NovelToon NovelToon

Four Assassins

1. Di Tengah Laut

Malam pukul 10:47 di sebuah kapal pesiar yang mewah, awalnya terlihat damai dan tenang. Tapi ada seseorang yang melempar bom asap ke kapal itu hingga membuat semuanya berkabut

“LINDUNGI TUAN MUDA!!!” Para orang berjas hitam berkepala botak licin dengan kacamata hitamnya menutupi mata sipit sedang siap siaga menjaga seseorang seperti menjaga harta karun

“Ada yang mengganggu tidurku?” Tuan muda yang mereka maksud keluar dari kamar dengan setelan piyama tidur

“Tuan muda, tolong tetap di dalam, sepertinya ada musuh!” Salah seorang pengawalnya memperingati

“Oh, ku kira ada apa” Tuan muda itu kembali masuk ke dalam kamarnya merebahkan diri mencoba tidur, namun teriakkan orang orang di luar membuat nya terusik

“Akkhhh”

“Ukhhh!!!”

“Brraak!!!”

Suara di luar kamar nya membuat Tuan muda itu terkesiap sebentar dan melangkah mendekat ke pintu, belum sempat dia membuka pintu, seseorang sudah menendang nya hingga pintu itu terlepas dari tempatnya

“Hey! Kau sangat tidak sopan!” Sungut sang Tuan muda menatap ke ambang pintu di mana ada seorang gadis berdiri dengan sebilah pedang di tangannya

“Hey, kau siapa?” Tuan muda itu mengeluarkan pistolnya dari dalam jubah tidurnya dan menodongkan ke gadis misterius tersebut

Gadis itu hanya diam meneliti setiap inci perawakan dan paras tuan muda itu. Tidak lama dia berdecih

“Kenapa aku salah masuk kamar” gerutu gadis itu berbalik meninggalkan kamar sang tuan muda

Setelah benar benar pergi, tuan muda itu pun mengerutkan keningnya. “Gadis itu kenapa? Aneh sekali...” Lama berpikir, tuan muda itu memilih memakai pakaiannya dan keluar dari kamar

Di luar kamar para penjaga nya sudah tergeletak bersimbah darah, dia hanya melewati mayat mayat itu dan menelfon seseorang

“Wu, semua pengawalku mati, bantu aku uruskan” setelah selesai dia mematikan sambungan dan mengedarkan pandangannya di kapal besar itu, masih berkabut, dia juga penasaran apa yang sedang di lakukan gadis misterius menggunkan earphone tadi

Sedangkan di kamar lain

“Hehe\~ Tuan Johan’s aku merasa hari ini adalah hari terakhirmu lho”.Seorang gadis manis berkepang berjalan mendekat ke arah seorang pria tua bangka yang terseok seok mundur menghindari si gadis

“Menjauh dariku! Jangan bunuh aku! Jika mau uang aku akan berikan!”

“Tidak tidak tidak...misi tetap misi” Gadis itu tersenyum manis. Namun di mata si tua bangka itu adalah senyuman iblis yang paling mengerikan bahkan dia melihat mata merah yang seakan akan siap mencabut nyawanya

“Ku rasa kau akan mati tidak dengan baik” gadis itu berjongkok di hadapannya

“Mulai dari mana ya?” Gadis itu menatap seluruh inci dengan tersenyum evil membuat pria itu bergidik ngeri, hingga mata si gadis itu berhenti ke sesuatu dan tersenyum jahat

“Jangan!Jangan kebiri Aku!!!” Teriaknya histeris

“Hissh...siapa juga yang mau mengebiri mu! Aku memang psiko, tapi aku tidak mesum!” Gadis itu mengangkat sebuah jarum dan menusukannya dengan kuat di lengan kanan pria tua itu

“AAAKHHHH!”Pria itu berteriak histeris

“Hem...apa lagi yaa...apa perlu aku tusuk jarum ini ke SINI!”

“ARRGGGHHHH...!” Satu jarum mendarat di paha. “Dan Ini\~” pria itu kembali berteriak saat ada jarum lagi yang menusuk ke batang lehernya

“Uhhh... kau pasti tidak dapat berteriak lagi...sayang sekali pita suara mu pasti rusak” Gadis itu menyeringai setan

“Tuan Johan’s, saya perlu kepalamu untuk menyelesaikan misi ini, jadi mati dengan baik ya... menurut...”

Gadis itu mengiris satu persatu jari jemari tuan Johan’s membuat pria itu berteriak terus menerus walaupun suaranya sudah serak

“Gina, percepat saja kematiannya” seorang gadis bersandar di pintu masuk dengan earphone terpasang di telinganya dan tampang datarnya

“No Necca No! Aku menikmati ini...HAHAHA”

Gadis berambut lurus dan memakai earphone itu hanya menggeleng pelan sambil mengusap pedang nya yang sudah ternodai oleh darah

“Secepatnya ya, kita harus segera membawa kepalanya”

“Tentu Necca”

“Necca! Dari arah jam 12 ada dua speed boat yang mengarah ke mari!” Suara dari earphone nya membuat Necca berhenti mengusap pedang nya

“Ketahui dulu, jika mencurigakan,maka...BUNUH!!!”

“Baik baik...”

Necca melepaskan Earphone nya hingga earphone itu mengalung di lehernya

“HAHA! Lihat ini! Aku puas!” Gina mengangkat sebuah kain yang terus meneteskan darah tanpa henti. Necca sudah tahu, di dalam kain itu adalah kepala Tuan Johan’s

“Kita harus cepat kembali” mereka segera bergegas untuk meninggalkan kapal, namun langkah mereka terhadang oleh seseorang

“Yo! Kalian mau kemana?” Pria muda itu tersenyum sahabat ke arah Necca dan Gina

“Siapa dia? Salah satu dari Si Johan’s ini juga kah?” Tanya Gina pada Necca, namun yang di tanyai hanya diam

Pria tadi?!! Batin Necca, tentu dia ingat, pria muda di hadapannya adalah pria yang berada di kamar yang salah dia masuki

“Oh?kau gadis tadi!” Pria muda itu menunjuk ke Arah Necca

“Kau kenal?”tanya Gina

“Tidak!” Jawab Necca santai sambil menggeleng

“Hey hey...apa yang kalian bawa itu?” Pria muda itu menunjuk ke kain yang di jinjing oleh Gina

“Berdarah dan berbentuk bulat, aku bisa menebak apa isinya” Pria muda itu tersenyum miring

“Jangan ikut campur jika tidak ingin mati” gertak dingin Necca

“Woo woo... kau sangat sinis” Pria itu tersenyum

“Hanya saja aku merasa tidak terima, kau membunuh para pengawal dan asal masuk ke kamar ku”

“Jangan basa basi! Waktu ku tidak banyak! Katakan apa yang ingin kamu katakan!” Ucap Necca dingin mendominasi

“I like it”gumam pria muda itu

“Jika tidak ada apa apa, jangan halangi jalanku!” Necca dan Gina kembali berjalan namun kembali terhenti saat dua temannya ada di tangan orang orang berjas hitam

“Itu pasti teman mu bukan?” Pria itu menyeringai. “Suruh orang orang mu melepaskan mereka!” Pinta Necca dengan tatapan membunuhnya

“Tuan muda... mau di apakan dua gadis itu?” Seorang pelayan dan asisten pribadi yang terlihat berusia 40 tahunan memberi hormat pada pria muda itu dan menunjuk ke arah dua teman Necca juga Gina

“Di apakan ya...” pria itu tersenyum miring sambil melirik ke arah Necca dan Gina yang menggertakkan giginya

“Bunuh!” Ucap Pria itu

“STOP!”Sela Necca

“JANGAN SENTUH MEREKA!” Necca menatap tajam

“Oh? Apakah akan ku dengarkan?”

“Katakan saja, kau melakukan ini pasti kau ada sebuah rencana bukan?”

Pria muda itu tertegun lalu terkekeh dan bertepuk tangan

“Pintar...sangat pintar”

“Ku tebak kalian pasti para pembunuh bayaran?”

Necca dan Gina mengangguk bersamaan

“Aku perlu kalian...” pria muda itu tersenyum miring

“Apa?” Tanya Necca agar memperjelas

“Nanti saja, lebih baik kalian pergi dari sini...lihat di sana...” Pria itu menunjuk ke arah luar kapal di mana ada speed boat polisi mendekat dengan cepat

“Datangi aku nanti...” pria itu berbalik setelah melempar sebuah kartu

Necca menangkap kartu itu dan bergegas membawa teman teman nya pergi

Mereka melompat dari kapal dan menceburkan diri ke dalam laut. Tidak terlalu dalam ada kapal selam yang sudah menunggu mereka

Mereka masuk ke dalam sana setelah itu saling menghela nafas lega

“Aku pikir, aku akan di bunuh para orang berkacamata hitam itu” Ucap Raya sambil memegang dahinya

“Kenapa kalian bisa di tangkap?” Tanya Gina

“Tadi ada dua speed boat yang mendekat dan di suruh Necca untuk menghabisinya, saat kami menyerang kami pikir mereka polisi atau salah satu dari penjaga Johan’s, ternyata bukan” jelas Wulan

“Mereka sangat licik, memakai sixpack sebagai pengalih perhatian kami!” Sungut Raya

“Tapi sixpack mereka semua sangat bagus lhoo...nih, aku sempat memfoto” Raya cekikikan. “Mana mana...” Gina langsung mendekat ke Raya melihat gambar di ponselnya hingga mengiler

“Sudah dapat di tebak, kalian gagal menyerang karena Raya teralih perhatian dan masih sempat memfoto tubuh orang” Necca frustasi memikirkannya. “Ehe...begitulah” sahut Wulan canggung

“Ngomong ngomong Nec, lelaki tampan tadi siapa?” -Gina

“Kenal kamu kah?” -Wulan

“Siapa namanya?” -Raya

“Tidak tidak...aku tidak mengenal nya” sela Necca cepat

“Tapi dia seperti mengenalmu”Ujar Gina dengan menatap Necca penuh tanda tanya. Melihat itu Necca menghela nafasnya dan bercerita tentang dia di kapal membunuh para pengawalnya dan salah masuk kamar

“Emm seperti itu kah...” mereka bertiga mengangguk paham bersamaan sambil mengelus dagu

“Tampan banget sih...tapi terlihat licik”

“Setuju” timpal Wulan menyetujui kata kata Gina.

“Siapa namanya ya...aku cukup penasaran” Ucapan Raya membuat Necca teringat sesuatu. Necca merogoh saku celananya mengambil sesuatu. Ternyata itu adalah kartu identitas

Nama: Alex Varkhan

Usia: 23 tahun

Melihat temannya sedang memperhatikan sesuatu, tiga gadis itu mendekat melihat apa yang di lihat oleh Necca. “Itu pria tampan tadi bukan?” kata Raya antusias

“Hem...”Necca mengangguk ala kadarnya. “Alex Varkhan?”gumam Wulan, Necca menoleh ke arah Wulan. “Kau mengenalnya?”tanya Necca. “Iya, dia adalah CEO VN Grup” Jawab Wulan sambil mengangguk pelan. “VN Grup...”

2. VN Group

“Ini” Gina mengulurkan kain yang membalut sebuah kepala di sana

“Kerja bagus!” Pria tua itu mengambil kain itu dan meneliti nya dengan senyum mengembang

“Ini benar kepala Johan’s bukan?” Tanya Pria tua itu memastikan

“Benar, saya yang memenggal dan saya juga yang memasukkan ke kain itu” Jawab Gina membuat pria tua itu tersenyum puas

“Bagus sekali...”Dia tersenyum jahat, entah dendam apa yang ada pada dirinya ke Johan’s, tapi empat gadis itu tidak peduli,mereka hanyalah pembunuh bayaran

“Semua ada di sana” Pria tua itu meletakkan sebuah amplop cokelat yang terlihat amat tebal dan menggiurkan

Wulan meraih amplop itu dan memeriksanya

“Hemm...memuaskan! Kami undur diri” ucap Wulan setelah melihat uang yang ada di dalam amplop itu,setelah menerima uang,mereka langsung pergi dari perusahaan biasa itu

Di luar gedung, mereka berempat hanya diam berkutat pada pikiran masing masing hingga Necca membuka suara

“Apa kita perlu ke VN group?”

Gina, Wulan, dan Raya menoleh ke Necca bersamaan. “Buat apa?” Tanya Wulan

“Bukankah dia perlu kita? Sepertinya dia perlu jasa kita” sahut Necca

“Boleh juga, dan lagi dia adalah CEO VN group, bayaran nya pasti lebih besar” Timpal Gina antusias

“Setuju setuju” Raya ikut antusias

“Kalau kamu bisa di tebak kamu ingin cuci mata mengingat paras pria sinis itu” Ucap Wulan membuat Jantung Raya terpanah tepat sasaran

“Perlu di coba?”

Gina dan Wulan mengangguk, kecuali Raya yang sibuk cengar cengir menatap layar handphonenya

“Baik,mari ke sana” Mereka berempat menaiki mobil sport berwarna merah mengkilap, bayaran dari membunuh tentu saja besar tidak heran dapat membeli mobil sport

Kini mereka sudah berdiri di depan gedung VN group. Menatap penuh kagum ke gedung itu, interiornya, elegan dan mewah, bahkan sangat besar...

Cekrek cekrek cekrek.

Tanpa aba aba. Raya langsung berpotret di depan gedung perusahaan dengan banyak gaya kekanakkannya.

“Posting...lalu...blablabla...hastag VNGroup...blablabla...hastag CEOGanteng” Raya bergumam sendiri sambil mengetik papan keyboard handphonenya

“Kita tinggalkan saja dia” Ajak Wulan heran sendiri melihat kelakuan Raya

Saat mereka berjalan ke arah pintu masuk, mereka langsung di hadang oleh penjaga berjas hitam kepala botak licin dengan kacamata hitam menutupi mata mereka yang sipit

“Siapa kalian?” Dua penjaga itu meneliti empat gadis di hadapannyaa penuh seksama. Tentu saja mereka patut di curigai

Pakaian mereka serba hitam hingga ujung kaki. Apalagi ada pedang yang tersarung di pinggang Necca. Berbagai senjata tajam tergantung di pinggang Gina. Berbagai bom juga bergantungan di pinggang Wulan. Dan Raya...tentu saja di belakang nya dia membawa kapak besar yang tidak dapat di angkut orang biasa

“Kami ke sini karena permintaan Bos kalian” Jawab Necca dengan datarnya

Dua penjaga itu saling pandang dulu hingga mengangguk. “Jangan berbuat hal hal aneh di dalam nanti” ucap penjaga itu memperingati dan mempersilahkan empat gadis itu masuk

Melihat ada tamu yang terlihat tidak baik membuat karyawan menjauh dan bisik bisik dari belakang

Necca berjalan ke arah lobi kantor untukk bertanya

“Di mana ruangan CEO kalian!?” Tanya Necca. Awalnya resepsionis itu menjawab kalau CEO mereka tidak ada menjawab dengan sinis nya, tapi dia langsung gemetar saat melihat Gina, yang berdiri di belakang Necca menatap nya dengan mata merah menyala menjilat gigi taringnya dan mengacungkan sebuah belati

“Pa,pakk CEO ada di ruangan paling atas, mari...sa,saya antarkan” Ucap Resepsionis itu gemetaran melihat Gina yang terus menatap nya tanpa henti sambil mengusap belati tajamnya

Resepsionis itu mengantarkan sampai ruangan sekretaris CEO dan menyerahkan sisinya pada si sekretaris itu

“Siapa kalian? Di kantor dilarang membawa senjata seperti ini” ucap sekretaris itu tegas,namun perkataan nya hanya dapat di tatap dingin oleh Necca

“Kami datang karena keinginan CEO kalian sendiri” sahut Necca

“Tidak mungkin Pak Alex meminta orang seperti kalian untuk datang!” Jawab sekretaris itu dengan sombongnya

“Aduhai kakak yang ganteng ini...omonganmu melukai batinku”Gina ikut menimpali menatap sekretaris wanita yang dia bilang ganteng tadi dengan tajam dan menyeringai setan

“Pertemukan kami...atau...” Gina menjilati belatinya yang berbekas darah

“Baik...lewat sini...” ucap sekretaris itu keringatan melihat Gina, dapat dia lihat dengan jelas dari perangai Gina kalau gadis itu Psychopat

Wanita itu menuntun ke depan ruangan CEO

“Silahkan...pak Alex ada di dalam”

Setelah itu wanita itu langsung lari kembali keruangannya dengan terburu buru

Tok...tok...

Necca mengetuk pintu ruangan itu

“Halah...Nec lama kalau ngetuk dulu!” Sela Gina langsung memegang gagang pintu ruangan dan membuka tanpa permisi membuat yang berada di dalam langsung kaget

“Kalian membuat ku terkejut...” ucap Alex, pria muda di kapal pesiar tadi malam, dia mengusap keningnya Frustasi karena Gina menerobos masuk padahal dia hanya berbalut handuk

“WAAAAA PAKAI BAJUMU!!!” Teriak Gina dan Wulan bersamaan. Kecuali Necca yang tetap setia pada ekspresinya dan Raya yang mulai mengeluarkan handphone untuk memotret sebuah roti sobek, namun niatnya tertahan karena Necca menutupi kamera handphonenya

“Tangan mu menyingkir”ucap Raya pada Necca namun gadis itu tidak bergeming

Bermenit menit berlalu. Alex sudah memakai kemeja dan jas nya dengan rapi, dia duduk dengan elegannya di kursi kejayaannya sambil menatap empat gadis yang duduk santai di sofa ruangannya

“Katakan kenapa kalian kemari”ucap Alex

“Bukankah kau yang ingin kami kemari!” Sahut Necca membuat Alex menepuk jidatnya

“Iya! Aku lupa!”

“Lalu!? Kau ingin kami lakukan apa?” Tanya Necca tanpa basa basi

“Pekerjaan kalian pasti sulit untuk hal ini”

“Cepat katakan saja...aku sudah tidak sabar mendengarnya” sela Gina malas

“Pertama menggoda,kedua mencuri, ketiga membunuh...” Alex Tersenyum miring

3. Membeli Apartemen

“Tunggu, apa maksudmu dengan Menggoda itu?” Tanya Raya memastikan

“Aku ada dendam dengan seseorang”

“Jadi apa urusannya dengan menggoda? Yang jelas!” Gina menggebrak meja presdir dengan lantangnya akibat tidak sabar

“Heh...tidak sabaran” gumam Alex sambil menggeleng

“Dia pemilik apartemen di distrik utara, di antara kami ada perselisihan yang serius, dan ada sesuatu yang sangat penting untuk di curi setelah di curi maka harus di bunuh, aku tidak tahu di mana dia menyimpan barang itu, yang pasti kalian harus bisa dekat dengannya untuk mencari tahu di mana barang itu, pria itu hidung belang, dia suka gadis penggoda, hanya menggoda jalan yang bisa membuat kalian dekat dengannya”

“Kalau begitu Siapa namanya?!!”Tanya Gina

"Apakah dia ganteng, bagaimana roti sobek nya???" Timpal Raya antusias

"Berani bayar berapa anda?” Tanya Wulan

"Berapapun yg kalian mau?” Alex tersenyum simpul

"Yakinn?, kita ini bukan pembunuh bayaran biasa, satu kali dipenggal oleh Gina, langsung mati!!!” Ucap Wulan

“Hahaha Berapapun, aku akan berikan kalian uang berapapun, asal kalian dapat menjalankan dengan baik misi ini”

"Heh, gampang”jawab Gina

"Setelah selesai kami minta kamu membayar kami 5 milyar" timpal wulan

“No Problem” Alex mengiyakan kata kata Wulan

“Katakan Rencana mu” Ucap Necca

Mereka berbincang agak lama tentang Rencana pertama nya. Wulan mendengarkan sambil mengelus dagunya. Setelah selesai mereka saling mengangguk paham

“Kami paham! Kami undur diri”pamit Necca

Setelah empat gadis itu keluar ruangan. Alex menyunggingkan senyum miring. “Gadis gadis langka”Lirih Alex langsung memutar kursinya menghadap kaca menatap dunia luar

Empat gadis itu masuk ke mobil dengan Wulan yang selalu menyetir. “Aku merasa tidak percaya” ucapan Gina mengundang perhatian teman temannya apalagi Necca yang selalu banyak diam ikut menoleh ke belakang

“Apa nya?” Tanya Raya yang duduk di samping Gina. “ kita meminta 5 milyar, aku tidak yakin pria itu akan membayar”

“Iya juga...” Raya mengangguki kata kata Gina. “Lihat saja, jika dia berbohong akan ku mutilasi seluruh tubuhnya” Ucap Gina lagi sambil tertawa jahat

"tidak ada yang akan bermain main atau berbohong dengan kita, pria itu pasti paham apa yang terjadi jika dia berbohong” Necca ikut menimpali

"Hahaha Jika dia berbohong psikopat ini pasti tidak akan melepaskan nya mesti Gina sudah mati” Raya menunjuk Gina sambil terkekeh

Mereka sudah tiba di rumah yang mereka beli dengan sendirinya. Mereka berjalan masuk bersamaan ke dalam rumah, pelayan rumah itu menyambut ke datangan gadis gadis itu dengan hormatnya

“Hah...penat juga ya...” Gina menghempaskan dirinya ke sofa untuk melepaskan penat

“Besok kita sudah harus pindah ke apartemen di distrik utara” Ucap Wulan, dia langsung menyimpan bom bom koleksinya di dalam tas

“Ray” panggil Wulan pada Raya yang sudah menyandarkan kepalanya di pundak Gina. “Ray...”Wulan menggoyang tubuh Raya tapi gadis itu tidak bergeming

“Tidak lihat? Matanya merem” Sahut Gina sambil menunjuk wajah Raya yang sudah tertidur pulas

“Hiss...bocah ini” Wulan memijit pelipisnya Frustasi

“Gina!” Wulan beralih ke Gina tapi Gina langsung menutup matanya pura pura tidur

“Yak! Dasar!” Wulan mendengus kesal

Wulan menyerah memanggil Gina karena anak itu tidak mau membuka matanya,alhasil Necca yang menjadi sasaran

“Apa?!” Tanya Necca ketus karena Wulan menatapnya dengan mata berbinar mengharapkan sesuatu

“Pergi beli apartemen di distrik utara ya,ya,ya” Wulan meminta dengan penuh harap kepada Necca dan menchubby kan wajah nya hingga membuat Necca kesal dan mendengus

“Baik...Aku ke sana!” Necca bangkit dari duduknya dan meraih Jaket kulit miliknya.

“Bye bye...”Wulan melambaikan tangannya kepada Necca yang sudah berjalan keluar rumah

“Menyebalkan” gumam Necca seraya menaiki moge nya

Kini Necca sudah tiba di distrik bagian utara. Mewah dan ramai, tapi Necca kemari untuk mencari apartemen yang di maksud, lagi pula di distrik ini hanya ada satu apartemen

“Mungkin ini”gumam Necca saat melintasi sebuah gedung apartemen. Dia memberhentikan motornya dan berjalan masuk

Transaksi selesai. Necca membeli apartemen yang besar untuk empat orang

“Badan ku pegal semua...” Necca merenggangkan otot lengannya yang pegal

Necca menaiki moge nya dan menjalankan keluar parkir, namun dia mendadak mengerem moge nya karena ada sebuah mobil SUV yang terlihat mahal masuk ke pekarangan apartemen

Tidak lihat aku ingin keluar, dia langsung terobos masuk! Batin Necca kesal. Dia ingin lanjut menjalankan motornya, namun terhenti karena Necca terperangah oleh sosok yang keluar dari dalam mobil SUV itu

“Apa itu pemilik apartemen yang di maksud Alex?” Lirih Necca sambil memperhatikkan Pria yang memakai setelan jas hitam melenggang masuk gedung

Necca mengangkat tangannya dan membiarkan jam yang melingkar di lengannya memotret pria itu

“Lebih baik besok saja” gumam Necca langsung melajukan motornya pergi

Necca memarkirkan moge nya di bagasi rumah setelah itu langsung melenggang masuk

“Bagaimana sudah?” Tanya Wulan saat Necca sudah masuk rumah

“Sudah, ini kuncinya” Necca melempar kunci apartemen pada Wulan dan dapat di tangkap oleh Wulan dengan mudah

“Kerja bagus Nec” puji Wulan sambil mengacungkan jempol

Necca tidak bergeming dan langsung masuk ke kamarnya,mandi lalu langsung merebahkan diri

Necca memeriksa gambar dari jam tangannya dengan seksama lalu mengirimnya pada Alex

Alex; Itu Bram, pemilik Apartemen itu

Necca hanya membaca balasan dari Alex tanpa membalas pesan nya

Alex; ku beri waktu 5 hari untuk mendapatkan barang itu.

Pesan Alex kembali masuk dan tetap hanya di baca oleh Necca

Alex; selain benda, aku ingin seseorang dapat kalian baw kembali padaku

Alex mengirim pesan lagi beserta gambar seorang wanita

Alex; bawa dia tanpa Luka

Necca berpikir sejenak dan mulai mengetik

You: Baik.

Necca mematikan handphonenya dan mulai tertidur

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!