Suara musik sebuah pesta, terdengar begitu memenuhi sebuah club malam dikota besar. banyak suara priak priuk seseorang yang bernyanyi, mereka merancau berteriak dan juga melakukan tarian favorit mereka. kehidupan malam bebas di sebuah kota tidak menjadi halangan, malam yang mencekam bukannya sepi malah semakin ramai dengan orang yang terus berdatangan. Banyak wanita dan pria disana, bahkan wanita seksi sengaja menunjukkan tubuhnya pada pria hidung belang. mereka hampir seperti tidak memakai busana, hingga membuat para hidung belang bersuka cita.
dunia malam sangat berbeda, musik dan minuman yang menjadi teman mereka. Terlihat wanita yang meminum alkoholnya dengan ahli, bahkan bersorak ketika setelah meminum alkohol mereka. setiap wanita seksi berjalan merayu semua pria hidung belang, itulah pekerjaan mereka yang akan mendapatkan upah cukup besar nanti beresiko tinggi. banyak pria yang berakhir minum, tidak sadarkan diri, dan juga mengajak wanita kesebuah kamar untuk melakukan aktivitas mereka selanjutnya.
ditengah dunia panas yang membara itu, terlihat seseorang yang cukup diam menyesap menikmati minuman yang ada di gelasnya. setiap inci minuman itu ia nikmati, menelan hingga merasakannya sampai tenggorokan. pria bernama --Alzio Sean Gilbert, pria berdarah dingin yang dipanggil Zio. pria itu terlihat tenang dan tidak merasa terganggu, tapi raut wajah yang tegas dan tajam itu masih sangat terlihat jelas.
"apa kau datang sendirian, mau kutemani? " ucap seorang wanita datang dengan tubuh molek, wanita itu hampir tidak memakai busana karena kain feminim yang ia gunakan. hal itu langsung mendapat tatapan tajam dari Alzio, wanita itu sedikit ngeri tapi tetap mendekat ketubuh Alzio dan menyentuh pun dah ppria itu.
"aku beri waktu lima detik untuk pergi, jika tidak kau akan merasakan tidak memiliki sebuah tangan." tegas Alzio dengan ancaman yang tidak terlihat bercanda, wanita itu pun langsung pergi tanpa mengatakan apapun. "sampah! " gumam Alzio, pria itu melirik arloji mahalnya dan kembali menyesap minumannya.
Alzio adalah pria tampan berdarah dingin, pria itu masih dikatakan berusia muda yang sudah meraih begitu banyak penghargaan. siapa yang tidak mengenal prestasi Alzio, dan juga kekejaman Alzio yang tanpa ampun memusnakan musuhnya. bukan hanya musuh, Alzio tidak suka dengan seorang pengkhianatan dan akan membunuh manusia itu jika terjadi dihadapannya.
pria itu bekerja sebagai CEO di sebuah Gilbert-Company yang ditinggalkan oleh orang tuanya, siapa sangka perusahaan yang sepeninggal sang ayah akan berkembang saat pria itu yang memimpin. dibalik semua itu Alzio juga dikenal dengan kebringasannya, meskipun wajahnya tenang ia menyimpan wajah buasnya tanpa orang ketahui. tapi yang menjadi dirinya dikenal bringas, terlihat dari tatapan matanya yang tajam dan juga dingin saat melihat siapapun yang tidak ia sukai.
seperti sekarang ini ia duduk di sebuah bar, menghibur diri dari segala bentuk pekerjaan berbahayanya maupun tidak berbahaya itu. sampai sebuah tangan menepuk pundaknya, dengan sekali lirik Alzio menebar tatapan kematian. membuat yang menepuk begidik ngeri, kemudian menertawakan wajah Alzio yang tidak biasa.
"untung kami bisa dengan tatapan tajam itu, jadi tidak terlalu terkejut saat kau menoleh. " ucap seorang pria bernama Gavin Arlando, pria yang menjadi sahabat dekatnya. pria itu tidak sendiri, melainkan pria bernama Darius Raymond yang juga menjadi tangan kanan Alzio.
"dia menjemputku di markas, mengatakan kau ada disini! " ucap Darius, meskipun menjadi tangan kanan Alzio pria itu tetap sahabat terbaik Alzio.
"aku menunggu kalian dua jam lebih sepuluh menit, apa itu tidak keterlaluan? " tegas Alzio, hanya mendapat kekehan dari Gavin yang tidak segarang wajah Alzio.
tidak lama datang teman Alzio yang lain, Dion, Bryan dan juga Robi. keenam orang itu pindah tempat kearah meja yang sudah dipesan, mereka berlima duduk dengan kursi melingkar dan berbincang dengan ditemani berbagai jenis minuman. tidak lupa beberapa wanita penghibur juga dipesan khusus untuk mereka, itu lah dunia mereka saat tidak mendapat pekerjaan.
"Zio jangan terlalu berdiam diri, banyak wanita disini apa tidak membuatmu tertarik? " ucap Dion yang memangku dua wanita sekaligus, ia gemas karena tidak ada wanita yang mendekat kearah pria itu.
"aku takut kau seorang suka sejenis, sampai tidak tertarik pada wanita? " ucap Gavin menambahkan, mereka tertawa secara bersamaan. jika tidak sedang bercanda, mungkin Alzio sudah kesal dan melukai mereka meskipun sahabatnya sendiri.
"mereka bukan tipeku, wanita penghibur yang membuatku jijik saat melihatnya! " ucap Alzio dengan tegas, keempat sahabatnya itu tertawa karena sudah bisa mendengar jawaban Alzio. beda dengan Darius, pria itu duduk disamping sahabatnya itu dengan tangan yang menahan wanita yang akan mendekat. Darius adalah pria yang paling dekat dengan Alzio, sedari kecil mereka sudah bersama dan Darius selalu membantu keberhasilan yang dilakukan Alzio.
"hari ini kau harus kerumah tuan Winston, pria itu janji akan membayar hutangnya hari ini. " ucap Darius, Alzio menganggukan kepala untuk menanggapi hal itu.
"nikmati dulu semua ini, setelah kita akan langsung berangkat. " saut Alzio, Darius mengiyakan itu dan menikmati pesta bersama teman temannya.
Alzio menyaksikan aksi gila para sahabatnya, yang bermain dengan wanita penghibur di tempat terbuka. bahkan satu sahabatnya dilayani dengan dua wanita, ia menatap kejadian itu dengan tatapan dingin dan tanpa ada rasa keinginan dalam dirinya. Darius yang melihat itu berusaha mengajak bicara Alzio, meskipun pria itu menjawabnya dingin tapi tetap mereka berbincang dengan biasa.
...****************...
pesta sudah berakhir, Alzio dan Darius mendatangi semua rumah mewah di salah satu kota. rumah tersebut bertuliskan nama Winston-Mansion. dengan mobil hitam pekat dan mewah, Alzio dibawa masuk kedalam rumah megah itu dengan gerbang yang sudah dibuka. Alzio turun dari mobil setelah seorang supir membuka pintu miliknya, Darius berjalan mendahului pria itu seperti biasa yang mereka lakukan. memasuki rumah itu dengan banyak bodyguard, kepalanya tegak berjalan dengan keangkuhan.
jika Alzio datang dengan keangkuhan, pemilik rumah yang kedatangan tamu memasang wajah ketakutan. pria tua paruh baya berdiri menyambut Alzio, dengan tangan bergetar ia mempersilahkan Alzio untuk duduk disofa miliknya. keringat bercucuran dari dahinya, ia merasa hawa rumahnya sangat dingin saat Alzio menatapnya dengan tajam.
"tuan Winston kami datang hari ini dengan tujuan yang sudah kau ketahui, jumlah hutangmu yang kau janjikan dari bulan lalu kami menghitung sejumlah 4 triliun beserta bunga yang sudah disepakati. " ucap Darius memulai pembicaraan, pria tua Mr. Winston itu nampak terkejut yang tidak bisa disembunyikan. bahkan Alzio yang diam memperhatikan mimik wajah itu, kemudian beralih kearah Darius yang membawa kertas dokumen.
"aku tidak tahu berapa banyak uang yang kau miliki sekarang, karena setahuku perusahaanmu mengalami kerugian. bahkan seluruh hartamu terkuras habis, kalau tidak salah kau hanya memiliki rumah ini sebagai hartamu. " belum selesai Alzio berucap, pria itu berlutut dihadapan Alzio dengan sebuah permohonan.
"aku mohon maafkan aku, aku tidak memiliki uang sebanyak itu. perusahaan ku sedang kacau belum sempat membaik, tolong berikan aku waktu lagi dan pasti akan melunasinya. " mohon Mr. Winston dengan keringat bercucuran, bukannya bersimpati Alzio menatap tajam pria yang berlutut dihadapannya.
"waktu, kau pikir gampang memberikan waktu. aku sudah memberikan begitu banyak waktu, dan kau membawa harta ku sebanyak 4triliun tanpa kepastian. dan minggir, jangan pernah menyentuh milikku dengan tanganmu! " ucap Alzio dengan tegas, tapi kemudian sedikit tercengang saat melihat seorang berlari kearah Mr. Winston. seorang gadis cantik berkulit putih, memeluk pria paruh baya yang didorong oleh Alzio.
"Daddy apa kamu baik baik saja, siapa pria kurang sopan santun ini. berani kau mendorong Daddy ku, apa kau tidak berpendidikan! " teriak gadis cantik itu, seketika wajah Alzio menjadi merah karena penghinaan itu. Mr. Winston berusaha menahan putrinya, tapi sudah terlanjur membuat Alzio geram. pria itu mendekat kearah gadis itu, menarik dengan kuat mencengkram lengan gadis itu.
"jadi dia putri cantik yang kau sembunyikan, cantik, sangat cantik mirip dengan istrimu yang aku ketahui. " ucap Alzio menatap gadis itu, sedikit ada pemberontakan dari gadis cantik itu. Alzio mendorong tubuh kurus berisi itu, hingga tersungkur kearah Darius yang sedari tadi terdiam. pria itu sedikit bingung, menatap Alzio yang menyeringai dengan tajam.
"Berikan dia padaku sebagai jaminan hutangmu yang besar, jika tidak lunas dalam waktu seminggu maka gadis cantik ini adalah milikku selamanya." ucap seorang Alzio dengan mata tajam, membuat Mr. Winston terkejut bukan main. "Darius bawa perempuan itu, jika memberontak buat saja dia diam sebisamu! " ucap Alzio sebelum dirinya pergi, Darius yang mendapat perintah itu langsung mencengkram wanita itu dan membawanya. tentu ada pemberontakan dan permohonan, tapi dua manusia tanpa hati itu tidak mendengar layaknya seorang tuli. cengkraman kuat tangan Darius, membuat gadis cantik itu tidak bisa melawan dan hanya menurut dibawa.
Krystal Margaret Winston gadis cantik berdarah asia, yang biasa namanya dipanggil Krystal. gadis itu memiliki tinggi yang semampai dengan berat badan yang ideal, kulit putih dengan rambut hitam pekat. tidak lupa wajahnya yang sangat natural cantiknya benar benar sempurna, siapa laki laki tidak tertarik dengannya. Krystal gadis yang ceria, dia cukup dikenal oleh berbagai orang terutama disukai teman dekatnya.
hidupnya yang awalnya baik baik saja dengan keceriaan, sekarang menjadi ketakutan yang mencekam hatinya. dirinya dibawa pria tidak dikenal, menjadi jaminan hutang orang tuanya. gadis itu tidak memberontak didalam mobil saat seseorang menodongkan pistol kearahnya, ia hanya bisa menangis dengan menatap jalan yang semakin lama menjadi sepi. entah kemana dirinya dibawa, bibirnya selalu memanggil nama sang ayah mungkin menunggu kabarnya.
Alzio dengan keputusannya membawa Krystal, gadis polos yang tidak tahu tentang apapun. kini mobil hitamnya menuju mansion miliknya, setelah menempuh beberapa menit mobil mewah itu sampai didepan mansion yang sangat megah berwarna silver. disana banyak beberapa pelayan yang langsung memberi sapaan sopan pada Alzio maupun Darius, dan sapaan itu hanya dijawab dengan anggukan kepala. tidak lama itu mobil yang membawa Krystal datang, gadis itu dipaksa turun karena masih memberontak.
"apa kau yakin membawanya masuk?" tanya Darius yang merasa Alzio hanya diam, pria itu menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Darius.
"lalu, dibawa kemana?" tanya Alzio balik, Darius merasa heran karena itu. untuk pertama kalinya, sahabat sekaligus atasannya itu membawa seseorang masuk, apalagi seorang gadis cantik yang baru ditemui mereka beberapa menit yang lalu. belum Darius menjawab, ia melihat kegaduhan yang dilakukan Krystal. gadis itu memberontak saat dibawa masuk seseorang, Alzio memperhatikan itu.
"hentikan suaranya, itu membuatku terganggu. "
"kau seseorang yang gila, bagaimana bisa kau membawaku. kau tidak memikirkan perasaan orang tuaku, bagaimana jika mereka khawatir. apa kau tidak memiliki orang tua, sampai kau tidak memikirkan perasaan orang yang lebih tua darimu. " teriak Krystal marah, hal itu membuat Alzio mengeram kesal. karena perkataan Krystal memang benar, Alzio adalah seorang anak yatim piatu yang ditinggalkan kedua orang tuanya ketika kecil. Alzio tidak Terima dengan itu, ia menyeret Krystal dengan kasar.
"berani kau ucapkan itu lagi, maka aku tidak akan kasihan lagi! " tegas Alzio, Krystal bagaikan seorang kucing yang tidak takut menatap Alzio. menatap tajamnya mata pria itu, seakan menantang pria itu tanpa takut. tapi tidak berlangsung lama, sebuah tamparan mendarat di pipi Krystal. gadis itu sampai tersungkur ke lantai, Alzio menariknya lagi dengan kasar. "turunkan tatapan matamu, jika kau tidak ingin bola mata itu lepas dari tempatnya! " tatapan imyang awalnya menantang langsung meremang, ketakutan terlihat jelas diwajah gadis itu. Alzio kesal melepas tangan gadis itu, membiarkan gadis itu berlutut dibawahnya.
"lepaskan aku, tolong antar aku pulang. Daddy dan Mommy ku pasti khawatir, aku mohon lepaskan aku ingin pulang... " rengek Krystal memohon, bulir bening menetes dipipi gadis itu karena tidak bisa menahan tangisnya. Alzio menarik gadis itu, mencengkram dengan kuat.
"kau itu seorang jaminan, tidak berhak bicara apapun dan meminta apapun. dan ya... aku adalahh tuanmu sekarang, kau tidak boleh pergi tanpa ijinku. dan satu lagi, jika aku mendengar kau bicara lagi aku akan memotong lidah itu tanpa kasihan! " tegas Alzio mendorong tubuh Krystal, dorongan itu kearah Darius yang berdiri sedikit tidak jauh. Krystal langsung melihat kearah Darius, menatap laki laki itu dengan wajah sendu.
"tolong aku tuan, aku ingin pulang hiks... " ucapnya, tapi tatapan dingin Darius seakan tidak peduli pada gadis itu. seseorang dirumah itu berlari kearah Darius, seorang wanita cantik menatap Darius dan juga Krystal secara bersamaan.
"Natalia siapkan kamar untuk nya, bantu dia untuk beristirahat. dan katakan padanya apa yang harus dia lakukan, Zio menamparnya tadi." ucap Darius kemudian pergi, gadis bernama Natalia itu langsung mengambil alih Krystal. ia terkejut melihat pipi Krystal, terlihat bengkak dengan air mata yang mengalir.
"siapa kau, apa kau memiliki masalah dengan mereka?" tanya Natalia kebingungan, Krystal hanya menangis dan menggelengkan kepalanya. "baiklah ikut denganku, tenang saja namaku Natalia. " ucap Natalia, gadis itu mengangguk kemudian mengikuti langkah Natalia yang memapahnya.
Natalia Pearl adalah sahabat kedua orang itu, siapa lagi kalau bukan Darius dan juga Alzio. seorang wanita yang pertama kali menjadi sahabat Alzio adalah Natalia, mereka mengenal ketika masa kecil sampai mereka dewasa. Alzio kehilangan kedua orang tuanya sekaligus dalam kecelakaan, pada akhirnya ia dirawat oleh seorang wanita baik hati yang kebetulan adalah ibu Natalia. mereka sudah seperti saudara, ketika ibu Natalia meninggal Alzio resmi mengangkat Natalia sebagai saudaranya. dan pekerjaan Natalia adalah mengawasi rumah itu, jangan salah gadis itu memiliki banyak ilmu yang sudah diberikan oleh Alzio untuk dirinya berjaga diri.
Natalia terkejut melihat Krystal pertama kalinya, ia mendengar Alzio membawa seorang gadis saja itu sangat membuatnya terkejut. ia melihat Krystal yang menangis dengan sesenggukan, pipi gadis itu tidak bisa disembunyikan dan saat diobati pun ia menangis karena merasa perih. Natalia memberikan pakaiannya, karena dirumah itu tidak ada wanita lain selain dirinya yang tinggal dirumah utama. tidak lupa Natalia menyiapkan kamar untuk gadis itu, ia meminta pelayan untuk melakukan itu dan mengisi semua keperluan disana.
"jangan memanjakannya, kau akan mendapat amukan Zio! " ucap Darius yang melihat Natalia berdiri di dapur, ia sudah selesai membuat Krystal istirahat.
"apa yang kalian lakukan, siapa gadis itu. dari mana asalnya, dia sampai mengigil karena ketakutan? " tanya Natalia, hal itu mendapat gelengan kepala dari Darius.
"aku juga tidak paham, Zio membawanya karena orang tuanya memiliki hutang. dan aku tidak tahu kenapa membawa gadis itu, bahkan membawa ke mansionnya. itu sangat langka bukan, sungguh membuat jantung terkejut. " jelas Darius, Natalia hanya menyebutkan kata ooo untuk menanggapi Darius. tidak lama kemudian terlihat Alzio turun dari tangga, ia melihat kearah Natalia dan juga Darius.
"gadis itu sedang istirahat, kau menamparnya begitu keras. " ucap Natalia kearah Alzio, pria itu seakan tidak peduli dan hanya amelihat kearah Darius.
"aku akan bicara dengannya nanti, dan dia hanyalah jaminan hutang. dia bukan nyonya rumah ini, suruh dia melakukan pekerjaan layaknya pelayan! " tegas Alzio, hal itu langsung disetujui Natalia karena suara pria itu tidak bisa dibantah oleh apapun. setelahnya Alzio dan Darius pergi dari sana, meninggalkan Natalia yang sedang mengawasi beberapa pekerjaan pelayannya.
malam pun tiba, Alzio kembali ke mansionnya bersama Darius. dua pria itu merasa lelah dengan kegiatan mereka, seperti biasa mereka akan bersama duduk di meja makan beserta Natalia yang menyiapkan makanan. ketiganya sudah biasa makan bersama, sampai Natalia mengingat gadis yang tertidur tidak kunjung membuka matanya.
"bangunkan dia! " pinta Alzio, Natalia mengangguk dan berjalan kearah Krystal. gadis itu terkejut lihat Natalia, padahal Natalia datang dengan senyum di bibirnya.
"Zio memintamu untuk makan malam, ayo ikut aku. " ucapnya dengan lembut, Krystal pun menurut dan mengikuti langkah kaki Natalia.
Krystal masih merasa takut saat mata tajam Alzio menatapnya, masih terngiang pipinya ditampar keras hingga tersungkur. Alzio juga pertama kalinya menampar seseorang, sekejam apapun dirinya ia tidak pernah menyakiti perempuan hmm jika tidak dia akan langsung membunuh orang itu. Krystal duduk disamping Natalia, belum saja duduk tiba tiba suara sendok berdenting begitu nyaring.
"duduklah disini. " pinta Alzio lirih, Krystal tidak mau hanya menggelengkan kepalanya pada Natalia. Darius hanya diam saat Natalia menatapnya, mengangkat kedua bahu yang dilakukan Darius. "aku tidak suka mengulang kata, cepatlah! " bentak Alzio, hal itu membuat Krystal terjingkat karena tidak terbiasa dengan suara Alzio.
Krystal melihat kearah Natalia, kemudian melihat gadis itu menganggukkan kepalanya. Krystal berjalan pelan tapi pasti, ia dengan ragu menarik kursi untuknya duduk. Alzio yang geram langsung mendorong gadis itu untuk duduk, membuat Krystal terkejut tapi tetap terdiam. Krystal makan tanpa gangguan, Alzio menatap gadis itu yang terlihat sesenggukan dengan pipi yang masih merah. tanpa disadari Alzio ia mengulurkan tangannya, menyentuh pipi Krystal dengan lembut tanpa tangan kasar. sedetik kemudian ia mencengkram tengkuh gadis itu, membuat gadis itu meringis dengan terkejut.
"datang ke kamar ku malam ini, aku ingin berbicara denganmu. " ucap Alzio, ia melepas tengkuk itu dengan kasar.
Natalia dan Darius terkejut dengan itu, mereka saling melihat tampa bicara sedikit pun. Alzio membuat kejutan membawa seorang gadis, sekarang membawa gadis itu kekamar nya. sunggu keajaiban dunia, Alzio yang kelainan penasaran dengan gadis cantik itu.
Krystal dengan ragu berjalan kearah kamar Alzio, perintah pria itu tidak bisa dibantah juga tidak ingin dia lakukan. sisa tangisnya masih terasa, rasa sesak didadanya sangat mendalam. ketika berada dirumah itundirinya jauh dari alat komunikasi, ponsel pun tidak ia gunakan karena dirampas Darius saat berada dimobil. Krystal yang memakai pakaian Natalia, terlihat begitu imut karena tubuhnya yang ramping dengan pakaian sedikit besar. karena memang tubuh Natalia lebih tinggi darinya, Krystal merasa nyaman karena memang dirinya cukup hangat didalam rumah yang full AC itu.
tangannya memegang ganggang pintu, tapi belum membuka pintu itu tiba tiba pintu terbuka dengan cepat. membuat Krystal terkejut dan langsung mundur, sedetik kemudian ia kembali dikejutkan dengan Alzio yang langsung menarik tangan gadis itu dan mengunci kamarnya. Alzio melihat rekaman CCTV dari ponselnya, ia melihat gadis itu yang berdiri cukup lama didepan kamarnya. karena tidak sabar dengan gadis yang lamban itu, Alzio membuka pintu dan menariknya untuk segera masuk.
Krystal terus menunduk dihadapan Alzio, layaknya seekor kelinci yang takut menjadi mangsa seekor singa jantan didepannya. Alzio memperhatikan wajah gadis itu, benar ia juga melihat sisa air mata dan nafas sesenggukan nya masih didengar. tubuhnya benar benar ketakutan, ia ingin keluar dari sana karena mengingat bayangannya yang ditampar kuat oleh pria itu.
"kau memakai pakaian Natalia? " tanya nya dengan suara dingin, Krystal masih menunudk kemudian mengangguk. Alzio menarik tengkuk itu untuk menatapnya, tapi Krystal tidak berani menatap wajah itu dan memejamkan matanya dengan erat. "aku tidak suka bicara dengan seseorang yang menunduk, kau bukan musuhku yang harus menunduk! " tegas Alzio geram, Krystal mengangguk kemudian membuka matanya yang terlihat sayu.
"maafkan aku... aku tidak bermaksud berkata lancang... jangan sakiti aku.. pipiku masih sangat sakit, jangan kau memukul ku lagi... " ucap Krystal menangis, rasa takut itu sangat menjalar kesemua tubuhnya.
"aku tidak akan menyakitimu, jika saja mulut kecilmu itu tidak terus memohon untuk dilepaskan. perjanjian adalah perjanjian, orang tua mu belum membayar hutang mereka, dari pada aku membunuh mereka... "
"jangan... jangan sakiti mommy dan daddyku, mereka pasti bisa membayar hutang padamu... " sela Krystal yang kembali memohon, Alzio yang melihat itu melepaskan tangannya dari tengkuk gadis itu.
"aku tidak akan melakukan itu, tapi dengan satu syarat. kau akan disini selama itu, menjadi pelayan dan budakku untuk membayar hutang orang tuamu. " ucap Alzio dengan tegas, Krystal yang mendengar itu langsung saja mengangguk dan menyetujui hal itu. Alzio tersenyum tipis dengan itu, kemudian membuka pakaiannya di hadapan Krystal tanpa ada rasa malu. tentu saja gadis itu langsung terkejut, ia menunduk agar tidak melihat pemandangan mengejutkan didepannya. "berani mengalihkan pandanganmu, kau tidak akan bisa melihat seumur hidupmu. " suara itu menusuk telinga Krystal, ia langsung membuka mata dan melihat Alzio yang sudah tidak memakai pakaian dan celana, hanya menyisakan boxer yang ia pakai.
Darius dan Natalia berada diluar kamar singa itu, telinga mereka menempel pada pintu besar kamar Alzio. entah apa yang mereka lakukan disini, ingin mendengar suara yang ada didalam tapi tidak terdengar sedikitpun. pintu Alzio memang didesai sangat bagus, karena agar sesuatu yang ada didalam tidak terdengar diluar.
"nihil sekali, tidak mendengar apapun. aku penasaran apa yang dilakukan Zio didalam, apa masa lalunya sudah tergantikan oleh gadis itu? " ucap Darius, Natalia menggeplak kepala itu dengan kasar.
"jangan ngawur kalau ngomong, tapi aku juga merasa takut. dia tiba tiba meminta Krystal masuk kesana, apa dia akan memprawani gadis itu? " tanya Natalia yang sekonyong-konyong keluar dari mulutnya, hal itu membuat Darius menoleh dengan terkejut.
"gadis itu perawan?" tanya Darius, Natalia mengangguk karena dia sendiri sudah memastikan hal itu sebelumnya. "menurutku tidak, masa lalunya masih sangat penting baginya. " saut Darius kemudian, Natalia hanya menaikkan bahunya kemudian mengajak pria itu pergi dari sana dengan cepat.
Krystal duduk diranjang Alzio, kasur king size itu sangat hangat dirasakan Krystal. dengan sprei yang lembut, rasanya Krystal ingin tidur disana. tapi ia menggelengkan kepalanya dengan cepat, pikirannya kotor memikirkan hal itu. setelah beberapa menit Alzio keluar dari kamar mandi, dengan balutan handuk di pinggangnya. Krystal yang melihat itu mengalihkan pandangannya, tapi ia urungkan saat Alzio menatapnya dengan tajam. menurut Alzio tatapan itu biasa saja, tapi bagi siapapun tatapan itu adalah tatapan mematikan yang dimiliki Alzio.
"apa kau sudah mandi?" tanya Alzio, Krystal mengangguk dengan itu. kemudian mendudukan dirinya disamping gadis itu, menatap gadis itu yang masih melihatnya. "kau bisa memijat, punggungku sangat pegal. " ucap Alzio, Krystal langsung mengangguk kemudian berdiri dari duduknya. Krystal menyentuh punggung Alzio tanpa pakaian, gadis itu melihat lebam merah dipunggung Alzio.
"apa anda terluka, ini terlihat memar. " ucap Krystal hati hati, Alzio memejamkan matanya dan menggelengkan kepalanya. ia tidak mungkin menceritakan pekerjaannya, dan tentu berasal dari seseorang yang berani memukulnya. Tapi pikirannya ada hal lain saat ini, Alzio merasa nyaman saat disentuh oleh gadis itu. pria itu dikenal sebagai orang yang tidak bisa disentuh wanita, secantik dan sebaik apapun wanita itu ia akan marah saat menyentuh miliknya terutama kulitnya. disentuh Krystal ia hanya diam, bahkan pijatan itu membuatnya sangat nyaman.
Alzio memegang tangan gadis itu, memutar tubuhnya untuk menghadap gadis itu. membawa Krystal kedalam dekapannya, mengunci gadis itu dengan kedua kakinya yang jenjang. tubuh Krystal kembali terkejut, ia gemetar saat berhadapan sangat dekat dengan Alzio.
"mulai hari ini kau akan tidur dikamar ini, ada aku atau tidak kau tetap tinggal dikamar ini. tidak ada yang aku ijinkan masuk selama ini, tapi kau terkecuali. aku akan meminta Natalia menyiapkan kebutuhanmu disini, dan ya tidak ada penolakan! " tegas Alzio, gadis itu tidak mengatakan apapun. jika bersuaramu pun, tidak akan didengar oleh pria itu. Alzio menatap wajah cantik Krystal, bibinya kecil berwarna merah ranum membuatnya ingin menyentuhnya.
tanpa bicara lagi Alzio menarik tengkuk gadis itu, menempelkan bibirnya pada bibir Krystal. tidak ada perlawanan, gadis itu terkejut dan meremas lengan kekar Alzio. pada awalnya hanya menempel, tidak berlangsung lama Alzio menikmati bibir kecil tipis menggoda imannya itu. menjalar mencium pipi gembul gadis itu, sampai memberikan tanda dileher jenjang putih gadis itu. hal itu membuat Krystal mengeram, karena sakit lehernya digigit oleh Alzio. sesaat kemudian Alzio sadar dan mendorong tubuh gadis itu, berjalan masuk ke arah kamar mandi dengan cepat meninggalkan Krystal yang menutup mulutnya sendiri.
sungguh ajaib bagi Alzio, tubuhnya yang tidak pernah menginginkan seorang wanita malah memiliki reaksi aneh. dirinya yang sudah mandi itu, kembali melakukan ritual mandi dengan air dingin mengguyur tubuhnya. awalnya biasa saja disentuh gadis itu, kedua malah membiarkan gadis itu tinggal dikamarnya. memang tujuannya adalah untuk menguji dirinya sendiri, apakah dirinya normal ataukah dirinya masih terjebak dimasa lalu yang tidak bisa ia lepas sejak dulu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!