Shin yang tak bisa menahan rasa sakit itu pun terbaring di lantai hingga tak sadarkan diri lalu saat dirinya membuka mata dirinya telah berpindah tempat di atas tempat tidur.

'Kenapa aku ada disini? Apakah ada orang yang memindahkanku?' tanya Larietta dengan wajah bingung.

Choi Shin yang mendapatkan kepingan ingatan Larietta yang asli dapat merasakan kesedihan dan kekecewaan yang dirasakan oleh pemilik tubuh yang ditempatinya.

Choi Shin yang dapat merasakan bahwa Larietta yang asli selalu haus akan cinta dari orang terdekatnya hingga menjadikan dirinya orang yang jahat pun mulai mengasihani nasib Larietta yang asli.

"Kau adalah anak kandung tapi kau diperlakukan seperti anak tiri! Mereka adalah orangtuamu tapi mereka lebih percaya pada orang lain! Sungguh malang nasibmu!" gumam Choi Shin dengan suara rendah.

Choi Shin yang sangat ingat akhir tragis yang di dapatkannya jika mengganggu hubungan antara Pemeran Protagonis pun memutuskan untuk meninggalkan kedua pemeran antagonis tersebut.

"Aku tak akan melakukan kesalahan Larietta. Aku akan membiarkan dua protagonis itu bersatu dan menjalani hidupku sendiri tanpa diganggu keduanya!" ucap Choi Shin yang telah membuat keputusan.

Choi Shin yang tak ingin meninggal untuk kedua kalinya setelah memasuki tubuh Larietta berkeinginan untuk  hidup bahagia dengan berlimpah kekayaan dan kejayaan.

"Aku tidak akan mengikuti jalan cerita yang konyol itu! Aku akan hidup bahagia dan bergelimang harta! Satu-satunya cara aku bisa mewujudkan itu adalah dengan meninggalkan Keluarga sampah ini!" ucap Choi Shin dengan tekad yang kuat.

Choi Shin yang tau jika tubuhnya telah meninggal saat kecelakaan pun menerima kenyataan bahwa dirinya saat ini adalah Larietta Isabele De Boulois.

"Diriku di kehidupan lain telah meninggal dan kau pun tak ingin hidup menderita seperti ini jadi izinkan aku untuk menempati tubuhmu lalu menjalankan hidupmu!" ucap Choi Shin pada Larietta asli dengan memejamkan matanya.

Setelah mengubah pemikirannya tentang hidupnya Choi Shin yang menerima takdirnya mulai hidup sebagai Larietta Issabele De Boulois.

Larietta yang tak ingin terjebak dalam cerita yang akan merugikan dirinya dan mempercepat kematiannya pun membuat catatan kecil untuk bertahan hidup.

Larietta yang tak ingin berada di sekitar karakter yang akan membuatnya menderita dan menjadi pemeran antagonis pun memikirkan cara untuk melepaskan dirinya.

"Aku akan menggunakan semua informasi tentang cerita di dalam Novel untuk bertahan hidup  dan aku akan menggunakan pengetahuanku di masa lalu untuk menghasilkan uang di dunia ini!" ucap Larietta dengan wajah yang optimis.

"Tapi hal pertama yang harus aku lakukan adalah keluar dari Kediaman ini!" tegas Larietta pada dirinya sendiri.

Larietta yang tenggelam dalam pikirannya menjadi terkejut saat seorang Pelayan datang memberitau bahwa dirinya dipanggil oleh Duke Boulois.

"Maafkan saya mengganggu Nona. Anda dipanggil Tuan Duke ke ruangannya sekarang!" ucap Pelayan tersebut sopan dengan kepala tertunduk ke bawah.

'Kenapa Duke Bouois memanggilku ke ruangannya? Apakah telah terjadi sesuatu?' tanya Larietta dalam hati.

Larietta yang tidak ingin pusing memikirkan berbagai macam kemungkinan yang ada di kepalanya pun meminta bantuan Anna, pelayan pribadinya, membantunya mengganti pakaian.

"Aku mengerti. Aku akan segera kesana setelah selesai bersiap-siap!" jawab Larietta dengan suara yang datar.

Larietta yang mengingat nama Pelayan Pribadi dan loyal pada Larietta di dalam Novel pun memanggil Pelayan itu datang untuk membantunya.

"Anna, bantu aku bersiap-siap!" ucap Laretta dengan tatapan mata yang tajam.

"Ya, Putri!" jawab Anna dengan senyum lebar.

Larietta yang berniat tidak memikirkan alasan Duke Boulois memanggilnya ternyata tidak bisa berhenti berpikir sehingga membuat Larietta berusaha mengingat kembali adegan di dalam Novel.

'Apa alasan Duke Boulois memanggilku ke ruangannya? Apakah ada sesuatu yang terjadi?' pikir Larietta dengan wajah yang bingung.

Anna yang melihat Larietta seperti orang yang memiliki banyak pikiran menjadi cemas dan mengatakan sesuatu yang membuat Larietta mendapatkan petunjuk akan alasan Duke Boulois memanggilnya.

"Nona, apakah anda baik-baik saja? Ini bukanlah salah anda. Ini adalah salah wanita tidak tau diri itu! Bagaimana bisa Nona Bangsawan yang berasal dari Desa memaksa untuk masuk ke Pergaulan Bangsawan Kelas Atas?" ucap Anna dengan wajah kesal.

'Pergualan Bangsawan Kelas Atas? Tunggu! Jangan-jangan ini adalah cerita dimana Larietta menolak mengajak Melisha datang ke Pesta Minum Teh Marchioness Rodenherg?' pikir Larietta dengan mata yang terbuka lebar.

Bersambung

Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana karakter Melisha sebenarnya? Tebak jawabannya di kolom komentar ya..

BAB 2. Keputusan Larietta

Larietta yang terus berjalan menyusuri koridor menuju ruang kerja Duke Boulois pun berhenti di sebuah pintu besar yang ada di depannya dengan dua orang Kesatria berdiri di sisi kiri dan kanan dengan tubuh yang tegap dan ekspresi wajah yang datar.

“Ayah, apakah kau memanggilku?” tanya Larietta dengan sikap yang elegan.

“Masuklah!” jawab Duke Boulois dingin.

Kesatria yang mendengar perintah pun membuka pintu dan membiarkan Larietta masuk ke dalam dan melihat Duke Boulois yang sedang duduk menatapnya dengan tajam.

Duke Boulois, Claus Lorca Boulois, Kepala Keluarga Duke Boulois yang merupakan tiga dari Keluarga Duke di Kerajaan Chillia dan merupakan seorang Penyihir tingkat Tiga.

Larietta yang tidak tahan melihat mata Duke Boulois yang penuh intimidasi padanya menatap ke arah lain dan pandangan tertuju pada sosok wania yang sangat familiar.

‘Melisha? Protagonis Wanita dalam Novel ini!' pikir Larietta cepat.

Melisha yang berdiri di samping kiri Duke Boulois dengan gaun merah muda dengan wajah yang senduh dan tatapan mata yang sedih membuat Larietta merasakan ada yang salah.

‘Kenapa aku merasa tidak nyaman? Kenapa wajah sedih itu telihat seperti topeng?' ucap Larietta dalam hati dalam perdebatan dengan pikirannya tentang karakter Melisha di dalam Novel.

Larietta yang sudah bisa menebak situasi yang dihadapinya tidak bisa melakukan apapun dan perasaan familiar yang sering di rasakannya di kehidupannya sebelumnya membuat Larietta takut.

“Larietta Issabele De Boulois!” teriak Duke Bouloia dengan suara lantang.

“Apakah kau telah melupakan kata-kataku? Kapan kau akan bersikap dewasa sebagai Nona Muda Bangsawan dan Putri Seorang Duke?” sindir Duke Boulois dengan mata yang tajam.

"Apakah pelajaran etikamu tentang memperlakukan tamu dengan baik telah terlupakan?" ucap Duke Boulois dengan aura intimidasi yang kuat membuat Larietta berkeringat ketakutan.

Larietta yang tidak ingin merasakan hal yang sama seperti kehidupan sebelumnya yang diteriaki di depan semua orang padahal tak melakukan kesalahan apapun mengangkat kepalanya dan menatap lurus ke mata Duke Boulois meskipun perasaan takut menyelimuti dirinya.

“Aku tidak melupakan apapun dan aku mengingat semuanya!" ucap Larietta tegas.

"Aku pun mengingat kewajibanku sebagai Putri Tunggal Keluarga Duke Boulois dan itulah sebabnya aku tidak menyetujui permintaan Nona Valcov!” jawab Larietta dengan percaya diri.

Larietta yang melirik Melisha yang ada di samping Duke Bouloia menjadi terkejut saat melihat Melisha terlihat sangat menikmati momen Larietta dimarahi.

'A-Apa ini? Kemana Pemeran Wanita baik hati yang dideskripsikan di dalam Novel?' tanya Larietta pada dirinya sendiri dengan pertanyaan besar.

Duke Boulois yang tidak menerima apapun alasan dari Larietta nyatanya telah memutuskan untuk hukuman Larietta.

“Jangan bicara seolah kau memikirkan nama baik Duke Boulois! Kau hanya mencari alasan karena sifatmu yang egois!” sindir Duke Boulois dengan nada menghina.

“Kau akan tetap dihukum! Kau tidak boleh meninggalkan kamarmu selama satu minggu!” tegas Duke Bouloia dengan ekspresi wajah yang dingin.

Larietta yang tak ingin terlihat kalah di hadapan orang yang menginginkan kejatuhannya tetap mempertahankan keanggunannya.

Larietta yang meninggalkan ruangan tersebut dengan punggung tegap, kepala terangkat serta tatapan mata yang tajam seolah mengumumkan penolakan atas kekalahannya

Melisha yang melihat Larietta masih bisa tersenyum lebar seolah tak merasakan apapun setelah dihukum menjadi kesal.

'Sial! Apa yang sebenarnya terjadi?' tanya Melisha dalam hati dengan tangan terkepal keras.

Larietta yang kembali ke kamarnya pun berbaring di tempat tidurnya dengan tatapan mata yang kosong sambil menatap lampu kristal yang terpajang di atas kamarnya.

“Hukuman ini tidak terlalu buruk paling tidak aku bisa memikirkan yang sebenarnya terjadi dan menentukan langkah selanjutnya!”

Larietta yang teringat ekspresi wajah yang berbeda pada Melisha pun bangun dari tempat tidurnya dan membuka buku yang berisi informasi Novel yang telah ditulisnya dan mempertanyakan kepribadian Melisha yang sebenarnya.

Larietta yang tak menemukan jawaban apapun setelah membolak-balik catatannya beberapa kali pun menarik nafas panjang dan memutuskan untuk mencari cara lain membuka misteri yang ada.

“Aku tidak menemukan apapun yang dapat membantu. Semuanya menceritakan kebaikan yang dimiliki Melisha tapi sikap Melisha tadi membuatku memperdebatkan isi yang ada di dalam Novel!" gumam Larietta dengan tangan di dagu

Di saat Larietta sedang tenggelam dalam pemikirannya tiba-tiba Anna menemuinya dengan wajah yang sedih pun tersentuh.

Anna adalah Pelayan Pribadi Larietta dan Anna juga adalah tangan kanan Larietta dalam melakukan kejahatan untuk menyakiti Melisha.

Anna yang terlahir di jalanan dan ditolong oleh Larietta merasa sangat berhutang budi lalu memutuskan untuk mengabdikan hidupnya kepada Larietta bahkan rela mengorbankan nyawanya demi keselamatan Larietta.

Larietta yang mengingat tentang kesetiaan Anna hingga akhir merasa bahagia di saat tak seorangpun berada di sisinya.

Anna yang khawatir Larietta akan sedih karena dihukum Duke Boulois pun memutuskan untuk menghibur Larietta dengan beberapa potong kue.

“Nona, anda pasti lapar. Saya telah membawakan cemilan untuk anda!" ucap Anna dengan senyum ceria.

"Terima kasih, Anna!" jawab Larietta dengan senyum menenangkan.

Larietta yang melihat sikap Anna yang sangat baik padanya merasa lebih baik lalu memberikan penawaran kepada Anna yang merupakan satu-satunya orang yang ada di pihaknya.

“Anna! Kau mengetahui sikap semua orang padaku, bukan? Kediaman ini bukanlah rumah tapi neraka!" ucap Larietta dengan senyum miris.

“No-Nona....." ucap Anna yang seketika mengubah ekspresinya menjadi sedih.

“Aku merasa disini bukanlah tempatku dan aku ingin pergi mencari tempat dimana aku dihargai dan dicintai. Oleh karena itu, apakah kau mau ikut denganku?”

Anna yang telah menjadikan Lariett sebagai Tuannya tak perlu membutuhkan waktu untuk menjawab tawaran tersebut.

“Nona adalah penyelamatku dan Nona yang telah memberikan cahaya ke dalam hidupku. Jika Nona tidak ada maka tak ada gunanya aku hidup!" tegas Anna yang telah yakin dengan keputusannya

"Aku mau ikut kemanapun Nona pergi! Aku mohon Nona, bawalah aku bersamamu!” ucap Anna dengan wajah memelas.

Larietta yang tidak pernah menyangka jika dirinya sangat berharga bagi orang lain pun menangis dan Anna yang tak ingin Larietta menangis dengan cepat menghapus air mata itu.

"Nona tidak sendirian disini karena apapun yang terjadi saya akan selalu bersama Nona!" tega Anna dengan tekad yang kuat.

Larietta yang seolah mendengar kata-kata penenang yang diharapkannya di saat hidupnya berantakan pun tersenyum bahagia.

Sementara itu, Melisha yang mengetahui titik kelemahan Duke Boulois pun menggunakannya untuk memenagkan hati Duke Boulois.

Melisha yang berlari ke depan Duke Boulois tanpa pikir panjang berlutut di lantai sambil menangis hingga membuat Duke Boulois merasa kasihan.

“Tuan Duke, maafkan, Mel! Semua ini salah Mel. Mel yang bersalah! Tak seharusnya Melisha meminta Nona Larietta mengajak Melisha ke Pesta tersebut!" ucap Melisha sambil menangis.

“Melisha mohon Tuan Duke! Jangan hukum Nona Larietta! Nona Larietta tidak bersalah! Ini semua salah Melisha!” ucap Melisha dengan wajah sedih.

“Apa yang kau katakan? Lantai ruangan ini dingin. Berdirilah!” ucap Duke Boulois sedih.

Duke Boulois yang tidak ingin melihat air mata Melisha pun mencoba menenangkannya dan mengatakan sesuatu yang menurutnya adalah kebenaran.

“Ini bukan salahmu. Larietta yang tidak dewasa! Kau tidak perlu menangis ataupun memohon untuk pembebasan Larietta karena Larietta harus mendapatkan pelajaran atas tindakannya!” tegas Duke Boulois sambil menarik nafas panjang.

Melisha yang mendengar perkataan Duke Boulois pun menghapus air matanya dan mengubah ekspresi sedih menjadi senyum ceria.

“Benarkah itu Tuan Duke?”

“Tentu saja. Kau tidak perlu memikirkan Larietta. Kembalilah ke kamarmu dan istirahatlah!”

#Bersambung#

Apa yang akan dilakukan Larietta selanjutnya? Bagaimana cara Larietta bisa keluar dari Kediaman Duke Boulois? Tebak jawabannya di kolom komentar ya...

Bab 3. Akademi Rinette

Larietta yang terkurung di dalam kamarnya dan tidak bisa keluar karena hukuman yang diberikan oleh Duke Boulois pun memfokuskan pikirannya pada tokoh protagonis dan antagonis di dalam Novel.

Larietta yang diam memikirkan perbedaan pada sifat Melisha yang asli dan deskripsi di dalam Novel dan sifat Larietta sebenarnya merasa sangat pusing.

"Apa ini? Apakah Melisha sebenarnya adalah white lotus yang memiliki sifat seperti rubah?" gumam Larietta penasaran.

Larietta yang tidak ingin diam saja dan menerima nasib buruknya ketika memasuki Novel memutuskan untuk menemukan cara untuk bertahan hingga akhir.

"Aku harus mencari tempat dimana aku bisa tinggal dengan nyaman jauh dari Pemeran Utama Novel dan terlindungi secara hukum Kerajaan yang rumit ini!” ucap Larietta dengan tangan di dagu.

Kerajaan Chillia adalah Kerajaan yang mengatur wanita bangsawan yang belum debut harus memiliki pendamping yang akan menjadi penanggung jawab.

Larietta yang merasa sangat tidak nyaman dengan orang-orang di sekitarnya yang seperti orang yang terhipnotis untuk menyukai Melisha merasa frustasi.

“Hah! Keluarga yang toxic dan tunangan yang suka berselingkuh! Sungguh perpaduan kehidupan yang sangat buruk!" gumam Larietta merendahkan nasibb buruknya

Larietta yang merasa ada beberapa informasi penting yang terlewat pun memejamkan matanya dan mengingat kembali isi yang ada di dalam Novel.

Larietta yang menatap langit cerah dari jendela kamanya tiba-tiba mengingat sesuatu yang sangat berguna untuk masa depannya

“Akademi Rinette! Benar! Jika aku ingin bebas maka tujuanku haruslah Akademi Rinette.

Akademi Rinette adalah tempat dimana anak Bangsawan di Kerajaan Chillia dan sekitarnya mencari ilmu dan juga memperbesar koneksi.

Akademi Rinette adalah satu-satunya tempat dimana tak seorangpun berani mengacau bahkan Keluarga Kerajaan tak berani mencari masalah dengan Akademi Rinette.

Akademi Rinette memiliki sejarah yang panjang dengan berbagai macam orang berbakat yang akan segera mengulurkan tangan saat Akademi Rinette dalam masalah.

Larietta yang telah membuat keputusannya pun memberikan tugas kepada Anna yang dapat bebas keluar masuk Kediaman Duke Baoulois.

"Aku harus menjadi Murid Akademi Rinette tapi sebelum itu aku harus mendapatkan informasi tentang Akademi Rinette!" ucap Larietta optimis.

"Anna, aku punya tugas rahasia untukku! Apakah kau bisa melakukannya?" tanya Larietta serius.

"Tentu saja! Aku bersedia melakukan apapun yang Nona inginkan!" ucap Anna percaya diri.

"Jangan khawatir Nona! Saya pasti akan melakukannya dengan baik! Percayakan semuanya pada saya!" ucap Anna lagi dengan soror mata yang tajam.

Larietta yang meminta Anna melakukan tugas rahasia pun tak bisa menolong untuk beberapa kali memberikan peringatan agar tidak melakukan kesalahan.

“Aku ingin kau mencari informasi tang Akademi Rinette dengan teliti sebelum masa hukumanku berakhir! Ingatlah ini! Jangan sampai ada yang curiga ataupun tau tentang hall ini terutama Melisha!" tegas Larietta.

“Baik, Nona!” jawab Anna patuh

Larietta yang tidak terbiasa hidup bermalasan karena di kehidupan sebelumnya dirinya selalu bekerja keras bahkan hari libur pun dipakai untuk menambah wawasan dengan membaca buku.

"Anna, bisakah kau membawakanku beberapa buku yang berguna untuk aku baca?" tanya Larietta dengan wajah yang bosan.

"Buku apa yang Nona ingin aku bawakan?" tanya Anna bingung .

"Hmmm, buku tentang Kerajaan Chillia dan buku tentang hukum kerajaan ini!" jawab Larietta singkat.

"Ya, Nona!" ucap Anna sopan.

Larietta yang melihat kepergian Anna pun duduk bersantai menikmati kue kering dan minuman yang disiapkan untuknya.

"Hmmm, kue ini sangat lezat! Hah! Aku khawatir berat badanku akan bertambah jika aku hanya makan selama di terkurung disini!" ucap larietta protes.

Sementara itu, Anna yang tau jika Larietta tak ingin ada orang yang tau dengan yang sedang dilakukannya pun menyamar menjadi Pelayan Kebersihan kepada Penjaga Perpustakaan.

Penjaga Perpustakaan yang malas, cuek dan tidak suka bergaul membuat Anna dapat dengan mudah menipunya sehingga dapat berjalan di lorong perpustakaan dengan leluasa.

"Selamat siang. Namaku Risha dan aku bertugas untuk melakukan bersih-bersih di Perpustakaan selama seminggu ke depan. Mohon bantuannya!" ucap Anna berbohong tanpa berkedip.

"Ya! Ya! Ya! Lakukan saja!" jawab Penjaga Perpustakaan cuek.

Anna yang telah mendapatkan dua buku yang diinginkan oleh Larietta pun bergegas menyimpan buku tersebut di balik pakaiannya lalu kembali ke kamar larietta.

"Aku telah selesai membersihkan! Aku akan kembali lagi nanti!" ucap Anna sopan lalu pergi membawa peralatannya.

Anna yang membutuh waktu satu jam untuk kembali kamar Larietta lalu memberikan buku yang diinginkan Larietta sambil tersenyum bahagia.

"Nona, ini adalah buku yang anda minta. Saya mendapatkannya tanpa diketahui siapapun!" ucap Anna dengan senyum lebar seolah menunggu kekagumannya.

"Bagus sekali! Kerja bagus Anna!" jawab Larietta memuji Anna untuk kerja kerasnya.

Namun Anna yang masih belum bisa menerima ada orang yang tidak bekerja mendapatkan upah ternyata membuat darah Anna mendidih untuk protes.

"Hmmm, maafkan kelancangan saya Nona tapi kenapa Keluarga Duke Boulois menerima pekerja pemalas seperti Penjaga Perpustakaan seperti itu." ucap Anna protes.

"Aku tidak tau Anna! Lagipula ini baik bagiku sekarang karena aku bisa mendapatkan buku apapun yang aku inginkan tanpa diketahui orang lain!." jawab Larietta singkat.

Larietta seperti tenggelam ke dalam buku yang dibacanya hingga hanya berhenti membaca saat waktunya makan, cemilan dan minum teh.

Larietta yang menghabiskan waktunya dengan membaca buku di salah satu sudut ruang kamarnya merasa sangat senang dan damai.

"Aku seperti mendapatkan cuti liburan panjang sebelum bekerja lembur sekarang!" gumam Larietta dengan senyum bahagia.

Larietta yang kehilangan rasa bosan karena membaca sampai merelakan jam tidurnya untuk bisa terus membaca semua buku yang dibawa terlihat lebih baik dan tenang.

Keesokan harinya, Larietta yang lanjut membaca buku tentang wilayah di Kerajaan Chillia dan juga sejarah tentang beberpa Keluarga Bangsawan berpengaruh dikejutkan dengan kabar yang disampaikan oleh Anna.

"Nona, ini sungguh tidak bisa dibiarkan!" ucap Anna protes dengan wajah kesal.

"Ada apa Anna? Kenapa kau datang sambil memasang wajah marah dan masam seperti itu?" tanya Larietta bingung.

"Aku baru saja kembali setelah mendapatkan informasi yang Nona inginkan lalu aku melihat Tuan Muda Joseph Paul Danzhweltz di Taman Mawar bersama Nona Melisha!" ucap Anna sangat cepat.

#Bersambung#

Siapakah Tuan Muda Jospeh Paul Danzhweltz? Apa hubungan antara Tuan Muda Joseph dan Melisha? Tebak jawabannya di kolom komentar ya..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!