NovelToon NovelToon

DI BALIK CINTA SEORANG ISTRI

Kegelisahan Tania

"Mama takut sayang" kata Tania.

Rian Winata mengecup pipi istrinya yang masih muda dan cantik itu."Mudah-mudahan ciuman ini meneguhkan hatimu.Dion mungkin sudah berubah setelah setahun ini kuliah jauh dari emilia".

"Papa,,mama tak pernah berpikir untuk menyalahkan ibunya.Mbak Emilia tidak pernah bersikap seperti seorang mantan istri yang pendendam.Jujur mama katakan,mama tidak melihat mbak Emilia menghasut Dion untuk memusuhi mama".

Rian menyetujui ucapan Tania."Emilia memang di pihak yang benar,dan Rian tahu itu salahnya," dulu Emilia dan papa merahasiakan ketidakcocokan kami terhadap Dion,sehingga Dion terpukul dengan perceraian kami.Tetapi sekarang mestinya Dion sudah bisa menyesuaikan diri dengan keadaan ini..."

Tania menanggapinya dengan seulas senyum,"Mama merasa takut kalau harus menjemput Dion sendiri.Mungkin dalam perjalanan nanti dari stasiun kreta kemari Dion tidak akan bicara sepatah kata pun dengan mama,kalau dia masih menyimpan kebencian".

"Sayang,kalau papa sempat akan papa jemput dia sendiri.Tapi kan mama tahu,rapat panitia pertandingan itu mengharuskan papa tetap disini.Mama kan tahu pentingnya rapat ini."

Villa megah bernama Royal Bandung itu dulu cuma ramai di saat liburan sekolah saja.Sebagai penginapan orang-orang yang berlibur.Tapi Rian melihat kemungkinan untuk memanfaatkanya sepanjang tahun.Dia membeli tempat itu dan melengkapinya dengan lapangan golf,arena berkuda,lapangan tenis dan kolam renang.Villa itu sendiri dulunya sangat sederhana dan di sulap oleh Rian menjadi sangat Mewah pastinya dengan memakan biaya yang tidak sedikit.

Pemandangan dari puncak itu memang sangat indah lapangan golf,arena berkuda,jalan-jalan setapak menunju kebun bunga serta kolam renang yang luas dan hamparan kebun teh yang hijau menjadi pemandangan tersendiri di villa itu.Mengadakan pertandingan golf tahunan di Villa ROYAL BANDUNG merupakan promosi tersendiri bagi tempat itu.Dengan begitu Rian berpikir villanya akan semakin di kenal banyak orang dan semakin maju,sehingga sangat mudah baginya untuk mendapatkan pundi - pundi uang.

Rian sendiri sangat hobi bermain golf dan berkuda,hobi itulah yang akhirnya membuat dia tertarik untuk memulai bisnis ini dulunya.Apalagi dengan di temani seorang wanita muda yg cantik sebagai istrinya.Yang setiap waktu bisa memberikan kehangatan bagi Rian

Perbedaan usia antara Rian dengan Tania istrinya tidak menjadi penghalang hubungan mereka,Rian memang sudah tua bagi Tania yang masih berusia 25 tahun,sedangkan Rian sudah kepala lima yang artinya lebih dari lima puluh tahun.

Hubungan mereka sangat harmonis diusia pernikahan mereka yang sudah menginjak lima tahun.Yang artinya Tania menikah dengan Rian saat berusia dua puluh tahun.

Tania tidak ingin hamil karena tidak mau melahirkan yang dia anggap akan merusak tubuh nya yang sexy.Bagi Rian itu tidak masalah karena dia pun merasa sudah tua dan sudah memiliki anak di pernikahan sebelumnya bersama Emilia.

Sifat Tania sangat manja terhadap Rian,tapi juga sangat keras kepala.Rian selalu memanjakan Tania dan menuruti semua kemauannya.Pernah saat itu Tania meminta sebuah mobil mewah dan Rian pun tidak keberatan untuk membelikanya.

Tania tidak menyukai Dion,tapi mau tidak mau dia harus menerima Dion sebagai anak tiri.Karena dia tidak ingin Rian berpikir yang macam-macam.Dia masih ingin mempertahankan hubungan pernikahanya dengan Rian sebelum keinginnanya berhasil di capainya.

"Sayang malam sudah larut mari kita istirahat,besok mama akan menjemput Dion kan".Rian mengajak istrinya untuk memasuki kamar pribadi mereka.

Tania merebahkan tubuhnya di samping suaminya.Rian sudah terlelap mungkin dia kecapekan setelah melakukan aktivitasnya seharian.Sementara Tania dia sangat gelisah memikirkan akan kedatangan Dion.Dia takut anak itu akan merusak semua rencananya nanti.Pada akhirnya setelah lelah berpikir Tania pun terlelap dalam pelukan Rian.

MENCIUM IBU TIRI

Tania ingat,tahun lalu Dion datang dan tinggal bersama mereka selama dua minggu.Kenangan tentang kedatangan Dion saat itu membuat Tania merasa hari-hari yang di laluinya penuh dengan ketegangan yang tiada akhir bakal di alaminya lagi. "pah,,bersikaplah biasa saja saat papa menghadapi Dion nanti.Tapi jangan biarkan juga dia menimbulkan persoalan.Mama tidak mau lagi menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan lagi selama dia ada di sini nanti,sama seperti yang terjadi tahun lalu waktu dia berkunjung kesini.sikap nya sangat arogan".

Rian mencoba menjernihkan masalah itu. "Namun tidak semuanya yang terjadi itu yang tidak menyenang kan sayang,ada juga hal-hal baik yang dilakukan Dion".

"Tidak semuanya? Apa papa lupa waktu itu kalau Dion pernah mencoba untuk membunuh papa? Anak papa sendiri telah mencoba untuk membunuh papa!"

"Waktu itu kami lagi sama-sama emosi dan tidak mampu mengendalikan diri sayang" Rian menghela nafas lemah.

"Dan juga kejadian yang terjadi di restorant seafood waktu itu.Banyak orang yang mendengar Dion mengancam akan menghabisi papa saat itu!"Tania terus mengoceh di hadapan suaminya dia sengaja mengingatkan suaminya akan masalah yang terjadi tahun lalu antar Dion dan papanya.Dia sengaja menjelek-jelek kan Dion agar suaminya membenci anak itu.Dan untuk bisa memuluskan rencana nya nanti.

"Sayang,itu kan dulu...,dulu Dion kan masih anak-anak,usianya masih sangat muda,dan waktu itu dia pun sedang menghadapi masalah yang sangat sulit.Harus memilih antara aku atau ibunya.Sudahlah,,,enam jam lagi kereta api yang di tumpanginya datang.Masih banyak waktu untuk bersiap-siap untuk turun ke stasiun menjemputnya". Rian mengakhiri perdebatannya dengan sang istri tercintanya di meja makan di saat mereka sarapan pagi itu.

Mereka sarapan pagi itu di layani beberapa pelayan yg nampak sibuk di ruangan itu.Rian memakan sarapanya dengan tenang.Sesekali Rian bisa melihat istrinya memberi isyarat untuk bicara.

"ehemm,,,sayang,papa ke atas ya,habiskan sarapan mu dan bersiap-siaplah".Rian menatap istrinya kemudian meneguk segelas air putih hangat di hadapanya.Rian berdiri melangkah meninggalkan meja makan berjalan menuju balkon di atas di depan kamarnya.

Rian menatap jauh ke depan,pandangannya kosong.padahal di depannya pemandangan begitu indah,hamparan kebun bunga yang begitu indah.Pikiran Rian melayang mengingat semua kejadian masa lalu nya bersama Emilia dan Dion kecil yg begitu bahagia dulu,tapi hancur karna dia menghiatani Emilia.Dia bermain api dengan gadis muda nan cantik yang menjadi sekreraris nya saat dia masih berada di jakarta dulu.Saat itu Rian adalah CEO di perusahaan yg bergerak di bidang properti yg cukup terkenal.

Pikiran Rian mengalir begitu saja,sampai dia mengingat kejadian setahun lalu,saat Dion berlibur di villanya ini.Pada saat itu mereka memiliki konflik atara ayah dan anak,yang membuat mereka sama emosi dan mempertahan kan ego yang tinggi.Apa yg di katakan Tania di meja makan tadi bisa mempengaruhi pikirannya.

Suara langkah kaki seseorang menaiki tangga dan bunyi pintu berderit membuyar kan lamunan Rian.Tania masuk ke kamar dan mulai bersiap-siap.

Rian mencium pipi istrinya,kemudian mengantarnya ke mobil yang akan di pakai untuk menjemut Dion.Pak Samsul supir pribadi mereka sudah menunggu.Meskipun sudah mencoba untuk membesar- besarkan hati dan menenangkan pikiran Tania,Rian sendiri sebenarnya masih merasa sangat tidak tenang.Dia mencintai dua-duanya Dion maupun Tania.Rian cuma bisa menghibur dirinya,mudah-mudahan kemarahan Dion yang sangat besar itu semata-mata karena menunjukkan betapa Dion sangat menyayangi dan peduli padanya.

Kereta api terlambat datang satu jam dan itu membuat Tania sangat cemas.Tania menyadari segalanya akan berawal dengan kedatanga Dion ini.Tania duduk dengan gelisah.

Ketika kereta api tiba Tania segera bangkit dari tempat duduknya dan segera berjalan ke arah tempat kedatangan penumpang pak Samsul mengikuti di belakang Tania.

Tania segera memasang senyum dan melambai-lambaikan tangannya ketika dia melihat Dion berjalan sambil menyeret kopernya.

Kesan pertama ketika Tania bertemu Dion:pemuda itu tampak begitu muda dan menarik.Tampan,badannya tinggi,dan dadanya bidang.Namun jutek dan nampak lebih dewasa.Wajah itu tampak begitu serius!

"Dion!" sambut Tania.

"Senang sekali bisa bertemu denganmu lagi,ya Tuhan...kamu sudah sebesar ini!" Mungkin Tania akan terus berbasa-basi,kalau saja dia tidak di bikin terkejut.Sebab,setelah meletak kopernya,Dion memeluk dan mencium pipi ibu tirinya itu.Tadinya Tania membayangkan, Dion akan menyambut dingin kehadiranya dan dia siap menerima sikap itu.Tapi tindakan Dion tadi justru membuat persaan Tania menjadi tidak menentu.

"Hai, sungguh kejutan yang sangat menyenangkan," kata Dion "Aku membayangkan papa yang bakal menjemputku."

Ayahmu sebenarnya sangat ingin menjemputmu,tapi dia ada pertemuan yang sangat penting."sambung Tania.

Dengan tatapan penuh haru Dion berkata,"kamu pantas mendapatkan penghargaan."

"Aku!" Tania terkejut.

Dion menatap Tania lekat-lekat.Kita akan selesaikan persoalan sekarang.Sepanjang perjalananku kemari,pikiranku terus mengulang-ulang ucapan minta maaf yang akan ku sampaikan pada mu dan papaku.Betapa aku ini anak yang tidah tahu diri."

"Kamu berhak sepenuhnya untuk berbuat apa saja sesuai dengan keinginanmu.Jadi,tidak ada yang perlu di maafkan," ungkap Tania.

Dion menarik nafas lega sambil menghirup udara puncak yang begitu segar.Pak Samsul memasuk kan barang-barang bawa an Dion ke dalam bagasi mobil.Lalu pak Samsul duduk dan mengemudikan mobil itu.Dion dan Tania duduk di bangku belakang.

"Jauh dari rumah selama setahun membuat pikiranku jauh lebih dewasa." ucap Dion

"Dion aku senang sekali mendengar kamu berkata begitu,dan papamu pasti akan sangat bahagia sekali." Setelah beberapa saat terdiam Tania melanjutkan ucapanya "Bagaimana kabar mamamu?"

"baik-baik saja,mama titip salam untukmu." jawab Dion.

Tania menoleh,"mamamu baik sekali."

"ya dia wanita yang sangat baik" jawab Dion lirih.

Walaupun sudah menjadi sekretaris Rian sebelum Rian menjual semua perusahaanya,Tania belum pernah bertemu dengan Emilia,istri pertama Rian.Emilia memang tidak pernah berkunjung ke kantor.

RENCANA MENJEBAK DION

Malam itu selesai memeriksa keuangan dan mengerjakan sedikit tugas malamnya,Tania berjalan melintasi lobi yang beralas karpet merah tebal ke arah tangga menuju ruang olah raga dan kolam renang.Sambil menundukkkan kepalanya dia berjalan di sepanjang lorong di depan kamar-kamar tamu.Ketika sampai di kamar terakhir,Tania mengetuk pelan-pelan pintu kamar itu setelah dia mengamati sekeliling dan dia merasa yakin tidak ada orang di sekitar tempat itu.

Seseorang segera menarik tangan Tania ketika Tania akan melangkah masuk ke kamar itu.Dan orang itu adalah Bobi,pelatih berkuda dan tenis yang juga pekerja apa saja di vila itu.Lelaki itu bertubuh atletis dengan sorot mata yang tajam.

"Ku pikir kita akan bertemu saat makan malam," kata Tania.

"Kurasa pertemuannya kurang menyenangkan,jadi aku tidak datang." sahut Bobi.

Tania menatap Bobi dengan pandangan kekecewaan. "Kamu salah mas.Seharusnya mas datang ke pertemuan semalam.Mas,,,aku tidak bisa mempercayai ini,Dion sangat berubah sekarang.Dia berkali-kali mengucapkan kata maaf atas perbuatanya yang dulu.sekarang kami sudah berdamai kembali.

Wajah Bobi berubah muram."Kalau begitu cerita terus bagaimana dengan rencana kita sayang?"

Tania hanya mengangkat bahu dan itu hanya membuat Bobi kesal dan marah.

"Kamu ini gimana sih sayangku Tania," kata Bobi.

"Kamu dulu yang bilang anak itu pernah mengancam untuk membunuh papanya dan semua org yang ada di sini mendengar semua yang di katakannya.Semua yang akan kita lakukan sudah kita rencanakan dengan rapi,inilah rencana yang sudah kita susun:menghabisi suamimu dan menjebak anak itu.Kamu bilang itu sangat mudah."

"Manalah aku tahu kalau anak itu sudah berubah sayang?Waktu itu tingkahnya seperti orang gila.Mas tau kan gimana dia saat itu membuat persoalan sulit."Tania bicara panjang lebar.

"lalu?" Bobi bertanya sambil mengerutkan dahi dan menaikkan sebelah alisnya.

Tania terlihat berpikir sambil menggigit bibirnya.

"Kita tetap melanjutkan rencana kita,kita bunuh saja Rian dan kita buat seolah-olah Dion lah pelakunya.Itulah satu-satunya cara agar aku bisa menguasai semua harta kekayaannya.Karena semua orang akan menilai Dion seorang pembunuh tidak berhak atas warisan."

Lalu Bobi menjawab "tapi sekarang siapa yang mau percaya begitu saja kalau anak itu yang membunuh ayahnya?"

Bobi menuju tempat tidurnya dan menyandar kan badannya disana.Kemudian Tania mengikutinya dan menyandarkan kepalanya di bahu Bobi."Aku punya ide,tapi mungkin mas Bobi tidak akan setuju.Aku pernah menceritakannya padamu kan mas,,? anak itu selalu menceritakan cerita kebohongan pada papanya pada saat dia di sini dulu.Bahkan Dion mengatakan pada papanya aku mencoba menggodanya.Dion berusaha melakukan apa saja agar Rian berpihak kepadanya untuk memusuhiku,akan tetapi dia tidak berhasil melakukan itu.Tapi seandainya Dion menemukan alasan yang bisa di percaya Rian bahwa aku benar-benar menggodanya seperti yang dia katakan? apapun yang di ceritakannya pada papanya Rian tidak akan mempercayainya,?"

Bobi tertawa "hahaha" kemudian mencium bibir Tania dan kembali berkata "bodoh sekali kalau kamu beranggapan Rian tak akan percaya."

Tania duduk menegakkan badannya kemudian menatap Bobi dangan sengit. "Aku bukan type wanita penggoda.Mas tahu,,,pada saat Rian menikahiku dulu,dia meninggalkan semua hartanya pada Dion.Aku bahagia telah berhasil merebut Rian dari mereka.Dan aku merasa puas hidup bersamanya.Sampai kau datang kembali di kehidupan ku dan menggodaku,menumbuhkan kembali rasa cintaku padamu yg sempat ku kubur dalam-dalam di hatiku dulu.

Bobi bangkit melingkarkan kedua tanganya di pinggang Tania kemudian mencium leher jenjang wanita itu.Tania mendesah...

"katakanlah idemu sayang."

Tania berbalik menatap Bobi. "Seandainya aku bermain-main dengan Dion? dia pasti akan melapor ke papanya,tapi Rian tidak akan semudah itu mempercayainya.Sebab perubahan sikap Dion yang menjadi baik hanya akan terlihat seperti pura-pura saja bagi Rian.Dengan cara ini sepertinya kita bisa mengadu domba kedua orang itu seperti dulu.

Bobi tampak ragu-ragu.

"Terus,bagaimana kalau kita tidak berhasil sayang?"

Tania mencium Bobi. "Kita coba cara lain sayang.sekarang kita harus lebih hati-hati.Jangan sampai ada yanga mencurigai kita...."

Toh,kesempatan itu selalu ada," kata Bobi menyemangati Tania sambil meraih wanita itu ke dalam pelukannya.

"Kita harus bergerak cepat" kata Tania "Waktu kita tidak lama."

Kedua insan yamg sedang di mabuk asmara itu segera menuntaskan hasrat yang tertunda.

setelahnya Tania keluar dari kamar Bobi,dengan mengendap-endap dia berjalan menuju kamar Rian.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!