NovelToon NovelToon

Pasrah Saja

Di skors

Lana nama nya seorang mahasiswi berusia dua puluh dua tahun, menjalani kehidupan kuliahnya di Universitas Primawan dengan penuh semangat. Dia adalah mahasiswa yang rajin dan berprestasi, tetapi di balik itu semua, dia juga menjalin hubungan asmara dengan Kevin, pacarnya sejak tiga bulan yang lalu. Hubungan mereka adalah hubungan biasa-biasa saja, tanpa ada masalah besar yang mendera.

Hari itu, Lana dan Kevin berkumpul di perpustakaan kampus untuk belajar bersama. Mereka duduk di sudut yang sepi, sibuk dengan buku dan catatan kuliah mereka. Tidak ada yang curiga bahwa kehidupan mereka akan berubah begitu cepat.

Tiba-tiba, pintu perpustakaan terbuka dengan kasar, dan Professor Aditya seorang dekan senior universitas, masuk dengan ekspresi serius di wajahnya. Pandangan semua orang tertuju pada dia, termasuk Lana dan Kevin. Profesor Aditya menghampiri meja mereka dengan langkah tegas.

"Lana, Kevin, saya butuh bicara denganmu berdua. Segera ikuti saya ke ruang dekan."Kata profesor Aditya. dia memandang pasangan ini dengan pandangan yang tidak bisa dibaca sama sekali.

Sesekali dia juga menggelengkan kepalanya dengan lemah yang menyiratkan dia juga merasa tidak berdaya.

Lana dan Kevin saling pandang, bingung dengan kejadian ini. Mereka mengumpulkan barang-barang mereka dan mengikuti Profesor Aditya ke ruang dekan.

"Ada apa dengan profesor Aditya apa jangan-jangan dia...

"sttt jangan berisik masalahnya belum tentu sampai seperti itu"kata Kevin yang segera menyentuh bahu Lana agar Gadis itu tidak menyambung percakapannya.

Lana menganggukkan kepalanya setuju lalu dia memuji mulut dan tidak berkata apapun lagi selain daripada mengikuti langkah kaki profesor Aditya.

Tiba di Ruang dekan , segera saja ruangan itu dipenuhi dengan suasana tegang. Profesor Aditya duduk di meja depan, sementara Lana dan Kevin duduk di depannya dengan tatapan cemas.

"Lana, kami punya bukti yang meyakinkan bahwa kamu telah memberikan nama buruk untuk universitas ini melalui postingan di media sosial. Universitas Primawan sangat serius dalam menjaga citra dan reputasi kami. Karenanya, kami telah memutuskan untuk mendiskorsimu sementara waktu."

profesor Adity segera melemparkan sebuah berita online yang dikumpulkan seperti sebuah makalah. ini tentang kejadian beberapa malam yang lalu

Lana dan Kevin tidak tahu apa yang terjadi .Padahal mereka pacaran seperti biasanya tapi entah bagaimana rumah kost didatangi oleh begitu banyak orang yang mengatakan hal-hal sumbang.

Lana sampai sekarang tidak mengakui jika mereka memang melakukan hal-hal yang terkutuk itu. Lagi pula Lana juga sempat pergi ke rumah sakit untuk mencari bukti jika dirinya masih bersih,dia tidak melakukan hal-hal yang dikatakan oleh orang-orang tersebut

Bisa dikatakan surat dari pihak rumah sakit juga dibawanya serta seandainya ada kejadian yang tidak menyenangkan di universitas.

Tapi sekarang profesor Aditi bahkan tidak bahkan mengatakan jika surat itu tidak lagi diperlukan karena mereka mencoreng nama baik universitas karena perilaku yang tidak terpuji

"Tapi Profesor, saya tidak pernah melakukan hal seperti itu! Saya tidak pernah menghina universitas ini. Ada kesalahan yang terjadi." kata Lana.

Kejadiannya sudah dua atau tiga hari yang lalu Lana sempat berpikir jika bukti yang dia beberkan saat itu benar-benar sudah membersihkan nama baiknya. Sehingga pihak universitas pasti tidak akan mendengar kejadian itu.

Mana tahu jika kejadian itu diberitakan dalam berita online lokal .Bahkan ada fotonya dan juga foto Kevin di sana pada saat mereka ditarik oleh beberapa keamanan desa.

"Saya juga bisa memastikan bahwa Lana tidak pernah melakukan itu. Kami hanya menjalin hubungan asmara biasa, tidak ada alasan untuk melibatkan universitas dalam masalah ini."kata Kevin yang juga mencoba menengahi peristiwa ini.

Dia dan Lana tidak bersalah ini hanya masalah kesalahpahaman saja.

dikatakan lokasi di mana Lana menyewa rumah kost sebenarnya daerah itu memang rawan terjadi tingkat asusila. jadi ada beberapa orang yang melakukan ronda secara sukarela

Naas hari itu adalah hari terburuk keduanya sehingga terjaring dan terjadilah tindak kesalahpahaman ini

profesor Aditya Hanya bisa menarik nafas dan berkata "Kami memahami bahwa ini mungkin sulit untuk dipercaya. Namun, bukti yang kami miliki sangat meyakinkan. Nama kalian tercantum dalam postingan tersebut."

tidak masalah jika nama mereka tercantum di dalam postingan itu masalahnya ada nama universitas juga jadi kejadian itu menyangkut pautkan tentang nama baik universitas.

Inilah yang menjadi masalahnya sekarang. profesor Aditi juga menganggap kejadian ini salah paham tapi bagaimana caranya agar nama baik universitas tidak tercoreng hanya karena masalah ini.

Lana merasa putus asa. Dia tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi, dan apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Dia merasa seperti dunianya runtuh dalam sekejap.

"profesor tolonglah bantu kami benar-benar tidak melakukannya. bapak tahu kan nilai saya di universitas. Saya tidak main-main dengan studi saya Pak profesor"kata Lana yang tidak terima dengan tudingan itu.

"maaf lah nak Kevin ini sudah keputusan bulat dari semua dosen-dosen di sini. mengingat karena kamu memiliki bukti tentang kesalahpahaman jadi hukumannya tidak akan diusir tapi hanya diskor selama 1 tahun. maaf ini sudah keputusan terbaik yang bisa bapak lakukan untuk kalian berdua"

Tapi Pak saya..

"maaf silakan keluar karena masih ada banyak pekerjaan yang harus kami lakukan lagi"Kata profesor Aditya yang langsung meminta pasangan ini untuk keluar dari ruang dekan.

Setelah keluar dari ruang dekan, Lana dan Kevin duduk di bangku di luar gedung administrasi universitas. Mata Lana berkaca-kaca, dan Kevin mencoba menenangkannya.

"Kevin bagaimana ini Kevin padahal aku sudah semester 6, bagaimana mungkin aku bisa diskon sampai seperti ini. Gimana kalau kedua orang tua ku tahu?" kata Lana pelan.

Lana pikir dirinya tidak bersalah karena apa yang dilakukan hanya murni menjadi hubungan antara pria dan wanita secara sehat.

Selain bertemu mereka juga tidak pernah melakukan hal yang berlebihan. Mungkin ada sih ciuman sedikit tapi hanya itu. Entah apa yang terjadi yang jelas malam itu Kevin mengatakan dia sedang sakit perut. Maka harus istirahat dulu untuk beberapa waktu di dalam rumah kost sebelum mereka keluar mencari angin seperti biasa.

"Kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, Lana. Kita... kita harus menamatkan kuliah jangan sampai putus di jalan oke"kata Kevin mencoba menenangkan Lana.

"Kevin ini semua salahmu kenapa malam itu kau harus sakit perut sih. ini gara-gara kamu Kevin kau sudah menghancurkan masa depan.huhuhu Kevin kau jahat"

Setelah mengatakan itu Luna langsung pergi dari lokasi dan dia menangis sejadi-jadinya di sepanjang jalan. sementara itu Kevin hanya bisa berlari mengikuti Luna dari belakang.

Hari-hari keduanya di universitas benar-benar sudah tamat.

Draft

Lana berjalan Sendirian, langkahnya terasa berat diiringi oleh air mata yang membanjiri pipinya. Hatinya hancur saat menyadari bahwa dia diskors dari universitas, tempat yang selama ini menjadi tempatnya belajar dan bermimpi tentang betapa indahnya masa depan.

Di tengah tangisan dan keputusasaannya, Lana mendengar langkah cepat di belakangnya. Dia berbalik dan melihat Kevin, pacarnya yang berusaha mengejarnya.

Kevin berlari dengan nafas yang terengah-engah "Lana, tunggu! Aku tahu kamu sedih, tapi mari kita bicarakan ini. Aku tidak ingin kita berpisah seperti ini."

Lana menoleh dengan ekspresi campuran kesedihan dan kemarahan di wajahnya. Dia ingin memberikan kesempatan pada Kevin untuk berbicara, meskipun hatinya masih terluka karena kejadian yang terjadi.

"Apa yang bisa kamu katakan, Kevin? Aku sudah dianggap sebagai pemberi nama buruk untuk universitas. Bagaimana mungkin aku bisa menerimanya?" kata Lana dengan suara yang tercekat

"Lana, percayalah padaku. Aku tahu ini sulit, tapi kita bisa menghadapinya bersama. Aku akan membantumu melalui ini." kata Kevin yang mencoba meyakinkan Lana.

bukan Lana saja yang sedang diskor saat ini dia juga mengalaminya. jika ini berat untuk Lana maka ini juga berat untuk Kevin secara Dia adalah seorang laki-laki.

Apa yang harus dia lakukan jika pihak universitas tidak menerima mereka lagi setelah ini. Apa jadinya dengan masa depan dan harapan kedua orang tua.

Tapi Kevin masih berpikir secara optimis dan berharap kejadian ini masih bisa diperbaiki.

Kevin berbicara dengan begitu banyak hal yang membuat Lana diam untuk sekejap.

Lana menatap Kevin dengan tajam, mencari kebenaran dalam kata-katanya. Dia mempertimbangkan apakah Kevin benar-benar bisa mendukungnya dan memahami betapa pentingnya pendidikan baginya.

"Kevin, aku butuh kepastian. Aku membutuhkan mu di sampingku dengan penuh dukungan dan keyakinan. Aku tidak ingin melawan ini sendirian." kata Lana dengan lemah.

Lana bingung sendiri dia memang jatuh cinta dengan Kevin tapi tidak berpikir ini akan menimpanya sehingga berharap jika dia dan Kevin saling bergantung satu diantara yang lain.

Masa depannya masih panjang tidak mungkin berakhir dengan cara seperti ini.

Lana berpikir kesalahannya adalah berpacaran lebih dari itu dia tidak melakukan kesalahan apapun. Tidak salah kan jika orang jatuh cinta tapi kenapa dia mendapatkan hukumannya sebegitu berat.

Kenapa.

"Lana, kamu tahu betapa aku mencintaimu. Aku siap melalui segalanya bersamamu. Kita bisa menemukan jalan keluar bersama-sama." kata Kevin dengan serius.

Kevin bahkan berkata dia siap bertanggung jawab. Walaupun mereka tidak melakukan apa-apa di malam itu tapi sebagai seorang laki-laki dia bukanlah pria yang akan menghindari tanggung jawab seperti laki-laki bejat.

Lana melihat raut wajah Kevin, mencoba menemukan tanda-tanda kejujuran dan ketulusan. Dia ingin mempercayai bahwa Kevin bisa menjadi tempat berlindungnya dalam masa sulit ini.

Namun begitu Lana masih saja merasa ragu-ragu "Kevin, aku berharap kamu tidak hanya bicara. Aku berharap kamu benar-benar siap untuk menghadapi semua konsekuensi dan membantu memulihkan nama baikku."

"Lana, aku tidak bisa janji bahwa semuanya akan mudah, tapi aku berjanji akan berada di sisimu. Kita akan menghadapinya bersama dan membuktikan bahwa kamu bukanlah pemberi nama buruk untuk universitas."Kevin segera menarik Lana ke dalam pelukannya.

Bukan saja Lana yang sedih dan merasa terluka dengan kejadian hari ini. Bukankah dia juga korban dari kesalahpahaman ini.

Tapi seberat apapun Ini adalah tanggung jawabnya sebagai laki-laki.

Lana mengambil napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan emosinya. Dia menyadari bahwa keputusan yang dia ambil saat ini akan mempengaruhi masa depannya dan hubungannya dengan Kevin.

"Baiklah, Kevin. Aku memberikanmu kesempatan ini, tapi ingat, aku butuhmu benar-benar berada di sampingku. Jangan pernah membuatku meragukanmu."kata Lana dengan suara rendah dia menyembunyikan wajahnya ke dalam pelukan pria ini.

tidak tahu apa yang dirasakan oleh Lana sekarang yang jelas hatinya galau dan tidak bisa berpikir dengan jernih.

Kevin menggenggam tangan Lana dengan lembut "Aku janji, Lana. Aku akan membuktikan padamu bahwa aku benar-benar siap berjuang bersamamu. Kita akan melewati semua ini bersama-sama."

Dengan keputusan itu diambil, Lana dan Kevin berjalan bersama, berpegangan tangan, dan memasuki masa depan yang tidak mereka ketahui dengan pasti. Namun, mereka berdua siap menghadapi tantangan yang menanti mereka, memperbaiki apa yang rusak, dan membangun kembali kepercayaan yang terluka.

Mereka menghabiskan waktu beberapa jam sebelum benar-benar berpisah.

Tidak lama kembali Lana pulang ke rumahnya .namun lana tidak menceritakan kepada Mama tentang apa yang dialami di universitas.

Mama Lana sedang duduk di ruang tamu sambil membaca buku, ketika tiba-tiba ponselnya berdering. Dia mengambil ponsel dan melihat nama universitas di layar.

"assalamualaikum ini dengan orang tua wali murid bernama Lana Adelia?"

"Halo? Ya, saya ibu dari Lana. Ada apa?"lewat mana yang bahkan tidak pernah berpikiran dulu

"Selamat siang, bu. Kami dari pihak universitas ingin memberitahukan bahwa putri Anda, Lana, telah dijatuhi sanksi diskors selama satu tahun penuh."kata suara orang di seberang sana. tidak ada nada bercanda di dalam suara itu sehingga mama lana jadi terkejut.

"Apa? Diskors? Mengapa? Apa yang telah dilakukan Lana?"Mama lana sedikit menjerit sehingga lana yang berada di atas di dalam kamarnya juga mendengar itu

"Maaf, bu, tapi kami tidak bisa memberikan detail lebih lanjut melalui telepon. Kami mengundang Anda untuk datang langsung ke kampus kami untuk menjelaskan situasinya dengan lebih rinci."

Mama Lana merasa detak jantungnya semakin cepat. Pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran dan kebingungan. Dia tidak bisa membayangkan apa yang bisa membuat Lana mendapat hukuman seberat itu.

Mama Lana bingung tapi masih menjawab dengan suara yang gemetar "Baiklah, saya akan segera datang. Terima kasih atas pemberitahuannya."

Setelah menutup panggilan, mama Lana merasa kepalanya berputar. Dia bergegas ke ruang tengah dan memanggil Lana yang sedang berada di kamarnya.

"Lana, cepat turun ke sini! Ada telepon dari universitas, mereka bilang kamu di diskors! Apa yang telah terjadi?" pekik nya.

Sepengetahuan mamanya lama adalah gadis yang baik-baik tidak pernah macam-macam di luar sana. Tapi jika tidak ada masalah yang besar tidak mungkin universitas langsung memberikan hukuman sekolah untuk putrinya itu.

Lana, yang tidak menyangka bahwa universitas akan menghubungi ibunya, terkejut mendengar berita tersebut. Dia bergegas turun ke ruang tamu, melihat ekspresi cemas ibunya.

Lana tau dia salah tapi Lana belum mau mengakuinya dengan jujur . Tapi Lana masih menjawab mamanya dengan suara gemetar "Mama, aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku benar-benar tidak tahu mengapa aku di diskors. Mereka tidak memberi tahu alasan secara rinci."

Mama Lana tidak sepenuhnya percaya dengan apa yang dikatakan oleh putrinya tapi dia masih memandang sang Putri dengan wajah penuh kekhawatiran "Kita harus segera pergi ke universitas dan mencari tahu apa yang terjadi. Aku tidak bisa membiarkanmu menghadapi ini sendirian."

Lana dan ibunya berencana untuk pergi ke universitas, hati mereka dipenuhi kegelisahan dan kekhawatiran. Mereka berharap dapat menemukan jawaban yang memadai dan mencari cara untuk mengatasi situasi ini yang tak terduga.

Kebetulan papa juga ada di rumah jadi mereka bertiga langsung pergi ke universitas bersama sama.

Pertama kali mendapatkan kabar Ini papa Lana juga terkejut sama seperti mama Lana tadi. Tapi dia masih menganggap masalah ini masih bisa diperbaiki .Karena itu mereka harus mendengar penjelasan pihak universitas terlebih dahulu sebelum menyalahkan Putri mereka.

"Lana kamu tuh harus jujur ya sama papa apa ada yang kamu, sembunyikan?"tanya papanya dengan nada yang sedikit membujuk.

Dia mengenal watak asli dari Lana, putrinya ini adalah gadis yang keras kepala. Tapi dia masih akan menurut jika dilembutkan.

"Papa, Hem....

Wajah lana segera berubah pucat ketika papanya bertanya seperti itu. Tapi dia masih tidak mau membuka mulutnya untuk berkata dengan jujur.

Ada rasa takut dan malu di hati lana.Tapi masalah ini tidak bisa di simpan lagi , lambat laun pasti akan kebongkar juga.

Melihat perubahan wajah putrinya itu Mama Lana juga mengetahui jika ada sesuatu yang tidak beres di sini.

Tapi sekarang mereka tidak bisa banyak bertanya pada Lana. Sulit untuk membuat Lana membuka mulut seandainya dia bersikeras.

Jadi mama dan papa Lana harus bersabar menunggu mereka tiba di universitas.

Dua jam kemudian , Lana dan kedua orang tuanya sudah tiba di ruang dekan.

Ruang profesor Aditya ini sudah penuh dengan ketegangan. Lana, bersama dengan kedua orang tuanya, duduk di depan meja profesor Aditya yang serius.

betapa terkejutnya kedua orang tua anak ketika mendengar tentang penyebab dari kenapa Lana harus diskor selama satu tahun.

Mama langsung menangis dan memukul Lana di depan profesor Aditi tidak peduli dengan rasa malunya sendiri

Sementara itu Lana hanya diam dan pasrah dipukuli mamanya karena dia menyadari sebenarnya memang dia yang salah di sini.

"apa yang sudah kau lakukan Lana,hah apa yang kau lakukan?kenapa kau lakukan ini.huhuhu inikah caramu membayar pendidikan yang sudah Mama berikan sejak lahir"

Buk..buk..buk..

Walaupun dipukul oleh mamanya Lana hanya diam menerima semua perlakuan seperti itu. Bahkan papanya yang tadi bersikap tegar sekarang hanya lesu di atas kursinya.

"aku hanya bercinta oke, semua orang boleh pacaran tapi kenapa ketika aku pacaran aku jadi seperti ini"pikir Lana ketika dia menerima pukulan dari mamanya itu.

Lana benar-benar menyalahkan pandangan orang atas kejadian ini. karena memang dirinya tidak salah sama sekali.

"ibu tenang dulu Kita sedang berbicara tentang masalah anak-anak jadi tenang dan harap mendengarnya oke"Kata profesor Aditi yang pada akhirnya mampu membuat Mama Lana bungkam. Tapi masih terdengar isak tangisnya sesekali.

Profesor Aditya memandang kedua orang tua Lana dengan wajah yang serius "Saya memahami kekhawatiran Anda sebagai orang tua, namun keputusan mengenai sanksi diskors Lana sudah melalui pertimbangan yang matang. Nama baik universitas kami adalah prioritas utama."

"Profesor Aditya, kami benar-benar memohon pada Anda untuk mengurangi sanksi atau memberikan kesempatan kedua kepada Lana. Dia adalah anak kami, dan kami percaya dia telah belajar dari kesalahannya." kata papa Lana dengan memelas, dia menyingkirkan martabatnya sebagai laki-laki. demi puteri semata wayangnya papa Lana rela merendahkan diri sendiri di depan dekan

Ibu Lana menangis, saya juga tahu kesalahan yang sudah lama buat benar-benar memberikan image buruk untuk universitas. namun begitu dia masih memohon pada profesor Aditya untuk nama putrinya."Kami tidak ingin masa depan Lana hancur hanya karena kesalahan kecil ini. Tolong, berikanlah kesempatan kepada Lana untuk memperbaiki diri dan melanjutkan studinya."

Profesor Aditya menggelengkan kepala dan menjawab dengan tegas "Saya menghargai perasaan Anda sebagai orang tua, namun tindakan yang dilakukan Lana memberikan dampak negatif pada nama baik universitas kami. Keputusan ini sudah final, dan tidak ada perubahan yang bisa dilakukan."

Lana juga menangis dan berbicara dengan sedih "Profesor Aditya, saya mohon, saya telah belajar dari kesalahan saya. Saya ingin melanjutkan studi saya, ini adalah impian saya. Tolong berikan kesempatan kepada saya untuk membuktikan bahwa saya bisa menjadi mahasiswa yang baik."

Profesor Aditya menatap Lana dengan serius "Lana, saya mengerti perasaanmu. Namun, konsekuensi dari tindakanmu harus diterima. Diskors adalah hukuman yang kami rasa sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan."

"Tapi apakah tidak ada cara lain? Bisakah kami mencari solusi yang lain? Kami tidak ingin Lana kehilangan kesempatan yang berharga ini."kata papa Lana dengan nada yang kecewa.

Profesor Aditya hanya menganggukkan kepalanya"Saya memahami keinginan Anda sebagai orang tua, namun kebijakan universitas sangat jelas. Saya tidak bisa mengubah keputusan ini."

Kedua orang tua Lana merasa putus asa dan kecewa. Mereka telah mencoba semaksimal mungkin untuk membela Lana, namun permohonan mereka ditolak. Mereka merasa terjatuh dalam keputusasaan, namun mereka tidak ingin menyerah begitu saja.

"Terima kasih atas waktunya, Profesor Aditya. Kami akan mencari cara lain untuk mengatasi situasi ini. Saya tidak akan menyerah dan akan terus berjuang."kata lana yang masih keras kepala dengan kepercayaan diri yang tinggi.

Dia begitu yakin dengan nilai-nilai yang bagus di universitas tentu akan memberikan dirinya beberapa kelebihan.

Tunggu dan lihat saja.

"Saya menghargai semangatmu, Lana. Semoga kamu bisa memperbaiki diri dan menemukan jalan untuk melanjutkan studimu di masa depan."Kata profesor Aditi. gadis ini adalah belajar yang bagus tapi sayang langkah yang dia ambil benar-benar merugikan diri sendiri.

Lana segera menarik mamanya untuk keluar dari ruangan dekan. Mama dan papa juga tidak memiliki hak untuk terus-menerus mendesak profesor editi karena tahu kesalahan yang dibuat oleh Lana, adalah hal yang tidak termaafkan.

Ini sudah menyangkut nama baik universitas. Jika masalah ini tidak sampai ke berita online mungkin Lana tidak perlu diskors sama sekali.

Tapi sayang masih sudah menjadi bubur semuanya sudah terlanjur dan mereka tidak bisa melakukan apa-apa pun untuk mencegah Lana dari diskors.

Sementara Lana kembali ke rumah bersama kedua orang tuanya. pada saat itu keluarga Kevin juga tiba di ruangan dekan untuk memohon hal yang sama

keputusan

Di dalam rumah, Lana berdiri di hadapan kedua orang tuanya, Mama dan Papa Lana. Wajah mereka penuh kemarahan, dan suasana di ruangan itu tegang.

" Lana, apa yang kau lakukan? Bagaimana bisa kau melakukan hal itu?! kata Mama Lana yang tidak terima dengan apa yang dia dengar tadi di universitas.

Putri mereka yang baik dan cantik ini sebenarnya ditangkap basah dan di arak-arak oleh penduduk setempat.

Astaghfirullahaladzim.

" Maaf, ma aku...

"Tidak ada alasan yang bisa membenarkan tindakanmu, Lana! Kau telah menghina dan merugikan keluarga kita!"teriak papa Lana lagi yang segera memotong pembicaraan Lana.

papanya mengerti putrinya ini akan keras kepala dan tidak pernah mengakui kesalahan yang sudah dia buat.

Kesalahan sudah sebesar ini bahkan dia tidak masih tidak mengakuinya, hah Putri macam apa yang sudah mereka besarkan.

Apakah kurang pengajaran agama yang diberikan sejak dini. Apakah kurang dengan uang yang diberikan ketika dia memintanya. Apakah kurang dengan kasih sayang dan perhatian yang diterimanya saja lahir.

Apalagi yang kurang dari itu semua, apa.

"papa tolong dengerin kata-kata Lana. itu cuman semua salah paham.aku dan Kevin itu hanya pacaran biasa Pah. Mereka aja yang main nyelonong dan nggak bertanya lagi, itu...

Plak...

Mama Lana menampar Lana dengan keras "Kau harus sadar akan perbuatanmu! Ini adalah pelajaran yang harus kau dapatkan! sudah sampai seperti ini tapi kau masih belum sadar juga? hah Lana, apa salah Mama dan papa sehingga kau tega-teganya? apa Lana apa,hah?"

Lana terkejut dan menahan tangis,seumur-umur Lana tidak pernah ditampar seperti hari ini. tentu saja Lana sedih karena penjelasannya tidak didengar sama sekali." Ma, Pa, aku minta maaf. Saya tidak bermaksud membuat kalian marah atau kecewa"

Papa Lana menghela nafas panjang,Lana adalah Putri semata wayang mereka tidak memiliki anak-anak lain selain daripada Lana.Tentu saja papa Lana sedih dengan putrinya yang baru saja menerima tamparan oleh dari mamanya ini.

Tapi ini adalah hal yang pantas dia terima setelah menyepelekan tindakannya " Lana, kita tidak bisa mentolerir tindakan seperti itu. Anda harus mengerti konsekuensinya.

" Kita akan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Tindakanmu tidak bisa dibiarkan begitu saja"Kata mamanya yang masih menatap Lana dengan tajam seolah-olah dia seekor singa yang kelaparan.

Ingin saja mamah Lana menerkam lana dan mengunyahnya bulat-bulat. Untung aja sayang.

Namun begitu Mama Lana adalah orang pertama yang menangis dan histeris di sini berbeda dengan mana yang sama sekali tidak merasa bersalah .Walaupun dia sudah diskors oleh universitas.

Jika ada tangisan pun itu hanya karena ditampar oleh mamanya tadi.Yang ditangisipun bukan karena dia ketangkap basah tapi karena mama yang tidak percaya dengan omongannya.

Lana berusaha menahan air matanya.Tidak ada salahnya dengan cinta, yang salah hanyalah perasaan orang tua yang tidak ingin memahami perasaan anak-anak muda.

" Ma, Pa, waspada kita duduk dan bicara dengan tenang? Saya ingin menjelaskan semuanya"

"Baiklah, duduklah. Tapi jangan berharap ini akan mengubah keputusan kami"kata papa Lana yang berusaha untuk menetralkan wajahnya. padahal hatinya sama saja dengan mama Lana saat ini yang benar-benar hancur tidak berbentuk lagi.

Putri yang sudah dia besarkan sekarang benar-benar mencorengkan wajahnya dengan kejadian itu. bagaimana harus papa dan mamanya ini menghadap ke orang-orang. Semua orang pasti menunjuk wajah mereka sebagai orang tua yang tidak pandai mengajar anak sendiri.

Bayangkan saja betapa malunya itu.

Walaupun demikian mari dengarkan penjelasan mana terlebih dahulu.

Mereka duduk di ruang keluarga, namun suasana masih tegang dan penuh kekecewaan.

"Ma, Pa, aku tahu bahwa apa yang aku lakukan salah. aku tidak bermaksud menyakiti perasaan kalian atau menyakiti keluarga kita. aku ingin menjelaskan apa yang terjadi"kata Lana dengan pelan.

" Baik, jelaskan apa yang sebenarnya terjadi"Mama Lana berkata dengan suara yang serak.Sudah tidak ada suara lagi bisa dia keluarkan setelah menangis sepanjang jalan.

" Lana akui lanan sudah bertindak impulsif dan tidak berpikir dengan jernih. lana memahami bahwa tindakan Lana adalah suatu kesalahan besar. Lana menyesalinya papa"

"Lana, itu bukan alasan yang membenarkan perilakumu. Kau harus bertanggung jawab atas tindakanmu"kata papa lagi.

Apa gunanya menyesal, ini semua sudah terlambat. kabar ini akan diketahui oleh orang satu kota. ada begitu banyak anak-anak tetangga yang menimba ilmu di universitas yang sama.

Mana mungkin masalah ini disimpan lagi.

"Lana bersedia menerima konsekuensi dari tindakan lana.Namun, sebelumnya Lana ingin meminta maaf kepada kalian berdua. Lana ingin belajar dari kesalahan ini dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik, maafin Lana mama papa, maafin Lana"kata Lana.

Mamanya mengeryitkan dahinya melihat Lana berkata seperti itu .Tidak ada jejak penyesalan di mata dan juga di dalam nada-nada yang dia keluarkan.

Bahkan meminta maaf pun terkesan asal-asalan. Namun begitu ini adalah adalah putri yang dia lahirkan sendiri dengan 9 bulan 10 hari masa kandungan. Jadi rasa kemarahannya menurun begitu saja.

" Lana, tindakanmu membuat kami sangat kecewa. Kami hanya ingin yang terbaik untukmu"

"Lana tahu,mah, Lana mengerti bahwa ini adalah kesalahan besar, dan lana akan berusaha keras untuk memperbaiki diri"

"Kamu harus memikirkan dampak dari tindakanmu terhadap hubungan dengan keluarga kita dan juga dengan orang lain di sekitarmu"kata papanya.

"sekarang bagaimana tindakan penyelesaiannya, pah?"kata mama lana.

"papa juga tidak tahu mah,tapi coba papa cari tahu apakah skorsing-nya benar-benar final atau masih bisa digeser lagi"

Lana tidak bicara tapi jauh di dalam hati dia yakin jika pihak universitas pasti akan berpikir tentang nilai-nilai bagus yang sudah dia ke depan kan sejak masuk ke universitas itu.

Bukankah nilai-nilai itu juga akan menjadi sebuah pertimbangan oleh universitas. Apalagi dia masih memberikan bukti jika dirinya masih dalam kondisi bersih.

Bukti ini adalah sertifikat perawan yang dikeluarkan oleh pihak rumah sakit.Lana sudah bersiap-siap untuk itu agak lama percaya dengan kemampuannya jika di pengajuan skors itu akan di cabut.

Beberapa saat kemudian Lana mengundurkan diri dengan alasan ingin beristirahat di kamarnya. Sementara itu kedua orang tuanya masih berbicara panjang lebar untuk membuat langkah-langkah selanjutnya.

Mereka begitu khawatir tentang masalah universitas Lana ,sementara Lana sudah semester 6 saat ini.

Sementara itu Lana di dalam kamarnya masih seperti biasa tidak merasa terganggu dengan kejadian ini. hanya saja dia paling tidak terima dengan tamparan dari mamanya tadi.

Lana kecewa dengan keputusan dosen terkait skorsing,tapi lebih kecewa lagi dengan mamanya yang main tampar aja tanpa berpikir untuk istrinya sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!