NovelToon NovelToon

Kembalinya Gadis Cupu

Pembunuhan

"Mas, kamu mau ngajakin aku ke mana?" tanya Kiara seraya menolehkan wajahnya ke arah kekasihnya yang sedang fokus dalam mengemudi.

Kiara adalah wanita cupu yang sudah 1 tahun ini dijadikan sekretaris sekaligus kekasih oleh Kaesang, pria itu menjadikan Kiara sebagai kekasihnya hanya untuk dijadikan pesuruh saja.

Setiap pagi Kaesang akan meminta Kiara untuk datang ke kediamannya dan membuatkan sarapan, setelah itu mereka akan pergi bersama ke kantor. Di kantor Kiara juga akan terus diperlakukan seperti seorang pembantu, bukan layaknya seorang kekasih.

Karena pada kenyataannya Kaesang memang memiliki seorang kekasih bernama Kayesa, seorang model papan atas yang sudah dia pacari selama 5 tahun lamanya.

Hubungan mereka memang tidak dipublikasikan, karena Kayesa diharuskan tidak boleh memiliki kekasih terlebih dahulu. Itu semua bukan karena keinginannya, tetapi karena dia terikat kontrak dengan manajemen tempat dia bernaung.

"Kita akan berlibur, Sayang. Kita akan pergi jalan-jalan," jawab Kaesang.

"Tapi, ini sudah sangat sore. Kita mau pergi ke mana sih? Aku bahkan tidak membawa baju ganti," ujar Kayesa mulai tidak enak hati.

Gadis berkacamata dengan rambut yang dikepang dua itu terlihat gelisah, entah kenapa dia merasa jika sikap Kaesang hari ini nampak berbeda.

Dia dirasa bersikap begitu romantis, bahkan ucapannya juga terkesan sangat manis. Padahal, pria itu hanya akan bersikap datar walaupun dia sudah mencurahkan perhatiannya dan segenap cintanya kepada pria itu.

"Santai saja, Sayang. Nanti kita akan membeli baju di sana, sini peluk!" ujar Kaesang.

Kiara langsung membuka sabuk pengamannya, lalu dia memeluk Kaesang dengan posesif. Dia sandarkan kepalanya di dada bidang kekasihnya, nyaman sekali rasanya berada dalam posisi seperti itu.

"Perjalanan masih cukup jauh, kamu tidurlah!" ujar Kaesang.

"Hem!" jawab Kiara hanya dengan deheman saja.

"Minum dulu sebelum tidur, biar tenggorokannya tidak kering." Kaesang mengambilkan sebotol minuman untuk Kiara, dengan senang hati Kiara langsung menghabiskan minuman tersebut.

Kiara yang merasa kelelahan setelah seharian bekerja ditambah lagi dengan apa yang sudah dia minum membuat dia begitu cepat terlelap dalam tidurnya, Kaesang tersenyum miring dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Pria itu membawa Kiara ke sebuah hutan belantara, hutan yang tidak dihuni oleh manusia sama sekali. Dia akan melaksanakan rencananya bersama dengan Kayesa di sana, mereka berdua sudah berencana akan membunuh Kiara di sana.

Setelah melakukan perjalanan selama hampir 6 jam, akhirnya Kaesang sampai di tempat tujuan. Dia turun dari mobil dan mengahampiri wanita cantik yang tidak lain tidak bukan adalah Kayesa.

"Kok lama?" tanya Kayesa seraya mengedarkan pandangannya, takut takut akan ada orang lain yang datang ke sana.

"Maaf, Sayang. Aku harus membujuk si cupu itu untuk pergi ke sini," ujar Kaesang.

"Di mana dia?" tanya Kayesa yang mempertanyakan tentang keberadaan Kiara.

"Dia ada di dalam mobil, masih dalam pengaruh obat tidur," jawab Kaesang.

"Langsung lemparkan saja ke jurang, biar dia cepat mati." Kayesa membuka pintu mobil tersebut, dia tersenyum kala melihat Kiara dalam keadaan tidak sadarkan diri.

"Kamu yakin mau membunuh dia di sini?" tanya Kaesang.

Deg!

Jantung Kiara berdetak dengan begitu cepat mendengar apa yang dikatakan oleh Kaesang, dia tidak menyangka jika Kaesang berniat untuk membunuhnya.

Kiara yang baru saja terjaga berusaha untuk tidak membuka matanya, dia berusaha untuk mendengarkan apa yang diobrolkan oleh Kaesang bersama dengan seorang wanita di sana.

"Yakin! Selain dia sudah berani mencintai kamu dan berani menjadi kekasih kamu selama satu tahun, aku juga ingin memberikan balasan kepada dia karena sudah mempermalukan adikku di masa kuliah dulu," ujar Kayesa dengan tatapan penuh kebencian saat menatap Kiara.

Kiara yang mendengarkan hal itu berusaha untuk membuka sedikit matanya, karena dia ingin tahu siapa yang sedang mengutarakan kebencian kepada dirinya.

Dia begitu kaget melihat sosok Kayesa berada di hadapannya, wanita itu adalah kakak dari Kanita, sahabat Kiara saat kuliah dulu.

Kanita mencintai seorang pria yang begitu populer di kampus tempat Kiara menimba ilmu, dia bahkan mengutarakan perasaannya kepada pria itu. Sayangnya, pria itu menolak Kanita mentah-mentah.

Pria itu berkata jika dirinya begitu mencintai Kiara, pria itu meminta maaf karena tidak bisa menerima cinta dari Kanita. Kanita benar-benar merasa malu karena ditolak oleh pria itu, dia juga merasa benci terhadap Kiara.

Karena tidak sanggup menahan malu, Kanita bahkan mencoba untuk bunuh diri. Namun, beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan. Akan tetapi, semenjak saat itu Kanita selalu mengasingkan diri. Wanita itu begitu membenci Kiara, sampai-sampaikan Kanita memutuskan untuk pindah ke luar negeri.

"Baiklah, Sayang. Untuk kekasih tercintaku, untuk pujaan hatiku. Aku akan membunuh Kiara dengan tanganku sendiri," ujar Kaesang.

Deg!

Jantung Kiara seakan berpacu dengan begitu cepat, dia begitu kaget ketika mendengar kekasihnya itu mengatakan akan membunuh dirinya. Dia benar-benar tidak menyangka jika ternyata Kaesang dan juga Kayesa ternyata merupakan sepasang kekasih.

Kiara masih berpura-pura tidak sadarkan, Kaesang lalu masuk ke dalam mobil dan menggendong tubuh Kiara. Dia terlihat melangkahkan kakinya menuju jurang, Kiara yang ketakutan langsung berusaha untuk turun dari gendongan Kaesang.

Kiara berusaha untuk lari dengan tubuhnya yang masih lemas, Kaesang yang merasa kaget dan juga kesal langsung mengejar Kiara.

"Dasar perempuan sialan! Mau berusaha untuk kabur, hem?" tanya Kaesang seraya mencekik leher Kiara Setelah dia menangkap wanita itu.

"Jangan sakiti aku, aku mohon lepaskan aku, Sayang." Kiara mencoba untuk mendorong Kaesang agar menjauh dari dirinya, sayangnya tenaga pria itu begitu besar.

"Tidak akan, Sayang. Karena hari kematianmu akan segera tiba," ujar Kaesang yang terdengar begitu mengerikan di dalam hutan yang begitu gelap itu.

"Ja--jangan bunuh aku, aku mohon." Kiara berucap dengan suara yang terputus-putus, karena dia kesusahan untuk bernapas setelah Kaesang memperkuat cekikannya.

Kaesang mendorong tubuh Kiara sampai jatuh tersungkur ke atas tanah, lalu dia menyeret kaki wanita itu dan melangkahkan kakinya dengan cepat menuju jurang.

Kayesa tidak begitu jelas melihat apa yang dilakukan oleh Kaesang, karena pencahayaan yang begitu minim. Hanya sinar rembulan yang membantu pencahayaan mereka malam itu.

"Jangan!" teriak Kiara ketika Kaesang hendak melemparkan tubuhnya ke dalam jurang, Kiara bahkan langsung memeluk pohon yang ada di dekat jurang.

Sekuat tenaga wanita itu memeluk pohon dengan begitu kuat, Kaesang tertawa dengan begitu mengerikan. Lalu, dia menendang tangan Kiara dengan begitu kuat. Pria itu terlihat sama sekali tidak mempunyai belas kasihan.

Kayesa yang sejak tadi menjadi penonton langsung menghampiri Kiara, dia berjongkok lalu menunduk dan menjambak rambut Kiara.

"Elu udah bikin masa depan adik gue hancur, elu udah bikin dia nggak percaya diri seumur hidupnya. Lalu, sekarang elu datang sebagai wanita yang tidak tahu diri dan menyatakan cinta sama kekasih gue, elu pikir dia nerima elu karena cinta?" tanya Kayesa.

Kayesa tanpa belas kasihan menarik rambut Kiara dengan begitu kencang, Kaesang pun sama halnya seperti Kayesa yang tidak mempunyai belas kasihan. Dia terus saja menendangi tangan Kiara, wanita cupu itu sudah terlihat lemah dan tidak berdaya.

"Kaesang menerima kamu hanya karena ingin menjadikan kamu sebagai babu, sekarang sudah tiba saatnya untuk Kaesang nikahin gue. Jadi, ucapkan salam perpisahan kepada Kaesang saat ini juga," ujar Kayesa.

Kiara menggelengkan kepalanya, Dia seakan begitu tidak ingin mengucapkan salam perpisahan kepada pria yang dia anggap kekasih selama 1 tahun ini.

Sungguh saat ini dia juga merasa syok dengan apa yang sudah dia dengar, dia ingin merasa tidak percaya. Namun, rasanya begitu sulit untuk tidak percaya karena saat ini Kaesang tetap saja menendangi dirinya dengan membabi buta.

Bahkan, kini Kaesang menendangi perutnya. Pria itu melakukannya agar Kiara segera terjatuh ke dalam jurang, karena hari sudah semakin gelap. Dia tidak mau berlama-lama lagi di sana.

Kayesa sungguh merasa kesal karena Kiara hanya terdiam tanpa mau mengucapkan salam perpisahan, sesekali hanya terdengar ringisan dari bibir Kiara.

"Ck! Lama," ujar Kayesa seraya mengambil kayu dan memukul kepala Kayesa dengan kuat.

Tubuh Kiara langsung melemas, kepalanya terasa begitu sakit dan tubuhnya terasa remuk. Pegangan tangannya langsung terlepas, tubuh mungil itu langsung merosot masuk ke jurang.

"Aarggh!" teriak Kiara yang terjatuh ke dalam jurang sedalam dua ribu meter.

"Mampus kamu, Kiara!" ucap Kayesa dengan raut wajah puas.

Tiga Tantangan

Mata Kiara mengerjap karena silau dengan cahaya matahari yang sangat terik, Kiara mencoba untuk membuka matanya yang terasa begitu sulit untuk dibuka.

Kiara juga berusaha untuk menggeliatkan tubuhnya yang terasa remuk, baru saja dia mencoba untuk menggerakkan tubuhnya dia langsung berteriak kesakitan.

"Argh! Sakit!" pekik Kiara.

Saat matanya terbuka dengan sempurna, kaki Kiara ternyata terhimpit batu. Tangan sebelah kanannya terhimpit batang pohon, bahkan seluruh tubuhnya terluka dan dipenuhi darah yang sudah mengering.

"Ya Tuhan! Di mana ini?" tanya Kiara.

Sejauh mata memandang hanya ada bebatuan dan juga tanah yang begitu gersang, ada juga pohon-pohon kering yang mulai tumbang.

"Aduh! Sakit-sakit!" keluh Kiara kala dia mencoba untuk bangun dan menggerakkan tubuhnya.

Kiara mengedarkan pandangannya, dahinya dampak mengerut dengan dalam ketika dia melihat sebuah kotak yang ada di dekat tangan kirinya.

"Mungkinkah itu makanan?" tanya Kiara yang mulai merasakan perutnya begitu perih karena belum terkena makanan.

Kiara dengan susah payah berusaha untuk bangun, dia menggerakkan tubuhnya dengan sisa-sisa tenaga yang ada. Kiara menyingkirkan batang pohon yang menghimpit tangan kanannya.

Dia juga berusaha untuk menyingkirkan batu yang menghimpit kakinya, keringatnya sampai membanjiri seluruh tubuhnya karena harus menahan rasa sakit yang luar biasa.

"Haus! Lapar!" keluh Kiara. "Semoga saja di dalam kotak ini ada makanan," imbuhnya.

Kiara mencoba untuk membuka kotak tersebut, tidak lama kemudian kotak itu nampak terbuka. Kiara langsung menutup matanya karena dia melihat cahaya yang begitu menyilaukan mata.

"Cahaya apa itu?" tanya Kiara seraya berusaha untuk membuka matanya.

Saat matanya terbuka dengan sempurna, Kiara merasa kaget yang luar biasa, karena tiba-tiba saja semuanya berubah menjadi putih. Dia seperti di berada di sebuah ruangan yang begitu luas, ruangan tanpa batas. Namun, di dalam ruangan itu tidak ada apa pun.

"Di mana ini?" tanya Kiara dengan bingung.

Saat Kiara sedang dilanda kebingungan, tiba-tiba ada tiga buah pintu yang berjejer rapi tepat di hadapannya. Di dalam setiap pintu tersebut tentunya ada tulisannya, Kiara sampai menajamkan pandangannya.

"Pintu 1, kerjakan misi dan dapatkan kekuatan yang luar biasa untuk dirimu. Pintu 2, kerjakan misi dan dapatkan kecantikan dan bodi yang indah. Pintu 3, kerjakan misi dan dapatkan uang yang melimpah."

Kiara mengerjapkan matanya dengan tidak percaya, apakah benar ketiga pintu itu bisa merubah nasibnya, pikirnya.

"Apakah semua ini benar, atau hanya ilusi?" tanya Kiara seraya mengucek matanya.

"Selamat datang di dunia kami, perkenalkan nama saya Kiki. Jika anda ingin mengubah diri dari yang jelek menjadi lebih baik, silakan selesaikan misi dari ketiga pintu tersebut."

Terdengar suara seorang perempuan menyapa Kiara, tetapi tidak berwujud. Kiara sempat merasakan tubuhnya merinding semua, dia ingin berlari tetapi tubuhnya terasa sakit semua dan tidak bisa menggerakkan tubuh itu sama sekali.

"Siapa kamu?" tanya Kiara terbata.

"Saya adalah sistem yang akan menuntun anda untuk masuk ke dalam tiga pintu tersebut, jika anda bisa menyelesaikan misi dari ketiga pintu tersebut, maka anda akan menjadi wanita yang luar biasa."

"Apakah aku bisa pulang ke bumi lagi setelah menyelesaikan misi itu?" tanya Kiara.

"Tentu saja, walaupun anda tidak bisa menyelesaikan misi, anda tetap akan kembali ke bumi. Hanya saja anda akan menjadi wanita buruk rupa, lebih buruk dari wajah anda yang sebelumnya. Jika anda mampu menyelesaikan misi, maka anda akan menjadi wanita yang cantik luar biasa dengan harta yang melimpah."

Takut?

Tentu saja Kiara merasa sangat takut, Ia takut tidak akan bisa menyelesaikan misi dan malah akan menjadi wanita buruk rupa. Namun, dia tidak mau terjebak di dalam dunia yang dia tidak tahu di mana itu jika dia tidak mencoba untuk menyelesaikan misi tersebut.

"Aku akan mencobanya, apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Kiara.

"Tekan tombol yang ada di pintu tersebut, setelah itu otomatis anda akan masuk ke dalam pintu itu. Selesaikan misi dan dapatkan hadiahnya, tetap semangat untuk menyelesaikan misi."

Kiara mencoba untuk menyemangati dirinya, dia menggeser tubuhnya selayaknya suster ngesot menuju pintu pertama. Walaupun tubuhnya terasa begitu sakit, Kiara mencoba untuk sampai pada pintu itu.

"Ya Tuhan! Ini sangat sakit," ujar Kiara yang melihat lukanya kembali berdarah karena terkena gesekan.

Namun, karena tekadnya sudah bulat akhirnya Kiara mencoba untuk menekan tombol pada pintu pertama. Sebuah cahaya yang begitu menyilaukan tiba-tiba saja muncul, Kiara langsung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Tidak lama kemudian, tiba-tiba saja dia mendengar suara seorang nenek tua yang sedang mengeluh. Kiara mencoba untuk membuka matanya, ternyata benar di sana ada seorang nenek tua yang sedang kesusahan dalam membawa semangka yang baru saja dia panen.

"Ada apa, Nek? Apakah ada yang bisa aku bantu?" tanya Kiara.

Nenek tua itu nampak menolehkan wajahnya ke arah Kiara, lalu dia memperhatikan keadaan Kiara yang nampak menyedihkan.

"Aku ingin membawa semua semangka ini tapi tidak bisa, tenagaku terlalu lemah. Tapi, meminta bantuan kepada kamu juga sepertinya bukanlah hal yang baik." Nenek tua itu memandang remeh ke arah Kiara.

"Aku bisa membantu Nenek, aku harus membawa semangka itu ke mana?" tanya Kiara seraya menatap dua puluh semangka yang ada di hadapannya.

"Ke sana!" Tunjuk Nenek tua itu pada gubuk yang berada tidak jauh dari sana.

Jika saja tidak memikirkan misi harus diselesaikan, rasanya Kiara tidak akan sanggup. Namun, karena dia ingin menyelesaikan misi dan mendapatkan kekuatan yang sudah disebutkan oleh Kiki, dia menguatkan hati dan pikirannya untuk membantu nenek itu.

"Aku akan membantu Nenek," ujar Kiara.

Kiara mengedarkan pandangannya, dia mencoba mencari benda yang bisa membantu dirinya dalam membawa semangka tersebut. Tidak lama kemudian, dia melihat sebuah keranjang.

Kiara memasukkan 4 semangka ke dalam keranjang tersebut, lalu dia membawa semangka itu ke ke gubuk yang ditujukan oleh nenek itu. Kiara berjalan dengan tertatih sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, tetapi hal itu tetap dia lakukan agar bisa menyelesaikan misi.

Akhirnya Kiara bisa memindahkan semua semangka tersebut pada gubuk milik nenek tua itu, Kiara terlihat begitu lemas. Baju yang dia pakai bahkan kini merah dengan darah, nenek tua itu tersenyum lalu menghampiri Kiara.

"Terima kasih," ujar nenek tua itu seraya mengusap lengan Kiara.

Psh!

Tiba-tiba saja nenek tua itu menghilang, Kiara tercengang dibuatnya. Tempat tersebut kembali berubah putih, tetapi satu hal yang dia rasa berbeda. Luka di sekujur tubuh Kiara langsung sembuh, bahkan dia merasa mempunyai energi yang baru.

"Alhamdulillah, aku harus menyelesaikan misi kedua dan ketiga agar bisa pulang." Kiara yang bersemangat langsung menekan tombol pintu kedua.

Wanita itu tiba-tiba saja masuk ke dunia lain, dia begitu kaget karena bertemu dengan seorang wanita gila di sana. Wanita gila itu berusaha untuk menyerangnya, tetapi Kiara berusaha untuk bersikap baik kepada wanita gila itu.

Kiara yang tidak tahu harus berbuat apa bertanya di dalam hatinya kepada Kiki, Kiki berkata jika Kiara harus memandikan orang gila tersebut. Kiara berusaha untuk memandikan wanita gila itu, setelah berhasil memandikan wanita gila itu dan memakaikan baju baru pada tubuh wanita gila itu, wajah Kiara berubah menjadi lebih cantik, tubuhnya bahkan terlihat begitu seksi.

"Astagfirullah! Benarkah ini aku?" tanya Kiara yang merasa tidak percaya jika dirinya menjadi cantik ketika dia bercermin.

Tidak lama kemudian, wanita gila itu menghilang dan kembali semua yang ada di sana menjadi putih. Kiara langsung berjalan menuju pintu ketiga karena ingin menyelesaikan misi, saat tombol di pintu ketiga ditekan dia melihat seorang kakek tua yang sedang menjajakan dagangannya.

"Tolong bantu Kakek jual mangganya," pinta Kakek tua itu.

Kiara tanpa banyak bicara langsung menawarkan mangga itu kepada semua orang yang ada di sana, setelah mangga itu terjual semua. Tiba-tiba saja semuanya berubah kembali menjadi putih, satu buah kartu sakti kini berada di tangan Kiara.

"Ya Tuhan! Kartu unlimited," ujar Kiara lirih.

"Selamat anda telah berhasil menyelesaikan misi, bersiaplah untuk kembali pulang. Pejamkan mata anda, lalu tarik napas yang dalam."

Suara Kiki terdengar dengan jelas di telinga Kiara, dengan cepat dia memejamkan matanya. Lalu, dia menarik napasnya dengan dalam.

"Aarggh!" teriak Kiara saat dia merasakan tubuhnya melayang di udara.

Kembali Ke Bumi

Brugh!

"Aww!" pekik Kiara yang merasakan tubuhnya jatuh terhempas ke atas rerumputan.

Kiara kini sudah sampai di bumi, dia terhempas ke atas rerumputan yang ada di belakang rumahnya sendiri. Dia langsung tertawa karena merasa lucu, belum lama dia berada di dalam sebuah dunia paralel. Dia sudah sukses menyelesaikan misi, berada di belakang rumahnya sendiri.

"Alhamdulillah! Akhirnya gue bisa pulang, Ini semua benar-benar sebuah keajaiban." Kiara terkekeh, dia berusaha untuk bangun lalu menepuk-nepuk bokongnya yang terasa kotor.

Kiara dengan cepat masuk ke dalam rumah sederhana miliknya dan segera masuk ke dalam kamar mandi, dia ingin membersihkan tubuhnya karena baru saja datang dari dunia lain.

Setelah selesai dengan ritual mandinya, Kiara melaksanakan shalat malam. Dia bersyukur kepada Tuhan karena diberikan keselamatan, dia bersyukur karena berikan kesempatan kedua untuk hidup kembali. Padahal, dia sempat berpikir akan mati di dalam jurang tersebut.

"Terima kasih, Tuhan atas kesempatan keduanya telah engkau berikan. Aku pastikan akan membalas apa yang sudah dilakukan oleh Kaesang dan juga Kayesa kepadaku," ujar Kiara.

Setelah selesai shalat malam, Kiara lalu menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Karena dia sudah merasa lelah dan juga mengantuk, dia ingin mengistirahatkan tubuhnya.

Brak!

"Aww!" jerit Kiara ketika ranjang yang dia tiduri roboh.

Dia seakan lupa jika kini dia mempunyai kekuatan yang luar biasa, dia harus bisa mengontrol kekuatannya. Dia harus pelan-pelan dalam berlaku, entah dalam hal apa pun.

"Astagfirullah! Aku lupa kalau aku sudah mempunyai kekuatan yang besar," ujar Kiara seraya terkekeh.

Setelah mengatakan hal itu, Kiara langsung menggelar bed cover di atas lantai. Lalu, dia merebahkan tubuhnya yang begitu lelah. Cukup lama dia terdiam seraya menatap langit-langit rumahnya, dia sedang memikirkan bagaimana caranya untuk balas dendam kepada pria yang sudah berusaha untuk membunuh dirinya.

Kiara bahkan masih sangat ingat bagaimana kejamnya Kaesang mencekik dan memukul dirinya tanpa belas kasih, dia juga masih sangat ingat bagaimana Kayesa memukul dirinya dengan kayu.

"Apa yang harus aku lakukan untuk membalas dendam kepada si brengsek itu?" tanya Kiara dengan wajah frustasi.

Tidak lama kemudian, Kiara nampak memejamkan matanya. Bukan bermaksud untuk tidur, tetapi dia sedang memikirkan bagaimana caranya bisa membalas dendam kepada pria yang sudah tega berusaha untuk membunuh dirinya.

"Apa aku harus menemui tuan Keanu, ya? Mungkin saja aku bisa meminta pertolongan kepadanya,'' ujar Kiara.

Keanu merupakan saingan bisnis terberat untuk Kaesang, mereka mengeluarkan produk yang sama. Keduanya bergerak di bidang makanan instan, mereka bersaing untuk meningkatkan kualitas dan harga yang terjangkau.

"Hem! Sepertinya itu ide yang bagus," ujar Kiara.

Kiara tersenyum karena sudah mendapatkan ide untuk membalaskan dendamnya kepada Kaesang, tidak lama kemudian dia tertidur dengan pulas.

Keesokan harinya.

Pukul 8 pagi Kiara sudah bersiap untuk pergi ke perusahaan milik Keanu, dia memakai kemeja panjang berwarna putih dipadupadankan dengan celana bahan berwarna hitam.

Rambutnya dia urai, wajahnya juga dia oles dengan make up tipis. Tidak lupa gincu berwarna nude dia poleskan pada bibir tebalnya, Kiara terlihat begitu cantik sekali.

"Sepertinya pulang nanti aku harus shoping, aku harus membeli banyak baju bagus. Aku juga harus beli apartemen, aku tidak boleh tinggal di rumah ini lagi. Nanti Kaesang akan curiga," ujar Kiara.

Setelah mengatakan hal itu, Kiara langsung pergi menuju perusahaan Keanu. Tentunya dia pergi dengan menggunakan taksi, wajahnya yang dulu cupu kini terlihat begitu cantik.

Saat tiba di perusahaan milik Keanu, Kiara dengan percaya diri menghampiri seorang resepsionis wanita yang ada di sana.

"Selamat pagi, Nona Cantik. Saya mau bertemu dengan tuan Keanu, bisa?" tanya Kiara.

"Apa anda sudah membuat janji terlebih dahulu?" tanya wanita itu.

"Sudah," jawab Kiara yang tidak mau disuruh pulang kembali.

"Kalau begitu silakan anda naik ke lantai 5, anda langsung bisa masuk ke dalam ruangan tuan Keanu." Wanita muda itu menunjukkan lift yang tidak jauh dari sana.

"Terima kasih," ujar Kiara.

Setelah mengatakan hal itu, Kiara nampak melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam ruangan Keanu yang berada di lantai 5. Gadis itu berjalan dengan jantung yang berdebar dengan kencang, dia takut jika kamu tidak akan mau menerima kedatangannya.

Terlebih lagi Keanu tidak mengenal dirinya, pria itu terkenal sebagai pria dingin dan jarang berbicara dengan orang asing.

Saat tiba di depan ruangan Keanu, Kiara bisa melihat dengan jelas jika Keanu sedang membujuk putrinya, Kinara. Anak berusia 5 tahun itu sedang menangis, dia terus saja memeluk sang ayah. Padahal, pria itu terlihat sedang sibuk bekerja.

Kiara bisa melihat akan hal itu karena pintu ruangan tersebut nampak terbuka, saat Keanu menyadari kedatangan Kiara, pria itu langsung menatap tajam ke arah Kiara, karena dia tidak mengenal wanita itu sama sekali. Walaupun merasa begitu gugup, Kiara memberanikan diri untuk mendekati Keanu.

"Selamat pagi, Tuan Keanu. Maaf saya mengganggu pagi anda, saya izin berbicara sebentar boleh?" tanya Kiara.

"Maaf, Nona. Anda siapa, ya?" tanya Keanu.

Keanu ini sedang kerepotan mengurusi putrinya yang terus saja menangis, istrinya meninggal satu minggu yang lalu dan dia kesusahan untuk mengurus putrinya itu. Terlebih lagi selama ini Kinara begitu dekat dengan ibunya, putrinya tidak pernah diserahkan kepada babysitter. Setelah istrinya meninggal, Keanu selalu membawa Kinara ke mana pun.

"Saya, Kiara, Tuan. Bisakah kita bicara sebentar, saja," pinta Kiara.

"Maaf, saya sedang sibuk. Mungkin lain kali," jawab Keanu.

"Ayolah, Tuan. Ini tentang tuan Kaesang," ujar Kiara membujuk.

"Apa hubungannya dengan dia?" tanya Keanu mulai penasaran dengan saingan bisnisnya itu.

"Saya ingin anda membantu saya untuk menghancurkan pria itu," ujar Kiara.

"Jika saya bisa menghancurkan Kaesang, apa imbalannya buat saya?" tanya Keanu.

"Saya akan menjadi babysitter putri anda," jawab Kiara dengan cepat.

Keanu langsung memperhatikan Kiara dari atas kepala hingga ujung kaki, wanita yang ada di hadapannya terlihat begitu cantik. Bodinya bahkan terlihat begitu seksi, dilihat dari sisi mana pun wanita itu tidak pantas menjadi seorang babysitter.

"Apakah anda sedang membuat lelucon, Nona?" tanya Keanu.

"Aih! Mana ada kaya gitu, saya benar-benar membutuhkan bantuan anda. Karena Anda adalah sayang bisnisnya, jika anda yang berusaha untuk menggulingkan usahanya. Dia pasti akan sangat kehilangan harga dirinya, tolong saya ya, Tuan?" pinta Kiara mengiba.

"Ck! Bujuk putriku agar tidak menangis, jika bisa aku akan melakukan apa yang kamu minta."

Untuk sesaat Kiara terdiam, dia menatap Kinara seraya memikirkan cara apa yang dia pakai untuk meluluhkan hati gadis kecil itu. Tidak lama kemudian, dia teringat akan keluarga Keanu yang sedang merayakan ulang tahun putri kecilnya itu.

Anak itu pernah ditanya oleh para karyawan tentang apa yang diinginkan oleh gadis kecil itu tetapi belum terwujud, Kinara berkata ingin pergi ke Disneyland yang ada di Prancis. Selain ingin melihat Disneyland, Kinara juga ingin berpose dengan menggunakan baju princess di dekat menara Eiffel.

"Oke!" jawab Kiara seraya mengahampiri Keanu yang sedang memangku Kinara.

"Hai, Cantik. Main yuk, sama Tante Kiara. Kita biarkan Daddy tampanmu itu mencari uang yang banyak. Nanti kalau Daddy sudah mempunyai uang yang banyak, kita minta Daddy untuk pergi ke Disneyland Perancis," bujuk Kiara.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!