NovelToon NovelToon

The Secret Of Millionaire

Bagian 1

Author Pov...

Seorang gadis cantik sedang menyusuri jalan dari apartemennya menuju halte bis sekitar 100 M. Dengan merapatkan jaket tebalnya yang sudah usang untuk menghalau dinginnya musim salju menembus kulit putihnya yang mulai memucat akibat dingin.

Setelah beberapa menit menunggu bus akhirnya bus datang dan mengantarnya keperpustakaan tempatnya bekerja. Ya dia harus bekerja diperpustakaan itu dari jam 9 - 5 sore. Setelah itu dia akan bekerja dicafe besar didaerah elite New York.

Setelah turun dari bus dia langsung masuk ke perpustakaan untuk memulai tugasnya.

"Morning, Emma!, maaf aku telat" ucapnya sambil memeluk pemilik perpustakaan itu.

"Morning, Ana!, sayang. Tidak usah kawatir kamu tidak terlambat sedikitpun". Ucap wanita paruh baya tersebut.

"Oh, iya.?. Kalau begitu aku bekerja dulu. Selamat bekerja Emma! " ucap Ana mulai duduk dimeja didekat pintu seperti tempat kasir.

"Iya. Selamat bekerja juga untuk mu " ucap Emma dengan senyum yang tak luntur dari wajah ke ibuannya.

Itulah kegiatan yang dilakukan mereka berdua ketika ingin mulai bekerja, saling menyemangati. Emma sangat menyayangi Ana seperti menyayangi Anakknya sendiri, dia tau semua kehidupan Ana, bagaimana kerasnya gadis itu menjalani hidupnya. Dan bagaimana gadis cantik dengan mata blue ice, lesung pipit dipipi kananya melalui kehidupan yang berat itu. Memang benar gadis yang bisa dikatakan sempurna itu menjalani hidupnya sendiri sebagai sebatang kara.

Gadis yang berusia 20 tahun itu bekerja untuk membiayai kuliahnya hingga tamat dengan waktu yang sangat singkat dan membeli sebuah apartemen dengan hasil keringatnya sendiri. Walaupun tidak besar.

12.00 Am.

Kring... Kring..

Bunyi bel pintu menandakan ada yang bekunjung ke perpustakaan... Dengan sigap Ana berdiri memberikan senyuman... Tetapi dia langsung berhenti tersenyum tapi malah menaikkan alisnya saat mendengar suara pria tertawa...

"Hahahaha, tidak perlu menyambutku seperti itu, aku tau kalau aku ini tampan. Tapi tidak perlu." ucap pria yang bernama Nathan itu, saat Ana mulai duduk ditempatnya.

" kau terlalu pede, Nathan. Ada Apa kau kesini? " ucap Ana kesal pada pria berusia 17 tahun itu yang selalu mengusili dan menggodanya.

"Jangan ketus bigitu, sayang. Nanti kau akan merindukan ku.". Ucap Nathan sambil menaruh kedua tangannya didepan meja Ana.

"Aissshhh. Jangan panggil aku begitu. Mmm apa kau ingin menemui Emma? " tanya Ana.

"Iya, sebenarnya aku ingin mengajak ibuku itu untuk makan siang bersama. " ucap Nathan sambil melihat keseluruh penjuru ruangan mencari ibunya.

"Owh, Emma sedang ke Toilet lebih baik kau tunggu saja. Sambil membaca buku direncana" ucap Ana sambil menunjuk tempat kosong untuk pria yang sudah dianggapnya adik itu.

"Aku malas, aku tidak seperti semua pria disini yang datang sebenarnya bukan untuk membaca tapi untuk melihatmu saja" ucap Nathan dengan kesal.

"Jangan bicara seperti itu" ucap Ana menjitak Nathan

"Awwww. Yang aku katakan memang benar, aku dari tadi melihat mereka menatapi mu dengan nafsu seakan mata mereka ingin keluar dari tempatnya" ucap nathan sambil membesarkan suaranya. Membuat seluruh mata menghadap kaarahnya dan mempelototinya.

Memang benar kebanyakan pengunjung perpustakaan itu adalah pria yang datang hanya untuk memperhatiakan Ana dan mencoba mendekati Ana.

"Eh.. Nat. Tumben kau kesini? " tanya Emma yang datang dari toilet.

"Iya. Mam aku ingin mengajak mam. Untuk makan siang" ucap nathan sambil menghampiri ibunya. Dan memeluknya membuat Ana tersenyum.

"Boleh sayang. Apa. Kau ikut Ana? " tanya Emma.

" tidak usah Emma, aku membawa bekal sendiri, lagi pula jika aku pergi siapa yang akan menjaga perpustakaan " ucap Ana sambil tersenyum.

" oh, baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu. Jaga diri baik - baik Ana! "..

Jam 06.00.Pm

"Apa kau sudah memiliki kekasih? " tanya seorang pria pada seorang pelayan. Yah.. Pelayan itu sudah sangat sering mendapat pertanyaan seperti itu....

"Maaf tuan, itu adalah urusan pribadi saya, saya permisi. Selamat menikmati. " ucap pelayan tersebut dan langsung melenggang.

Mata pria didalam cafe tersebut tak pernah lepas dari pelayan tersebut adalah Anastasya.

"Huft.... Aku lelah padahal baru satu jam aku bekerja. " ucap Ana pada sahabatnya maggie.

"Ckckck... Kau bukan lelah karena melayani pelanggan tapi kau kelelahan meladeni pertanyaan konyolnya. " ucap maggie.

"Ah.. Sudalah... Biar aku yang menjaga kasir kau gantikan aku dulu untuk melayani mereka. " ucap an mendorong sahabatnya.

"Ok. Tapi tidak perlu mendorong ku, aku hanya bisa menggantikanmu selama satu jam, tidak lebih. " ucap maggie. Yang dibalas nggukan oleh Ana.

3 jam berlalu....

Ana tanpak sibuk kembali meladeni para pengunjung... Saat tiba - tiba cafe menhadi hening dan menatap orang yang sedang masuk kedalam cafe didampingi oleh banyak pengawal Ana sempat tertegun melihat ketampAnan pria itu dengan rahang kokoh tatapan menusuk dengan mata coklat serta rambut tembaganya membuat dia semakin tampan tetapi terlihat kelam me mbuat Ana bergindik.

"Kupastikan dia adalah pria playboy, kasar, dan yang pasti bukan tipe pria idamanku". Ucap Ana dalam hatinya.

Pria tersebut jalan dengan angkuh menghampiri meja nomor 12 karena tinggal meja itu yang kosong sedangkn para bodyguardnya ada yng menjaga dipintu dan didekatnya.

Pelayan mendekatinya dan menanykan perencananya dan pria itu hanya menyebutkan beberapa perencanannya dan Ana bisa melihat temannya iti kalu tidak salh namanya Sasha terang terangan menggoda pria tersebut. Sedangkan pria tersebut tidak merespon sama sekali.... Saat Ana sedang sibuk pemperhatiakan pria itu....

"Ana... " panggil bossnya.

"Iya, bos ada apa? " tanya Ana dengan sopan

"Begini, kamu antarkan perencanan meja no. 12 " ucap boss.

" kenapa harus sya pak, bukankah tadi Sasha. " karna apa bossnya tidak lihat dia dari tadi bekerja tanpa henti karena semua meja harus Ana yang mengantarkan perencanannya.

" apa kau tidak lihat tingkah Sasha yang menjijikan tadi bisa bisa kita hancur karena perbuatanny dia adalah orang paling penting didunia bisnis, apa kau tidak lihat pemilik cafe ini saja langsung melayaninya. Apalagi kau adalah primadona cafe ini. Dan paling tidak mempan yang sama namanya ketampAnan pria " ucap bossnya pnjang lebar. Ana hanya mengangguk dan mengambil perencanan tersebut dan mengantarnya ke meja 12 dengan senyuman manisnya.

Sesampainya dimeja itu Ana merasa risih karena ditatap terlalu tajam oleh pria itu. Rasanya Ana ingin melawan tatapan itu tapi dia tahan krtena dia ingat ucapan bossnya jadi dia hanya meletakkan makanan itu.

" selamat menikmati tuan" ucap Ana dengan senyum sopan dan melenggang pergi tapi baru saja dia melangkh beberapa langkah seorng Anak kecil memnggilnya dan memegang ujung bajunya. Anak itu berada dimeja didepan meja pria dingin tersebut.

" nona cantik... " ucap Anak tersebut

"Ya, ada yang bisa saya bantu? " tanya Ana pada Anak itu kemudian melihat orang yang bersma Anak tersebut.

" begini nona aku dn kakak ku ingin mengetahui namamu" ucap Anak kecil tersebut.

"Nama ku Anastasya. Panggil aku Ana saja " ucap Ana pada Anak kecil tersebut dan mencubit pipi Anak itu.

" perkenalkan nona, namaku david luis, ini kakak ku joshua luis dan evelyna luis. " ucap Anak yang namanya luis itu.

"oke, luis ada yang bisa aku bantu? " tanya Ana pada luis. Ya Ana sangat suka dengan Anak kecil.

"Bisakah, kamu mendekàt aku ingin membisikkan mu sesuatu! " pinta luis dan Anapun melakukannya.

Cup..

Satu ciuman mendarat mulus dipipi mulus Ana, membuat Ana merona karena ini adalah kali pertama ada yang mencium pipi Ana.

"Maaf Ana aku ditantang oleh mereka berdua untuk mendapatkan hatimu" ucap luis dengan merona.

"Apa kau tahu kau mengambil ciuman pertama dipipi ku" ucap Ana yang dibuat - buat seolah olah maràh. Tapi Ana tidak sadar bahwa suaranya terlalu keras sehingga membuat orang direncana menatap Ana dengan tidak percaya termasuk Christian.

"Maaf .aku tidak tahu..maafkan aku Ana" ucap Luis merasa bersalah. Membuat Ana iba.

Dia mendekat dan mencium pipi Luis. CUP

"Tidak papa jika kau yang menciumku." ucap Ana melenggang pergi.

Tanpa Ana ketahui mata elang Christopher dari tadi mengawasinya dengan senyum di bibirnya dengan senyuman mengerikan milikknya..

****

gimana menurut kalian. Lanjut atau gak?

Bagian 2

Ana sedang duduk di bangku halte bus yang akan dia tumpangi untuk pulang.Ana dengan sabar menunggu meskipun dia sudah kedinginan akibat cuaca dingin yang menusuk ke dalam tulangnya. Ana sudah biasa menununggu sendiri seperti ini jadi dia tidak takut.

Saat asyik menunggu bus dengan menggosokkan tangannya. Dia melihat seorang pria tua didepan halte berusaha untuk ketempat duduk yang ditempati Ana dia jatuh akibat dingin yang menembus kulit tuanya yang hanya dilapisi kaos compang camping dan celAna pendek bahkan dia tidak memakai alas kaki.

Melihat itu Ana langsung menolong pria tua itu dan membawanya ketempat duduk halte.Ana merasa iba melihatnya .

"Sir, are you oke. ?" tanya Ana setelah mendudukkan pria itu dan dia duduk di samping pria itu dengan saling berhadapan.

"Saya,kedinginan" ucap pria tua itu dengan memeluk dirinya sendiri.

Mendengar ucapan pria tua itu dia langsung teringat selimut yang Maggie berikan padanya dicafe. Ya itu selimut Ana yang tertinggal dirumah Maggie saat menginap. Dia langsung mengambil selimut itu dan membungkuskannya pada pria tua itu.

"Aku tau pasti, Anda kelaparan " ucap Ana . dan langsung memberikan makanan yang ada diatasnya sebenarnya makanan itu untuk makan malamnya nanti tapi melihat kondisi pria itu dia tak tega. Lagi pula masih ada mie instan dirumah.

"Terima kasih." ucap pria itu kemudian memakan makanannya sambil sesekali meminum air yang Ana berikan.

Sesekali Ana bercerita bahkan bercanda dengan pria tua itu membuat keduanya tertawa lepas tanpa memperdulikan keadaan sekitar.

Tanpa Ana sadari bus sudah datang membuat dia harus meninggalkan pria tua tersebut. Ana bisa melihat orang itu masih kedinginan jadi dia melepas jaketnya dan memakaikannya pada pria tua itu dan melepas kaos kakinya dan memakaikannya pada pria tua. Ana hanya berpikir supaya pria tua itu tidak kedinginan malam ini ,tanpa memperdulikan dirinya .dia berpikir beberapa menit lagi dia akan sampai dirumahnya dan terbebas dari rasa dingin.

Sebelum Ana menaiki bis dia membuka tasnya lagi dan memberikan sejumlah uang pada pria tua itu , meskipun dia sendiri kekurangan. Pria itu berusaha menolak tapi dipaksa oleh Ana untuk mengambilnya jadi dia mengambilnya.

"Terima kasih atas kebaikan MU. Semoga Tuhan selalu menyertai langkahmu" ucap pria tua tersebut yang dibalas anggukan oleh Ana. Kemudian naik ke bis.

Disisi lain....

Sebuah mobil mewah berwarna hitam dari tadi mengawasinya. Seorang pria menggunakan Armani biru dengan kemeja putih duduk dengan santainya dikursi penumpang. Ada rasa yang sangat kuat untuk memiliki gadis yang dia amati sedari tadi, tapi dia harus menahannya agar gadis itu tidak lari dan takut padanya.

"Gadis bodoh, kenapa dia memberikan jaket dan kaos kakinya, apa dia ingin mati kedinginan" ucap pria itu menahan emosinya.

Dia menyuruh supir sekaligus tangan kanannya untuk mengikuti bis yang ditumpangi gadisnya.Setelah berapa menit mengikuti dia melihat gadisnya turun dari bis kemudian berjalan kaki sekitar berapa meter sambil memeluk dirinya yang kedinginan menuju kediamanya.

"Sekarang aku tau dimana tempatmu" ucapnya menyeringai.

***

Ana memasuki apartemennyaemannya yang sudah tua tapi tetap indah dan Nayaman karena Ana selalu merawatnya. Apartemen miliknya memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi satu dapur dan ruang tamu mini . Ana hanya menempati satu kamar saja kamar lainnya Ana gunakan untuk teman Ana yang datang menginap.

Ana membuka kamar dan menghempaskan tubuhnya ranjang.

"Apakah pria tua itu masih kedinginan?" tanya Ana pada dirinya sendiri.

"Kenapa Anaknya tega meninggalkan pria tua itu ?" tanya Ana lagi

Di halte tadi Ana sempat bertanya kepada orang tua itu. Ternyata dia memiliki dua Anak tapi Anaknya meninggalkannya. Ana bangkit dari kasurnya dan mengambil foto kedua orang tuanya dan kembali berbaring...

"Kenapa mereka tega sekali pada orang tuanya.Sedangkan aku disini merindukan sosok orang tuaku" ucap Ana dengan sedih. Matanya sudah digenangi air matanya.

"Ayah...ibu... Mengapa kalian meninggalkan ku sendiri... Disaat aku masih sangat membutuhkan kalian....aku sangat ingin seperti Anak Anak lain memiliki orang tua yang selalu mengelus rambutnya saat menangis, aku juga ingin merasakan pelukan kalian disaat aku menangis karena tak sanggup menahan beban hidupku, aku ingin kalian ada disaat aku bangun dan menyambutku dengan pelukan dan kecupan kalian... Hiks...tapi kalian malah meninggalkan ku begitu cepat.." ucap Ana dengan air mata yang menggenangi mata indahnya dan pipi mulusnya...

Ana terus menangis memeluk foto kedua orang tuanya dan tanpa dia sadari akhirnya ia terlelap..

Bagian 3

Seorang Christian Mark murrer turun dari mobil super mewahnya dengan angkuh serta diikuti dengan beberapa bodyguardnya. Dia berjalan memasuki induk kantornya yaitu Murer Company purasahaan besar yang bergelut dalam bidang teknologi, perhotelan, penerbangan,resort,media, dan masih banyak lagi. Yang membuat perusahaan itu menjadi salah satu perusahaan terbesar benua Amerika yang hampir memiliki cabang di berbagai belahan dunia.

Didalam ruangannya Christian sedang meneliti laporan keuangannya tapi kegiatan nya terhenti saat pintu ruangan terketuk. Dengan segera ia memencet tombol otomatis pembuka pintu diatas mejanya. Dan menampilkan sekertaris nya.

Sekertaris yang bernama jasie, merupakan wanita dengan kemolekan tubuh yang luar biasa seksi, bahkan sekaligus teman sex seorang Christian .

Jasie melangkah dengan gaya yang dibuat sensual dengan rok pendek super ketat dengan kemeja putih transparan serta dua kancing yang dibiarkan terbuka menampilkan buah dadanya yang seakan tumpah membuat siapapun akan terangsang termasuk Christian .

Jasie mendekati Christian serta memberikan dokumen yang harus ditanda tangani seraya sedikit membungkuk memperlihatkan belahan payudaranya. Dan kemudian berjalan kesamping Christian dan mulai menggerayangi badan bosnya itu. Sedangkan Christian yang sedari tadi terangsang langsung menarik jasie dan membungkamnya dengan ciuman yang membabi buta . jasie tersenyum disela ciumannya dan tangannya mulai menggerayangi dada Christian dengan posisi dipangkuan Christian dengan keadaan mengangkang sesekali dengan sengaja menggerakkan pinggulnya membuat Christian menegang bahkan sampai mengerang.

Tapi kegiatan mereka terhenti saat suara pintu diketuk . jasie segera memperbaiki tampilannya kembali begitu pula dengan Christian . setelah dirasa rapi Christian dapat melihat melalu dinding yang berbahan kaca 2 arah dan mengetahui bahwa Albert berada di rencana dengan segera dia memencet tombol pembuka pintu itu seraya menyuruh jasie keluar.

Albert melangkah masuk diiringi dengan pintu yang tertutup otomatis.

"Tuan, saya membawakan semua data tentang gadis cantik itu" ucap Albert tanpa memulai basa basi karena dia tidak suka itu.

"Bacakan" ucap Christ dengan nada dingin.

"Nama gadis itu adalah Anastasya Laurance , salah satu lulusan terbaik dikampusnya" ucap Albert tapi langsung berhenti saat Chris menyelanya

"Anastasya ,hmm. Nama yang cantik.lanjutkan!" ucapnya menyeringai.

"Gadis itu berusia 20 tahun , orang tuanya sudah meninggal, dia tinggal di apartemen**** , dia memiliki dua pekerjaan yaitu pada jam 09-05 sore dan selebihnya dia akan bekerja di cafe milik sahabat Anda yaitu Tuan James sampai jam 11 malam." lagi lagi ucapan Albert terpotong.

"Ini akan lebih memudahkan ku " ucap Christ.

Alert melanjutkannya..

" dia dikenal oleh orang disekitarnya sebagai gadis yang ramah. Setelah kami menyelidiki data datanya kami menemukan fakta bahwa dia juga menjadi gadis yang digilai oleh musuh Anda yaitu Forlan Derek "

Forlan Derek adalah salah satu rival Christian. Dia adalah orang yang kejam. Apapun yang diinginkan nya harus dia miliki. Tapi tidak bisa disangkal kekejaman Christian bahkan berpuluh-puluh kali lipat dari Forlan.

Sekitar sejam Albert menjelaskan tentang Ana pada Christian. Setelah itu dia melenggang pergi.

" baiklah, aku akan memulai aksiku malam ini. Tunggu aku sayang. " ucap Cristian dingin serta seringai yang membuat yang melihatnya pasti akan memilih di bunuh saja ketika menyaksikan itu..

...

Hari berikutnya...

Ana sedang mengantarkan perencanan dari para pengunjung tapi dia terhenti saat pintu terbuka dan melihat pria kemarin datang lagi ke cafe lagi tapi anehnya pria itu membawa lebih banyak pengawal dari pada kemarin mungkin tambahannya sekitar 6 orang setelah Ana menghitungnya dalam hati.

" dasar pencari perhatian " cibir Ana dalam hati.

Ana sadar dia terlalu lama memperhatikan itu kembali mengantarkan makanan ke meja-meja . dia bersyukur karena bukan dia yang disuruh oleh bos besar untuk mengantarkan makanan kemeja pria itu, melainkan. Temannya Lily . dia tahu pasti bosnya merasa Lily sudah sangat sibuk dan pasti kelelahan , memang bosnya itu sungguh baik luar bisa dan tampan.

Tapi Ana menghentikan kegiatannya saat semua tamu melihat kearah meja yang ditempati pria itu meja nomor. 12. Lagi.

Dia melihat pria itu menggebrak meja dengan emosi dan mencengkram erat dagu Lily yang sudah ketakutan setengah mati dan dia tahu bosnya yaitu James tidak bisa melakukan apa-apa tapi lain dengan dirinya yang anti kekerasan dan pembela kaum lemah.

Dia meletakkan makanan yang ada ditangannya kemeja terdekat dengan cara menghantamkannya sehingga semua perhatian kepadanya termasuk pria kasar dan bodyguardnya itu.

James hanya tersenyum kecil melihat tingkah laku Ana dia tau Ana tidak suka ada yang berlaku kasar apalagi didepannya dia juga tahu Ana seringkali membela pekerja yang terkena marah maupun perilaku tidak sopan dari para pelanggan. Tapi apa dia bisa melawan Christian batin James.

Ana berjalan kearah meja nomor 12 dengan muka marah dia menggebrak meja itu membuat empunya mengernyitkan dahi ...

"Brakkk" Ana menggebrak meja dengan kuat membuat tangannya terasa sakit dan panas. Sialan sakit juga ternyata. Sungut Ana.

"Ada apa ini?. Tuan lepaskan tangan Anda darinya !" perintah Ana dengan suara keras membentak Christ membuat para bodyguar maju tapi mundur kembali setelah kode dari Christ .

"Ada apa ?dia menyenggol vas bunga dimeja membuatnya jatuh berantakan dan menggores sepatuku" ucap Christ . Christ memang tidak suka keteledoran baik besar maupun kecil.

" cih!!" decih Ana.

"Kau sungguh berani sayang dan berbeda" batin Christ menyeringai.

Ana langsung menghempaskan tangan Christian dari dagu Lily yang membuat Lily langsung bersembunyi dibelakang Ana.

"Dia berbahaya " bisik Lily lirih. Membuat kemarahan Ana membuncah.

"Well hanya karena itu Anda merasa marah...hmmm baiklah " ucap Ana menghembuskan nafas kasar. Dia menatap James meminta persetujuan dan James mengangguk. Dia ingin melihat sahabatnya yang dia tahu pasti akan kalah jika berdebat dengan gadis cantik didepannya .

Dia langsung mengambil nampan dari meja itu dan berjongkok membuat Christian dan orang lain menatapnya bingung. Ana langsung mengambil pecahan kaca itu sekaligus meskipun pecahan kaca terasa menusuk dikedua telapak tangannya membuat darah mengalir disela-sela jarinya membuat semua pria yang tertarik dengan Ana langsung maju membatu tapi mundur kembali saat para bodyguard menghalanginya. Sedangkan Christian ,James, Lily sock. .

Ana meletakkan pecahan kaca itu kedalam nampan yang dia ambil memperlihatkan tangannya yang berdarah hebat terlihat. Ana menghiraukannya langsung mendekat kearah sepatu Christ yang tergores sedikit. Hanya sedikit dan langsung mengelapnya dengan baju yang dipakainya. Dia telah merendahkan dirinya demi membela temannya .

Christian sadar langsung menunduk dan memegang pundak Ana membuat wanita itu berdiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!