NovelToon NovelToon

Suamiku Pria Buta

Bab 1. Kecelakaan

Sore itu, Sean Kingford, pemuda tampan yang berusia 30 tahun saat ini sedang terburu-buru untuk mengejar kekasihnya yang berada di bandara yang sedang bersiap-siap untuk kembali ke luar negeri untuk mengejar cita-citanya di sana.

Sean yang takut sampai ketinggalan pesawat sang kekasih, dia mengemudikan mobil sport miliknya dengan kecepatan maksimal, tanpa memperdulikan keamanan dirinya sendiri.

"Silvia! Tunggulah aku sayang. Kau tidak boleh pergi begitu saja dari negara ini. Aku akan melamarmu hari ini juga dan kita akan menikah sesuai dengan pengaturan dari keluarga besarku yang sudah disiapkan oleh mereka untuk hari bahagia kita berdua!" Sean terlihat begitu bersemangat untuk memperjuangkan cintanya kepada Silvia.

Bagi Sean, Silvia adalah gadis yang sangat sempurna. Silvia memiliki karir yang sangat bagus di luar negeri sebagai seorang pelukis yang sangat terkenal yang memiliki galeri lukisan sendiri. Namanya melambung di luar negeri dan sering mengadakan pameran tunggal atas namanya sendiri. Sean sangat mencintai Silvia dan rela melakukan apapun demi dia.

Sean dulu berkenalan dengan Silvia pada saat dirinya menghadiri pameran tunggal yang diadakan oleh Silvia di luar negeri.

Karena begitu bersemangat dan juga terburu-buru, Sean tidak melihat bahwa 10 meter dari dirinya saat ini terlihat mobil lain juga tengah melaju dengan sangat kencang menuju ke arahnya.

Hingga akhirnya kecelakaan pun tidak bisa dihindari di antara dua mobil yang malang itu.

Sean yang merasakan kesakitan berusaha untuk keluar dari mobil. Tetapi dirinya tidak mampu karena merasakan matanya yang begitu sakit dan perih sekali. "Ada apa dengan mataku? Perih sekali," Sean terlihat begitu kesakitan karena tubuhnya yang terjepit jok mobil miliknya.

Sean mengucek matanya sehingga akhirnya keluar darah dari sana. Tampaknya ada pecahan beling yang masuk kelopak mata Sean dan tanpa sengaja karena dikucek oleh Sean, hal itu mengakibatkan pecah dan Sean kehilangan pandangannya pada saat itu juga.

Sean merasa bingung karena tiba-tiba saja matanya menjadi gelap," Ya Tuhan apa yang terjadi padaku? Kenapa aku tidak bisa melihat semuanya?? Ada apa dengan mataku?" Sean terlihat begitu panik ketika dia menyadari bahwa matanya tidak mampu melihat lagi.

Sementara itu di dalam mobil lainnya yang dikendarai oleh seorang pria paruh baya dan juga seorang ibu yang terlihat pingsan keadaannya tidak kalah mengenaskan.

Pria paruh baya itu berusaha untuk keluar dari dalam mobil dan berusaha untuk menolong istrinya yang kelihatannya pingsan.

"Sayang sabarlah, aku akan membawamu ke rumah sakit. TOLONG KAMI!" pria paruh baya itu berteriak meminta tolong kepada orang-orang yang ada di sekitarnya yang saat ini sedang menyaksikan kecelakaan mereka.

Orang-orang pun kemudian berhamburan dan menolong ketiga orang yang sama-sama sekarat. Sean tampak begitu histeris ketika menyadari bahwa matanya telah buta. Sean yang menghadapi goncangan batin akhirnya pingsan karena tidak mampu menghadapinya.

Setelah mendapatkan telepon dari warga yang melihat kecelakaan itu, akhirnya mereka pun dibawa ke rumah sakit dan ditempatkan di kamar yang berbeda.

Suami istri itu di tempatkan di satu ruangan, sebentar Sean ditempatkan di ruangan VVIP. Karena kepala Rumah Sakit tempat Sean di rawat sudah mengenalinya sebagai anak dari pemilik Rumah Sakit tersebut.

Pihak rumah sakit kemudian langsung menelpon kedua orang tua Sean dan juga anak dari pasangan yang sekarang masih berada dalam situasi koma.

"Sean!! Anakku. Kenapa kamu begini Sayang?" terlihat ibunya Sean yang menangis melihat keadaan putranya yang sangat mengenaskan.

Mereka melihat darah dari kelopak mata Sean dan sekujur tubuhnya penuh luka dan memar. Hal itu membuat mereka sangat ketakutan kalau sampai Sean mengalami kebutaan.

Sean adalah pewaris tunggal dari perusahaan Kingford. Amanda tidak menerima keadaan putranya yang saat ini masih belum sadarkan diri. Raymond sang suami terlihat sangat sedih melihat keadaan Putra mereka yang masih belum jelas situasinya.

Ketika melihat dokter keluar dari ruangan putranya. Amanda dan Raymond pun kemudian langsung mendatangi dokter.

"Bagaimana kondisi Putraku?" tanya Amanda yang saat ini benar-benar sedang terpukul karena kondisi putranya yang sakit parah.

Dokter menghela napas berat karena bagaimanapun keadaan Sean benar-benar sangat memprihatinkan," Maafkan saya nyonya Tuan muda Sean saat ini mengalami kebutaan. Ada pecahan beling yang masuk ke matanya dan tanpa sengaja dikucek oleh Tuan Muda sehingga membuat Tuan Muda mengalami kebutaan permanen. Kecuali ada seseorang yang mendonorkankan matanya, Tuan Muda tidak akan pernah bisa melihat lagi untuk selamanya. Maafkan kami,"Amanda yang mendengarkan keterangan dari Dokter benar-benar kacau dan sedih sekali.

Amanda sampai melorot jatuh. Kalau saja suaminya tidak menopang tubuhnya, mungkin dia akan terduduk di lantai.

"Sabarlah sayang kita serahkan kepada dokter untuk memberikan pengobatan terbaik kepada Sean. Sebaiknya kita hubungi Silvia dan menyuruh dia untuk menemani Sean. Semoga dengan kekasihnya ada di sini Sean menjadi semakin kuat dan memiliki semangat hidup yang tinggi sehingga Sean bisa sembuh dengan cepat." Raymond lalu menghubungi Silvia yang diketahui adalah kekasih dari putranya yang tercinta.

Amanda hanya menganggukkan kepala menyetuju apa yang dikatakan oleh suaminya. "Silvia datanglah ke Indonesia! Saat ini Sean sedang berada di rumah sakit karena kecelakaan mobil yang fatal dia membutuhkanmu. Datanglah kemari dan berikanlah semangat kepada Putraku untuk bisa melanjutkan hidupnya!" Amanda hanya menatap suaminya yang saat ini sedang menelpon Silvia yang digadang-gadang sebagai calon menantu idealnya.

Silvia terkejut mendengarkan kabar tersebut," Apa Tante? Sean kecelakaan? Ya ampun!! Baiklah Tante, aku akan segera ke rumah sakit. Untung saja pesawatku mengalami penundaan jam terbang karena cuaca buruk. Ya, Tante! Saya segera ke sana!" setelah mendapatkan alamat Rumah Sakit Silvia pun langsung meluncur untuk menemui Sean.

Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, Silvia begitu mengkhawatirkan keadaan Sean yang belum jelas keadaannya.

"Ya Tuhan! Semoga kekasihku baik-baik saja!" doa terbaik disampaikan oleh Silvia untuk laki-laki yang dia cintai.

Begitu sampai di rumah sakit Silvia langsung menemui kedua orang tua Sean yang sampai saat ini masih menunggu Sean siuman.

Silvia terkejut ketika melihat mata Sean yang diperban."Om kenapa mata Sean di perban?" tanya Silvia kepada Raymond.

Raymond dan Amanda terlihat menangis mendapatkan pertanyaan itu dari Silvia.

"Sean mengalami kebutaan. Karena saat kecelakaan itu terjadi, matanya kemasukan pecahan beling dan tanpa sengaja Sean malah menguceknya. Sean akan mengalami kebutaan permanen." ucap Raymond.

Silvia benar-benar terkejut mendapatkan kabar itu." Sean akan buta permanen?" Silvia sampai lunglai lemas seluruh tubuhnya.

'Apa itu artinya aku akan memiliki suami seorang laki-laki yang buta? Ya Tuhan! Apa kata dunia kalau aku benar-benar memiliki suami yang buta?' Silvia benar-benar menghadapi dilemanya saat ini.

Bab 2. Di tinggalkan kekasih dan Awal mula bertemu Rosaline

Silvia tampak kebingungan ketika melihat Sean yang sudah mulai siuman dari pingsan akibat obat bius karena Sean yang selesai menjalani operasi.

"Sayang, akhirnya kamu bangun. Bagaimana kabarmu sayang?" Amanda mendekati putranya yang kelihatan kebingungan karena tidak bisa melihat.

Sean meraba-raba sekitarnya yang semuanya serba gelap. Sean langsung memeluk ibunya yang saat ini sedang menangis.

"Mama! Kenapa mataku semuanya gelap? Kenapa aku gak bisa melihat? Mama! Ada apa denganku Mah?" Sean terlihat begitu terpukul menerima kenyataan tersebut.

Silvia yang melihat begitu lemah dan juga mengenaskan secara perlahan dia mundur.

"Silvia sayang. Ayo datanglah kemari dan hiburlah Sean. Dia pasti sangat terpukul sekarang karena tidak bisa melihat lagi." Amanda kemudian menarik tangan Silvia untuk mendekati putranya.

Silvia yang saat ini masih linglung dan bingung pun hanya bisa membeku di hadapan Sean yang masih histeris karena tidak bisa melihat lagi.

"Silvia! Katakanlah sesuatu kepada Putraku dan berikanlah dia semangat untuk terus hidup. Silvia, katakan kalau kau akan selalu bersamanya walau apapun yang terjadi!" perintah Amanda kepada Silvia yang masih belum bisa mengatakan apa-apa.

Sean merasa bahagia ketika ibunya mengatakan bahwa kekasihnya ada di dekatnya saat ini. Sean meraba-raba dan mencari keberadaan Silvia yang sampai saat ini masih Dia membeku dan tidak bisa berkata apapun melihat kekasihnya sekarang telah buta dan cacat.

'Ya Tuhan ternyata Sean benar-benar tidak bisa melihat. Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku tidak mau menghabiskan hidupku untuk mengurus laki-laki cacat seperti dia. Sebesar apapun cintaku untuknya, tetap saja, di luar sana masih banyak laki-laki hebat yang lebih baik daripada dia yang saat ini hanya menjadi pria buta!' bathin Silvia yang terus menolak keberadaan Sean.

"Sayang?? Benarkah kau ada di sini? Di mana kamu sayang? Kenapa kau diam saja?" Sean terlihat panik dan terus meraba-raba sekitarnya untuk mencari keberadaan Silvia.

Amanda menarik tangan Silvia dan disatukan dengan telapak tangan Sean."Dia Silvia. Sean, tampaknya Silvia masih terkejut dengan kondisimu sehingga dia tidak bisa mengatakan apapun untuk saat ini," ucap Amanda dengan air mata bercucuran di kelopak matanya yang walaupun sudah paruh baya tetapi masih terlihat cantik.

Sean sangat bahagia sekali ketika merasakan telapak tangan wanita yang dia cintai ada di dalam genggamannya. "Sayang?" Sean masih berusaha untuk membuat survei bicara dengannya.

Silvia yang tersadar saat mendengar apa yang dikatakan oleh Sean dia pun langsung menarik telapak tangannya.

"Maafkan Sean! Aku tidak bisa untuk melanjutkan statusku sebagai kekasihmu. Aku tidak bisa menjalani hidupku untuk menjadi istri seorang laki-laki buta!" Silvia sudah bersiap untuk meninggalkan Sean. Akan tetapi langkahnya ditahan oleh Sean.

Sean dan kedua orang tuanya begitu terkejut mendengarkan apa yang dikatakan oleh Silvia.

"Kamu bicara apa sayang? Aku tidak mungkin buta selamanya. Aku akan mencari pendonor mata dan aku bisa melihat lagi. Percayalah padaku sayang. Tolong kau jangan tinggalkan aku! Sayang, Aku sangat mencintaimu!" Sean terlihat menghiba di hadapan Silvia yang tetap menggelengkan kepalanya dan kemudian meninggalkan ruangan tempat Sean di rawat.

Kedua orang tua Sean terlihat mengejar Silvia yang berlari keluar meninggalkan rumah sakit dan juga Putra mereka.

Sementara Sean yang saat ini masih terguncang dan shock berat, dia pun turun dari ranjangnya dan menyusuri lorong rumah sakit untuk menuju ke rooftof rumah sakit.

"Aku benar-benar sudah tidak berguna lagi hidup di dunia ini. Aku buta dan cacat. Bahkan wanita yang kucintai sudah tidak mempedulikanku lagi. Lebih baik aku mati saja hidupku sudah tidak ada artinya sama sekali. Kematian masih jauh lebih baik untukku!" Sean menyusuri jalanan menuju ke rooftop rumah sakit.

Air mata Sean mengalir begitu deras di pipinya, penampilan Sean sudah berantakan sekali, "Ya Tuhan hidupku sudah hancur sehancur-hancurnya. Wanita yang paling aku cintai, sudah meninggalkan aku sekarang. Bagaimana mungkin seorang CEO dari Kingfors group, seorang pewaris satu-satunya perusahaan keluargaku harus menjadi pria buta? Dunia pasti akan menertawakanku. Aku lebih baik mati saja sepertinya kematian adalah terbaik untukku! Hiks hiks!" Sean terlihat begitu putus asa.

Sean sudah bersiap untuk meloncat dari atas rooftop rumah sakit. Sampai akhirnya ada seorang gadis yang menarik tangannya dan tanpa sadar malah jatuh ke atas tubuhnya. Mereka berdua tanpa sengaja malah berciuman bibir karena Sean yang jatuh tepat di atas tubuh Eosaline. Gadis yang telah menyelamatkan Sean dari usaha bunuh diri.

Untuk beberapa saat lamanya keduanya terpaku dan membeku di tempat.

Sean yang tidak bisa melihat. Sean hanya merasakan ada sebuah bibir yang terasa begitu manis sekarang sedang mengecupnya dengan lembut. Saat Sean tersadar dia pun kemudian berusaha untuk bangkit dari atas tubuh Sean. Akan tetapi sekali lagi, Sean malah kepleset karena lantai rooftop yang licin sementara Sean masih belum terbiasa dengan kebutaannya.

Kedua orang tua Sean yang kebingungan mencari putranya akhirnya setelah bertanya ke sana kemari. Mereka pun akhirnya menemukan keberadaan Sean yang berada di atas rooftop rumah sakit.

Mata kedua orang tua Sean terkesiap ketika melihat putra mereka yang berada di atas tubuh seorang gadis yang bahkan bibir mereka saling bertaut satu sama lain.

"Sean!! Apa yang sedang kalian lakukan di sini? Apa Kalian sedang berbuat mesum? Sungguh tidak tahu malu!" Raymond tampak begitu murka saat melihat mereka berdua yang seperti sedang berbuat sesuatu yang tidak senonoh.

Apalagi rok Rosaline yang tersingkap hingga ke paha mengakibatkan kedua orang tua Sean menjadi salah paham dengan keadaan mereka berdua saat ini.

Sean begitu terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh ayahnya.

"Tenanglah Pah! Kau jangan mengamuk seperti ini. Kita nikahkan saja mereka berdua agar keluarga kita tidak terkena aib! Mama tidak mau kalau sampai cucu Mama terlahir sebagai anak haram!" Amanda kemudian mendekati Sean yang masih betah di atas tubuh Rosaline yang masih kebingungan dengan situasi yang terjadi.

Rosaline pun kemudian bangkit setelah Sean ditarik oleh ayahnya dari atas tubuhnya.

"Kami tidak melakukan apa-apa kalian jangan salah paham!" Ucap Rosaline berusaha untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya kepada kedua orang tua Sean yang terlihat tidak mau memperdulikan apapun yang dia katakan.

Sama seperti Rosaline, Sean pun tampak begitu frustasi melihat kedua orang tuanya yang bersikeras ingin menikahkan mereka berdua yang telah terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan dan sayangnya kedua orang tuanya melihat posisi mereka berdua yang tidak menguntungkan.

"Papa! Tolong dengarkan kami berdua! Kalian salah paham! Apa yang kami lakukan di sini tidak seperti yang ada di dalam pikiran kalian. Aku tidak sengaja jatuh ke atas tubuhnya. Tidak ada yang terjadi di antara kami!" Sean sekuat tenaga menjelaskan kepada kedua orang tuanya yang tetap tidak mau ambil peduli dengan semua penjelasannya.

Bab 3. Pernikahan Kontrak

Rosaline dan Sean akhirnya dibawa oleh kedua orang tua Sean ke ruangan perawatan Sean yang ada di rumah sakit. Rosaline tidak mengetahui kalau pemuda itulah yang sudah mengakibatkan ayah dan ibunya sekarang terbaring di rumah sakit.

Sean berbisik kepada Rosaline ketika kedua orang tuanya sedang lengah memperhatikan mereka berdua," Ingatlah rahasiakan tentang aku yang berniat untuk bunuh diri atau Aku tidak akan pernah melepaskanmu!" ancam Sean kepada Rosaline.

"Ckckck! Rupanya kamu termasuk anak yang takut dengan orang tua juga ya? Wah lucu juga! Aku kira kamu tidak pernah takut dengan apapun." Rosaline berdecak lidah yang membuat Sean menjadi kesal kepadanya.

"Turuti saja apa yang kukatakan kalau kau masih sayang dengan nyawamu!" perintah Sean dengan nada tegas dan membuat Rosaline semakin penasaran dengannya.

"Aiyo!!! Aku takut sekali!" Rosaline seakan sedang mengejek, sehingga membuat pemuda itu menjadi jengkel padanya.

"Memang apa yang bisa dilakukan oleh pria buta sepertimu, huh? Pria yang cacat bahkan tidak bisa melihat sekitarmu. pakai sok gagah mengancam nyawaku segala! Kau urus saja dirimu sendiri!" Rosaline terlihat tidak takut sama sekali kepada Sean sehingga membuat Sean semakin geram dan tersinggung dengan apa yang dikatakannya.

Saat Sean hendak memukul Rosaline, Raymond melihat ke arah putranya, Rosaline yang tahu kalau Sean takut dengan kedua orang tuanya dia pun langsung berlari ke arah Raymond dan Amanda.

"Duduk kalian!" perintah Raymond kepada keduanya.

Sean yang masih belum terlalu terbiasa dengan kebutaannya hanya bisa pasrah dan menyerahkan dirinya kepada yang kuasa.

Dari suara ayahnya Sean bisa tahu kalau ayahnya saat ini sedang marah besar pada dirinya. Sementara Sean merasa ketakutan kalau sampai Rosaline akan menceritakan tentang niatnya untuk bunuh diri yang pasti akan membuat kedua orang tuanya sedih.

Tetapi menaklukkan Rosaline bukan hal yang mudah. Karena gadis itu memiliki pendirian yang kuat dan tidak bisa dibujuk dengan begitu mudah.

"Kami akan segera mengurus pernikahan kalian berdua sebaiknya kalian tidak berbuat macam-macam." Sean terlihat begitu pasrah dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya.

Rosaline yang merasa keberatan dengan pengaturan tersebut langsung maju ke depan dan menghadapi Raymond.

'Aku tidak mau menikah dengan kanebo kering yang buta seperti dia. Aku memiliki seorang di hatiku yang sangat kucintai. Aku masih akan setia untuk menunggu dia kembali ke Indonesia!' bathin Rosaline yang bergidig ngeri ketika dia membayangkan dirinya akan menikahi Sean yang buta dan jahat.

"Maafkan saya om saya tidak bisa menikahi anak Om. Semuanya hanyalah salah paham saja! Kami tidak melakukan apapun. Saya hanya mencoba untuk___" belum selesai Rosaline melanjutkan kata-katanya mulutnya sudah dibekap oleh Sean yang kebetulan saat itu duduk di sampingnya.

"Baiklah Pah, Mah. Kami berdua akan menikah sesuai keinginan kalian. Kalian aturlah semuanya. Sekarang silakan kalian keluar dulu dan atur semuanya. Karena aku harus berdiskusi dulu dengan calon istriku." Rosaline benar-benar tersentak mendengar ucapan Sean yang begitu semena-mena terhadapnya.

Sean dengan tergesa-gesa membuka pintu ruangan perawatannya dan menyuruh kedua orang tuanya untuk keluar. Setelah itu dia langsung mengunci pintu tersebut membuat kedua orang tuanya menjadi gubuk dan khawatir dengan mereka berdua.

"Sean! Apa yang kalian lakukan? Buka pintunya Sean!" teriak Amanda yang merasa khawatir kalau keduanya melakukan sesuatu yang tidak sepatutnya dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang belum muhrim.

Sean dengan susah payah kemudian berhasil duduk berhadapan dengan Rosaline yang merasa iba melihat laki-laki yang begitu tampan dan gagah tetapi harus mengalami nasib malang dengan tidak bisa melihat.

"Dengarkan aku! Menikahlah denganku. Aku akan menawarkan pernikahan kontrak di antara kita berdua. Kau cukup menjadi istri di atas kertasku selama 2 tahun, setidaknya untuk menenangkan perasaan kedua orang tuaku. Setelah itu kau bebas melakukan apapun yang kau inginkan. Aku akan menggajimu setiap bulan 50 juta dan juga 500 juta untuk tunjangan perceraian kita berdua pada saat kita bercerai!" Bagaikan disambar petir di siang hari, ketika Rosaline mendengarkan semua yang dikatakan oleh Sean yang berkata dengan mimik wajah begitu datar.

"Apa kau gila? Walaupun sekedar menikah kontrak denganmu aku tidak sudi sama sekali. Kau pikir aku bisa kau beli, huh?" tanya Rosaline yang langsung mencak-mencak di hadapan Sean yang hanya tersenyum sinis.

Sean menganggap bahwa semua urusan bisa diselesaikan dengan uang.

"Aku akan menggajimu 100 juta setiap bulan. Tetapi selama masa pernikahan kita berdua kau harus menjaga dirimu sebagai istri dari pewaris Kingford grup! Kau tidak boleh berhubungan dengan laki-laki manapun dan harus siap sedia untuk selalu menemaniku kemanapun sebagai Nyonya Kingford!" ucapan Sean sukses membuat Rosaline benar-benar tidak bisa berkata-kata.

'Rosaline pikirkanlah baik-baik! Saat ini kedua orang tuamu sedang berada di rumah sakit dan membutuhkan banyak biaya. Jangan bodoh Rosaline! Itu hanya pernikahan kontrak dan kau tidak rugi apapun juga! Kau tinggal menyampaikan semua syarat-syaratmu yang harus disetujui oleh kanebo kering yang buta itu!' bathin Rosaline yang mulai tergiur dengan tawaran Sean.

Sean tidak memberikan ekspresi apapun ketika dia menunggu jawaban dari Rosaline.

"Tapi aku tidak mau ada sentuhan atau pun hubungan fisik di antara kita. Satu lagi!! Ingat! Pernikahan itu berlaku hanya ketika kita berada di depan umum. Tetapi ketika kita berada dalam kamar, kita hanyalah dua orang asing yang tidak saling mengenal. Apa kau mengerti?" Tanya Rosaline dengan gugup dan harap-harap cemas.

"Siapa juga yang ingin menyentuh wanita galak sepertimu. Cih, kau terlalu memandang tinggi dirimu sendiri! Aku menyetujui semua yang menjadi persyaratan." Sean merasa lega karena ternyata Rosaline sama saja dengan wanita lainnya yang tidak bisa bergeming ketika sudah melihat angka uang yang banyak.

"Satu lagi," Rosaline terlihat ragu-ragu untuk mengatakan apa yang dia inginkan.

"Apa?" tanya Sean yang terlihat tidak sabar.

" Bayar aku di muka 2 bulan. Karena aku membutuhkan uang untuk perawatan kedua orang tuaku yang saat ini sedang berada di rumah sakit karena kecelakaan." Rosaline menundukka kepalanya karena merasa malu.

"Baiklah aku akan meminta kepada sekretarisku untuk segera mentransfer uang untukmu. Setelah kita menandatangani surat perjanjian pernikahan kontrak kita!" Rosaline benar-benar bersyukur karena dia tidak menyangka ternyata semudah itu mendapatkan uang untuk orang tuanya.

Setelah pembicaraan itu selesai. Kedua orang tua Sean kemudian langsung mengatur pernikahan yang sangat meriah untuk keduanya bahkan sampai masuk berita segala. Sean sengaja melakukan itu untuk membuat cemburu Silvia yang saat ini ada di luar negeri. Mantan kekasihnya yang telah meninggalkan dirinya hanya karena buta.

Sean merasa puas telah menunjukkan kepada Silvia bahwa dirinya bisa menikahi seorang gadis yang cantik. Walaupun Silvia telah lancang meninggalkannya dan menghinanya sebagai orang buta yang tak berguna.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!